tugas-obat-kimed

3
Berdasarkan aksinya, protein G ada tiga jenis, yaitu : Gs ( stimulatory G protein ), yang bekerja mengaktifkan enzim adenilatsiklase. Gi ( inhibitory G protein ), yang bekerja menghambat enzim adenilatsiklase, dan Gq, yang bekerja mengaktifkan fosfolipase pada jalur fosfolipase. Dopamin Penyakit parkinson berhubungan dengan kekurangan dopamin. Kerja dopamin berhubungan dengan reseptor dopamin, suatu reseptor yang tergandeng protein G ( G-Protein-Coupled Reseptor (GPCR). Penyakit Parkinson disebabkan karena terjadinya degerenasi saraf dopaminergik. Karena itu, salah satu pendekatan pengobatannya adalah dengan mengaktivasi reseptor dopamin dengan agonisnya Contoh obat yang berkerja dengan reseptor histamine : Famotidine Cara Kerja Obat : Famotidin bekerja dengan menghambat secara kompetitif reseptor histamin H2. Aktivitas farmakologi yang penting dan famotidin adalah menghambat sekresi gastrik, sehingga volume sekresi gastnk dan konsentrasi asam menurun. Ranitidin

Upload: dian-purnama

Post on 11-Nov-2015

232 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

obat

TRANSCRIPT

Berdasarkan aksinya,protein G ada tiga jenis, yaitu :Gs ( stimulatory G protein ), yang bekerja mengaktifkan enzim adenilatsiklase.Gi ( inhibitory G protein ), yang bekerja menghambat enzim adenilatsiklase, danGq, yang bekerja mengaktifkan fosfolipase pada jalur fosfolipase.

DopaminPenyakit parkinson berhubungan dengan kekurangan dopamin. Kerja dopaminberhubungan dengan reseptor dopamin, suatu reseptor yang tergandeng protein G ( G-Protein-Coupled Reseptor(GPCR). Penyakit Parkinson disebabkan karena terjadinya degerenasi saraf dopaminergik. Karena itu, salah satu pendekatanpengobatannya adalah dengan mengaktivasi reseptor dopamin dengan agonisnya

Contoh obat yang berkerja dengan reseptor histamine :FamotidineCara Kerja Obat: Famotidin bekerja dengan menghambat secara kompetitif reseptor histamin H2. Aktivitas farmakologi yang penting dan famotidin adalah menghambat sekresi gastrik, sehingga volume sekresi gastnk dan konsentrasi asam menurun.RanitidinRanitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 3694 mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 68 jam. Ranitidine diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 23 jam setelah pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan dan antasida. Waktu paruh 2 3 jam pada pemberian oral, Ranitidine diekskresi melalui urin.

Simetidin

Cara Kerja Obat : Simetidin adalah antihistamin penghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible. Penghambat reseptor H2 akan menghambat sekresi asam lambung, baik pada keadaan istirahat maupun setelah perangsangan oleh makanan, histamine, pentagastrin, insulin dan kafein.Pada pemberian oral, simetidin diabsorbsi dengan baik dan cepat, tetapi sedikit berkurang bila ada makanan atau antasida. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam 1-2 jam setelah pemberian, dengan waktu paruh 2-3 jam. Simetidin diekresikan sebagian besar bersama urin dan sebagian kecil bersama feses.

SalbutamolNama Obat : SalbutamolMekanisme kerja :. Salbutamol merupakan suatu senyawa yang selektif merangsang reseptor 2 adregenik terutama pada otot bronkus. Golongan 2 agonis merangsang produksi AMP siklik dengan cara mengaktifkan kerja enzim adenil siklase. Efek utama setelah pemberian per oral adalah efek bronku-dilatasi yang disebabkan terjadinya relaksasi otot bronkus. Dibandingkan dengan isoprenalin, salbutamol bekerja lebih lama dan lebih aman Karena efek stimulasi pada jantung lebih kecil, maka bias digunakan pada pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.Efek Samping : Pada dosis yang dianjurkan tidak di temukan adanya efek samping yang serius pada pemakaian dosis besar dapat menyebabkan tremor halus pada otot skelet, palpitasi, kejang otot, takikardia, ketegangan dan sakit kepala. Efek ini terjadi pada semua perangsang adreno reseptor beta. Vasodilatasi perifer, gugup, hiperaktif, epitaxis (mimisan), cepat marah, susah tidur