tugas kelompok 1 makalah

20
Page 1 of 20 TUGAS TERSTRUKTUR TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH “PETUNJUK PRAKTIS UNTUK PETANI DALAM MEMILIH BENIH DURIAN DI NURSERYDosen Pengampu Mata Kuliah Teknologi Produksi Benih : Ibu Sisca Fajriani Oleh : Kelompok 5 YOSUA SIHOTANG 115040201111092 YOANITA FADLILAH I 115040201111167 WAHYUNITA PRETIWI 115040201111181 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

Upload: yoanita-fadlilah-iriani

Post on 14-Aug-2015

335 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 1 of 20

TUGAS TERSTRUKTUR

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

“PETUNJUK PRAKTIS UNTUK PETANI DALAM MEMILIH BENIH DURIAN

DI NURSERY”

Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknologi Produksi Benih : Ibu Sisca Fajriani

Oleh :

Kelompok 5

YOSUA SIHOTANG 115040201111092

YOANITA FADLILAH I 115040201111167

WAHYUNITA PRETIWI 115040201111181

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 2 of 20

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat-Nya, kami

dapat menyelesaikan Makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan

kepada Ibu Sisca Fajriani, selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi

Produksi Benih kelas kami yang telah memberikan tugas berupa makalah

kelompok. Dalam penyusunan Makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga

saran yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

Page 3: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 3 of 20

DAFTAR ISI

Kata pengantar ....................................................................................................... 2

Daftar isi ................................................................................................................. 3

1. Latar belakang ................................................................................................... 4

2. Alasan menggunakan benih yang tersertifikasi ................................................. 6

3. Pemilihan spesies (genetic selection) .............................................................. 10

4. Pemilihan/ produksi benih bebas penyakit ...................................................... 11

5. Metode perbanyakan benih ............................................................................. 11

6. 10 indikator praktis yang harus ditanyakan petani kepada penangkar untuk

memastikan benih bermutu ...................................................................... 17

7. Kesimpulan ...................................................................................................... 20

Page 4: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 4 of 20

1. Latar Belakang

Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari wilayah Asia

Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri

khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai

duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit). Durian

adalah buah yang kontroversial, meskipun banyak orang yang menyukainya,

namun sebagian yang lain malah muak dengan aromanya.

Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal

tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud

dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-

jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan

di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D.

oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis).

Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.

Tanaman durian termasuk famili Bombaceae sebangsa pohon kapuk-

kapukan. Yang lazim disebut durian adalah tumbuhan dari marga (genus) Durio,

Nesia, Lahia, Boschia dan Coelostegia. Ada puluhan durian yang diakui

keunggulannya oleh Menteri Pertanian dan disebarluaskan kepada masyarakat

untuk dikembangkan. Macam varietas durian tersebut adalah: durian sukun (Jawa

Tengah), petruk (Jawa Tengah), sitokong (Betawi), simas (Bogor), sunan

(Jepara), otong (Thailand), kani (Thailand), sidodol (Kalimantan Selatan),

sijapang (Betawi) dan sihijau (Kalimantan Selatan).

Rumor yang berkembang di masyarakat yang merugikan bagi durian yaitu

kandungan kolesterol. Sampailah pada suatu hari di salah satu program televisi

swasta nasional yang menampilkan durian Lae yang dikatakan tidak mengandung

kolesterol. Informasi ini betul, tetapi tidak tepat. Karena sejatinya, belum ada

diatas dunia ini tanaman yang menghasilkan kolesterol. Bahkan sebenarnya 80%

kolesterol berasal dari sintesa di dalam tubuh kita sendiri dan sisanya 20% berasal

dari lemak hewani. Demikian juga rumor tentang kandungan alcohol pada durian.

Lagi-lagi informasi ini sangat tidak tepat. Karena sesungguhnya tidak ada

tanaman di atas bumi ini yang menghasilkan alkohol, kecuali karena fermentasi

Page 5: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 5 of 20

gula atau karbohidrat yang dikandungnya. Lalu bagaimana sebenarnya kandungan

gizi durian.

Kalau soal rasa, tidak ada yang memungkiri sensasinya rasa durian.

