tugas pengelolaan lingkungan tambangmdal

27
TUGAS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENMABNAGAN BATUBARA PT. PESONA KATULISTIWA, KALIMANTAN TIMUR LATAR BELAKANG PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (PT. PKN) adalah perusahaan pemegang PKP2B yang telah melaksanakan studi kelayakan dengan luas 23.646 Ha (KW 00 PB 0029). Secara administrasi terletak di Kecamatan Tanjung Palas Utara dan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Timur. Kajian kelayakan (Feasibility Study) Pertambangan batubara telah dilakukan dan eksploitasi direncanakan dengan metode tambang terbuka (Open Pit Mining), setelah melakukan eksplorasi terhadap cadangan batubara. Pada daerah area tersebut terdapat dua pilot mine area yaitu Area Ardimulyo dengan luas 197 Ha dan area Kelubir dengan luas 200 Ha. Batubara yang akan ditambang oleh PT. PKN (Ardimulyo dan Kelubir) tidak memerlukan coal washing plant karena kadar abunya rendah. Oleh karena itu hanya memerlukan crushing dan screening saja dan selanjutnya dilakukan blending. Umur tambang direncanakan lebih dari 20 tahun, dan rencana produksi tahun pertama 1,3 juta ton sedangkan tahun kedua dan seterusnya 2 juta ton per tahun. Kegiatan Pertambangan batubara ini secara umum terdiri dari : pembebasan lahan, penerimaan tenaga kerja, I -1

Upload: vera

Post on 17-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

amdal

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

TUGASRENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENMABNAGAN BATUBARA PT. PESONA KATULISTIWA, KALIMANTAN TIMUR

LATAR BELAKANGPT. Pesona Khatulistiwa Nusantara (PT. PKN) adalah perusahaan pemegang PKP2B yang telah melaksanakan studi kelayakan dengan luas 23.646 Ha (KW 00 PB 0029). Secara administrasi terletak di Kecamatan Tanjung Palas Utara dan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Timur. Kajian kelayakan (Feasibility Study) Pertambangan batubara telah dilakukan dan eksploitasi direncanakan dengan metode tambang terbuka (Open Pit Mining), setelah melakukan eksplorasi terhadap cadangan batubara. Pada daerah area tersebut terdapat dua pilot mine area yaitu Area Ardimulyo dengan luas 197 Ha dan area Kelubir dengan luas 200 Ha. Batubara yang akan ditambang oleh PT. PKN (Ardimulyo dan Kelubir) tidak memerlukan coal washing plant karena kadar abunya rendah. Oleh karena itu hanya memerlukan crushing dan screening saja dan selanjutnya dilakukan blending. Umur tambang direncanakan lebih dari 20 tahun, dan rencana produksi tahun pertama 1,3 juta ton sedangkan tahun kedua dan seterusnya 2 juta ton per tahun. Kegiatan Pertambangan batubara ini secara umum terdiri dari : pembebasan lahan, penerimaan tenaga kerja, pembangunan sarana-prasarana, Pertambangan/pemotongan batubara, pengangkutan menuju stock pile, dan rehabilitasi/reklamasi bekas tambang. Di tempat penimbunan, batubara akan di crushing untuk selanjutnya dimuat ke barge dan diangkut melalui jalur sungai menuju ke kapal yang ada di tengah laut. Kegiatan tersebut, potensial mempunyai dampak positip dan negatip ke lingkungan sekitarnya.Tujuan utama dari Pertambangan batubara oleh PT. PKN adalah memproduksi batubara berkualitas untuk keperluan bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baik untuk keperluan dalam negeri maupun ekspor. Kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam ini untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dan devisa negara dan diharapkan dapat pula memacu pembangunan daerah, keterbukaan wilayah, terutama di Kabupaten Bulungan dan membuka peluang kerja bagi tenaga kerja setempat.

Berdasarkan sifat dan intensitas rencana kegiatan serta didukung oleh pengalaman dari kegiatan yang sejenis, diduga kegiatan Pertambangan batubara yang akan dilaksanakan berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, baik negatif maupun positif. Oleh karenaitu PT. PKN memandang perlu dilakukannya studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang merupakan telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting lingkungan yang mungkin timbul akibat pelaksanaan kegiatan. Penyusunan studi AMDAL ini mengacu Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

RENCANA KEGIATAN PENYEBAB DAMPAKHasil telaahan terhadap rencana kegiatan yang potensial menimbulkan dampak telah diidentifikasi untuk setiap tahapan kegiatan baik kegiatan-kegiatan pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Berikut ini rencana kegiatan pada masing-masing tahapan dalam rencana penambanganPertambangan batubara oleh PT PKN di Kabupaten Bulungan.A. Tahap Persiapan1) Proses Perijinan Kegiatan perijinan ini akan menimbulkan dampak berupa peningkatan PAD bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan, karena pada tahap kegiatan ini pemrakarsa sudah dikenai beberapa kewajiban administrasi yang harus dibayarkan yang pada akhirnya akan menjadi pemasukan bagi pemerintah daerah setempat.

