tugas ikakom micro planning

19
1 BAB 1 PENDAHULUAN Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelengggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. (1) Untuk itu, dibutuhkan suatu manajemen yang baik agar tujuan pembangunan kesehatan tersebut dapat tercapai. Menurut H. Koontz & O’ Donnel, manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain. (2) Pendapat ini menunjukkan bahwa manajemen yang baik turut menentukan tercapainya tujuan pembangun a n kese hatan, dalam hal in i ada lah m anajem e n puskesm as. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan puskesmas membentuk fungsi- fungsi manajemen. Ada 3 (tiga) fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yaitu  peren can aan, pel aksan aan dan pen g en dal i an , serta pen g awasan dan  pertan g u n g jawaban . Sem u a f u n g si m an ajem en terseb u t h aru s di l aksan akan secara terkait dan berkesinambungan, sebagai suatu siklus yang biasa dikenal dengan siklu s POACE (  Plannin g, Organizing, Actuat ing, Controlling , and Ev aluating ). (3)  

Upload: rudi-lado

Post on 12-Oct-2015

407 views

Category:

Documents


71 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten atau

    kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan diwilayah

    kerjanya. Puskesmas berperan menyelengggarakan upaya kesehatan untuk

    meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi penduduk

    agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.(1) Untuk itu, dibutuhkan suatu

    manajemen yang baik agar tujuan pembangunan kesehatan tersebut dapat tercapai.

    Menurut H. Koontz & O Donnel, manajemen berhubungan dengan pencapaian

    sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain.(2) Pendapat

    ini menunjukkan bahwa manajemen yang baik turut menentukan tercapainya

    tujuan pembangunan kesehatan, dalam hal ini adalah manajemen puskesmas.

    Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara

    sistematis untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efektif dan efisien.

    Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan puskesmas membentuk fungsi-

    fungsi manajemen. Ada 3 (tiga) fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yaitu

    perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, serta pengawasan dan

    pertangungjawaban. Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara

    terkait dan berkesinambungan, sebagai suatu siklus yang biasa dikenal dengan

    siklus POACE (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, and Evaluating). (3)

  • 2

    Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang penting,

    karena perencanaan memegang peranan yang sangat strategis dalam keberhasilan

    upaya pelayanan kesehatan. Perencanaan diselenggarakan melalui mekanisme

    perencanaan mikro (micro planning). Micro planning adalah proses penyusunan

    rencana tahunan tingkat puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan diwilayah

    kerja puskesmas.(4) Rencana tahunan puskesmas dibedakan atas 2 (dua) macam

    yaitu rencana tahunan kesehatan wajib dan rencana tahunan kesehatan

    pengembangan. Rencana yang disusun dalam micro planning puskesmas

    mencakup seluruh kegiatan pokok puskesmas, dan dibatasi sesuai masalah yang

    dihadapi dengan memperhatikan prioritas, kebijaksanaan dan strategi yang telah

    ditetapkan oleh pusat, Daerah Tingkat I (Dati I) dan Daerah Tingkat II (Dati II).(1)

  • 3

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    2.1 Definisi

    1. Micro planning adalah proses penyusunan rencana tahunan tingkat

    puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja

    puskesmas.(4)

    2. Micro planning (perencanaan mikro) adalah perencanaan tingkat

    puskesmas yang dilakukan setahun sekali di mana unsur yang

    direncanakan meliputi: kebutuhan tenaga, alat dan sarana serta

    penunjang lainnya.(2)

    2.2 Tujuan

    1. Umum

    Meningkatkan kemampuan menajemen di puskesmas dalam menyusun

    perencnaan kegiatan tahunan berdasarkan fungsi dan azas

    penyelenggaraannya.(1)

    2. Khusus

    a. Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk

    tahun berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian

    masalah kesehatan masyarakat.(1)

  • 4

    b. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah

    diterimanya alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan

    dari berbagai sumber.(1)

    2.3 Manfaat

    1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan

    upaya kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yag

    telah ditetapkan (1)

    2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban (1)

    3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan, dukungan dan

    potensi yang ada.(1)

    2.4 Ruang Lingkup

    1. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan yang termasuk dalam upaya

    kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan, upaya kesehatan

    penunjang. Perencanaan ini disusun oleh puskesmas sebagai Rencana

    Tahunan Puskesmas yang dibiayai oleh pemerintah daerah, pemerintah

    pusat, serta sumber dana lainnya.(1)

