tugas makalah kelompok rata kanan
DESCRIPTION
ggTRANSCRIPT
Makalah Kelompok
PEMAHAMAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KEGIATAN BERBAHASA
Dosen Pembina :
Abdul Aziz, M.Pd
Nama Kelompok :
Arif Ramadhan (13201159)
Malik Victoria (13201238)
Nanda Bintang (13201114)
R. Ananda Kristian (13201166)
Rachmad Khoirudin (13201160)
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER ASIA
MALANG
2016
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat yang telah
diberikan, sehingga penyusun mampu menyelesaikan Tugas makalah untuk memenuhi
mata kuliah Bahasa Indonesia. Penyusun mengambil materi kalimat efektif, struktur
kalimat, ciri-ciri kalimat efektif dan kesalahan kalimat, dengan mengambil judul
“Pemahaman kalimat efektif dalam kegiatan berbahasa”. Dalam penyusunan makalah
ini, tidak sedikit hambatan yang penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan media cetak seperti
buku dan media lainnya seperti website dari beberapa sumber informasi, referensi dan
berita. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kalimat
efektif. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber pemikiran yang bermanfaat bagi
pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu, kepada Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia penulis
menanti masukan demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Malang, Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Cover.................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Tujuan....................................................................................................................4
C. Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. Definisi Kalimat Efektif.......................................................................................6
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif......................................................................................7
C. Definisi Struktur Kalimat....................................................................................13
D. Ciri-Ciri Struktur Kalimat...................................................................................13
E. Pola Kalimat ................. ....................................................................................15
F. Definisi Kesalahan Kalimat................................................................................16
G. Unsur-unsur Kesalahan Kalimat.........................................................................16
BAB 3 PENUTUP..........................................................................................................20
A. Kesimpulan.........................................................................................................20
B. Saran dan Rekomendasi......................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa sebagai alat komunikasi yang menghubungkan seseorang
dengan orang lain dalam sebuah masyarakat bahasa. Setiap bahasa memiliki
keunikan, sehingga semua pengguna bahasa tertentu perlu memahami
bagiamana kaidah-kaidah yang ada pada suatu bahasa. Pada kenyataannya masih
banyak ditemukan bagaimana bahasa digunakan tidak sesuai dengan kaidah
yang sudah ada. Masih banyak ditemukan penggunaan kalimat yang tidak efektif
dalam kegiatan berbahasa secara lisan maupun tertulis. Hal ini dimungkinkan
masih rendahnya pemahaman seseorang terhadap struktur kalimat Bahasa
Indonesia sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Melihat kenyataan di atas perlu adanya sikap yang positif untuk bisa
menggunakan bahasa sesuai kaidah yang berlaku. Hal ini dimulai bagaimana
seseorang harus memilih kata, merangkai kata menjadi kalimat sehingga kalimat
yang dibuat memiliki kaitan makna yang bisa dipahami oleh lawan bicara. Hal
ini diharapkan semua pemakai bahasa mampu menggunakan bahasa Indonesia
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui penggunaan kalimat efektif dalam kegiatan berbahasa
lisan maupun tulis.
2. Untuk mengetahui struktur kalimat yang benar dalam kegiatan berbahasa
lisan maupun tulis.
3. Untuk mengetahui sejauh mana kesalahan penggunaan kalimat efektif
dalam kegiatan berbahasa lisan maupun tulisan.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penggunaan kalimat efektif dalam kegiatan berbahasa baik
secara lisan maupun tertulis ?
2. Bagaimanakah penggunaan struktur kalimat yang benar dalam kegiatan
berbahasa baik secara lisan maupun tulis ?
