tugas material anorganik(defrinuridwan,09630040) (2)
TRANSCRIPT
Defri Nuridwan (09630040)
KIMIA
A. material Anorganik Berlapis adalah material anorganik yang memiliki lapisan-lapisan
bermuatan negatif dengan kation-kation di dalam antar lapisnya dan memiliki
kemampuan mengembang dan sifat penukar ion dan luas permukaan yang besar
(Wijaya, 2002).
B. Klasifikasi Material Anorganik Berlapis :
Struktur kelompok mineral lempung utama 1:1 dan 2:1 T:O lapisan diwakili
oleh unit utama dalam serpentine-kaolin dan talk-pyrophylit.
1. Kaolin-Serpentine Group
Salah satu mineral lapisan T:O, 1:1 serpentine, kelompok kaolin terdiri dari
satu lembar tetrahedral yang terkondensasi untuk satu lapisan oktahedral tunggal dan
mineral ini sebagisan besar memiliki diameter 7,1-7,3 Å.struktur Kaolin ideal adalh
[(Al4Si4O10) (OH)8 ] dengan lapisan oktahedral yang dari jenis gibsit, struktur
serpentin ideal adalah [Mg6Si4O10] (OH)8 dengan lembar oktahedral dari jenis brukit.
Sub kelompok kaolin terdiri dari tiga politype (pengaturan susunan yang berbeda)
kaolinit, dickite dan nacrite serta halosit (Scot, M dkk,2004).
2. Pyrophyilite-Talk Group
Semua mineral (TOT) 2:1 mineral berisi satu lapisan oktahedral pusat
terkondensasi untuk dua lembar tetrahedral pararel melalui aspek oksigen
silika T untuk OH oktahedral hidroksil. Rumus strukur ideal Pyrophilite dan
Talk [Al4Si8O20] (OH)4 dan [Mg6Si8O20] (OH)4 masing-masing memiliki jarak
diameter 9,1-9,4Å. Antar lapisan tertarik oleh gaya van der waals dan oksigen
yang diikat sangat hidrofobik dan setiap muatan digunakan oleh subsitusi
tetrahedral yang sebagian besar dinetralkan oleh oktahedral.
3. Smectite Group
Mineral smektit mengandung lapisan 2:1 TOT, tetapi mereka berbeda
dari pyrophylite-talc dalam jumlah yang lebih signifikan dari subsitusi isomorf
berlangsung. Cukup untuk menaikan muatan per sel unit 0,5-1,2. Muatan
negatif yang timbul dari hal ini diimbangi dengan interlayer, kation terhidrasi
(terutama, K, Na, Ca dan Mg). Interaksi muatan agak menyebar karena
sebagian besar muatan muncul dari subsitusi isomorf dalam lapisan
oktahedral. Karena itu kation terhidrasi secara longgar dipegang dan mudah
dipertukarkan. Selain itu, sejumlah besar air dapat ditampung di antara lapisan
yang menimbulkan komponen pembengkakan yang memberikan smectit,
selain itu molekul organik polar tertarik oleh kation dapat ditukar dan
diinterkalasi, yang menyebabkan penumpukan. Dari semua mineral lempung,
smectit adalah yang menjadi salah satu yang menarik dalam kimia untuk
modifikasi dan aplikasi.
4. Vermiculite Group
Mineral ini sangat mirip dengan 2:1 smectit TOT kecuali lapisan
mereka dengan kepadatan muatan yang lebih tinggi (1,2-1,8) karena tingkat
yang lebih besar dari subsitusi isomorf, yang timbul terutama dari pengganti
tetrahedral. Sementara air dan molekul organik polar akan terinterkalasi,
penumpukan lebih terbatas daripada bagian smectite. Dalam mineral alami
kation penukar adalah Mg dengan sejumlah kecil Ca dan Na. Vermicuilite
yang trioktahedral dan sering terbentuk sebagai kristal besar dengan morfologi
platy, mirip dengan mika. Meskipun mereka lebih lembut dan mengandung air
interlayer. Sehubungan dengan mika induk dari mana mereka berasal muatan
lapisan negatif vermiculites lebih rendah dari besi teroksidasi (Scot, M
dkk,2004)
5. Illite Group
Illite tersusun 2:1 mineral lempung TOT oktahedral untuk sebagian
besar tetapi mereka nonexpanding. Hal ini karena muatan per sel unit pada
sekitar 1,8 timbul terutama dari subsitusi tetrahedral dan kation dipertukarkan
adalah ion K, interlayer K sangat cocok ke bagian ditrigonal dari muatan
oksigen dasar. Oksigen kemudian menyusun pararel dengan ion K tertanam ke
permukaanya dan gaya elektrostatik yang kuat illite mengandung K kurang
dan lebih banyak air dari mika aslinya.
