billy lap magang pd pasar

Upload: ando-killingmeinside

Post on 08-Jul-2015

274 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pada dasarnya apa yang dilakukan manusia adalah memanfaatkan sumberdaya alam yang berasal dari lingkungan, serta mengembalikan hasil aktifitas berupa buangan (waste) kembali ke lingkungan. Keseimbangan dampak positif pemanfaatan sumber daya alam dan dampak negatifnya bagi kesejahteraan manusia sangat dipengaruhi oleh penggunaan teknologi yang digunakan mengeksplorasi sumber daya alam, mengolah buangannya, serta daya asimilasi atau daya dukung lingkungan. Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan semakin terasa dampaknya terhadap lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan secara terus menerus menyudutkan masyarakat pada permasalahan degradasi lingkungan. Salah satu permasalahan lingkungan yang berkaitan erat dengan pelayana publik di n wilayah perkotaan adalah pengelolaan sampah. Volume sampah yang meningkat dengan laju pertumbuhan eksponensial akan menghadapkan pada permasalahan kebutuhan lahan pembuangan sampah, serta semakin tingginya biaya pengelolaan sampah dan biaya-biaya lingkungan. Budaya konsumerisme masyarakat saat ini mempunyai andil besar dalam peningkatan jenis dan kualitas sampah. Di Era Globalisasi, para pelaku usaha

dan pebisnis bersaing sekeras mungkin untuk memasarkan produknya, tidak hanya itu tapi mereka memiliki strategi bisnis dengan mengemas produknya dengan kemasan yang menarik konsumen. Bervariasinya kemasan produk tersebut menimbulkan peningkatan jenis dan kualitas sampah. Pengelolaan sampah, terutama di kawasan pasar pasar tradisional kota Manado, dewasa ini dihadapkan kepada berbagai permasalahan yang cukup1

kompleks. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi tingginya laju timbulan sampah yang tinggi, kepedulian para pedagang ataupun masyarakat setempat (human behaviour) yang masih sangat rendah, pemisahan jenis sampah organik maupun sampah anorganik pada proses pengelolaan sampah oleh petugas kebersihan setempat. Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali (Outerbridge, ed., 1991). Kita juga banyak mengenal bahan bahan anorganik yang dihasilkan oleh tumpukan sampah dapat kembali dimanfaatkan dengan dijadikan sebagai sumber kerajinan. Dengan demikian, pemisahan jenis sampah tidak hanya diukur berdasarkan parameter kesehatan saja melainkan sampah anorganik maupun sampah organik juga dapat dipergunakan lagi. Adapun yang termasuk dalam permasalahan permasalahan yang dihadapi yaitu pasar tradisional sudah dijadikan tempat tinggal bagi para pedagang sehingga hal ini turut mempengaruhi volume sampah yang juga cenderung mengganggu keindahan sebuah pasar. Pasar yang pada umumnya merupakan tempat terjadinya proses jual beli antara pedagang dan penjual, kini sudah memiliki fungsi yang lain lagi yaitu sebagai tempat tinggal para pedagang. Karena kebanyakan dari pedagang tersebut tidak mempunyai tempat tinggal. Tapi sebagian dari para pedagang, baik pedagang tetap maupun pedagang musiman mengaku ada yang menempati pasar bukan karena tidak memiliki tempat tinggal melainkan mereka tinggal di pasar dengan alasan menjaga barang dagangan mereka agar terhindar dari hal - hal yang dapat merugikan para mereka. Tidak hanya itu, pengaruh dari adanya pasar pasar modern yang semakin berkembang yang cenderung membuat berkurangnya pembeli yang memilih pasar tradisional sebagai tempat perbelanjaan, dimana pasar modern lebih memiliki fasilitas-faslitas yang lebih modern, lebih lengkap, ketersediaan ruang belanja yang lebih bersih, aman, serta memberi kenyamanan bagi para konsumen. Membuat konsumen konsumen yang tinggal di kawasan perkotaan lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya dengan berbelanja di pasar pasar moderen.

2

Dengan khawatir akan daganganya tidak akan terjual habis beberapa pedagang yang berada di pasar Pinasungkulan meletakan dagangannya di bagian bagian badan jalan raya termasuk jembatan dan jalan jalan setapak wilayah pasar lainya selalu di penuhi oleh pedagang setempat, sampai pada akhirnya bagian dalam pasar yang harusnya di tempati oleh para pedagang untuk berdagang menjadi kosong karena telah memindahkan dagangannya ke bagian bagian jalan raya. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi kebersihan lingkungan.

1.2. Tujuan Magang 1.2.1. Tujuan Umum Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, para peserta magang telah mampu dan terampil dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan praktik yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat serta memperoleh gambaran mengenai tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat di institusi/ instansi/ unit kerja pemerintah maupun swasta. (Pedoman Pelaksanaan Magang, 2011). 1.2.2. Tujuan Khusus A. Bagi Peserta Magang 1. Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi, sistem manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan di tempat magang 2. Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan alternatif pemecahan masalah (Problem Solving) di tempat magang. 3. Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum dilaksanakan dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat, ditekankan pada bidang minat yang digeluti. 4. Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta magang maupun instansi tempat magang.

3

B. Bagi Fakultas dan Tempat Magang 1. Fakultas mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan kebutuhan pasar kerja 2. 3. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi tempat magang. Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan institusi/instansi/unit kerja pemerintah perusahaan maupun swasta tempat mahasiswa melaksanakan magang. 4. Membuka peluang kerja bagi para lulusan untuk berkarir di institusi/instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta. 1.3. Manfaat Magang 1.3.1. Bagi Mahasiswa 1. Mendapat pengalaman dan keterampilan yang berhubungan dengan Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat di antaranya Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Gizi Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan. 2. 3. Terpapar dengan kondisi dan pengalaman di lapangan Mendapatkan pengalaman menggunkan metode analisis masalah yang tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat magang. 4. Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat terutama sesuai bidang minat yang digeluti. 5. Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat kiat pemecahan masalah kesehatan. 6. Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan Masyarakat 7. Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi / karya ilmiah.

1.3.2. Bagi Tempat Magang 1. Tempat magang mendapat manfaat tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di unit masingmasing. 2. Tempat magang mendapatkan alternatife calon pegawai / karyawan yang telah dikenal kualitas dan kredibilitasnya4

3.

Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas, terampil dan memiliki pengalaman kerja

1.3.3. Bagi Fakultas 1. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran 2. 3. 4. Memperkenalkan program kepada industri lain, di luar Institusi ini. Mendapatkan masukan bagi pengembangan program Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempat magang dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadaan antara substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat

5

BAB II GAMBARAN UMUM

2.1. Analisis Situasi Umum 2.1.1. Sejarah dan Kedudukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado pada mulanya merupakan Dinas Pasar yang pembentukannya ditetapkan berdasarkan Peraturan daerah Nomor II / Perda / WKDKM / tahun 1975.Struktur Organisasi Pasar yang selanjutnya pada Tahun 1986 struktur tersebut disempurnakan dengan Perda Nomor 2 Tahun 1975 Dinas Pasar mengelola pasar-pasar tradisional yang berada di wilayah Kota Manado yaitu Pasar jengki (Pasar Bersehati), Pasar 9 (Sembilan) Sario, Pasar Tuminting dan pasar 8 (Delapan) Wanea, Pasar Senggol, Pasar Orde Baru, Pasar Pinasungkulan, Pasar Tuminting, dan Pasar Bahu. Perkembangan Kota Manado yang semakin berkembang, maka sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2000 sejak tanggal 03 Januari 2002 Dinas Pasar dialihkan status menjadi Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado dengan dasar-dasar hukum yang diatur oleh Pemerintah yaitu: A. Dasar Hukum 1. Surat Keputusan Mendagri Nomor 50 tahun 1999 tentang

Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) 2. Daerah Nomor 14 Tahun 2000 tentang pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum dan Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado 3. Surat Keputusan Walikota Manado Nomor 169 Tahun 2001 tentang Pembentukan Tim Penyiapan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Daerah Pasar Kota Manado 4. Surat Keputusan Walikota Manado Nomor 175 tahun 2001 tentang Penetapan Situs Organisasi PD 5. Surat Keputusan Walikota Nomor 26 Tahun 2003 tentang Petunjuk Palaksanaan Perda Nomor 14 Tahun 2000 6. Tugas dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado

6

7.

Surat Keputusan Walikota Manado Nomor 130 Tahun 2003 Tentang Peraturan Kepegawaian PD. Pasar Kota Manado

Pemerintah untuk mengatur pengegelolaan pasar khususnya Pasar-pasar tradisioanal tetapi juga toko-toko atau kios-kios yang dibangun oleh Pemerintah. Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 bahwa aset Perusahaan adalah aset Pemerintah Kota yang dipisahkan dalam hal ini ditindaklanjuti dengan SK Walikota Nomor 63 Tahun 2004 tentang penyerahan aset Pemerintah Kota Manado yang akan dikelola oleh Perusahan Daerah Pasar Kota Manado. Pengelolaan aset milik Pemerintah Kota Manado meliputi aset tanah dan bangunan, kendaraan dan perlengkapan kantor PD. Pasar Kota Manado.

1.1.2. Visi Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado Adapun Visi dari Perusahaan Daerah Kota Manado yaitu: 1. 2. Pasar yang berbasis wisata Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan dalam penggerak perekonomian daerah Provinsi Sulawesi Utara.

2.1.3. Misi Perusahan Daerah Pasar Kota Manado Adapun Misi yang di rancang oleh Perusahan Daerah Kota Manado yaitu: 1. Menjadi tempat belanja yang utama, aman, nyaman dan berwawasan lingkungan 2. Menyediakan kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, khas, segar, murah dan bersaing 3. Pelayanan terbaik adalah kata kunci yang menjadi obsesi pada setiap karyawan Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado di semua lini organisasi. Setiap karyawan menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya melaksanakan tugas adalah bagian dari pelayanan kepada masyarakat.

7

2.1.4. Tujuan Pembentukan PD. Pasar Kota Manado Tujuan yang dibentuk oleh Perusahaan Daerah Kota Manado antara lain, 1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pasar dengan mengadkan kegiatan pengelolaan pasar berdasarkan peraturan perundang-undangan 2. Mendapatkan pendapatan asli daerah

2.1.5. Pengorganisasian Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado Setiap karyawan menyadari bahwa apapun yang dilakukan dalam melaksanakan tugas selalu memberikan yang terbaik bagi Perusahaan. Pelayanan yang terbaik adalah kunci yang harus menjadi obsesi pada setiap karyawan Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado di semua lini organisasi. Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado dengan didukung oleh pengorganisasian yang ada, senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Mereka berasal dari berbagai ilmu, Strata Pendidikan dan berbagai keahlian kejuruan. Penegakkan disiplin juga dilakukan terhadap para karyawan yang melanggar aturan perusahaan dengan pengenaan mendukung terdiri dari : Tabel 1. Jumlah personil di PD. Pasar Kota Manado NO 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) STATUS PETUGAS Badan Pengawas Dewan Direksi Kepala Bagian Koordinator Pasar Wakil Koordinator Staf Tenaga Honor Buruh Kebersihan BANYAKNYA PERSONIL 3 4 10 5 3 152 7 40 sanksi administrasi dengan mengikuti

prosedur-prosedur yang diterapkan oleh perusahaan. Jumlah personil yang

(Sumber : Profil PD Pasar Kota Manado, 2009)

8

Tabel 2. Jumlah Karyawan di PD Pasar Kota Manado NO 1. LOKASI Kantor Pusat STATUS Badan Pengawas Dewan Direksi Kepala Bagian Karyawan Organik Tenaga Jumlah 2. Pasar Bersehati Koordinator Wakil Koordinator Karyawan Organik Tenaga Honor Buruh Kebersihan Jumlah 3. Pasar Pinasungkulan Koordinator Wakil Koordinator Karyawan Organik Tenaga honor Buruh Kebersihan Jumlah 4. Pasar Orde Baru Koordinator Wakil Koordinator Karyawan Organik Buruh Kebersihan Jumlah 5. Pasar Tuminting Koordinator Karyawan Organik Buruh Kebersihan Jumlah 6. Pasar Bahu Koordinator Karyawan Organik Jumlah JUMLAH 3 4 10 53 2 72 1 1 45 1 21 69 1 1 38 4 1 45 1 1 4 1 7 1 7 1 9 1 5 6

9

Jumlah (Sumber : Profil PD Pasar Kota Manado, 2009

208

2.1.5.1 Perlengkapan Berdasarkan Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 bahwa aset Perusahaan adalah aset Pemerintah Kota yang dipisahkan dalam hal ini ditindaklanjuti dengan SK Walikota Nomor 63 Tahun 2004 tentang penyerahan aset Pemerintah kota Manado yang akan dikelola oleh PD. Pasar Kota Manado. Pengelolaan aset milik Pemerintah kota Manado meliputi aset tanah dan bangunan, kendaraan, dan perlengkapan. 1. Setelah Perusahaan Daerah Kota Manado eksis berdiri, diadakan penambahan kendaraan dinas, kendaraan sampah dan perlengkapan kantor untuk menunjang tugas-tugas kinerja Perusahaan. Penambahan container sampah juga dilakukan demi menjaga kebersihan di wilayah Pasar. 2. Perusahaan daerah Pasar Kota Manado mendapat bantuan dari Pemerintah Kota Manado berupa alat pembakaran sampah (Incenerator) sebanyak 2 (dua) yang ditempatkan di Pasar bersehati dan Pasar Pinasungkulan. Pengoperasian alat sampah ini juga membantu dalam upaya meminimalisir sampah-sampah. 3. Upaya-upaya pemeliharaan bangunan pasar dilakukan dengan

mengadakan pengecetan di bangunan pasar dan renovasi ringan bangunan berupa perbaikan drainage, atap bangunan yang bocor dan lain-lain.