2) Pembebasan LahanKegiatan pembebasan lahan ini potensial menimbulkan dampak negatif berupa terjadinya pengklaiman lahan oleh penduduk maupun masyarakat adat, perpindahan status kepemilikan lahan, adanya ganti rugi, dan kemungkinan terjadinya konflik sosial. Konflik sosial ini akan muncul apabila lahan milik pemerintah yang akan dijadikan sebagai lokasi Pertambangan PT. PKN diklaim oleh penduduk sekitar lokasi sebagai lahan miliknya atau sebagai lahan milik adat sementara pemberian ganti rugi tidak sesuai dengan permintaan dan harapan penduduk ataupun masyarakat adat. 3) Rekrutmen Tenaga Kerja Pada tahap ini diprakirakan akan menimbulkan dampak positif berupa terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat lokal untuk bisa ikut terlibat sebagai tenaga kerja pada kegiatan Pertambangan batubara baik yang sifatnya sebagai tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja yang tidak tetap, baik untuk tahap persiapan, operasi, pasca operasi maupun pada ketiganya. Terbukanya kesempatan kerja bagi masyarakat ini akan memunculkan persepsi positif masyarakat lokal apabila banyak penduduk lokal yang bisa terserap sebagai tenaga kerja pada kegiatan Pertambangan batu bara tersebut. Selain itu dengan diterimanya sebagai pekerja pada kegiatan pertambangan batubara ini dapat merubah atau menaikkan strata seseorang, terutama bagi anggota masyarakat yang tadinya tidak bekerja atau menganggur, setelah mendapatkan pekerjaan berarti statusnya akan menjadi lebih baik atau lebih tinggi di masyarakat dibandingkan apabila hanya sebagai pengangguran. Dari sisi demografi kegiatan penerimaan tenaga kerja ini juga diprakirakan akan mampu merubah pola migrasi penduduk karena penduduk yang pada awalnya harus merantau untuk mencari nafkah ke luar daerah, dengan adanya penerimaan tenaga kerja ini diharapkan bisa menarik kembali penduduk lokal yang merantau untuk pulang kembali ke tempat asalnya dan bekerja di proyek Pertambangan yang ada di daerah asalnya.2. TAHAP KONSTRUKSI

1) Mobilisasi Peralatan Berat dan Material Pada tahap ini akan terjadi pemadatan tanah di daerah/lokasi daratan yang dilalui oleh alat-alat berat. Kegiatan mobilisasi peralatan berat dan material diprakirakan akan menimbulkan kebisingan dan peningkatan debu dan gas buangan kendaraan/alat berat.Debu yang beterbangan akan menutupi permukaan daun pada vegetasi yang ada di sepanjang jalan yang dilalui kegiatan ini. Dengan tertutupnya permukaan daun oleh debu menyebabkan gangguan fisiologi pada tumbuhan. Sedangkan kebisingan yang ditimbulkan akan berdampak terhadap fauna yaitu terjadi migrasi fauna sehingga akan menyebabkan terjadinya penurunan kelimpahan dan keanekaragaman fauna di sekitar kegiatan.Pada tahap kegiatan ini diprakirakan juga akan muncul dampak secara langsung bagi penduduk terutama di sepanjang jalur lalu lintas Sungai Ansam. Jalur Sungai Ansam merupakan jalur transportasi utama bagi penduduk di sekitar proyek, maka adanya mobilisasi peralatan berat dan material akan mengganggu lalu lintas di sepanjang jalur tersebut. Untuk jalur mobilisasi di darat, karena jalur jalan yang dilewati tidak melewati permukiman penduduk, maka tidak menimbulkan dampak yang signifikan.

