tugas jsa fix

10
KESELAMATAN KAPAL ME091315 KELAS A “JOB SAFETY ANALYSIS” KELOMPOK 6 1. SAIF ALHAQ (4212100127) 2. RHEZA SATRIA RYADENATA (4212100128) 3. JONATHAN FRITZ (4212100130) 4. GATHOT DWI LAKSONO (4212100133) 5. ATANDHO GAMA MAGWASYAR (4212100140) 6. DHEAR PRIMA PUTRI (4212100143) 7. AMALIA ASTRANIA JAYA (4212100145) 8. NATYA AN NUUR BESTARI (4212100146) 9. LULU ROZY (4212100148) Dosen Pengampu Mata Kuliah: Dr. Trika Pitana, ST. M.Sc JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SEMESTER GENAP 2013/2014

Upload: dhear-prima-putri

Post on 16-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

jsa

TRANSCRIPT

  • KESELAMATAN KAPAL

    ME091315

    KELAS A

    JOB SAFETY ANALYSIS

    KELOMPOK 6

    1. SAIF ALHAQ (4212100127)

    2. RHEZA SATRIA RYADENATA (4212100128)

    3. JONATHAN FRITZ (4212100130)

    4. GATHOT DWI LAKSONO (4212100133)

    5. ATANDHO GAMA MAGWASYAR (4212100140)

    6. DHEAR PRIMA PUTRI (4212100143)

    7. AMALIA ASTRANIA JAYA (4212100145)

    8. NATYA AN NUUR BESTARI (4212100146)

    9. LULU ROZY (4212100148)

    Dosen Pengampu Mata Kuliah:

    Dr. Trika Pitana, ST. M.Sc

    JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

    INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

    SEMESTER GENAP 2013/2014

  • Job Safety Analysis

    2

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 2

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................... 2

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................................................ 2

    1.1 Introduction ...................................................................................................................................... 3

    1.2 Tujuan ............................................................................................................................................... 3

    1.3 Basic Terminology ............................................................................................................................. 3

    1.4 Prosedur ............................................................................................................................................ 4

    1.5 Identifikasi Bahaya ............................................................................................................................ 5

    1.6 Penilaian Tingkat Bahaya .................................................................................................................. 7

    1.6.1 Resiko (R) ................................................................................................................................... 7

    1.6.2 Peluang (P) ................................................................................................................................. 7

    1.6.3 Tingkat Bahaya ........................................................................................................................... 8

    1.7 Mengurangi Timbulnya Bahaya dan Mengurangi Dampaknya ......................................................... 9

    1.8 Contoh JSA ........................................................................................................................................ 9

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Metode PEPE ..................................................................................................................... 5

    Gambar 2 Identifikasi Resiko, Peluang, dan Tingkat Bahaya ....................................................... 8

    Gambar 3 Contoh Form JSA .............................................................................................................. 9

    DAFTAR TABEL

    Table 1 Tingkatan Level Pada Resiko .............................................................................................. 7

    Table 2 Tingkatan Level Pada Peluang ............................................................................................ 7

    Table 3 Tingkat Bahaya ...................................................................................................................... 8

  • Job Safety Analysis

    3

    1.1 Introduction Job Safety Analysis atau yang biasa disebut dengan JSA, pada dasarnya adalah penilaian

    aktivitas kerja dan tempat kerja untuk menentukan tindakan pencegahan yang memadai di

    tempat kerja. Dengan kata lain, JSA sebagai sistematis identifikasi potensi bahaya di tempat

    kerja atau langkah untuk mengendalikan resiko yang mungkin terjadi. Job Safety Analysis ini

    merupakan sebuah upaya atau alat tools dari risk assesment dimana untuk memastikan semua

    hazard atau resiko yang berkaitan dengan pekerjaan yang bersangkutan haruslah di

    identifikasi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan tersebut, maka dari itu diperlukan

    kontrol yang sesuai dalam rangka meminimalisir dampak dari hazard atau resiko ke dalam

    level yang bisa kita terima.

