tugas management resiko
TRANSCRIPT
1
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
BNI COMPANY PROFILE
A. Sejarah Bank BNIBerdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia,
merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968.
Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat “Bank BNI” ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan Negara.
2
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
B. Lokasi atau Place :
Alamat Kantor Pusat:PT. Bank Negara Indonesia (Persero) TbkKantor BesarJl. Jend Sudirman Kav. 1Jakarta 10220 Indonesiaemail : [email protected]
Otoritas Pengawas Bank:Bank IndonesiaJl. MH Thamrin No. 2Jakarta 10110IndonesiaTelp (62-21) 381-7187 Faks (62-21) 350-1867email : [email protected]
Lembaga Penjamin SimpananGedung BRI II Lantai11,Jalan Jendral Sudirman Kav. 44-46,Jakarta 10210, IndonesiaPhone: (62-21) 5713500 (Hunting)Fax: (62-21) 5735006, 5735007Email: [email protected]
C. Visi dan Misi1. Visi Bank BNI
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan dalam Layanan dan Kinerja
2. Pernyataan VisiMenjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan konsumer
3. Misi Bank BNI• Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice)• Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.• Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi.• Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
sosial.
3
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
• Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.
4. Values Kenyamanan dan Kepuasan
5. Filosofi Logo BaruIdentitas Baru BNI – Dasar Pembuatan Desain Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu identitas yang tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta menggambarkan posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut merupakan ekspresi brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata “BNI” yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru BNI.
6. Huruf BNIHuruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih modern. Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan unik.
7. Simbol “46”Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia. Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna jingga untuk menggambarkan BNI baru yang modern.
8. Palet WarnaPalet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap mempertahankan warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoise yang digunakan pada logo baru ini lebih gelap, kuat mencerminkan citra yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan citra lebih percaya diri dan segar.Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis. Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut. Hal ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan melalui identitas yang unik, segar dan modern.
D. Budaya PerusahaanBudaya Kerja BNI”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan BNI,
terdiri dari : 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja :
- PROFESIONALISME - INTEGRITAS- ORIENTASI PELANGGAN
4
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
- PERBAIKAN TIADA HENTI
6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI- Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik- Jujur, Tulus dan Ikhlas- Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab- Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis- Senantiasa Melakukan Penyempurnaan- Kreatif dan Inovatif
Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI adalah :
4 NILAI BUDAYA KERJA BNI
6 NILAI PERILAKU UTAMA INSAN BNI
Profesionalisme (Professionalism)
Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
Integritas(Integrity)
Jujur, Tulus dan Ikhlas Disiplin, Konsisten dan
Bertanggungjawab
Orientasi Pelanggan(Customer Orientation)
Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
Perbaikan Tiada Henti(Continuous
Improvement)
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
Kreatif dan Inovatif
E. Penghargaan PENGHARGAAN TAHUN 2009
Indonesian Bank Loyalty Award Kategori Best Loyalty Program League of American Communications Profesionals 2009 - Best In-House
The Best Channel Award 2009 South East Asia Deal Award
5
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
Indonesian Bank Loyalty Award Kategori Credit Card GCG Award 2009 Housing Estate - Green Property Award 2009 Islamic & Financial Quality Award - Funding League of American Communications Profesionals 2009 Rangking 38 League of American Communications Profesionals 2009 - Gold Award The Best Contact Center Indonesia 2009 Islamic & Financial Quality Award - Financing & MRI
PENGHARGAAN TAHUN 2009 Call Center Award 2009 dari Majalah Marketing kategori Credit Card Green Leadership Award dari Asia Responsible Entrepreneurship Good Corporate Governance Award 2009 dari Investor & Analyst's
Assessment Survey Banking Service Excellence Award 2009 1st Best Customer dari Infobank &
MRI Call Center Award 2009 dari Majalah Marketing kategori Banking for
Achieving Excellent Annual Report Award Asia Best Managed Companies Banking Service Excellence Award 2009 Community Engagement Award Good Corporate Governance Award 2009 dari Corporate Governance
Perception Index Top Brand Award dari Majalah Marketing Banking Service Excellence Award 2009 3rd Best Phone Handling dari Info
bank & MRI
PENGHARGAAN TAHUN 2008 The Best Sharia Division, The Most Earning Asset Expansion, The Most Third Party Fund Expansion, The Top of Mind Sharia Division and The 1st Rank Sharia Skill Competition
Dari Karim Business Consulting :Islamic and Financial Quality Award
6
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
PENGHARGAAN TAHUN 2007 Pemenang Anugerah Media Humas 2007 - BAKOHUMAS BUMN Untuk Kategori Website
PENGHARGAAN TAHUN 2006 Customer Service ChampionshipJuara 3 Customer Service Championship dari Center for Customer Satisfaction & Loyalty (April 2006).