2) Pembangunan Jalan Tambang Pada tahap ini akan terjadi perubahan bentuk lahan mikro di sepanjang jalan tambang akibat perataan sebagian lapisan tanah. Tanah di sepanjang jalan akan mengalami pemadatan oleh alat berat. Pembuatan jalan akan menyebabkan permukaan tanah terbuka yang apabila terjadi hujan, maka air hujan akan lebih banyak terlimpas (run off) dengan membawa sebagian tanah (erosi) yang akan mengendap di daerah sekitarnya yang lebih rendah atau di badan-badan sungai. Kondisi ini juga akan menurunkan kualitas air permukaan. Pembangunan jalan tambang ini diprakirakan akan memunculkan dampak peningkatan debu dan penurunan kualitas udara karena beroperasinya alat-alat berat. Dampak turunannya, peningkatan kadar debu dapat menutupi permukaan daun pada vegetasi yang ada di sepanjang area rencana pembangunan jalan tambang. Dengan tertutupnya permukaan daun oleh debu ini menyebabkan gangguan fisiologi pada tumbuhan. Untuk kegiatan pembangunan jalan ini juga akan dilakukan pembersihan area dari berbagai jenis vegetasi penutup yang ada di sepanjang area yang digunakan untuk jalan, sehingga akan berdampak pada menurunnya kerapatan (densitas) dan keanekaragaman (diversitas) flora serta kelimpahan dan keanekaragaman fauna. Pembersihan area dari vegetasi penutup untuk pembangunan jalan tambang, diprakirakan akan mengakibatkan erosi yang akan masuk dalam badan air sekitar kegiatan sehingga akan menurunkan kualitas air sungai dan menimbulkan dampak turunan berupa menurunnya densitas dan diversitas plankton, benthos. Pada tahap kegiatan ini juga akan muncul dampak positif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terpilih sebagai tenaga kerja dalam perekrutan tenaga kerja, terbukanya peluang berusaha yang pada akhirnya juga akan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat, sehingga selain persepsi positif yang akan muncul, juga diharapkan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Selain itu diprakirakan akan muncul dampak negatif berupa munculnya keresahan masyarakat akibat kekhawatiran penduduk terhadap terjadinya peningkatan erosi, peningkatan sedimen, peningkatan debu serta penurunan kualitas udara yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitar mereka.

3) Pembangunan Sarana dan Prasarana Pada tahap ini, di lokasi pembangunan sarana dan prasarana pertambangan akan terjadi pemadatan tanah. Lahan yang terbuka ini juga akan meningkatkan air limpasan, erosi, sedimentasi dan berdampak terhadap penurunan kualitas air permukaan.Dampak lain yang diperkirakan timbul dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana adalah terjadi kenaikan kebisingan dan peningkatan kadar debu. Pembukaan lahan akan mengakibatkan erosi dan dapat terbawa ke aliran sungai sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas air permukaan. Kegiatan konstruksi pembangunan infrastruktur dermaga akan menurunkan kualitas air sungai karena akan terjadi peningkatan kekeruhan dan kadar minyak, perubahan pH, penurunan DO dan peningkatan BOD.Area yang digunakan untuk membangun sarana dna prasarana akan dibersihan dari vegetasi penutup, sehingga akan berdampak terhadap penurunan densitas dan diversitas flora maupun kelimpahan fauna. Adanya pembersihan area dari vegetasi penutup juga akan berdampak erosi yang akan masuk dalam badan air sekitar kegiatan sehingga akan menurunkan kualitas air sungai dan menimbulkan dampak turunan berupa menurunnya densitas dan diversitas plankton, benthos.Pada tahap ini diprakirakan juga akan muncul dampak postif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terpilih pada saat dilakukan seleksi penerimaan tenaga kerja untuk pembangunan sarana dan prasarana, dan sekaligus bisa membuka kesempatan berusaha bagi penduduk lokal yang ingin membuka usaha dengan memanfaatkan keberadaan aktivitas pembangunan sarana dan prasarana ini (misalnya dengan menjadi supplier bahan makanan, membuka warung makan atau kantin, dan sebagainya). Terbukanya peluang berusaha ini pada akhirnya akan dapat memunculkan pendapatan bagi masyarakat, sehingga diharapkan kebutuhan ekonominya bisa terpenuhi dengan baik dan kesejahteraan hidupnya bisa menjadi lebih baik dan sekaligus bisa memunculkan persepsi positif masyarakat. Pembangunan sarana dan prasarana ini juga akan menimbulkan dampak positif berupa keterbukaan wilayah karena dengan dibangunnya berbagai macam sarana dan prasarana ini suatu wilayah akan lebih mudah diakses dan menjadi penarik bagi pihak luar untuk tinggal atau masuk ke dalam wilayah tersebut, sehingga kondisi ini akan menyebabkan suatu wilayah menjadi lebih ramai dan maju atau lebih berkembang. Pada saat proses pembangunan ini, pola penyakit dan sanitasi lingkungan juga akan berubah seiring dengan banyaknya tenaga kerja di gunakan dalam kegiatan ini.