2.1.5.2 Keuangan Sumber Pendapatan PD. Pasar Kota Manado masih tertumpu pada penerimaan Retribusi yaitu: 1) Retribusi harian Pasar 2) Retribusi Kebersihan Pasar 3) Retribusi Sewa Ruangan

10

4) Retribusi Kebersihan Pangan 5) Retribusi parkir 6) Perikatan / kantor 7) Kartu Tanda pedagang 8) Ijin Penggunaan Lahan 9) Usaha perdagangan 10) Jasa Ketatausahaan 11) Listrik Pengelolaan Retribusi Pasar yang dilakukan oleh PD. Pasar Kota Manado, senantiasa mengacu pada Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 8 / 9 tahun 1999 tentang Pengelolaan Retribusi Pasar, dan Peraturan Daerah Kota Manado Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Kebersihan. 2.1.5.3 Potensi Pasar Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2000, dimana sejak Tanggal 03 Januari 2002 Dinas Pasar dialihkan menjadi Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado. Lokasi lokasi Pasar yang dikelola oleh Perusahaan daerah Pasar Kota Manado meliputi: Tabel 3. Lokasi-lokasi Pasar yang dikelola oleh PD. Pasar Kota Manado. NO 1) 2) 3) 4) 5) NAMA PASAR Pinasungkulan Bersehati Orde Baru Tuminting Bahu Karombasan Calaca Paal Dua Tuminting Bahu LOKASI

(Sumber : Profil PD Pasar Kota Manado, 2009)

11

Selain itu Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado melakukan pengelolaan ruangan toko / kios milik Pemerintah Kota Manado yang meliputi: Tabel 4. Jumlah Ruangan/Kios yang dikelola oleh PD. Pasar Kota Manado NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pasar Bersehati Pasar Karombasan Pasar Orde Baru Pasar Tuminting Pusat Pertokoan Manado Pertokoan Jl. Lembong(Paal 2) Pertokoan Jl. Siswomihardjo Pertokoan Jembatan 45 Bersehatati Pertokoan Jln. Nusantara Pertokoan Eks Pasar Sembilan Jumlah (Sumber : Profil PD Pasar Kota Manado, 2009) Kondisi luas pasar yang ada di Kota Manado yang harus melayani penduduk Kota Manado, dirasakan kurang memadai para pedagang yang melayani jumlah penduduk Kota Manado yang semakin bertambah pesat dan dibarengi dengan perkembangan luas areal pemukiman penduduk. Tabel 5. Jumlah Pedagang yang ada di pasar-pasar Kota Manado NO 1. 2. 3. 4. 5. Nama Pasar Pinasungkulan Bersehati Orde Baru Tuminting Bahu Jumlah (Sumber : Profil PD Pasar Kota Manado, 2009) Luas Areal (Ha) 2,00 5,00 1,1 0,2 0.16 8,46 Jumlah Pedagang 846 1.201 76 145 123 2.391 LOKASI JUMLAH RUANGAN 163 196 108 20 180 40 60 25 188 Bangunan 3 Lantai 903

12

Penataan dan penertiban para pedagang gencar dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Manado ini dibuktikan dengan semakin tertibnya para pedagang menggelar dagangan. Dengan adanya kegiatan perdagangan wilayah pasar berdampak pula terhadap produksi sampah yang ada pada kegiatan pasar. Tabel 6. Jumlah produksi sampah di masing-masing Pasar di Kota Manado NO Nama Pasar Jumlah Produk Sampah (M3 / Hari) 1. 2. 3. 4. Pinasungkulan Bersehati Orde Baru Tuminting 24 m3 32 m3 8 m3 8 m33

Keterangan

Dikelola Tuminting

oleh

kelurahan

5.

Bahu

7.5 m

Dikelola oleh kelurahan Bahu

Jumlah

79.5 m3

(Sumber : Profil PD Pasar Kota Manado, 2009) Perbaikan sarana dan prasarana pendukung di pasar terus dilakukan oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota seperti perbaikan drainage, atap yang bocor, perbaikan pagar pembatas, pengecetan bangunan dan lain-lain serta mendapat bantuan dari Pemerintah Kota diantaranya tegelnisasi lantai-lantai di pasar, pengecetan pasar dan pembangunan hanggar baru dan sarana penunjang (sanitasi / wc).

13

2.1.6. Ketenagaan PD. Pasar Kota Manado Tabel 7. Banyaknya jumlah pegawai menurut tingkat Pendidikan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. PENDIDIKAN S2 S1 D3 SMA SMP SD JUMLAH (Sumber : Profil PD. Pasar Kota Manado. 2009) Berdasarkan Tabel di atas Jumlah Pegawai menurut Pendidikan yang paling banyak yaitu SMA dengan jumlah 87 orang sedangkan paling sedikit yaitu dari S1 dengan jumlah 1 orang. Ditambah Honor (24), Tenaga Pembantu (4), Kebersihan (55). JUMLAH (orang) 1 17 2 87 20 20 147

2.2. Analisis Situasi Khusus 2.2.1. Observasi Lapangan di tiap Pasar yang ada di PD. Pasar Kota Manado Adapun analisis situasi khusus di tempat magang tepatnya di PD. Pasar Kota Manado adalah sebagai berikut: A. Pasar Bersehati 1. Pasar Bersehati merupakan salah satu Pasar yang terbesar di PD Pasar Kota Manado. Dibangun pada tahun 2009 di atas tanah yang berukuran 50rb meter persegi. 2. Proses pengangkutan sampah di Pasar Tuminting sudah berjalan dengan lancar 3. Pasar Bersehati memiliki 2 unit armada (Truk) dalam sistem pengangkutan sampah hasil produksi sampah Pasar. Pengangkutan sampah dilaksanakan tiap 3 kali sehari. (gambar Lampiran) 4. Pasar Bersehati memiliki TPS (tempat penampungan sementara) yang disediakan sebelum dibawah ke TPA (tempat penampungan akhir). 5. Pasar Bersehati juga memliki tempat pembuatan pupuk kompos