ANALISA DAN PEMBAHASAN
7
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
PROFILE RESIKO BANK BNI (BNI BASED ON RISK MANAGEMENT PROFILE)
1. Manajemen Resiko Bank BNI
Perkembangan dunia perbankan yang disertai dengan meningkatnya
kompleksitas aktivitas perbankan semakin mempertegas pentingnya tata kelola
perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang
dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi
perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapan
manajemen risiko di BNI pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan ini
berdiri, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai
dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal. Pengembangan manajemen
risiko di BNI selalu berpedoman pada peraturan Bank Indonesia tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta dokumen-dokumen dari
Basel Committee on Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II.
Pengelolaan risiko di BNI mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di BNI,
berdasarkan kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis
dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang
berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi unit
bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi perusahaan. Dalam rangka
pengembangan manajemen risiko yang sesuai dengan standar perbankan
internasional, BNI secara kontinu dan berkelanjutan, terus mengembangkan dan
meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian
internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi
adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-
langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka
manajemen risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi,
kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang
berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan
8
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka
evaluasi selalu dilakukan secara berkala sesuai dengan perubahan parameter
risikonya.
2. Infrastruktur Manajemen Resiko
Berbagai inisiatif serta langkah-langkah telah diciptakan untuk meletakkan
landasan yang kuat dalam manajemen risiko di BNI, yang mencakup aspek-aspek
berikut :
Organisasi
- BNI telah menunjuk seorang Direktur yang
bertanggungjawab dalam pengelolaan risiko di BNI. Untuk
membantu Direktur Manajemen Risiko, BNI juga telah membentuk
Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertanggungjawab terhadap
manajemen risiko, yaitu Divisi Manajemen Risiko (MAR). Divisi ini
independen terhadap Divisi/satuan yang melakukan fungsi
operasional/bisnis maupun yang melakukan fungsi audit.
- Dalam rangka membantu pelaksanaan proses dan sistem
Manajemen Risiko yang efektif, BNI juga telah membentuk
Komite Risiko & Kapital (KRK), yang beranggotakan Direksi dan
Pemimpin Divisi dan diketuai langsung oleh Direktur Utama. Komite
Risiko & Kapital ini terdiri dari 3 sub Komite, yaitu Sub Komite
Manajemen Risiko (RMC), Sub Komite Kebijakan Kredit (CPC), dan
Sub Komite Asset & Liability (ALCO).
Strategi
- BNI telah meletakkan kerangka pengembangan
manajemen bank berbasis risiko dalam format Arsitektur
Manajemen Risiko BNI. Konsep tersebut berisi tahapan-tahapan yang
harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan Bank Indonesia
(diantaranya adalah Road Map Bank Indonesia dalam rencana
9
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
implementasi Basel II) maupun prinsip-prinsip dan pedoman dari
Basel Committee on Banking Supervision. Pengembangan dan
implementasi manajemen bank berbasis risiko telah dimulai sejak
tahun 2000 dengan menggunakan pendekatan metode internal sebagai
bagian dari pengelolaan risiko serta diharapkan selesai seluruhnya
pada tahun 2010. Di sisi lain, dalam hal perhitungan kecukupan modal,
BNI juga mempersiapkan diri sesuai dengan arahan Bank Indonesia.
Di tahap awal, perhitungan kecukupan modal dilakukan dengan
metode yang paling sederhana yang merupakan model yang dapat
diaplikasikan di seluruh bank.
- Agar tercipta suatu kondisi yang sehat, BNI juga
melakukan sertifikasi terhadap seluruh Buku Pedoman
Perusahaan (SOP) yang ada dengan melihat kecukupan terhadap aspek
Manajemen Risiko dan Kepatuhan terhadap ketentuan yang ada, baik
internal maupun eksternal.
3. Proses dan Penilaian Resiko
Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit
mengingat risiko yang dihadapi merupakan risiko individual yang melekat pada
produk, transaksi, maupun proses pada unit bersangkutan. Hal ini sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Divisi Manajemen Risiko. Tugas utama
Divisi Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen
risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan dan menguji
pengukuran dan pelaporan risiko yang dilaporkan oleh para pemilik risiko
tersebut. Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan melalui proses
persetujuan Direksi. Divisi Manajemen Risiko menyampaikan Laporan Evaluasi
Risiko kepada Direksi secara periodik, yaitu harian, mingguan dan bulanan serta
menyampaikan beberapa jenis laporan lainnya kepada Dewan Komisaris serta
kepada pihak eksternal terkait, seperti Bank Indonesia.Sejalan dengan peraturan
10
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
Bank Indonesia, BNI juga melakukan assessment risiko yang berasal dari unit-
unit terkait termasuk unit operasional atas seluruh produk dan aktivitas baru,
antara lain peluncuran produk Internet Banking, Tapenas Syariah, Pertamina
BizCard, dan agen penjualan Obligasi Negara Ritel (ORI).
