tugas individu kewarganegaraan 1

36
TUGAS SOFTSKILL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB I Disusun Oleh: RIKA HARIANY 16412370 Dosen Pembimbing: INA HELIANY, SH., MH. 1

Upload: rika-hariany

Post on 14-Apr-2017

3.078 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas individu kewarganegaraan 1

TUGAS SOFTSKILL

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I

Disusun Oleh:

RIKA HARIANY

16412370

Dosen Pembimbing:

INA HELIANY, SH., MH.

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

2014

1

Page 2: Tugas individu kewarganegaraan 1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2. Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan...................................................................2

1.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan..............................................................................3

1.4. Tinjauan Pustaka………...............................................................................................4

BAB II PERMASALAHAN...............................................................................................11

BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………12

3.1. Konsep dan bentuk demokrasi dalam sistem pemerintahan Negara.....................................12

3.2. Perkembangan pendidikan pendahuluan bela Negara.........................................................18

3.3. Hak Asasi Manusia………………………………………………………………………….19

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................22

2

Page 3: Tugas individu kewarganegaraan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter

yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Perkembangan kehidupankenegaraan

Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar terutama berkaitan dengan gerakan reformasi,

serta perubahan Undang-undang termasuk amandemen UUD 1945 serta Tap MPR

NO.XVIII/MPR/1998, yang menetapkan mengembalikan kedudukan Pancasila pada kedudukan

semula, sebagai dasar filsafat Negara. Hal ini menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam,

akibatnya akhir-akhir ini bangsa Indonesia menghadapi krisis ideologi.Dampak yang cukup

serius atas manipulasi Pancasila oleh para penguasa pada masalampau. Dewasa ini banyak

kalangan elit politik serta sebagian masyarakat beranggapan bahwa Pancasila merupakan label

politik Orde Baru sehingga mengembangkan serta mengkaji Pancasila dianggap akan

mengembalikan kewibawaan Orde Baru. Pandangan yang sinis serta upaya melemahkan peranan

ideologi Pancasila pada era Reformasi dewasa ini akan sangat berakibat fatal bagi bangsa

Indonesia yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi negara yang kemudian pada

gilirannya akanmengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang telah lama dibina,

dipelihara serta didambakan bangsa Indonesia sejak dahulu.Oleh karena itu, agar kalangan

intelektual terutama mahasiswa sebagai calon pengganti pemimpin bangsa di masa mendatang

memahami makna serta kedudukan Pancasilayang sebenarnya maka harus dilakukan suatu kajian

yang bersifat ilmiah. Berhubung banyaknya bahasan yang mencakup Pancasila maka penulis

hanya membahas Pancasila sebagai Sistem Filsafat dan Ideologi bangsa Indonesia.

1.2. Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan

1. UUD 1945

a. Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan aspirasi Bangsa

Indonesia tentang kemerdekaanya).

b. Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam hukum dan pemerintahan.

3

Page 4: Tugas individu kewarganegaraan 1

c. Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.

d. Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

e. Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.

2. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu

Pelaksanaan Kelompok Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

1.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Keputusan DIRJEN DIKTI No. 43/ DIKTI/ Kep/ 2006, tujuan pendidikan

kewarganegaraan adalahdirumuskan sebagai visa, misi dan kopetensisebagai berikut.Visi

pendidikan kewarganegaraan di perguran tinggiadalah merupakan sumber nilai dan pedoman

dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, gunamengantarkan mahasisiwa

memantapkan kepribadianya sebagai manusia seutuhnya.Misi pendidikan kewarganegaraan di

perguruan tinggi adalah untuk membantumahasiswa memantapkan kepribadianya, agar secara

konsisten mampu mewujudkannilai-nilai dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air

dalam menguasai,menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

dengan rasatanggung jawab dan bermoral. 

Berdasarkan pendapat para ahli maupun dari pengertian secara umum hingga mendetail untuk

menambah pengetahuan maupun wawasan.

Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan

bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian,

dan nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan

kompetensi sebagai berikut:

a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-

karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan

memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

4

Page 5: Tugas individu kewarganegaraan 1

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yang dikemukakan oleh Djahiri (1994/1995:10) adalah

sebagai berikut:

a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan

Nasional, yaitu : “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan

jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan

dan kebangsaan”. 

b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat

kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan

kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan

pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat, serta perilaku

yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.

Sedangkan menurut Sapriya (2001), tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah : 

Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara

yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.

Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan

seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan

serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui

pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan individu

berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik yang sehat serta

perbaikan masyarakat. 

Tujuan umum pelajaran PKn ialah mendidik warga negara agar menjadi warga negara yang baik,

yang dapat dilukiskan dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan

negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati” (Somantri, 2001:279).