Hingga dalam refensi barat disebutkan ‘smells like hell, but tastes like heaven -

baunya seperti di neraka tapi rasanya seperti di surga’. Kalau kita di Indonesia

mendeskripsi rasa durian hanya kategori manis, manis legit atau manis sedikit

pahit, justru orang barat mendeskripsikan lebih lengkap lagi, antara lain yang

ditulis oleh seorang naturalis dari Inggris, Alfred Russel Wallace, yang antara lain

mengatakan bahwa durian merupakan buah seperti puding yang diperkaya dengan

rasa almond, kadang-kadang seperti rasa es krim keju, bercampur saus bawang,

anggur, dan bermacam rasa yang unik. Ia juga memiliki daging buah yang pulen,

dan tidaklah bertambah unsur rasa lain kecuali semakin menambah kelezatannya.

Durian mengandung nutrisi penting dalam jumlah yang tinggi melebihi

buah lain. Hingga dikatakan oleh seorang penulis dari Thailand bahwa`kandungan

nutrisi durian berkelas ‘bintang lima’. Diantara kandungan nutrisi yang penting

tersebut adalah vit B, vit C, zat besi, kalium, magnesium, fosfor, seng, thiamin,

riblofavin, omega 3 dan 6. Selain itu durian juga banyak mengandung

phytonurient, polyphenol, phytosterol, antioksidan, organosulfur, dan tryptophan.

Disamping itu juga zat gizi umum seperti karbohidrat, lemak tak jenuh dan protein

Di dalam catatan pengobatan tradisional dikatakan bahwa durian memiliki

manfaat sebagai penghangat badan, meningkatkan kebugaran mental, dan

Page 6: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 6 of 20

penambah vitalitas kaum pria (aphrodisiac). Untuk yang terakhir ini ada ucapan

terkenal di Malaysia ‘saat durian mulai jatuh, maka sarung mulai naik’.

Sedangkan penelitian modern telah menemukan bahwa kandungan zat khusus

pada durian memberikan peranan yang penting pada kesehatan manusia.

Phytonutrient misalnya, merupakan zat alami yang banyak terdapat pada

durian juga kebanyakan buah-buahan dan sayuran. Walaupun pelum dapat

diidentifikasi sejara gambling (intangible) namun diakui zat ini memberikan

manfaat bagi pemeliharaan kesehatan bersama dengan vitamin, mineral dan serat.

Peneliti dari Ohio State university bahkan menyatakan bahwa zat ini adalah

vitamin-vitamin masa depan. Phytonutrient ditengarai mampu menonaktifkan zat

penyebab kanker, meningkatkan sistim kekebalan tubuh, mencegah katarak dan

menurunkan resiko terhadap penyakit-penyakit kronis seperti kanker, diabetes,

jantung dan hipertensi.

Durian banyak mengandung zat antioksidant dan polyphenol yang

dikatakan memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada antioksidan yang

berupa vitamin. Sedangkan durian memiliki kedua jenis antioksidan ini, baik

vitamin (vit C) maupun non-vitamin. Umumnya disebutkan kandungan vitamin C

pada durian berkisar dari 22.9-107, bahkan dari analisa yang dilakukan Balitbu

Tropika dijumpai ada durian yang mengandung sampai 200 mg/100 gram daging

buah. Ini merupakan angka tertinggi untuk kandungan vitamin pada buah.

2. Pertimbangan mengapa menggunakan benih yang tersertifikasi

Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat hasil tanaman adalah

benih. Benih bersama dengan sarana produksi lainnya seperti pupuk, air, cahaya,

iklim menentukan tingkat hasil tanaman. Meskipun tersedia sarana produksi lain

yang cukup, tetapi bila digunakan benih bermutu rendah maka hasilnya akan

rendah. Benih bermutu mencakup mutu genetis, yaitu penampilan benih murni

dari varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetis dari tanaman induknya,

mutu fisiologis yaitu kemampuan daya hidup (viabilitas) benih yang mencakup

daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih dan mutu fisik benih yaitu

penampilan benih secara prima dilihat secara fisik seperti ukuran homogen,

bernas, bersih dari campuran, bebas hama dan penyakit, dan kemasan menarik.

Page 7: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 7 of 20

Sertifikasi Benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara

perbanyakan, produksi dan pengolahan benih yang sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan oleh Departemen Pertanian Republik Indonesia (Lita Sutopo,

Teknologi Benih). Tujuan dilakukannya sertifikasi benih adalah untuk memelihara

kemurnian genetik benih dari varietas unggul serta menyediakannya secara

kontinyu bagi para petani.

