tugas farmakokinetik

12
Nama: Armydha Iga Pambudi NPM : 260110110105 Kelas : B 1. Mengapa perlu mempelajari farmakokinetik? Farmakokinetika perlu di pelajari untuk mengetahui setiap proses yang di lakukan tubuh terhadap obat yang meliputi proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Kesuksesan dari terapi obat adalah sangat tergantung pada pilihan produk obat dan pada desain pengaturan dosis. Pilihan produk obat dan obat, misalnya, intermediete release (ini sediaan konvensional seperti tablet, kapsul, dsb) dengan modified release (seperti transdermal), ini berdasar pada karakteristik pasien dan farmakokinetika obat. Dengan merancang pengaturan dosis mencoba untuk mencapai konsentrasi spesifik obat pada reseptor untuk menghasilkan respon optimal dengan efek samping yang minimal. Di sinilah ilmu farmakokinetik berbicara, salah satu disiplin ilmu sebagai alat dalam memprediksi nasib obat dalam badan meliputi ADME-nya (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi). 2. Apa tujuan mempelajari farmakokinetika? Farmakokinetika merupakan ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat. Selain itu, tujuan mempelajari farmakokinetika adalah

Upload: armydha-iga

Post on 22-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas matakuliah farmakokinetika

TRANSCRIPT

Nama: Armydha Iga PambudiNPM : 260110110105Kelas : B1. Mengapa perlu mempelajari farmakokinetik?Farmakokinetika perlu di pelajari untuk mengetahui setiap proses yang di lakukan tubuh terhadap obat yang meliputi proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Kesuksesan dari terapi obat adalah sangat tergantung pada pilihan produk obat dan pada desain pengaturan dosis. Pilihan produk obat dan obat, misalnya, intermediete release (ini sediaan konvensional seperti tablet, kapsul, dsb) dengan modified release (seperti transdermal), ini berdasar pada karakteristik pasien dan farmakokinetika obat. Dengan merancang pengaturan dosis mencoba untuk mencapai konsentrasi spesifik obat pada reseptor untuk menghasilkan respon optimal dengan efek samping yang minimal. Di sinilah ilmu farmakokinetik berbicara, salah satu disiplin ilmu sebagai alat dalam memprediksi nasib obat dalam badan meliputi ADME-nya (Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekskresi).

2. Apa tujuan mempelajari farmakokinetika?Farmakokinetika merupakan ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat. Selain itu, tujuan mempelajari farmakokinetika adalah menurunkan persamaan matematika yang memungkinkan kita menerangkan kinetika dan distribusi obat dalam tubuh sehingga kita dapat mengetahui ke jaringan mana serta jumlah dari obat yang masuk ke dalam tubuh.

3. Apa manfaat setelah mempelajari farmakokinetika?Melalui data absoprsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi tersebut mempunyai peran penting dalam aplikasi farmasi, diantaranya adalah untuk :a. Penentuan dosis pemakaianObat akan memberikan efek terapi jika kadar obat dalam plasma sudah mencapai area terapi yaitu diatas MEC (minimum effective concentration) dan dibawah MTC (minimum toxic concentrstion). Penentuan dosis obat ditentukan dari data kadar obat dalam plasma dengan mencari nilai konsentrasi maksimum obat dalam plasma (C max), waktu yang diperlukan untuk mencapai C max (t max), dan profil pelepasan obatnya (AUC).b. Penentuan frekuensi pemberian obatObat dalam tubuh akan mengalami proses metabolisme dan ekskresi. Akibatnya kadar obat dalam plasma akan menurun. Penurunan kadar obat dalam plasma akibat metabolisme dan ekskresi akan menjadikan respon terapi turun. Penentuan kapan seseorang itu harus minum lagi obat dapat ditentukan dengan melihat nilai t eliminasi obat dan nilai clearance obat.c. Pengaturan dosis gandaBanyak obat diberikan dalam suatu aturan dosis ganda untuk memperpanjang aktivitas terapeutik. Kadar plasma obat ini harus dipertahankan di dalam batas yang sempit untuk mencapai efektivitas klinik yang maksimal. Untuk memperkirakan kadar obat dalam plasma setelah pemberian dosis ganda, parameter farmakokinetik di peroleh dari kurva kadar plasma-waktu yang di dapat dari dosis tunggal. Dengan parameter-parameter ini, dan mengetahui tentang ukuran dosis dan jarak waktu pemberian memungkinkan untuk memperkirakan kurva kadar plasma-waktu yang lengkap atau kadar plasma pada setiap waktu setelah dimulainya pengaturan dosis.d. Pengaturan infus intravenaSetelah beberapa saat obat akan mencapai konsentrasi tunak yaitu suatu keadaan dimana laju obat yang meninggalkan tubuh sama dengan laju obat yang masuk dalam tubuh. Waktu yang diperlukan untuk mencapai kadar tunak dalam darah terutama tergantung pada waktu-paruh eliminasi. Farmakokinetika berperan dalam pengaturan kecepatan tetesan cairan infus. Jika obat diberikan dengan laju yang tinggi akan diperoleh kadar tunak yang lebih tinggi tetapi waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan tunak tetap sama.e. Penyesuaian dosisEkskresi ginjal merupakan rute terbesar eliminasi untuk beberapa obat. Obat-obat yang larut dalam air mempunyai berat molekul rendah atau mengalami biotransformasi secara lambat oleh hati akan dieliminasi dengan sekresi ginjal.Sementara itu, proses fabrikasi obat tidak melihat fisiologis pasien secara khusus. Tugas apoteker melakukan penyesuaian dosis apabila pasiennya mengalami serosis hati. Begitu juga pada obat-obat yang meiliki rasio ekstraksi renalnya tinggi sementara pasien mengalami gagal ginjal. Farmakokinetika sangat berperan penting dalam menentukan penyesuaian dosis ini. Fungsi kerja ginjal dapat dilihat dari nilai clearance yaitu volume darah yang dapat dibersihkan dari obat dalam satu satuan waktu. Penyesuaian dosis obat kemudiaan didasarkan atas nilai clerence obat tersebut.

