tugas lingkungan

11
1. Jelaskan proses penegakan hukum yang menggunakan instrumen administrasi dalam mengelola lingkungan hidup! Uraikan prosesnya! Jawab : Sebelum menguraikan proses penegakan hukum menggunakan instrumen administratif dalam mengelola lingkungan hidup, kita harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang berwenang untuk menjatuhkan sanksi administrasi tersebut dan kepada siapa pihak tersebut menjatuhkan sanksi. Pasal 77 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa Menteri dapat menerapkan sanksi administratif terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah daerah secara sengaja tidak menerapkan sanksi administratif terhadap pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dalam pasal diatas, menjelaskan bahwa yang bisa menerapkan sanksi administratif adalah bupati/walikota (sesuai dengan kewenangannya dan dalam hal ini termasuk kedalam pemerintah daerah). Jika bupati/walikota atau pemerintah daerah tidak melaksanakan fungsi atas kewenangannya ataupun tidak bergerak dalam menerapkan sanksi adminsitratif, maka menteri turun tangan untuk menerapkan sanksi administratif tersebut. Yang dikenai sanksi dalam sanksi administratif adalah penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Untuk proses penegakan hukumnya, dapat dilihat pada pasal 77 UU No. 32 Tahun 2009 dimana ayat 1 (satu) menyatakan bahwa penegakan sanksi administratif dikenakan terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan apabila ditemukan pelanggaran izin lingkungan pada saat dilakukan pengawasan, dan dalam ayat 2 (dua) menyatakan tahapan-tahapan sanksi adminsitratif. Tahapan tersebut adalah : 1. Teguran tertulis; 2. Paksaan pemerintah;

Upload: veinry

Post on 26-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Soal-soal latihan dan jawaban mengenai instrumen administrasi yang berkaitan dengan hukum lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: tugas lingkungan

1. Jelaskan proses penegakan hukum yang menggunakan instrumen administrasi dalam mengelola lingkungan hidup! Uraikan prosesnya!

Jawab :

Sebelum menguraikan proses penegakan hukum menggunakan instrumen administratif dalam mengelola lingkungan hidup, kita harus mengetahui terlebih dahulu siapa yang berwenang untuk menjatuhkan sanksi administrasi tersebut dan kepada siapa pihak tersebut menjatuhkan sanksi.

Pasal 77 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa “Menteri dapat menerapkan sanksi administratif terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap pemerintah daerah secara sengaja tidak menerapkan sanksi administratif terhadap pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.”

Dalam pasal diatas, menjelaskan bahwa yang bisa menerapkan sanksi administratif adalah bupati/walikota (sesuai dengan kewenangannya dan dalam hal ini termasuk kedalam pemerintah daerah). Jika bupati/walikota atau pemerintah daerah tidak melaksanakan fungsi atas kewenangannya ataupun tidak bergerak dalam menerapkan sanksi adminsitratif, maka menteri turun tangan untuk menerapkan sanksi administratif tersebut. Yang dikenai sanksi dalam sanksi administratif adalah penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

Untuk proses penegakan hukumnya, dapat dilihat pada pasal 77 UU No. 32 Tahun 2009 dimana ayat 1 (satu) menyatakan bahwa penegakan sanksi administratif dikenakan terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan apabila ditemukan pelanggaran izin lingkungan pada saat dilakukan pengawasan, dan dalam ayat 2 (dua) menyatakan tahapan-tahapan sanksi adminsitratif.

Tahapan tersebut adalah :

1. Teguran tertulis;2. Paksaan pemerintah;3. Pembekuan izin lingkungan; atau4. Pencabutan izin lingkungan.

Awalnya pemerintah (bupati/walikota atau menteri) akan memberikan teguran yang bersifat tertulis kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan. Dalam teguran tertulis tersebut menyebutkan bahwa usaha atau kegiatan tersebut telah melanggar, dan penanggung jawab usaha tersebut harus bertanggung jawab terhadap usaha atau kegiatannya itu. Namun, jika teguran tertulis itu tidak dihiraukan, maka adanya upaya kedua yang disebut dengan paksaan pemerintah.

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009, paksaan pemerintah itu berupa :

Page 2: tugas lingkungan

a. Penghentian sementara kegiatan produksi;b. Pemindahan sarana produksi;c. Penutupan saluran pembuangan air limbah atau emisi;d. Pembongkaran;e. Penyitaan terhadap barang atau alat yang berpotensi menimbulkan pelanggaran;f. Penghentian sementara seluruh kegiatan; ataug. Tindakan lain yang bertujuan untuk menghentikan pelanggaran dan tindakan

memulihkan fungsi lingkungan hidup.

Pengenaan paksaan pemerintah ini bisa dikenakan tanpa melalui tahapan teguran tertulis. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu, yaitu apabila keadaan tersebut menyebabkan :

1) Ancaman yang sangat serius bagi manusia dan lingkungan hidup;2) Dampak yang lebih besar dan lebih luas jika tidak segera dihentikan pencemaran dan/atau

perusakannya; dan/atau3) Kerugian yang lebih besar bagi lingkungan hidup jika tidak segera dihentikan pencemaran

dan/atau perusakannya.

