tugas manual sjh farahnaz mustika alamsyah 2012340072

Upload: fafaacil

Post on 08-Jan-2016

37 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

contoh manual SJH Sistem Jaminan Halal

TRANSCRIPT

MANUALSISTEMJAMINAN HALALMM.03Tanggal Pengesahan : 02 Juli 2015

Dibuat olehDiperiksa olehDisetujui oleh

Ahmad SibyanMandala YosaWidijanto Hartono

MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

I. PENGENDALIAN DOKUMEN1.1. DAFTAR ISII. PENGENDALIAN DOKUMEN1.1. Daftar Isi 21.2. Daftar Distribusi 41.3. Daftar Perubahan Dokumen 5II. PENDAHULUAN2.1. Profil Perusahaan 62.2. Filosofi Perusahaan 62.3. Tujuan Penerapan 62.4. Ruang Lingkup Penerapan 6III. SISTEM JAMINAN HALAL3.1. Kebijakan Halal 73.2. Panduan Halal 83.3. Organisasi Sistem Jaminan Halal 83.4. Standart Operating Procedures Halal 123.5. Acuan Teknis Pelaksanaan Sistem Jaminan Halal 123.6. Sistem Administrasi 143.7. Sistem Dokumentasi 143.8. Sosialisasi Sistem Jaminan Halal 153.9. Pelaksanaan Pelatihan Sistem Jaminan Halal 153.10. Komunikasi Internal dan Eksternal 163.11. Audit Internal 163.12. Tindakan Perbaikan 193.13. Review Manajemen Atas Sistem Jaminan Halal 19IV. LAMPIRAN DOKUMEN SISTEM JAMINAN HALAL4.1. Panduan Halal 204.2. Diagram Alir Penetapan Titik Kritis 284.2.1. Identifikasi Titik Kritis Bahan Nabati 284.2.2. Identifikasi Titik Kritis Bahan Hewani 294.2.3. Identifikasi Titik Kritis Produk Mikrobial 304.2.4. Identifikasi TItik Kritis Bahan Lain 314.2.5. Identifikasi Titik Kritis Penyimpanan dan Lini Produksi 324.2.6. Identifikasi Titik Kritis Distribusi 344.2.7. Identifikasi Penetapan Status Bahan 354.3. Standart Operating Procedure setiap Bagian 374.4. Formulir Audit Halal Internal 404.4.1. Formulir Audit Halal Internal Pada QA/QC 404.4.2. Formulir Audit Halal Internal Pada Produksi 414.4.3. Formulir Audit Halal Internal Pada Bagian PD 424.4.4. Formulir Audit Halal Internal Pada Bagian Gudang 434.4.5. Formulir Audit Halal Internal Pada Bagian Pembelian 454.4.6. Formulir Audit Halal Internal Pada Bagian Distribusi 464.5. Format Laporan Berkala 474.6. Format Laporan Ketidaksesuaian 48PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 2 / 50

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 3 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.7. Notulen Pertemuan Review Manajemen 494.8. Formulir Administrasi 50PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 5 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

1.2. DAFTAR DISTRIBUSIManual Sistem Jaminan Halal (SJH) didistribusikan sebagai salinan controlled document atau uncontrolled document dan dinyatakan dengan nomor copy yang diatur sebagai berikut :NoCopyPihak PenerimaPemegangLokasi

01Plant ManagerPlant ManagerRuang Plant Manager Dokumen

02Dept. Produksi Plant 1Kadep Produksi Plant 1Kantor Produksi Plant 1

03Dept. Produksi Plant 2Kadep Produksi Plant 2Kantor Produksi Plant 2

04Dept. QAQCKadep QAQCKantor QAQC

05Dept. FormulasiKadep FormulasiKantor Formulasi

06Dept. TeknikKadep TeknikKantor Teknik

07Dept. PPIC LogistikKadep PPIC LogistikKantor PPIC Logistik

08Dept. HRSKadep HRSKantor HRS

09Dept. PDKadep PDKantor PD

10Dept. PDCAKadep PDCAKantor PDCA

11Dept. FAKadep FAKantor FA

12Dept. PembelianKadep PembelianKantor Pembelian

13Pihak LuarSesuai daftar distribusiSesuai pemegang dokumen

14Koordinator Sistem Jaminan HalalKoordinator SistemJaminan HalalRuang Koordinator SistemJaminan Halal

15Head of ManufacturingHoMKantor HoM

16Dept. Plant 2 PlusKadep Plant 2 PlusKantor Produksi Plant 2 Plus

Hanya salinan terkontrol pada Manual SJH yang menjadi subyek sistem kontrol dokumen. Salinan tak terkontrol dari Manual SJH atau yang berkaitan mungkin didistribusi ke pihak yang berhubungan berdasarkan permintaan dan harus disetujui oleh Koordinator Sistem Jaminan Halal. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik tidak wajib memperbaharui pemegang salinan tak terkontrol dari setiap perubahan pada Manual SJH.PT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 6 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

1.3. DAFTAR PERUBAHAN DOKUMENPERUBAHANURAIANPERUBAHANPARAF

NOTGL.NO.REVISIBAB

BAGIANHALAMAN

123-Feb-0.2Daftar4-PDQCdiganti

09DistribusiQAQC

-QA diganti PD

223-Feb-0.2Acuan14Penambahan

09TeknisAcuanTeknisuntuk Formulasi

323-Feb- 090.2Sosialisasi SJH15Perubahan metodesosialisasi

425-Feb- 090.2Pelatihan SJH16Penambahan bentuk-bentuk pelatihan SJH

525-Feb- 090.2Pelaksanaan SJH18Menambah cakupanauditpelaksanaan

SJ H

625-Feb- 090.2Review Manajemen20Mengubahreviewma naje mendari2kalisetahunmenjadi1kalisetahun

PT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 8 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

II. PENDAHULUAN 2.1. PROFILE PERUSAHAANPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik beralamat di Desa Krikilan KM 28 Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik Propinsi Jawa Timur Telp. 031-8978333 Fax. 031-7507770 dioperasikan mulai tahun 1997 dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar Nomor : 041/403.56/SIUP-B/X/2003. Surat Ijin Mendirikan Bangunan Nomor : 503.648/410/HK/403.15/2000 dan Nomor : 523 tahun 2003 dan Nomor : 162 tahun 2005 dan Nomor : 503.03 / 184 /403.64 /2008.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik, adalah salah satu divisi Garudafood Group penghasil biskuit yang bermutu tinggi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik hingga saat ini menghasilkan produk-produk dari 5 lini produksi sesuai nama jenis produknya, yaitu Wafer Stick, Wafer Cream, Dip Stick, Cookies, dan Enrobing. Produk tersebut dipasarkan ke dalam negeri dan luar negeri antara lain ke kawasan Asia, Amerika Latin, Kanada, dan Timur Tengah. Tenaga kerja hingga saat ini melebihi 2500 personil.2.2. FILOSOFI PERUSAHAANPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik memiliki filosofi perusahaan Damai dan Dinamis dengan semangat kerja Sukses itu Lahir dari Kejujuran, Keuletan, dan Ketekunan yang Diiringi Doa 2.3. TUJUAN PENERAPANTujuan penerapan SJH di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik adalah menjamin kehalalan produk yang dihasilkan secara berkesinambungan dan konsisten sesuai dengan Syariat Islam yang telah ditetapkan berdasarkan fatwa MUI.2.4. RUANG LINGKUP PENERAPANRuang lingkup penerapan SJH di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik meliputi Pembelian, Penerimaan Bahan, Lini Produksi, Penyimpanan Bahan dan Produ k, Transportasi dan Distri busi.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 10 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

III. SISTEM JAM INAN HALAL 3.1. KEBIJAKAN HALAL

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 11 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 28 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 28 / 50PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 12 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 28 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

