ratna widyastuti

20
GIGI TIRUAN SEBAGIAN KERANGKA LOGAM DENGAN EXTRACORONAL ATTACHMENT PADA KLASIFIKASI KENNEDY KLAS II MODIFIKASI I RAHANG ATAS ( LAPORAN KASUS ) Karya Tulis Ilmiah Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Dokter Gigi Spesialis I Program Studi Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Diajukan Oleh : Ratna Widyastuti 152/KG/SP/1999 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003

Upload: febrianti-widyaningrum

Post on 08-Aug-2015

140 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

o

TRANSCRIPT

Page 1: Ratna Widyastuti

GIGI TIRUAN SEBAGIAN KERANGKA LOGAM DENGAN

EXTRACORONAL ATTACHMENT PADA KLASIFIKASI

KENNEDY KLAS II MODIFIKASI I RAHANG ATAS

( LAPORAN KASUS )

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Dokter Gigi Spesialis I

Program Studi Prostodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

Diajukan Oleh :

Ratna Widyastuti

152/KG/SP/1999

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2003

Page 2: Ratna Widyastuti
Page 3: Ratna Widyastuti
Page 4: Ratna Widyastuti
Page 5: Ratna Widyastuti
Page 6: Ratna Widyastuti

1

I . PENDAHULUAN

A . Latar Belakang Masalah

Pembuatan suatu desain gigi tiruan sebagian merupakan salah satu tahap

penting dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah

gigi tiruan. Menurut Frantz (1975) aspek desain perlu memperhatikan faktor estetik,

kenyamanan, higienis, dukungan, retensi, oklusi, biaya dan masalah teknis, walaupun

tiap-tiap dokter gigi akan menonjolkan aspek desain yang berbeda-beda. Perbaikan

penampilan pasien dengan gigi tiruan sebagian lepasan tujuannya adalah

memperbaiki, mengganti semua jaringan yang rusak dengan gigi tiruan yang sangat

mirip baik bentuk, warna, dan susunannya dengan jaringan rongga mulut, sehingga

tidak terlihat seperti tiruan. Menurut Langer, dkk (1961) pada wanita faktor estetik

sering menjadi suatu prioritas.

Bahan yang pertama kali digunakan dalam pembuatan gigi tiruan terbuat dari

vulkanit, kemudian resin akrilik dan kerangka logam ( Combe, 1992). Masing-

masing bahan mempunyai kebaikan dan keburukan. Resin akrilik merupakan bahan

yang sering digunakan sebagai plat dasar gigi tiruan. Menurut Philips (1991) resin

akrilik mempunyai beberapa keuntungan, oleh karena itu saat ini lebih dari 95% plat

dasar gigi tiruan terbuat dari resin akrilik, gigi tiruan dengan bahan logam plat

dasarnya dapat dibuat dengan ketebalan 0,11 mm sedang gigi tiruan yang terbuat dari

resin akrilik, ketebalan1,52 mm.

Aneka bahan baru, yang penggunaannya lebih mudah atau lebih memadai

terhadap tujuan yang ingin dicapai telah tersedia, semuanya dimaksudkan untuk

Page 7: Ratna Widyastuti

2

mendapatkan hasil gigi tiruan yang lebih baik dari segi estetika, retensi dan

stabilisasi.

Klasifikasi Kennedy Klas II modifikasi I rahang atas, adalah sadel dengan

perluasan ke distal unilateral dan adanya jumlah sadel tambahan di daerah tak

bergigi, atau disebut juga ujung bebas satu sisi (free end unilateral). Kasus tersebut

dapat dibuatkan gigi tiruan dari bahan resin akrilik maupun kerangka logam. Salah

satu prinsip dalam menentukan desain sadel ujung bebas adalah menutup sebanyak

mungkin daerah jaringan pendukung (Mac. Gregor dan Watt, 1993). Hal ini

bertujuan agar gigi tiruan stabil, oleh karena itu pada gigi tiruan resin akrilik desain

basisnya dibuat menutupi sebagian besar daerah palatum, walaupun daerah palatum

yang paling sulit ditolerir oleh pasien dan mengganggu pergerakan lidah sehingga

menimbulkan rasa tidak nyaman. Menurut Farell (1969) untuk mengatasi hal tersebut

dibuatkan gigi tiruan dari kerangka logam yang desain plat dasarnya dapat dibuat

lebih kecil tapi tetap stabil. Ditinjau dari segi estetis gigi tiruan kerangka logam

kurang memuaskan karena cengkram masih terlihat. Oleh karena itu untuk

memenuhi faktor estetik dipilih alternatif lain yaitu dengan gigi tiruan sebagian

kerangka logam dengan attachment (John, 1983).

