tugas paplc

7
TUGAS PAPLC-B SISKA DESTI RAHAYU/P27833113070 Jelaskan pengertian macam-macam pengolahan secara biologi ! 1. Activated Sludge 2. Oxidation Ditch 3. Trickling Filter 4. Kolam Stabilisasi 5. RBC 6. Aeration Jawab 1. Lumpur Aktif (Activated Sludge Process) Lumpur Aktif (Activated Sludge Process) Pengertian Pengolahan limbah dengan system lumpur aktif mulai dikembangkan di Inggris pada tahun 1914 oleh Ardern dan Lockett, dan dinamakan lumpur aktif karena prosesnya melibatkan massa mikroorganisme yang aktif, dan mampu menstabilkan limbah secara aerobik. Istilah lumpur aktif diterapkan baik pada proses maupun padatan biologis di dalam unit pengolahan. Cara Kerja 1. Setelah dilakukan penyaringan dan equalisasi, air limbah dimasukkan kedalam bak pengendap awal untuk menurunkan suspended solid. 2. Limbah cair dimasukkan ke dalam tangki aerasi di mana terjadi pencampuran dengan mikroorganisme yang aktif (lumpur aktif). Mikroorganisme inilah yang melakukan

Upload: siskadesti

Post on 24-Sep-2015

7 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS PAPLC-BSISKA DESTI RAHAYU/P27833113070Jelaskan pengertian macam-macam pengolahan secara biologi !1. Activated Sludge2. Oxidation Ditch3. Trickling Filter4. Kolam Stabilisasi 5. RBC6. AerationJawab 1. Lumpur Aktif (Activated Sludge Process)Lumpur Aktif (Activated Sludge Process)

PengertianPengolahan limbah dengan system lumpur aktif mulai dikembangkan di Inggris pada tahun 1914 oleh Ardern dan Lockett, dan dinamakan lumpur aktif karena prosesnya melibatkan massa mikroorganisme yang aktif, dan mampu menstabilkan limbah secara aerobik. Istilah lumpur aktif diterapkan baik pada proses maupun padatan biologis di dalam unit pengolahan.

Cara Kerja1. Setelah dilakukan penyaringan dan equalisasi, air limbah dimasukkan kedalam bak pengendap awal untuk menurunkan suspended solid.2. Limbah cair dimasukkan ke dalam tangki aerasi di mana terjadi pencampuran dengan mikroorganisme yang aktif (lumpur aktif). Mikroorganisme inilah yang melakukan penguraian dan menghilangkan kandungan organik dari limbah secara aerobik. Oksigen yang dibutuhkan untuk reaksi mikroorganisme tersebut diberikan dengan cara memasukkan udara ke dalam tangki aerasi dengan blower.Aerasi ini juga berfungsi untuk mencampur limbah cair dengan lumpur aktif, hingga terjadi kontak yang intensif.3. Campuran limbah cair yang sudah diolah dan lumpur aktif dimasukkan ke tangki sedimentasi di mana lumpur aktif diendapkan, sedangkan supernatant dikeluarkan sebagai effluen dari proses.4. Sebagian besar lumpur aktif yang diendapkan di tangki sedimentasi tersebut dikembalikan ke tangki aerasi sebagai return sludge supaya konsentrasi mikroorganisme dalam tangki aerasinya tetap sama dan sisanya dikeluarkan sebagai excess sludge.

Kelebihan 1. daya larut oksigen dalam air limbah lebih besar2. efisiensi proses lebih tinggi cocok untuk pengolahan air limbah dengan debit kecil untuk polutan organik yang susah terdegradasi

Kekurangan1. Areal instalasi luas, sehingga membutuhkan dana investasi cukup besar, akibatnya pemanfaatan teknologi lumpur aktif menjadi tidak efisien di Indonesia.2. Proses operasional yang rumit mengingat proses lumpur aktif memerlukan pengawasan yang cukup ketat seperti kondisi suhu dan bulking control proses endapan.3. Membutuhkan energi yang besar Membutuhkan operator yang terampil dan disiplin dalam mengatur jumlah massa mikroba dalam reactor Membutuhkan penanganan lumpur lebih lanjut.

Picture

2. Oxidation DitchOxidation Ditch (Parit Oksidasi)

PengertianOxidation ditch adalah bak berbentuk parit yang digunakan untuk mengolah air limbah dengan memanfaatkan oksigen (kondisi aerob). Kolam oksidasi ini biasanya digunakan untuk proses pemurnian air limbah setelah mengalami proses pendahuluan. Fungsi utamanya adalah untuk penurunan kandungan bakteri yang ada dalam air limbah setelah pengolahan.