3.2. PAN DUAN HALALPanduan Halal adalah pedoman PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dalam melaksanakan kegiatan untuk menjamin produksi halal. Panduan Halal yang disusun PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit mencakup :1. Pengertian halal dan haram2. Dasar Al Quran/ Hadits dan Fatwa MUI3. Pohon keputusan untuk identifikasi titik kritis keharaman bahan dan proses produksi4. Tabel hasil identifikasi titik kritis keharaman bahan dan hasil pencegahannya5. Tabel hasil identifikasi titik kritis peluang kontaminasi proses produksi dari haram/najis dan tindakan pencegahannya3.3.ORGANISASI SISTEM JAMINAN HALALOrganisasi SJH merupakan organisasi internal PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit yang mengelola seluruh fungsi dan aktivitas manajemen dalam menghasilkan produk halal. Pelaksanaannya melibatkan seluruh departemen yang terkait dengan sistem berproduksi halal, mulai dari tingkat pengambil kebijakan tertinggi sampai tingkat pelaksana teknis di lapangan.Struktur organisasi yang terlibat merupakan perwakilan dari manajemen puncak, Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC), produksi, Product Development (PD), purchasing, formulasi dan gudang. Sistem manajemen halal dipimpin oleh seorang koordinator auditor halal internal yang melakukan koordinasi dalam menjaga kehalalan produk.Dalam tata kerjanya auditor halal internal PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus berkomunikasi dengan pihak LP POM MUI sebagai lembaga sertifikasi halal.Struktur manajemen halal PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dapat dilihat pada Gambar 3.Koordinator auditor halal internal mengkoordinasikan semua bagian dalam segala hal yang berkaitan dengan produksi halal. Selain itu koordinator auditor halal internal melakukan hubungan secara langsung dengan pihak LP POM MUI untuk mengkomunikasikan pelaksanaan produksi halal di PT Garudafood Putra Putri JayaPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 13 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

Divisi Biskuit. Manajemen halal memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan PT. Garudafood Putra Putri Jaya-Divisi Biskuit yang berkaitan dengan produksi halal. Bila suatu saat diperlukan, manajemen halal juga berwenang menghentikan produksi suatu produk yang diduga bermasalah dari segi kehalalan.

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 14 / 50

Plant ManagerLPPOM MUIKoordinator Auditor Halal InternalFormulasiQA/QCPurchasingPDProdu ksiGudang

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 28 / 50Struktur Manajemen Halal PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiskuitStruktur manajemen halal pada prakteknya dilaksanakan oleh auditor halal internal yang diketuai oleh seorang koordinator halal internal. Persyaratan, tugas dan wewenang auditor halal internal adalah sebagai berikut :1. Persyaratan Auditor halal internala. Karyawan tetap PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuitb. Koordinator Tim Auditor halal internal adalah seorang muslim yang mengerti dan menjalankan syariat Islam.c. Berada dalam lingkup Manajemen Halal.d. Berasal dari bagian yang terlibat dalam proses produksi secara umum seperti bagian QA/QC, PD, Purchasing, Produksi, PD, Formulasi dan Gudang.e. Memahami titik kritis keharaman produk, ditinjau dari bahan maupun proses produksi secara keseluruhan.f. Diangkat melalui surat keputusan pimpinan PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dan diberi kewenangan penuh untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan Sistem Jaminan Halal termasuk tindakan perbaikan terhadap kesalahan sampai pada penghentian produksi atau penolakan bahan baku, sesuai dengan aturan yang ditetapkan LP POM MUI.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 15 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

2. Tugas Tim Auditor halal internal secara umuma. Menyusun sistem jaminan halal di internal PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit.b. Mengkoordinasikan pelaksanaan sistem jaminan halal di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit.c. Membuat laporan pelaksanaan sistem jaminan halal di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit.d. Melakukan komunikasi dengan pihak LP POM MUI.Uraian Tugas dan Wewenang Auditor halal internal berdasarkan fungsi setiap bagian yang terlibat dalam struktur manajemen halal :a. Manajemen Puncak1. Merumuskan kebijakan PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit yang berkaitan dengan kehalalan produk yang dihasilkan.2. Memberikan dukungan penuh bagi pelaksanaan sistem jaminan halal di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit.3. Menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sistem jaminan halal.4. Memberikan wewenang kepada koordinator auditor halal internal untuk melakukan tindakan tertentu yang dianggap perlu yang berkaitan dengan pelaksanaan sistem jaminan halal termasuk tindakan perbaikan terhadap kesalahan sampai pada penghentian produksi atau penolakan bahan baku, sesuai dengan aturan yang ditetapkan LP POM MUI.b. Product Development ( PD )1. Menyusun sistem pembuatan produk baru berdasarkan bahan baku yang telah halal.2. Menyusun sistem perubahan bahan baku dan atau bahan tambahan sesuai dengan ketentuan halal.3. Mencari bahan baku dan atau bahan tambahan sesuai dengan daftar bahan yang telah jelas kehalalannya.4. Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam formulasi dan pembuatan produk baru.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 17 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

c. Quality Assurance (QA) / Quality Control (QC)1. Menyusun sistem pengendalian dan monitoring yang dapat menjamin konsistensi produksi halal.2. Melaksanakan monitor sehari-hari terhadap setiap bahan yang masuk sesuai dengan sertifikat halal, spesifikasi dan produsennya.3. Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam setiap ditemukannya kejanggalan dan ketidakcocokan bahan dengan dokumen keha lalan.d. Purchasing1. Menyusun sistem pembelian yang dapat menjamin konsistensi bahan baku sesuai dengan spesifikasi, sertifikat halal dan supliernya.2. Melaksanakan pembelian bahan yang sesuai dengan daftar bahan yang telah disetujui auditor halal internal dan disahkan oleh LP POM MUI.3. Melakukan komunikasi dengan koordinator auditor halal internal dalam pembelian bahan baku baru dan atau suplier baru.e. Produksi1. Menyusun sistem produksi yang dapat menjamin terhindar dari bahan haram dan najis.2. Melakukan monitoring sistem produksi yang bersih dan bebas dari bahan haram dan najis.3. Menjalankan kegiatan produksi sesuai dengan matriks formulasi bahan yang telah disetujui oleh auditor halal internal dan disahkan oleh LP POM MUI.4. Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam hal proses produksi halal.f. Gudang1. Menyusun sistem administrasi penggudangan yang dapat menjamin kemurnian produk dan bahan yang disimpan serta menghindari terjadinya kontaminasi dari segala sesuatu yang haram dan najis.2. Melaksanakan penyimpanan produk dan bahan sesuai dengan daftar bahan dan produk yang telah disetujui oleh auditor halal internal dan disahkan oleh LP POM MUI.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 18 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

3. Melakukan komunikasi dengan auditor halal internal dalam sistem keluar masuknya bahan dari dan ke dalam gudang.g. Formulasi1. Menyiapkan bahan baku untuk diproses produksi yang telah halal.2. Melakukan komunikasi dengan product development dan koordinator auditor alal internal dalam pembuatan dan perubahan formula untuk dipastikan bahan baku yang digunakan halal.3. Menimbang dengan cara dan jumlah yang benar bahan baku yang telah halal yang digunakan untuk proses produksi.3.4. STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) HALALStandard Operating Procedures (SOP) adalah suatu perangkat instruksi yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. SOP dibuat agar PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit mempunyai prosedur baku untuk mencapai tujuan penerapan SJH yang mengacu kepada kebijakan halal PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit. SOP dibuat untuk seluruh kegiatan kunci pada proses produksi halal. Contoh kegiatan-kegiatan kunci tersebut antara lain pembelian bahan, penggunaan bahan baru, penggantian dan penambahan pemasok baru.3.5. ACUAN TEKNIS PELAKSANAAN SISTEM JAMINAN HALAL (SJH)Pelaksanaan SJH dilakukan oleh bidang- bidang yang terkait dalam struktur manajemen halal. Dalam pelaksanaannya perlu dibuat acuan teknis yang berfungsi sebagai dokumen untuk membantu pekerjaan bidang-bidang terkait dalam melaksanakan fungsi kerjanya.1. Acuan Teknis untuk Bagian Pembeliana. Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI.b. Daftar Lembaga sertifikasi halal yang telah diakui LP POM MUI.c. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan produk (Sertifikasi per pengiriman, wilayah berlakunya Sertifikat Halal, masa berlaku Sertifikat Halal, logo halal pada kemasan dan lain-lain).d. SOP penambahan pemasok baru.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

2. Acuan Teknis untuk Bagian PDa. Daftar nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI.b. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan produk (Sertifikat per pengiriman, wilayah berlakunya Sertifikat Halal,masa berlaku Sertifikat Halal, logo halal pada kemasan dan lain- lain).c. Titik kritis bahand. SOP penggunaan bahan baru3. Acuan Teknis untuk Bagian Produksia. Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI.b. Formula produk sesuai dengan matriks bahan.c. SOP produksi halal.4. Acuan Teknis untuk Bagian QC/QAa. Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI.b. Kebijakan dari masing-masing lembaga sertifikasi yang terkait dengan produk (sertifikat per pengiriman, wilayah berlakunya sertifikat halal, masa berlaku sertifikat halal,dan lain-lain).c. SOP pemeriksaan bahan5. Acuan Teknis untuk Bagian Pergudangana. Daftar bahan meliputi nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI.b. Tanda pada kemasan (logo,lot number, nama dan alamat/ lokasi produksi) yang harus disesuaikan dengan dokumen kehalalan.c. Prosedur penyimpanan bahan/produk yang menjamin terhindarnya bahan/produk dari kontaminasi oleh barang haram dan najis.d. SOP penerimaan dan penyimpanan bahan5. Acuan Teknis untuk Bagian Formulasia. Daftar nama bahan, pemasok dan produsen yang telah disetujui auditor halal internal dan diketahui oleh LP POM MUI.b. Titik kritis bahanc. SOP penimbangan bahanPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