    2. Dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi, dengan memperhatikan

    prioritas, kebijaksanaan, dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat,

    Dati I dan Dati II.(4)

    2.5 Langkah dalam Penyusunan

    Dalam melaksanakan kegiatan penyusunan rencana tingkat Puskesmas, ada

    4 langkah pokok yang perlu dilaksanakan yaitu: Identifikasi keadaan dan masalah,

  • 5

    Penyusunan rencana, Penyusunan Plan of Action (POA) tahun pertama, Penulisan

    naskah perencanaan:

    2.5.1 Identifikasi Keadaan dan Masalah

    Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang keadaan dan prioritas masalah

    yang dihadapi puskesmas dan alternatif pemecahannya. Kegiatan-kegiatan yang

    dilakukan pada tahap ini:

    a. Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oeh pusat maupun

    daerah.(1,5)

    1) Pusat, misalnya Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Rencana Pokok

    Program Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RP3JPK),

    Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita V) dan kebijaksanaan

    sektor lain yang terkait

    2) Dati I, misalnya Repelita provinsi, target, strategi pelaksanaan program

    provinsi dan sektor lain yang terkait yang dikeluarkan Dati I.

    3) Dati II, misalnya target, strategi pelaksanaan program dan kebijaksanaan

    sektor lain yang dikeluarkan Dati II

    b. Pengumpulan data yang mencakup: (1)

    1) Data umum

    a) Peta Wilayah Kerja serta Fasilitas Pelayanan (Format-1). Data

    wilayah mencakup luas wilayah, jumlah desa / dusun / RT / RW,

    jarak desa dengan Puskesmas, waktu tempuh ke Puskesmas. Data ini

    dapat diperoleh di kantor Kelurahan / Desa atau Kantor Kecamatan.

  • 6

    b) Data Sumber Daya, mencakup :

    1) Ketenagaan (Format-2a)

    Meliputi seluruh macam tenaga, status kepegawaiannnya,

    jumlah dan latar belakang pendidikan.

    2) Obat dan bahan habis pakai (Format 2b)

    3) Peralatan (Format 2c)

    4) Sumber pembiayaan, meliputi semua dana yang diterima

    Puskesmas baik dari pemerintah (Pusat dan Daerah) yaitu yang

    berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN),

    Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) I dan II termasuk

    Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN),

    Perusahaan Umum Husada Bhkti (PHB) maupun sektor lain

    yang terkait, serta kemungkinan sumbangan-sumbangan yang

    bisa didapatkan (Format 2d)

    5) Sarana dan prasarana, meliputi seluruh bangunan fasilitas

    kesehatan (puskesmas, puskesmas pembantu), puskesmas

    keliling, kendaraan, peralatan medis & non medis antara lain

    gedung, rumah dinas, komputer, mesin tik, meubelair,

    kendaraan (Format 2e)

    c) Data Peran serta Masyarakat (Format 3)

    Data ini mencakup jumlah Posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh

    masyarakat.

  • 7

    d) Data Penduduk dan Sasaran Program (Format 4)

    Data penduduk dan sasaran program mencakup: jumlah penduduk

    seluruhnya berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai

    sasaran program), sosio-ekonomi, pekerjaan, pendidikan, keluaga

    miskin (persentase di tiap desa / kelurahan). Data ini dapat diperoleh

    di kantor Kelurahan / Desa, Kantor Kecamatan dan data estimasi

    sasaran di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

    e) Data sekolah (Format 5)

    Data sekolah dapat diperoleh dari dinas pendidikan setempat,

    mecakup jenis sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah,

    Unit Kesehatan Sekolah (UKS), jumlah dokter kecil, jumlah guru.

    f) Data Kesehatan Lingkungan wilayah kerja Puskesmas (Format 6)

    Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat

    pembuatan makanan/minuman, tempat-tempat umum, tempat

    pembuangan sampah, sarana air bersih, jamban keluarga dan sistem

    pembuangan air limbah.

    2) Data Khusus (hasil penilaian kinerja Puskesmas)

    a) Status Kesehatan terdiri dari :

    (1) Data kematian (Format 7)

    (2) Kunjungan Kesakitan (Format 8)

    (3) Pola Penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan

    (Format 9).

    b) Kejadian Luar Biasa (Format 10)

  • 8

    c) Cakupan Program Pelayanan Kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di

    tiap desa/kelurahan, dapat dilihat dari Laporan Penilaian Kinerja

    Puskesmas (Format 11)

    d) Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh Puskesmas atau

    pihak lain (Format 12)

    c. Analisa data

    Meliputi analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan, yang meliputi: (1)

    1) Analisa derajat kesehatan

    Menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, yang menggambarkan

    derajat-derajat kesehatan secara kuantitatif dan penyebaran masalah

    tersebut menurut kelompok manusia, tempat dan waktu. Dengan kata lain

    menggunakan pendekatan epidemiologis.

