tugas paper teknologi informasi dan multimedia

14
TUGAS PAPER TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA “MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI” “Tepung Pisang” OLEH : SINTA OKTAVIA 07115039 UNAND JURUSAN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2010 1. Pendahuluan Usaha kecil menurut definisi dari Bank Indonesia, adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 miliar, dimiliki WNI dan berdiri sendiri (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/4/KEP/DIR tanggal 4 April 1997 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil). Secara garis besarnya kegiatan usaha kecil dan menengah dengan mengambil basis kegiatan pertanian dapat dikelompokkan dalam 2 kegiatan, yaitu : Agribisnis dan Agroindustri. Agribisnis adalah kegiatan usaha yang membudidayakan tanaman, ternak mulai dari saat awal pertumbuhan hingga menghasilkan produk siap konsumsi dan siap olah untuk proses lebih lanjut. Sedangkan agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan mentah dari pertanian termasuk di dalamnya tanaman dan ternak sedemikian rupa menghasilkan produk hasil olahan yang beragam jenis dan manfaatnya. Sebenarnya usaha dalam bidang agribisnis dan agroindustri apabila dikelola dengan baik dapat menjadi lahan usaha yang sangat menjanjikan, hal ini didasarkan atas pengamatan empiris di lapangan bahwa sektor ini banyak menyerap tenaga kerja dan permintaan pasar domestik maupun global cenderung mengalami peningkatan. 2. Karakteristik Usaha Agribisnis Dan Agroindustri Dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia akan selalu membutuhkan makanan kapan dan dimanapun dia berada, oleh karena itu bidang pertanian merupakan bidang strategis bagi kehidupan manusia. Dengan demikian mengembangkan usaha dalam bidang pertanian, baik berupa produk mentah, bahan setengah jadi maupun produk jadi pada dasarnya merupakan kegiatan yang memiliki prospek sangat baik dan orientasinya bisa seumur hidup apabila sistem tata niaga dan pengelolaannya baik. Mengembangkan usaha dalam bidang agribisnis dan agroindustri, baik berupa produk mentah, bahan setengah jadi maupun produk jadi merupakan kegiatan yang memiliki prospek sangat baik. Hal ini disebabkan oleh karena selama manusia hidup akan selalu memerlukan sandang, pangan, pakan dan papan untuk kebutuhan hidupnya, yang notabene sumber bahan bakunya berasal dari kegiatan bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Jadi usaha

Upload: elly-willy

Post on 30-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

TUGAS PAPER TEKNOLOGI INFORMASI DAN MULTIMEDIA “MANAJEMEN PRAKTIS USAHA BIDANG AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI” “Tepung Pisang” OLEH : SINTA OKTAVIA 07115039 UNAND JURUSAN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2010

