tugas kelompok 3 ekonomi teknik
DESCRIPTION
pra rencana pabrikTRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOK EKONOMI TEKNIK
1. Apa judul pra rencana pabrik ?
Jawab: pabrik minyak goreng dari cpo (crude palm oil) kapasitas 40.000
ton/tahun
2. Proses kimia apa yang dipilih untuk produksi pada pra rencana pabrik dan
mengapa proses itu dipilih?
Jawab: Pada perancangan pabrik ini dipilih physical refining karena lebih
efisien, modal dan biaya operasinya rendah dari chemical refining.
Physical refining terdiri dari:
a. Proses degumming
b. Proses bleaching
c. Proses filtration
d. Proses deodorization
3. Uraikan proses produksi dilengkapi dengan diagram alir proses.
Jawab: Minyak goreng yang dihasilkan dari CPO melalui tahap refining
secara fisika dan fraksionasi kering. Proses refining secara fisika terdiri
dari: degumming, bleaching dan deodorisasi.
a. Proses Degumming
Degumming merupakan suatu proses pemisahan kotoran, logam-
logam dan getah atau endir yang terdiri dari phospatida, protein, residu,
karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas
dalam minyak. Pada prinsipnya proses degumming adalah proses
pembentukan dan pengaktifan flok-flok dari zat tersebut diatas yang
bereaksi dengan H3PO4, sehingga flok-flok yang terbentuk cukup besar
untuk dipisahkan dari minyak. Proses degumming yang paling banyak
digunakan adalah proses degumming dengan asam fosfat(H3PO4).
Pengaruh yang ditimbulkan dari asam tersebut adalah menggumpalkan dan
mengendapkan zat-zat seperti protein, phospatida, gum dan resin yang
terdapat dalam minyak.
Asam fosfat yang konsentrasinya 82,5% v/v dicampur secara teratur
dengan CPO yang telah dipanaskan pada suhu 1100C didalam tangki
degumming yang berpengaduk untuk mendapatkan campuran yang
homogen, dengan laju alir H3P04 0,125% dari laju alir CPO. Operasi
berlangsung pada tekanan 1 atm. Hasil dari proses ini adalah
DPO(Degumming Palm Oil), yaitu minyak kelapa sawit yang bebas
gummy substance.
b. Bleaching
Pemucatan minyak biasanya dilakukan dalam sebuah tangki yang
disebut bleacher. Sebelum dilakukan penambahan adsorben , minyak yang
akan dipucatkan trlebih dahulu dipanaskan. Minyak yang panas,
viskositasnya lebih kecil sehingga mempermudah pencampuran atau
kontak antara adsorben dengan zat warna lebih baik. Pemucatan biasanya
dilakukan didalam tangki hampa udara, agar kerusakan minyak karena
oksidasi selama pemucatan dapat dihindari. Selama pemucatan minyak
dilakukan pengadukan. Pengadukan ini dimaksudkan untuk meratakan
panas pada waktu pemanasan minyak, untuk memudahkan kontak antar
adsorben dengan zat warna dan agar tidak terjadi pengendapan adsorben.
Kemudian vakum dilepas lalu dilakukan penyaringan untuk memisahkan
minyak dengan adsorben. Pada proses bleaching ini penambahan
bleaching earth sebesar 0,5-2% dari total umpan yang masuk pada tangki
bleaching. Dari proses bleaching akan didapatkan bleaching earth yang
kotor (jenuh) hasil penyerapan proses bleaching. Kemudian bleaching
earth yang kotor tersebut akan dipisahkan menggunakan filter.
c. Deodorisasi
Agar proses penghilang zat penyebab rasa dan bau yang tidak disukai
dalam minyak berlangsung dengan baik, minyak tersebut harus sudah
mengalami degumming dan pemucatan terlebih dahulu. Minyak yang akan
mengalami deodorisasi sudah harus bersih bleaching earth. Dalam proses
degumming dan pemucatan sebagian senyawa penyebab rasa dan bau
tersebut sudah dapat dihilangkan, tetapi senyawa yang kelarutannya dalam
minyak cukup besar masih tinggal didalamnya.
