tugas b.ing ratna

10
PEMBAHSAN A. PENGERTIAN ANTENATAL CARE (ANC) Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh perawat/bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar, 2004 : 1). Pengawasan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2002 : 129). Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kegawatan yang ditemukan (Depkes RI, 2004 : 12). Pelayanan atau asuhan merupakan cara untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal (Prawirohardjo, 2000 : 89). Salah satu fungsi terpenting dari perawatan antenatal adalah untuk memberikan saran dan informasi pada seorang wanita mengenai tempat kelahiran yang tepat sesuai dengan kondisi dan status kesehatannya. Perawatan antenatal juga 1

Upload: dhany-davickqha

Post on 17-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas b.ing Ratna

PEMBAHSAN

A. PENGERTIAN ANTENATAL CARE (ANC)

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh

perawat/bidan atau dokter kepada ibu selama masa kehamilan untuk mengoptimalisasikan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas,

persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba,

1998).

Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap

penyimpangan yang ditemukan (Pedoman Pelayanan Antenatal di Tingkat Pelayanan Dasar,

2004 : 1). Pengawasan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan terutama untuk

ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Manuaba, 2002 : 129).

Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa

keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap kegawatan

yang ditemukan (Depkes RI, 2004 : 12). Pelayanan atau asuhan merupakan cara untuk

memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi ibu dengan kehamilan

normal (Prawirohardjo, 2000 : 89).

Salah satu fungsi terpenting dari perawatan antenatal adalah untuk memberikan saran

dan informasi pada seorang wanita mengenai tempat kelahiran yang tepat sesuai dengan

kondisi dan status kesehatannya. Perawatan antenatal juga merupakan suatu kesempatan

untuk menginformasikan kepada para wanita mengenai tanda – tanda bahaya dan gejala yang

memerlukan bantuan segera dari petugas kesehatan (WHO, 2004 : 8).

Pemeriksaan antenatal seyogyanya dimulai segera setelah diperkirakan terjadi

kehamilan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dalam beberapa hari setelah terlambat

menstruasi, terutama bagi wanita yang menginginkan terminasi kehamilan, tetapi bagi semua

wanita secara umum sebaiknya jangan lebih dari saat terlambat menstruasi kedua kali.

1

Page 2: Tugas b.ing Ratna

B. TUJUAN ANTENATAL CARE (ANC)

Tujuan asuhan antenatal adalah:

1) Membantu kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang

bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi

selama ibu hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya

dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bagi bayi agar dapat

tumbuh kembang secara normal (Saifudin, dkk, 2002).

Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan berakhir dengan:

1) Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik

maupun mental yang merugikan.

2) Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental.

3) Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya.

4) Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga berencana

setelah kelahiran bayinya (Poedji Rochjati, 2003 : 41).

C. MANFAAT ANTENATAL CARE (ANC)

Manfaat Antenatal Care (ANC) sangat besar karena dapat mengetahui berbagai resiko dan

komplikasi kehamilan sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan

(Manuaba, 1998).

Pemeriksaan antenatal juga memberikan manfaat bagi ibu dan janin, antara lain:

1) Bagi ibu

a. Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan mengobati secara

dini komplikasi yang mempengaruhi kehamilan.

b. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil dalam

menghadapi persalinan.

c. Meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan untuk dapat memberikan ASI.

d. Memberikan konseling dalam memilih metode kontrasepsi (Manuaba, 1999).

2

Page 3: Tugas b.ing Ratna

2) Bagi janin

Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibu sehingga mengurangi

persalinan prematur, BBLR, juga meningkatkan kesehatan bayi sebagai titik awal kualitas

suber daya manusia (Manuaba, 1999).

D. STANDAR MINIMAL PELAYANAN ANTENATAL

Menurut Saifuddin (2002) pelayanan antenatal mencakup banyak hal namun dalam

penerapan operasional dikenal standar minimal “7T” yang terdiri dari :

1. Timbang berat badan

Selama kehamilan antara 0,3 – 0,5 kg per minggu. Bila dikaitkan dengan umur

kehamilan kenaikan berat badan selama hamil muda ± 1 kg, selanjutnya pada trimester II

dan III masing – masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan pertambahan berat total

adalah 9 – 12 kg. Bila ada kenaikan berat badan yang berlebihan perlu dipikirkan kearah

adanya resiko seperti bengkak, kehamilan kembar, hidramnion, dan anak besar (Depkes,

1997).

2. Ukur tekanan darah

Selama hamil tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90 mmHg. Bila

tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau lebih dan atau diastolik 15 mmHg

atau lebih. Kelainan ini dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsia kalau tidak

ditangani dengan tepat (Depkes, 1997).

3. Ukur tinggi fundus uteri

Ukuran tinggi fundus uteri normal adalah sebagai berikut:

12 Minggu : Tinggi fundus uteri 1 – 2 jari diatas symphysis.

16 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara symphysis–pusat.

20 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat.

24 Minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.

28 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat.

32 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat-Proc.xyphoideus.

36 Minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah Proc.xyphoideus.

40 Minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara Proc.xyphoideus-pusat (Mochtar,

1998).

3

Page 4: Tugas b.ing Ratna

4. Pemberian imunisasi TT

Pemberian TT baru akan menimbulkan efek perlindungan apabila diberikan

sekurang-kurangnya dua kali dengan interval minimal 4 minggu. Kecuali jika sebelumnya

ibu pernah mendapat TT dua kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon

pengantin maka TT cukup diberikan satu kali saja. Dosis pemberian imunisasi TT yaitu

0,5 cc IM pada lengan atas. Adapun syarat pemberian imunisasi TT adalah sebagai

berikut :

a. Bila ibu belum pernah mendapat imunisasi TT atau meragukan diberikan II sedini

mungkin sebanyak dua kali dengan jarak minimal dua minggu.

b. Bila ibu pernah mendapat imunisasi TT dua kali, diberikan suntikan ulang/boster satu

kai pada kunjungan antenatal yang pertama (Depkes RI, 1997).