3. Apa sajakah kesalahan yang ada pada kalimat efektif dalam kegiatan
berbahasa baik lisan maupun tulisan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kalimat Efektif
Menurut Widjono Hs (2011) menyatakan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan dapat menyampaikan
informasi secara tepat. Setiap kalimat dikatakan singkat karena hanya
menggunakan unsur yang diperlukan saja. Setiap unsur kalimat benar-benar
berfungsi. Sedangkan sifat padat mengandung makna sarat dengan informasi
yang terkandung di dalamnya. Dengan sifat ini tidak terjadi pengulangan-
pengulangan pengungkapan. Sifat jelas ditandai dengan kejelasan struktur
kalimat dan makna kalimat yang terkandung di dalamnya. Sifat lengkap
mengandung makna kelengkapan struktur kalimat secara gramatikal dan
kelengkapan konsep atau gagasan yang terkandung di dalam kalimat
tersebut. Kalimat efektif dapat mengomunikasikan pikiran atau perasaan
penulis atau pembicara kepada pembicara kepada pembaca atau pendengar
secara tepat. Dengan kalimat efektif, komunikasi penulis dan pembaca atau
pembicara dan pendengar tidak akan menghadapi keraguan, salah informasi,
atau salah pengertian.
Menurut Dendy Sugono (2005) menyatakan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan
dapat dipahami secara tepat pula.
Menurut DRS.Ukun Suryaman (1998) menyatakan Kalimat efektif ialah
kalimat baku yang disusun selugas – lugasnya sehingga isi atau maksud yang
disampaikan oleh si penulis atau pembicara dapat ditangkap secara tepat pula
oleh si penerima.yang dimaksud dengan pengungkapan yang lugas ialah
yang tidak berbelit – belit, tidak mengobral penggunaan kata atau bentukan
kata, dan tidak menimbulkan makna ganda. Kalimat yang telah disusun
sesuai dengan kaidah bahasa, belum tentu merupakan kalimat efektif.
Sebaliknya, kalimat efektif dengan sendirinya merupakan kalimat baku.
Menurut Hj. Noerzisri A. Nazar,Dra.M.S (2006) kalimat efektif haruslah
merupakan kalimat baku. Kalimat baku adalah satuan bahasa predikatif yang
dibangun atas satuan bahasa yang lebih kecil (kata, frasa, klausa) yang
menduduki fungsi-fungsi sintaktis (subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan) sesuai dengan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan struktur
setiap satuan bahasa tersebut. Jadi dapat disimpulkan, kalimat efektif adalah
kalimat dengan struktur baku, pilihan kata yang tepat, ide yang
dimungkinkan benar, logis, dan padat.
B. Ciri – ciri kalimat efektif
1. Keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur.
2. Kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal,
3. Kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami,
4. Kehematan penggunaan unsur kalimat,
5. Kecermatan dan kesantunan, dan
6. Kevariasan kata, struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.
Adapun ciri kalimat efektif menurut Wijono HS dijabarkan seperti
berikut,mengandung unsur:
1. Keutuhan
Kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan struktur dan makna
kalimat. Kalimat secara gramatikal mungkin benar, teteapi maknanya
salah. Misalnya:
a. Saya saling memaafkan. (salah)
b. Rumput makan kuda di lapangan. (salah)
Kedua kalimat itu salah karena tidak adanya kesepadanan struktur dan
makna. Kalimat tersebut seharusnya:
a. Kami saling memaafkan. (benar)
b. Kuda makan rumput di lapangan. (benar)
2. Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara
konsisten, misalnya: kesatuan, kemakmuran, kedamaian, kesejahteraan,
pertanian, perikanan, perkebunan, perdamaian, mengerjakan,
membawakan, menertawakan. Misalnya.
a. Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah diketahui
sebelumnya. (salah)
b. Penulis skripsi harus melakukan langkah – langkah:
1. pertemuan dengan penasihat akademis
2. mengajukan topik,
3. melapor kepada ketua jurusan, dan
4. bertemu pembimbing
seharusnya:
a. Polisi segera menangkap pencuri itu karena sudah mengetahui
sebelumnya. (benar)
b. Penulis skripsi harus melakukan langkah – langkah:
1. menemui penasihat akademis,
2. mengajukan topik,
3. melaporkan rencana skripsi kepada ketua jurusan, dan
4. menemui pembimbing. (benar)
3. Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah
dipahami maksudnya. Jika tidak, makna kalimat akan sulit ditangkap dan
menghambat komunikasi.
a. Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk hortikultura ini.