Pada proses deodorisasi ini , air dan FFA akan menguap. Temperatur
operasi dijaga agar tidak sampai menyebabkan turut terdistilasinya
trigliserida. Tekanan diusahakan serendah mungkin agar minyak
terlindung dari oksidasi oleh udara dan mengurangi jumlah pemakaian
uap.
d. Fraksionasi Kering
Prinsip fraksionasi minyak sawit adalah berdasarkan perbedaan titik
leleh dari fraksi-fraksi minyak yang disebakan adanya perbedaan
trigliserida pada masing-masing fraksi. Proses fraksionasi kering
didasarkan pada pendinginan minyak pada kondisi terkendali tanpa
penambahan kimia apapun. Ada tiga reaksi yang terlibat yaitu: sseding,
kristarilisasi dan filtrasi. Mula-mula minyak dipanaskan sampai suhu 750C
untuk memperoleh cairan homogen dan kemudian didnginkan dengan air
pendingin sampai temperatur 500C, selanjutnya didinginkan sampai 100C
dan dipertahankan sampai proses kristalisai dianggap selesai.
e. Diagram alir proses
Spent earth
*Lampiran A Design Proses
Tangki CPO
Tangki Degumming
Tangki Slurry
Bleacher Filter
DeodorizerFilterCrystalizerFilterPress
Tangki Olein
Tangki Stearin
4. Berapa kapasitas pabrik dan mengapa dipilih kapasitas tersebut?
Jawab: Produksi minyak goreng dunia pada lima tahun terakhir
menunjukkan kenaikan sekitar 6 % per tahun dan produksinya pada tahun
2005 mencapai 139.199 ribu ton (Oil World Annual, 2005). Pada tahun
yang sama, kondisi pasar dalam negeri menunjukkan permintaan yang
juga tinggi, yaitu sebesar 5.062,8 ton, dengan peningkatan permintaan
sebesar 11,8 % per tahun selama 5 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan
adanya peluang usaha di sektor ini. Walaupun jumlah produksi minyak
goreng Indonesia (5.385,8 ton) lebih besar dari permintaan pasar dalam
negeri, tetapi jumlah ekspor minyak goreng yang sangat besar
menyebabkan pemerintah mengimpor minyak goreng. Melihat kenyataan
pasar tersebut, maka industri minyak goreng berpeluang besar untuk
dikembangkan di Indonesia. Data tentang pasar dunia dan nasional
disajikan pada Tabel 1.
Dari sekitar 6 juta ton produksi minyak goreng nasional pada tahun 2005,
minyak sawit mendominasi dengan kontribusi sebesar 83,3 %. Kondisi
pasar dunia untuk untuk industri ini juga menunjukkan hal yang sama
seperti disajikan pada Gambar 1.
Keterangan:
Lainnya termasuk minyak zaitun, jagung, wijen, biji lin, kemiri, minyak
ikan.
Gambar 1. Produksi minyak goreng dunia dan jenis minyak dengan
pertumbuhan tertinggi
Berdasarkan perkembangan konsumsi minyak goreng sawit dipilih
kapasitas pabrik 40.000 ton pertahun, guna untuk memenuhi kebutuhan
konsumen baik itu didalam negeri maupun diluar negeri.
5. Perhitungan apa saja yang ada pada analisa ekonomi didalam prarencana
pabrik?
Jawab:
1. Perhitungan biaya bahan baku dan produk
2. Perhitungan modal investasi (Total Capital Investment, TCI)
3. Perhitungan biaya produksi (Total Production Cost, TPC)
4. Kelayakan ekonomi
5. Perhitungan titik impas (Breakk Event Point, BEP)
6. Bagaimana cara menghitung harga alat yang ada ?
Jawab:
Biaya peralatan
Didalam evaluasi ekonomi semua harga diperhitungkan sesuai dengan
harga pada tahun pabrik beroperasi. Harga peralatan tiap tahun mengalami
perubahan sesuai dengan perekonomian yang ada. Akibatnya untuk
menentukan harga peralatan diperlukan indeks yang dapat dipergunakan
untuk mengkonversi harga peralatan pada masa lau dan memperoleh harga
alat pada masa sekarang.