1. Pendahuluan Usaha kecil menurut definisi dari Bank Indonesia, adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha), atau usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1 miliar, dimiliki WNI dan berdiri sendiri (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/4/KEP/DIR tanggal 4 April 1997 tentang Pemberian Kredit Usaha Kecil). Secara garis besarnya kegiatan usaha kecil dan menengah dengan mengambil basis kegiatan pertanian dapat dikelompokkan dalam 2 kegiatan, yaitu : Agribisnis dan Agroindustri. Agribisnis adalah kegiatan usaha yang membudidayakan tanaman, ternak mulai dari saat awal pertumbuhan hingga menghasilkan produk siap konsumsi dan siap olah untuk proses lebih lanjut. Sedangkan agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan mentah dari pertanian termasuk di dalamnya tanaman dan ternak sedemikian rupa menghasilkan produk hasil olahan yang beragam jenis dan manfaatnya. Sebenarnya usaha dalam bidang agribisnis dan agroindustri apabila dikelola dengan baik dapat menjadi lahan usaha yang sangat menjanjikan, hal ini didasarkan atas pengamatan empiris di lapangan bahwa sektor ini banyak menyerap tenaga kerja dan permintaan pasar domestik maupun global cenderung mengalami peningkatan. 2. Karakteristik Usaha Agribisnis Dan Agroindustri Dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia akan selalu membutuhkan makanan kapan dan dimanapun dia berada, oleh karena itu bidang pertanian merupakan bidang strategis bagi kehidupan manusia. Dengan demikian mengembangkan usaha dalam bidang pertanian, baik berupa produk mentah, bahan setengah jadi maupun produk jadi pada dasarnya merupakan kegiatan yang memiliki prospek sangat baik dan orientasinya bisa seumur hidup apabila sistem tata niaga dan pengelolaannya baik. Mengembangkan usaha dalam bidang agribisnis dan agroindustri, baik berupa produk mentah, bahan setengah jadi maupun produk jadi merupakan kegiatan yang memiliki prospek sangat baik. Hal ini disebabkan oleh karena selama manusia hidup akan selalu memerlukan sandang, pangan, pakan dan papan untuk kebutuhan hidupnya, yang notabene sumber bahan bakunya berasal dari kegiatan bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Jadi usaha dalam bidang ini orientasinya bisa seumur hidup. Permasalahannya adalah dalam mengembangkan usaha bidang ini banyak kendala yang dihadapi, mulai dari ketersediaan bahan baku, aspek kesehatan, periode waktu atau umur konsumsi hingga cara penanganannya. Karakteristik produk pertanian pada umumnya dipengaruhi oleh musim, mudah rusak (karena fisik, kimia atau bilologis) dan bentuknya beragam sehingga bagi kebanyakan orang awammengelola kegiatan agribisnis atau agroindustri dianggap beresiko tinggi disamping untuk dapat menghasilkan membutuhkan waktu yang cukup lama dibandingkan usaha lainnya. Ada beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan dasar dalam pengembangan produk pertanian, antara lain yaitu : 1. Umur tanam hingga produksi 2. Lama konsumsi dari produk pertanian tersebut (umur simpan) 3. Variabilitas bahan untuk diolah dari satu produk ke produk yang lain 4. Cara penanganan pasca panen, penyimpanan dan penyajian 5. Kesesuaian dengan standar yang ditetapkan 6. Penampakan produk dalam rangka menarik minat konsumen 7. Aspek lingkungan pemasaran Semua faktor di atas akan berdampak pada keberhasilan dalam pemasaran produk kepada konsumen. Idealnya produk pertanian yang akan dipasarkan memiliki umur konsumsi yang lama, mudah diolah menjadi berbagai macam produk, mudah dalam mengolah dan menyajikannya, tidak sulit dalam menyajikan kemasannya, memenuhi standar yang berlaku umum