Djahiri (1995:10) mengemukakan bahwa melalui Pendidikan Kewarganegaraan siswa

diharapkan:

a. Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma Pancasila sebagai falsafah, dasar

ideologi dan pandangan hidup negara RI.

5

Page 6: Tugas individu kewarganegaraan 1

b. Melek konstitusi (UUD NRI 1945) dan hukum yang berlaku dalam negara RI.

c. Menghayati dan meyakini tatanan dalam moral yang termuat dalam butir diatas.

d. Mengamalkan dan membakukan hal-hal diatas sebagai sikap perilaku diri dan kehidupannya

dengan penuh keyakinan dan nalar.

Secara umum, menurut Maftuh dan Sapriya (2005:30) bahwa, Tujuan negara mengembangkan

Pendiddikan Kewarganegaraan agar setiap warga negara menjadi warga negara yang baik (to be

good citizens), yakni warga negara yang memiliki kecerdasan (civics inteliegence) baik

intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab

(civics responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Setelah menelaah pemahaman dari tujuan Pendidikan Kewarganegaraan, maka dapat saya

simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep

Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari. Adapun harapan yang

ingin dicapai setelah pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan didapatkan

generasi yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. 

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam konteks kata hak dan kewajiban adalah mengandung 2 kata yaitu hak dan kewajiban. Dari

masing-masing kata tersebut tentunya mempunyai arti tersendiri. Menurut Prof. Dr. Notonegoro

Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau

dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh pihak lain manapun juga

yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. Menurut pengertian tersebut individu

maupun kelompok ataupun elemen lainnya jika menerima hak hendaknya dilakukan sesuai

dengan aturan yang berlaku dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain jadi harus pihak yang

menerimannya lah yang melakukan itu. Dari pengertian yang lain hak bisa berarti sesuatu yang

mutlak menjadi milik kita dan penggunanya tergantung kepada kita sendiri contohnya hak

mendapatkan pengajaran. Dalam hak mendapatkan pengajaran ini adalah tergantung dari diri kita

sendiri, kalau memang menganggap bahwa pengajaran itu penting bagi kita pasti kita akan

senagtiasa akan belajar atau sekolah atau mungkin kuliah. Tapi kalau ada yang menganggap itu

tidak penting pasti tidak akan melakukan hal itu.

Kata yang kedua adalah kewajiban , kewajiban berasal dari kata wajib. Menurut Prof. Dr.

Notonegoro wajib adalah beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau

6

Page 7: Tugas individu kewarganegaraan 1

diberikan melulu oleh pihak tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya

dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban pada intinya adalah sesuatu

yang harus dilakukan. Disini kewajiban berarti suatu keharusan maka apapun itu jika merupakan

kewajiban kita harus melaksaakannya tanpa ada alasan apapun itu. Dari pengertian yang lain

kewajiban berarti sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab. Penentuan

warga Negara Indonesia. Siapa saja yang dapat menjadi warga negara dari suatu negara? Setiap

negara berdaulat berwenang menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara. Dalam

menentukan kewarganegaraan seseorang, dikenal dengan adanya asas kewarganegaraan

berdasarkan kelahiran dan asas kewaraganegaraan berdasarkan perkawinan.

Dalam penentuan kewarganegaraan didasarkan kepada sisi kelahiran dikenal dua asas yaitu asas

ius soli dan ius sanguinis . Ius artinya hukum atau dalil. Soli berasal dari kata solum yang artinya

negari atau tanah. Sanguinis berasal dari kata sanguis yang artinya darah.

a. Asas Ius Soli: Asas yang menyatakan bahawa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari

tempat dimana orang tersebut dilahirkan.

b.Asas Ius Sanguinis: Asas yang mennyatakan bahwa kewarganegaraan sesorang ditentukan

beradasarkan keturunan dari orang tersebut. Selain dari sisi kelahiran, penentuan

kewarganegaraan dapat didasarkan pada aspek perkawinan yang mencakupa asas kesatuan

hukum dan asas persamaan derajat:

a. Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan yang

tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam menyelenggarakan kehidupan bersama,

suami istri perlu mencerminkan suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah

kewarganegaraan. Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri

adalah sama dan satu.

b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan

status kewarganegaaraan suami atau istri. Keduanya memiliki hak yang sama untuk menentukan

sendiri kewarganegaraan. Jadi mereka dapat berbeda kewarganegaraan seperti halnya ketika

belum berkeluarga. Negara memiliki wewenang untuk menentukan warga negara sesuai dengan

asas yang dianut negara tersebut. Dengan adanya kedaulatan ini, pada dasarnya suatu negara

tidak terikat oleh negara lain dalam menentukan kewarganegaraan. Negara lain juga tidak boleh

menentukan siapa saja yang menjadi warga negara dari suatu negara.