14

6. Pasar Bersehati juga memiliki Insenerator Masalah-masalah pada Pasar Bersehati : 1. Tidak melakukan pemisahan jenis sampah organik dan sampah anorganik dengan benar 2. Masih banyak para pedagang atau masyarakat yang tinggal di daerah kawasan Pasar Bersehati khususnya pada tempat penjualan makanan yang berada di lantai II, sehingga memungkinkan wilayah pasar selalu menghasilkan sampah sekalipun sudah tidak adanya suatu proses jual beli antara pedagang dan pembeli 3. Incenerator sudah tidak digunakan lagi karena telah rusak 4. Para petugas kebersihan selalu diberatkan dalam menjalani tugasnya karena masih kurangya kesadaran sebagian pedagang terhadap perilaku membuang sampah 5. Sekalipun jumlah petugas kebersihan yang ada sudah cukup, namun adanya tenaga pengawas dalam menunjang kebersihan masih kurang

B. Pasar Tuminting 1. Proses pengangkutan sampah di Pasar Tuminting sudah berjalan lancar 2. Luas wilayah pasar yang hanya berukuran 8 m3 membuat sampah yang di hasilkan tidak begitu sulit untuk di kumpulkan 3. Sekalipun kebersihan pasar telah di tangani oleh Kelurahan setempat, PD. PASAR KOTA MANADO tetap menempatkan petugas kebersihan di wilayah pasar tersebut Masalah-masalah pada Pasar Tuminting 1. Tidak melakukan pemisahan jenis sampah organik dan sampah anorganik dengan benar 2. Masih banyak pedagang yang tinggal di pasar dengan tujuan untuk menjaga barang dagangan mereka.

C. Pasar Pinasungkulan 1. Termasuk pasar kedua terbesar setelah Pasar Bersehati

15

2. Proses pengangkutan sampah di Pasar Tuminting sudah berjalan dengan lancar 3. Pengangkutan sampah dilakukan jika volume sampah sudah memenuhi TPS yang ada 4. Sebagian besar para pedagang yang berdagang di kawasan pasar tidak membuang sampah di sungai sekitar pasar atau membuang sembarangan. 5. Memilki sistem pengomposan dan incenerator

Masalah-masalah pada Pasar Pinasungkulan 1. Tidak melakukan pemisahan jenis sampah organik dan sampah anorganik dengan benar 2. Ada banyak sampah dari pemukiman atau pertokoan yang berada dekat dengan kawasan Pasar yang membuang sampah di daerah pasar sehingga menambah volume sampah dari Pasar Pinasungkulan dan menggangu proses pengangkutan sampah. 3. Adanya pedagang - pedagang yang menempatkan dagangannya di pinggir jalan raya, sehingga hal ini menyebabkan adanya sampah sampah yang mengotori jalan raya, yang cenderung menganggu akses masuk ke wilayah bagian dalam pasar. D. Pasar Bahu 1. Pasar yang aktifitas pasarnya tidak berlangsung lama, karena pasar bahu hanya berlangsung setengah hari. 2. Pola pengangkutan sampah bukan dari pihak PD. Pasar melainkan masih di bawah naungan Kelurahan sehingga proses penganggkutan sampah tidak setiap hari dan masih banyak sampah yang beserakan dari hari Jumat Senin pagi. 3. Masih kurang tempat sampah yang disediakan para petugas kebersihan yang menangani kebersihan pasar.

Masalah-masalah pada pasar bahu 1. Tidak melakukan pemisahan jenis sampah organik dan sampah anorganik dengan benar

16

2. Sampah dipasar bahu yang masih berserakan karena kurangnya tempat sampah yang tersedia.

2.2.2 Perangkat PD. Pasar Manado di tiap pasar-pasar 1. Unsur Pimpinan : Direktur Utama a. Menyusun rencana kerja Perusahaan Daerah Pasar dengan

mengkoordinasikan badan Pengawas b. Mengendalikan semua kegiatan Perusahaan Daerah Pasar c. Membagi tugas kepada bawahan sekaligus arahan tugas masing-masing d. Mengurus dan mengelola seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pasar e. Melaksanakan penagihan retribusi dan sewa ruangan pertokoan serta retribusi lain yang ada hubungannya dengan registrasi pasar f. Melaksanakan kebersihan pasar g. Melaksanakan pengembangan usaha h. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dengan instansi terkait i. Membuat laporan evaluasi hasil pelaksanaan tugas kepada walikota j. Melaksanakan tugas lain yang diberkan atasan. 2. Perencanaan dan Penataan pasar Tugas : 1. 2. 3. Menyusun perencanaan Menyusun penataan tata ruang tempat usaha dan fasilitas pasar Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan serta penilaian atas fasilitas pasar 4. 5. Melaksanakan pemeliharaan/perawatan Membuat laporan evaluasi hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.

3. Bagian Penagihan Retribusi dan Sewa Ruangan Pertokoan mempunyai tugas Tugas : 1. Menyusun rencana kerja, pengolah data, perhitungan dan penetapan retribusi dan sewa ruangan.

17

2.

Melaksanakan penagihan retribusi pasar dan sewa ruangan pertokoan, menyetor hasil pengaihan retribusi san sewa ruangan pertokoan kepada bagian keuangan.

3.

Mengkordinasikan tugas serta membuat laporan evaluasi hasil pelaksanaan tugas dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan

4.

Bagian Pengawasan dan ketertiban pasar Tugas : 1. 2. Menyusun rencana kerja Melaksanakan pengawasan dan penertiban bagi pengguna pasar dan pengguna sewa ruangan pertokoan 3. Melaksanakan tugas-tugas yang ada hubungannya dengan ketertiban pasar dalam hal ini terciptanya keamanan 4. Mengkoordinasikan tugas serta melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan

5. Bagian Kebersihan Pasar Tugas : 1. 2. Menyusun rencana kerja Melaksanakan pengelolaan kebersihan persampahan pasar, mengurus, menyimpan, memelihara, peralatan, kebersihan termasuk kendaraan dan TPS 3. Mengkoordinasikan tugas serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

18

BAB III HASIL KEGIATAN MAGANG

3.1.