3.6. SISTEM ADMINISTRASIPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus membuat suatu sistem administrasi yang dapat ditelusur secara accountable. Sistem administrasi yang disusun harus dapat menelusuri penggunaan bahan untuk tiap jenis produk (per jenis, per pemasok).3.7. SISTEM DOKUMENTASIPelaksanaan SJH di PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus didukung oleh dokumen yang informatif dan dapat mudah diakses oleh semua pihak yang terlibat dalam produksi halal termasuk LP POM MUI sebagai lembaga sertifikasi halal. Sistem dokumentasi yang harus dimiliki PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit mencakup:1. Sub-sistem Dokumentasi Pembelian2. Sub-sistem Dokumentasi Penggunaan Bahan3. Sub-sistem Dokumentasi R & D (Formulasi)4. Sub-sistem Dokumentasi Produksi5. Sub-sistem Dokumentasi Pergudangan6. Sub-sistem Dokumentasi Evaluasi dan Monitoring (laporan berkala)7. Sub-sistem Dokumentasi Tindakan Perbaikan (jika ada)Dokumentasi :Dokumentasi yang diperlukan dalam perencanaan SJH adalah :1. Panduan halal yang dikeluarkan oleh LP POM MUI2. Pedoman penetapan titik kritis3. SOP pembelian bahan4. SOP pemeriksaan dan penerimaan bahan5. SOP penggantian dan penambahan pemasok baru6. SOP penggunaan bahan baru7. SOP produksi8. SOP perubahan formula dan pengembangan produk baru

PT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

3.8. SOSIALISASI SISTEM JAMINAN HALALSistem Jaminan Halal yang telah dibuat oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus disosialisasikan ke seluruh bagian PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit termasuk kepada pihak ketiga (pemasok, makloon) agar dapat dipahami oleh seluruh pihak terkait sehingga mempermudah pelaksanaannya. Metode sosialisasi yang dilakukan dapat berupa briefing awal kerja, pemasangan poster, buletin internal dan komunikasi internal-eksternal PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit.Dalam melaksanakan komunikasi PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit perlu mendokumentasikan:1. Prosedur komunikasi internal-eksternal2. Spanduk3. Rekaman harian (logbook) komunikasi internal-eksternal4. Surat-surat keluhan, tanggapan, notulen, berita acara

3.9. PELAKSANAAN PELATIHAN SISTEM JAMINAN HALALPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit perlu melakukan pelatihan bagi seluruh jajaran palaksana Sistem Jaminan Halal (SJH). Untuk itu PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan. Pelatihan harus melibatkan semua personal yang pekerjaannya mempengaruhi status kehalalan produk, diserahkan kepada personal yang kompeten sesuai dengan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman (dalam hal ini di bidang pekerjaan dan hukum Islam).Tujuan dari pelatihan adalah :1. Meningkatkan pemahaman karyawan terhadap hukum-hukum Islam tentang pentingnya kehalalan suatu produk.2. Menjadikan karyawan peduli terhadap kebijakan kehalalan dan menerapkan di tingkat operasional.Bentuk-bentuk pelatihan yang dapat dilakukan:1. Pelatihan EksternalPelatihan yang diselenggarakan oleh LPPOM MUI2. Pelatihan InternalPelatihan yang diselenggarakan oleh internal PT. Garudafood Putra-putri Jaya Divisi BiskuitPT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

Hal-hal yang perlu didokumentasikan dalam pelaksanaan pelatihan SJH adalah :1.Identifikasi perencanaan dan jadwal pelatihan2.Laporan pelaksanaan pelatihan (pelaksanaan kualifikasi, kuisioner, dan evaluasi)

3.10. KOMUNIKASI INTERNAL DAN EKSTERNALPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dalam melaksanakan Sistem Jaminan Halal (SJH) perlu melakukan komunikasi dengan berbagai pihak yang terkait baik secara internal maupun eksternal. Untuk itu PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus membuat dan melaksanakan prosedur untuk:1. Melakukan komunikasi internal antara berbagai tingkatan dan fungsi organisasi2. Menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi dari pihak luar termasuk dengan LPOM MUIDalam mendokumentasikan komunikasi PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit perlu mendokumentasikan :1. Prosedur komunikasi internal-eksternal2. Spanduk3. Rekaman harian (logbook) komunikasi internal-eksternal4. Surat-surat keluhan, tanggapan, notulen, berita acara

3.11. AUDIT INTERNALPemantauan dan evaluasi Sistem Jaminan Halal (SJH) pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk audit internal yang bertujuan untuk:1. Menentukan kesesuaian SJH PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dengan standar yang telah ditetapkan oleh LP POM MUI.2. Menentukan kesesuaian palaksanaan SJH PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dengan perencanaannya.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

3. Mendeteksi penyimpangan yang terjadi serta menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan.4. Memastikan bahwa permasalahan yang ditemukan pada audit sebelumnya telah diperbaiki sesuai dengan kerangka waktu yang telah ditetapkan.5. Menyediakan informasi tentang pelaksanaan SJH kepada manajemen dan LP POM MUI.3.11.1. RUANG LINGKUP AUDIT INTERNAL1. Dokumentasi Sistem Jaminan HalalPemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dokumen-dokumen pendukung kehalalan produk yang menyangkut bahan, proses maupun produk di setiap bagian yang terkait, seperti : daftar bahan, spesifikasi,sertifikat halal, formula, dokumen pembelian bahan, dokumen penggudangan, dan sebagainya. Hal-hal yang diperhatikan adalah : Kelengkapan dokumen Sistem Jaminan Halal Kelengkapan spesifikasi bahan Kelengkapan, keabsahan dan masa berlaku sertifikat halal bahan Kecocokan formula dengan daftar bahan halal Kecocokan dokumen pembelian bahan dengan daftar bahan halal Kelengkapan dan kecocokan dokumen produksi dengan daftar bahan dan formula halal Kelengkapan dan kecocokan dokumen penggudangan dengan daftar bahan dan daftar produk halal Uji mamputelusur (traceability) setiap bahan2. Pelaksanaan Sistem Jaminan HalalAudit pelaksanaan Sistem Jaminan Halal dilakukan pada setiap bagian yang terkait mulai dari pembelian bahan, penyimpanan bahan, proses produksi, penyimpanan produk jadi, transportasi dan pengembangan produk baru.Audit pelaksanaan Sistem Jaminan Halal di PT. Garudafood Putra-Putri Jaya Divisi Biskuit mencakup:a. Organisasi Manajemen halalb. Kelengkapan Dokumen Acuan Teknis Pelaksanaan Sistem Jaminan Halalc. Implementasi Dokumend. Pelaksanaan Sosialisasi Sistem Jaminan HalalPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 25 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

e. Pelatihan Sistem Jaminan Halalf. Komunikasi internal dan eksternal dalam Pelaksanaan Sistem Jaminan Halalg. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Sistem Jaminan Halalh. Pelaporan Internal dan eksternal Pelaksanaan Sistem Jaminan Halali. Pengambilan bukti berupa form-form atau hal-hal lain tentang pelaksanaan Sistem Jaminan Halal di PT. Garudafood Putra-Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik jika dianggap perlu3.11.2. PELAKSANAAN AUDIT INTERNAL1. Waktu PelaksanaanAudit Halal internal dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali setiap enam bulan atau pada saat terjadi perubahan-perubahan yang mungkin mempengaruhi status kehalalan produk seperti : perubahan manajemen, kebijakan, formulasi, bahan, proses, maupun keluhan dari konsumen.2. Metode PelaksanaanAudit Halal internal dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan audit sistem lain, akan tetapi borang audit halal internal dan pelaporannya harus dibuat terpisah dari audit sistem yang lain. Audit dapat dilakukan dengan metode : Wawancara Pengujian dokumen Observasi lapang dan fisik3. Pelaksana (Auditor)Audit Halal internal dilakukan oleh Tim Auditor Halal Internal yang telah ditetapkan secara resmi oleh pihak manajemen PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit. Pelaksana audit internal dilakukan oleh Auditor Halal Internal dari departemen yang berbeda (cross audit)4. Pihak yang Diaudit (Auditee)Pihak auditee adalah seluruh bagian yang terkait dalam proses produksi halal seperti : Bagian pembelian (purchasing) Bagian pengawasan mutu (QA/QC) Bagian produksi Bagian product develpoment (PD)PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 26 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

