tugas dasar pus,ring dan rat pidana(penggolongan psl 44)

10
Penggolongan Pasal 44 KUHP Mnegenai Hal-hal yang menghapuskan Pidana(Alasan Pemaaf) Pasal 44 ayat 1 KUHP “Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak dipidana.” Ketidakwarasan adalah istilah hukum, bukan istilah kedokteran, psikiatri ataupun psikologi. Sistem hukum berasumsi bahwa orang membuat pilihan-pilihan yang rasional dan dipikirkan sebelumnya. Oleh karena itu, berperilaku irrasional merupakan bukti ketidakwarasan. Tetapi psikolog pada umumnya tidak akan sepakat bahwa semua perilaku normal itu dipilih secara rasional. Terdapat tiga standar untuk menetapkan apakah seorang terdakwa waras atau tidak. 1. Standar tertua adalah the M’Naghten rule, diundangkan di England pada tahun 1843. Peraturan ini menyatakan bahwa suatu pembelaan insanitas dapat diterima jika dapat dibuktikan bahwa orang yang melakukan perbuatan melanggar hukum itu “melakukannya dalam keadaan terganggu nalarnya, akibat penyakit jiwa, seperti tidak mengetahui hakikat dan kualitas perbuatan yang dilakukannya; atau, kalaupun dia mengetahuinya, dia tidak mengetahui bahwa yang dilakukannya itu salah.” 2. Standar yang kedua adalah the Durham standard. Standar ini dikembangkan oleh Hakim David Brazelton dari U.S. Court of

Upload: daniel-samosir

Post on 12-Aug-2015

113 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Dasar Pus,Ring Dan Rat Pidana(PENGGOLONGAN PSL 44)

Penggolongan Pasal 44 KUHP Mnegenai Hal-hal yang menghapuskan Pidana(Alasan Pemaaf)

Pasal 44 ayat 1 KUHP “Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat

dipertanggungkan kepadanya karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau

terganggu karena penyakit, tidak dipidana.”

Ketidakwarasan adalah istilah hukum, bukan istilah kedokteran, psikiatri ataupun

psikologi. Sistem hukum berasumsi bahwa orang membuat pilihan-pilihan yang rasional dan

dipikirkan sebelumnya. Oleh karena itu, berperilaku irrasional merupakan bukti

ketidakwarasan. Tetapi psikolog pada umumnya tidak akan sepakat bahwa semua perilaku

normal itu dipilih secara rasional.

Terdapat tiga standar untuk menetapkan apakah seorang terdakwa waras atau tidak.

1. Standar tertua adalah the M’Naghten rule, diundangkan di England pada tahun

1843. Peraturan ini menyatakan bahwa suatu pembelaan insanitas dapat diterima jika dapat

dibuktikan bahwa orang yang melakukan perbuatan melanggar hukum itu “melakukannya

dalam keadaan terganggu nalarnya, akibat penyakit jiwa, seperti tidak mengetahui hakikat

dan kualitas perbuatan yang dilakukannya; atau, kalaupun dia mengetahuinya, dia tidak

mengetahui bahwa yang dilakukannya itu salah.”

2. Standar yang kedua adalah the Durham standard. Standar ini dikembangkan oleh

Hakim David Brazelton dari U.S. Court of Appeals karena memandang bahwa the M’Naghten

rule itu sudah kuno dan perlu direvisi. Standar Durham menyatakan bahwa “seorang

terdakwa tidak bertanggung jawab atas kejahatannya kalau perbuatannya yang melanggar

hukum itu merupakan akibat dari penyakit mental atau ganguan mental.” Akan tetapi, hakim

dan pengacara tidak puas dengan standar ini karena menurut pandangan mereka, kesaksian

ahli dari profesi kesehatan terlalu banyak memperngaruhi keputusan.