Pembekuan dan pencabutan izin lingkungan dapat dilakukan apabila penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan tidak melaksanakan paksaan pemerintah yang telah disebutkan diatas dan dapat dikenai denda atas setiap keterlambatan pelaksanaan sanksi paksaan pemerintah.

2. RPPLH KLHS USAHA/KEGIATAN AMDAL/UKL-UPL SKKLH/REKOMENDASI UKL-UPLIZIN LINGKUNGAN IZIN USAHABerdasarkan bagan, coba jelaskan proses dikeluarkannya izin usaha bagi pelaku kegiatan!

Jawab :

RPPLH adalah perencanaan tertulis yang memuat potensi, masalah lingkungan hidup, serta upaya perlindungan dan pengelolaannya dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan Pasal 5 UPPLH, dalam perencanaan terdapat beberapa tahapan, yaitu :

1) Inventaris lingkungan hidup2) Penetapan wilayah ekoregion3) Penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Berdasarkan Pasal 10 ayat (4), RPPLH memuat tentang :

a. pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;b. pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup;c. pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber daya

alam; dand. adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH.

Page 3: tugas lingkungan

RPPLH disusun oleh menteri, gubernur, atau bupati/walikota.

KLHS adalah rangkaian analisi yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Berdasarkan Pasal 15 ayat (1), Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:

a. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah;

b. perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; danc. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau

program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Hasil KLHS sebagaimana dimaksud diatas menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah.

Apabila hasil KLHS sebagaimana yang dimaksud menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, maka :

a. kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan

b. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.

Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat, setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan pada KLHS.

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting bagi lingkungan hidup wajib AMDAL, dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria :

a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;b. luas wilayah penyebaran dampak;c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;e. sifat kumulatif dampak;f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/ataug. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Jenis kegiatan/usaha yang wajib amdal terdiri atas :

Page 4: tugas lingkungan

a. pengubahan bentuk lahan dan bentang alam;b. eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan;c. proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya;

d. proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya;

e. proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya;

f. introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik;g. pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan nonhayati;h. kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara;

dan/ataui. penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi

lingkungan hidup.

Namun, bagi kegiatan/usaha yang tidak termasuk jenis diatas tidak wajib AMDAL tetapi UKL-UPL. Gubernur atau bupati/walikota lah yang menetapkan jenis usaha/kegiatan tersebut.

Berdasarkan Pasal 36 ayat (1), Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-UPL wajib memiliki izin lingkungan.

Izin lingkungan adalah

Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 atau rekomendasi UKL-UPL. Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL. Izin lingkungan diterbitkan oleh gubernur, bupati/walikota sesuai kewenangannya.

Berdasarkan Pasal 37 ayat (1), Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya wajib menolak permohonan izin lingkungan apabila permohonan izin tidak dilengkapi dengan amdal atau UKL-UPL. Izin lingkungan merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan

Izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang diterbitkan oleh instansi teknis untuk melakukan usaha dan/atau kegiatan.

3. Pilih salah satu pasal yang mencontohkan delik materiil dan delik formil, lalu jelaskan!

Delik materiil adalah Pasal 112, yaitu Setiap pejabat berwenang yang dengan sengaja tidak melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap peraturan perundangundangan dan izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 dan Pasal 72, yang mengakibatkan terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan

Page 5: tugas lingkungan

lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Delik Formil adalah Pasal 113, yaitu Setiap orang yang memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan keterangan yang tidak benar yang diperlukan dalam kaitannya dengan pengawasan dan penegakan hukum yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

a. Pasal 112 ada kata mengakibatkan, dan akibatnya sudah terjadi baru dijatuhi sanksi. Akibat yang terjadi adalah pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia. Pidana disini bersifat premium remedium yaitu dapat dijatuhkan langsung. Pasal 113, merupakan suatu perbuatan. Pada Pasal 69 ayat (1) berhubungan dengan B3. Tidak ada kata ‘’mengakibatkan”, dan bertentangan dengan hukum yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

b. Delik materiil itu, mengutamakan akibat, dan akibat tersebut harus sudah terjadi. Meskipun tidak bertentangan atau melanggat izin atau peraturan administratif, jika akibat sudah terjadi bisa terkena sanksi. Jadi, upaya ini bukanlah upaya terakhir seperti delik formil. Sanksi ini dapat dijatuhkan langsung (premium remedium), serta akibat disini adalah akibat seperti pencemaran yang mengakibatkan sakitnya manusia, hilanya nyawa manusia. Intinya, delik materiil harus ada unsur kesalahannya atau jika tidak termasuk kedalam strict liability.Sedangkan delik formil, mengutamakan perbuatan, belum ada akibat berarti berpotensi mengakibatkan sesuatu. Harus melanggar suatu peraturan dahulu baru bisa dipidana, hal ini berarti merupakan suatu upaya terakhir karena jika ada yang melanggar diberi peringatan terlebih dahulu.