Bagian formulasi Bagian penggudangan Bagian transportasi3.11.3. PELAPORANHasil audit dituangkan dalam bentuk laporan yang disampaikan kepada pihak manajemen PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit. Hasil temuan audit ditindaklanjuti dalam kerangka waktu tertentu tergantung bobot permasalahan. Resume hasil audit dilaporkan kepada LP POM MUI setiap enam bulan sekali terhitung dari tanggal terbitnya sertifikat.3.12. TINDAKAN PERBAIKANTindakan perbaikan atas pelaksanaan Sistem Jaminan Halal dilakukan jika pada saat dilakukan audit halal internal ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaannya. Tindakan perbaikan harus dilakukan sesegera mungkin, jika temuan yang didapatkan berdampak langsung terhadap status kehalalan produk. Semua bentuk tindakan perbaikan dilakukan oleh PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit dengan dibuatkan berita acara serta laporannya dan terdokumentasikan dengan baik.3.13. REVIEW MANAJEMEN ATAS SISTEM JAMINAN HALALReview manajemen atas Sistem Jaminan Halal secara menyeluruh dilakukan minimal 1 kali dalam setahun. Kaji ulang dilakukan karena berbagai hal, antara lain :1. Perubahan sistem manajemen PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit yang mempengaruhi peran sistem jaminan halal secara menyeluruh atau sebagian, misalnya peran auditor halal internal2. Ketidaksesuaian yang sering ditemukan dalam pelaksanaannyaKaji ulang manajemen dapat dilakukan dengan melibatkan seluruh bagian yang terlibat dalam sistem jaminan halal termasuk manajemen puncak. Pertemuan kaji ulang dilaporkan dan dibuatkan rekamannya.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 28 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

IV. LAMPIRAN DOKUMENSISTEM JAMINAN HALAL4.1. PANDUAN HALAL4.1.1. PENGANTARSesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi pangan, status bahan yang dulu difatwakan halal, setelah ditemukan adanya hal-hal meragukan maka bisa menjadi berubah fatwanya. Oleh karena itu dalam bab ini disampaikan kedudukan ketetapan hukum dalam Islam agar dapat diterima mengapa hal tersebut terjadi. Untuk memberikan pemahaman tentang pengertian halal haram, dalam bab ini disampaikan pula dasar hukum baik dari Quran serta fatwa MUI terbaru tentang status bahan.Kedudukan ketetapan hukum dalam Islam :1. Al-Quran : hukumnya bersifat tetap, dan sebagiannya masih bersifat umum, sehingga memerlukan penjelasan lebih lanjut.2. Al-Hadits : penjabaran aplikatif dari kaidah-kaidah Quraniyah yang bersifat tetap, sekaligus juga penjelasan lebih lanjut terhadap kaidah-kaidah yang bersifat umum.3. Ijma Shahabat : kesepakatan para sahabat Nabi SAW dan ulama atas permasalahan yang terjadi, karena meluasnya wilayah dawah serta perkembangan kehidupan sosial, dan tidak ada ketentuannya secara khusus di dalam AL-Quran dan Al-Hadits. Namun keputusan ijma tentu didasarkan pada pemehaman mereka terhadap Al-Quran dan Al-Hadits.4. Qiyas : metode penentuan hukum secara analogi, yang diambil berdasarkan pada kasus yang telah ditentukan Al-Quran dan Al-Hadits.5. Fatwa : keputusan hukum agama yang dibuat dengan ijtihad (ulama), atas halhal yang tidak terdapat di dalam Al-Quran dan Al-Hadits, berdasarkan pada kaidah-kaidah pengambilan dan penentuan hukum, seperti dengan metode qiyas atau ij ma.4.1.2. PENGERTIAN HALAL DAN HARAMa. Halal adalah boleh. Pada kasus makanan, kebanyakan makanan termasuk halal kecuali secara khusus disebutkan dalam Al-Qur'an atau Hadits.PT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 29 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

b. Haram adalah sesuatu yang Allah SWT melarang untuk dilakukan dengan larangan yang tegas. Setiap orang yang menentangnya akan berhadapan dengan siksaan Allah di akhirat. Bahkan terkadang juga terancam sanksi syariah di dunia ini.4.1.3. PRINSIP-PRINSIP TENTANG HUKUM HALAL DAN HARAMa. Pada dasarnya segala sesuatu halal hukumnya.b. Penghalalan dan penghargaan hanyalah wewenang Allah SWT semata.c. Mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram termasuk perilaku syirik terhadap Allah SWT.d. Sesuatu diharamkan karena ia buruk dan berbahayae. Pada sesuatu yang halal sudah terdapat sesuatu yang dengannya tidak lagi membutuhkan yang haramf. Sesuatu yang mengantarkan kepada yang haram maka haram pula hukumnya.g. Menyiasati yang haram, haram hukumnya.h. Niat baik tidak menghapuskan hukum harami. Hati-hati terhadap yang subhat agar tidak jatuh ke dalam yang haramj. Sesuatu yang haram adalah haram untuk semua4.1.4. HALAL DAN HARAM BERDASARKAN AL QURANa. Al-Baqoroh 168 : Hai sekalian umat manusia makanlah dari apa yang ada di bumi ini secara halal dan baik. Dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah syetan. Sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian.b. Al-Baqoroh 172 173 : Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantara rezeki baik yang Kami berikan kepada kalian dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kalianmenyembah.SesungguhnyaAllahhanyamengharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barang siapa dalam keadaan terpaksa, sedangkan ia tidak berkehendak dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.c. Al-Anam 145 : Katakanlah, saya tidak mendapat pada apa yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi yangPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 30 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

memakannya, kecuali bangkai, darah yang tercurah, daging babi karena ia kotor atau binatang yang disembelih dengan atas nama selain Allah. Barang siapa dalam keadaan terpaksa sedangkan ia tidak menginginkannya dan tidak melampaui batas, maka tidaklah berdosa. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih.d. Al-Maidah 3 : Diharamkan bagi kalian bangkai, darah, daging babi, hewan yang disembelih dengan atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali yang kalian sempat menyembelihnya. Dan diharamkan pula bagi kalian binatang yang disembelih di sisi berhala.e. Al-Maidah 90 91 : Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamir, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. Sesungguhnyasyetanituhendakmenimbulkanpermusuhan dan perbencian di antara kalian lantaran meminum khamir dan berjudi dan menghalangi kalian dari mengingat Allah dan sholat, maka apakah kalian berhenti dari mengerjakan pekerjaan itu.f. Al-Maidah 96 : Dihalalkan untuk kalian binatang buruan laut dan makanannya.g. Al-Araf 157 : Dia menghalalkan kepada mereka segala yang baik dan mengharamkan kepada mereka segala yang kotor. 4.1.5. FATWA MUI UNTUK BAHAN DAN PROSES PRODUKSI1. Khamra. Segala sesuatu yang memabukkan dikategorikan sebagai khamr.b. Minuman yang mengandung minimal 1% ethanol, dikategorikan sebagai khamr.c. Minuman yang dikategorikan khamr adalah najis.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

d. Minuman yang diproduksi dari proses fermentasi yang mengandung kurangdari 1% ethanol,tidak dikategorikan khamr tetapi haram untuk dikonsumsi.2. Ethanola. Ethanol yang diproduksi dari industri bukan khamr hukumnya tidak najis atau suci.b. Penggunaan ethanol yang merupakan senyawa murni yang bukan berasal dari industri khamr untuk proses produksi pangan hukumnya:1. Mubah, apabila dalam hasil produk akhirnya tidak terdeteksi2. Haram, apabila dalam hasil produk akhirnya masih terdeteksi3. Penggunaan ethanol yang merupakan senyawa murni yang berasal dari industri khamr untuk proses produksi industri hukumnya haram3. Hasil Samping Industri Khamra. Fusel oil yang berasal dari hasil samping industri khamr adalah haram dan najisb. Fusel oil yang bukan berasal dari khamr adalah halal dan sucic. Komponen yang dipisahkan secara fisik dari fusel oil yang berasal dari khamar hukumnya haramd. Komponen yang dipisahkan secara fisik dari fusel oil yang berasal dari khamr dan direaksikan secara kimiawi sehingga berubah menjadi senyawa baru hukumnya halal dan sucie. Cuka yang berasal dari khamr baik terjadi dengan sendirinya maupun melalui rekayasa hukumnya halal dan sucif. Ragi yang dipisahkan dari proses pembuatan khamr setelah dicuci sehingga hilang rasa, bau, dan warna khamr-nya, hukumnya halal dan suci4. Flavor Yang Menyerupai Produk HaramFlavor yang menggunakan nama dan mempunyai profil sensori produk haram, contohnya flavor rum, flavor babi, dan lain-lain, tidak bisa disertifikasi halal serta tidak boleh dikonsumsi walaupun ingredient yang digunakan adalah halal.5. Produk Mikrobiala. Mikroba yang tumbuh dan berasal dari media pertumbuhan yang suci dan halal adalah halal, dan mikroba yang tumbuh dan berasal dari media pertumbuhan yang najis dan haram adalah haramPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

