tugas kimia pangan
TRANSCRIPT
Tugas Kimia Pangan
Oleh :
Esti Febriani (F24070097)Ricky Sinaga (F24070084)
Yesica Sinaga (F24070082)
APLIKASI ENZIM PAPAIN DALAM INDUSTRI
PENGOLAHAN PANGAN MELIPUTI CARA
PENGGUNAAN, TUJUAN PENGGUNAAN, DAN MUTU
AKHIR PRODUK YANG DIINGINKAN
Tanaman pepaya tentunya sudah tak asing lagi bagi kita. Buahnya yang muda
biasa dibuat rujak, sedang yang tua dan matang dibuat manisan atau dimakan dalam
keadaan segar. Selain lezat rasanya ia juga bergizi tinggi dan dapat menghilangkan
dahaga. Ternyata disamping untuk sayur dan rujak, buah pepaya muda dapat juga
digunakan untuk mengempukan daging. Yang berperan dalam proses pengempukan
adalah enzim yang terkandung didalam getah buah papaya muda itu.
Getah ini dapat dibuat tepung dan tidak kehilangan keaktifannya dalam
mengempukan daging, serta dapat digunakan secara praktis dan kapan saja. Teknologi
pembuatannya sederhana sehingga dapat dijadikan teknologi tepat guna, serta dapat
juga dikomersilkan dengan mengemasnya dalam kemasan plastik atau botol seperti
bungkus atau wadah bumbu masak (vetsin) dan dijual dipasaran sebagai “obat”
pengempuk daging.
Kandungan Kimia pada Getah Pepaya
Dalam getah pepaya terkandung enzim-enzim protease (pengurai protein)
yaitu papain dan kimopapain. Kadar papain dan kimopapain dalam buah pepaya muda
berturut-turut 10 % dan 45% .
Penggunaan tepung enzim untuk mengempukan daging dapat dilakukan dengan
berbagai macam-macam cara. Pertama dengan menaburkan tepung getah pepaya pada
seluruh permukaan daging mentah. Untuk mendapat penyebaran enzim lebih merata,
daging ditusuk-tusuk terlebihdahulu sebelum diberi enzim. Daging yang telah
dicampur dengan tepung enzim dapat langsun dimasak tanpa diperam terlebih dahulu.
Dalam bentuk segar proses pengempukan belum terjadi. Proses pengempukan daging
dengan enzim papain akan berlangsung selama proses pemasakan (enzim ini akan
aktif pada suhu pemasakan).
Cara lain yang dapat dilakukan adalah merendam dalam larutan enzim;
menyemprotkan larutan enzim atau dengan menyuntikan larutan enzim kedalam
berbagai tempat pada daging. Bahkan dapat pula menyuntikan pada ternak hidup yang
disebut pengempukan antemortem, yang banyak dilakukan di negara barat. Cara-cara
diatas dilakukan pada industri-industri pangolahan daging, karena dapat dilakukan
dalam skala besar.
Penyuntikan larutan enzim papain kedalam ternak hidup dikenal sebagai
pengempukan daging antemortem atau teknik proten process dan dagingnya disebut
daging proten. Penyuntikan dilakukan pada pembuluh darah balik leher (vena
jugularis) pada ternak besar pembuluh vena pada sayap unggas.
Dibanding cara lain, penyuntikan antemortem dianggap paling efisien. Sistem
peredaran darah dapat membagi dosis papain keseluruh jaringan tubuh dengan
proporsi yang diharapkan; jantung dapat memompa enzim keseluruh tubuh; dan jika
hewan tidak jadi dipotong, ia masih dapat hidup terus karena papain dapat dikeluarkan
dari tubuh hewan tersebut melalui system metabolismenya.
Disamping menguraikan protein, papain mempunyai kemampuan untuk
membentuk protein baru atau senyawa yang menyerupai protein yang disebut plastein.
Bahan pembentuk plastein berasal dari hasil peruraian protein daging. Pembentukkan
plastein ini dapat lebih mengempukan daging.
Kimopapain merupakan enzim yang paling banyak terdapat dalam getah
pepaya. Daya kerjanya mirip dengan papain, tetapi mempunyai daya tahan panas yang
lebih besar. Juga, kimopapain lebih tahan terhadap keasaman tinggi, bahkan stabil dan
masih aktif pada pH 2.0 (makanan sangat asam).