    2) Analisa kependudukan

    Adalah analisa menggunakan ukuran-ukuran demografis dalam wilayah

    kerja puskesmas, diantaranya jumlah penduduk, penyebarannya

    berdasarkan kelompok umur, waktu dan pertumbuhan penduduk,

    kematian, kesakitan, mobilitas penduduk dan sebagainya.

    3) Analisa upaya pelayanan kesehatan

    Masukkan (input) baik sarana, dana, dan tenaga.

    Proses, merupakan upaya kesehatan yang dijalankan secara terkoordinasi,

    supervisi, stratifikasi.

  • 9

    Keluaran (output) merupakan hasil upaya kesehatan yang merupakan

    cakupan-cakupan pelayanan yang telah dilaksanakan.

    4) Analisa perilaku

    Analisa yang dapat menggambarkan tentang sikap dan perilaku

    masyarakat terhadap kesehatan dan upaya kesehatan.

    5) Analisa lingkungan

    Merupakan analisa lingkungan fisik, biologis, sosial budaya dan ekonomi

    masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

    d. Perumusan Masalah

    Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh

    puskesmas berdasarkan analisa di atas dan digambarkan secara kuantitatif

    dengan pendekatan epidemiologis sehingga dapat menggambarkan masalah

    yang sebenarnya baik dari segi tempat, waktu, dan besarnya masalah. Setelah

    rumusan masalah didapatkan, dianalisa penyebab masalah tersebut, baik

    dalam diagram sebab akibat Ishikawa (Fishbone) seperti pada skema 2.1,

    maupun dalam algoritma Pohon masalah (Problem Trees) seperti

    pada skema 2.2 (1)

  • 10

    Skema 2.1 Diagram sebab akibat Ishikawa (Fishbone)

    Skema 2.2 Algoritma pohon masalah (Problem Trees)

    e. Penentuan Prioritas Masalah

    Untuk menentukan peringkat masalah, dapat dipergunakan cara Delbecq atau

    cara Hanlon:

    1) Delbecq dengan cara mendiskusikan masalah oleh anggota kelompok

    dengan saran dari narasumber. Perumusan masalah dan identifikasi

    potensi didapatkan melalui kesepakatan sekelompok orang yang

    memahami masalah.(4) Narasumber yang dimaksud antara lain Konsil

    Kesehatan Kabupaten / Kota atau Badan Penyantun Puskesmas (BPP)

  • 11

    yang didalamnya terdapat perwakilan lintas sektoral yang sesuai dengan

    masalah dan kondisi yang ada.(1)

    Tahapan pelaksanaan: (1)

    1. Pembentukan tim

    2. Menyusun daftar masalah

    3. Menetapkan kriteria penilaian masalah

    4. Menetapkan urutan prioritas masalah berdasarkan kriteria penilaian

    dilengkapi dengan uraian tentang potensi yang dimiliki

    2) Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana yang sering dipergunakan dan

    setiap anggota rapat puskesmas dapat ikut berperan serta. Semua anggota

    rapat diminta memberikan nilai terhadap masalah melalui sistem

    skoring.(5)

    Kriteria yang dipakai untuk masing-masing masalah adalah:

    a) Besarnya masalah (A)

    Penentuan skor untuk besarnya masalah dilaksanakan dengan

    memberi nilai (0-10) pada faktor-faktornya yaitu :

    Persentase penduduk yang terkena

    Biaya yang dikeluarkan per orang per bulan karena masalah

    tersebut

    Kerugian yang dialami penduduk

    b) Tingkat kegawatan masalah (B)

    Penentuan score untuk kegawatan masalah dilaksanakan dengan

    memberi nilai (0-10) pada faktor-faktornya yaitu:

  • 12

    Tingkat keganasannya : tingkat daya tahan hidup, rata-rata usia

    kematian, kecacatan/disabilitas, angka kematian prematur

    relatif.

    Tingkat urgensinya : sifat alami dari kedaruratan masalah; tren

    insidensi, tingkat kematian, atau faktor risiko; kepentingan

    relatif terhadap masayarakat; akses terkini kepada pelayanan

    yang diperlukan.