Sertifikasi benih merupakan salah satu cara untuk melakukan pengawasan

terhadap mutu benih baik dilapangan maupun di laboratorium sehingga tingkat

kemurnian benih tetap terjamin. Pemberian sertifikat atau label atas perbanyakan

benih ini dilakukan dengan aturan yang berlalu. Kegiatan sertifikasi ini melalui

pemeriksaan di lapangan, pengawasan pada waktu panen, pengolahan, dan

pengambilan contoh benih. Dari hasil pemeriksaan tersebut kemudian ditetapkan

lulus atau tidak.

Sertifikasi benih ini tidak hanya berdasarkan hasil pemeriksaan di

lapangan, tetapi juga hasil pengujian laboratorium sesuai dengan standart mutu

yang berlaku, serta pengawasan pemasangan label. Hal ini merupakan tugas Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSP). Disamping itu, masih masih diadakan

Page 8: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 8 of 20

kegiatan kegiatan penilaian terhadap kultivar atau varietas yang meliputi

sertifikasi benih, pengujian benih dilaboratorium, dan pengawasan benih

dipasaran. Penilaian dilakukan terhadap calon pohon induk yang akan

dipergunakan sebagai materi perbanyakan bibit dikemudian hari. Maksud

penilaian adalah untuk mendapatkan kepastian bahwa pohon induk tersebut

merupakan pohon unggul yang telah mantap dan berbuah minimal tiga kali atau

tiga musim. Jika berdasarkan hasil penelitian calon pohon induk itu memenuhi

syarat, maka akan ditetapkan sebagai pohon induk dan diberi label yang terbuat

dari seng dengan ukuran 12x 23cm berwarna orange. Pada label tersebut

tercantum jenis tanaman, varietas, nomor registrasi, dan nama produsen yang

melakukan penangkaran bibit bermutu (berlabel) tersebut. Penggunaan benih

bersertifikat merupakan kunci utama untuk menghasilkan produk hortikultura

berkualitas. Oleh karena itu ketersediaan benih bersertifikat sesuai prinsip 7 tepat

(jenis, varietas, waktu, lokasi, jumlah dan harga yang terjangkau) harus terpenuhi.

Berbagai lembaga terkait harus bersinergi mulai dari lembaga penelitian dan

pengembangan, produksi dan penggandaan benih, sertifikasi dan pengawasan

peredaran, serta dukungan aspek lainnya yang meliputi sarana prasarana selama

proses produksi sampai pengelolaan benih sehingga benih siap edar di pasaran.

Benih unggul harus mempunyai sifat–sifat unggul seperti potensi hasil

tinggi, cepat berbuah, tahan terhadap hama dan penyakit tertentu, tahan terhadap

stres lingkungan dan sebagainya. Selama ini petani yang sudah menggunakan

benih bermutu jumlahnya terbatas, terutama karena adanya bantuan pemerintah,

sedangkan jika tidak ada bantuan lebih banyak menggunakan gabah hasil panen.

Benih bermutu tidak harus berupa benih bersertifikat yang diperoleh dari

produsen benih tetapi dapat diproduksi sendiri asalkan dengan metode yang benar.

Untuk memproduksi benih bermutu harus diperhatikan mulai beberapa aspek

budidaya dari penyiapan lahan sampai panen, antara lain pengaturan jarak tanam,

pemupukan, pengairan, perlindungan terhadap organisme pengganggu tanaman,

roguing serta pemanenan. Untuk menghasilkan benih bermutu, budidaya tanaman

diperlakukan berbeda dibanding untuk produksi. Jarak tanam dibuat lebih lebar

agar antar tanaman tidak terjadi kompetisi, pemupukan harus dilakukan dengan

tepat (baik jenis, dosis dan konsentrasi, waktu dan frekuensi serta pemupukan)

Page 9: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 9 of 20

agar pertumbuhan tanaman optimal, dan perlu dilakukan roguing yaitu

pembuangan tanaman tipe simpang atau tanaman yang tidak dikehendaki

misalnya gulma, jenis lain, kultivar lain akibat terjadinya segregasi, mutasi dan

lain-lain.