6. Mica dan Brittle Group
Mineral ini perbandinganya 2:1 TOT, berbagai isomorf tersubsitusi
menghasilkan puluhan mika spesifik dan mika rapuh dibagi menjadi sub
kelompok trioktahedral. Mika biasanya memiliki K atau kation tukar Na,
sementara di miak yang rapuh kation interlayer utama adalah Ca. Kepadatan
muatan mika yang tinggi dan rapuh mengarah ke gaya elektrostatik yang
begitu kuat sehingga interlayer molekul polar tidak ada dan mereka akibat
pengaruh nonswelling.
7. Palygorskite-spiolite Group
Mineral ini berserat perbandinganya 2:1 TOT lempung unik karena
mereka memiliki struktur saluran yang dihasilkan dari inversi berulang dari
lapisan silikat. Oleh karena itu mereka tidak memiliki lapisan oktahedral terus
menerus. Palygorskite mineral menunjuka struktur lorong, strktur ini telah
dijelaskan sebagai pita 2:1 unit phyllosilicat yang dihubungkan pada SiO4
inversi tetrahedral tentang ikatan Si-O-Si. Sudut ini menghubungkan pita
menghasilkan kerangka kerja yang relatif terbuka saluran sejajar dengan tepi
pita dan disepanjang sumbu serat. Lebar pita berisi lima dan delapan lokasi
oktahedral per unit struktural untuk palygorskite dan sepiolite masing-masing.
Speiolite memiliki saluran sedikit lebih lebar. Sepiolite trioktahedral terutama
dengan Mg di lapisan tersebut, sedangkan rasio Mg untuk kation trivalen dapat
bervariasi 3:1-1:3 membuat mereka lebih kepada dioktahedral (Scot, M
dkk,2004)
8. Klorite-Group
Unit struktural mineral klorite terdiri dari lapisan 2:1 dengan muatan negatif
seimbang dengan selembar hidroksida bermuatan positif oktahedral dalam interlayer.
Dua jenis lapisan oktahedral dalam 2:1 lapisan TOT dan lainya diantara mereka.di
dalam di-trioktahedral, kedua jenis lapisan oktahedral yang di-trioktahedral masing-
maisng memiliki lapisan 2:1 dioktahedral dan interlayer trioktahedral(Scot, M
dkk,2004)
C. Struktur Material Anorganik Berlapis
Setiap mineral lempung mengandung dua jenis lembaran, tetrahedral (T) dan
oktahedral (O), masing-masing atom silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen dan
kation silikon tetrahedral terkoordinasi terkait dengan satu sama lain melalui ikatan
kovalen sharing oksigen. Oksigen-oksigen membentuk bidang dasar dan oksigen
apikal tersisa dengan lapisan kation lain (Scot, M dkk,2004).
Unit tetrahedral mengatur sebagi jaringan heksagonal (Gb.1a,b), dengan
penyusun dasar lapisan oksigen yang memiliki kation (biasanya alumunium atau
magnesium) yang dikoordinasikan dengan enam oksigen atau hidrogen dan unit-unit
kovalen dihubungkan menjadi struktur lapisan lain(Scot, M dkk,2004)
Zeolit merupakan mineral berstruktur pori yang tersusun atas dasar tetrahedral
SiO4 dan AlO4. TetrahedraL yang berdekatan terikat pada sudutnya melalui atom
oksigen menghasilkan makromolekul anorganik dengan struktur tiga dimensi dengan
saluran-saluran berdimensi 0,2 sampai 1nm (mikropori). Kerangka struktur zeolit
merupakan kristal tetrahedral dari atom-atom oksigen dengan silicon (SiO4)4- atau
oksigen dengan alumunium (AlO4)5-. Tetrahedral-tetrahedral tersebut berhubungan
satu dengan lainya membentuk kerangka tiga dimensi, dengan atom oksigen sebagai
penghubung antara tetrahedral satu dengan tetrahedral lainya. Di dalam pori-pori
tersebut proses adsrpsi, pertukaraan ion dan katalisis terjadi (Karna, 2002).
D. Sifat-Sifat Material Anorganik Berlapis
Material Anorganik berlapis dapat menginterkalasi senyawa-senyawa organik, ion
ataupun senyawa-senyawa anorganik lainya, selain itu bahan-bahan anorganik
berlapis dapat berfungsi sebagai adsorben, pemucat, katalis dan bahan fotofungsional.
