tugas i - ekologi spasial
DESCRIPTION
TUGAS I - Ekologi SpasialTRANSCRIPT
TUGAS I
EKOLOGI SPASIAL
(GEP 621)
Manfaat Geospasial untuk Mengkaji Ekologi Bumi
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Hartono, DEA, DESS
Oleh:
Hermawan Kuswantoko
(15/387550/PGE/01210)
PRODI PENGINDERAAN JAUH
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016
Definisi Geospasial
Berdasarkan Undang-undang no. 4 Tahun 2011 pasal 1-4 menerangkan bahwa
spasial merupakan aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi,
letak dan posisinya. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang
menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah,
pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
Data geospasial yang selanjutnya disingkat “DG”, adalah data tentang lokasi geografis,
dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang
berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi Geospasial yang
selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
Manfaat geospasial untuk mengkaji ekosistem bumi (ekologi)
Secara bahasa, ekologi berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu)
yaitu merupakan ilmu yang mempelajari mengenai habitat makhluk hidup. Ernst Haeckel
merupakan orang pertama yang menggunakan istilah ekologi. Secara mendasar
pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup serta
makhluk hidup dan lingkungannya. Melalui ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Geospasial sebagaimana definisinya
menurut UU RI No.4 Tahun 2011 dapat digunakan untuk melihat lokasi dan distribusi
ekosistem di permukaan bumi baik ekosistem darat maupun akuatik.
Distribusi jenis suatu ekosistem sangat dipengaruhi oleh iklim pada suatu
wilayah, misalnya pada daerah sub tropis ekosistemnya akan berbeda dengan
ekosistem di daerah tropis. Perbedaan iklim di permukaan bumi sangat dipengaruhi oleh
letak lintang dan keadaan bentuk alamnya (ketinggian). Perbedaan letak lintang
menyebabkan perbedaan iklim berdasarkan banyak sedikitnya sinar matahari yang
diterima oleh bumi, misalnya iklim tropis, iklim subtropis, sedang dan kutub. Sedangkan
berdasarkan ketinggian menyebabkan perbedaan iklim fisis diantaranya dipengaruhi
lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Hal ini tentunya
mengakibatkan keragaman ekosistem tiap daerah akan berbeda-beda. Berdasarkan hal
tersebut, informasi geospasial diperlukan untuk untuk dapat mengamati keragaman jenis
ekosistem yang ada di bumi yang menyesuaikan dengan keberadaannya.
Manfaat informasi geospasial tidak hanya menyajikan persebaran ekosistem
saja, namun dapat digunakan untuk memantau ataupun mengidentifikasi perubahan
ekosistem akibat adanya perubahan iklim global. Pemanfaatan informasi geospasial di
dalam penginderaan jauh salah satunya pemanfaatan citra satelit atau foto udara untuk
mengamati sapek penyusun ekosistem yaitu komponen biotik dan non-biotik, misalnya
berdasarkan besarnya nilai pantulan spektral untuk mengamati vegetasi, air dan tanah.
Sumber Informasi:
UU Republik Indonesia No.4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial
http://edelweistyasayu.blogspot.co.id/2015/04/ekologi-dan-ilmu-lingkungan.html
(diakses pada tanggal 3 maret 2016, pukul 21.30)
https://mochammadikhsanudin.wordpress.com/ekologi-dan-ilmu-lingkungan/ (diakses
pada tanggal 3 maret 2016, pukul 21.45)