7

Page 8: Tugas individu kewarganegaraan 1

Penentuan kewarganegaraan yang berbeda-beda oleh setiap negara dapat menciptakan problem

kewarganegaraan bagi seorang warga. Secara ringkas problem kewarganegaraan adalah

munculnya apatride dan bipatride. Appatride adalah istilah untuk orang-orang yang tidak

memiliki kewarganegaraan. Bipatride adalah istilah untuk orang-orang yang memiliki

kewarganegaraan ganda (rangkap dua). Bahkan dapat muncul multipatride yaitu istilah untuk

orang-orang yang memiliki kewarganegaraan yang banyak (lebih dari 2)

Warga Negara Indonesia 

Negara Indonesia telah menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara . ketentuan tersebut

tercantum dalam pasal 26 UUD 1945 sebagai berikut :

1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain

yang disahkan undang-undang sebagai warga negara

2. Penduduk ialah waraga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia

3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang

Beradasarkan hal diatas , kita mengetahui bahwa orang yang dapat menjadi warga negara

Indonesia adalah :

a. Orang-orang bangsa Indonesia asli

b. Orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang menjadi warga negara

Adapun Undang-Undang yang mengatur tentang warga negara adalah Undang-Undang No.12

Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.

Pewarganegaraan adalah tatacara bagi orang asing untuk memperoleh kewarganegaraan

Republik Indonesia melalui permohonan . Dalam Undang-Undang dinyatakan bahwa

kewarganegaraan Republik Indonesia dapat juga diperoleh melalui pewarganegaraan.

Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1. Telah berusia 18(delapan belas) tahun atau sudah kawin

2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik

Indonesia paling singkat 5 (lima)tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak

berturut-turut

3. Sehat jasmani dan rohani

4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945

8

Page 9: Tugas individu kewarganegaraan 1

5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana

penjara 1 (satu) tahun

6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia, tidak menjadi kewarganegaraan ganda

7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap

8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara. Asas-asas yang dipakai dalam Undang-

Undang No.12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia meliputi :

a. Asas Ius Sanguinis, yiatu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarakan

keturunan bukan negara tempat kelahiran

b. Asas Ius Soli scera terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan berdasarakan

negara tempat kelahiran, yang diperuntukkan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan

yang diatur dalam undang-undang.

c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap

orang

d. Asas kewaraganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda

bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

Hubungan warga Negara dengan Negara

Wujud hubungan anatara warga negara dengan negara adalah pada umumnya adalah berupa

peranan(role). Peranan pada dasarnya adalah tugas apa yang dilakukan sesuai dengan status yang

dimiliki, dalam hal ini sebagai warga negara. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia

tercantum dalam Pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945. Bebarapa hak warga negara Indonesia

antara lain sebagai berikut:

a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

b. Hak membela Negara

c. Hak berpendapat

d. Hak kemerdekaan memeluk agama

e. Hak mendapatkan pengajaran

f. Hak utuk mengembangkan dan memajukan kebudayaan nasional Indonesia

g. Hak ekonomi untuk mendapat kan kesejahteraan social

h. Hak mendapatkan jaminan keadilan sosial 

Sedangkan kewajiban warga negara Indonesia terhadap negara Indonesia adalah :

9

Page 10: Tugas individu kewarganegaraan 1

a. Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan

b. Kewajiban membela Negara

c. Kewajiban dalam upaya pertahanan Negara

Selain itu ditentuakan pula hak dan kewajiban negara terhadap warga negara. Hak dan kewajiban

negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan hak dan kewajiban warga negara

terhadap negara. Beberapa ketentuan tersebut, anatara lain sebagai berikut :

a. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintah

b. Hak negara untuk dibela

c. Hak negara untuk menguasai bumi, air , dan kekayaan untuk kepentingan rakyat

d. Kewajiban negara untuk menajamin sistem hukum yang adil

e. Kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga Negara

f. Kewajiban negara mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat

g. Kewajiban negara memberi jaminan social

h. Kewajiban negara memberi kebebasan beribadah

Secara garis besar, hak dan kewajiban warga negara yang telah tertuang dalam UUD 1945

mencakup berbagai bidang . Bidang –bidang ini antara lain, Bidang politik dan pemerintahan,

sosial, keagamaan, pendidikan, ekonomi, dan pertahanan.

Berdasarkan pertanyaan diatas tentu sebuah hak dan kewajiban warga negara tidak lepas dari

idiologi yang dianut oleh sistem kenegaraan. Landasan utama bangsa indonesia adalah Pancasila.