3. TAHAP OPERASI 1)Pembukaan Lahan dan Pemindahan Tanah Pucuk Pada tahap ini akan terjadi perubahan bentuk lahan mikro sebagai akibat pembukaan lahan dan pemindahan lapisan tanah pucuk. Pembukaan lahan juga menyebabkan lahan menjadi terbuka, air limpasan meningkat, erosi meningkat termasuk sedimentasi di daerah-daerah sekitarnya dan badan-badan sungai. Kualitas air permukaan makin menurun. Pemindahan tanah pucuk berpotensi terhadap penurunan kesuburan tanah yang disebabkan oleh hilangnya sebagian tanah, pemadatan tanah oleh alat berat dan terbakarnya sebagian tanah. Lahan yang terbuka akan menyebabkan air yang meresap ke dalam tanah berkurang yang akan berpengaruh terhadap kuantitas air tanah.Kegiatan pembukaan lahan dan pemindahan tanah pucuk dengan alat-alat berat ini diprakirakan akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, peningkatan kadar debu dan asap serta akan dihasilkan emisi gas SO2, NOx, dan CO yang dapat menurunkan kualitas udara. Disamping itu, kegiatan ini juga mengubah kondisi lahan setempat yang semula sebagian besar merupakan areal lahan hutan atau pertanian menjadi areal terbuka. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan suhu dan kelembaban udara dalam skala mikro di areal rencana kegiatan. Daerah yang terbuka tersebut diprakirakan akan mempunyai kisaran suhu dan kelembaban yang lebih besar dibandingkan dengan kisaran sebelumnya. Selain itu akan terjadi penurunan kualitas air permukaan sebagai akibat terjadinya penigkatan erosi. Pembukaan lahan ini juga mengakibatkan daerah tangkapan air menjadi berkurang sehingga diprakirakan akan terjadi penurunan kuantitas air permukaan.Kegiatan pembukaan lahan untuk infrastruktur diprakirakan juga akan menimbulkan dampak terhadap komponen biologi. Dengan adanya kegiatan ini, tumbuhan yang ada dalam tapak kegiatan akan habis dibersihkan sehingga menyebabkan hilangnya habitat flora dan fauna sehingga menimbulkan dampak terhadap penurunan kelimpahan dan keanekaragaman flora dan fauna. Area yang bersih dari vegetasi penutup potensial menimbulkan erosi yang apabila masuk pada badan air sekitar lokasi kegiatan akan menimbulkan dampak terhadap penurunan densitas dan diversitas plankton benthos. Pada tahap kegiatan ini diprakirakan juga akan muncul dampak berupa peningkatan pendapatan bagi penduduk yang terpilih pada saat dilakukan seleksi penerimaan tenaga kerja sebagai tenaga kerja untuk pembukaan lahan (land clearing) dan pemindahan tanah pucuk. Selain itu kegiatan ini juga akan menimbulkan dampak berupa terbukanya kesempatan berusaha bagi penduduk yang ingin memanfaatkannya misalnya untuk membuka warung makan atau menjadi supplier untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi bagi tenaga kerja land clearing pit. Dengan adanya kesempatan berusaha ini akan dapat memunculkan dampak berupa pendapatan bagi masyarakat yang mau memanfaatkan peluang berusaha. Dari pendapatan yang diterima oleh penduduk ini diharapkan kebutuhan ekonominya bisa terpenuhi, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan penduduk dan sekaligus memunculkan persepsi positif penduduk.

2)Pengeboran dan Peledakan Batuan/Tanah Penutup Pada tahap ini akan terjadi perubahan bentuk lahan akibat peledakan menjadi lubang-lubang yang berpotensi menjadi tendon air apabila terjadi hujan. Akibat adanya lubang-lubang maka pola aliran sungai akan terputus atau berpindah yang berdampak pada terganggunya aliran sungai di bagian hilir. Sebagian overburden akan hancur dan berdampak terhadap menurunnya kesuburan lapisan tanah penutup.Kegiatan pengeboran dan peledakan batuan/tanah penutup ini akan muncul dampak peningkatan kebisingan, debu dan getaran.Akibat peledakan akan menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu fauna yang ada disekitarnya. Fauna, terutama burung sangat peka terhadap kebisingan, sehingga akan terjadi migrasi fauna dan menyebabkan menurunannya kelimpahan dan keanekaragaman fauna di sekitar kegiatanPada tahap kegiatan ini akan muncul juga dampak berupa keresahan masyarakat akibat kebisingan, asap, debu serta getaran yang muncul saat dilakukan kegiatan peledakan (blasting). Terjadinya penurunan kualitas udara ini akan dapat menyebabkan munculnya berbagai pola penyakit yang berkaitan dengan permasalahan di atas.