b. Produk mikrobial yang langsung dikonsumsi yang menggunakan bahanbahan yang haram dan najis dalam media pertumbuhannya, baik pada skala penyegaran, skala pilot plant, dan tahap produksi, hukumnya haramc. Produk mikrobial yang digunakan untuk membantu proses produksi produk lain yang langsung dikonsumsi dan menggunakan bahan-bahan haram dan najis dalam media pertumbuhannya hukumnya haramd. Produk konsumsi yang menggunakan produk mikrobial harus ditelusurikehalalannya sampai pada tahap proses penyegaran mikroba6. Penggunaan Alat Bersamaa. Alat bekas dipakai babi/anjing harus dicuci dengan cara di-sertu (dicuci dengan air 7x yang salah satunya dengan tanah/debu atau penggantinya yang memiliki daya pembersih yang sama).b. Suatu peralatan tidak boleh digunakan bergantian antara produk babi dan non-babi meskipun sudah melalui proses pencucian.4.1.6. BEBERAPA CONTOH BAHAN KRITIS1. DagingDaging yang berasal dari hewan halal dapat menjadi tidak halal jika disembelih tanpa mengikuti aturan syariat Islam. Hal-hal yang menjadi titik kritis proses penyembelihan adalah sebagai berikut :a. Penyembelih (harus seorang muslim yang taat dan melaksanakan syariat islam sehari-hari)b. Pemingsanan (tidak menyebabkan hewa mati sebelum disembelih)c. Peralatan/pisau (harus tajam)d. Proses pasca penyembelihan (hewan harus benar-benar mati sebelum proses selanjutnya dan darah harus keluar secara tuntas)Untuk daging impor perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini:1. Harus dilengkapi dengan sertifikat halal dari lembaga yang diakui LP POM MUI2. Harus dilengkapi dengan dokumen pengapalan dan dokumen lainnya (contoh: dokumen kesehatan)3. Harus ada kecocokan antara sertifikat halal dengan dokumen lain4. Harus ada kecocokan antara dokumen dengan fisik (kemasan, label, dan lain-lain)PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

5. Harus ada kecocokan nomor lot, plant number, tanggal penyembelihan, dan sebagai nya2. Bahan Turunan HewaniBahan turunan hewani berstatus halal dan suci jika berasal dari hewan halal yang disembelih sesuai dengan syariat Islam, bukan berasal dari darah dan tidak bercampur dengan bahan haram atau najis. Berikut ini disampaikan contoh-contoh bahan turunan hewani/ mungkin berasal dari turunan hewani:a. Lemakb. Proteinc. Gelatind. Kolagene. Asam lemak dan turunannya (E430-E436)f. Garam atau ester asam lemak (E470-E495)g. Gliserol/gliserin (E422)h. Asam amino (contoh : sistein, fenilalanin, dan sebagainya)i. Edible bone phosphate (E521)j. Di/trikalsium fosfatk. Tepung plasma darahl. Konsentrat globulinm. Fibrinogenn. Media pertumbuhan mikroba (contoh: blood agar)o. Hormon (contoh: insulin)p. Enzim dari pankreas babi/sapi (amilase,lipase, pepsin, tripsin)q. Taurinr. Plasentas. Produk susu, turunan susu dan hasil sampingnya yang diproses menggunakan enzim (Contoh : keju, whey, laktosa, kasein/kaseinat)t. Beberapa vitamin (contoh: vitamin A, B6, D, E)u. Arang aktifv. Kuas3. Bahan NabatiBahan nabati pada dasarnya halal, akan tetapi jika diproses menggunakan bahan tambahan dan penolong yang tidak halal, maka bahan tersebut menjadi tidak halal. Oleh karena itu perlu diketahui alur prosesPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

produksi beserta bahan tambahan dan penolong yang digunakan dalam memproses suatu bahan nabati. Berikut ini disampaikan beberapa contoh bahan nabati yang mungkin menjadi titik kritis :a. Tepung terigu dapat diperkaya dengan berbagai vitamin antara lain B1, B2, asam folatb. Oleoresin (cabe, rempah-rempah dan lain-lain) dapat menggunakan emulsifier (contoh : polysorbate/tween & glyceril monooleat yang mungkin berasal dari hewan), supaya larut dalam airc. Lesitin kedelai mungkin menggunakan enzim fosfolipase dalam proses pembuatannya untuk memperbaiki sifat fungsionalnyad. Hydrolyzed Vegetable Protein (HVP) perlu diperhatikan jika proses hidrolisisnya menggunakan enzim4. Produk Hasil Samping Industri Minuman Berakohol dan TurunannyaProduk/ bahan hasil samping industri minuman berakohol beserta turunannya berstatus haram jika cara memperolehnya hanya melalui pemisahan secara fisik dan produk masih memiliki sifat khamr. Akan tetapi jika bahan/produk tersebut direaksikan secara kimiawi sehingga menghasilkan senyawa baru, maka senyawa baru yang telah mengalami perubahan kimiawi statusnya menjadi halal. Beberapa contoh produk hasil samping industri minuman berakohol dan turunannya yang merupakan titik kritis :a. Cognac Oil (merupakan hasil samping distilasi cognac/brandy)b. Fusel Oil (merupakan hasil samping distilled beverages) dan turunannya seperti isoamil alkohol, isobutil alkohol, propil alkohol, gliserol, asetaldehid, 2,3 butanadiol, aseton dan diasetil dan sebagainya.c. Brewer yeast (merupakan hasil samping industri bir)d. Tartaric Acid (hasil samping industri wine)5. Produk MikrobialStatus produk mikrobial dapat menjadi haram jika termasuk dalam kategori berikut :1. Produk mikrobial yang jelas haram yaitu produk minuman berakohol (khamr) beserta produk samping dan turunannya2. Produk mikrobial yang menggunakan media dari bahan yang haram pada media agar, propagasi, dan produksi. Contoh media yang haram atau diragukan kehalalannya diantaranya: darah, pepton (produk hasil hidrolisisPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

bahan berprotein seperti daging, kasein atau gelatin menggunakan asam atau enzim)3. Produk mikrobial yang dalam proses pembuatannya melibatkan enzim dari bahan yang haram4. Produk mikrobial yang dalam proses pembuatannya menggunakan bahan penolong yang haram. Contohnya adalah penggunaan anti busa dalam kultivasi mikroba yang dapat berupa minyak/lemak babi, gliserol atau bahan lainnya5. Produk mikroba rekombinan yang menggunakan gen yang berasal dari bahan yang haram. Contohnya adalah sebagai berikut:a. Enzim a-amilase dan protease yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisae rekombinan dengan gen dari jaringan hewanb. Hormon insulin yang dihasilkan oleh E.Coli rekombinan dengan gen dari jaringan pankreas babic. Hormon pertumbuhan (human growth hormone) yang dihasilkan oleh E.Coli rekombinan6. Bahan-bahan LainSelain kelompok bahan-bahan di atas, berikut ini adalah contoh bahan/kelompok bahan lain yang sering menjadi titik kritis;1. Aspartam (terbuat dari asam amino fenilalanin dan asam aspartat)2. Pewarna alami3. Flavor4. Seasoning5. Bahan pelapis vitamin6. Bahan pengelmusi dan penstabil7. Anti busa, dllPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.2. DIAGRAM ALIR PEN ETAPAN TITIK KRITIS4.2.1. Identifikasi Titik Kritis Bahan Nabati

Bahan Nabati

Pengolahan ?

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 37 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 28 / 50TidakYa

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 28 / 50

Non TKKultivasi Mikrobial ?

YaTidak

Fermentasi Khamr ?+ Bahan Tambahan ?