Tentu saja Pancasila sebagai landasan warga negara Indonesia dalam bertingkah laku, termsuk

segala mekanisme pemerintahan pemerintahan. Pancasila, menurut Soekarno (2006) sebagai

penggali dijelaskan bahwa Pancasila telah mampu mempersatukan bangsa Indonesia. Tidak

terlepas pada revolusi melawan imperialisme di bumi nusantara untuk menyatakan kemerdekaan,

Pancasila sebagai filsafat cita-cita dan harapan segenap bagsa Indonesia. Bahkan pada sila ke

tiga disebutkan “ Persatuan Indonesia “. Hal inilah yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia

memiliki semangat bersatu dari beragam suku bangsa yang berbeda. Perbedaan itu lenyap ketika

mereka menyadari arti persamaan sebagai bangsa Indonesia.

Terlebih semangat persatuan bangsa Indonesia telah dikumandangkangkan pada sumpah

pemuda. Para pemuda bersumpah berbangsa satu, bertanah air satu dan menjunjung bahasa

persatuan.

10

Page 11: Tugas individu kewarganegaraan 1

Bukti-bukti yang telah diuraikan ini menunjukan negara Indonesia didirikan atas pondasi

persatuan. Negara yang terdiri dari beragam identitas mampu disatukan atas nama persatruan.

Dengan demikian bersarkan teori yang dinyatakan Geovanni Gentle (Syahrian:2003) bahwa

negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara nasionalis.

Kewajiban Nasionalisme menurut Gentle melalui idealisme murni yang terpengaruh dialektika

Hegel, pada dasarnya individu memiliki kehendak atau ego. Pada tataran subjektif individu

mengenal hubungan antara manusia yang satu dan lainnya. Setelah individu mecapai tahapan roh

objektif, maka terciptalah komunitas. Melalui komunitas beragam ego individu melebur menjadi

sejarah, kebudayaan, bangsa atau peradaban. Inilah yang disebut kesadaran mutlak individu.

Didasarkan tujuan kehidupan bersama dibentuklah negara. Beragam kepentingan individu

dengan meninjau pada teori Gentle, tentu melebur menjadi kepentingan bersama. Negara tidak

mungkin memberikan kepuasan atas setiap kepentingn individu dan beragam kehendak yang

saling bersebragan. Maka demi tujuan utama dibentuknya suatu negara harus terdapat otoritas

negara menentukan pilihan atas beragam kehendak.Dan melalui negara kepentingan-kepentingan

individu telah melebur menjadi kepentingan bersama. Negara ibarat masa depan nasib bersama.

Kepentingan individu adalah kepentingan egois yang menitik beratkan pada kebutuhan pribadi.

Tidak mungkin tanpa ototritas yag kuat sebuah negara mampu mnetukan pilihan yang terbaik

bagi masa depan suatu bangsa. Bila masih terdapat kepentingan-kepentingan egoisme tentu

pembelotan dari tujuan dibentuknya negara. Pada kondisi yang seperti ini harus terdapat

persamaan persepsi atas seluruh warga negara. Warga negara harus rela memberikan loyalitasnya

kepada negara diatas kepentingan pribadi. Karena negara memiliki nilai-nilai kearifan sebagai

pelayan, pelindung dan pengayom bangsanya.

Sebagai warga negara yang baik harus memahami bahwa segala kehendak warga negara yang

melebur dalam lembaga negara adalah kehendak rakyat. Kehendak yang dimulai dari kehendak

individu, berinteraksi dengan konsekuensi identitas mahluk sosial. Maka terbentuklah nilai

komunalitas yang disebut kesadaran objektif, hingga merambah pada kesadaran mutlak.

Artinya hak individu tidak diperbolehkan egois mempengaruhi kepentingan tatanan hidup

bersama atas kepentingan pribadi. Hal ini adalah kenyataan yang tak dapat diingkari.

11

Page 12: Tugas individu kewarganegaraan 1

Termasuk pada kenyataan kebijakan pemerintah adalah hasil representasi kepentingan-

kepentingan yang berjalan melalui tatanan sehingga diambil keputusan terbaik. Bukan saja

terbatas kepentingan individu, akan tetapi hasil dari kepentingan banyak individu yang

terakumulasi hubungan mahluk sosial.(Gentile:1928).P

Gagasan yang telah disampaikan oleh Lipman (1922) menjelaskan bahwa opini publik adalah ini

dari pembahasan kebijakan. Hal ini menandakan era keterbukaan. Keberadaan opini publik

berfungsi sebagi beragam pihak untuk ikut serta dalam proses pengambilan keputusan. Melalui

jalur non strukturalis, beragam pihak mampu mempengaruhi pemerintahan. Melalui ruang publik

