tugas kepaniteraan klinik drg. billy

42
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT Oleh : RIZKI DWIRYANTI 04101001083 Pembimbing : drg. Billy Sujatmiko, SpKG F A K U L T A S K E D O K T E R A N

Upload: rizki-dwiryanti

Post on 28-Jan-2016

259 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Tugas Gilut

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Oleh :

RIZKI DWIRYANTI

04101001083

Pembimbing :

drg. Billy Sujatmiko, SpKG

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2014

Page 2: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

1. Bagaimana perjalanan karies?

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi

yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang

berasal dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit

yang paling banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit

periodontal, sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut.

Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan

gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada

waktu tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut

menjadi kritis (5,5). Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut

menjadi karies gigi.

Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan

demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari

permukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.

Faktor Etiologi Karies

Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya

adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses

terjadinya karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies gigi

adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan), mikroorganisme penyebab

karies dan waktu. Karies gigi hanya akan terbentuk apabila terjadi interaksi

antara keempat faktor berikut.

a. Host (gigi dan saliva)

Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di dalam.

Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di bawahnya,

karena lebih keras dan lebih padat. Struktur email sangat menentukan

dalam proses terjadinya karies.Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi

resistensi gigi terhadap karies. Diketahui adanya pit dan fisur pada gigi

Page 3: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies oleh

karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk disini.

Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies. Saliva

disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula parotida, glandula

submandibularis, dan glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva

kecil. Sekresi saliva akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi

dan mukosa tidak menjadi kering.

Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga

bakteri tidak dapat turnbuh dan berkembang biak. Mineral-mineral di

dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi. Enzim-enzim

mucine, zidine, dan lysozyme yang terdapat dalam saliva mempunyai sifat

bakteriostatis yang dapat membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya.

Selain itu, saliva mempunyai efek bufer yaitu saliva cenderung

mengurangi keasaman plak yang disebabkan oleh gula dan dapat

mempertahankan pH supaya tetap konstan yaitu pH 6-7. Aliran saliva

yang baik akan cenderung membersihkan mulut termasuk melarutkan gula

serta mengurangi potensi kelengketan makanan. Dengan kata lain, sebagai

pelarut dan pelumas.

b. Substrat atau diet

Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena

membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada

pada permukaan email. Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme

bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang diperlukan

untuk memproduksi asam serta bahan yang aktif yang menyebabkan

timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak

mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami

kerusakan pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak

mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak

Page 4: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

mempunyai karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa

karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya karies.

c. Mikroorganisme

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya

karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan

mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang

terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.

Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal

pembentukan plak, bakteri yang paling banyak dijumpai adalah

Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan

Stretokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, dijumpai

juga Lactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme

menempel di gigi bersama plak sehingga plak terdiri dari mikroorganisme

(70 %) dan bahan antar sel (30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya

karbohidrat, sedangkan karies akan terbentuk apabila terdapat plak dan

karbohidrat.

d. Waktu

Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi

substrat menempel di permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu yang

dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup

bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.

Lesi karies D1-D6

Klasifikasi karies menurut ICDAS:

D1: White spot yang terlihat pada saat gigi dikeringkan.

D2: White spot yang terlihat tanpa gigi dikeringkan.

D3: Karies email.

D4: Karies dentin terbatas.

D5: Karies dentin luas.

D6: Karies mencapai pulpa.

Page 5: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Proses terjadinya karies

Proses terjadinya karies gigi ditandai dengan adanya perubahan warna putih

mengkilat pada email menjadi putih buram yang disebut white spot. Faktor yang

harus ada dalam proses karies gigi adalah makanan, plak, email dan waktu.

Makanan yang mengandung gula (sukrosa) dengan adanya kuman dalam plak

(coccus) maka berbentuk asam (H+) dan jika berlangsung terus menerus, maka

lama kelamaan pH plak menjadi ± 5. Asam (H+) dengan pH ini akan masuk

kedalam sub surface dan akan melarutkan kristal-kristal hidroxyapatit yang ada,

lama kelamaan kalsium akan keluar dari email, proses ini disebut sub surface

decalsifikasi ( Nio, 1987).

Gejala karies gigi menurut Depkes., R.I., 1994, yaitu:

a. Gejala karies gigi pada tahap awal

Terdapat lubang pada permukaan gigi

Tanpa keluhan atau bisa juga disertai dengan keluhan rasa ngilu bila

terkena makanan dan minuman.

b. Gejala karies gigi pada tahap lanjut

Terdapat lubang yang agak dalam (mengenai lapisan dentin)

Kadang-kadang disertai keluhan rasa sakit bila terkena rangsangan

makanan dan minuman (panas, dingin, manis).

c. Gejala karies gigi tahap lanjut

Terdapat lubang yang lebih dalam (mengenai atap pulpa atau ruang pulpa).

Terdapat keluhan rasa sakit spontan yang terus-menerus dengan disertai

rasa sakit kepala dan bisa juga oleh pembengkakan pada gusi dan pipi atau

pada leher.

Page 6: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

2. Apa yang dimaksud D1-D6?

Klasifikasi karies menurut ICDAS:

D1: White spot yang terlihat pada saat gigi dikeringkan.

D2: White spot yang terlihat tanpa gigi dikeringkan.

D3: Karies email.

D4: Karies dentin terbatas.

D5: Karies dentin luas.

D6: Karies mencapai pulpa.