4. Apa peran pemodelan dan matematika dalam farmakokinetika?Model farmakokinetik merupakan model matematika yang menggambarkan hubungan antara dosis dan konsentrasi obat dalam setiap individu. Parameter dari model menggambarkan faktor-faktor yang dipercaya penting dalam penentuan observasi dari konsentrasi atau efek obat. Estimasi parameter model adalah tahap untuk mengukur respon secara individu dan variabilitas dalam populasi. Model farmakokinetik mempunyai aplikasi langsung untuk terapi obat berkenaan dengan menentukan aturan dosis yang sesuai. Selama ini estimasi parameter dilakukan pada populasi farmakokinetik yaitu untuk menghitung variabilitas dalam respon obat. Populasi farmakokinetik digunakan untuk menggambarkan karakteristik farmakokinetik dan farmakodinamik dari suatu obat dalam populasi dengan mengkaitkan struktur model matematika dalam model statistika. Estimasi parameter farmakokinetik individu menggunakan pengukuran level obat sangat diperlukan karena level obat digunakan untuk inisialisasi dosis yang diukur untuk memperoleh informasi bagaimana obat bereaksi terhadap individu pasien. Pemodelan farmakokinetik ini dapat digunakan untuk :] Memperkirakan jumlah kadar obat dalam plasma, jaringan, dan urin padaberbagai pemakaian dosis. Menghitung pemakaian dosis maksimal untuk tiap penderita secara individu. Memperkirakan kemungkinan adanya akumulasi obat dan / metabolit-metabolit. Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologi atautoksikologi. Menilai laju availabilitas antar bioekivalensinya. Menggabungkan perubahan suatu penyakit yang dapat mempengaruhiabsorbsi, distribusi, atau eliminasi obat.

5. Gambarkan profil model farmakokinetik untuk obat yang diberikan berdasarkan rute pemberian

Nasib obat sesudah diminum adalah didistribusikan ke seluruh tubuh oleh cairan tubuh ( darah), tetapi kita tidak dapat mengetahui dengan pasti kemana dan berapa jumlahnya pada jaringan penerima distribusi.Untuk mengirakan hal tersebut, maka secara farmakokinetika dibuatlah model - model yang melihat tubuh sebagai kompartemen. Sebagai bapak dari model kompartemen adalah Teorell yang mengatakan tujuan farmakokinetika adalah menurunkan persamaan matematika yang memungkinkan kita menerangkan kinetika dan distribusi obat dalam tubuh. Dikemukakan model satu kompartemen dan model multi kompartemen (yang terbanyak dua kompartemen dari model multi kompartemen), yang dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pemberian suntikan IV dengan dosis Xo2. Pemberian yang harus melewati membran (misal: oral) untuk sampai ke kompartemen dengan jumlah obat tersedia untuk diabsorbsi (Xa) dan tetapan kecepatan absorbsi Ka. K= tetapan kecepatan eksresi obat dari kompartemen.Obat yang masuk ke dalam tubuh akan terdistribusi seketika mencapai kesetimbangan dalam darah dan jaringan. Obat tidak hanya dalam sistem peredaran tetapi sampai ke cairan ekstraseluler, jaringan lemak atau intra seluler. Distribusi berlangsung seketika dan tidak ditimbun.