seseorang maupun kelompok memiliki kekuasaan di luar wewenang untuk ikut serta

mempengaruhi kestabilan negara. Bentuk-bentuk lain keberadaan pihak diluar wewenang yang

mampu mempengaruhi negara adalah para borjuis. Melalui ruang publik maupun beragam proses

kekuasaan, kapitalis mampu mempegaruhi keberadaan para pejabat untuk berkonspirasi mencari

keuntungan. Proses pemerintahan yang tidak sehat dan dianggap sebagai rahasia umum ini

menunjukkan kuatnya aktor-aktor yang non legitimasi untuk bergentayangan mendominasi

sebagai tuan-tuan kelompok penekan.(Westergard dan Resler, 1976). Walaupun tidak dapat

disangkal bahwa kapitalis atau pasar sebagai faktor signifikan mempengaruhi kebijakan, akan

tetapi perlu terdapat pembatasan yang jelas antara kepentingan perseorangan sebagai saudagar

dan pelaku birokrat. Permasalahan mendasar pada negara yang memberikan era keterbukaan ini

mewariskan permasalahan mekanisme birokrasi yang tidak lepas dari nilai-nilai kapitalis. Hal

yang banyak terjadi, keberadaan pejabat maupun birokrat tidak lepas dari modal awal untuk

memasuki ranah bagian penyelenggara pemerintahan. Konsekuensi yang terjadi persepsi tugas

kepercayaan negara sebagai harapan masa depan bangsa, menjadi kesempatan berbisnis mencari

keuntungan maksimal. Pada posisi inilah terjadi tumpang tindih antara identitas birokrat dengan

pedagang. Solusi yang diberikan pada kasus ini adalah profesionalisme status. Tidak dibenarkan

adanya kekuasaan yang tidak diimbangi wewenang. Seperti hal yang telah disampaikan oleh

negarawan Jerman Adolf Hitler (2008) dalam bukunya Mein Kamf; seseorang yang terkuatlah

yang pantas menjadi pemimpin. Ini menafsirkan bahwa keberadaan aktor-aktor yang memiliki

kekuasan menjadikan permasalahan baru. Aktor-aktor tersebut mampu menjadikan kondisi

negara tidak sehat. Idealisme para birokrat tercemari oleh proses yang legal maupun ilegal.

12

Page 13: Tugas individu kewarganegaraan 1

Wabah kapitalis terjadi melalui beragam aktifitas kebebasan beragam pihak melalui ruang

publik. Maka tindakan-tindakan aktor-aktor tersebut menjadikan provokasi yang berlanjut

kepada distabilitas dan intgrasi. Hal lain yang terjadi dari kebebasan tersebut adalah beragam

kelompok kepentingan yang terakumulasi dalam beragam kalangan; baik kapitalis NGO, CSO

dan birokratis terjadi persaingan dalam rangka kepentingan pribadi atau kelompok.

Akibat dari sistem yang terjaga ini menjadikan rakyat sebagai korban kapitalis. Tujuan negara

sebagai lembaga yang menaungi rakyat menjadi ajang persaingan kepentingan. Tentu berakibat

pada lepasnya kewajiban sebagai warga negara yang baik, yang memberikan pengabdiannya

kepada negara.

13

Page 14: Tugas individu kewarganegaraan 1

BAB II

PERMASALAHAN

1. Bagaimana konsep dan bentuk demokrasi dalam sistem pemerintahan Negara?

2. Bagaimana perkembangan pendidikan pendahuluan bela Negara?

3. Apa yang dimaksud Hak azasi manusia?

14

Page 15: Tugas individu kewarganegaraan 1

BAB III

PEMBAHASAN

1. Konsep Demokrasi, Bentuk Demokrasi dalam Sistem Pemerintahan Negara.

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi

merupakan bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat.

Demokrasi adalah sebuah bentuk kekuasaan (kratein) dari, oleh, dan untuk rakyat (demos).

Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan pemerintahan, sedangkan

rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga negara. Demos menyiratkan makna

diskriminatif atau bukan rakyat keseluruhan, tetapi hanya populus tertentu, yaitu mereka yang

berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal mengontrol akses ke sumber–sumber kekuasaan dan

bisa mengklaim kepemilikan atas hak–hak prerogratif dalam proses pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan urusan publik atau pemerintahan.

Bentuk Demokrasi Dalam Pengertian Sistem Pemerintahan Negara

Ada dua bentuk demokrasi dalam pemerintahan negara, antara lain :

   1. Pemerintahan Monarki (monarki mutlak, monarki konstitusional, dan monarki parlementer)

   2. Pemerintahan Republik : berasal dari bahasa latin, RES yang artinya pemerintahan dan

PUBLICA yang berarti rakyat. Dengan demikian dapat diartikan sebagai pemerintahan yang

dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.