    1.2 Tujuan Tujuan dari Job Safety Analysis adalah

    Untuk menjelaskan pelaksanaan Analisis Keselamatan Kerja atau agar JSA dapat

    membantu menyelesaikan pekerjaan dengan aman. JSA biasa dibuat ketika

    melakukan pekerjaan yang baru atau beresiko tinggi sebagai prosedur dan

    merencanakan kerja yang aman. Contohnya: bekerja di dalam ruang terbatas atau

    proses produksi yang memiliki bahaya yang tinggi

    Meminimalisir terjadinya kecelakaan di tempat kerja

    Meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan yang terjadi

    Menetapkan prosedur kerja yang tepat dan benar

    Mengurangi biaya akibat ketidakhadiran karyawan dan kompensasi pekerja

    Peningkatan produktivitas

    Menentukan bagaimana cara mengontrol bahaya

    1.3 Basic Terminology Berikut adalah definisi dari istilah-istilah yang digunakan pada JSA (Job Safety

    Analysis):

    JSA : Job Safety Analysis adalah pendekatan terstruktur yang menganalisis

    pekerjaan, mengelompokkannya menjadi langkah diskrit, analisis bahaya yang

    berhubungan dengan langkah-langkah, dokumen pencegahan dan memberikan

    tanggung jawab untuk pelaksanaannya dengan tujuan memastikan pelaksanaan

    pekerjaan yang aman.

    Pembimbing : Tingkat pertama pengawasan dalam organisasi, ini akan mencakup

    posisi seperti supervisor dalam operasi dan pemeliharaan insinyur dalam organisasi

    pemeliharaan, insinyur dalam manajemen proyek.

    Bekerja Kru : Terdiri dari semua pekerja yang melakukan tugas-tugas yang

    berhubungan dengan ruang lingkup pekerjaan termasuk pekerja memimpin.

    Hazard : Kondisi yang tidak aman atau berisiko dan jika dibiarkan terjadi dapat

    menyebabkan sebuah insiden.

    Timbal Pekerja : Pekerja yang memenuhi syarat menerima izin untuk bekerja dan

    bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua kondisi izin dan JSA setuju

    dengan Emiten Izin (sedang dipenuhi disetiap saat di seluruh pekerjaan).

  • Job Safety Analysis

    4

    Izin Penerbit : Pemilik memenuhi syarat dari daerah atau peralatan di mana

    pekerjaan akan dilakukan. Izin penerbit menyewa langsung Q - Chem atau yang

    dibantu oleh karyawan yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan izin kerja bagi

    Pekerja Lead.

    Kegiatan Risiko Tinggi : Kegiatan yang melibatkan bahaya yang signifikan yang

    dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan, keselamatan, lingkungan dan

    properti. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi ruang tertutup, lift kritis, api terbuka

    hot work, bahan piroforik, dll.

    1.4 Prosedur Berikut merupakan langkah-langkah dalam melakukan Job Safety Analysis :

    1. Melibatkan Karyawan

    Hal ini sangat penting dalam proses analisis bahaya. Mereka memiliki pemahaman

    yang unik dari pekerjaan untuk menemukan bahaya. Melibatkan karyawan akan

    membantu mengurangi memastikan analisis kualitas pekerja dalam program

    keselamatan dan program kesehatan. Dengan mereka, ada ide-ide yang timbul untuk

    menghilangkan atau mengendalikan bahaya tersebut.

    2. Identifikasi pekerjaan atau tugas yang akan dianalisis

    Dalam menentukan perkerjaan yang akan dianalisa tentulah ada skala prioritasnya.

    Skala prioritas tersebut adalah:

    Tingkat frekuensi kecelakaan

    Tingkat keparahan kecelakaan

    Potensi bahaya yang mempunyai resiko kecelakaan tinggi

    Pekerjaan yang bersifat rutin

    3. Bagi pekerjaan atau tugas menjadi komponen-komponen kunci

    4. Identifikasi bahaya yang ditemukan di setiap komponen kunci

    5. Memeriksa Sejarah Kecelakaan

    Review dengan karyawan sejarah tempat kerja, kecelakaan dan pekerjaan yang perlu

    pengobatan penyakit, kerugian yang membutuhkan perbaikan atau penggantian, dan

    setiap -peristiwa di mana kecelakaan atau kerugian tidak terjadi Kejadian-kejadian ini

    merupakan indikator bahwa bahaya yang ada (jika ada) mungkin tidak memadai dan

    layak mendapat perhatian lebih cermat.