3. Apa yang dimaksud dengan white spot?

White spot atau incipien caries merupakan tanda klinis pertama sebelum

terjadinya karies, terlihatnya white spot karena terjadinya demineralisasi pada

bagian sub permukaan email. Normalnya apabila white spot terlihat

permukaannya halus maka tidak aktif, sebaliknya apabila permukaannya kasar

menunjukkan bahwa lesi aktif dan berkembang karena meningkatnya porusitas.

Pemeriksaan subjektif

Anamnesis untuk mendapatkan keluhan utama pasien dan riwayat penyakit

yang dikeluhkan (termasuk riwayat sosial, riwayat dental dan riwayat medis).

Ditanyakan tentang keluhan rasa sakit, bengkak, estetik, lokasi sakitnya, lama

sakitnya, apa yang menyebabkannya, apa yang dapat meringankannya, dll.

Pemeriksaan Objektif

Pemeriksaan ekstra oral (BB/TB, cara berjalan, corak kulit, mata bibir,

simetri wajah, kelenjar limfe)

Pemeriksaan intra oral (jaringan lunak dan gigi)

Treatment

Page 7: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Sikat gigi dengan frekuensi 2x sehari (bisa lebih ika dirasa perlu)

menggunakan pasta gigi ber-fluoride.

4. Apa yang dimaksud karies email?

Karies email merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi

(lapisan terluar dan terkaras dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada

pewarnaan hitam atau cokelat pada email. Apabila keseimbangan antara laju

proses demineralisasi dengan remineralisasi berlanjut maka permukaan lesi

awal akan runtuh akibat dari pelarutan apatie yang sudah melemah sehingga

menghasilkan kavitas.

5. Apa yang dimaksud karies dentin?

Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau

bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya

terasa sakit bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.

6. Apa yang dimaksud iritasi pulpa?

Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami

kerusakan sampai batas dentino enamel junction. Iritasi pada jaringan pulpa

akan mengakibatkan inflamasi. Iritan terhadap jaringan pulpa dapat terbagi

menjadi tiga yaitu iritan mikroba, iritan mekanik, dan iritan kimia.

1. Iritan mikroba.

Bakteri yang terdapat dalam karies merupakan sumber utama iritasi

terhadap jaringan pulpa. Bakteri akan memproduksi toksin yang akan

berpenetrasi ke dalam pulpa melalui tubulus dentinalis sehingga sel-sel

inflamasi kronik seperti makrofag, limfosit, dan sel plasma akan berinfiltrasi

secara lokal pada jaringan pulpa. Jika pulpa terbuka, leukosit

polimorfonukleus berinfiltrasi dan membentuk suatu daerah nekrosis pada

lokasi terbukanya pulpa. Jaringan pulpa bisa tetap terinflamasi untuk waktu

yang lama sampai akhirnya menjadi nekrosis atau bisa dengan cepat

menjadi nekrosis. Hal ini bergantung pada virulensi bakteri, kemampuan

Page 8: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

mengeluarkan cairan inflamasi guna mencegah peningkatan tekanan intra

pulpa, ketahanan host, jumlah sirkulasi, dan drainase limfe.

2. Iritan mekanik.

Preparasi kavitas yang dalam tanpa pendinginan yang memadai, dampak

trauma, trauma oklusal, kuretase periodontal yang dalam, dan gerakan

ortodonsi merupakan iritan-iritan yang berperan terhadap kerusakan

jaringan pulpa.

Preparasi kavitas mendekati pulpa dan dilakukan tanpa pendinginan

sehingga jumlah dan diameter tubulus dentinalis akan meningkat. Pada

daerah yang mendekati pulpa menyebabkan iritasi pulpa semakin meningkat

oleh karena semakin banyak dentin yang terbuang. Pengaruh trauma yang

disertai atau tanpa fraktur mahkota dan akar juga bisa menyebabkan

kerusakan pulpa. Keparahan trauma dan derajat penutupan apeks merupakan

faktor penting dalam perbaikan jaringan pulpa. Selain itu, aplikasi gaya

yang melebihi batas toleransi fisiologis ligamentum periodontal pada

perawatan ortodonsi akan mengakibatkan gangguan pada pasokan darah dan

saraf jaringan pulpa. Scaling yang dalam dan kuretase juga bisa

menyebabkan gangguan pada pembuluh darah dan saraf di daerah apeks

sehingga merusak jaringan pulpa.

3. Iritan kimia.

Iritan pulpa mencakup berbagai zat yang digunakan untuk desentisasi,

sterilisasi, pembersih dentin, base, tambalan sementara dan permanen. Zat

antibakteri seperti silver nitrat, fenol dengan atau tanpa camphor, dan

eugenol dapat menyebabkan perubahan inflamasi pada jaringan pulpa.

7. Apa yang dimaksud hiperemi pulpa?

Hiperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hyperemi pulpa adalah

suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan , terjadi sirkulasi

darah bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di dalam

Page 9: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

pulpa. Pulpa terdiri dari saluran pembuluh darah halus, urat-urat syaraf,dan

saluran lympe.

8. Apa yang dimaksud pulpitis reversibel?

Pulpitis reversibel merupakan inflamasi pulpa yang tidak parah. Jika

penyebabnya dihilangkan, inflamasi akan menghilang dan pulpa akan kembali

normal. Stimulus ringan seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi

oklusal, sebagian besar prosedur operatif, kuretase periodontal yang dalam, dan

fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin terbuka adalah faktor yang

dapat mengakibatkan pulpitis reversibel.