Klasifikasi Sistem Pemerintahan       

Dalam sistem kepartaian dikenal adanya tiga sistem kepartaian, yaitu sistem multi partai

(poliparty system), sistem dua partai (biparty system), dan sistem 1 partai (monoparty system).

·         Sistem pengisian jabatan pemegang kekuasaan negara.

·         Hubungan antar pemegang kekuasaan negara, terutama antara eksekutif dan legislatif.

Mengenai model sistem pemerintahan negara, ada empat macam, yaitu :

§         Sistem pemerintahan diktator (borjuis dan proletar)

§         Sistem pemerintahan parlementer

§         Sistem pemrintahan presidential

15

Page 16: Tugas individu kewarganegaraan 1

§         Sistem pemerintahan campuran

Prinsip-prinsip demokrasi          

Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan

“soko guru demokrasi.” Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah.

Kedaulatan rakyat;

Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;

Kekuasaan mayoritas;

Hak-hak minoritas;

Jaminan hak asasi manusia;

Pemilihan yang bebas dan jujur;

Persamaan di depan hukum;

Proses hukum yang wajar;

Pembatasan pemerintah secara konstitusional;

Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;

Nilai-nilai tolerensi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis

Istilah demokrasi diperkenalkan kali pertama oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk

pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan

banyak orang (rakyat). Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima

dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah

sebagai berikut:

Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung

maupun tidak langsung (perwakilan).

Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.

Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.

Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.

o       Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara

Pendidikan Pendahuluan Bela Negara diselenggarakan untuk mensosialisasikan upaya bela

negara dengan cara menyadarkan warga negara akan hak dan kewajiban dalam upaya bela

negara. Dalam rangka proses internalisasi kesadaran bela negara sebaiknya peserta didik diberi

16

Page 17: Tugas individu kewarganegaraan 1

kesempatan untuk dapat mengembangkan kepribadian sebaik-baiknya dengan pengalaman

pribadi yang diperolehnya melalui interaksi dengan lingkungan.

2. Definisi PPBN.

Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN).

adalah pendidikan dasar bela negara guna menumbuhkan kecintaan kepada tanah air, kesadaran

berbangsa dan bernegara Indonesia, keyakinan akan kebenaran Pancasila sebagai ideologi

negara, kerelaan berkorban untuk negara, serta memberikan awal bela negara.

Ø  Definisi Bela Negara.

Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut

yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta

keyakinan akan kebenaran Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan berkorban guna

meniadakan setiap ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri, yang membahayakan

kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan

yurisdiksi nasional serta nilai – nilai Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.

Berbagai akftifitas positif warga negara dalam menjalankan roda kehidupan masyarakat

merupakan implementasi riil bela negara.

Situasi NKRI terbagi dalam periode–periode Tahun 1945 sejak NKRI diproklamasikan sampai

1965 disebut periode lama atau Orde Lama. Ancaman yang dihadapi datangnya dari dalam

maupun dari luar, langsung maupun tidak langsung, menumbuhkan pemikiran mengenai cara

menghadapinya. Pada tahun 1954, terbitlah produk Undang–Undang tentang Pokok–Pokok

Perlawanan Rakyat (PPPR) dengan Nomor 29 Tahun 1954. Sehingga terbentuklah organisasi–

organisasi perlawanan rakyat pada tingkat desa (OKD) dan sekolah-sekolah  (OKS).

Tahun 1965 sampai 1998 disebut periode baru atau Orde Baru. Ancaman yang dihadapi dalam

periode ini adalah tantangan non fisik. Pada tahun 1973 keluarlah Ketetapan MPR dengan

Nomor IV/MPR/1973 tentang GBHN, dimana terdapat penjelasan tentang Wawasan Nusantara

dan Ketahanan Nasional. Lalu pada tahun 1982 keluarlah UU No. 20 Tahun 1982 tentang

17

Page 18: Tugas individu kewarganegaraan 1

Ketentuan–Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia, dengan adanya

penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dari Taman Kanak–Kanak hingga

Perguruan Tinggi.

Tahun 1998 sampai sekarang disebut periode Reformasi, untuk menghadapi perkembangan

jaman globalisasi maka diperlukan undang–undang yang sesuai maka keluarlah Undang–Undang

Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatur kurikulum Pendidikan

kewarganegaraan, yang kemudian pasal ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah hubungan negara dengan warga negara, antara warga

negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan

Tinggi harus terus ditingkatkan guna menjawab tantangan masa depan, sehingga keluaran peserta

didik memiliki semangat juang yang tinggi dan kesadaran bela negara sesuai bidang profesi

masing-masing demi tetap tegak dan utuhnya NKRI.