3)Pemindahan dan Pengangkutan Tanah Penutup Pada tahap ini tanah penutup diangkut dan ditimbun pada tempat tertentu untuk disimpan. Hal ini dapat berdampak terhadap hilangnya/tercecernya tanah dan menurunnya kualitas tanah akibat penimbunan. Tanah yang ditimbun akan bercampur dan mengalami proses oksidasi reduksi yang berdampak terhadap pencucian hara tanah (penurunan kesuburan tanah).Dampak yang muncul dari kegiatan ini adalah peningkatan kebisingan dan kadar debu. Meskipun begitu, dampak ini tidak berpengaruh secara langsung pada penduduk mengingat rute pengangkutan tidak melalui pemukiman pendudukPada tahap kegiatan ini diprakirakan tidak akan muncul dampak secara langsung bagi penduduk mengingat rute pengangkutan antara lokasi pengambilan dan tempat pemindahan tanah penutup jauh dari/tidak melewati lokasi permukiman penduduk.

4)Pembangunan, operasi dan pemeliharaan dam dan konstruksi pengalih aliran permukaan Pada tahap ini akan terjadi perubahan pola aliran sungai, terputusnya aliran sungai (sementara) yang akan mengganggu aliran sungai di bagian hilir.Pembangunan dam diprakirakan akan berdampak terhadap kualitas air sehingga akan berdampak turunan pada menurunnya densitas dan diversitas biota air (plankton, benthos)Disamping itu, pada tahap ini juga diprakirakan akan muncul dampak positif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terpilih pada saat dilakukan seleksi penerimaan tenaga kerja untuk pembangunan, operasi dan pemeliharaan dam dan konstruksi pengalih aliran permukaan sekaligus bisa membuka peluang berusaha bagi penduduk lokal yang ingin membuka usaha dengan memanfaatkan keberadaan aktivitas kegiatan ini (misalnya dengan menjadi supplier bahan makanan, membuka warung makan atau kantin, dan sebagainya). Terbukanya peluang berusaha ini pada akhirnya akan dapat memunculkan pendapatan bagi masyarakat, sehingga diharapkan kebutuhan ekonominya bisa terpenuhi dengan baik dan kesejahteraan hidupnya bisa menjadi lebih baik dan sekaligus bisa memunculkan persepsi positif masyarakat.

5)Pertambangan Batubara/Penirisan Asam Tambang Pada tahap ini akan terjadi perubahan bentuk lahan makro akibat banyaknya lubang-lubang tambang (quarry) yang berdampak terhadap perubahan sistem hidrologi air tanah dangkal, mungkin terbentuk genangan-genangan air. Adanya lubang tambang juga berpotensi untuk terjadinya longsoran dinding tambang. Kegiatan penambanganPertambangan batubara sudah melibatkan semua unsur pendukung penambanganPertambangan seperti peralatan berat untuk penambanganPertambangan, pengangkutan, yang dikerjakan oleh petugas sesuai dengan fungsinya. Dampak yang diperkirakan timbul adalah meningkatnya kadar debu dan kebisingan, serta penurunan kualitas udara karena kegiatan ini akan menghasilkan emisi gas SO2, NOx, dan CO. Penirisan asam tambang adalah kegiatan yang diprakirakan akan menurunkan kualitas air permukaan apabila asam tambang tersebut tidak dikelola dengan benar.Pada tahap ini diprakirakan akan muncul dampak postif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terpilih pada saat dilakukan seleksi penerimaan tenaga kerja sebagai tenaga penambang, sekaligus juga bisa membuka peluang berusaha bagi penduduk lokal yang ingin membuka usaha dengan memanfaatkan keberadaan aktivitas kegiatan Pertambangan ini (misalnya dengan menjadi supplier bahan makanan, membuka warung makan atau kantin, dan sebagainya). Terbukanya peluang berusaha ini pada akhirnya akan dapat memunculkan pendapatan bagi masyarakat, sehingga diharapkan kebutuhan ekonominya bisa terpenuhi dengan baik dan kesejahteraan hidupnya bisa menjadi lebih baik dan sekaligus bisa memunculkan persepsi positif masyarakat.Selain itu pada tahap ini juga akan muncul dampak negatif berupa terjadinya keresahan masyarakat karena kekhawatiran penduduk akan terjadinya kebisingan, peningkatan kadar debu, banyaknya lobang tambang, terjadinya longsoran dinding tambang, genangan air dalam lobang tambang, penurunan kuantitas dan kualitas air sekitar tambang yang pada akhirnya bisa menyebabkan munculnya berbagai pola penyakit tertentu.