Pulpitis reversibel biasanya asimtomatik. Aplikasi cairan dingin dan panas,

dapat menyebabkan nyeri sementara yang tajam. Jika stimulus ini dihilangkan,

nyeri akan segera hilang.

9. Apa yang dimaksud pulpitis irreversibel?

Inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan

dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini

seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat

pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin

yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam

perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.

10. Apa yang dimaksud nekrose pulpa?

Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis

irreversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu

suplai darah ke pulpa.

Jaringan pulpa tertutup oleh email dan dentin yang kaku sehingga tidak

memiliki sirkulasi darah kolateral. Bila terjadi peningkatan jaringan dalam

ruang pulpa menyebabkan kolapsnya pembuluh darah sehingga akhirnya

terjadi nekrosis likuifaksi. Jika eksudat yang dihasilkan selama pulpitis

irreversibel didrainase melalui kavitas karies atau daerah pulpa yang terbuka,

Page 10: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

proses nekrosis akan tertunda dan jaringan pulpa di daerah akar tetap vital

dalam jangka waktu yang lama. Jika terjadi hal sebaliknya, mengakibatkan

proses nekrosis pulpa yang cepat dan total.

Nekrosis pulpa dapat berupa nekrosis sebagian (nekrosis parsial) dan nekrosis

total. Nekrosis parsial menunjukkan gejala seperti pulpitis irreversibel dengan

nyeri spontan sedangkan nekrosis total tidak menunjukkan gejala dan tidak

ada respon terhadap tes termal dan tes listrik.

11. Apa yang dimaksud periodontitis?

Peradangan atau infeksi pada jaringan penyangga gigi (= jaringan

periodontium). Yang termasuk jaringan penyangga gigi adalah gusi, tulang

yang membentuk kantong tempat gigi berada, dan ligamen periodontal

(selapis tipis jaringan ikat yang memegang gigi dalam kantongnya dan juga

berfungsi sebagai media peredam antara gigi dan tulang).

12. Apa yang dimaksud dengan trepanasi?

Trepanasi merupakan bentuk tindakan bedah sebagai terapi abses periodontal

untuk mengeluarkan nanah dan gas gangren yang terbentuk. Tujuan trepanasi

adalah menciptakan drainase melalui saluran akar atau melalui tulang untuk

mengalirkan secret luka serta untuk mnegurangi rasa sakit. Jika timbul abses

alveolar akut berarti infeksi telah meluas dari saluran akar melalui periodontal

apikalis sampai ke dalam tulang periapeks. Perasaan sangat nyeri terutama

bila ditekan pada keadaan ini untuk menghilangkannya perlu segera

dilakukan drainase atau trepanasi.

13. Sebutkan dan jelaskan macam-macam obat kumur!

Obat kumur merupakan larutan atau cairan yang digunakan untuk membilas

rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain untuk menyingkirkan

bakteri perusak, bekerja sebagai penciut, untuk menghilangkan bau tak sedap,

mempunyai efek terapi dan menghilangkan infeksi atau mencegah karies gigi.

Obat kumur dikemas dalam dua bentuk yakni dalam bentuk kumur dan spray.

Page 11: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Untuk hampir semua individu obat kumur merupakan metode yang simpel

dan dapat diterima untuk pengobatan secara topikal dalam rongga mulut.

1. Hexadol

Heksetidin 0,1% Alkohol 9% untuk gingivitis, periodontitis, stomatitis

bertukak, perikoronitis, dan sariawan. Obatkumur dalam bentuk botol

120 ml. dosis 15ml obat kumur dikumur selama 30 detik saat pagi dan

malam hari.

2. Minosep

Clorheksidine 0,2% untuk gingivitis, periodontitis, stomatitis bertukak,

sariawan, angina Vincent, rasa sakit setelah perawatan periodontitis,

perikoronitis, faringitis. Dalam bentuk botol 60ml, dosis 15ml.

dikumur saat pagi dan malam hari.

Beberapa bahan-bahan aktif beserta fungsinya secara umum dapat

dijumpai dalam obat kumur, antara lain :

Bahan antibakteri dan antijamur, mengurangi jumlah mikroorganisme

dalam rongga mulut, contoh: hexylresorcinol, chlorhexidine, thymol,

benzethonium, cetylpyridinium chloride, boric acid, benzoic acid,

hexetidine, hypochlorous acid.

Bahan oksigenasi, secara aktif menyerang bakteri anaerob dalam

rongga mulut dan busanya membantu menyingkirkan jaringan yang

tidak sehat, contoh: hidrogen peroksida, perborate

Astringents (zat penciut), menyebabkan pembuluh darah lokal

berkontraksi dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada

jaringan, contoh: alkohol, seng klorida, seng asetat, aluminium, dan

asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam sitrat

Anodynes, meredakan nyeri dan rasa sakit, contoh: turunan fenol,

minyak eukaliptol, minyak watergreen.

Bufer, mengurangi keasaman dalam rongga mulut yang dihasilkan dari

fermentasi sisa makanan, contoh: sodium perborate, sodium bicarbonate

Page 12: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Deodorizing agents (bahan penghilang bau), menetralisir bau yang

dihasilkan dari proses penguraian sisa makanan, contoh: klorofil.

Deterjen, mengurangi tegangan permukaan dengan demikian

menyebabkan bahan-bahan yang terkandung menjadi lebih larut, dan

juga dapat menghancurkan dinding sel bakteri yang menyebabkan

bakteri lisis. Di samping itu aksi busa dari deterjen membantu mencuci

mikroorganisme ke luar rongga mulut, contoh: sodium laurel sulfate.

