tugas filsafat online

11
ARTHUR SCHOPENHAUER (1788-1860) (KEHENDAK YANG BUTA) DISUSUN OLEH : - RIANA 2014-71-090 FILSAFAT MANUSIA

Upload: riana-sari

Post on 07-Aug-2015

72 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas filsafat online

ARTHUR SCHOPENHAUER (1788-1860)

(KEHENDAK YANG BUTA)

DISUSUN OLEH :- RIANA 2014-71-090

FILSAFAT MANUSIA

Page 2: Tugas filsafat online

Lahir di Danzig, 22 Februari 1788 Anak pertama dari pasangan Heinrich Floris

Schopenhauer dan Johanna Troisiener Schopenhauer

Lulusan University of Gottingen bidang kedokteran dan Filsafat

Kemudian ia juga menyampaikan disertasinya di University of Jena dan dianugerahi gelar doktor filsafat in absentia.

RIWAYAT HIDUP

Page 3: Tugas filsafat online

Sempat menjadi dosen di Universitas Berlin

tetapi hanya sementara Schopenhauer pun menetap di Frankfrut tahun

1833 dan hanya ditemani oleh binatang kesayangannya Atman dan Butz.

Ia meninggal tanggal 21 September 1860 karena Gagal Jantung.

RIWAYAT HIDUP

Page 4: Tugas filsafat online

DUNIA SEBAGAI KEHENDAK1. Kehendak untuk Hidup Schopenhauer mengkritik anggapan bahwa manusia disebut

hewan yang berakal (animale rationale). Kesadaran dan intelek pada dasarnya hanya merupakan permukaan jiwa kita, tetapi kita tidak mengetahui hakikat jiwa yang sesungguhnya. Intelek adalah alat keinginan.

“Manusia kelihatannya saja ditarik dari depan. Yang sebenarnya, mereka didorong dari belakang”.

Mereka mengira dibimbing oleh apa yang mereka lihat; kenyataannya, mereka didorong oleh apa yang mereka rasakan yakni naluri-naluri yang berada tanpa mereka sadari.

Musuh abadi dari kehendak untuk hidup adalah kematian

PEMIKIRANNYA

Page 5: Tugas filsafat online

2. Kehendak untuk Reproduksi Jatuh cinta bukanlah masalah hubungan cinta

timbal balik antara dua manusia. Masalah pokoknya adalah adanya keinginan untuk memiliki apa yang tidak mereka punyai.

Karena cinta adalah penipuan diri yang dipraktekkan oleh alam, maka perkawinan tidak lain adalah erosi cinta, dan oleh sebab itu pasti mengecewakan.

PEMIKIRANNYA

Page 6: Tugas filsafat online

3. Kehendak untuk Kejahatan Hidup adalah kejahatan karena setelah

keinginan dan penderitaan hilang dari manusia, maka kebosanan menggantikan tempat tersebut-jadi lebih menderita lagi. Bertambahnya pengetahuan bukan berarti bebas dari penderitaan, melainkan justru memperbesar penderitaan.

Hidup adalah penderitaan, karena hidup adalah peperangan.

PEMIKIRANNYA

Page 7: Tugas filsafat online

KEBIJAKSANAAN HIDUP1. Filsafat Si vis tibi omnia subjicere,subjicete ratione

– kalau kamu hendak membuat apa saja tunduk kepadamu, maka tunduklah kamu pada rasiomu

Filsafat berfungsi sebagai alat untuk memurnikan kehendak. Filsafat harus dimengerti sebagai pengalaman dan pemikiran, bukan sebagai pembacaan atau studi pasif

PEMIKIRANNYA

Page 8: Tugas filsafat online

2. Jenius Jenius adalah bentuk tertinggi dari

pengetahuan yang tidak banyak unsur kehendaknya (will-less knowledge).

Manusia jenius mempunyai kompensasi: Kepuasan yang diperoleh dari semua keindahan, hiburan yang didapatkan dari seni, dan antusiasme dari seniman, semua itu membuat ia lupa pada susahnya kehidupan

PEMIKIRANNYA

Page 9: Tugas filsafat online

3. Seni Seni meredakan sakitnya kehidupan, karena

menghadirkan kepada kita sesuatu yang abadi dan universal, dibalik sesuatu yang sementara dan individual.

Kekuatan seni untuk mengangkat kita pada keabadian, terutama dimiliki oleh musil. Musik adalah tiruan dari kehendak itu sendiri (the copy of the will it self).

Kebaikan tertinggi adalah keindahan, dan bahwa kenikmatan yang paling mendalam terletak pada penciptaan karya seni dan kesenangan pada yang indah.

PEMIKIRANNYA

Page 10: Tugas filsafat online

3. Agama Schopenhauer mengatakan “selidikilah esensi

agama, maka akan terkuak makna filsafatnya”.

Kebijaksanaan sejati adalah Nirwana: mengurangi sesedikit mungkin keinginan dan kehendak kita. Semakin berkurang kehendak menggoda kita, semakin berkurang penderitaan menimpa kita.

PEMIKIRANNYA

Page 11: Tugas filsafat online

4. Keputusan dan Hukuman Menurut Schopenhauer, ketika kita mengambil

keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat.

Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan tanggunjawabnya. Segala kebutuhan dan tanggungjawab itu sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal.

PEMIKIRANNYA