    6. Mengidentifikasi cara untuk menghilangkan atau mengendalikan bahaya

    tersebut

    Daftar pekerjaan dengan bahaya yang menghadirkan risiko yang tidak dapat diterima,

    didasarkan pada mereka yang paling konsekuensi berat. Pekerjaan ini harus

    diprioritaskan untuk dianalisis.

    7. Bertindak untuk menghilangkan bahaya atau menerapkan kontrol

    8. Catat bahaya, diidentifikasi dan buat langkah-langkah yang diambil untuk

    menghilangkan atau mengendalikan bahaya

    Hampir setiap pekerjaan dapat dipecah-pecah menjadi tugas pekerjaan atau

    langkah. Ketika awal pekerjaan analisis bahaya, menonton karyawan melakukan

    pekerjaan dan daftar setiap langkah sebagai pekerja menerimanya. Pastikan untuk

    merekam informasi yang cukup untuk menggambarkan setiap pekerjaan tindakan

  • Job Safety Analysis

    5

    tanpa menjadi terlalu rinci.

    9. Menilai secara berkala kontrol untuk memastikan berjalan dengan benar

    1.5 Identifikasi Bahaya Saat terjadinya sebuah kecelakaan itu diakibatkan oleh bahaya. Oleh karena itu kita

    harus menganalisa bagaimana bahaya itu dapat muncul atau terjadi dan bagaimana

    mencegah bahaya tersebut. Dengan Metode PEPE (Process, Environtment, People dan

    EMT) dapat menganalisa sebuah bahaya dari 4 faktor penyebab.

    Gambar 1 Metode PEPE

    1. Process (Proses)

    Bahaya itu akan muncul jika terjadinya sebuah kegiatan. Pada faktor pertama

    ini bahaya kita tinjau dari prosesnya (langkah-langkah kerja). Sebagaimana

    pada penjelasan sebelumnya mengenai langkah-langkah dalam menganalisa

    keselamatan kerja, tertulis bahwa meninjau dari langkah-langkah kerjanya,

    apakah terjadi kesalahan atau tidak yang dimana dapat memicu munculnya

    bahaya.

    2. Environtmen (Lingkungan)

    Faktor lingkungan atau faktor alam. Ini merupakan hal faktor yang tidak dapat

    dikontrol. Sehingga dapat meningkatkan munculnya atau terjadinya sebuah

    bahaya. Namun walaupun tidak dapat dikontrol, faktor ini sebenarnya dapat

    juga ditanggulangi. Faktor lingkungan itu mencakupi cuaca, debu, panas,

    dingin, pekerja terisolasi, kebisingan, dll.

    3. People (Manusia)

    Faktor manusia lebih sering disebabkan karena human eror atau kesalahan

    manusia, sebagian besar terjadinya human eror itu karena disebabkan beberapa

    faktor, diantaranya karena manusianya yang kurang terlatih, faktor fisik

    manusianya (kurang sehat), tidak berpengalaman, dll. Walaupun semua sudah

    berjalan dengan semestisnya namun terjadi human eror pastinya akan

    menimbulkan tumbuhnya potensi bahaya.

  • Job Safety Analysis

    6

    4. EMT (Equipment, Materials, Tools)

    Faktor ini disebabkan karena kegagalan sebuah alat kerja. Bisa saja

    disebabkan kualitas barang yang buruk, atau alat kerja sudah tidak layak pakai

    dan masih banyak lagi.