Beberapa bahan inaktif juga terkandung dalam obat kumur, antara lain:

a. Air, penyusun persentasi terbesar dari volume larutan

b. Pemanis, seperti gliserol, sorbitol, karamel dan sakarin

c. Bahan pewarna

d. Flavorings agents (bahan pemberi rasa).

14. Apa isi dari kenalog?

Kenalog adalah nama dagang dari triamsinolon acetonid, yaitu kortikosteroid

sintetik yang secara umum mempunyai efek antiperadangan, anti gatal dan

anti alergi. Istilah orabase menunjukkan bahwa obat ini diaplikasikan ke

dalam mulut.

Fungsi utama kenalog in orabase adalah untuk mengobati nyeri,bengkak,

peradangan, dan luka pada mulut atau gusi. Luka bisa terjadi akibat tergigit,

jatuh, atau terkena benda asing, misalnya tulang ikan. Dengan pemberian

kenalog in orabase diharapkan proses penyembuhan berlangsung lebih cepat.

Kenalog in orabase dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat

hipersensitifitas terhadap triamsinolon asetonid atau kortikosteroid lainnya.

Selain itu, kenalog in orabase juga tidak boleh diberikan dengan pasien yang

menderita infeksi virus, bakteri, jamur di mulut atau tenggorokan.

EFEK SAMPING

Efek samping kenalog in orabase jarang terjadi. Efek samping biasanya

berupa memburuknya bengkak di dalam mulut, iritasi mulut atau gusi. Selain

Page 13: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

itu dapat muncul rasa gatal, kering, kemerahan, dan rasa terbakar pada daerah

yang diobati dengan kenalog in orabase.

Pada penggunaan lama dan dalam dosis besar, dapat terjadi efek samping

sistemik seperti gangguan metabolisme gula, metabolisme protein, luka

lambung, dan lain-lain. Efek sistemik ini sangat jarang terjadi. Pada ibu

hamil, penggunaan obat ini secara jangka panjang karena dapat menyebabkan

penumpukan air di dalam tubuh dan janin yang dikandung ibu dapat ikut

terpangaruh.

DOSIS

Kenalog in orabase berbentuk pasta. Cara pemberiannya dengan mengoleskan

pasta tersebut langsung ke luka pada dinding mulut atau gusi. Saat

mengoleskan sebaiknya seluruh luka tertutupi dengan pasta kenalog in

orabase secara keseluruhan. Selain mengoleskan secara langsung, kenalog in

orabase juga dapat diberikan dengan menggunakan cotton buds.

Waktu pengolesan sebaiknya diberikan menjelang tidur sehingga obat dapat

berkontak dengan luka secara maksimal sepanjang malam. Pemberian

dilakukan dua atau tiga kali sehari. Jika penyakit tidak membaik selama 7

hari, maka pengobatan harus dievaluasi lagi. Kenalog in orabase hanya untuk

dioleskan ke dalam mulut, tidak boleh dioleskan ke mata atau kulit.

15. Apa yang dimaksud dengan diagnosis codes ICD10?

ICD 10 singkatan dari International Statistical Classification of Disease and

Related Health Problems Tenth Revision (Klasifikasi Statistik Internasional

tentang Penyakit dan masalah Kesehatan Revisi 10).

Klasifikasi penyakit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem penggolongan

(kategori) dimana kesatuan penyakit disusun berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan. ICD mempunyai tujuan untuk mendapatkan rekaman sistematik,

melakukan analisa, interpretasi serta membandingkan data morbiditas dan

mortalitas dari negara yang berbeda atau antar wilayah dan pada waktu yang

berbeda. ICD digunakan untuk menterjemahkan diagnosa penyakit dan

Page 14: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

masalah kesehatan dari kata-kata menjadi kode alfanumerik yang akan

memudahkan penyimpanan, mendapatkan data kembali dan analisa data.

Struktur dasar dan Prinsip Klasifikasi ICD

Ciri utama pada ICD-10 adalah koding alfanumerik, berupa satu huruf yang

diikuti dengan 3 angka untuk tingkatan 4 karakter.

ICD 10 berisi pedoman untuk merekam dan memberi kode penyakit, dan

disajikan dalam 3 buku, yaitu :

Volume I  TABULAR LIST (List Tabulasi)

- Laporan Konferensi Internasional untuk revisi 10

- Klasifikasi tersebut pada tiga dan empat – karakter level

- Klasifikasi dari morfologi dan neoplasma

- List Tabulasi khusus untuk mortalitas dan morbiditas, definisi dan

ketentuan nomenklatur.

Volume II  BUKU PETUNJUK (INSTRUCTION MANUAL)

- Pengenalan

- Penjelasan

- Bagaimana menggunakan ICD

- Sertifikat Kesehatan dan Peraturannya

- Presentasi Data

- Sejarah Perubahan ICD

Volume III

- Indeks Penyakit

- Indeks Penyebab Luar

- Indeks Obat-obatan

Volume ini memuat seluruh indeks, juga termasuk indeks untuk list tabulasi

untuk 4 karakter sub kategori yang ada pada volume I.

- Buku I  berisi klasifikasi utama yang terdiri dari 22 bab

- Buku II berisikan tentang petunjuk penggunaan ICD

- Buku III berisikan indeks alphabet klasifikasi.