3. Standar ketiga disebut ALI standard dari the American Law Institute. Standar ini

menyatakan bahwa terdakwa tidak bertanggung jawab untuk suatu perbuatan kriminal kalau

merupakan akibat dari penyakit atau gangguan mental yang sedemikian rupa sehingga sangat

berkurang kapasitasnya untuk memahami kriminalitas perbuatan tersebut atau untuk

mematuhi hukum. Standar ALI dipandang sebagai yang paling liberal karena perbuatan

Page 2: Tugas Dasar Pus,Ring Dan Rat Pidana(PENGGOLONGAN PSL 44)

kriminal dapat dimaafkan kalau penyakit mental mengakibatkan sangat berkurangnya

kapasitas untuk memahami apa yang sedang dilakukan (cognitive deficit) atau tidak mampu

mengontrol perilaku (volitional deficit). Beberapa penyakit yang termasuk dalam gangguan

kejiwaan/ketidak warasan yaitu:

Neurosis

Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada

ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress, tapi tidak seperti psikosis atau kelainan

kepribadian, neurosis tidak mempengaruhi pemikiran rasional. Konsep neurosis berhubungan

dengan bidang psikoanalisis, suatu aliran pemikiran dalam psikologi atau psikiatri

Psikosis.

Psikosis merupakan gangguan tilikan pribadi yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang

menilai realita dengan fantasi dirinya. Hasilnya, terdapat realita baru versi orang psikosis

tersebut. Psikosis adalah suatu kumpulan gejala atau sindrom yang berhubungan gangguan

psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan merupakan gejala spesifik penyakit tersebut,

seperti yang tercantum dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual

of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The International Statistical Classification of

Diseases) atau menggunakan kriteria diagnostik PPDGJ- III (Pedoman Penggolongan dan

Diagnosis Gangguan Jiwa). Arti psikosis sebenarnya masih bersifat sempit dan bias yang

berarti waham dan halusinasi, selain itu juga ditemukan gejala lain termasuk di antaranya

pembicaraan dan tingkah laku yang kacau, dan gangguan daya nilai realitas yang berat. Oleh

karena itu psikosis dapat pula diartikan sebagai suatu kumpulan gejala/terdapatnya gangguan

fungsi mental, respon perasaan, daya nilai realitas, komunikasi dan hubungan antara individu

dengan lingkungannya.

Syndrom

Sindrom, dalam ilmu kedokteran dan psikologi, adalah kumpulan dari beberapa ciri-ciri

klinis, tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul bersamaan.

Kumpulan ini dapat meyakinkan dokter dalam menegakkan diagnosa.

Istilah sindrom dapat digunakan hanya untuk menggambarkan berbagai karakter dan gejala,

bukan diagnosa. Namun terkadang, beberapa sindrom dijadikan nama penyakit, seperti

Sindrom Down.

Page 3: Tugas Dasar Pus,Ring Dan Rat Pidana(PENGGOLONGAN PSL 44)

Kata sindrom berasal dari bahasa Yunani yang berarti “berlari bersama”, seperti yang terjadi

pada kumpulan tanda tersebut. Istilah ini sering digunakan untuk merujuk kumpulan tanda

klinik yang masih belum diketahui penyebab. Banyak sindrom yang dinamakan sesuai

dengan dokter yang dianggap menemukan tanda-tanda itu pertama kali. Selain itu dapat juga

diambil dari nama lokasi, sejarah, dan lainnya.

Sindrom dan keadaan terkait

Pyromania

Pyromania adalah sejenis mania di mana muncul dorongan kuat untuk sengaja menyulut api

untuk meredakan ketegangan dan biasanya menimbulkan perasaan lega atau puas setelah

melakukannya. Penderita pyromania (atau biasa disebut pyromaniak) berbeda dengan para

pembakar gedung (arson), pyromaniak juga berbeda dengan mereka yang menyulut api akibat

psikosis, demi kepentingan pribadi, moneter, maupun politik, atau sebagai tindakan balas

dendam. Pyromaniak menyulut api demi merangsang euforia, dan sering kali tertarik pada

hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian api, seperti pemadam kebakaran.

Psikopat

psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa

dan pathos yang berarti penyakit. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena

perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.

Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar

sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati,

pengidapnya seringkali disebut orang gila tanpa gangguan mental. Menurut penelitian sekitar

1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena

sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di

rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.

Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia,

Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25

tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit,

memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan

keuntungan dirinya sendiri.

Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor.

Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang

Page 4: Tugas Dasar Pus,Ring Dan Rat Pidana(PENGGOLONGAN PSL 44)

berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa

dan menyenangkan.