Page 2: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

untuk produk pangan terutama yang menyangkut kesehatan dan dapat dipasarkan di berbagai tempat. Untuk mendapatkan produk pertanian yang ideal tersebut tidak mudah, oleh karena tidak semua bahan memiliki karakteristik yang sama, yang pada akhirnya akan membawa konsekuensi kepada biaya produksi. Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam kaitannyadengan aspek pemasaran produk adalah strategi pemasaran yang bagaimana yang akan dipilih oleh perusahaan dalam kaitannya dengan produk yang dibuat. Porter (1985) mengemukakan bahwa pada dasarnya ada 3 strategi penting untuk mendapatkan kesuksesan dalam bidang pemasaran produk, yaitu : 1. Keunggulan dalam biaya / ongkos. Pemasaran produk dengan mengandalkan keunggulan dalam biaya, misalnya menjual produk dengan harga yang murah namun dengan kualitas yang baik. Hal ini bisa dilakukan karena perusahaan mampu menghemat biaya produksi dalam proses produksi, baik pada pemilihan bahan baku, proses, kemasan maupun biaya untuk tenaga kerja. 2. Keunggulan karena adanya ciri pembeda atau keunikan dari produk yang dibuat (diferensiasi). Strategi ini menekankan pada aspek keunikan pada produk yang dipasarkan, baik penekanan pada merk, bentuk, logo, kualitas atau image dari produknya itu sendiri. Untuk strategi ini biasanya diikuti dengan biaya yang tinggi. 3. Keunggulan karena memfokuskan pada target atau segmen pasar tertentu. Strategi ini mengandalkan pada suatu fokus tertentu, misalnya hanya mengkhususkan pada segmen pasar “remaja” atau orang tua saja. Ke tiga model strategi yang dapat ditempuh tersebut pada akhirnya akan menentukan karakteristik produk yang akan dibuat hingga perencanaan investasi dan produksinya. Sebagai rantai awal yang sangat penting dan mendukung produksi suatu usaha, tidak terkecuali kegiatan pertanian adalah dukungan logistik atau supplier. Bagian ini merupakan unsur penunjang utama dalam kegiatan usaha yang terutama bergerak dalam bidang produksi komoditas pertanian. Keberhasilan suatu usaha yang memproduksi suatu komoditas sangat ditentukan oleh pengelolaan sistem produksi dan hubungannya dengan pemasok bahan baku atau logistik. Dengan demikian bagian inipun sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang tinggi bila dikembangkan dengan baik, jadi tidak hanya mengandalkan kepada kekuatan dalam memproduksi saja. Manajemen produksi dalam hal ini merupakan faktor utama yang menentukan jalannya roda usaha produksi komoditas. Sedangkan sistem distribusi merupakan bagian penyalur komoditas yang telah dibuat pada tingkat penyaluran produk dalam jumlah yang banyak sebelum sampai kepada pelanggan atau pemakai. Untuk dapat menyampaikan produk yang telah diproduksi diperlukan adanya jaringan pemasaran pemasaran yang memadai sebagai kepanjangan tangan jaringan distribusi. Produk yang diproduksi dan dipasarkan tidak akan bertahan lama untuk tetap diminati oleh pemakai apabila aspek pelayanan kepada pelanggan (Service & maintenance) diabaikan. Melihat keterkaitan diantara variabel yang satu dengan variabel lainnya dari rantai nilai kegiatan usaha tersebut, dapatlah dipahami bahwa kebanyakan perusahaan-perusahaan yang bertarafinternasional berhasil dalam menjalankan usahanya karena mereka mampu menjalankan seluruh variabel yang ada pada rantai nilai tersebut. Kondisi ini berbeda dengan kebanyakan perusahaan di Indonesia, dimana masih banyak diantara perusahaan tersebut yang belum dapat memadukan semua variabel rantai nilai menjadi satu kesatuan yang utuh dan terintegrasi sehingga menciptakan suatu usaha yang kuat. Sebagai contoh kasus misalnya pada bidang agribisnis. Kebanyakan wirausaha agribisnis di Indonesia sudah mampu mengelola sistem produksi (manajemen produksi) dengan baik, namun ketergantungan produsen pada pemasok (supplier) baik itu pupuk, benih atau sarana produksi lainnya maupun kepada jaringan distribusi dan pemasarannya masih lemah. Kondisi ini seringkali menyebabkan produsen produk-produk pertanian (petani) menderita kerugian karena adanya permainan dari pemasok bahan baku, disamping itu masalah lain adalah spekulan yang bergerak di sektor distribusi, pemasaran dan pelayanan pelanggan yang turut

Page 3: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

mengatursistem sedemikian rupa produsen berada pada posisi tawar menawar yang lemah. Dalam pemilihan kegiatan usaha yang akan dilakukan oleh calon wirausaha baru baik dalam bidang agribisnis maupun agroindustri terlebih dahulu harus dipahami masing-masing karakteristik kegiatan dalam ke dua bidang usaha tersebut. Hal ini penting mengingat untuk kegiatan agribisnis lebih menekankan pada kegiatan di lapangan (lahan usaha tani) sementara kegiatan agroindustri dilakukan dalam ruang usaha (pabrik atau bangunan unit produksi). Secara umum kegiatan agribisnis memiliki perbedaan yang mendasar dibandingkan dengan kegiatan agroindustri. Beberapa perbedaan tersebut antara lain : NO AGRIBISNIS AGROINDUSTRI 1 Kegiatan produksi pada lahan dan dipengaruhi oleh kondisi topografi, iklim, karakteristik tanah dan tata air Kegiatan produksi dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yang dihasilkan dari kegiatan agribisnis 2 Produktivitas hasil dipengaruhi oleh aplikasi teknis dilapangan Produktivitas hasil dipengaruhi oleh kreatifitas dan tingkat pemanfaatan teknologi proses 3 Pemeliharaan tanaman sebagai penghasil produk perlu intensif Penanganan produk pasca panen menjadi titik kritis 4 Tingkat resiko keberhasilan usaha tinggi karena tergantung pada alam Resiko keberhasilan usaha relatif lebih kecil karena dapat diprediksi lebih baik dan tidak tergantung pada alam 5 Terfokus pada satu produk (dari satu komoditas hanya dihasilkan satu produk) Dari 1 input sumber bahan baku dapat dihasilkan produk yang bervariasi 6 Produk yang dihasilkan mudah rusak, umur konsumsi pendek Produk yang dihasilkan lebih tahan lama, umur konsumsi lebih lama 7 Tidak ada nilai tambah karena nilai jual terpaku pada satu produk akhir komoditasnya Ada nilai tambah, karena dari satu sumber bahan baku dapat dihasilkan beragam produk olahan dengan berbagai variasi harga 8 Membutuhkan waktu cukup lama untuk menghasilkan produk (± 3 bulan hingga tahunan) Waktu pengolahan produk relatif singkat (hitungan jam atau hari) 9 Kegiatan dilakukan di lahan usaha tani Kegiatan di lakukan dalam ruang unit produksi Sebagai bahan pertimbangan bagi pelaku usaha yang akan terjun dalam bidang agribisnis ataupun agroindustri, perlu kiranya diketahui terlebih dahulu tahapan-tahapan kegiatan yang harus dilakukan. Beberapa tahapan kegiatan yang biasa dilakukan dalam bidang agribisnis adalah sebagai berikut : Pemeliharaan, Pemberantasan hama & penyakit