Attachment merupakan alat mekanis yang menyokong retensi, stabilisasi,

fiksasi dan dukungan protesa gigi ( Krol dkk, 1991). Menurut Baker dan Good kind

(1981); Owall dan Jonsson (1998), tujuan utama pembuatan gigi tiruan dengan

attachment adalah untuk memenuhi fungsi estetik dan kenyamanan sehingga pasien

dapat merasa puas. Pada gigi tiruan dengan attachment terdapat alat yang terdiri dari

dua bagian yaitu matrix (female) dan patrix (male). Kedua bagian tersebut terpisah

Page 8: Ratna Widyastuti

3

satu sama lain tetapi membentuk hubungan yang sangat presisi, dapat dibuka dan

dipasang sendiri oleh pasien (Krol dkk, 1991). Bagian male pada alat tersebut

dihubungkan dengan gigi tiruan sebagian dan female merupakan sebagian dari

restorasi tuang dari gigi penyangga. Terrell, (1951) menyatakan attachment adalah

practicebuilders dan bukan merupakan pengganti gigi tiruan sebagian yang dapat

dilepas dalam bentuk konvensional. Keuntungan utama attachment adalah lengan

penjepit/cengkram tidak terlihat, dapat lebih retentif dan stabil, sedang kerugiannya

yaitu biayanya mahal karena dalam pembuatannya dibutuhkan alat, biaya

laboratorium, biaya pelayanan belum termasuk biaya tambahan setelah pemasangan

protesa. Semua itu membuat attachment menjadi alat gigi tiruan yang mahal,

disamping itu diperlukan pengalaman dan pengetahuan lebih banyak dari para dokter

gigi dan teknisi laboratorium (John, 1983).

Sikap mental pasien yang kurang baik merupakan kontra indikasi karena tipe

perawatan ini membutuhkan kerjasama dan pengertian pasien. Pasien perlu

menyadari masalah yang mungkin terjadi pada attachment. Oleh karena itu harus ada

keinginan dan komitmen dari pasien untuk merawat dan mempertahankan investasi

yang telah mereka tanamkan. Beberapa attachment sulit dipasang dan dilepas, pasien

harus diajarkan cara pemasangan protesa pada tempatnya. Extracoronal attachment

adalah attachment yang bagian male dan female hampir seluruhnya berada diluar

kontur mahkota klinis, sehingga harus ada ruang yang cukup dalam gigi tiruan untuk

extracoronal attachment , baik ruang vertikal, bukal lingual, serviko oklusal (Grant

dan Johnson, 1983; Panno, 1985). Secara umum dapat dikatakan bahwa presisi

attachment sebagai retainer gigi tiruan sebagian sangat memuaskan, kesuksesan alat

Page 9: Ratna Widyastuti

4

ini biasanya lebih ditentukan oleh kecermatan perencanaan dan kemampuan klinis

yang tinggi, bukan hanya oleh penggunaan tipe key way tertentu (Miller, 1972).

Menurut Zarb dkk, (1978) bila suatu gigi tiruan kerangka logam yang konvensional

dibuat dengan baik dan cermat, seperti pada suatu gigi tiruan dengan attachment ,

kemungkinan hasil klinis akhirnya sama, tetapi kemungkinan akan mengganggu

estetik karena lengan cengkram yang terlihat. Memperpendek lengan cengkram dapat

diperoleh perbaikan, tetapi hal ini dapat mengakibatkan pengurangan stabilitas

protesa yang sangat berarti.

Menurut Prieskel (1973), alat attachment relatif lebih rapuh dibandingkan

dengan gigi tiruan sebagian yang bercengkeram, oleh karena itu memerlukan

perawatan yang teliti, pembersihan dan kontrol secara berkala. Jenis alat ini hanya

cocok bagi pasien yang mempunyai kebersihan mulut yang baik.

Extracoronal attachment CEKA REVAX dapat digunakan pada kasus ujung

bebas dan desain alat tersebut membuat sirkulasi makanan yang ada dalam mulut

dapat lancar, karena tidak terjebak pada alat tersebut (Brudvik, 1999). Attachment ini

mempunyai cincin menonjol dari permukaan distal gigi pendukung. Selain estetik

faktor pendukung kenyamanan dalam pemakaian gigi tiruan adalah oklusi yang harus

stabil, retensi dan stabilisasi gigi tiruan terhadap gerakan pada waktu berfungsi.

B . Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka timbul permasalahan

sebagai berikut:

Page 10: Ratna Widyastuti

5

Apakah pemakaian gigi tiruan sebagian kerangka logam dengan extracoronal

attachment dapat memenuhi faktor estetik, retensi dan stabilisasi pada klasifikasi

Kennedy Klas II modifikasi I rahang atas?.

C . Tujuan Laporan Kasus

Untuk mengetahui faktor estetik, retensi dan stabilisasi pemakaian gigi tiruan

sebagian kerangka logam dengan extracoronal attachment pada klasifikasi Kennedy

KlasII modifikasi I rahang atas.

D . Manfaat Laporan Kasus

Manfaat yang diperoleh dari laporan kasus ini adalah :

1. Memberi informasi adanya alternatif perawatan pada kasus Kennedy

Klass II modifikasi I yaitu dengan gigi tiruan sebagian kerangka logam

dengan extracoronal attachment.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu kedokteran

gigi bidang Prostodonsia khususnya.

3. Bagi penderita terpenuhinya faktor estetik, retensi dan stabilisasi

pemakaian gigi tiruan sebagian.

Page 11: Ratna Widyastuti

6

II . TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1 . Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTS)

Menurut Hamilton.(1980 cit Battistuzzi dkk, 1996) GTS adalah alat yang

dapat dipasang dan dikeluarkan oleh pasien yang menggantikan satu gigi atau lebih

dengan tujuan untuk memperbaiki fungsi gigi bersamaan dengan gigi yang masih

ada.

Pembagian gigi tiruan sebagian berdasarkan dukungannya menurut Osborne

dan Lammie (1974).

a. Tooth-borne (paradontal) jika semua gaya oklusal didukung oleh gigi-gigi

penyangga yang membatasi daerah tak bergigi.

b. Mucosa-borne (gingival) bila dukungan berasal dari jaringan lunak dan tulang

yang berada di bawahnya.

c. Kombinasi tooth-mucosa-borne yaitu apabila dukungan diperoleh dari gigi dan

jaringan lunak serta tulang.

Komponen gigi tiruan sebagian terdiri dari bagian-bagian, sadel, sandaran

oklusal, direct retainer, indirect retainer dan major connector (Osborne dan

Lammie,1974).

a. Sadel

Sadel / basis gigi tiruan adalah bagian yang menggantikan tulang alveolar

yang sudah hilang, dan berfungsi mendukung gigi tiruan. Fungsi dari sadel yaitu :

Page 12: Ratna Widyastuti

7

mendukung elemen gigi tiruan, menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung,

gigi penyangga atau lingir sisa, memenuhi faktor kosmetik, memberikan stimulasi

kepada jaringan yang berada dibawah dasar gigi tiruan (Haryanto, 1995).

Macam basis gigi tiruan Steward dkk, (1992) yaitu : dukungan gigi atau basis

tertutup (bounded saddle) dan dukungan jaringan /kombinasi atau ujung bebas (free

end).

1). Dukungan gigi atau basis tertutup (bounded saddle).

Pada basis tertutup tekanan oklusal secara langsung disalurkan kepada gigi

penyangga melalui kedua sandaran oklusal, oleh karena itu tidak terjadi gerakan

rotasi atau ungkitan. (Gambar 1).

Gambar 1. Penyaluran tekanan kunyah pada basis tertutup. (Stewart. dkk., 1992)

2) Dukungan jaringan /kombinasi atau ujung bebas (free end).

Bagian basis yang berdekatan dengan gigi penyangga akan mendapat

dukungan dari gigi penyangga sedangkan bagian yang jauh akan didukung jaringan

lingir sisa yang berada di bawah gigi tiruan. (gambar 2)

Tekanan

Page 13: Ratna Widyastuti

8

Gambar 2. Tekanan kunyah disalurkan sebagian ke gigi penyangga dan sebagian lagi ke lingir sisa. (Stewart. dkk, 1992)

Fungsi basis pada kasus ujung bebas lebih diperuntukkan sebagai dukungan

dari gigi tiruan. Bentuk basis sedemikian rupa sehingga tercapai dukungan yang

maksimum dari residual ridge, untuk itu perlu dibuat basis yang lebar dan akurat

sehingga dapat menyebarkan beban oklusal secara seimbang dan meluas. Hal ini

sesuai dengan prinsip biomekanik yaitu gaya oklusal disalurkan ke permukaan seluas

mungkin sehingga persatuan luas menjadi lebih kecil (Stewart, dkk, 1992). Perluasan

basis pada rahang atas pada bagian posterior sampai pada mukosa bergerak dan tidak

bergerak /AhLine.