Psikopat memiliki 20 ciri-ciri umum. Namun ciri-ciri ini diharapkan tidak membuat orang-

orang mudah mengecap seseorang psikopat karena diagnosis gejala ini membutuhkan

pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman penilaian formal, lagipula dibutuhkan

wawancara mendalam dan pengamatan-pengamatan lainnya. Mengecap seseorang dengan

psikopat dengan sembarangan beresiko buruk, dan setidaknya membuat nama seseorang itu

menjadi jelek.

Lima tahap mendiagnosis psikopat

1. Mencocokan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan Prof. Hare.

Pencocokkan ini dilakukan dengan cara mewawancara keluarga dan orang-orang terdekat

pasien, pengaduan korban, atau pengamatan prilaku pasien dari waktu ke waktu.

2. Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian menggunakan

elektroensefalogram, MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap. Hal ini dilakukan

karena menurut penelitian gambar hasil PET (positron emission tomography) perbandingan

orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan

perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal

dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian.

3. Wawancara menggunakan metode DSM IV (The American Psychiatric Association

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk

menentukan kepribadian antisosial.

4. Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai

menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan.

5. Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.

Gejala-gejala psikopat

1. Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara,

secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran,

psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang

membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya

dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.

2. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.

3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya

namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan

untuk peduli.

Page 5: Tugas Dasar Pus,Ring Dan Rat Pidana(PENGGOLONGAN PSL 44)

4. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.

5. Sikap antisosial di usia dewasa.

6. Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak

ada bedanya.

7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur

larut dan sering keluar rumah.

8. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang

baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang

telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu

amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan

mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.

9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.

10. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun

sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis

yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung

berdebar, mulut kering, tegang, gemetar — bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu

psikopat seringkali disebut dengan istilah “dingin”.

11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan

dirinya.

Skizofrenia

Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin,

yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan

ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan

antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi

(persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).

Pada pasien penderita, ditemukan penurunan kadar transtiretin atau pre-albumin yang

merupakan pengusung hormon tiroksin, yang menyebabkan permasalahan pada fluida

cerebrospinal.

Gejala Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang

mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan

komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential)

atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan,

Page 6: Tugas Dasar Pus,Ring Dan Rat Pidana(PENGGOLONGAN PSL 44)

mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup,

menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas,

mengganggu dan tak disiplin.

Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:

1. Gejala-gejala Positif

Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif

karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.

2. Gejala-gejala Negatif

Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau

fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu

menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk

beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya

kemampuan bicara (alogia).

Kleptomania

Kleptomania (bahasa Yunani: κλέπτειν, kleptein, “mencuri”, μανία, “mania”) adalah penyakit

jiwa yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri. Benda-benda yang

dicuri oleh penderita kleptomania umumnya adalah barang-barang yang tidak berharga,

seperti mencuri gula, permen, sisir, atau barang-barang lainnya. Sang penderita biasanya

merasakan rasa tegang subjektif sebelum mencuri dan merasakan kelegaan atau kenikmatan

setelah mereka melakukan tindakan mencuri tersebut. Tindakan ini harus dibedakan dari

tindakan mencuri biasa yang biasanya didorong oleh motivasi keuntungan dan telah

direncanakan sebelumnya.

Penyakit ini umum muncul pada masa puber dan ada sampai dewasa. Pada beberapa kasus,

kleptomania diderita seumur hidup. Penderita juga mungkin memiliki kelainan jiwa lainnya,

seperti kelainan emosi, Bulimia Nervosa, paranoid, schizoid atau borderline personality

disorder.Kleptomania dapat muncul setelah terjadi cedera otak traumatik dan keracunan

karbon monoksida.

Page 7: Tugas Dasar Pus,Ring Dan Rat Pidana(PENGGOLONGAN PSL 44)

Daftar Pustaka

Hare, Robert. 1993. Without Conscience: The disturbing world of the Psychopaths among us.

The Guilford

http://nuepoel.wordpress.com/tag/beberapa-jenis-penyakit-jiwa/

Hall, Calvin S. & Gardner Lindzey. 2005. Psikologi Kepribadian 1: Teori-Teori

Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)