 

PEMBAGIAN ICD-10 MENURUT BAB

BAB   KODE   PENYAKIT

1. A00 – B99     INFEKSI DAN PARASIT

2. C00 – C99     NEOPLASMA GANAS

Page 15: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

3. D00 – D48     NEOPLASMA IN SITU DAN JINAK

4. D50 – D89     PENYAKIT DARAH DAN ALAT PEMBUAT

DARAH, MEKANISME IMUN

5. E00 – E90     PENYAKIT ENDOKRIN, NUTRISI DAN

METABOLIK

6. F00 – F99     GANGGUAN JIWA DAN PERILAKU

7. G00 – G99     PENYAKIT SUSUNAN SYARAF

8. H00 – H59     PENYAKIT MATA DAN ADNEXA

9. H60 – H95     PENYAKIT TELINGA DAN PROSES MASTOID

10. I00 – I99       PENYAKIT PEMBULUH DARAH

11. J00 – J99       PENYAKIT SALURAN NAFAS

12. K00 – K93      PENYAKIT SALURAN CERNA

13. L00 – L99      PENYAKIT KULIT DAN JARINGAN BAWAH

KULIT

14. M00 – M99     PENYAKIT OTOT DAN JARINGAN IKAT

15. N00 – N99     PENYAKIT SISTEM KEMIH KELAMIN

16. O00 – O99     KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS

17. P00 – P96      KONDISI TERTENTU BERAWAL DARI MASA

PERINATAL

18. Q00 – Q99     MALFORMASI BAWAAN, DEFORMASI DAN

ABNORMALITAS KROMOSOM

19. R00 – R99     GEJALA, TANDA DAN HASIL PEMERIKSAAN

KLINIS DAN LABORATORIK ABNORMAL

20. S00 – T98      CEDERA, KERACUNAN DAN FAKTOR

EXTERNAL

21. V01 – Y98       PENYAKIT DAN KEMATIAN AKIBAT FAKTOR

EXTERNAL

22. Z00 – Z99       FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA STATUS

KESEHATAN DAN KONTAK DENGAN FASILITAS

PELAYANAN KESEHATAN

23. U00-U99        KODE UNTUK PENGGUNAAN KHUSUS

Page 16: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Setiap Bab memiliki beberapa Blok dan setiap Blok memiliki beberapa

kategori.

Ciri dari ICD 10 adalah dimulai dengan sebuah Abjad dan diikuti dua  angka,

lalu titik dan diikuti lagi dengan satu angka (pada beberapa kategori ditambah

satu angka lagi diakhir sehingga setelah titik diiukuti dua angka).

16. Bagaimana pemberian AB dan analgetik pada ibu hamil di trimester 1,

2, 3 dan ibu menyusui L1, L2?

Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Penanganan dan

pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi

dengan obat atau farmakoterapi. Tujuan setiap terapi obat yang diresepkan

selama kehamilan adalah untuk menghindari reaksi obat yang merugikan baik

pada ibu maupun janin.

Telah diketahui bahwa tidak satupun obat yang digunakan untuk merawat

rasa nyeri atau infeksi sepenuhnya tanpa risiko. Namun akibat yang

ditimbulkan dari tidak dirawatnya infeksi selama kehamilan melebihi risiko

yang mungkin ditimbulkan oleh sebagian besar obat-obatan yang dibutuhkan

untuk perawatan gigi.

Pada masa kehamilan, obat-obatan sangat mudah diabsorbsi, oleh karena itu

dokter gigi harus sangat berhati-hati dalam memberi resep obat-obatan

kepada pasien hamil. Reaksi toksik , alergi atau hipersensitivitas yang terjadi

pada wanita hamil dapat mempengaruhi kesehatannya dan membatasi

kemampuannya untuk menjalani kehamilan. Efek obat yang merugikan secara

spesifik terhadap kesehatan janin adalah mencakup cacat kongenital,

keguguran, komplikasi kelahiran, berat badan rendah dan ketergantungan

obat pasca lahir.

Food and Drug Administration atau FDA Amerika telah menetapkan lima

kategori untuk mengklasifikasikan obat berdasarkan risiko terhadap wanita

hamil dan janinnya. Kelima kategori ini memberikan pedoman untuk

keamanan relatif obat yang diresepkan bagi wanita hamil. Berikut ini kategori

obat-obatan berdasarkan FDA.

Page 17: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

1. Kategori A : Kategori ini meliputi obat-obatan dan bahan yang telah diuji

melalui penelitian terkontrol pada wanita. Penelitian tersebut

menunjukkan tidak ada resiko terhadap fetus selama semester pertama

kehamilan dan kemungkinan bahaya terhadap janin kecil.

2. Kategori B : Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa bahan ini

tidak beresiko terhadap janin, tetapi belum ada penelitian terkontrol yang

telah dilakukan pada manusia untuk memastikan kemungkinan efek

samping terhadap janin. Kategori ini juga meliputi obat-obatan yang telah

menunjukkan efek samping pada janin hewan, tetapi penelitian terkontrol

pada manusia tidak diungkapkan adanya resiko terhadap janin.