Uraian Kegiatan Dalam kegiatan magang yang berlangsung Selama tiga minggu atau

terhitung mulai tanggal 11 Juli sampai dengan 5 Agustus 2011. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu antara lain: 1. Orientasi di PD. Pasar Kota Manado, langsung di tempatkan di bagian Retribusi, 2. Melakukan partisipasi kerja di bagian Retribusi 3. Melakukan observasi wilayah pasar Pall II, menerima bimbingan pertama oleh pembimbing lapangan 4. Melakukan observasi wilayah pasar Bahu dan wilayah pasar

Pinasungkulan,

dan sekaligus menerima bimbingan dari koordinator

wilayah pasar Pinasungkulan 5. Melakukan observasi wilayah pasar Bersehati, dan menerima bimbingan dari koordinator kebersihan pasar Bersehati 6. Melakukan kerjabakti bersama seluruh pegawai PD Pasar Kota Manado 7. Melakukan observasi wilayah pasar Tuminting, dan menerima bimbingan dari koordinator pasar 8. Menerima bimbingan pertama dari Dosen Pembimbing Materi I 9. Melakukan observasi wilayah pertokoan pasar 45 10. Mengikuti kegiatan ibadah bulanan PD. Pasar Kota Manado 11. Melakukan observasi wilayah pasar Tuminting, dan menerima bimbingan dari koordinator pasar. 12. Melakukan pengawasan serta menerima bimbingan mengenai proses kebersihan wilayah pasar Pinasungkulan bersama Kepala Bagian Kebersihan PD. Pasar Kota Manado. 13. Melakukan pengawasan serta menerima bimbingan mengenai proses kebersihan wilayah pasar Pinasungkulan bersama Kepala Bagian Kebersihan PD. Pasar Kota Manado.

19

14. Partisipasi kerja dalam hal pembukuan surat - surat tanda setoran 15. Mempersiapkan ruangan pelantikan Kepala Bagian yang baru 3.2. Identifikasi Masalah Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (Azwar, 1990). Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya adalah : dari rumah tangga, pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalan. Berdasarkan komposisi kimianya, maka sampah dibagi menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Penelitian mengenai sampah padat di Indonesia menunjukkan bahwa 80% merupakan sampah organik, dan diperkirakan 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali (Outerbridge, ed., 1991). Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir (Kartikawan, 2007) sebagai berikut : 1. Penimbulan sampah (solid waste generated) Dari definisinya dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sampah itu tidak diproduksi, tetapi ditimbulkan (solid waste is generated, not produced). Oleh karena itu dalam menentukan metode penanganan yang tepat, penentuan besarnya timbulan sampah sangat ditentukan oleh jumlah pelaku dan jenis dan kegiatannya. Idealnya, untuk mengetahui besarnya timbulan sampah yang terjadi, harus dilakukan dengan suatu studi. Tetapi untuk keperluan praktis, telah ditetapkan suatu standar yang disusun oleh Departemen Pekerjaan Umum. Salah satunya adalah SK SNI S-04- 1993-03 tentang Spesifikasi timbulan sampah untuk kota kecil dan kota sedang. Dimana besarnya timbulan sampah

20

untuk kota sedang adalah sebesar 2,75-3,25 liter/orang/hari atau 0,7-0,8 kg/orang/hari. 2. Penanganan di tempat (on site handling) Penanganan sampah pada sumbernya adalah semua perlakuan terhadap sampah yang dilakukan sebelum sampah di tempatkan di tempat pembuangan. Kegiatan ini bertolak dari kondisi di mana suatu material yang sudah dibuang atau tidak dibutuhkan, seringkali masih memiliki nilai ekonomis. Penanganan sampah ditempat, dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penanganan sampah pada tahap selanjutnya. Kegiatan pada tahap ini bervariasi menurut jenis sampahnya meliputi pemilahan (shorting), pemanfaatan kembali (reuse) dan daur ulang (recycle). Tujuan utama dan kegiatan di tahap ini adalah untuk mereduksi besarnya timbulan sampah (reduce) 3. Pengumpulan (collecting) Adalah kegiatan pengumpulan sampah dan sumbernya menuju ke lokasi TPS. Umunmya dilakukan dengan menggunakan gerobak dorong dan rumah-rumah menuju ke lokasi TPS. 4. Pengangkutan (transfer and transport) Adalah kegiatan pemindahan sampah dan TPS menuju lokasi pembuangan pengolahan sampah atau lokasi pembuangan akhir. 5. Pengolahan (treatment) Bergantung dari jenis dan komposisinya, sampah dapat diolah. Berbagai alternatif yang tersedia dalam pengolahan sampah, di antaranya adalah : a. Transformasi fisik, meliputi pemisahan komponen sampah (shorting) dan pemadatan (compacting), yang tujuannya adalah mempermudah

penyimpanan dan pengangkutan.

21

b. Pembakaran (incinerate), merupakan teknik pengolahan sampah yang dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya dapat berkurang hingga 90-95%. Meski merupakan teknik yang efektif, tetapi bukan merupakan teknik yang dianjurkan. Hal ini disebabkan karena teknik tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara. c. Pembuatan kompos (composting), Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan - bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea (Wied, 2004). Berbeda dengan proses pengolahan sampah yang lainnya, maka pada proses pembuatan kompos baik bahan baku, tempat pembuatan maupun cara pembuatan dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. d. Energy recovery, yaitu tranformasi sampah menjadi energi, baik energi panas maupun energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di Negara-negara maju yaitu pada instalasi yang cukup besar dengan kapasitas 300 ton/hari dapat dilengkapi dengan pembangkit listrik 96.000 MWH/tahun) yang dihasilkan dapat

sehingga energi listrik (

dimanfaatkan untuk menekan biaya proses pengelolaan. 6. Pembuangan akhir Pada prinsipnya, pembuangan akhir sampah harus memenuhi syaratsyarat kesehatan dan kelestarian lingkungan. Teknik yang saat ini dilakukan adalah dengan open dumping, di mana sampah yang ada hanya di tempatkan di tempat tertentu, hingga kapasitasnya tidak lagi memenuhi. Teknik ini sangat berpotensi untuk menimbulkan gangguan terhadap lingkungan. Teknik yang direkomendasikan adalah dengan sanitary landfill. Di mana pada lokasi TPA dilakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mengolah timbunan sampah. Dewasa ini masalah sampah merupakan fenomena sosial yang perlu mendapat perhatian dari semua fihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah. Seperti kita