Panen Penanganan & Pemasaran

Gambar : Tahapan Kegiatan Agribisnis Dari tahapan tersebut, maka faktor penentu keberhasil usaha agribisnis terletak pada uapaya pemenuhan : - Benih, bibit - Pupuk - Pengolahan tanah - Pestisida - Irigasi & drainase - Pemeliharaan - Pemanenan - Keputusan dalam memasarkan produk (cara ijon atau dengan pemasaran sendiri) Apabila diamati dari beberapa faktor tersebut, sebenarnya masing-masing elemen dapat pula dijadikan sebagai bagian dari unit usaha lain yang dapat dikembangkan, sebagai contoh misalnya : - Usaha penyedia benih, bibit, pupuk, pestisida, peralatan dan mesin - Usaha jasa penyewaan peralatan dan mesin pertanian - Usaha pemasaran dan transportasi produk Berbeda dengan kegiatan agribisnis, kegiatan agroindustri pada dasarnya merupakan kegiatan tindak lanjut dari usaha yang dilakukan dalam agribisnis dimana output dari agribisnis merupakan bahan baku bagi kegiatan agroindustri. Dengan demikian tahapan kegiatannya merupakan kelanjutan dari kegiatan agribisnis, yaitu sebagai berikut : Kondisi permintaan Dan penawaran Komoditas