Selain itu pemanenan juga harus dilakukan dengan baik, dianjurkan secara

manual (dengan tangan) agar tidak terjadi kerusakan mekanis yang dapat

menurunkan kualitas benih, serta dilakukan pada tingkat masak fisiologis yang

ditandai dengan terjadinya kehilangan air yang cukup besar dan terjadi perubahan

warna daun dari hijau menjadi kekuningan, terbentuk lapisan pemisah (absicion

layer) pada buah sehingga buah mudah lepas dari induknya. Untuk mendapatkan

benih bermutu dan tahan disimpan, biji yang sudah dipanen perlu dikeringkan

sampai dengan kadar air tertentu (misalnya padi 13 %, kedelai 11 %), kemudian

dilakukan pembersihan dan pemilahan. Untuk menunggu benih sampai saatnya

ditanam dan untuk mempertahankan mutunya selama disimpan, benih perlu

dikemas dengan bahan kemasan (wadah) yang kedap udara seperti toples, kaleng,

plastik poly etilen atau yang lainnya. “Keuntungan penggunaan benih bermutu

buatan sendiri adalah dapat dilakukan secara mandiri dan kualitasnya tidak kalah

dibanding dengan benih dari produsen benih. Dengan demikian, petani dapat

menghemat biaya produksi untuk membeli benih dan bahkan jika sudah mapan

dapat diajukan untuk mendapat sertifikasi dari pihak yang berwenang.

Dalam benih bersertifikat tertulis jelas tentang rincian beberapa hal yang meliputi:

a. Deskripsi varietas, sumber benih, peralatan panen dan processing

Benih bersertifikat mencantumkan jelas pada kemasannya tentang deskripsi

varietas, sumber/asal benih. Selain itu Peralatan panen dan processing yang

digunakan untuk panen pun terjamin karena diawasi oleh pengawas benih.

b. Areal Penanaman

Pada komoditas yang bersertifikat terdapat rincian yang jelas tentang areal

penanaman suatu komoditas. Apakah spesifik areal (terbatas pada area tertentu)

atau multi areal (dapat ditanam diareal manapun).

c. Hasil Analisis Laboratorium

Untuk menilai hasil benih dari pertanaman memenuhi standart benih

bersertifikat maka diadakan analisis laboratorium oleh Pengawas Benih dan

Page 10: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 10 of 20

Pengujian Benih dan Pengujian Mutu oleh Analis Benih. Hasil analisis dan

pemeriksaaan biasanya meliputi persentase daya kecambah.

d. Label dan Segel :

Dalam ketentuan yang sudah ditetapkan juga tercantum bahwa proses

sertifikasi selesai apabila benih telah dipasang label dan segel. Label yang

digunakan adalah label yang dikeluarkan oleh Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih. Serta warna label disesuaikan dengan kelas benih yang

dihasilkan.

Ketentuan pemakaian label adalah sebagai berikut :

Benih Penjenis (BS)/Breeder Seed (BS) warna label putih, Benih Dasar

(BD)/Foundation Seed (FS) warna label putih, Benih Pokok (BP)/Stock Seed

(SS) warna label ungu, dan Benih Sebar (BR) /Extension Seed (ES) warna

label biru.

3. Pemilihan spesies/genetic selection

Ketepatan dalam memilih yang benar-benar unggul merupakan salah satu

faktor penting demi suksesnya pembudidayaan durian. Tepat memilih bibit

unggul, berarti awal sukses telah tercapai.

Perlu diperhatikan, bahwa upaya memilih bibit unggul bukanlah upaya

yang bisa dianggap enteng. Mungkin jalan pintas bisa dilakukan., yakni dapat

dibeli dari dinas atau balai pembibitan yang benar-benar bisa dipercaya. Jika hal

ini bisa dilakukan, maka salah satu pekerjaan kita telah teratasi. Jika tidak

mendapat dari dinas atau balai pembibitan durian yang benar-benar bisa dipercaya

dan dapat menyediakan jumlah bibit dalam partai besar misalnya, mungikn jalan

lain bisa ditempuh dengan cara membeli di tempat-tempat penjualan bibit.