Fungsi pemecah protein justru dimanfaatkan untuk pembuatan produk tinggi
protein hewani. Di Perancis dan Jerman, ikan ikan apkir pada industri pengalengan
dikumpulkan menjadi satu dan disiram 1% papain. Hasilnya, protein ikan untuk
pengganti susu skim, sumber protein dan substitusi ekstrak minyak hati ikan tuna
yang harganya menjulang. Produsen keju, margarin, dan permen karet juga
membutuhkannya. Papain digunakan dalam pembekuan susu menjadi margarin dan
keju. Hasilnya lebih lembut dan harga lebih murah dibanding bila memanfaatkan
enzim renin.
Penjernih Bir
Industri minuman tak luput membutuhkan getah papain. Di Amerika paling banyak
digunakan perusahaan bir, kata Gumbira. Dengan penambahan papain menghasilkan
warna lebih terang dan rasa yang kuat. Itu karena kandungan asam askorbat dan asam
glutation yang dikandung papain. Kedua asam lemak itu menjaga stabilitas warna
ketika didinginkan. Minuman fermentasi gandum menjadi gelap di bawah suhu ruang
lantaran protein mengendap. Lantas, papain melarutkannya. Selain warna, aktivitas
papain juga menghasilkan bir rendah kalori dan awet.
PENGHILANGAN ENZIM POLY FENOL OKSIDASE
DALAM PROSES PENGOLAHAN PANGAN
Kerap kali kita melihat bahwa buah apel, pir, kentang dan salak, yang baru
saja di kupas, daging buah atau umbinya menjadi berwarna coklat. Dalam ilmu
pangan gejala itu di namakan browning atau pencoklatan.
Pada umumnya proses pencoklatan ada dua macam yaitu pencokaltan enzimatis dan
non enzimatis. Nah pencoklatan pada buah ini tergolong pada pencoklatan enzimatis,
hal ini di karenakan buah apel atau pada buah-buahan pada umumnya banyak
mengandung substrat senyawa fenolik. Ada banyak sekali senyawa fenolik yang dapat
bertindak sebagai substrat dalam proses pencoklatan enzimatik pada buah-buahan dan
sayuran. Di samping katekin dan turunannya seperti tirosin, asam kafeat, asam
klorogenat, serta leukoantosianin dapat menjadi substrat proses pencoklatan.
Senyawa fenolik dengan jenis ortodihidroksi atau trihidroksi yang saling
berdekatan merupakan substrat yang baik untuk proses pencoklatan. Proses
pencoklatan enzimatik memerlukan adanya enzin fenol oksidase dan oksigen yang
harus berhubungan dengan substrat tersebut.
Pencoklatan pada buah apel dan buah lain setelah di kupas disebabkan oleh aktifitas
enzim polypenol oxidase, yang dengan bantuan oksigen akan mengubah gugus
monophenol menjadi O-hidroksi phenol, yang selanjudnya diubah lagi menjadi O-
kuinon. Gugus O-kuinon inilah yang membentuk warna coklat.
Untuk mencegah terbentuknya warna coklat pada buah apel tersebut, dapat dilakukan
dengan cara blanching.
Blanching merupakan perlakuan panas terhadap bahan dengan cara merendam bahan
dalam air mendidih/ pemberian uap air panas terhadap bahan dalam waktu singkat.
Tujuan blanching itu sendiri adalah untuk menginaktifkan enzim terutama enzim
peroksidase dan katalase. Selain itu ada beberapa manfaat lain yang dapat diambil dari
proses blanching yaitu :
1. Membunuh mikrobia terutama yang tidak tahan terhadap panas
2. Untuk menghilangkan gas-gas yang ada dalam sel/ jaringan bahan sehingga
akan menaikkan kualitas hasil akhir.
3. Untuk menghilangkan senyawa –senyawa lilin pada permukaan bahan
4. Untuk mengerutkan bahan (menaikan isi kaleng dan memudahkan
memasukkan bahan kedalam kaleng dalam proses pengalengan)
5. Untuk mempertajam flavour dan warna.
Caranya setelah di kupas apel dipotong-potong, buah apel direndam dalam air
panas dengan suhu 82-93 derajat celcius) atau dikenai uap panas selama 3
menit. Selanjudnya direndam dalam larutan vitamin C, dengan ukuran 200
miligram per liter ( dalam 1 liter di berikan tablet kecil vitamin C). dengan
demikian akan didapatkan apel tetap dalam kondisi yang segar dan
memperoleh tambahan vitamin C dalam buah tersebut.