3. Kategori C : Penelitian pada hewan telah memperlihatkan bahwa obat ini

mungkin memiliki efek teratogenik dan/atau toksik terhadap embrio,

tetapi belum dilakukan penelitian terkontrol pada wanita. Suatu obat juga

masuk ke dalam kategori ini bila tidak ada penelitian terkontrol yang

dilakukan pada manusia maupun hewan

4. Kategori D : Terdapat bukti risiko terhadap janin manusia, tetapi

manfaatnya dalam situasi tertentu, misalnya penyakit yang serius atau

keadaan yang membahayakan nyawa tanpa tersedia terapi alternatif

lainnya, dapat membenarkan pemakaian obat-obatan ini semasa

kehamilan.

5. Kategori X : Penelitian pada hewan atau manusia telah memperlihatkan

bahwa obat ini menyebabkan perubahan pada janin atau telah

menunjukkan bukti-bukti peningkatan resiko terhadap janin, berdasarkan

eksperimen pada hewan dan manusia. Risiko terhadap janin melebihi

segala manfaatnya.

Obat-obatan dalam kategori A dan B umumnya dianggap tepat untuk

digunakan selama kehamilan. Obat-obatan kategori C harus digunakan

dengan peringatan, dan obat-obatan kategori D dan X harus dihindari atau

merupakan kontraindikasi. Obat-obatan yang digunakan di kedokteran gigi

seperti anestestikum lokal, analgesik, antibiotik, antifungi dan obat-obatan

lainnya biasanya memiliki waktu paruh metabolik pendek yang diberikan

Page 18: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

untuk periode terbatas, oleh karena itu cenderung kurang menyebabkan

komplikasi selama kehamilan.

Berikut ini tabel anestetikum lokal yang aman dan tidak aman digunakan

pada masa kehamilan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan anestetikum lokal selama

kehamilan antara lain:

1. Penggunaan yang aman adalah anestetikum lokal dengan kadar rendah

atau tanpa epinefrin, sebab pada masa kehamilan biasanya terdapat

komplikasi kehamilan berupa peningkatan tekanan darah.

2. Untuk kategori anestetikum lokal yang aman (Tabel 1), maksimum

penggunaan adalah 2 karpul.

3. Hindari pemberian epinefrin pada pasien wanita hamil yang menderita

hipertensi. Gunakan 4% prilokain tanpa epinefrin (Citanest Plain)

setelah konsultasi dan mendapat keterangan dari obstetrisian pasien.

Page 19: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Pada kasus penanganan nyeri orofasial, kasus-kasus emergensi yang disertai

rasa nyeri ataupun terdapat potensi nyeri setelah dilakukannya perawatan,

maka analgesik diberikan untuk meredakan rasa nyeri tersebut. Idealnya,

analgesik haruslah aman, tidak memiliki efek samping, tidak invasif,

penggunaannya sederhana dan onset serta offset yang cepat.34 Analgesik

yang paling sering digunakan pada masa kehamilan yaitu asetaminofen

(kategori B) dapat diberikan pada setiap trimester kehamilan.

Analgesik golongan opium tertentu seperti oksikodon, morfin, kodein atau

propoksifen digunakan secara hati-hati dan hanya jika diindikasikan.

Penggunaan analgesik opium yang berkelanjutan dan dosis yang tinggi akan

berakibat retardasi pertumbuhan dan perkembangan, risiko janin menderita

cacat kongenital mutipel seperti cacat jantung dan celah bibir atau palatum

serta ketergantungan fisik.

Pada sebagian analgesik golongan opium kategori B pada akhir trimester

ketiga kehamilan menjadi kategori C/D, seperti kodein, hidrokodon dan

oksikodon dikontraindikasikan pada trimester ketiga karena dapat

menyebabkan neonatal respiratory depression dan ketergantungan opium.

Meperidin (Demerol) dianjurkan penggunaannya pada rasa nyeri yang sangat

parah.

Aspirin (kategori C) harus dihindari pemakaiannya karena dapat

menyebabkan komplikasi persalinan dan perdarahan pasca melahirkan pada

ibu. Anti-inflamasi nonsteroid (AINS) hanya diberikan pada masa kehamilan

jika diindikasikan. AINS diberikan secara intermiten dengan dosis efektif

yang paling rendah pada masa kehamilan. Pada minggu ke-6 hingga minggu

ke-8 prepartum, penggunaan AINS sudah harus dihentikan. Aspirin dan

AINS mempunyai mekanisme lazim menghambat sintesa prostaglandin yang

dapat menyebabkan konstriksi duktus arteriosus pada janin yang

mengakibatkan hipertensi pulmoner pada janin.

Berikut ini analgesik yang aman dan tidak aman diresepkan selama masa

kehamilan berdasarkan FDA.

Page 20: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Berikut ini antibiotik yang aman dan tidak aman diresepkan selama masa

kehamilan.

Obat-obatan lain seperti klorheksidin kumur, antifungi nistatin (kategori B)

dan klotrimazol (kategori C) aman diresepkan pada masa kehamilan.

Klotrimazol, ketoconazol, fluconazol (kategori C) sebaiknya dihindari

pemakaiannya. Kortikosteroid tergolong dalam FDA kategori C. Umumnya

digunakan untuk mengobati berbagai kondisi oral yang terinflamasi, untuk

pasien wanita hamil biasanya diresepkan kortikosteroid topikal misalnya obat

kumur.