Membeli bibit di tempat-tempat penjualan bibit durian, memang mudah

kita lakukan, tetapi permasalahannya, mungkin kita tidak bisa mendapatkan bibit

yang benar-benar kita kehendaki. Mungkin saja penjual menawarkan bibit

berkultivar matahari. Setelah kita tanam, 5-6 tahun kemudian mulai berbuah,

ternyata buah yang kita dapatkan tidak ada tanda-tanda bahwa durian itu kultivar

matahari misalnya, atau produksi buahnya sangat rendah. Jika yang kita tanam 1-2

pohon, mungkin tidak seberapa kekecewaan kita. Tetapi jika yang kita tanam

Page 11: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 11 of 20

mencapai puluhan atau bahkan sampai ratusan pohon, berapa besar kalkulasi

biaya yang telah kita keluarkan.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan itu, maka dalam

memilih bibit harus benar-benar cermat. Dan jalan yang paling aman ialah

mengenali cara-cara pembuatan bibit itu sendiri, sehingga bisa membuat sendiri

atau menyuruh orang lain tetapi kita bisa mengawasinya secara langsung. Dengan

demikian, bibit yang kita dapatkan benar-benar sesuai dengan yang kita

kehendaki.

4. Pemilihan/produksi benih bebas penyakit

Penggunaan benih yang baik, bersih, dan sehat dapat mengurangi jumlah

pemakaian benih dan tanam ulang serta memiliki daya kecambah dan tumbuh

yang tinggi sehingga pertanaman menjadi seragam. Pertumbuhan awal yang kuat

dapat mengurangi masalah gulma dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap

serangan hama/penyakit. Kombinasi faktor ini dapat memberikan tambahan hasil

panen antar 5-20%. Adapun ciri benih bermutu antara lain benih murni dari suatu

varietas, berukuran penuh dan seragam, daya kecambah di atas 80% dengan bibit

yang tumbuh kekar, bebas dari biji gulma, penyakit, hama, atau bahan lain. Benih

seyogianya diberi label secara tepat. Untuk memperoleh benih bermutu, dapat

diusahakan dengan membeli benih bersertifikat yang murni dan berlabel, atau

benih bermutu yang diproduksi petani, atau dapat kita pilih dan seleksi sendiri

dari pertanaman yang kita budidayakan.

5. Metode perbanyakan benih Durian

Metode perbanyakan benih durian dapat dilakukan melalui cara generatif

(dengan biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cangkokan).

1. Pengadaan benih dengan cara generatif

Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu

agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada

tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan

diusahakan agar tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya.

Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan

Page 12: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 12 of 20

beberapa saat), dalam kurun waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya.

Setelah itu biji ditanam.

2. Pengadaan bibit dengan cara vegetatif

Tujuan perbanyakan secara vegetatif adalah cara agar sifat pohon induk jenis

unggul dapat diturunkan kepada bibit turunannya sehingga lebih cepat

berbuah. Perbanyakan vegetative ini dapat dilakukan dengan cara okulasi,

penyusuan, cangkok, dan penyambungan

a. Okulasi

Bibit durian yang akan diokulasi harus memenuhi syarat, antara

lain : berasal dari biji yang sehat dan tua; berasl dari tanaman induk yang

sehat, subur, system perakarannya bagus, dan produktif. Biji-biji tersebut

harus ditumbuhkan, kemudian dipilih biji-biji yang pertumbuhannya

sempurna. Setelah bibit-bibit tersebut berumur 8 10 bulan, sudah dapat

dilakukan okulasi. Cara untuk melakukan okulasi pada tanaman durian ini

tidak jauh berbeda dengan cara okulasi pada tanaman lain :

Mula-mula kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya

(sekitar 1 cm jaraknya). Mata tunas yang dipilih adalah mata yang berjarak

20 cm dari permukaan tanah. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke

bawah sepanjang 2 3 cm sehingga mirip lidah. Kemudian, kulit yang

mirip lidah ini dipotong menjadi 2/3-nya. diambil dari pohon induk untuk

batang atas (disayat dibentuk perisai) di antara kulit. Setelah selesai

dilakukan okulasi, dua minggu kemudian diperiksa apakah perisai mata

tunas masih berwarna hijau atau tidak. Kalau masih berwarna hijau, berarti

Page 13: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 13 of 20

okulasi tersebut berhasil. Jika berwarna coklat, berarti okulasi tersebut

gagal.

b. Penyusuan

Keuntungan perbanyakan tanaman durian dengan penyusuan

adalah tingkat keberhasilannya tinggi, tanaman lebih cepat berbuah, kuat

dan kokoh, dan dapat menyediakan bibit tanaman dalam jumlah yang

cukup besar dalam waktu singkat.

Pekerjaan penyusuan bibit durian mensyaratkan : Dilakukan pada

musim kering sebagaimana pada okulasi. Menyediakan calon batang

dengan menyemaikan pada biji buah durian yang memiliki perakaran baik.