Sifat penukar ion dan luas permukaan yang besar sehingga kemampuan proses-proses
katalitik, fotofungsional dan adsorpsi sangat berpengaruh (Karna, 2002)
E. Kelimpahan Material Anorganik Berlapis di Alam
I. Lempung/Bentonit
Material anorganik berpori yang secara giat dipelajari adalah lempung terpilar
pilared clay, lempung dapat dibedakan berdasarkan strukturnya :
1. Saponit Mgnn+ (SixAl6)IV (Mg6)VIO20 (OH, F)4
2. Montmorilonit (Na0,8+
K0,3+ Ca0,1
2+) (SiXO)IV (Al3,1+3 Fe0,2
+3 Mg0,2+2)VI
O2(OH)4
3. Hectorite Na0,3 (Si4)IV (Mg3,Li3) VI O10 (OH)2
(Fatimah,2012)
II. Zeolit
Zeolit merupakan mineral berstruktur pori dengan satuan pembangun dasar
adalah tetrahedaral SiO4 dan AlO4. Secara representatif komposisi kimia zeolit
adalah :
Dimana A adalah kation dengan muatan m, (x+y) adalah jumlah tetrahedral
per satuan sel sel zeolit terdiri dan x/y disebut perbandingan Si/Al. Rumus
tersebut menunjukan bahwa zeolit terdiri dari kation-kation yang bersifat
dapat dipertukarkan dan menetralkan muatan kerangka, kerangka alumina-
silika dan molekul-molekul air dalam rongganya (Wijaya, 2002).
F. Sintesis Material Anorganik Berlapis
1. Lempung Terpilar
Pilarisasi adalah penyisipan molekul, ion atau senyawa berukuran
besar dari rigid ke dalam antar lapis senyawa berstruktur lapis seperti lempung
(montmorilonit/bentonit) sehingga terbentuk suatu bahan berstruktur pori
dengan sifat-sifat fisika kimia yang baik. Pilarisasi menjadi mungkin apabila
terjadi kombinasi yang tepat antara lempung dan spesies pemilar (Wijaya,
2002).
Gambar 4 Skema pembentukan lempung terpilar (terpilar oksida
anorganik) dan contoh reaksi pembentukan pilar.Menurut Wijaya dkk (2006)
pilarisasi pembentukan oksida besi pada permukaan antar lapis montmorilonit
(Fe203 Monmoriloni)t menggunakan kation kompleks besi polihidroksi
mengakibatkan luas permukaan spesifik dari 69,71 menjadi 126,49 m2/g,
volume total pori menjadi sebesar 107, 89 ml/Å/gr yang membentuk struktur
house of card.
Gambar 2 Representasi skematik struktur rumah kartu [1].
G. Karakterisasi Material Anorganik Berlapis
1. Instrumrntasi Difraksi Sinar X
Difraksi sinar x dapat menentukan jenis suatu material berpori berdasarkan
pola difraksi yang khas dari jenis material berpori tersebut pada difraktogram.
Pola difraksi suatu Montmorilonit mengacu pada prosedur oleh Rightor et al
(1991),
Difraktogram yang dihasilkan menunjukan adanya puncak-puncak yang muncul
pada sudut difraksi (2ө =5,91 (d001 =14,95 Å) dan 2ө =19,92 (d001=4,45 Å)
yang merupakan daerah karakteristik mineral montmorilonit, sedangkan analisis
X-RD pada Fe2O3-Montmorilonit menunjukan puncak pada 2 ө= 5,91 yang
mengindikasikan terbentuknya rumah kartu yang dapat teramati pada sudut 2 ө
yang kecil dengan intensitas yang rendah (Wijaya, 2005)
2. Analisis spektrofotometer inframerah
Analisis mengunakan spektrofotometer adalah untuk menunjukan suatu gugus
fungsi atau ligan yang terikat pada suatu material anorganik berdasarkan serapan
pada bilangan gelombang tertentu. Spektra FTIR yang menunjukan serapan pada
bilangan gelombang 3627,9 cm-1 yang merupakan vibrasi regang H-O-H dari
molekul air yang memiliki ikatan hidrogen lemah dengan permukaan Si-O,
bilangan gelombang 3435 cm-1 merupakan serapan khas O-H yang terserap,
diman serpan tersebut adalah serapan yang khas yang nampak untuk semua
anggota smektit.gelombang 522,7 cm-1 adalah serapan karakteristik Si-O-Al (Al
oktahedral, sedangkan pita serapan pada bilngan gelombang 464,8 cm-1
merupakan vibrasi tekuk Si-O-Si (Wijaya, 2005).
3. Analisis Fluorosensi sinar-x
Analisis flurosensi sinar-x digunakan untuk mengetahui kandungan logam
tertentu di dalam montmorilonit, pada Fe2O3-Montmorilonit menunjukan Fe yang
terkandung adalah 5,21% (b/b) besi. Adanya logam besi merupakan subsitusi
isomorfik atom Fe menggantikan atom Al di dalam lembaran oktahedral.