5. Pemberian tablet zat besi

Pada dasarnya pemberian tablet zat besi dimulai dengan pemberian satu tablet

sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320

mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 ug, minimal 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak

diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, 2002).

Sebaiknya tablet besi diminum bersama air putih ataupun air jeruk. Selain itu perlu

diberitahukan juga bahwa ada kemungkinan tinja menjadi berwarna hitam setelah ibu

minum obat ini, hal tersebut adalah normal (Depkes, 1997).

6. Tes terhadap penyakit menular seksual.

Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual

seperti HIV/AIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat berpengaruh

pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit – penyakit menular seksual

harus segera ditangani.

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Persiapan rujukan perlu disiapkan karena kematian ibu dan bayi disebabkan

keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2002). Perlu

diingat juga bahwa pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan

profesional dan tidak dapat dilakukan oleh dukun bayi.

4

Page 5: Tugas b.ing Ratna

Standar Pelayanan antenatal mencakup banyak hal yakni terdiri dari :

a) Identifikasi ibu hamil

Mengenali dan memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya.

Perawat/perawat/bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami

dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya

sejak dini dan secara teratur.

b) Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Memberikan pelayanan berkualitas dan deteksi dini komplikasi kehamilan.

Perawat/bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

c) Palpasi Abdominal

Palpasi juga disebut periksa raba. Palpasi guna memperkirakan usia kehamilan,

pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin

palpasi abdomen pada wanita hamil dilakukan mulai umur kehamilan 36 minggu

untuk kehamilan normal, dan umur kehamilan 28 minggu bila pada pemeriksaan Mc.

Donald ditemukan tinggi fundus uteri lebih tinggi dari seharusnya.

Tinggi fundus uteri dalam sentimeter (cm) yang normal harus sama dengan umur

kehamilan dalam minggu yang ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir. Jika

hasil pengukuran berbeda 1-2 cm, masih dapat ditoleransi, tetapi jika deviasi lebih

kecil 2 cm dari umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin

(Mandriwati, 2006 : 84).

Tinggi fundus uteri normal sebagai berikut :

24 minggu : Tinggi fundus uteri setinggi pusat.

28 minggu : Tinggi fundus uteri 3 jari atas pusat

32 minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan pusat – processus xyphoideus.

36 minggu :Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah processus xyphoideus.

40 minggu : Tinggi fundus uteri pertengahan antara processus xyphoideus – pusat.

d) Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan.

Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan melakukan tindak lanjut

yang memadai untuk mengatasi anemia sebelum persalinan berlangsung.

Perawat/bidan melakukan tindakan penemuan, penanganan dan atau rujukan semua

kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5

Page 6: Tugas b.ing Ratna

e) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada kehamilan dan melakukan

tindakan yang diperlakukan. Perawat/bidan menemukan secara dini setiap kenaikan

tekanan darah pada kehamilan dan mengenai tanda serta gejala preeklamsia lainnya

serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. Akibat yang dapat ditimbulkan

dari pemeriksaan kehamilan yang tidak sesuai dengan standar minimal yaitu

komplikasi obstetri yang mungkin terjadi selama kehamilan tidak dapat dideteksi

sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Komplikasi obstetri itu antara lain:

komplikasi obstetri langsung (perdarahan, preeklamsi/eklamsi, kelainan letak, anak

besar, kehamilan kembar, ketuban pecah dini), komplikasi obstetri tidak langsung

(sakit jantung, hepatitis, tuberkulosa, anemia, diabetes melitus) dan komplikasi yang

berhubungan dengan obstetri (cedera akibat keclakaan kendaraan, keracuan,

kebakaran).

E. Kunjungan Ibu Hamil

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk

mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Kunjungan disini bukan

hanya ibu hamil yang datang ke tempat pelayanan tetapi juga setiap kontak dengan tenaga

kesehatan dan diberikan pelayanan antenatal sesuai standar baik di Posyandu, Polindes, atau

kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan.

Kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya adalah sebanyak empat kali

yang dikenal dengan istilah K1, K2, K3, dan K4. Satu kali pada triwulan pertama (sebelum 14

minggu), satu kali pada triwulan kedua (antara 14 – 28 minggu), dan dua kali pada triwulan

ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36) (Depkes RI, 2004 : 47).

Adapun uraianya sebagai berikut :

a. K1 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester I

(sebelum usia kehamilan 12 minggu) dengan jumlah kunjungan minimal satu kali dan

mendapatkan pelayanan 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah, imunisasi

Tetanus Toxoid, periksa fundu uteri, pemberian tablet tambah darah, tes PMS, dan temu

wicara. K1 ini mempunyai peranan penting dalam program kesehatan ibu dan anak yaitu

sebagai indikator pemantauan yang dipergunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan

antenatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat (Depkes RI, 2001).

b. K2 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester II (usia

kehamilan 12 – 28 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1.

6

Page 7: Tugas b.ing Ratna

c. K3 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III (usia

kehamilan 28 – 36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1 dan K2.

d. K4 adalah kunjungan ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya pada trimester III (usia

kehamilan >36 minggu) dan mendapatkan pelayanan 7T setelah melewati K1, K2, dan

K3.

7