Page 4: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

Segmentasi Pasar Pengolahan bahan Baku produk Agribisnis

Gambar : Tahapan Kegiatan Agroindustri Pengolahan produk pertanian agribisnis menjadi produk agroindustri dapat dilakukan sesuai dengan jenis produk akhir yang diinginkan, sebagai contoh misalnya : apabila produk yang diinginkan dari buah pisang adalah tepung pisang, maka proses pengolahannya harus mengikuti tahapan pemilihan buah dengan kematangan 60% , pembersihan, pengupasan, perendaman buah, perlakuan bahan agar tidak berwarna pucat, perajangan, pengeringan, penepungan (pengecilan ukuran) dengan mesin, pengemasan. Sementara bila produk akhir yang diinginkan adalah sale pisang, maka pengolahannya adalah pemilihan buah dengan tingkat kematangan 90 – 95%, pengupasan, pengeringan, pemipihan dengan mesin atau alat pemipih (roller), pengemasan. Dari kedua jenis produk, proses pengolahan maupun mesin atau peralatan atau teknologi proses yang digunakan berbeda. Dengan kata lain makin banyak produk akhir yang ingin dibuat akan makin banyak pula teknologi proses yang dibutuhkan. AGROINDUSTRI PISANG Gambar : Kegiatan Pengolahan Tepung Pisang Gambar : Alat Pengolahan Pisang Proses pembuatan tepung pisang Tepung pisang dibuat dari buah pisang yang masih mentah namun yang sudah cukup tua. Tepung pisang banyak dimanfaatkan sebagai campuran pada pembuatan roti, cake, kue kering, campuran tepung terigu, dan campuran makanan bayi. Pada dasarnya semua jenis buah pisang mentah dapat diolah menjadi tepung, tapi warna tepung yang dihasilkan bervariasi, karena dipengaruhi oleh tingkat ketuaan buah, jenis buah dan cara pengolahan. Buah pisang kepok mempunyai warna tepung yang paling baik, yaitu putih. Teknologi pengolahan tepung pisang yang diintroduksikan adalah penggunaan alat pengiris, mesin pengering, dan mesin penepung yang terbuat dari bahan yang aman untuk pengolahan makanan. Selain itu juga diperkenalkan teknologi perendaman irisan buah pisang dalam larutan asam sitrat sebelum pengeringan yang mampu mencegah reaksi pencoklatan pada irisan buah, sehingga dapat memperbaiki warna tepung pisang yang dihasilkan. Program Yang Dapat Mendukung Program pengembangan agrobisnis tanaman buah-buahan secara terpaduProgram pengembangan system informasi pasar, harga komoditas pertanian dan teknologi pengolahan Usaha Ikutan Pengadaan dan penyaluran benih unggul, sarana dan prasarana produksi lainnya.Usaha pengolahan makanan yang menggunakan bahan baku pisang Manfaat pengolahan pisang menjadi tepung antara lain : v Lebih tahan disimpan v Lebih mudah dalam pengemasan dan pengangkutan v Lebih praktis untuk diversifikasi produk olahan v Mampu memberikan nilai tambah buah pisang v Mampu meningkatkan nilai gizi buah melalaui proses fortifikasi selama pengolahan v Menciptakan peluang usaha untuk pengembangan agroindustri pedesaan Apabila dilihat dari sumber bahan bakunya, kegiatan agroindustri akan dapat memberikan variabilitas usaha dan produk yang lebih banyak daripada kegiatan agribisnis mulai dari budidaya hingga tanaman atau ternak berproduksi saja. Menurut kategori jenis tanaman atau ternak yang dibudidayakan, kegiatan agroindustri yang dapat dikembangkan setidaknya membutuhkan bahan baku dari tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman obat & industri, peternakan dan perikanan. 3. Aspek Penting Dalam Perencanaan Usaha Dalam Agribisnis Dan Agroindustri Pada saat seseorang memutuskan untuk memulai usahanya, maka pada saat itu pula ia harus dapat merencanakan kegiatan usahanya dengan baik. Kesalahan dalam perencanaan merupakan suatu langkah awal menuju kegagalan. Kegiatan perencanaan usaha setidaknya mengikuti beberapa tahapan, antara lain : 1. Menganalisis situasi yang berhubungan usaha yang akan dilakukan 2. Pemahaman tentang organisasi dan tata laksana perusahaan. 3. Kegiatan berikutnya yang harus dilakukan sebelum memulai berwirausaha adalah bekal pemahaman