Menyiapkan calon batang atas dari pohon induk yang berkultivar unggul.

Mencari calon batang atas dari ranting yang besarnya sama persis dengan

batang semaian (batang bawah). Menyiapkan tangga penyangga polibag,

jika pohon induknya cukup tinggi.

Adapun proses pengerjaan menyusukan bibit durian adalah sebagai

berikut : Setelah menemukan calon batang atas yang besarnya sama persis,

sayatlah batang atas dan batang bawah (bibit) dengan sayatan sama

bentuk, panjang dan lebarnya. Kedua, Belah luka sayatan itu ditempelkan

secara tepat, jangan sampai ada bagian yang menyimpang. Ikatlah

tempelan itu menggunakan tali sampai luka tempelan betul-betul rapat

Page 14: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 14 of 20

melekat. 2-3 minggu kemudian, periksa pertumbuhan batang atas. Jika

dedaunan tidak layu, berarti penyusuan berhasil. Jika kebugaran dedaunan

batang atas dipastikan tumbuh dengan baik, maka potonglah bagian

dedaunan bagian bawah. Jika pucuk batang atas betul-betul sempurna,

bibit dipisahkan dari pohon induknya. Tempatkanlah bibit baru itu

beberapa waktu pada lokasi persemaian yang tersedia. Ada dua model

penyusuan, yakni susuk dan sayatan. Model tusuk / susuk Tanaman calon

batang atas dibelah setengah bagian menuju ke arah pucuk. Panjang

belahan antara 1 1.5 cm, diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah

sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon

batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing.

Selanjutnya, bagian yag runcing tadi disisipkanke belahan calon batang

atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah

lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia. Selama masa

penyusuan, batang yang disatukan tidak boleh bergeser, oleh karena itu,

tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada tanaman induk

(batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan

penyambungan. Susuan tersebut juga harus disiram agar tetap hidup.

Biasanya, setelah 3 6 bulan kemudian tanaman tersebut dapat dipisahkan

dari induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan.

Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3

bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil jika

diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau yang belum

berkayu keras sebab batang-batang tersebut lebih mudah dan lebih cepat

bersatu dan hidup.

Langkah-langkah penyambungan durian model sayatan adalah

sebagai berikut : Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas

dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama; Kedua batang

disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang

tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama; Setelah kedua batang

tersebut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada

sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.

Page 15: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 15 of 20

Setelah 2 - 3 minggu, sambungannya tadi dapat dilihat hasilnya apabila

batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama, berarti

penyusuan tersebut berhasil. Kalau sambungan sudah berhasil, pucuk

batang bawah dipotong atau dibuang, sedangkan pucuk batang atas

dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuha pucuk batang atas sudah

sempurna pangkal batang atas juga dipotong. Dengan demikian, akan

terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman dari biji,

sedangkan batang atas dari ranting atau cabang pohon durian dewasa.

c. Cangkok

Batang durian yang akan dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang

sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, dan memiliki susunan percabangan

yang rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (Ø = 2 2.5 cm),

kulit masih tampak hijau-kecoklatan (cabang muda). Waktu mencangkok

yang tepat adalah awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan.

Pencangkokan bisa juga dilakukan pada musim kering, tetapi harus dilakukan

penyiraman secara rutin, dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

Page 16: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 16 of 20

d. Sambungan Biasa (Enten)

Sambungan biasa atau grafting atau enten mensyaratkan :

a. Menyiapkan calon batang bawah dengan menyemai biji buah durian

sampai berumur 1,5-2 bulan.

b. Menyiapkan calon batang atas dari durian yang berkultivar unggul.

Adapun proses pengerjaan grafting bibit durian adalah sebagai berikut :

Potonglah 2 batang bawah setinggi kerang lebih 10 cm dari permukaan

tanah. 3 cm. Potonglah batang atas kurang lebih 10 cm dengan tunas

sedikitnya 2 buah dan daun-daun yang ada pun dipotong kurang lebih 2-3

cm. Masukkanlah ujung batang atas tepat pada ujung batang bawah,

kemudian ikatlah rapat-rapat sambungan itu menggunakan tali plastik.

Siramlah batang beserta tanah dalam polibag dengan air secukupnya.

Kemudian tutuplah seluruh bagian bibit menggunakan plastik diikatkan

pada lingkaran polibag. 3 minggu kemudian, tutup (kerudung) plastik

dibuka.