4. Pengelolaan Setiap Jenis Resiko
Ulasan berikut menggambarkan pencapaian dan kemajuan di bidang pengelolaan
risiko, untuk setiap kategori risiko sesuai dengandefinisi
Bank Indonesia yaitu risiko kredit, pasar, operasional, likuiditas,
kepatuhan, hukum, strategi dan reputasi.
Risiko kredit
- Implementasi Four-eye Principless dalam manajemen risiko kredit, dimana
persetujuan kredit dilakukan oleh minimal 2 (dua) orang pemegang
kewenangan pemutus kredit yaitu 1 (satu) orang dari unit bisnis dan 1(satu)
orang dari unit risiko.
- Melakukan penyempurnaan Perangkat Aplikasi Kredit
(PAK) seluruhsegmen dan penyempurnaan kewenangan memutus
kredit.
- Mengembangkan Industry Risk Rating (IRR), yaitu penilaian tingkat
risiko industri berdasarkan kondisi makro ekonomi, struktur industri,
karakteristik industri, prospek industri, riwayat pinjaman, kinerja keuangan
industri dan penyesuaian kondisi regional.
- Menetapkan standarkeuangan industri (termasuk referensi
rasio keuangan) untuk segmen Koperasi, Menengah dan Kecil
secara berkala.
- Penetapan Loan Exposure Limit (LEL), yaitu batas maksimum pinjaman
di akhir tahun untuk setiap sektor ekonomi di masing-masing segmen. LEL
ditetapkan sebagai pedoman ekspansi pinjaman dan sebagai salah satu upaya
mengurangi risiko konsentrasi pinjaman.
11
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
- Pengembangan dan pengkajian sistem pemeringkatandebitur di
seluruhsegmen.
- Mengembangkan dan menyempurnakan aplikasi Internal
Rating Systemdebitur segmen Koperasi, Menengah dan Kecil.
- Mengevaluasi portofolio pinjaman secara berkalaberdasarkan
volume, kualitas, komposisi dan tingkat profitability
termasuk rekomendasi perbaikannya.
- Melakukan pemantauan dan simulasi (scenario analysis) NPL
guna meningkatkan kualitas pinjaman.
- Membangun database risiko kredit antara lain mencakup
peringkat debitur, default history, default probability, recovery
rate dan expected loss.
- Melakukan uji coba perhitungan risiko kredit dalam
Quantitative Impact Study (suatu survey untuk melihat kesiapan dan dampak
implementasi Basel II bagi perbankan).
Risiko Pasar dan risiko likuiditas
- Melakukan perhitungan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum
(KPMM) dengan menggunakan metode standar sesuai ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku. Selain itu, mengkaji dan mengembangkan
kemungkinan penerapan Metode Internal dalam menghitung KPMM dengan
memperhitungkan risiko pasar.
- Mengembangkan sistem pengelolaan risiko yang terintegrasi dan
diaplikasikan ke segenap unit bisnis termasuk risiko pasar di
cabang-cabang luar negeri.
- Menyusun dan menerbitkan laporan dan analisis
risiko pasar secara berkala(harian, mingguan, bulanan dan triwulanan).
12
Manajemen Resiko (Risk Mamagement) oleh Edy Wahyudi
- Mengembangkan sistem pengelolaan risiko yang terintegrasi ke
dalam Treasury Management Information System untuk pengendalian risiko
nilai tukar, risiko tingkat bunga dan risiko likuiditas.
- Melakukan evaluasi secara berkalaterhadap limit risiko
pasar yang terdiri dari limit VaR dan budget loss limit untuk
trading book serta banking book bagi unit bisnis Tresuri dan dealing room
cabang luar negeri. Sementara limit yang terkait dengan likuiditas antara lain
SR (secondary reserve) Ideal, limit Asset Liability Gap dan limit on-shore
loan. Limit-limit tersebut dipantau secara harian, mingguan dan bulanan.
- Menyempurnakan sistem pengendalian risiko pasar untuk transaksi
treasury (dealing room) dan melengkapinya dengan sistem pemantauan
limit (Market Limit System) serta penetapan harga pasar (Market Conformity
Modul) yang terintegrasi dengan front office system.