Cara Kerja1. Air limbah diskrin dulu dengan coarse screen dan dikominusi dengan comminutor agar ranting dan sampah menjadi berukuran kecil dan dapat disisihkan.2. Setelah itu air limbah dialirkan ke dalam grit chamber untuk menyisihkan pasirnya.3. Tahap selanjutnya adalah primary settling tank yang berfungsi mengendapkan partikel yang lolos dari grit chamber. Efluen settling tank ini selanjutnya masuk ke parit oksidasi. Pada setiap unitnya, air limbah selalu mengalami pengenceran (dilusi) otomatis ketika kembali mengalir melewati bagian inlet. Faktor dilusi ini bisa mencapai nilai 20 s.d 30 sehingga nyaris teraduk sempurna meskipun bentuk baknya mendukung aliran plug flow, yakni hanya teraduk pada arah radial saja dengan aliran yang searah (unidirectional). Influennya serta merta bercampur dengan air limbah yang sudah dioksigenasi dan mengalami fase kekurangan oksigen. Pengulangan ini berlangsung terus-menerus selama pengoperasian parit oksidasi

Kelebihan Biaya Rendah

Kekurangan1. Membutuhkan lahan yang luas2. Efisiensi penurunan zat organik sangat terbatas, (influen + 200 mg/lt BOD, efluen + 50 mg/l BOD) dan masih mengandung zat padat tersuspensi yang tinggi dari adanya algae (100 200 mg/l).3. Efisiensi tidak stabil (menurun pada malam hari) karena proses photosyntesa terhenti.

Picture

3. Trickling Filter Trickling Filter (Saringan Menetes)

PengertianTrickling Filter merupakan salah satu aplikasi pengolahan air limbah dengan memanfaatkan teknologi Biofilm. Trickling filter ini terdiri dari suatu bak dengan media fermiabel untuk pertumbuhan organisme yang tersusun oleh materi lapisan yang kasar, keras, tajam dan kedap air. Kegunaannya adalah untuk mengolah air limbah dengan dengan mekanisme air yang jatuh mengalir perlahan-lahan melalui melalui lapisan batu untuk kemudian tersaring.

Cara Kerja1. Air limbah dialirkan ke bak pengendapan awal untuk mengendapakan padatan tersuspensi2. Selanjutnya Air limbah dialirkan ke bak Trickling Filter melalui pipa berlubang yang berputar, kemudian keluar melalui pipa under-drain yang ada didasar bak dan keluar melalui saluran efluen.3. Air limbah dialirkan ke bak pengendapan akhir dan limpasan dari bak pengendapan akhir merupakan air olahan.4. Lumpur yang mengendap selanjutnya disirkulasikan ke inlet bak pengendapan awal

Kelebihan 1. Tidak membutuhkan lahan yang luas2. Operator tidak perlu terampil

Kekurangan1. Sering timbul lalat dan bau yang timbul dari reaktor, karena suplai oksigen tidak merata2. Sering terjadi pengelupasan biofilm 3. Timbul sumbatan4. Hanya untuk mengolah limbah encer dengan beban BOD rendah

Picture

4. Kolam Stabilisasi Kolam Stabilisasi

Pengertian

Cara Kerja

Kelebihan

Kekurangan

Picture

5. RBC RBC (Rotating Biological Contactors)

PengertianRotating Biological Contactor (RBC) adalah suatu proses perngolahan air limbah secara biologis yang terdiri atas didsc melingkar yang diputar oleh poros dengan kecepatan tertentu. Unit pengolahan ini berotasi dengan pusat pada sumbu atau as yang digerakkan oleh motor drive system dari diffuser yang dibenam dalam air limbah, dibawah media.

Cara KerjaMekanisme aerasi terjadi ketika mikroba terpapar oksigen di luar air limbah sehingga terjadi pelarutan oksigen akibat difusi. Sesaat kemudian, mikroba ini tercelup lagi ke dalam air limbah sekaligus memberikan oksigen kepada mikroba yang tersuspensi di dalam bak. Bersamaan dengan itu terjadi juga reintake material organik dan anorganik yang merekat didalam biofilm. Tetesan air berbutir-butir yang jatuh dari media plastik dan bagian biofilm yang merekat dipermukaan plastik juga memberikan peluang reaerasi. Begitu seterusnya secara kontinyu 24jam sehari, ada yang bagian terendam, ada bagian yang terpapar oksigen.

Kelebihan 1. Mudah dioperasikan,2. Mudah dalam perawatan3. Tidak membutuhkan banyak lahan4. Beberapa variasi parameter dapat di kontrol seperti kecepatan putaran disc, resirkulasi, dan waktu detensi.

Kekurangan1. Kerusakan pada materialnya seoerti as, coupling, bearing, rantai, gear box, motor listrik, dll.2. Biaya kapital dan pemasangan mahal3. Biaya investasi mahal jika debit airnya besar.

Picture

6. Aeration Aeration

Pengertian

Cara Kerja

Kelebihan

Kekurangan

Picture

DAFTAR PUSTAKA

Novita rina.2011.Teknik Pengolahan Limbah Cair (http://rina-novita.blogspot.com/2011/06/teknik-pengolahan-limbah-cair.html) diakses 25 mei 2015 pukul 20.00