Page 17: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 17 of 20

6. 10 indikator praktis yang harus ditanyakan petani kepada penangkar

untuk memastikan benih bermutu

Untuk memastikan mutu benih durian, terdapat beberapa hal teknis maupun

non-teknis yang harus diperhatikan petani saat akan membeli benih durian

kepada penangkar atau saat di nursery. Adapun hal-hal teknis mengenai benih /

bibit durian yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Asli dari induknya (True to type)

Apabila hendak membeli bibit hendaknya mengetahui asal-usul benih yang

digunakan untuk pembibitan. Pastikan benih yang dipilih tersebut berasal

dari induk yang jelas, misalnya jelas varietasnya.

2. Tidak terserang hama atau penyakit

Pada saat membeli bibit hendaknya teliti untuk menyeleksi tanaman tersebut

apakah bebas dari serangan hama atau penyakit. Karena bibit yang tidak

sehat akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman pada

siklus/fase selanjutnya.

3. Sifat/keunggulan pada bibit

Suatu tanaman memiliki sifat yang berbeda antara satu tanaman dengan

tanaman lainnya. Pada saat membeli bibit hal yang perlu diperhatikan

selanjutnya adalah apakah suatu tanaman tersebut memiliki sifat unggul

tertentu. Misalnya hasil yang tinggi atau ketahanan terhadap suatu penyakit

atau hama tertentu, buah lebih manis atau memiliki ukuran yang lebih besar.

Hal ini selanjutnya yang akan menentukan pemasaran hasil panen. Buah

yang memiliki sifat unggul dominan cenderung lebih diminati dipasaran

serta memiliki nilai tambah tersendiri.

4. Daya adaptasi atau terdapat persyaratan khusus dalam budidaya

Perlu diperhatikan juga dalam pembelian bibit yaitu syarat tumbuh

komoditas/varietas. Apakah tanaman tersebut hanya dapat tumbuh didaerah

tertentu ataukah memiliki daya adaptasi yang luas. Apakah memiliki

persyaratan khusus. Karena hal ini juga akan mempengaruhi optimalnya

pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Sehingga hal ini

langsung berkaitan dengan penyediaan kondisi lingkungan yang tepat agar

hasilnya pun dapat optimal.

Page 18: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 18 of 20

5. Keseragaman Ukuran

Pada saat membeli bibit kita juga perlu cermat dalam melihat apakah bibit

yang kita beli memiliki ukuran yang seragam atau tidak. Indikator fisik yang

dapat diamati jika benih tersebut unggul antara lain dapat dilihat dari

keseragaman ukuran tanaman tersebut. Jika pada awal fase pertumbuhan

memiliki ukuran yang seragam maka minimal terdapat jaminan bahwa bibit

tersebut akan memiliki waktu panen yang hampir bersamaan ketika ditanam

dikebun, terutama jika ditanam dalam skala yang luas.

6. Memperhatikan sambungan/okulasi

Pada bibit sambungan atau okulasi, bekas sambungannya tampak mulus,

tidak meninggalkan luka yang terbuka.Adanya luka pada sambungan dapat

menjadi tempat masuknya bibit penyakit. Demikian pula pertumbuhan

batang sambungan antara batang atas dan bawah tampak rata, lengkungan

yang ditimbulkan bekas tempelan mata tunas okulasi hanya tampak sedikit.

Kulit batang tampak mulus dan bebas dari bercakbercak akibat serangan

cendawan atau bakteri.

7. Pertumbuhan daun tanaman dipilih yang kelihatan lebat, subur dan segar

Pada daun tidak tampak bercak-bercak, berlubang, atau bentuk cacat lainnya

yang menandakan adanya gejala serangan hama dan penyakit. Untuk

melihat apakah bibit bebas dari hama dan penyakit, tidak dapat dilihat

secara sepintas. Namun, untuk lebih pastinya kita perlu tahu dahulu gejala-

gejala serangan penyakit tersebut.