Page 21: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

17. Gigi diinervasi saraf berapa dari N. Cranialis? Hapalkan!

Persarafan N. Cranialis:

1. Nervus Olfactorius Fungsinya sebagai penciuman Sifatnya sensorik membawa rangsangan aroma dari hidung ke otak

2. Nervus Optikus Fungsinya untuk menentukan ketajaman penglihatan dan lapangan

pandang mata Sifatnya sensoris, membawa rangsangan penglihatan ke otak

3. Nervus Okulomotorius Fungsinya kontraksi pupil, pergerakan bola mata Sifatnya motorik,mensarafi otot-otot orbital

Page 22: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

4. Nervus Troklearis Fungsinya sebagai saraf pemutar bola mata ke bawah dan dalam Sifatnya motorik, mensarafi otot-otot orbital

5. Nervus Trigeminus Fungsinya sebagai penggerak Sifatnya majemuk (sensoris motoris) Saraf ini mempunyai 3 cabang yaitu :

Nervus Optalmikus => Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagian depan, kelopak mata

Nervus Maksilaris => Sifatnya sensoris, mensarafi gigi atas, bibir atas, palatum, hidung dan sinus maksilaris

Nervus Mandibularis => Sifatnya majemuk, mensarafi otot pengunyah, gigi bawah, dagu dan serabut rongga mulut dan lidah, membawa rangsangan citra rasa ke otak

6. Nervus Abdusen Fungsinya pergerakan bola mata ke lateral Sifatnya motoris, mensarafi otot orbital

7. Nervus Facialis Fungsinya sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap Sifatnya majemuk, mensarafi wajah, otot-otot lidah dan selapu

lender rongga mulut8. Nervus Vestibulotroklearis

Fungsinya sebagai pendengaran dan keseimbangan (vestibulo) Sifatnya sensoris, membawa rangsangan dari telinga ke otak

9. Nervus Glasofaringeus Fungsinya menelan dan membawa rangsangan cita rasa ke otak Sifatnya majemuk, mensarafi faring, tonsil, dan lidah

10. Nervus Vagus Fungsinya sebagai perasa Sifatnya majemuk, mensarafi faring, laring, esofagus, gaster, dan

kelenjar pencernaan11. Nervus Assesorius

Fungsinya untuk mengkaji otot sternokleidomastoideus dan muskulus trapezius

12. Nervus Hipoglosus Fungsinya pergerakan lidah dalam berbicara dan menelan Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot lidah

Page 23: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V

atau nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah

orofacial, selain saraf trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf

cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.

Saraf trigeminus adalah saraf yang berperan dalam mengirimkan sensasi dari

kulit bagian anterior kepala, rongga mulut dan hidung, gigi dan meninges

(Lapisan otak). Saraf Trigeminus memiliki tiga divisi (mata/oftalmik, rahang

atas/maksilaris dan rahang bawah/mandibula) yang selanjutnya diperlakukan

sebagai saraf-saraf terpisah. Pada divisi mandibula terdapat juga serabut saraf

motorik yang mensarafi otot-otot yang digunakan dalam mengunyah. Saraf

Trigeminus merupakan saraf campuran dimana sebagian besar merupakan

serat saraf sensoris wajah, dan sebagian yang lain merupakan serat saraf

motoris dari otot mastikasi.

Anatomi Nervus Trigeminus

Nervus Trigeminus merupakan nervus cranialis yang terbesar dan melayani

arcus branchialis pertama. Nervus ini mengandung serat-serat

branchiomotorik dan aferen somatik umum (yang terdiri atas komponen

ekteroseptif dan komponen proprioseptif), dengan nuclei sebagai berikut :

a. Nucleus Motorius Nervus Trigemini

Dari Nucleus ini keluar serat-serat branchiomotorik yang berjalan langsung

ke arah ventrolateral menyilang serat-serat pedunculus cerebellaris medius

(fibrae pontocerebellares) dan pada akhirnya akan melayani m. Masticatores

melalui rami motori nervi mandibularis dan m. Tensor Veli Palatini serta m.

Mylohyoideus.

b. Nucleus Pontius, Nervi Trigemini dan Nucleus Spinalis Nervi

Trigemini

Kedua Nucleus ini menerima impuls-impuls eksteroseptif dari daerah muka

dan daerah calvaria bagian ventral sampai vertex.Di antara kedua nucleus di

atas terdapat perbedaan fungsional yang penting : di dalam nucleus Pontius

berakhir serat-serat aferan N. V yang relatif kasar, yang mengantarkan

impuls-impuls rasa raba, sedangkan nucleus spinalis N. V terdiri atas sel-sel

Page 24: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

neuron kecil dan menerima serat-serat N. V yang halus yang mengantarkan

impuls-impuls eksteroseptif nyeri dan suhu.

Saraf trigeminal atau saraf kranial ke 5 terutama memberi persarafan pada

kulit muka, konjungtiva dan kornea, mukosa dari hidung , sinus-sinus dan

bagian frontal dari rongga mulut , juga sebagian besar dari duramater. Saraf

Page 25: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

ini keluar dari bagian lateral pons berupa akar saraf motoris dan saraf

sensoris. Akar saraf yang lebih kecil, yang disebut juga portio minor nervi

trigemini, merupakan akar saraf motoris.

Berasal dari nukleus motoris dari saraf trigeminal dibatang otak terdiri dari

serabut-serabut motoris, terutama mensarafi otot-otot pengunyah. Dalam

perjalanannya akar saraf ini melalui ganglion disebelah medial dari akar

sensoris yang jauh lebih besar, sebelum bergabung dengan saraf mandibularis

pada saat melalui foramen ovale dari os. Sphenoid. Akar sensoris saraf

trigeminal yang lebih besar disebut dengan portio major nervi trigemini yang

memberi penyebaran serupa dengan akar-akar saraf dorsalis dari saraf spinal.