4. UU No. 32/2009 mengenal adanya tindak pidana korporasi. Jelaskan penegakan tindak pidana tersebut!

Berdasarkan Pasal 116 ayat (1), Tindak pidana dilakukan oleh badan usaha dan/atau orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.

Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana, ancaman pidana yang dijatuhkan berupa pidana penjara dan denda diperberat dengan sepertiga.

Page 6: tugas lingkungan

Terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud oleh badan usaha, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili oleh pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selaku pelaku fungsional.

Berdasarkan Pasal 119, Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini, terhadap badan usaha dapat dikenakan pidana tambahan atau tindakan tata tertib berupa:

a. perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;b. penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau kegiatan;c. perbaikan akibat tindak pidana;d. pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/ataue. penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) tahun.

Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, jaksa berkoordinasi dengan instansi yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup untuk melaksanakan eksekusi. Dalam melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119 huruf e, Pemerintah berwenang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi penempatan di bawah pengampuan untuk melaksanakan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.

Intinya, Sanksi Pidana Tindak Pidana Korporasi :

1. Bagi pemberi perintah atau pemimpin : penjara dan denda (diperberat sepertiga)

2. Dapat dikenakan Tindakan Tata Tertib

perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;

penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau kegiatan;

perbaikan akibat tindak pidana;

pewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau

penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) tahun.

5. a. Jelaskan tentang hak gugat biasa dan hak gugat lingkungan hidup! b.Siapa yang dapat mewakili hak gugat lingkungan hidup!

Jawab :

a. Berdasarkan Pasal 91,hak gugat biasa terdiri atas :

Page 7: tugas lingkungan

(1) Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan kelompok untuk kepentingan dirinya sendiri dan/atau untuk kepentingan masyarakat apabila mengalami kerugian akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

(2) Gugatan dapat diajukan apabila terdapat kesamaan fakta atau peristiwa, dasar hukum, serta jenis tuntutan di antara wakil kelompok dan anggota kelompoknya.

(3) Ketentuan mengenai hak gugat masyarakat dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan hak gugat lingkungan hidup adalah, Pasal 92 : (1) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab perlindungan dan pengelolaan lingkungan

hidup, organisasi lingkungan hidup berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup.

(2) Hak mengajukan gugatan terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu tanpa adanya tuntutan ganti rugi, kecuali biaya atau pengeluaran riil.

(3) Organisasi lingkungan hidup dapat mengajukan gugatan apabila memenuhi persyaratan:a. berbentuk badan hukum;b. menegaskan di dalam anggaran dasarnya bahwa organisasi tersebut didirikan

untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan hidup; danc. telah melaksanakan kegiatan nyata sesuai dengan anggaran dasarnya paling

singkat 2 (dua) tahun.

Intinya, hak gugat lingkungan hidup adalah :

Dasar pemberian hak gugat menurut doktrin hukum perdata di Indonesia berlandaskan pada asas “tiada gugatan tanpa kepentingan hukum” (point d’interest, point d’action).

Namun sejalan dengan tumbuh pesatnya kesadaran masyarakat tentang masalah pelestarian lingkungan dan gerakan advokasi lingkungan pada saat itu maka pengakuan hak gugat bagi organisasi-organisasi lingkungan sangat diperlukan untuk penyelamatan daya dukung ekosistem.

b. Yang berhak mengajukan adalah organisasi lingkungan hidup.

6. a.Jelaskan asas subsidiaritas!b.Jelaskan tentang tanggung jawab mutlak!

Jawab :

a. asas subsidiaritas adalah hukum pidana didayagunakan apabila sanksi administrasi dan sanksi perdata serta alternatif penyelesaian sengketa lingkungan tidak efektif.Pengecualian asa ini adalah :

Page 8: tugas lingkungan

Tingkat kesalahan pelaku relatif berat dan/atau akibat perbuatannya relatif besar dan/atau perbuatannya menimbulkan keresahan masyarakat. Pengecualian ini melihat keadaan dan situasi juga akibat nyata yang besar. Contoh : Lumpur Lapindo

b. Yang dimaksud dengan “bertanggung jawab mutlak” atau strict liability adalah unsur kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti rugi. Ketentuan ini merupakan lex specialis dalam gugatan tentang perbuatan melanggar hukum pada umumnya. Besarnya nilai ganti rugi yang dapat dibebankan terhadap pencemar atau perusak lingkungan hidup dapat ditetapkan sampai batas tertentu.Unsur-unsur yang ada pada strict liability adalah :• Kerugian (damages)• Kausalitas (causal link)• Beban pembuktian terhadap kedua unsur di atas tetap merupakan beban penggugat

(163 HIR dan 1865 BW)• Beban pembuktian tentang faktor penghapus pertanggung jawaban/ pembelaan ada

pada diri tergugat sebagaimana layaknya suatu pembelaan (tidak terdapat pemindahan beban pembuktian)