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 38 / 50

YaHaramTidakNon TKYaTKTidakTK

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 28 / 50Catatan :1. TK : Titik Kritis, Non TK: Tidak Titik Kritis3. TK dikaji lebih lanjut pada Prosedur Penetapan Status Bahan4. Bahan nabati yang diperiksa dalam penetapan titik kritis ini adalah bahan nabati yang status awalnya halal, bukan bahan nabati yang sudah mendapat status keharaman terlebih dahulu, seperti ganja, kokain, opium,dllPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 28 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.2.2. Identifikasi Titik Kritis Bahan Hewani

Bahan Hewani

Susu, Telur, IkanDaging dan hasil samping(lemak, tulang, kulit,dll)

Ada pengolahan ?TKNon TKYaTidakApakah daging dan hasil sampingberasal dari Hewan Halal ?TidakYa

HaramApakah Hewan disembelih sesuaidengan Syariat Islam dan memilikiSH MUI atau lembaga yang diakuiLP POM MUI ?

TidakYa

Tidak boleh digunakan

Ada pengolahanlanjutan

TidakNon TKYaTK

PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 29 / 50

MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.2.3. Identifikasi Titik Kritis Produk MikrobialProdukMikrobial

TK Semua produk mikrobial merupakan titik kritis Titik kritis terletak pada media, baik media penyegaran hingga media produksi (bisa nabati atau hewani )PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 41 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.2.4. Identifikasi Titik Kritis Bahan Lain-lain (Tambang, Sintetik)Bahan Lain-lain

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 42 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50Bahan TambangSinteti kCam pu ran

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

TK

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50Organi k

Non TKNon Organik

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50TKApakah mengandung BahanPenolong ?

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50TidakYa

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50Non TKTK

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 43 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.2.5. IDENTIFIKASI TITIK KRITIS PENYIMPANAN DAN LINI PRODUKSI

YaTidakTidakYaApakah semua produk disertifikasi halal ?

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 44 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

TidakYa

Apakah ada peluangkontaminasi bahanbahan haram dannajis ?

Tidak

Apakah produk sejenis non sertifikasimenggunakan merk yang sama ?

Ya

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

Tidak dapatdisertifi kasiApakah bahan untuk produk nonsertifikasi mengandung babi atauhasil sampingnya ?

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50TK 1Non TK

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

Tidak dapatdisertifikasiApakah lini produksi, penyimpanan bahandan produk untuk produk disertifikasi dgnnon sertifikasi terpisah ?

Non TKYaTidak

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50Apakah prosedur sanitasi yang dilakukan dpt menghilangkan lemak, bau, warna,rasa ?

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 50 / 50

TidakYa

Apakah ada peluang terkontaminasibahan-bahan haram/najis ?

Tidak dapatdisertifikasi

YaTidak

TK 2Non TK

PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 45 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

Catatan :1. LP POM MUI merekomendasikan agar PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit yang mengajukan sertifikat halal, mensertifikat semua produknya pada semua pabrik dan lini produksi yang dimilikinya.2. PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit harus menjaga agar produk yang disertifikasinya tidak tercemar dengan barang haram atau najis.3. Jika PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit hanya mensertifikasi sebagian produknya, maka produk yang tidak disertifikasi tidak boleh menggunakan merek yang sama dengan produk yang disertifikasi, tidak mengandung babi atau bahan turunan dari babi.4. Lini produksi, tempat penyimpanan bahan atau produk yang disertifikasi dan yang tidak disertifikasi harus terpisah secara nyata.5. TK 1 adalah kontaminasi dari lingkungan (hewan piaraan, burung, cicak, dll) dan karyawan (katering, makanan, minuman)6. Untuk TK 1 perlu dilakukan pencegahan dengan cara :a. Penutupan tempat-tempat terbuka yang memungkinkan terjadinya kontaminasib. Karyawan dilarang untuk membawa makanan dan minuman ke ruang produksi7. TK 2 adalah kontaminasi silang dari bahan-bahan yang tidak disertifikasi (bahanbahan haram atau najis selain babi)8. Untuk TK 2 perlu dilakukan pencegahan malalui pemisahan secara fisik dan administrasi antara bahan untuk produk yang disertifikasi halal dan yang tidak.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 47 / 50TidakYaNon TKApakah alat distribusi berbeda ?YaNon TKTidakApakah produk non sertifikasi halal mengandungbabi dan hasil sampingnya ?YaTidakTidak disertifikasiAda kemasan ?MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.2.6. IDENTIFIKASI TITIK KRITIS DISTRIBUSIApakah semua produk yang didistribusikan bersertifikat halal ?

YaTidak

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 48 / 50

YaTidakTK 2Non TKApakah kemasan dapatmencegah kontaminasi silang ?TK 1

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 55 / 50Catatan :1. Jika distribusi dilakukan oleh pihak ketiga harus dibuat sistem distribusi yang bisa menjamin bahwa distribusi dilakukan terpisah antara produk yang disertifikasi dan non sertifikasi.2. TK 1 adalah dimana kondisi produk dalam keadaan curah, sehingga harus menggunakan wadah yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi silang.3. TK 2 dapat dicegah dengan penggunaan kemasan distribusi yang dapat mencegah kontaminasi silang.PT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi Biscuit

25 Maret 2009No. Rev 0.2Page : 49 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.2.7. IDENTIFIKASI PENETAPAN STATUS BAHAN

BermasalahApakah memiliki SH MUI atauLembaga Luar Negeri yang diakuiMUI dan masih berlaku ?Apakah ada kemungkinanmengandung bahan yangdiragukan ? (biasanya bahanhewani atau produk khamr)TidakTidakKajian LP POM MUIBahan tidakdapat digunakanYaTidakBermasalahYaYaTidakApakah memiliki SH MUI dan masihberlaku ?TidakSertifikasi HalalBahan dapat digunakanTidakHalalYaApakah bahan merupakan Produk Impor ?PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

Catatan :1. Prosedur ini berlaku untuk semua produsen dan pemasok2. Keluaran dari prosedur penetapan status bahan adalah daftar bahan yang dapat dipakai sebagai acuan untuk auditor halal internal3. Bahan dalam kategori daftar bahan yang dapat digunakan, sebelum diimplementasikan harus disahkan terlebih dahulu oleh LP POM MUI4. Bahan dalam kategori daftar bahan yang tidak dapat digunakan tidak boleh ada di areal pabrik5. Bahan yang dapat digunakan harus dilengkapi dokumen pendukung berupa spesifikasi bahan, surat rekomendasi atau sertifikat halal dari LP POM MUI atau Lembaga Sertifikasi Halal luar negeri yang direkomendasi LP POM MUI6. Bahan yang melalui proses kajian LP POM MUI dilengkapi dengan rekomendasi LP POM MUI, sedangkan bahan yang melalui sertifikasi halal dilengkapi dengan sertifikat halal MUIPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 51 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.3. STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) HALAL4.3.1. SOP Penggunaan bahan baru untuk bagian PDa. Bahan yang dibeli harus mengacv pada daftar bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUIb. Pembelian harus dapat menjamin bahwa bahan yang akan dibeli sesuai dengan data yang tertera pada sertifikat halal atau dokumen halal (nama dan kode bahan, nama perusahaan, nama dan lokasi pabrik)c. Dokumen pembelian harus terdokumentasi dengan baik dan lengkap4.3.2. SOP Pemeriksaan dan Penerimaan Bahana. Nama bahan, kode bahan, produsen, nama dan lokasi pabrik diperiksa kesesuaiannya dengan daftar bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI.b. Bila ada sertifikat halal menghendaki logo khusus, logo tersebut harus dipastikan ada pada kemasan bahan.c. Untuk bahan yang sertifikat halalnya diterbitkan per pengapalan, perlu dipastikan bahwa lot number, kuantitas, tanggal produksi, dan tanggal kadaluarsa sesuai dengan yang tercantum pada dokumen halal.d. Bahan yang telah diperiksa dan sesuai dengan kriteria maka diberi halal pass.e. Bahan yang disimpan di gudang adalah bahan yang sesuai dengan daftar bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI. Apabila ada bahan di luar daftar tersebut maka penempatannya harus dipisah dan dipastikan tidak terjadi kontaminasi silang.f. Bahan yang disimpan di gudang harus terbebas dari najis dan bahan haram.g. Setiap mutasi (pemasukan dan pengeluaran) bahan dari gudang harus dicatat serta dilengkapi dengan kartu stok, nota permintaan barang dan bukti penerimaan barang.4.3.3. SOP Penggantian dan Penambahan Pemasok Barua. Jika bahan termasuk kategori kritis,maka diperiksa apakah pemasok baru telah memiliki sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang diakui oleh LP POM MUI.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 53 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