Page 5: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

tentang bagaimana menjalankan suatu usaha baik dari segi pembentukan badan usaha (organisasi usaha), manajemen organisasi usaha maupun pengetahuan tentang manajemen keuangannya. Dalam tahapan ini seorang wirausahawan perlu mengetahui dan menguasai beberapa aspek penting dalam pengelolaan usaha seperti : · Bagaimana menentukan harga pokok dan harga jual produk, penentuan volume produksi (bila produk tersebut diproduksi sendiri) dan perhitungan titik impas usaha, sistem pembukuan keuangan. · Pengetahuan tentang konsep bunga uang (cara hitung bunga) yang diperlukan dalam menentukan seberapa besar tingkat keuntungan perusahaan dapat diperoleh dan untuk antisipasi kegiatan usaha yang sistem keuanganya melibatkan perbankan (misalnya modal diperoleh dari pinjaman bank). · Kemampuan dalam menganalisis alternatif usaha yang paling menguntungkan sehingga usaha yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan dalam jangka waktu yang lama atau bisa dialih generasikan. · Bagaimana cara menjalin kemitraan dengan berbagai pihak terkait dengan dunia usaha, baik itu bank, koperasi, dinas instansi terkait, lembaga riset & pengembangan. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan membuat proposal dan teknik negosiasi sangat dipelukan3. Melakukan studi kelayakan usaha · Sebagai tahapan akhir dari kegiatan perencanaan usaha adalah menganalisis kelayakan ekonomi dari usaha yang akan didirikan. Bekal pengetahuan dasar sebelumnya akan dapat menunjang dalam melakukan analisis kelayakan ekonomi kegiatan usaha. Untuk menganalisis kelayakan ekonomi dari suatu diperlukan perkiraan pendapatan dan pengeluaran biaya yang akan terjadi seandainya usaha tersebut jadi dilaksanakan. Oleh karena pada tahapan ini baru berupa perencanaan, maka dalam analisisnya diperlukan harga atau nilai-nilai perkiraan. Apabila kriteria kelayakan ekonomi terpenuhi, maka kegiatan usaha dapat dilakukan. 4. Mengelola sistem produksi dalam berusaha dengan cara yang efektif dan efisien Kegiatan ini terkait dengan bagaimana memadukan unsur Manusia, Mesin, Material (bahan baku), Metode Kerja, Modal Kerja, dan Memasarkan Produk dengan seefektif dan seefisien mungkin. 5. Menjaga usaha yang dilakukan agar berkesinambungan dengan mengacu pada kaidah 3K yaitu : KAPASITAS, KUALITAS dan KONTINYUITAS. Kaidah ini mengandung makna bahwa usahakan kegiatan usaha selalu memenuhi kapasitas standar bagi pemenuhan target produksi yang direncanakan dengan tidak melupakan unsur kualitas produk yang baik dan terjaga (kesehatan, penampakan, aman, dan manfaat) serta dapat diproduksi secara kontinyu (berkesinambungan). KESIMPULAN : 1. Secara garis besarnya kegiatan usaha kecil dan menengah dengan mengambil basis kegiatan pertanian dapat dikelompokkan dalam 2 kegiatan, yaitu : Agribisnis dan Agroindustri. 2. Agribisnis adalah kegiatan usaha yang membudidayakan tanaman, ternak mulai dari saat awal pertumbuhan hingga menghasilkan produk siap konsumsi dan siap olah untuk proses lebih lanjut. Sedangkan agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan mentah dari pertanian termasuk di dalamnya tanaman dan ternak sedemikian rupa menghasilkan produk hasil olahan yang beragam jenis dan manfaatnya. 3. Pengolahan produk pertanian agribisnis menjadi produk agroindustri dapat dilakukan sesuai dengan jenis produk akhir yang diinginkan, sebagai contoh misalnya : apabila produk yang diinginkan dari buah pisang adalah tepung pisang, maka proses pengolahannya harus mengikuti tahapan pemilihan buah dengan kematangan 60% , pembersihan, pengupasan, perendaman buah, perlakuan bahan agar tidak berwarna pucat, perajangan, pengeringan, penepungan (pengecilan ukuran) dengan mesin, pengemasan. 4. Sistem agribisnis pisang tidak terlepas dari peran berbagai disiplin ilmu seperti pemuliaan tanaman, agronomi, hama dan penyakit tanaman, pasca panen dan pemasaran serta manajemen perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya keterpaduan antara teknologi dari masing-masing disiplin ilmu tersebut untuk menciptakan keberhasilan suatu system agribisnis pisang. 5. Manfaat pengolahan pisang menjadi tepung antara lain : v Lebih tahan disimpan v Lebih mudah dalam pengemasan dan

Page 6: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

pengangkutan v Lebih praktis untuk diversifikasi produk olahan v Mampu memberikan nilai tambah buah pisang v Mampu meningkatkan nilai gizi buah melalaui proses fortifikasi selama pengolahan v Menciptakan peluang usaha untuk pengembangan agroindustri pedesaan SUMBER : Idjatnika. 2007. Teknologi Pendukung Agribisnis Pisang Sekretariat Daerah Kabupaten Garut. Peluang Investasi Agribisnis Pisang Prihatman, Kemal. 2000. Pisang ( Musa Spp). Jakarta : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS Rahmarestia. W, Elita. 2009. Alat dan Mesin pengolahan tepung Budidaya Tanaman Tomat01 Februari 2010 22:44Budidaya Tanaman TomatBy : Zulia Indriadi 07115 021

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.

A. FASE PRA TANAM

1. Syarat Tumbuh>- Tomat dapat ditanam di dataran rendah/dataran tinggi- Tanahnya gembur, porus dan subur, tanah liat yang sedikit mengandung pasir dan pH antara 5 - 6- Curah hujan 750-1250 mm/tahun, curah hujan yang tinggi dapat menghambat persarian.- Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang pertumbuhan tanaman yang masih muda karena asimilasi CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak, tetapi juga akan merangsang mikroorganisme pengganggu tanaman dan ini berbahaya bagi tanaman

2. Pola Tanam- Tanaman yang dianjurkan adalah jagung, padi, sorghum, kubis dan kacang-kacangan- Dianjurkan tanam sistem tumpang sari atau tanaman sela untuk memberikan keadaan yang kurang disukai oleh organisme jasad pengganggu

3. Penyiapan Lahan- Pilih lahan gembur dan subur yang sebelumnya tidak ditanami tomat, cabai, terong, tembakau dan kentang .- Untuk mengurangi nematoda dalam tanah genangilah tanah dengan air selama dua minggu- Bila pH rendah berikanlah kapur dolomite 150 kg/1000 m2 dan disebar serta diaduk rata pada umur 2-3 minggu sebelum tanam harus dilakukan :

· Buatlah bedengan selebar 120-160 cm untuk barisan ganda dan 40-50 cm untuk barisan tunggal

· Buatlah parit selebar 20-30 cm diantara bedengan dengan kedalaman 30 cm untuk pembuangan air.