    Kecendrungannya dari waktu ke waktu

    c) Kemudahan penanggulangan masalah (C)

    Penentuan kemudahan penanggulangan masalah dilaksanakan

    dengan memberi nilai 0,5-1,5.

    Tabel 2.1 Penentuan Prioritas Masalah

    Rangking Besaran masalah

    (% dari masalah

    kesehatan)

    Keseriusan masalah Effektivitas masalah

    (masalah dapat tertangai)

    9-10 > 25% Sangat serius 80-100% dapat ditangani

    7-8 10-24,9% Relative serius 60%-80%

    5-6 1-9,9% Serius 40-60%

    3-4 0,1-0,09% Serius sedang 20-40%

    1-2 < 0,01% Relative tidak serius 5-20%

    0 Tidak serius < 5%

    Besaran masalah

    dapat diperoleh

    dari data dasar

    individu dan

    masyarakat

    Keseriusan masalah

    didasarkan pada:

    a. apakah Masalah menjadi

    perhatian utama

    masyarakat

    b. Apakah masalah

    merupakan kebutuhan

    masyarakat

    c. Apa dampak ekonomi

    yang timbul

    d. Apa dampak terhadap kualitas hidup..?

    e. Apakah terdapat fasilitas layanan rumah sakit..?

    Kemudahan intervensi

    dilakukan didasarkan

    pada:

    Faktor terkait dengan

    tinggi dan rendahnya

    Intervensi potensial dapat

    dilakukan.

  • 13

    d) Faktor PEARL (D)

    Adalah menentukan dapat tidaknya program tersebut dilaksanakan,

    meliputi:

    P = Appropriatness (tepat guna)

    E = Economic Feasibility (secara ekonomis murah)

    A = Acceptability (dapat diterima)

    R = Resource Availability (tersedianya sumber)

    L = Legality (legalitas terjamin)

    Penentuan skor melalui voting (1=ya, 0= tidak)

    Hasil voting untuk masing-masing faktor dikalikan sehingga

    didapatkan hasil akhir dari faktor PEARL tersebut. Skor dari masing-

    masing criteria ditabulasi dan dihitung hasil akhirnya dengan

    pembobotan, sehingga didapatkan prioritas masalah. Singkatnya, jika

    salah satu dari lima faktor yang "tidak", maka D akan sama dengan 0.

    Karena D adalah pengali akhir dalam rumus, maka jika D = 0,

    masalah kesehatan tidak akan diatasi dibenahi dalam OPR, terlepas

    dari seberapa tingginya peringkat masalah di BPR. Sekalipun

    demikian, bagian dari upaya perencanaan total mungkin termasuk

    melakukan langkah-langkah lanjut yang diperlukan untuk mengatasi

    PEARL secara positif di masa mendatang.

    Semua komponen tersebut diterjemahkan ke dalam dua rumus yang

    merupakan nilai numerik yang memberikan prioritas utama kepada

    mereka penyakit / kondisi dengan skor tertinggi.

  • 14

    Nilai Dasar Prioritas/Basic Priority Rating (BPR) = (A + B) C / 3

    Nilai Prioritas Keseluruhan/Basic Priority Rating (OPR) = [(A + B) C

    / 3] x D

    2.5.2 Penyusunan Rencana

    Setelah prioritas masalah ditentukan, kemudian disusun rencana untuk

    menangani masalah tersebut, yang dimulai dengan penyusunan Rencana Usulan

    Kegiatan (RUK). RUK disusun untuk mempertahankan kegiatan yang sudah

    dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih

    bermasalah. Selain itu penyusunan RUK yang baru disesuaikan dengan kondisi

    kesehatan di wilayah tersebut dan kemampuan Puskesmas. (1)