Subsitusi yang terjadi mengakibatkan montmorilonit mengalami kelibihan muatan
negatif sehingga mempunyai sifat dapat menarik kation-kation pada permukaan
setelah interkalasi menunjukan kandunagn besi sebesar 25,9% (b/b) atau lebih
20% (b/b) dibandingkan dengan montmorilonit asal. Hal ini menunjukan bahwa
telah terjadi penyisipan oksida besi ke dalam montmorilonit relatif berhasil
(Wijaya, 2005).
4. Analissi UV-Visible
Hasil karakterisasi dengan menggunakan difusi reflektansi UV-Visible.
Grafik K/S menujukan koefisien sinar yang diserap oleh padatan oksida besi
(Fe2O3) maupun komposit Fe2O3-Montmorilonit dibandingkan sinar yang
dihamburkan. Panjang gelombang yang memberikan serapan maksimum untuk
Fe2O3 maupun komposit Fe2O3-Montmorilonit. Panjang gelombang tersebut
merupakan adsorption edge (λg) yang dapat digunakan untuk menghitung energi
celah pita (band gap) dengan rumus seperti :
Hasil yang diperoleh bahwa oksida besi lebih banyak terdistribusi di permukaan
montmorilonit, hal tersebut dikarenakan mudahnya besi teroksidasi teroksidasi
hingga terdistribusi di permukaan dan menjelaskan terbentuknya produk
interkalasi dengan struktur rumah kartu yang menyebabkan terbentuknya
mesopori (Wijaya, 2005).
5. Analisis surface area
Analisis serapan gas digunakan untuk mengetahui luas permukaan dan distribusi
pori suatu padatan dengan metode BET.
Hasil- hasil pada tabel 2 menunjukan terjadi kenaikan yang signifikan dari luas
permukaan spesifik dan volum total pori.
Pada grafik menunjukan bahwa pada daerah ukuran pori sama, volume pori
Fe2O3-Montmorilonit. Luas permukaan yang besar serta distribusi ukuran pori
yang utamanya adalah struktur rumah kartu sesuai dengan cool dan vansant. (1).
6. Analisis SEM
Hasil analisis SEM adalah untuk memperlihatkan permukaan suatu material
anorganik.
Hasil analisis SEM pada Fe2O3-Montmorilonit menunjukan pemebentukan Fe2O3
di dalam antar lapis maupun permukaan montmorilonit yang mengubah
morfologiberdasarkan terlihatnya bobgkahan-bongkahan putih yang besar
kemungkinan adalah Fe2O3 berdasarkan nilai kenaikan band gap energi yang
relatif kecil (Wijaya, 2005).
H. Aplikasi Material Anorganik Berpori
1. Material berpori dan berlapis sebagai pendukung photofungsional materials dan
adsorben : inkulasi senyawa fotokromik azobenzena ke dalam pori-pori AlO3-
Montmorilonit
2. Bahan berpori dan berlapis sebagai pendukung senyawa non-linear optik lempung
terpilar sebagai bahan fotofungssional dan adssorben, Inklusi p-Nitroanilin ke
dalam lempung terpilar TiO2
3. Bahan berpori dan berlapis sebagai katalis
4. Bahan berpori dan berlapis sebagai fotokatalis
5. Bahan berpori dan berlapis sebagai bahan penukar ion
6. Zeolit dapat digunakan dalam
a) bidang pertanian sebagai pengatur kelembapan tanah
b) kedokteran gigi sebagai campuran bubuk pasta
c) bidang bangunan sebagai campuran semen
d) bidang lingkkungan untuk pengolahan air, penanganan limbah radioaktif dan
penanganan udara tercemar
e) industri kertas
f) industri deterjen dan sabun
g) industri minyak bumi
h) bahan pemucat CPO (Crude Palm Oil)
(Wijaya, 2002)
Daftar Pustaka
Fatimah, Is., 2012, Eksplorasi Clay Alam Indonesia, Seminar Bentonit Alam di
Indonesia. Saintek UIN SUKA Yogyakarta
Rightor, E. G., Pinnavia, T.J. and Tzou, M.S., 1991, Journal Catalyst.
Scot, M dkk., 2004, Handbook of Layered Materials,Library of Congres
Cataloging-In Publication Data
Wijaya dkk, 2002, Mulitifunction of Layered and Porous Materials, FMIPA
UGM Yogyakarta
Wijaya dkk, 2005, Synthesis of Fe203-Montmorilonite and Its Aplication As A
Photocatalyst For Degradation of Congo Red Dye, FMIPA UGM
Yogyakarta