b. Bila pemasok tidak memiliki sertifikat halal maka disarankan untuk mencari pemasok lain yang telah memiliki sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang telah diketahui oleh LP POM MUI.c. Bila tidak ditemukan alternatif pemasok baru yang telah memiliki sertifikat halal maka perlu dilakukan pemeriksaaan spesifikasi teknis yang menjelaskan asal usul bahan (source of origin) dan diagram alir proses pembuatan bahan tersebut serta dikonsultasikan kepada LP POM MUI melalui internal auditor.d. Harus ada jaminan bahwa bahan yang akan dibeli sesuai dengan data yang tertera pada sertifikat halal atau dokumen halal ( nama dan kode bahan, nama perusahaan, nama dan lokasi pabrik ).e. Pemasok diperiksa apakah merupakan produsen langsung atau penyalur. Bila pemasok adalah penyalur, maka harus dibuat perjanjian tertulis dengan pihak pemasok yang menyatakan bahwa pemasok hanya memasok bahan dari produsen yang tertera pada dokumen halal.f. Rencana penggunaan penggantian pemasok dilaporkan kepada LP POM MUI melalui internal auditor.g. Bahan dari pemasok baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh LP POM MUI.h. Data pemasok yang aktif maupun tidak harus didokumentasikan dengan baik.4.3.4. SOP Penggunaan Bahan Barua. Bahan baru diperiksa apakah bahan termasuk kategori kritis dan telah memiliki sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang diketahui oleh LP POM MUIb. Bila bahan tidak memiliki sertifikat halal disarankan untuk mencari bahan alternatif yang sama atau sejenis yang telah memiliki sertifikat halal dari MUI atau dari lembaga yang telah diketahui oleh LP POM MUIc. Bila bahan alternatif yang sama tidak didapatkan, maka perlu pemeriksaan spesifikasi teknis yang menjelaskan asal usul bahan (source of origin) dan diagram alir proses pembuatan bahan tersebut serta dikonsultasikan kepada LP POM MUI melalui internal auditord. Rencana penggunaan bahan baru dilaporkan kepada LP POM MUI melalui internal auditore. Bahan baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh LP POM MUIPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 54 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.3.5. SOP Produksi Halala. Pembuatan kertas kerja produksi (work sheet) harus mengacu pada formula dan matriks bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI.b. Bahan yang dapat digunakan dalam produksi halal hanya yang terdapat dalam daftar bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI dan telah mendapatkan halal pass.c. Bahan dipastikan terbebas dari kontaminasi najis dan bahan yang haram.d. Lini produksi dipastikan hanya digunakan untuk bahan yang halal.e. Apabila lini produksi juga digunakan untuk bahan yang belum disertifikasi halal, maka prosedur pembersihan dipastikan dapat menghilangkan/ menghindari produk dari kontaminasi silang.f. Bila ada produk yang tidak disertifikasi mengandung babi, alat dan lini produksi dipastikan benar-benar terpisah.g. Harus dipastikan bahwa di area produksi tidak boleh ada bahan-bahan atau barang-barang yang tidak digunakan untuk produksi.4.3.6. SOP Perubahan Formula dan Pengembangan Produk Barua. Prinsip perubahan formula dan pengembangan produk baru adalah mengutamakan pada daftar bahan yang telah diketahui LP POM MUI.b. Perubahan formula yang menghasilkan produk baru harus diajukan dalam proses sertifikasi halal baru.c. Perubahan formula yang tidak menghasilkan produk baru dan tidak menggunakan bahan baru (reformulasi komposisi) tidak perlu dilaporkan kepada LP POM MUI.d. Perubahan formula yang tidak menghasilkan produk baru tetapi menggunakan bahan baru ( pengguna bahan alternatif ) harus mengacu kepada SOP penggunaan bahan baru.e. Rencana pembuatan formula baru yang tidak menghasilkan produk baru dilaporkan kepada LP POM MUI melalui internal auditor.f. Formula baru dapat digunakan setelah mendapat persetujuan oleh LP POM MUI.g. Apabila formula baru tidak mendapatkan persetujuan maka formula baru tidak dapat digunakan.PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 55 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.4. FORM ULIR AUDIT HALAL INTERNAL4.4.1. FORM ULIR AUDIT HALAL INTERNAL PADA QA/QCNOPERTANYAANHASIL AUDIT

YATIDAKKETERANGAN

1ApakahbagianQAmemilikidaftarbahanyangtelahdiketahui LP POM MUI ?

2Apakah setiap bahan datang selalu diberi tanda status kehalalannya (halal pass) ?

3Apakah halal pass bahan atau produk, diberikan oleh QA setelah mendapatkan persetujuan dari auditor halal internal?

4Sebelum mencantumkan halal pass, apakah QA memeriksa nama produsen, merek, jenis,/kode barang, logo halal, lot number, dan kuantitas yang tercantum pada labelkemasan sesuai dengan dokumen pengadaan dan sertifikat halal ?

5Apakah jawaban no 5 dapat dibuktikan dengan laporan/ rekaman hasil pemeriksaan bahan ?

6Apakah halal pass hanya diberikan pada bahan atau produk yang sertifikat halalnya masih berlaku ?

7Apakah bagian QA menolak bahan yang tidak memperoleh halal pass ?

8Apakah pemberian halal pass dikontrol dengan baik dan tercatat secara sistematis ?

9Apakah QA selalu berkomunikasi dengan AHI berkaitan dengan bahan yang tidak bisa mendapatkan halal pass karena alasan tertentu (sertifikat halal kadaluwarsa, dll) ?

10Apakah ada teguran tertulis dan/ tindakan pencegahan dari QA jika didapati praktek yang tidak memenuhi SOP ?

Catatan Khusus Auditor

MenyetujuiYang MembuatAuditee Bagian QA/QCAuditor Halal InternalPT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi Biscuit

02 Juli 2015 No. Rev 0.2Page : 57 / 50MANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.4.2. FORMULIR AUDIT HALAL INTERNAL PADA PRODUKSINOPERTANYAANHASIL AUDIT

YATIDAKKETERANGAN

1Apakah bagian produksi hanya memproduksi produk yang disertifikasi halal oleh MUI ?

2Apakah ada konsistensi penggunaan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong ?

3Apakah bahan-bahan tersebut tercantum pada daftar bahan halal yang telah diketahui LP POM MUI ?

4Bila ada produk yang belum jelas status kehalalannya (tidak disertifikasi halal), apakah alat produksi yang digunakan berbeda dengan alat produksi untuk produk yangdisertifikasi halal MUI ?

5Apakah bahan pada produk yang tidak disertifikasi halal mungkin mengandung babi atau turunannya ?

6Bila produk yang tidak disertifikasi halal MUI tidak mengandung babi atau turunannya, apakah prosedur sanitasi peralatan produksi sesuai dengan ketentuan MUI dan diawasi oleh AHI ?

7Bila alat produksi antara produk yang tidak disertifikasi halal dan produk halal terpisah, apakah tempat penyiapan bahan dan tempat bahan work in process juga terpisah ?

8Apakah di lingkungan produksi tidak ditemukan bahan haram walaupun itu milik bagian lain ataupun milik pribadi ?

9Apakah penyelenggaraan proses produksi didukung oleh sistem administrasi yang baik ?

10Apakah semua bahan baku, tambahan, dan penolong tercatat secara sistematis serta mudah untuk ditelusuri?

11Apakah proses pengolahan dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat menghindari terkontaminasinya produk dari bahan haram dan/ atau najis ?

12Apakah Bagian Produksi mempunyai instruksi kerja untuk setiap tahapan proses ?

Catatan Khusus Auditor

MenyetujuiYang MembuatAuditee Bagian ProduksiAuditor Halal InternalPT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.4.3. FORMULIR AUDIT HALAL INTERNAL PADA BAGIAN PDNOPERTANYAANHASIL AUDIT

YATIDAKKETERANGAN

1Apakah bagian PD mempunyai bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI ?

2Apakah sampel bahan yang diterima Bagian PD selalu disertai dokumen yang mendukung status kehalalan bahan ?

3Dalam memeriksa status kehalalan bahan yang akan digunakan, apakah bagian PD memeriksa asal-usul bahan ? ( penentuan bahan sebagai bahan yang kritis terhadap kehalalan, tidak kritis terhadap kehalalan atau haram mengikuti diagram penentuan titik kritis bahan )

4Apakah bagian PD secara periodik memeriksa status kehalalan bahan yang digunakan untuk PD dan mengusahakan penggantinya jika ada bahan yang belum ada sertifikat halalnya ?

5Apakah dalam mengembangkan formula, Bagian PD selalu menggunakan bahan-bahan yang jelas status kehalalannya ?