(tidak efektif)
Produk hortikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya.
(efektif)
b. Pandai bergaul, pandai berbicara, dan pandai membujuk orang adalah
modal utama pemasar produk. (tidak efektif).
Pandai bergaul, berbicara, dan membujuk orang adalah modal utama
pemasar produk. (efektif)
4. Kehematan
Untuk menjamin kehematan kalimat, setiap unsur kalimat harus
berfungsi dengan baik, unsur yang tidak mendukung makna kaliamt
(mubazir) harus dihindarkan. Untuk itu, hindarkanlah:
a. Subjek ganda, misalnya: Buku itu saya sudah baca. Seharusnya saya
sudah membaca buku itu.
b. Penjamakan kata yang sudah berbentuk jamak, misalnya:
data (jamak) - data – data (jamak)
fakta (jamak) - fakta – fakta (jamak)
mengambil buku – buku - mengambili buku atau mengambil
buku – buku
mengambili (jamak),
buku – buku (jamak)
c. Menggunakan bentuk singkat
Kalimat singkat bukan berarti kalimat itu harus pendek – pendek.
Akan tetapi, kalimat itu harus menggunakan unsur kalimat yang
benar – benar berfungsi dan menghilangkan kata atau ungkapan yang
tidak mendukung makna.
Pemimpinan memberikan peringatan kepada karyawan agar rajin
bekerja. (benar tetapi tidak singkat)
Pemimpin memperingatkan karyawan agar rajin bekerja (benar dan
singkat)
Meskipun benar, kalimat ini dapat dibuat lebih singkat dengan
mengubah memberikan peringatan menjadi memperingatkan.
Perhatikan kata – kata berikut ini:
Memberikan teguran – menegur
Mengambil tindakan – menindak
Memberikan peringatan – memperingatkan
d. Menggunakan bentuk kata aktif dan bertenaga:
Ia berdiri lalu pergi. (aktif tetapi kurang bertenaga)
Ia bangkit lalu pergi. (aktif dan bertenaga)
Mereka memperhatikan penjahat itu. (aktif tetapi kurang bertenaga)
Mereka mengamati penjahat itu. (aktif dan bertenaga)
5. Kecermatan dan kesantunan
Kecermatan dan kesantunan terkait dengan ketepatan memilih kata
sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan
emosional pembaca atau pendengar. Kalimat dikatakan baik jika pesan
yang disampaikan dapat diterima oleh orang lain. Sedangkan santun
mengandung makna halus, baik, dan sopan.
a. Kecermatan
Kecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata.
Pilihan bukan karena enak didengar atau merdu jika diucapkan
melainkan daya ekspresinya yang pasti. Banyak kata dalam bahasa
kita yang hampir sama maknanya. Bahkan, seringkali dianggap
sebegai kata yang bersinonim. Akan tetapi, hanya satu yang paling
tepat mengungkapkan maksud secara cermat.
Misalnya:
Manusia ialah makhluk yang berakal budi. (salah, tidak
cermat)
Kata ialah harus diikuti sinonim, bukan definisi formal. Jika
menggunakan ialah kalimat itu kata manusia disertai
sinonim.
Manusia adalah makhluk yang berakal budi (benar, cermat)
Manusia ialah orang. (benar, cermat)
Selain itu, kecermatan kalimat menyangkut ketepatan bentuk
kata, pemakaian kata berimbuhan, dan tanda baca.