    Namun bukan berarti JSA dalam mengidentifikasi bahaya hanya dengan metode PEPE

    saja. Metode PEPE merupakan metode checklist sederhana dalam mengidentifikasikan

    bahaya. Ada berbagai cara dalam mengidentifikasi bahaya dalam JSA, contohnya:

    1. Tentukan Pekerjaan Yang Akan Diperiksa Potensi Bahayanya

    Pekerjaan yang memerlukan JSA&RA adalah pekerjaan yang potensi

    bahayanya yang berdampak pada kecelakaan kerja

    Merupakan pekerjaan baru dengan potensi bahaya untuk terjadi kecelakaan

    kerja

    Pekerjaan lama dengan alat-alat baru sehingga menimbulkan perubahan pada

    langkah kerja.

    2. Pecahkan Pekerjaan Yang Menjadi Langkah-Langkah Kerja

    Menetapkan langkah-langkah kerja sederhana yang akan dilaksanakan

    Batasi secara umum langkah-langkah kerja tersebut, misal : maksimal 10

    langkah kerja

    3. Tentukan Tahap Kerja Kritis

    Tahap kerja kritis adalah tahap kerja dimana pada tahap tersebut dinilai memiliki

    potensi bahaya yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja

    4. Kenali Sumber Bahaya

    Sumber bahaya mekanik : Putaran mesin, angkat-angkut, roda gigi, rantai,

    beban, handling, dll

    Sumber bahaya fisik&kimia : Listrik, Tekanan, Vibrasi, Suhu, Kebisingan,

    bahan kimia dll.

    Pertimbangkan cidera akibat Jatuh, Ledakan, Paparan gas/kimia, asap,

    regangan otot, dll.

    Pertimbangkan lingkungan kerja, peralatan, rekan kerja.

    Pertimbangkan kemungkinan personil yang dapat cidera yaitu pelaksana kerja

    tersebut atau rekan kerja.

    5. Pengendalian

    Tentukan tindakan pengendalian bahaya berdasarkan hirarki pengendalian atau biasa

    disebut urutan langkah pengendalian. antara lain :

    Rekayasa teknik yaitu melakukan pengamanan terhadap mesin yang dinilai

    memiliki bahaya berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.

    Administratif yaitu memberikan pelatihan dan sertifikasi, Briefing K3, rotasi

    kerja, dll.

    Evaluasi cara kerjanya

    Berikan Alat Pelindung diri

    6. Pencatatan

    Urutkan langkah kerja

  • Job Safety Analysis

    7

    Jelaskan langkah kerja

    Pengendalian

    Dokumentasikan JSA&RA pada formulir

    7. Komukasikan

    Sosialisasikan kepada pelaksana pekerjaan

    8. Tinjau Ulang

    Lakukan peninjauan ulang JSA apabila terjadi hal-hal berikut :

    Saat pekerjaan selesai

    Ada sumber bahaya lain teridentifikasi

    Ada metode pekerjaan yang berubah

    Dari langkah-langkah tersebut sudah dapat dilaksanakan sebuah program JSA, idealnya pada

    pembuatan JSA dapat dibentuk tim antara lain :

    1. Atasan dari pelaksana pekerjaan

    2. Perwakilan pekerja yang melakukan pekerjaan

    3. Ahli K3 Perusahaan

    1.6 Penilaian Tingkat Bahaya

    1.6.1 Resiko (R)

    Resiko merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk menentukan suatu tingkatan

    dampak/akibat berdasarkan keparahan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja.

    Table 1 Tingkatan Level Pada Resiko

    Level-1 (Sangat Ringan) Tidak ada cedera, kerugian biaya rendah, kerusakan peralatan

    ringan.

    Level-2 (Ringan) Cedera ringan (hanya membutuhkan P3K), peralatan rusak

    ringan.

    Level-3 (Sedang) Menyebabkan cidera yang memerlukan perawatan medis ke

    rumah sakit, peralatan rusak sedang.

    Level-4 (Berat) Menyebabkan cidera yang menyebabkan cacatnya anggota

    tubuh permanen, peralatan rusak berat.

    Level-5 (Fatal) Menyebabkan kematian 1 orang atau lebih, kerusakan berat

    pada mesin sehingga mengganggu proses produksi.

    1.6.2 Peluang (P)

    Peluang merupakan suatu nilai yang ditetapkan untuk menentukan tingkat keseringan

    terhadap kejadian kecelakaan.