6)Pengangkutan Batubara dengan Truk Pengangkutan batubara dengan truk melewati haulling road diprakirakan akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan dan kadar debu. Masyarakat yang terkena dampak ini terutama adalah para pekerja perkebunan kelapa sawit PT SKI karena sebagian haulling road PT PKN akan melewati areal perkebunan tersebut.Debu yang beterbangan akan menutupi permukaan daun pada vegetasi yang ada di sepanjang jalan yang dilalui kegiatan ini. Dengan tertutupnya permukaan daun oleh debu ini menyebabkan gangguan fisiologi pada tumbuhan.Pada tahap kegiatan ini akan muncul juga dampak positif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terseleksi dalam perekrutan tenaga kerja sebagai pengangkut batubara, dan dengan pendapatan yang diperoleh ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain itu dampak yang akan muncul adalah resiko kecelakaan karena route dan jalan yang digunakan dalam pengangkutan batubara ini merupakan jalan yang dibangun khusus untuk kegiatan ini dan tidak menyatu dengan jalur jalan raya yang dipakai umum, namun demikian jalur jalan ini melewati perkebunan kelapa sawit PT SKI.

7) Pengolahan dan Penimbunan Batubara Pengolahan dan penimbunan batubara ini akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, peningkatan debu dan penurunan kualitas air sungai. Pada tahap ini, akibat adanya pengolahan dan penimbunan batubara akan berdampak terhadap penurunan kualitas air permukaan apabila terjadi hujan dan mencuci sebagian batubara dan air terlimpas masuk ke badan-badan air. Timbunan batubara apabila terkena limpasan air hujan akan terjadi leaching masuk ke sungai dan tambak masyarakat yang lokasinya berdekatan dengan dermaga. Kandungan FeS dalam batubara akan bereaksi dengan air membentuk H2SO4, sehingga akan menaikkan keasaman air sungai dan tambak. Pada tahap ini diprakirakan akan muncul dampak postif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terpilih pada saat dilakukan seleksi penerimaan tenaga kerja sebagai tenaga pengolah batubara, sekaligus juga bisa membuka peluang berusaha bagi penduduk lokal yang ingin membuka usaha dengan memanfaatkan keberadaan aktivitas kegiatan Pertambangan ini (misalnya dengan menjadi supplier bahan makanan, membuka warung makan atau kantin, dan sebagainya). Terbukanya peluang berusaha ini pada akhirnya akan dapat memunculkan pendapatan bagi masyarakat, sehingga diharapkan kebutuhan ekonominya bisa terpenuhi dengan baik dan kesejahteraan hidupnya bisa menjadi lebih baik dan sekaligus bisa memunculkan persepsi positif masyarakat.Selain itu pada tahap ini juga akan muncul dampak negatif berupa terjadinya keresahan masyarakat karena kekhawatiran penduduk akan terjadinya longsoran timbunan batubara, kebisingan, peningkatan kadar debu, penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air sekitar tambang yang pada akhirnya bisa menyebabkan munculnya berbagai pola penyakit tertentu.

8) Pengangkutan Batubara dengan Konveyor Pengangkutan batubara dengan konveyor diprakirakan akan menimbulkan dampak peningkatan kebisingan, kadar debu dan penurunan kualitas air permukaan. Pengapalan batubara menggunakan konveyor diprakirakan dapat menimbulkan dampak tercecernya batubara ke dalam sungai. Hal ini akan menaikkan keasaman air sungai dan berubahnya komposisi kation-anion.Pengangkutan batubara dengan konveyor diprakirakan akan berdampak pada komponen biologi. Akibat ceceran bahan bakar minyak solar/pelumas dari kapal pengangkut batu bara melalui sungai diprakirakan akan mempengaruhi kualitas sungai yang akan berdampak langsung terhadap penurunan kelimpahan dan keanekaragaman biota sungai.Pada tahap kegiatan ini juga akan muncul dampak positif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terseleksi dalam perekrutan tenaga kerja sebagai pengoperasi konveyor, dan dengan pendapatan yang diperoleh ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain itu pada tahap ini juga akan muncul dampak negatif berupa terjadinya keresahan masyarakat karena kekhawatiran penduduk akan terjadinya kebisingan, peningkatan kadar debu, penurunan kualitas udara dan penurunan kualitas air yang kemungkinan akan berpengaruh pada kegiatan pertambakan/pertanian penduduk sekitar yang pada akhirnya dapat menyebabkan munculnya berbagai pola penyakit.9)Pengoperasian Terminal Batubara Pengoperasian terminal batubara akan menurunkan kualitas air permukaan karena pada saat pemuatan batubara ke dalam tongkang dapat terjadi ceceran batubara ke dalam sungai sehingga akan terbentuk asam sulfat yang menaikkan keasaman air sungai. Pada tahap ini, akibat adanya pengoperasian terminal batubara akan berdampak terhadap penurunan kualitas air permukaan apabila batubara tercecer dan masuk ke badan-badan air. Selain itu, ceceran bahan bakar kapal atau tongkang juga akan menurunkan kualitas sungai.Penurunan kualitas air sungai ini akan berpengaruh/berdampak pula terhadap biota air. Densitas maupun diversitas biota air akan menurun. Disamping itu, pada tahap kegiatan ini akan muncul dampak positif berupa keterbukaan wilayah karena mulai dioperasikannya terminal batubara yang bisa diakses dan dijadikan sebagai sarana untuk saling berhubungan atau berkomunikasi antar daerah/wilayah. Dengan terciptanya keterbukaan wilayah maka akan berpengaruh terhadap proses sosial yang terbentuk pada sistem yang ada di dalamnya, selain itu kemajuan/keterbukaan suatu wilayah akan dapat menciptakan kesempatan kerja sekaligus peluang untuk berusaha bagi yang bisa memanfaatkannya.