Obat masuk ke dalam tubuh tidak terdistribusi dan mencapai keseimbangan dengan seketika dalam darah dan jaringan. Distribusi obat dalam darah dan jaringan lemak di satu pihak dan jaringan yang lebih dalam berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Suatu saat akan tercapai steady state bila distribusi berakhir. 6. Sebutkan parameter-parameter farmakokinetik beserta satuan (unit)nya! a. T maksimum (tmaks) yaitu waktu konsentrasi plasma mencapai puncak dapat disamakan dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi obat maksimum setelah pemberian obat. Pada tmaks absorpsi obat adalah terbesar, dan laju absorpsi obat sama dengan laju eliminasi obat (Shargel, 2005). Satuan : /jamb. Konsentrasi plasma puncak (Cmaks) menunjukkan konsentrasi obat maksimum dalam plasma setelah pemberian secara oral. Untuk beberapa obat diperoleh suatu hubungan antara efek farmakologi suatu obat dan konsentrasi obat dalam plasma (Shargel, 2005). Satuan : g/mlc. Menurut Holford (1998), Volume Distribusi (Vd) adalah volume yang didapatkan pada saat obat didistribusikan. Menghubungkan jumlah obat dalam tubuh dengan konsentrasi obat ( C ) dalam darah atau plasma. Satuan : Ld. AUC (Area Under Curve) adalah permukaan di bawah kurva (grafik) yang menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu. AUC dapat dihitung secara matematis dan merupakan ukuran untuk bioavailabilitas suatu obat. AUC dapat digunakan untuk membandingkan kadar masing-masing plasma obat bila penentuan kecepatan eliminasinya tidak mengalami perubahan. Selain itu antara kadar plasma puncak dan bioavailabilitas terdapat hubungan langsung (Waldon, 2008). Satuan: jam g/mle. MRT merupakan waktu keberadaan obat dalam tubuh Satuan : Lf. Tetapan Laju Eliminasi dan Waktu Paruh dalam PlasmaWaktu paruh dalam plasma adalah waktu dimana konsentrasi obat dalam darah (plasma) menurun hingga separuh dari nilai seharusnya. Pengukuran t memungkinkan perhitungan konstanta laju eliminasi dengan rumus :Satuan: /jamg. Klirens Klirens suatu obat adalah faktor yang memprediksi laju eliminasi yang berhubungan dengan konsentrasi obat : Satuan : jam/LKlirens dapat dirumuskan berkenaan dengan darah (CLb), plasma (CLp) atau bebas dalam urin (CLu), bergantung pada konsentrasi yang diukur. Eliminasi obat dari tubuh dapat meliputi proses-proses yang terjadi dalam ginjal, paru, hati dan organ lainnya (Katzung, 2001).

7. Buatkan bagaimana penentuan kecepatan T1/2 untuk obat yang memiliki orde I Buatkan persamaan matematik Angka bebasPerhitungan DataDiketahuiDosis : 100 mg

D

Langkah-langkah perhitungan1. Plot waktu (x) vs log Kadar (y)

Kenapa harus digambar dulu? Dengan tau bentuk kurvanya kita bisa menentukan mana yang termasuk fase distribusi dan mana yang termasuk fase eliminasi.2. Regresi titik-titik yang termasuk fase eliminasiDari grafik, kita tau fase eliminasi dimulai dari waktu 4 jam. Jadi regresi t 4 jam 16 jamRegresi : t vs ln Cpa = 2,7135b = -0,2106r = -0,999

y = bx + aln Cp =t + Bln Cp = -0,2106t + 2,7135SehinggaB = antiln a = 15,083 = b = 0,2106 /jam3. Cari Kadar ekstrapolasi pada fase distribusi (Cp)Caranya masukkan waktu (t) pada fase distribusi ke persamaan regresi yang didapat pada fase eliminasiFase distribusi dari grafik didapat pada tt0,25 = -0,261(0,25) + 2,7135 = 2,64825Jadi Cp 0,25 = antiln 2,64825 = 14,129g/mlt0,5 = -0,261 (0,5) + 2,7135 = 2,583Jadi Cp 0,5 = antiln 2.583 = 13,2368g/mlt1 = -0,261 (1) + 2,7135 = 2,4525Jadi Cp 1 = antiln 2,4525 = 11,6174 g/mlt1,5 = -0,261 (1,5) + 2,7135 = 2,322Jadi Cp 1,5 = antiln 2,322 = 10,196 g/mlt2 = -0,261 (2) + 2,7135 = 2,1915Jadi Cp 2 = antiln 2,71915 = 8,9486 g/ml4. Cari Kadar Residual (Cr = Cp Cp)Kadar Residual :t 0,25 = 43 14.129 = 28.871g/mlt 0,5 = 32 13.2368 = 18.7632g/mlt 1 = 20 11,6174 = 8.3826g/mlt 1,5 = 14 10,196 = 3.806g/mlt 2 = 11 8,9486 = 2.0514g/ml5. Regresi linier t vs ln Cra = 3.6958b = -1.5244r = -0.99845A = antiln a = 40.2795 = b = 1.5244 /jamParameter Farmakokinetikat 1/2 = 0.693 /= 0.693/1.5244 = 0.4546/jamt 1/2 = 0.693 /= 0.693/0.2106 = 3.2905/jam