22

ketahui bersama bahwa sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada lingkungan. Gangguan yang ditimbulkan meliputi bau, penyebaran penyakit hingga terganggunya estetika lingkungan. Beberapa permasalahan yang timbul dalam sistem penanganan sampah sistem yang terjadi selama ini adalah : a. Dari segi pengumpulan sampah dirasa kurang efisien karena mulai dari sumber sampah sampai ke tempat pembuangan akhir, sampah belum dipilah-pilah sehingga kalaupun akan diterapkan teknologi lanjutan berupa komposting maupun daur ulang perlu tenaga untuk pemilahan menurut jenisnya sesuai dengan yang dibutuhkan, dan hal ini akan memerlukan dana maupun menyita waktu. b. Pembuangan akhir ke TPA dapat menimbulkan masalah, diantaranya : - Perlu lahan yang besar bagi tempat pembuangan akhir sehingga hanya cocok bagi kota yang masih mempunyai banyak lahan yang tidak terpakai. bila kota menjadi semakin bertambah jumlah penduduknya, maka sampah akan menjadi semakin bertambah baik jumlah dan jenisnya. Hal ini akan semakin bertambah juga luasan lahan bagi TPA. - Dapat menjadi lahan yang subur bagi pembiakan jenis-jenis bakteri serta bibit penyakit lain juga dapat menimbulkan bau tidak sedap yang dapat tercium dari puluhan bahkan ratusan meter yang pada akhirnya akan mengurangi nilai estetika dan keindahan lingkungan. Berdasarkan hasil observasi selama mengikuti kegiatan magaang dan telah meninjau langsung bagaimana proses pengelolaan dan pengolahan sampah yang telah dilaksanakan oleh PD. Pasar Kota Manado, maka diperoleh masalah yaitu Terbatasnya Pengelolaan dan Pengolahan Sampah yang ada di tiap - tiap pasar tradisional kota Manado, terutama dalam hal pemisahan jenis sampah organik dan jenis sampah anorganik bagi semua pasar yang ada, adanya pedagang - pedagang yang suka menempati bagian pingiran - pingiran badan jalan termasuk di jembatan jembatan dan jalan jalan setapak serta masih banyaknya pedagang yang

23

tinggal di sekitar wilayah

Pasar, yang tentunya hal hal tersebut sangat

mempengaruhi kebersihan lingkungan

3.3. Pemecahahan Masalah Adapun alternatif pemecahan masalah yang bisa di lakukan dalam menangani masalah yang telah dipaparkan di atas yaitu : 1. Mengajukan permohonan kepada pengambil kebijakan seperti pemerintah untuk dapat menyediakan teknologi-teknologi modern yang ditempatkan di tiap- tiap pasar sehingga dapat memperlancar para koordinator pasar dalam mengelola sampah yang berada di tiap pasar 2. Memberikan sosialisasi kepada pedagang yang berada di sekitaran lingkungan / kawasan pasar terutama yang yang telah tinggal di pasar khususnya para pedagang dan warga sekitar pasar untuk lebih

memperhatikan keadaan pasar dan kebersihan pasar. 3.4. Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang 3.4.1. Kontribusi Bagi Instansi Dengan adaya pelaksanaan magang, instansi dapat memperoleh

konstribusi antara lain terindetifikasinya masalah-masalah yang selama ini telah dapat menghambat pelakasanaan tugas-tugas dan fungsi instansi. Selama ini juga diberikan saran saran dalam menyelesaikan masalah tersebut. 3.4.2. Kontribusi Bagi Mahasiswa Dengan adanya kegiatan magang, kontribusi bagi mahasiswa adalah : 1. Dapat diaplikasikan teori yang di dapat selama perkuliahan pada tempat kerja / instansi magang. 2. Mampu mengidentifikasi, menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah.

24

BAB IV PEMBAHASAN

4.1.Tinjauan Pustaka

4.1.1. Pegertian Sampah

Salah satu penyebab kerusakan lingkungan hidup di wilayah perkotaan yang menimbulkan dampak negatif pada masyarakat adalah masalah sampah. Sampah merupakan sisa buangan setiap aktifitas/kegiatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Permasalahan sampah dapat ditimbulkan akibat adanya pertambahan jumlah penduduk setiap tahun, sarana prasarana berkurang, berkembangnya wilayah perkotaan, sumber daya manusia yang kurang mencukupi, sistem manajemen pengelolaan sampah yang tidak baik, terbatasnya lahan untuk pembuangan sampah, tidak adanya pendidikan lingkungan di masyarakat, khususnya masalah sampah serta kurangnya pemahaman masyarakat akan arti pentingnya menjaga lingkungan. Volume sampah yang semakin besar akibat aktifitas kehidupan masyarakat baik masyarakat pemukiman, perdagangan (pasar) dan perkantoran, apabila tidak dikelola secara benar, maka akan berpotensi menimbulkan masalah. Pemahaman yang dianggap benar oleh masyarakat bahwa permasalahan sampah adalah tanggung jawab pemerintah saja haruslah diubah menjadi tanggung jawab kita bersama. Pemahaman di masyarakat khususnya pada masyarakat pedagang yang selama ini ada adalah mereka hanya berkewajiban untuk membayar retribusi sampah, untuk itu mereka mendapatkan kompensasi atas retribusi yang dibayarkan lewat Dinas Pengelola Pasar Pemerintah Daerah/Kota. Pasar sebagai tempat berlangsungnya jual beli barang yang dibutuhkan oleh setiap komunitas, semakin besar dan kompleksnya suatu komunitas, maka semakin banyak pasar yang dibutuhkan. Dalam lingkungan pasar, sumber-sumber sampah pasar dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis barang yang

diperdagangkan. Jenis barang yang diperjual belikan dalam suatu pasar

25

mempengaruhi volume serta sifat dari sampah yang dihasilkan. Sampah pasar memiliki karakteristik khas, volumenya besar, kadar air tinggi, serta mudah membusuk. Oleh karena itu pengelolaan sampah pasar perlu dilakukan secara tepat. Selain ditinjau dari karakteristik sampahnya, pasar umumnya terletak pada area yang strategis, sehingga keberhasilan pengelolaan sampah secara baik dan benar akan terasa oleh masyarakat dan lingkungan sekitarnya. 4.1.2 Mekanisme Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir(Kuncoro Sejati). Adapun mekanisme pengelolaan sampah yang di lakukan di pasar-pasar meliputi: 1. Penimbulan sampah (tempat dimana sampah timbul) 2. Penyapuan yang dilakukan oleh petugas kebersihan di pasar 3. Pengumpulan sampah dari aktivitas pasar ketempat pembuangan sampah, yang berupa bak yang terbuat dari beton dibagi dalam dua bagian yaitu sampah basah dan sampah kering, ada pula yang berupa ember plastik yang juga terbagi dua bagian yaitu sampah basah dan sampah kering, untuk sampah jenis sisa - sisa dagangan yang berupa sayur - sayuran yang sudah mulai membusuk dimasukan ke dalam proses pengomposan 4. Dimasukan kedalam Kontainer truk (TPS) 5. Pengankutan (Transfer), yaitu di lakukan sebanyak 3 kali dalam sehari mengunakan truk pengangkut sampah dari TPS di tiap Pasar 6. Dibuang ke TPA yang menggunakan metode Sanitary Lanfill