Karena sudah diketahui sebelumnya, mahasiswa itu dapat
menjawab tes dengan mudah. (salah)
Karena sudah mengetahui sebelumnya, mahasiswa itu dapat
menjawab tes dengan mudah. (benar)
b. Kesantunan
Kesantunan kalimat mengandung makna bahwa gagasan yang
diekpresikan dapat mengembangkan suasana yang baik, hubungan
yang harmonis, dan keakraban. Kalimat yang baik dan santun
ditandai sifat – sifat: singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit.
Perhatikan kalimat berikut ini:
Sebagaimana telah ditetakan, pekerjaan itu biasanya dikerjakan dua
kali seminggu. (salah)
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan ialah segi hubungan
masyarakat. (salah)
Sebagaimana telah ditetapkan, pekerjaan itu biasanya dilakukan dua
kali seminggu. (benar)
Telah ditetapkan bahwa pekerjaan itu dilakukan dua kali seminggu.
(benar)
Kata biasanya pada kalimat (1) tidak perlu karena makna kata itu sudah
tersitat dalam ungkapan sebagaimana telah ditetapkan. Tanpa katai itu,
makna kalimat sudah cukup jelas. Jadi, penggunaan kata itu mubazir.
Penggunaan kata segi pada kalimat (2) juga berlebihan karena makna itu
sudah dinyatakan dalam kata aspek. Tanpa kata itu, makna kalimat (2)
cukup jelas.
6. Kevariasian
Kevariasian kalimat dapat dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan
gaya asalkan variasi tersebut tidak menimbulkan perubahan makna
kalimat yang dapat menimbulkan salah pemahaman atau salah
komunikasi.
a. kalimat berimbang (dalam kalimat majemuk setara)
kedua orang tuanya bekerja di perusahaan, dan ketiga anak mereka
belajar di sekolah.
b. kalimat melepas yaitu melepas (mengubah) fungsi klausa kedua dari
klausa koordinatif dengan klausa utama (pertama) menjadi klausa
sematan, dalam kalimat berikut ini menjadi anak kalimat keterangan
waktu.
Kedua orang tuanya bekerja di perusahaan ketika ketiga anak mereka
belajar di sekolah
c. kalimat berklimaks yaitu menempatkan klausa sematan (anak
kalimat) pada posisi awal dan klausa utama di bagian akhir.
Ketika ketiga anak itu belajar di sekolah, kedua orang tua mereka
bekerja di perusahaan.
7. Ketepatan Diksi
Kecermatan diksi memasalahkan ketepatan kata. Setiap kata harus
mengungkapkan pikiran secara tepat. Untuk itu, penulis harus harus
membedakan kata yang hampir bersinonim, struktur idiomatik, kata yang
berlawanan makna, ketepatan dan kesesuaian, dan sebagainya.
8. Ketepatan Ejaan
Kecermatan menggunakan ejaan dan tanda baca dapat menentukan
kualitas penyajian data. Sebaliknya, kesalahan ejaan dapat menimbulkan
kesalahan komunikasi yang fatal, misalnya: ia membayar dua puluh lima
ribuan. (Maksudnya: dua-puluh-lima ribuan = 20 x Rp 5.000,00).
Penggunaan tanda baca, bandingkan maknanya:
Paman kami belum menikah.
Paman, kami belum menikah.
Paman kami, belum menikah.
Paman, kami, belum menikah.
C. Definisi Struktur Kalimat
Dalam Bahasa Indonesia kita mengenal satuan bahasa seperti kata, frase,
kalimat dan lain-lain. Kalimat dalam Bahasa Indonesia memiliki struktur
yang berbeda-beda sesuai dengan kalimatnya. Kalimat adalah kumpulan kata
yang berwujud lisan atau tulisan. Suatu kalimat terdiri dari subyek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan. Keberadaan unsur-unsur ini dalam sebuah
kalimat yang menyebabkan perbedaan struktur tiap kalimat. Menurut
Mustakim (1994:68) kalimat dalam ragam resmi setidaknya harus memiliki
unsur subyek dan predikat. Kalau tidak memiliki sekurangnya dua unsur ini,
maka pernyataan tersebut hanya berupa deretan kata atau frasa.