10)Reklamasi Lahan Bekas Tambang Pada tahap ini bentuk lahan akan berubah ditata secara berteras sesuai dengan peruntukkannya. Lapisan tanah dikembalikan untuk menutup seluruh bagian atas lahan bekas tambang. Pada tahap awal akan ditanami tanaman/pohon penutup tanah yang mempunyai potensi untuk ini mengikat karbon dan nitrogen dari atmosfir. Selain itu juga dilakukan ameliorasi (pembenahan) tanah yang berdampak terhadap peningkatan kesuburan tanah.Reklamasi bekas lahan tambang diharapkan dapat mengembalikan iklim mikro ke keadaan semula, sehingga akan terjadi penurunan kisaran suhu dan kelembaban.Kegiatan reklamasi lahan bekas tambang akan berdampak positif terhadap komponen biologi yaitu terpeliharanya komunitas flora fauna sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kelimpahan dan keanekaragaman flora dan fauna.Pada tahap kegiatan ini juga akan muncul dampak berupa terbukanya kesempatan kerja bagi penduduk sekitar terutama apabila reklamasi lahan bekas tambang yang dilakukan adalah dalam bentuk penghijauan atau penanaman bibit-bibit tanaman yang dalam pelaksanaannya banyak membutuhkan tenaga kerja manusia untuk menanamnya. Adanya kesempatan kerja ini diharapkan akan dapat memunculkan pendapatan bagi masyarakat yang terlibat pada kegiatan tersebut.

11)Pengoperasian Listrik Tenaga Solar/Uap dan Jaringan Distribusinya Pada tahap kegiatan ini diprakirakan akan muncul dampak peningkatan kebisingan, dan penurunan kualitas udara karena pengoperasian pembangkit listrik tenaga solar dan jaringan distribusinyaKegiatan pengoperasian listrik tenaga solar/uap akan menimbulkan kebisingan yang akan berdampak terhadap fauna yaitu terjadi migrasi sehinga akan menyebabkan menurunannya kelimpahan dan keanekaragaman fauna di sekitar kegiatan. Kegiatan ini juga berdampak terhadap penurunan kualitas air permukaan yang akan berdampak turunan pada biota air yaitu terjadi penurunan densitas dan diversitas plankton, benthos.Namun demikian, pada tahap kegiatan ini juga akan muncul dampak positif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terseleksi dalam perekrutan tenaga kerja sebagai tenaga pengoperasian listrik dan jaringan distribusinya dan dengan pendapatan yang diperoleh ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Selain itu akan dapat memunculkan persepsi positif masyarakat karena meskipun tidak secara langsung bisa ikut menikmati keberadaan listrik beserta jaringannya ini pada wilayah tempat tinggal mereka, namun paling tidak sudah bisa menjangkau jalan akses menuju lokasi pertambangan apabila penduduk memang ingin mengakses jalan yang melewati lokasi pertambangan.12)Pengoperasian dan Pemeliharaan Infrastruktur Pada tahap kegiatan ini akan muncul dampak positif berupa adanya pendapatan bagi penduduk lokal yang sudah terseleksi dalam perekrutan tenaga kerja sebagai tenaga pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur dan dengan pendapatan yang diperoleh ini diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

4. TAHAP PASCA OPERASI1) Penutupan Tambang Pada tahap ini bentuk lahan akan berubah sesuai dengan peruntukannya. Akibat penataan lahan bekas tambang, maka air hujan akan banyak mengalami infiltrasi (tersimpan dalam tanah) dan muka air tanah dangkal akan naik.Pada tahap ini juga akan muncul dampak berupa munculnya persepsi positif masyarakat karena kegiatan pertambangan telah ditutup sehingga dampak-dampak negatif yang muncul akibat tambang juga akan ikut hilang/berhenti. Selain itu juga akan muncul dampak negatif berupa munculnya keresahan masyarakat karena dengan ditutupnya kegiatan pertambangan berarti akan berhenti pula keterlibatan masyarakat pada kegiatan tersebut