4.1.3. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pengelolaan sampah akan berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Secara spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak dimulai dari tempat penimbulan sampah, pengumpulan, pemindahan/pengangkutan,

26

pengolahan dan pembuangan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. Selama ini masih banyak persepsi keliru tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang lebih sering dianggap hanya merupakan tempat pembuangan sampah. Hal ini menyebabkan banyak Pemerintah Daerah masih merasa sayang untuk mengalokasikan pendanaan bagi penyediaan fasilitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang dirasakan kurang prioritas dibanding

pembangunan sektor lainnya. Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), sampah mengalami proses penguraian secara alamiah dengan jangka waktu yang panjang. Beberapa jenis sampah dapat terurai secara cepat, sementara yang lain lebih lambat, bahkan ada beberapa jenis sampah yang tidak berubah sampai puluhan tahun; misalnya plastik. Hal ini memberikan gambaran bahwa setelah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) selesai digunakan pun masih ada proses yang berlangsung dan menghasilkan beberapa zat yang dapat mengganggu lingkungan. Karenanya masih diperlukan pengawasan terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang telah ditutup. Permasalahan-permasalahan lain yang sering dihadapi dalam pengelolaan sampah pasar antara lain : 1. Biaya pengelolaan sampah yang cukup besar 2. Solusinya mencari area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) baru 3. Lokasi TPA umumnya jauh dari sumber penghasil sampah, sehingga biaya pengangkutan sampah ke TPA menjadi lebih mahal 4.2. Pembahasan Pengelolaan sampah dilakukan melalui peningkatan penyelenggaraan penyapuan, pengumpulan dan pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir (termasuk pemeliharaan sarana) sampah dari seluruh sumber sampah pasar.27

1. Pengelolaan sampah Pada Pasar Bersehati Pengelolaan sampah berawal dari penyapuan sampah dari tempat tempat penimbulan sampah oleh 12 orang petugas yang masing masingnya memiliki wilayah batas batas kerja yang selalu diawasi oleh pengawas kebersihan bersamaan dengan itu juga dikontrol langsung oleh kordinator PD PASAR KOTA MANADO unit pasar bersehati yang di lakukan sebanyak 3 kali yaitu pada pagi hari, kemudian pada jelang siang yang disebut sebagai penyepulan sampah, dan kemudian disaat menjelang malam hari, para petugas juga menempatkan sepasang bak sampah basah dan sampah kering yang terbuat dari beton diletakan di bagian belakang wilayah pasar, serta menyediakan dua buah ember plastik yang terdiri dari ember sampah basah dan ember sampah kering pada setiap tempat tempat yang telah di tentukan, yang kemudian semua sampah langsung dimasukan ke dalam TPS yang berupa kontainer truk sampah yang dimana tadinya kedua jenis sampah yaitu sampah basah dan sampah kering yang sudah terpisahkan disatukan kembali kedalam TPS, hal ini desebabkan oleh ketidak berfungsinya lagi insenerator yang ada di pasar, sedangkan sampah yang di jadikan kompos hanya sebagian kecil saja, itu pun berupa sampah sayur sayuran dari para pedagang yang tidak lagi terjual, dan kemudian pada tahap akhir sampah yang telah di kumpulkan ke dalam kontainer tersebut diangkut oleh 6 orang petugas truk sampah untuk dibuang ke TPA Sumompo yang dilakukan sebanyak 3 kali pembuangan dalam sehari.

2. Pengelolaan Sampah pada Pasar Pinasungkulan Pengelolaan sampah pada pasar ini dilakukan dengan cara pengumpulan sampah oleh 12 orang petugas kebersihan pasar tersebut, penyapuan dari penimbulan sampah, yang kemudian dilakukan tindakan pengumpulan sampah dari sumbernya lansung menuju ke TPS dengan menggunakan gerobak dorong tanpa melakukan pemisahan jenis sampah terlebih dahulu. Yang kemudian dilanjutkan dengan usaha pemindahan sampah dari TPS menuju TPA dengan menggunakan Armada Truk Sampah yang telah di sediakan oleh PD Pasar Kota Manado oleh 6 orang petugas termasuk sopir truk. Kegiatan ini di lakukan sebanyak 3 kali sepanjang kegiatan di pasar berlangsung.

28

3. Pengelolaan Sampah pada Pasar Orde Baru Pasar yang berada di Kantor Pusat PD Pasar Kota Manado ini, hanya beroperasi kurang dari 8 jam dikarenakan lahan yang dipakai sangat kecil, proses pegelolaan sampah juga tidak jauh berbeda dengan pada pasar yang lain, yaitu dengan pengumpulan dari sumber sampah menuju ke TPS, kemudian diadakan pemindahan dari TPS diangkut dengan truk menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA). Kegitan ini di lakukan sebanyak 2 kali sehari.

4. Pengelolaan Sampah pada Pasar Tuminting Walaupun kebersihan pasar dikelola oleh Pemerintah, yang dalam hal ini Kelurahan setempat, PD. Pasar Kota Manado tetap menempatkan 1 orang petugas yang di tugaskan sebagai petugas sekaligus pengawas kebersihan pasar. Dalam mengelola kebersihan di wilayah pasar, Pemerintah setempat telah manyediakan sebuah bak sampah tanpa melakukan pemisahan jenis sampah terlebih dahulu sebelum di masukan ke TPS, yang kemudian sampah di angkut menuju TPA oleh truk sampah milik PD. Pasar Kota Manado.

5. Pengelolaan Sampah pada Pasar Bahu Pengelolaan sampah pada pasar Bahu, sama dengan pengelolaan sampah di pasar tuminting, yaitu dengan cara pengumpulan sampah dari sumbernya menuju ke TPS, kemudian diadakan pengangkutan pemindahan sampah dari TPS ke TPA dengan menggunakan truk sampah milik pemerintah setempat, yang dalam hal ini Keluran Bahu. Sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di pasar pasar tradisional yang ada di kota Manado pada umumnya tidak di sertai oleh pemisahan jenis sampah. Tentunya hal ini akan manyebabkan meningkatnya pemanfaatan lahan TPA yang lama kelamaan menyebabkan kehabisan lahan TPA, Sementara sampah yang dimasukan berupa sampah sampah jenis anorganik yang membutuhkan waktu yang begitu lama untuk dapat terurai kembali di alam. Selain untuk menghemat pengunaan lahan TPA, pengelolaan sampah yang disertai dengan pemisahan jenis sampah menjadi sampah organik dan sampah

29

anorganik dapat memberikan manfaat yang bersifat menguntungkan bagi masyarakat.