D. Ciri-ciri Struktur Kalimat
a. Ciri-ciri subyek :
Merupakan jawaban atas pertanyaan “apa” dan “siapa” kepada
predikat
Contoh 1 : Juan memelihara anjing.
Penjelasan : Siapa memelihara ? = jawab Juan (maka juan
adalah Subyek).
Contoh 2 : Meja itu dibeli ayah.
Penjelasan : Apa dibeli ? = jawab meja.
Biasanya diikuti kata “itu”, “ini” dan “yang” sebagai pembatas
dengan predikat
Contoh : Anak itu mengambil bajuku.
b. Ciri-Ciri Predikat :
Menimbulkan pertanyaan “apa” atau “siapa”
Dalam hal ini jika predikat maka dengan pertanyaan tersebut
akan ada jawabannya. Subyek dan predikat ditentukan bersama-
sama, contohnya : Juan memelihara anjing. (Juan adalah
subyek dan memelihara adalah predikat)
Berupa kata “ialah” atau “adalah”
Kalimat dengan predikat demikian itu terutama digunakan pada
kalimat majemuk bertingkat anak pengganti predikat
Dapat disertai kata-kata aspek dan modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba dapat disertai dengan kata-
kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum dan akan. Kata-
kata tersebut di depan verba atau adjektiva. Kata-kata yang
disertai modalitas yaitu kata-kata yang menyatakan sikap
subyek seperti ingin, hendak dan mau.
c. Ciri-ciri objek
Predikat verba intransitif kebanyakan berawalan ter- dan ber- tidak
memerlukan objek sedangkan predikat verba transitif yang memerlukan
objek kebanyakan berawalan me- berikut adalah ciri-cirinya :
Berada setelah predikat
Karena objek selalu berada di belakang predikat, tidak pernah
mendahului predikat.
Didahului dengan kata bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan
anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat
transitif.
d. Ciri-ciri pelengkap
Terletak di belakang predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di
belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi
unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada kalimat
berikut.
a) Diah mengirimi saya buku baru.
b) Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Merupakan jawaaban predikat untuk pertanyaan “apa”
Contoh :
a. Pemuda itu bersenjatakan parang.
Kata parang adalah pelengkap.
Bersenjatakan apa ? jawab parang ( maka parang sebagai
pelengkap )
b. Budi membaca buku.
Membaca apa ? jawab buku (buku sebagai obyek karena dapat
menempati Subyek)
e. Ciri-ciri keterangan
Terletak di mana saja dalam kalimat
Dapat berpindah-pindah
E. Pola kalimat
1. Kalimat tunggal
Merupakan kalimat sederhana, yang biasanya tersusun atas unsur subyek dan
predikat atau hanya berupa satu klausa saja.
2. Kalimat majemuk setara
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti (subyek dan predikat) dan
keduanya saling tergantung atau memiliki derajat yang sama. Ciri-ciri :
a. Kedudukan pola kalimat sama derajatnya
b. Penggabungan disertai perubahan intonasi
c. Mengandung kata tugas atau penghubung sebagai pembeda
kesetaraan.
d. Pola umum uraian jabatan kata :S-P+S-P.
Jenis majemuk setara :
a. Setara sejalan (menggunakan “dan”, “serta”, “lagipula”)
Contoh : Ahim membaca Alquran dan Imron menghafal hadis.
b. Setara memilih
Contoh : Lakukan sesuatu atau engkau akan menyesal selamanya.
c. Setara berlawanan
Contoh : Bapak tidak membeli buku, tetapi membeli sepatu.
d. Setara menguatkan (misalnya “bahkan”)
Contoh : Meskipun hujan, ia datang juga.
e. Setara sebab akibat
Contoh : Malik tidak masuk karena sakit.
3. Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat yang terdiri atas dua atau lebih unsur inti namun salah satu bagian
merupakan bagian yang lain atau memiliki derajat yang berbeda yang biasa
disebut anak kalimat dan induk kalimat.