8. Meneliti dengan cermat batang utama (kekokohan)

Seringkali pembeli tertipu dengan penampilan bibit yang tampak seperti

memiliki batang utama yang lurus dan kokoh karena ditopang dengan ajir

(penopang). Sebaiknya dipastikan dahulu apakah setelah penopangnya

dilepas, bibit masih berdiri lurus dan kokoh atau tidak. Bibit yang

pertumbuhannya melengkung biasanya berasal dari mata tunas ranting yang

tumbuh menyamping (terutama di bagian bawah tajuk pohon induk). Entres

seperti ini tidak baik untuk dijadikan batang atas. Sebagai contoh pada

tanaman durian jika bibit seperti ini dipaksakan ditanam, akan dihasilkan

tanaman dewasa yang tumbuhnya melengkung dan memiliki percabangan

Page 19: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 19 of 20

yang tidak teratur atau hanya tumbuh ke arah samping saja. Jika

penanamannya dipaksakan menggunakan ajir, sampai ketinggian tiga meter

mungkin masih tumbuh lurus, tetapi setelah itu, batang utama biasanya

tumbuh menjadi dua dan pertumbuhan cabangnya menjadi tidak teratur.

Kondisi tanaman seperti ini kurang menguntungkan. Dengan percabangan

yang tidak teratur dan sedikit, tempat munculnya buah jadi terbatas sehingga

produksi buahpun tidak banyak.

9. Bibit bersertifikat

Dalam memilih dan membeli bibit, keberadaan sertifikat sangat penting

diperhatikan. Apalagi bagi pembeli yang awam sekali dengan masalah bibit.

Pembeli mudah tertipu hanya dengan melihat penampilan bibit yang sehat,

pertumbuhannya baik dan diiming-imingi pedagang dengan varietas yang

baik. Padahal bibit tersebut belum tentu terjamin keasliannya. Meskipun

keberadaan sertifikat tidak dapat menjamin seratus persen keaslian bibit,

tetapi paling tidak dapat mengurangi resiko tertipu. Tujuan dari registrasi

dan sertifikasi adalah untuk menjamin secara hukum (yuridis) kebenaran

bibit yang dihasilkan dari pohon induk yang telah ditentukan sehingga

konsumen tidak dirugikan. Dengan kata lain, bibit yang telah diberi label

lebih terjamin secara hukum tentang keaslian varietas dan cara

perbanyakannya. Hal ini dimungkinkan karena bibit yang berlabel

diproduksi di bawah pengawasan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

(BPSB).

10. Memiliki Pengetahuan tentang bibit yang akan dibeli

Selain faktor teknis yang telah dibahas diatas, perlu juga dipertimbangkan

faktor non teknis yang seringkali kurang diperhatikan sehingga

menyebabkan kerugian. Karena faktor ini pula, konsumen sering tertipu

oleh penjual bibit yang tidak bertanggung jawab. Sebaiknya sebelum

membeli kita dituntut memiiki pengetahuan minimal syarat tumbuh atau

kriteria bibit yang akan dibeli. Hal ini dilakukan agar terhindar dari niat

jelek (penipuan) terhadap diri kita. Misalnya bersikap terlalu awam dalam

masalah bibit tanaman. Sikap seperti ini dapat mengundang penjual untuk

menipu karena menganggap pembeli mudah dibohongi. Tampil sewajarnya

Page 20: TUGAS KELOMPOK 1 MAKALAH

Page 20 of 20

dan tidak kelihatan seperti awam sekali, tetapi tidak pula berlebihan atau

sok tahu.

7. Kesimpulan

Durian merupakan salah satu buah yang diminati dipasaran. Adapun dalam

pemilihan benih unggul dan bermutu salah satu hal yag harus diperhatikan adalah

Sertifikasi benih, yang merupakan salah satu cara untuk melakukan pengawasan

terhadap mutu benih baik dilapangan maupun di laboratorium sehingga tingkat

kemurnian benih tetap terjamin.

Dalam pemilihan bibit unggul durian beberapa hal yang perlu diperhatikan

pemilihan terhadap spesies (genetic selection) maupun pemilihan/ produksi benih

bebas penyakit serta metode perbanyakan benih. Adapun 10 indikator yang harus

ditanyakan petani kepada penangkar untuk memastikan benih bermutu, meliputi:

Tanaman merupakan tanaman yang berasal usul jelas (asli dari induknya),

tidak terserang hama atau penyakit, keunggulan pada bibit, persyaratan khusus

dalam budidaya/daya adaptasi, keseragaman ukuran, memperhatikan

sambungan/okulasi bibit, pertumbuhan daun tanaman lebat, meneliti batang

utama, bibit bersertifikat(sertifikasi benih), dan memiliki pengetahuan tentang

komoditas/bibit sebelum membeli/ memilih.