2) Reklamasi Akhir Reklamasi akhir ini diharapkan akan mengembalikan iklim mikro ke keadaan semula, sehingga akan terjadi penurunan kisaran suhu dan kelembaban. Pada tahap ini bentuk lahan akan ditata sesuai peruntukannya. Setelah lapisan tanah penutup dikembalikan ke permukaan lahan tambang dan telah dilakukan penanaman tanaman penutup tanah, maka secara berangsur kesuburan tanah akan meningkat. Akibat adanya tanaman penutup, maka air hujan tidak banyak yang terlimpas (run off), sebaliknya akan mengalami infiltrasi, erosi tanah berkurang dan siklus hidrologi akan membaik.Kegiatan ini akan berdampak positif terhadap komponen biologi yaitu terpeliharanya komunitas flora fauna sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kelimpahan dan keanekaragaman flora dan fauna.Pada tahap ini diprakirakan akan muncul juga dampak berupa persepsi positif masyarakat karena lahan yang tadinya merupakan bekas lahan pertambangan akan bisa difungsikan kembali untuk kegiatan lain yang bisa bermanfaat bagi masyarakat, selain itu kegiatan ini juga merupakan bukti pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pemrakarsa untuk berusaha memulihkan kembali lahan yang sudah dieksploitasi untuk kegiatan pertambangan.

3) Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang Pada tahap ini, pemanfaatan lahan bekas tambang disesuaikan dengan RTRW Kabupaten Bulungan dan potensi alamiah lahan. Banyak peluang pemanfaatan, misalnya untuk perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, pariwisata, dan sebagianya. Secara prinsip, agar terjamin kelestariannya, pemanfaatan lahan bekas tambang tidak boleh melebihi potensi alamiahnya berdasarkan hasil evaluasi komponen sumberdaya lahan. Pada tahap ini bentuk lahan akan tertata, secara bertahap kesuburan tanah akan meningkat, run off menurun, erosi menurun, infiltrasi meningkat dan iklus hidrologi membaik.Pemanfaatan lahan bekas tambang untuk penghijauan tentunya akan berdampak positif terhadap komponen biologi yaitu terpeliharanya komunitas flora fauna sehingga akan berdampak terhadap peningkatan kelimpahan dan keanekaragaman flora dan fauna.Pada tahap kegiatan ini akan muncul juga dampak berupa persepsi positif masyarakat karena lahan bekas pertambangan sudah bisa difungsikan kembali untuk kegiatan lain yang bermanfaat bagi masyarakat, dan tidak dibiarkan gersang begitu saja.

4) Pemutusan Hubungan Kerja Pada tahap ini diprakirakan akan muncul dampak berupa keresahan masyarakat bagi penduduk yang tidak memiliki pekerjaan lain selain keterlibatannya di dalam kegiatan Pertambangan. Kegiatan ini juga potensial menimbulkan konflik sosial apabila pemutusan hubungan kerja dilakukan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan sesuai dengan kontrak kerja yang sudah disepakati sebelumnya. Selain itu adanya pemutusan hubungan kerja akan mengakibatkan hilangnya kesempatan kerja dan sekaligus hilangnya pendapatan masyarakat, karena penduduk yang biasa mendapatkan gaji atau upah tetap dengan bekerja di Pertambangan akan terhenti upahnya karena sudah tidak bekerja lagi.

5) Pembongkaran/Pemindahan Infrastruktur Tambang Pada tahap kegiatan ini juga akan muncul dampak berupa terbukanya kesempatan kerja bagi penduduk sekitar lokasi tambang untuk bisa ikut terlibat dalam kegiatan pembongkaran dan pemindahan infrastruktur tambang. Adanya kesempatan kerja ini diharapkan akan dapat memunculkan pendapatan bagi masyarakat yang terlibat pada kegiatan tersebut. Selain itu juga akan memunculkan persepsi positif masyarakat karena lahan yang ada di sekitar penduduk sudah bersih kembali karena infrastruktur tambang yang tadinya dibangun untuk kegiatan pertambangan sudah dibongkar dan dipindahkan dari lokasi sebelumnya.

Berdasarkan uraian rencana kegiatan tersebut di atas yang sudah dilinkup kedalam 4 tahapan yaitu Tahap Persiapan, Tahap Konstruksi, Tahap Operasi dan Tahap Pasca Operasi, coba identifikasikan Dampak Potensial daan Dampak penting hipotetis. Dari dampak-dampak penting hipotetis tersebut. Dari dampak penting hipotetis yang muncul, buatlah dalam bentuk Tabel Rencana Pengelolaan Ligkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan sesuaai dengan proedur yang ada dalam Lampiran III Permen LH No. 16 tahun 2012. I -3