Disebut anak kalimat jika klausa tersebut dilekati oleh konjungsi dan disebut
induk kalimat jika tidak dilekati konjungsi.
Contoh : Nanda berasal dari Kota Blitar.
Nanda berasal dari kota kelahiran Bung Karno.
F. Definisi Kesalahan Kalimat
Menurut Widjono Hs (2011:165) karangan ilmiah, laporan kerja, surat
lamaran atau jenis komunikasi lain. seluruhnya harus menggunakan kalimat
yang baik dan benar. Karena kesalahan kalimat dapat berakibat fatal , salah
pengertian, salah tindakan, dan sebagainya. berikut adalah kesalahan-
kesalahan dalam kalimat.
G. Unsur-unsur Kesalahan Kalimat
1. Kesalahan struktur
a. Kalimat aktif tanpa subyek
Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera
bangkit jika hukum ditegakkan. (salah)
Penjelasan : kalimat tersebut salah karena menempatkan kata depan
menurut di depan subyek. Dengan kata tersebut subyek berubah
fungsi menjadi keterangan.
Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia segera bangkit
jika hukum ditegakkan. (benar)
b. Menempatkan kata depan di depan subyek, dengan kata depan ini
subyek berupa fungsi menjadi keterangan, misalnya :
Di Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean (Salah)
Penjelasan : menghilangkan kata depan di atau mengubah struktur
aktif menjadi pasif
Jakarta memiliki pusat perdagangan terbesar di Asean. (benar)
c. Tanpa unsur predikat, menempatkan kata yang di depan predikat
mengakibatkan perubahan fungsi menjadi perluasan subyek.
Petani yang bekerja di sawah. (Salah)
Petani bekerja di sawah. (benar)
d. Salah urutan
Buku itu sudah saya baca. (Salah)
Saya sudah membaca buku itu. (Benar)
e. Menempatkan kata depan di depan objek, seharunya kata kerja
transitif langsung diikuti objek dan tidak disisipi kata depan,
misalnya :
Mereka mendiskusikan tentang keselamatan kerja. (Salah)
Mereka mendiskusikan keselamatan kerja. (Benar)
f. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal
kalimat, misalnya :
Ia pandai. Sehingga selalu mendapatkan beasiswa. (Salah)
Ia Pandai sehingga selalu mendapatkan beasiswa. (Benar)
2. Kesalahan Diksi
Diksi kalimat salah jika :
a. Menggunakan dua kata bersinonim, contoh :
Ia harus bekerja keras agar supaya mampu membiayai ketiga
anaknya yang kuliah di perguruan tinggi. (Salah)
Ia harus bekerja keras agar mampu membiayai ketiga anaknya
yang kuliah di perguruan tinggi. (Benar)
b. Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu
Kampung di mana kami tinggal 10 tahun yang lalu , kini telah
menjadi kota. (Salah)
Kampung tempat kami tinggal 10 tahun yang lalu, kini telah
menjadi kota. (Benar)
c. Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan, misalnya:
Ia tidak pandai melainkan juga rajin. (Salah)
Ia tidak hanya pandai melainkan juga rajin. (Salah)
Ia bukan hanya pandai melainkan juga rajin. (Benar)
Ia tidak hanya pandai tetapi juga rajin. (Benar)
d. Menggunakan kata berpasangan secara idomatik yang tidak
bersesuaian, misal :
Pekerjaan itu sesuai bagi minat orang tersebut. (Salah)
Pekerjaan itu sesuai dengan minat orang tersebut. (Benar)
Diksi atau kalimat kurang baik
a. Menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya : aku dan
saya.
b. Pilihan kata yang mengekspresikan data secara subyektif
misalnya : menurut pendapat saya.... sebaiknya menggunakan
data menunjukan bahwa...., penelitian membuktikan bahwa....,
pengalaman membuktikan bahwa....
c. Menggunakan kata yang tidak jelas maknannya.
d. Diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.
e. Penolakan dan pembuktian tanpa makna kata yang pasti.