Cp = Co Ip
Io
Perkiraan harga tangki dengan kapasitas berbeda pada tahun lalu, dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut,
Cp = Co Ip {Vp/Vo}n
Io
Diamana:
Cp = Harga pada tahun yang dicari
Co = Hrga pada tahun evaluasi
Ip = Indeks pada tahun yang dicari
Io = Indeks pada tahun evaluasi
Vp = Kapasitas alat yang ditentukan
Vo = Kapasitas alat yang ada pada tahun lalu
n = Eksponen harga
Eksponen harga digunakan berdasarkan kapasitas desain alat yang akan
dihitung. Jika kapasitas alat tidak termasuk dalam range, maka digunkan
ekspnen 0,6. Penentuan indeks harga pada tahun 2010 dihitung berdasrkan
data indeks harga chemical engineering plant data seperti pada tabel
berikut,
Tabel 2. Indeks harga Chemical engineering plant
No Tahun Indeks No. Tahun Indeks
1 1987 324 9 1995 381,1
2 1988 343 10 1996 381,7
3 1989 355 11 1997 386,5
4 1990 357,6 12 1998 389,5
5 1991 361,3 13 1999 390,6
6 1992 358,2 14 2000 394,1
7 1993 359,2 15 2001 394,3
8 1994 368,1 16 2002 390,4
Dengan menggunakan persamaan diatas, maka masing masing harga peralatan
pada tahun 2015 dapat dihitung, dengan hasil perhitungan tertera pada lampiran.
*Lampiran B Daftar harga peralatan proses
7. Bagaimana cara menghitung cash flow, ROI, BEP dan faktor biaya lainnya
yang ada pada pra rencana pabrik?
a. Jawab: Cash flow
-Kas masuk bersih = EAT + penyusutan
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal sendiri
-Kas masuk bersih = EAIT + penyusutan+bunga (1-tax)
Jika proyek/usaha tersebut dibiayai dengan modal pinjaman.
b. ROI (return on investment) = (total penjualan-investasi) / investasi x
100%
c. BEP (break event point)
Ada 2 rumus yang digunakan untuk analisis BEP:
1. Dasar unit berapa unit jumlah barang/jasa yang harus dihasilkan
untuk mendapat titik impas: BEP = FC / (P-VC)
2. Dasar penjualan berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima
untuk mendapat titik impas: BEP = FC /(1- (VC/P))
d. Fixed capital Investement (FCI)
FCI = (DC + IDC)
e. Total Capital Investment (TCI) = FCI + WC
8. Dari penelusuran anda, apakah ada perhitungan ekonomi yang salah pada
pra rencana pabrik tersebut?
Jawab: setelah di analisa, belum ada kami temukan kesalahan perhitungan
ekonomi dari pra rencana pabrik minyak goreng dari CPO.
9. Apakah pra rencana pabrik tersebut layak didirikan?mengapa?
Jawab: Ditinjau dari segi pengadaan bahan baku, pemasaran produk,
penerapan tenaga kerja, transportasi, iklim dan letak geografi, maka pabrik
ini layak didirikan dan direncanakan di Kabupaten Kampar, Prov. Riau.
10. Tuliskan rumus-rumus ekonomi yang ada pada analisa ekonomi pra
rencana pabrik.
Jawab:
1. Depresiasi =
2. lama pengangsuran pinjaman
A = P × ( PA
, i, n)
=
3. Pay out time :
ACFTCIBungaFCI
POT
4. ROI (return on investment) = (total penjualan-investasi) /
investasi x 100%
11. Apa kesimpulan kelompok anda dari analisa ekonomi pra rencana pabrik?
Jawab: Berdasarkan analisa ekonomi, maka pabrik ini layak didirikan
lifeServiceTSV-FCI
×
×1i 1
1n
niiP
dengan unsur analisa sebagai berikut :
Biaya Produksi (TPC) :
Hasil Penjualan (SP) :
Annual Cash Flow :
Pay Out Time : 2 Tahun
Rate of Return :
Break Even Point :
Service Live : 15 Tahun