Ø  Wawasan Nusantara 

Yang dimaksud dengan wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri

dan lingkungan sesuai dengan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, keadaan geografi negara

serta sejarah yang dialaminya. Pada dasranya Wawasan Nusantara merupakan perwujudan nilai-

nilai Pancasila sebagai kesatuan yang bulat dan utuh di dalam kehidupan kenegaraan dan

kemasyarakatan.

Ø  Ketahanan Nasional 

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan

ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam

menghadapi dan mengatasi segala ancaman, baik dariluar negeri maupun dari dalam negeri

dalam bentuk apapun, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas,

keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta mencapai tujuan perjuangan nasionalnya.

Ø  Tujuan PPBN 

18

Page 19: Tugas individu kewarganegaraan 1

Yang dimaksud dengan tujuan PPBN adalah mewujudkan warga negara Indonesia yang

memiliki tekad, sikap dan tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut guna

meniadakan setiap ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri yang membahayakan

kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan

yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Ø  Sasaran PPBN

Sasaran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara adalah terwujudnya warga negara Indonesia yang

mengerti, menghayati dan sadar serta yakin untuk menunaikan kewajibannya dalam upaya bela

negara, dengan ciri-ciri:

1)  Cinta tanah air

Yaitu mengenal mencintai wilayah nasionalnya sehingga waspada dan siap membela tanah air

Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dapat

membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara oleh siapapun dan dari manapun.

2)  Sadar berbangsa Indonesia

Yaitu selalu  membina kerukunan, persatuan, dan kesatuan di lingkungan keluarga, pemukiman,

pendidikan, dan pekerjaan sera mencintai budaya bangsa dan selalu mengutamakan kepentingan

bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan.

3)  Sadar bernegara Indonesia

Yaitu sadar bertanah air, bernegara dan berbahasa satu yaitu Indonesia, mengakui dan

menghormati bendera Merah Putih, Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Lambang Negara Garuda

Pancasila dan Kepala Negara serta mentaati seluruh peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

4)  Yakin akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi Negara

Yaitu yakin akan kebenaran Pancasila sebagai satu-satunya falsafah dan ideologi bangsa dan

negara yang telah terbukti kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

bernegara,guna tercapainya tujuan nasional.

5)  Rela berkorban untuk bangsa dan negara

19

Page 20: Tugas individu kewarganegaraan 1

Yaitu rela mengorbankan waktu, tenaga,pikiran, dan harta baik benda maupun dana,untuk

kepentingan umum, sehingga pada saatnya siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan

bangsa dan negara.

6)  Memiliki kemampuan awal bela negara

a)   Diutamakan secara psikis (mental) memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras, mentaati

segala peraturan perundang-undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan sendiri, tahan uji,

pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional.

b) Secara fisik (jasmaniah) sangat diharapkan memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan

jasmani, yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.

3. Hak asasi adalah hak – hak dasar yang dimiliki oleh manusia, sesuai dengan kodratnya. Hak

asasi manusia meliputi hak hidup,hak kemerdekaan atau kebebasan, hak milik dan hak – hak

dasar lain yang melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang

lain. Hak asasi manusia hakikatnya semata – mata bukan dari manusia sendiri tetapi dari tuhan

yang maha esa, yang dibawa sejak lahir. Hak – hak asasi ini menjadi dasar hak – hak dan

kewajiban – kewajiban yang lain.

Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya, diawali

sejak manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah

ada sejak manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia.

Sejarah mencatat berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan

hak asasi manusia.

Sejarah singkatnya timbulnya HAM

Hak asasi manusia yang dikenal saat ini dalam berbagai piagam atau konstitusi sesungguhnya

telah diperjuangkan sejak abad ke 13 di inggris. Pada masa raja Inggris John Lackland (1199-

1216) memerintah secara sewenang – wenang telah timbul protes keras dikalangan para

bangsawan. Protes tersebut melahirkan sebuah piagam agung yang dikenal dengan nama Magna

Charta. Di dalam piagam ini pengertian hak asasi belum sempurna karena terbatas hanya memuat

jaminan perlindungan terhadap hak – hak kaum bangsawan dan gereja.

Pada tahun 1628 di Inggris pula terjadi pertentangan antara raja Charles I dengan parlemen yang

terdiri dari utusan rakyat (the hause of sommons) yang menghasilkan petition of rights. Petisi ini

20

Page 21: Tugas individu kewarganegaraan 1

membuat ketentuan bahwa penetapan pajak dan hak – hak istimewa harus dengan izin parlemen,

dan bahwa siapapun tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan – tuduhan yang sah.Perjuangan hak

asasi manusia yang lebih nyata terjadi pada tahun 1689 ketika raja willem III revolution.