    Table 2 Tingkatan Level Pada Peluang

    Level-1 (Sangat Jarang) Hampir tidak pernah terjadi

    Level-2 (Jarang) Frekuensi kejadian jarang terjadi waktu tahunan

    Level-3 (Mungkin terjadi) Frekuensi kejadian sedang dalam waktu bulanan

  • Job Safety Analysis

    8

    Level-4 (Sering) Hampir 100 % terjadi kejadian tersebut.

    Level-5 (Pasti terjadi) 100 % kejadian pasti terjadi.

    1.6.3 Tingkat Bahaya

    Tingkat bahaya merupakan hasil perkalian dari Resiko (R) dan Peluang (P) sehingga

    dapat ditetapkan sebagai tingkat bahaya dari suatu pekerjaan yang dilakukan.

    Tingkat Bahaya = R x P

    Table 3 Tingkat Bahaya

    5 5 10 15 20 25

    4 4 8 12 16 20

    3 3 6 9 12 15

    2 2 4 6 8 10

    1 1 2 3 4 5

    R x P 1 2 3 4 5

    Tingkat Bahaya Score Keterangan

    Rendah 1-4 Masih dapat ditoleransi

    Sedang 5-10 Dikendalikan sampai batas

    toleransi

    Tinggi 12-25 Pemantauan intensif &

    Pengendalian

    Gambar 2 Identifikasi Resiko, Peluang, dan Tingkat Bahaya

    http://alenhyp05.files.wordpress.com/2013/07/from-jsa-ra.jpg

  • Job Safety Analysis

    9

    1.7 Mengurangi Timbulnya Bahaya dan Mengurangi Dampaknya Pada dasarnya bahaya itu memang tidak dapat dihindari, namun dapat dicegah dan

    kalaupun terjadi dapat dikurangi dampak dari akibat bahaya tersebut. Langkah-langkah

    yang harus diambil untuk mengendalikan pemaparan pekerja melalui:

    1. Kontrol Engineering.

    Merupakan tindakan pengendalian yang paling efektif dengan mengubah proses atau

    re-engineering untuk menghilangkan atau meminimalkan bahaya.

    2. Kontrol Administratif.

    Merupakan sebuah kontrol terhadap regulasi sebuah pekerjaan, seperti waktu jam

    kerja, hal-hal apa saja yang tidak boleh dilakukan oleh pekerja. Kontrol Administrasi

    ini memperketat prosedur dan praktek kerja yang aman termasuk penggunaan bahan

    berbahaya

    3. Kontrol Perlengkapan Keselamatan.

    Merupakan metode kontrol yang dapat diterima sementara contohnya sebuah kontrol

    terhadap perlengkapan yang digunakan para pekerja. Seperi mengkaji peralatan

    keselamatan apa saja yang dibutuhkan para pekerja (helm, sepatu, dll)

    4. Kombinasi Kontrol

    Kombinasi Kontrol mungkin perlu digunakan jika bahaya tidak dapat sepenuhnya

    dikendalikan oleh rekayasa kontrol saja.

    1.8 Contoh JSA

    Gambar 3 Contoh Form JSA

  • Job Safety Analysis

    10

    DAFTAR PUSTAKA

    Pitana, Trika. 2010. Materi Kuliah Marine Casulaties Investigation. Surabaya. ITS Surabaya

    http://www.k3-community.com/p/sop-jsa.html#.U3mEW5EhXwI

    http://rinacahyana.blogspot.com/2011/02/job-safety-analysis.html

    http://tubagus-indra.blogspot.com/2013/11/identifikasi-bahaya-dan-penilaian.html

    http://www.wishnuap.com/2012/02/job-safety-analysis.html

    http://www.k3-community.com/p/sop-jsa.html#.U3mEW5EhXwIhttp://rinacahyana.blogspot.com/2011/02/job-safety-analysis.htmlhttp://tubagus-indra.blogspot.com/2013/11/identifikasi-bahaya-dan-penilaian.htmlhttp://www.wishnuap.com/2012/02/job-safety-analysis.html