· Berikan pupuk dasar 4 kg Urea /ZA + 7,5 kg TSP + 4 kg KCl per 1000 m2 diatas bedengan, aduk dan ratakan dengan tanah- Atau jika pakai Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg / 1000 m2 dicampur rata dengan tanah di atas bedengan.- Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata diatas bedengan dosis 1-2 botol/1000 m2. Hasil akan lebih bagus jika diganti SUPER NASA (dosis ± 1-2 botol/1000 m2 ) dengan cara

Page 7: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

· alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.

Ø alternatif 2 : setiap 1 gembor volume 10 lt diberi 1 sendok peres makan SUPER NASA untuk menyiram + 10 meter bedengan- Sebarkan Natural GLIO 1-2 sachet yang telah dicampur pupuk kandang (+ 1 minggu) merata di atas bedengan pada sore hari- Jika pakai Mulsa plastik, tutup bedengan pada siang hari- Biarkan selama 5-7 hari sebelum tanam

Ø Buat lubang tanam dengan jarak 60 x 80 cm atau 60 x 50 cm di atas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm4. Pemilihan Bibit- Pilih varietas tahan dan jenis Hybryda ( F1 Hybryd )

Ø Bibit berdaun 5-6 helai daun (25-30 HSS=hari setelah semai) pindahkan ke lapangan

Ø Untuk mengurangi stress awal pertumbuhan perlu disiram dulu pada sore sehari sebelum tanam atau pagi harinya (agar lembab)

B. FASE PERSEMAIAN (0-30 HSS)

o Siapkan media tanam yang merupakan campuran tanah dan pupuk kandang 25 - 30 kg + Natural GLIO (1:1)- Masukkan dalam polibag plastik atau contongan daun pisang atau kelapa

o Sebarlah benih secara merata atau masukkan satu per satu dalam polibag

o Setelah benih berumur 8-10 hari , pilih bibit yang baik, tegar dan sehat dipindahkan dalam bumbunan daun pisang atau dikepeli yang berisi campuran media tanam

o Penyiraman dilakukan setiap hari (lihat kondisi tanah)- Penyemprotan POC NASA pada umur 10 dan 17 hari dengan dosis 2 tutup/tangki

C. FASE TANAM ( 0-15 HST=Hari Setelah Tanam)

Bedengan sehari sebelumnya diairi ( dilep ) dahulu- Bibit siap tanam umur 3 - 4 minggu, berdaun 5-6- Penanaman sore hari- Buka polibag plastik- Benamkan bibit secara dangkal pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya- Selesai penanaman langsung disiram dengan POC NASA dengan dosis 2-3 tutup per + 15 liter air- Sulam tanaman yang mati sampai berumur 2 minggu.

Caranya tanaman yang telah mati, rusak, layu atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru, dibersihkan dan diberi Natural GLIO lalu bibit ditanam- Pengairan dilakukan tiap hari sampai tomat tumbuh normal (Jawa : lilir), hati-hati jangan sampai berlebihan karena tanaman bisa tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit- Amati hama seperti ulat tanah dan ulat grayak.

Page 8: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

Jika ada serangan semprot dengan Natural VITURA- Amati penyakit seperti penyakit layu Fusarium atau bakteri dan busuk daun , kendalikan dengan menyemprot Natural GLIO dicampur gula pasir perbandingan 1:1. Untuk penyakit Virus, kendalikan vektornya seperti Thrips, kutu kebul (Bemissia tabaci), banci ( Aphis sp.), Kutu persik (Myzus sp.) dan tungau (Tetranichus sp.) dengan menyemprot Natural BVR atau Pestona secara bergantian- Pasang ajir sedini mungkin supaya akar tidak rusak tertusuk ajir dengan jarak 10-20 cm dari batang tomat