6Apakah formula yang telah siap diproduksi selalu dimintakan persetujuan AHI, sebelum proses sertifikasi halal Mui ?

Catatan Khusus Auditor

MenyetujuiYang MembuatAuditee Bagian R & DAuditor Halal InternalPT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.4.4. FORM ULIR AUDIT HALAL INTERNAL PADA BAGIAN GUDANGNOPERTANYAANHASIL AUDIT

YATIDAKKETERANGAN

1Apakah bagian gudang didukung dengan sistem administrasi yang mudah ditelusuri ?

2Apakah bagian gudang memegang daftar bahan yan telah diketahui oleh LP POM MUI ?

3Apakah semua bahan di gudang merupakan bahan yang sesuai dengan daftar bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI ?

4Jika jawaban no 2 tidak, apakah bahan halal dan non halal disimpan secara terpisah ?

5Apakah pemisahan (pertanyaan no 3) dengan cara menggunakan ruangan berbeda ?

6Jika jawaban pertanyaan no 4 tidak, apakah pemisahan dilakukan dengan pemberian sekat yang jelas ?

7Jika jawaban no 5 tidak, apakah pemisahan dilakukan dengan cara menggunakan rak yang berbeda dengan diberikan tanda-tanda yang jelas ?

8Jika jawaban no 6 tidak, apakah pemisahannya dilakukan dengan cara pemisahan dalam palet-palet yang berbeda tetapi menggunakan rak yang sama dengan memberikan tanda-tanda yang jelas ?

9Apakah bahan-bahan untuk produksi, bahan kemasan, dan non produksi seperti bahan sanitasi, sampel PD, produk jadi,dll dipisahkan ?

10Apakah pemisahan (pertanyaan no 8) dengan cara menggunakan ruangan yang berbeda ?

11Jika jawaban pertanyaan no 9 tidak, apakah pemisahan dilakukan dengan pemberian sekat yang jelas ?

12Jika jawaban no 10 tidak, apakah pemisahan dilakukan dengan cara menggunakan rak yang berbeda dengan diberikan tanda-tanda yang jelas ?

PT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

13Jika jawaban no 11 tidak, apakah pemisahannya dilakukan dengan cara pemisahan dalam palet-palet yang berbeda tetapi menggunakan rak yang sama dengan memberikan tanda-tanda yang jelas ?

14Apakah setiap penggunaan bahan dan produk untuk keperluan produksi, PD, penjualan atau pengeluaran dari gudang untuk keperluan lain tercatat jenis dan jumlah serta peruntukannya ?

15Apakah setiap pengeluaran bahan untuk produksi halal memperhatikan tanda halal pass ?

16Apakah semua bahan di gudang berlabel dengan jelas?

17Adakah produk yang tidak disertifikasi halal oleh MUI?

18Jika jawaban no 16 ya, apakah produk yang tidak disertifikasi halal disimpan secara terpisah dengan produk yang disertifikasi halal ?

19Jika jawaban no 17 ya, apakah pemisahan dilakukandengan cara menggunakan ruangan yang berbeda ?

20Jika jawaban pertanyaan no 18 tidak, apakah pemisahan dilakukan dengan pemberian sekat yang jelas?

21Jika jawaban no 19 tidak, apakah pemisahan dilakukan dengan cara menggunakan rak yang berbeda dengan diberikan tanda-tanda yang jelas /

22Jika jawaban no 20 tidak, apakah pemisahannya dilakukan dengan cara pemisahan dalam palet-pelet yang berbeda tetapi menggunakan rak yang sama dengan memberikan tanda-tanda yang jelas ?

Catatan Khusus Auditor

MenyetujuiYang MembuatAuditee Bagian GudangAuditor Halal InternalPT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.4.5. FORM ULIR AUDIT HALAL INTERNAL PADA BAGIAN PEMBELIANNOPERTANYAANHASIL AUDIT

YATIDAKKETERANGAN

1Apakah halal menjadi pertimbangan utama dalam pengadaan bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong ?

2Apakah bagian pengadaan memiliki daftar bahan, pemasok, dan produsen bahan yang telah diketahui oleh LP POM MUI ?

3Apakah untuk perubahan pemasok atau produsen bahan baru diketahui dan diketahui oleh AHI (berdasarkan hasil konsultasi dengan LP POM MUI) ?

4Apakah pengadaan bahan baru oleh bagian pengadaan terlebih dahulu telah mendapat persetujuan dari QA dan AHI (berdasarkan hasil konsultasi dengan LP POM MUI) ?

5Adakah catatan jika terjadi perubahan bahan, pemasok atau produsen bahan ?

6Apakah bagian pengadaan memiliki sistem peringatan dini untuk bahan-bahan yang masa berlaku sertifikat halalnya hampir habis masa berlakunya?

7Apakah contoh bahan dari pemasok yang diterima bagian pengadaan disertai dokumen yang berkaitan dengan status kehalalannya (sertifikat halal, deskripsi produk, spesifikasi, alur proses dan asal usul bahan) ?

8Apakah kegiatan pengadaan didukung dengan sistem administrasi yang baik? Seperti semua catatan pengadaan terdokumentasi dengan lengkap, sistematis, rapi dan mudah ditelusuri ?

Catatan Khusus Auditor

MenyetujuiYang MembuatAuditee Bagian PembelianAuditor Halal InternalPT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.4.6. FORMULIR AUDIT HALAL INTERNAL PADA BAGIAN DISTRIBUSINOPERTANYAANHASIL AUDIT

YATIDAKKETERANGAN

1Apakah alat transportasi dan distribusi (bahan dan atau produk jadi) selalu dalam keadaan bersih dan suci dari najis ?

2Adakah jaminan bahwa pengangkutan tidak tercampur dengan bahan atau produk lain atau titipan perusahaan/ orang lain yang tidak jelas kehalalannya ?

3Untuk alat transportasi dan distribusi sewaan, adakah seleksi khusus dan persyaratan khusus yang dapat menjamin produk terhindar dari kemungkinan terkontaminasi bahan haram atau najis ?

Catatan Khusus Auditor

MenyetujuiYang MembuatAuditee Bagian DistribusiAuditor Halal InternalPT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.5. FORMAT LAPORAN BERKALA1. Resume Laporan Audit Halal Internal yang terdiri dari :a. Waktu pelaksanaanb. Auditorc. Auditeed. Temuane. Tindakan koreksi2. Resume perubahan-perubahan yang terjadi selama 6 bulan terakhir yang mencakup :a. Perubahan Manajemen PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit yang mempengaruhi kebijakan halalb. Perubahan Sistem Jaminan Halal (SOP, dokumen, personil, dsb)c. Perubahan lokasi pabrikd. Perubahan bahan (produsen/pemasok, jenis bahan)e. Perubahan formula dan pengembanagan produk baru3. Berita acara tindakan koreksi atas temuan pada audit halal internal4. Daftar bahan terakhir beserta dokumen pendukung terbaruPT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.6. FORMAT LAPORAN KETIDAKSESUAIANNOURAIANKETERANGAN

1Temuan KetidaksesuaianPembuat/pelapor

Sifat Ketidaksesuaian(Merubah/tidak Merubah Status Kehalalan)

Tanggal Kejadian

Lokasi

2Analisis PenyebabProses Kejadian

Penyebab

Pembuat

Disetujui

3Tindakan LangsungIsi Tindakan

Tanggal Pelaksanaan

Dibuat

Disetujui

4Tindakan PerbaikanIsi Tindakan

Tanggal Pencapaian

Tanggal Pelaksanaan

Dibuat

Disetujui

5Tindakan PencegahanIsi Tindakan

Dibuat

Disetujui

PT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.7. NOTULEN PERTEMUAN TINDAKAN MANAJEMENNoTopikRincian DiskusiKesimpulanTindaklanjutTanggalPencapaian

PT Garudafood Putra Putri Jaya Divisi BiscuitMANUALSISTEMJAMINAN HALAL

4.8. FORMULIR ADMINISTRASIFormulir administrasi merujuk pada Matriks Bahan Baku, Status Kehalalan Bahan Baku, dan Alokasi Produk yang digunakan menyesuaikan pada produk yang mendapat sertifikat halal. Contoh form:MATRIKS BAHAN BAKU, STATUS KEHALALAN BAHAN BAKU, DAN ALOKASI PRODUKNoNamaBahanBakuKodeBahanBakuProdusenSupplierLembagaSertifikasiNomorSertifikatHalalMasaBerlakuSertifikatHalalAlokasi Produk

PT GarudafooiPutra Putri Jaya Divisi Biscuit