    Penyunan Rencana Usulan Kegiatan Penyusunan rencana usulan kegiatan

    meliputi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya

    kesehatan penunjang, yang meliputi: (1)

    a. Kegiatan tahun yang akan datang (meliputi kegiatan rutin, sarana/prasana,

    operasional dan program hasil analisis masalah)

    b. Kebutuhan Sumber Daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada

    pada tahun sekarang

    c. Rekapitulasi RUK dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK

    puskesmas

    Penyusunan RUK Puskesmas harus memperhatikan berbagai kebijakan

    yang berlaku baik secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil

    kajian data dan informasi yang tersedia di Puskesmas. Puskesmas perlu

    mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan

  • 15

    Kecamatan / Badan Penyantun Puskesmas. RUK yang disusun merupakan RUK

    tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan Januari

    tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan tahun

    sebelumnya (H-1), dan diharapkan proses penyusunan RUK telah selesai

    dilaksanakan pada akhir bulan Januari tahun berjalan (H). RUK yang telah selesai

    di buat kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang

    selanjutnya diajukan ke DPRD untuk mendapatkan persetujuan pembiayaan dan

    dukungan politis. Setelah di setujui, Puskesmas menyusun Rencana Pelaksanaan

    Kegiatan disesuaikan dengan masukan masyarakat dan alokasi dana yang tersedia.

    Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun berjalan, dalam forum

    Lokakarya Mini yang pertama. Untuk memudahkan terhadap mekanisme

    Perencanaan Tingkat Puskesmas, dapat dilihat pada alur berikut ini : (1)

    2.5.3 Penyusunan Rencana Pelaksanaan (plan of action)

    Penyusunan rencana pelaksanaan Plan of Action (POA). Penyusunan POA

    yang perlu diperhatikan adalah :

    a. Penjadwalan, meliputi:

    1) Penentuan waktu

    2) Penentuan lokasi dan sasaran

    3) Pengorganisasian

    b. Pengalokasian sumber daya meliputi:

    1) Dana: sumber dana, besarnya, dan pemanfaatannya

  • 16

    2) Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan

    3) Jumlah dan tenaga yang diperlukan

    c. Pelaksanaan Kegiatan, meliputi:

    1) Persiapan

    2) Penggerakan dan pelaksanaan

    3) Pengawasan, pengendalian dan penilaian

    2.5.4 Penulisan Dokumen Perencanaan

    Penulisan Dokumen perencanaan meliputi:

    1) Pendahuluan

    2) Keadaan dan masalah

    3) Tujuan dan sasaran

    4) Pokok kegiatan dan pentahapan tahunannya

    5) Kebutuhan sumber daya

    6) Pemantauan dan penilaian

    7) Penutup

  • 17

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Puskesmas merupakan organisasi yang bertanggung jawab dalam

    pemeliharaan kesehatan masyarakat juga dalam membina peran serta masyarakat

    dalam pengembangan kesehatan masyarakat. Dalam proses perancanaannya,

    dikenal adanya suatu program perencanaan yang disebut micro planning. Micro

    planning puskesmas merupakan penyusunan rencana 5 tahunan dengan tahapan

    tiap-tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk meningkatkan cakupan pelayanan.

    Penyusunan ini didasarkan pada prioritas masalah yang dihadapi oleh puskesmas

    dengan harapan hal tersebut dapat meningkatkan fungsi puskesmas dalam

    pelayanan kesehatan.

    Dalam penyusunan rencana ini, perlu didahului oleh adanya proses

    identifikasi keadaan dan masalah. Setelah masalah tersebut diketahui dan

    dirumuskan, perlu ditentukan prioritas masalah berdasarkan masalah-masalah

    yang ditemukan. Penentuan ini dimaksud supaya rencana yang disusun dapat

    disesuaikan dengan besar dan tingkat kegawatan masalah yang ada.

    Pada akhirnya, micro planning puskesmas diharapkan dapat meningkatkan

    fungsi puskesmas melalui program pelayanannya yang berbasis pada prioritas

    masalah yang ada melalui tujuan, sasaran, kebijakan, langkah-langkah, kegiatan

    serta sumber daya yang tepat dan sesuai. Dengan demikian maka penjabarannya

  • 18

    akan lebih sesuai dengan cakupan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh

    puskesmas.

  • 19

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Republik Indonesia. Buku Seri I Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2006.

    2. World Health Organization. Materi Pelatihan Monitoring Kinerja Klinis

    Perawat dan Bidan di Rumah Sakit dan Puskesmas. 2003.

    3. Sulaiman ES. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas. Semarang: Gajah Mada University Press; 2011.

    4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kebijakan Dasar Pusat

    Kesehatan Masyarakat [Internet]. 2004. Available from: http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK No. 128 ttg Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.pdf

    5. Sally G, Patricia K, Janecko Y. Comunity- Based Health Interventions [Internet]. San Fransisco: Jossey Bass; 2010. Available from: http://books.google.co.id/books/about/Community_Based_Health_Interven

    tions.html?id=Xp5wPDaG8VMC&redir_esc=y