D. FASE VEGETATIF ( 15-30 HST)

Jika tanpa mulsa, penyiangan dan pembubunan pada umur 28 HST bersamaan penggemburan dan pemberian pupuk susulan diikuti pengguludan tanaman- Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu semenjak tanam, diberi pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman (1-2 gram), berikan di sekeliling tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian ditutup tanah dan siram

dengan air- Pemupukan kedua dilakukan umur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl (± 5 gr), berikan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan sedalam ± 1 cm kemudian ditutup tanah dan siram dengan air.- Bila umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat dipupuk Urea dan KCl lagi (7 gram). Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh ( ± 7 cm).- Jika pakai Mulsa tidak perlu penyiangan dan pembubunan serta pupuk susulan diberikan dengan cara dikocorkan- Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari- Amati hama dan penyakit seperti ulat, kutu-kutuan, penyakit layu dan virus, jika terjadi serangan kendalikan seperti pada fase tanam- Semprotkan POC NASA (4-5 tutup) per tangki atau POC NASA (3-4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) setiap 7 hari sekali.- Tanaman yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera diikat pada ajir dan setiap bertambah tinggi + 20 cm harus diikat lagi agar batang tomat berdiri tegak.- Pengikatan jangan terlalu erat dengan model angka 8, sehingga tidak terjadi gesekan antara batang dengan ajir yang dapat menimbulkan luka.

E. FASE GENERATIF (30 - 80 HST)

a. Pengelolaan Tanaman- Jika tanpa mulsa penyiangan dan pembubunan kedua dilakukan umur 45-50 hari- Untuk merangsang pembungaan pada umur 32 HST lakukan perempelan tunas-tunas tidak produktif setiap 5-7 hari sekali, sehingga tinggal 1-3 cabang utama / tanaman- Perempelan sebaiknya pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara; ujung tunas dipegang dengan tangan bersih lalu digerakkan ke kanan-kiri sampai tunas putus. Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau

b. gunting, sedangkan tanaman yang tingginya terbatas perempelan harus hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel sehingga tanaman tidak terlalu pendek

c. Ketinggian tanaman dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah mencapai 5-7 buah- Semprotkan POC NASA dan HORMONIK setiap 7-10 hari sekali dengan dosis 3-4 tutup POC NASA dan 1-2 tutup HORMONIK/tangki. - Agar tidak mudah hilang oleh air hujan dan merata tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.

d. Pengamatan Hama dan Penyakit- Ulat buah (Helicoperva armigera dan Heliothis sp.). Gejala buah berlubang dan kotoran menumpuk dalam buah yang terserang. Lakukan pengumpulan dan

Page 9: Tugas Paper Teknologi Informasi Dan Multimedia

pemusnahan buah tomat terserang, semprot dengan PESTONA- Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp.)

e. .Gejala buah busuk karena terserang jamur dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih. - - Bersifat agravator, yaitu sebagai vektornya penyakit jamur, bakteri dan Drosophilla sp. Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida)- Busuk daun (Phytopthora infestans), bercak daun dan buah (Alternaria solani) serta busuk buah antraknose (Colletotrichum coccodes). Jika ada serangan semprot dengan Natural GLIO- Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami (PESTONA, GLIO, VITURA) belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

f. Busuk ujung buah. Ujung buah tampak lingkaran hitam dan busuk. Ini gejala kekurangan Ca ( Calsium). Berikan Dolomit.

F. FASE PANEN & PASCA PANEN (80 - 130 HST)

Panen pada umur 90-100 HST dengan ciri; kulit buah berubah dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun tua mengering, batang menguning, pada pagi atau sore hari disaat cuaca cerah. Buah dipuntir hingga tangkai buah terputus. Pemuntiran buah dilakukan satu-persatu dan dipilih buah yang siap petik. Masukkan keranjang dan letakkan di tempat yang teduh dengan lanakah sebagai berikut :

· Interval pemetikan 2-3 hari sekali.- Supaya tahan lama, tidak cepat busuk dan tidak mudah memar, buah tomat yang akan dikonsumsi segar dipanen setengah matang

· Wadah yang baik untuk pengangkutan adalah peti-peti kayu dengan papan bercelah dan jangan dibanting

· Waspadai penyakit busuk buah Antraknose, kumpulkan dan musnahkan

· Buah tomat yang telah dipetik, dibersihkan, disortasi dan di packing lalu diangkut siap untuk konsumsi