Nilai penting dari unjuk kerja sistim pengelolaan sampah tidak saja nilai estetika, tetapi juga akan memiliki manfaat terhadap : a. Perlindungan kesehatan masyarakat b. Perlindungan pencemaran lingkungan c. Pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat d. Peningkatan Nilai sosial Budaya Masyarakat Konsep rencana pengelolaan sampah perlu dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan suatu sistem pengelolaan sampah yang modern, dapat diandalkan dan efisien dengan tehknologi yang ramah lingkungan. Sistem tersebut harus dapat melayani seluruh penduduk, meningkatkan standar kesehatan masyarakat dan memberikan peluang bagi masyarakat dan pihak swasta untuk berpartisipasi aktif. Pendekatan yang digunakan dalam konsep rencana pengelolaan sampah ini adalah meningkatkan sistem pengelolaan sampah yang dapat memenuhi tuntutan dalam paradigma baru pengelolaan sampah. Untuk itu perlu dilakukan usaha untuk mengubah cara pandang sampah dari bencana menjadi berkah. Hal ini penting karena pada hakikatnya pada timbunan sampah itu kadang-kadang masih mengandung komponen-komponen yang sangat bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi tinggi namun karena tercampur secara acak maka nilai ekonominya hilang dan bahkan sebaliknya malah menimbulkan bencana yang dapat membahayakan lingkungan hidup. Dalam rencana pengelolaan sampah perlu adanya metode pengolahan sampah yang lebih baik, peningkatan peran serta dari lembaga-lembaga yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sampah, meningkatkan pemberdayaan masyarakat, peningkatan aspek ekonomi yang mencakup upaya meningkatkan retribusi sampah dan mengurangi beban pendanaan pemerintah serta peningkatan aspek legal dalam pengelolaan sampah.

30

Undang-Undang tentang pengelolaan sampah telah menegaskan berbagai larangan seperti membuang sampah tidak pada tempat yang ditentukan dan disediakan, membakar sampah yang tidak sesaui dengan persyaratan teknis, serta melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di TPA. Penutupan TPA dengan pembuangan terbuka harus dihentikan dalam waktu 5 tahun setelah berlakunya UU No. 18 Tahun 2008. Dalam upaya pengembangan model pengelolaan sampah perkotaan harus dapat melibatkan berbagai komponen

kepentingan seperti pemerintah daerah, pengusaha, LSM, dan masyarakat. Komponen masyarakat perkotaan lebih banyak berasal dari pemukiman, sedangkan di perdesaan umumnya masih sangat erat kaitannya dengan keberadaan kawasan persawahan dengan kelembagaan subak yang mesti dilibatkan. Pemilihan model sangat tergantung pada karakteristik perkotaan dan perdesaan serta karakteristik sampah yang ada di kawasan tersebut.

31

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diambil yaitu : 1. Pengelolaan dan pengolahan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. 2. Pasar yang tadinya hanya merupakan tempat terjadinya suatu proses jual beli kini sudah memiliki fungsi yang lain yaitu sebagai tempat tinggal sebagian pedagang. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab penting terhadap pencemaran lingkungan karena cenderung adanya sampah sampah rumah tangga di pasar 3. Penanganan sampah yang telah dilakukan umumnya adalah dengan cara dikumpulkan dari tempat - tempat penimbulan sampah yang kemudian dikumpulkan di ember ember plastik yang nantinya dimasukan ke dalam TPS yang telah disediakan berupa kontainer kontainer yang akan diangkut oleh truk truk sampah. Selanjutnya diangkut dengan truk truk sampah menuju TPA yang dikelola dengan menggunakan sistem sanitari lanfill. 4. Berkurangnya jumlah konsumen terhadap pasar pasar tradisional dipengaruhi oleh bagaimana ketersediaan ruang belanja yang bersih, tertib, aman, dan teratur yang memberikan kenyamanan bagi para konsumen itu sendiri, 5.2. Saran Dalam upaya menanggulangi permasalahan yang ada di Pasar modern dan di pasar pasar tradisional Kota Manado, maka saran yang dapat diberikan yaitu: 1. Proses pengelolaan serta pengolahan sampah di tiap tiap pasar perlu ditingkatkan, khususnya dalam proses pemisahan sampah anorganik dan sampah organik. Dimana sampah sampah yang tergolong anorganik seperti sampah plastik, sampah yang berbentuk jarum, dan sampah pecah

32

belah dapat langsung dimusnahkan ke dalam insenerator, atau juga dapat dilakukan sistem daur ulang sampah. Sedangkan sampah sampah organik seperti bangkai hewan ataupun sisa sisa sayuran dapat di masukan dalam proses pengomposan atau langsung di buang menuju TPA karena dapat dengan mudah terurai di alam. Sehingga dengan adanya proses pemisahan jenis sampah dalam proses pengelolaannya dapat menghemat penggunaan lahan di tempat pembuangan akhir (TPA). 2. Ketersediaan ruang belanja yang bersih, tertib, aman, dan teratur dimana setiap pedagang benar benar berdagang pada tempat tempat yang telah disediakan untuk tempat penjualan jenis dagangannya dengan benar, dapat menguntungkan pihak pengelola pasar dalam peningkatan tingkat kebersihan pasar itu sendiri. 3. Ketersediaan ruang belanja yang bersih, tertib, aman, dan teratur yang memberikan kenyamanan bagi para konsumen, dapat meningkatkan jumlah konsumen dalam hal memilih pasar pasar tradisional sebagai tempat perbelanjaan kebutuhan sehari hari. 4. Memberikan tambahan petugas - petugas kebersihan yang disesuaikan dengan luas wilayah pasar atau disesuaikan dengan volume sampah yang dapat dihasilkan oleh setiap pasar setiap harinya. 5. Memberikan tambahan petugas - petugas penertib di pasar, khususnya dalam hal penertiban serta pengawasan bagi para pedagang yang menjadikan pasar sebagai tempat tinggal, dan juga sebagai penertib serta pengawas bagi para pedagang yang berdagang di tempat yang bukan sebagai tempat untuk berdagang. 6. Menambahkan atau mengganti fasilitas fasilitas yang menunjang proses pemeliharaan kebersihan wilayah pasar, atau juga dengan hanya memperbaiki dan merawat fasilitas yang sudah ada agar dapat selalu bisa dimanfaatkan dengan baik, misalnya ; insenerator.

33

34

35

36