Akar-akar saraf sensoris ini akan melalui ganglion trigeminal ( ganglion

gasseri ) dan dari sini keluar tiga cabang saraf tepi yaitu cabang optalmikus,

cabang maksilaris dan cabang mandibularis.Cabang pertama yaitu saraf

optalmikus berjalan melewati fissura orbitalis superior dan memberi

persarafan sensorik pada kulit kepala mulai dari fissura palpebralis sampai

bregma ( terutama dari saraf frontalis ) dan suatu cabang yang lebih kecil ke

bagian atas dan medial dari dorsum nasi. Konjungtiva, kornea dan iris,

mukosa dari sinus frontalis dan sebagian dari hidung, juga sebagian dari

duramater dan pia-arakhnoid juga disarafi oleh serabut, saraf sensoris dari

saraf ophtalmikus. Cabang kedua, yaitu saraf maksilaris memasuki fossa

pterygopalatina melalui foramen maksilaris superior memberikan cabang

saraf zygomatikus yang menuju ke orbita melewati fissura orbitalis inferior.

Batang utamanya yaitu saraf infra orbitalis menuju ke dasar orbita melewati

fissura yang sama.

Sewaktu keluar dari foramen infra orbitalis, saraf ini terbagi menjadi

beberapa cabang yang menyebar di permukaan maksila bagian atas dari

wajah bagian lateral dari hidung dan bibir sebelah atas. Sebelum keluar dari

foramen infra orbitalis, didapat beberapa cabang yang mensarafi sinus

maksilaris dan gigi-gigi molar dari rahang atas, ginggiva dan mukosa mulut

yang bersebelahan. Cabang yang ketiga, merupakan cabang yang terbesar

yaitu saraf mandibularis. Saraf ini keluar dari rongga kepala melalui foramen

Page 26: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

ovale dari os sphenoid, selain terdiri dari akar-akar saraf motoris dari saraf

trigeminal, juga membawa serabut-serabut sensoris untuk daerah buccal, ke

rahang bawah dan bagian depan dari lidah, gigi mandibularis, ginggiva.

Cabang aurikulo temporalis yang memisahkan diri sejak awal, mensarafi

daearah didepan dan diatas daun telinga maupun meatus akustikus eksternus

dan membrana tympani. Serabut – serabut sensoris untuk duramater yang

merupakan cabang – cabang dari ketiga bagian saraf trigeminal berperan

dalam proyeksi rasa nyeri yang berasal dari intrakranial. Terdapat hubungan

yang erat dari saraf trigeminal dengan saraf otonomik/simpatis, dimana

ganglia siliaris berhubungan dengan saraf ophtalmikus , ganglion

pterygopalatina dengan saraf maksilaris sedangkan ganglion otikus dan

submaksilaris berhubungan dengan cabang mandibularis

Nervus sensori yang terdapat pada bagian rahang dan gigi dalam tubuh kita

berasal dari suatu cabang nervus cranial yang ke-V atau dikenal juga sebagai

nervus.trigeminal.

N. trigeminus berasal dari permukaan anterolateral pertengahan pons varoli

sebagai 2 akar (radices) yaitu: Portio major: radix sensorial yang terdiri atas

komponen-komponen sensorik dan portio minor: radix motorik yang terdiri

atas komponen motorik.

Serabut portio major n. trigeminus muncul dari sisi lateral permukaan ventral

pons varoli sedangkan portio minor dari permukaan pons kira-kira 2mm-

5mm disebelah medioanterior portio major. Radik ini kemudian akan berjalan

ke anterior didalam fossa crania anterior dimana berkas-berkas tersebut akan

bergabung didalam ganglion semilunare gasseri (ganglion trigeminal),

ganglion ini terdapat di suatu lekukan pada duramater yang dinamakan cavum

trigeminus (cavum meckeli). Nervus trigeminus di lepaskan dari ganglion

semilunaris dan memiliki 3 cabang nervus yaitu N. ophtalmicus,N. maxillaris

dan N. mandibularis.

N. ophtalmicus terletak disebelah kaudal, N. mandibularis terletak rostral dan

N. maxillaries diantara keduanya. N. ophtalmicus dan N. maxillaries bersifat

sensorik, sedangkan N. mandibularis bersifat sensorik dan motorik.

Page 27: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

Kemudian meninggalkan cavum cranii melalui foramen ovale bersama-sama

dengan N. mandibularis

Nervus Maksilaris

Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila,

palatum, dan gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus

trigeminus ini akan bercabang lagi menjadi nervus alveolaris superior. Nervus

alveolaris superior ini kemudian akan bercabang lagi menjadi tiga, yaitu

nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris superior medii, dan

nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior anterior

mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii

mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian mesial,

nervus alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I

bagian distal serta molar II dan molar III.

Nervus Mandibularis

Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior.

Nervus alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di

bawah akar gigi molar sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi

ini tidaklah merupakan sebuah cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga

cabang yang lebih besar yang membentuk plexus dimana cabang pada

inferior ini memasuki tiap akar gigi.

Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada

persarafan mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada

mukosa pipi, saraf ini juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke

area kecil pada gingiva buccal di area molar pertama. Namun, dalam

beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai ke molar

ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki cabang

mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid,

Page 28: Tugas Kepaniteraan Klinik Drg. Billy

terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot

mylohyoid dan memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi

midline. Pada beberapa individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan

dari insisivus sentral dan ligament periodontal.