3. Kesalahan Ejaan
Kesalahan ejaan berpengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya
memperkecil kualitas kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan
kesalahan kalimat. Oleh karena itu, penggunaan ejaan perlu diperhatikan
dalam keseluruhan penulisan. Jenis kesalahan ejaan :
a. Penggunaan huruf kapital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal.
b. Pemenggalan kata.
c. Penulisan kata baku.
d. Penulisan unsur serapan.
e. Penulisan kata asing tidak dicetak miring.
f. Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik
koma, tanda petik satu, tanda penyingkatan, dan lain-lain.
g. Penulisan kalimat atau paragraf : induk kalimat dan anak kalimat,
kutipan langsung, kutipan tidak langsung.
h. Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi.
i. Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disetrasi, tesis, surat
kabar, majalah, jurnal.
j. Penulisan judul bab, subbab, subbagian.
k. Penulisan: data pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, dari hasil pembahasan tentang penggunaan kalimat efektif yang benar kami
dapat memahami bagaimana penggunaannya di dalam berbahasa secara lisan
maupun tulisan. Dari beberapa narasumber yang kami refrensikan berkaitan
dengan kalimat efektif, struktur kalimat dan kesalahan kalimat maka kelompok
meyimpulkan :
1. Pengertian kalimat efektif adalah : kalimat yang jelas dan tidak berbelit-belit
dalam penyampaian informasi kepada lawan bicara.
2. Struktur kalimat yang baik memuat beberapa hal yaitu :
Setiap kalimat sekurang-kurangnya harus memiliki unsur subyek dan
predikat.
Subyek berada di depan pada sebuah kalimat.
Predikat menimbulkan pertanyaan apa dan siapa.
Objek berada setelah predikat dan predikat trasitif harus memiliki
objek.
Pelengkap merupakan jawaban predikat untuk pertanyaan apa dan
pelengkap berada di belakang predikat.
Keterangan teletak di mana saja pada kalimat.
3. Kesalahan kalimat memuat beberapa hal berikut :
Kesalahan struktur, jika ingin memperbaikinya kita harus
memperhatikan Subyek – Predikat – Objek – Pelengkap dan
Keterangan dalam sebuah kalimat.
Kesalahan diksi atau pilihan kata, jika ingin memperbaikinya dalam
sebuah kalimat tidak boleh berbelit-belit harus jelas, padat dan dapat
disampaikan kepada lawan bicara.
Kesalahan ejaan, jika ingin memperbaikinya harus memahami tanda
baca dalam sebuah kalimat, penggunaan kata baku yang tepat,
penggunaan huruf kapital dalam kalimat, dan lain sebagainya.
B. Saran dan Rekomendasi :
Setelah kita memahami apa yang dimaksud dengan kalimat efektif, struktur
kalimat dan kesalahan kalimat efektif sebaiknya kita belajar untuk senantiasa
menggunakan bahasa yang baik secara lisan dan tulisan. Sebisa mungkin kita
menghindari pilihan kata yang salah dan struktur kalimat yang kurang tepat.
Rekomendasi :
Penulisan ini merujuk pada bagaimana memahami penggunaan kalimat efektif,
struktu kalimat dan kesalahan kalimat penulis merekomendasikan untuk
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Daniel Jos (2000) Keberbahasaan dan Kepenulisan Bahasa Indonesia. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Jakarta
Hs Widjono (2007) Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan di
Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Keraf Gorys (2000) Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Lembaga Pendidikan Primagama (2003) Bahasa Indonesia Motode Smart
Solution. Yogyakarta: Andi
Nazar Noerzisri (2006) Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah. Bandung:
Humaniora
Sugono Dendy (2005) Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 1. Jakarta: Pusat
Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Jakarta
Suryaman Ukun (1998) Dasar-Dasar Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Alumni