Revolusi ini besar mengawali babak baru kehidupan demokasi di Inggris dengan suatu

perpindahan kekuasaan dari tangan raja ke parlemen.

          Pemikiran john locke mempengaruhi Montesquieu dan Rousseau,sehingga mereka

menentang kekuasaan mutlak raja. Montesquieu menyusun teori trias politica, yaitu konsepsi

pemisahan kekuasaan antara legislative,eksekutif dan yudikatif. Sedangkan dalam hukum du

contract social Rousseau menyatakan bahwa Negara dilahirkan bebas yang tak boleh dibelenggu

oleh manusia lain termasuk oleh raja. Pandangan demikian ini menmbulkan semangat bagi

rakyat tertindas ,khususnya di prancis ,untuk memperjuangkan hak asasinya.

Pemerintahan raja yang sewenang – wenang dan kaum bangsawan yang feodalistik

menimbulkan kebencian di kalangan rakyat Perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis XVI

yang lemah, rakyat perancis baru berani membentuk Assemblee Nationale, yaitu dewan nasional

sebagai perwakilan bangsa perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis XVI yang lemah,

rakyat perancis baru berani membentuk Assemblee Nationale, yaitu dewan nasional sebagai

perwakilan bangsa perancis. Masyarakat Perancis baru berani mengubah strukturnya dari

feodalistis menjadi lama (kerajaan)n dihapuskan dan disusunlah pemerintah baru.

PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA

Di dalam mukadimah deklarasi universa tentang hak asasi manusia yang telah disetujui dan

diumuman oleh resolusi Majelis umum perserikatan bangsa – bangsa nomor 217 Z (III) tanggal

10 desember 1984 terdapat pertimbangan – pertimbangan berikut:

1)  Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak – hak yang sama dan

tidak tersaingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan,keadilan,dan perdamaian di dunia.

2)  Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak – hak asasi manusia telah

mengakibatkan perbuatan – perbuatan bengis yang menimbulkan rasakemarahan dalam hati

nurani umat manusia dan bahwa terbentuknya suatu dunia dimana manusia akan mengecap

kenikmatan kebebasan berbicara dan agama tertinggi dari rakyat jelata

21

Page 22: Tugas individu kewarganegaraan 1

3)  Menimbang bahwa Negara – Negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan

penghargaan umum terhadap pelaksanaan hak – hak manusia dan kebebasan asas dalam kerja

sama dengan PBB.

                                                        

Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok orang

termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara

melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia

seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau

dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan

mekanisme hukum yang berlaku (Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).

Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah Pengadilan Khusus terhadap pelanggaran Hak Asasi

Manusia yang berat. Pelanggaran HAM yang berat diperiksa dan diputus oleh

Pengadilan HAM meliputi :

Kejahatan genosida;

Kejahatan terhadap kemanusiaan

22

Page 23: Tugas individu kewarganegaraan 1

DAFTAR PUSTAKA

Gentile, Giovanni.1928.The Philosophy of The Modern State. Translated by H.W.Schneider.Oxfor:New York.

Syahrian, Ery.2003.Fasisme Terorisme Negara. Pondok Edukasi: Solo.

Hitler, Adolf. 2008. Mein Kamf. Translated by Ribut Wahyudi and Sekar Palupi. Narasi: Yogyakarta.

Soekarno. 2006. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno.Media Presindo: Yogyakarta.

Westergarad, J. and Resler, H.1976. Class in Capitalist Society, Penguin, Harmondswort: Middx.

Lippman, W. 1922. Public Opinion.Macmilan: New York

http://www.gudangmateri.com/2011/05/tujuan-pendidikan-kewarganegaraan.html

http://www.scribd.com/doc/15964480/1/Tujuan-Pendidikan-Kewarganegaraan

http://www.scribd.com/doc/39173939/Hubungan-Antara-Pendidikan-Kewarganegaraan-dengan-Pancasila-sebagai-Sistem-Filsafat-dan-Ideologi-Bangsa-dan-Negara-Indonesia

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/02/landasan-hukum-pendidikan-kewarganegaraan/

http://gustianipangesti.blogspot.com/2012/03/latar-belakang-landasan-hukum-dan.html

http://shevachenku.blogspot.com/2013/05/konsep-demokrasi-bentuk-demokrasi-dalam.html

http://wiwitnurcahyantoic04.blogspot.com/2013/03/perkembangan-pendidikan-

pendahuluan_16.html

http://pemahamantentanghakasasimanusia.blogspot.com/

http://virtusvigoss.blogspot.com/2011/05/pengertian-bangsa-dan-negara-sekaligus.html

23