Ujung bebas adalah gigi tiruan untuk daerah yang hanya mempunya i gigi-gigi

pendukung pada satu sisi. Kennedy (1928) mengklasifikasikan gigi tiruan sebagai

gigi tiruan Klas I apabila sadel bilateral dan Klas II apabila sadel unilateral. Gigi

tiruan ujung bebas mempunyai kendala desain tertentu karena sifat gigi pendukung

dan mukosa berbeda. Klas II Kennedy dengan modifikasi dibedakan gigi penyangga

primer dan gigi penyangga sekunder. Gigi penyangga primer adalah gigi penyangga

terletak dekat basis ujung bebas dan gigi penyangga paling distal pada sisi bounded

saddle, sedang gigi penyangga sekunder adalah gigi penyangga terletak mesial dari

Tekanan

Page 14: Ratna Widyastuti

9

sisi bounded saddle. Garis fulkrum melalui sandaran oklusal kedua gigi penyangga

primer tersebut. Bahan basis gigi tiruan terbuat dari resin akrilik dan kerangka logam

(Stewart dkk, 1992).

Basis gigi tiruan resin merupakan bagian dari gigi tiruan yang secara

langsung berkontak dengan mukosa. Basis gigi tiruan digunakan sebagai tempat

menempelnya gigi tiruan dan dapat berasal dari resin akrilik dan logam (Henderson

dan Steffel, 1981). Bagian tersebut merupakan bagian yang terpenting dari gigi

tiruan, sebab basis gigi tiruan itu merupakan dukungan utama dari struktur

dibawahnya (Osborn dan Lammie, 1974). Resin akrilik dipakai sebagai basis gigi

tiruan sejak 1930. Resin akrilik mempunyai beberapa keuntungan antara lain

warnanya menyerupai jaringan mukosa, tidak larut dalam saliva atau air, tidak

melukai jaringan, mudah diperbaiki jika patah (Greener dkk, 1972), karena

keuntungan tersebut, sampai saat ini hampir lebih dari 95% basis gigi tiruan dibuat

dari resin akrilik (Philips, 1991).

Kekurangan dari basis gigi tiruan resin akrilik adalah pada permukaan fitting

surface tidak dapat dipoles sehalus kerangka logam, karena akan menghilangkan

adaptasi resin akrilik terhadap mukosa, akibatnya dapat menimbulkan reaksi

inflamasi kronis, serta ketebalan minimum resin akrilik 1,52 mm (Combe, 1992).

Sifat lain dari resin akrilik adalah menyerap air dan berpori-pori yang akan

menyebabkan menggumpalnya plak dan deposit lunak pada plat dasar tersebut

(Osborn dan Lammie, 1974).

Meskipun resin akrilik sudah diterima sebagai bahan dasar basis gigi tiruan

tetapi bukan berarti resin akrilik merupakan bahan yang ideal. Landasan gigi tiruan

Page 15: Ratna Widyastuti

10

kerangka logam di Indonesia mulai popular sejak tahun 1970 an. Makin lama bahan

ini makin banyak dipakai dan sekarang kerangka logam untuk gigi tiruan lepasan ini

sudah bisa diproduksi di Indonesia.

Keuntungan basis gigi tiruan dari kerangka logam adalah karena mempunyai

daya hantar panas yang tinggi yang artinya mudah menyalurkan panas atau dingin,

logam dapat dibuat landasan setipis mungkin namun kuat yaitu 0,11mm, logam tidak

berubah bentuk stabilitas dimensi, logam tahan abrasi dan peresapan cairan tidak

terjadi, logam dapat dipoles dengan baik, hasilnya hygenis, tidak mudah pecah atau

retak (Combe, 1992). Kekuatan logam memungkinkan desain yang sederhana yaitu

menutupi sesedikit mungkin jaringan rongga mulut (Mac Gregor & Watt, 1993).

Kerugiannya adalah logam tidak dapat direbasing, warnanya sangat berbeda dengan

jaringan mulut, relatif lebih berat terutama untuk gigi tiruan rahang atas (Iskandar,

dkk, 1988).

b. Sandaran oklusal

Sandaran oklusal adalah tonjolan logam dari gigi tiruan sebagian yang

terjulur dan menempel pada daerah oklusal atau bagian gigi yang telah dipreparasi

(Osborn dan Lammie, 1974). Guna dari sandaran oklusal adalah meneruskan beban

vertikal pada gigi, meneruskan sebagian beban lateral pada gigi, dapat memperbaiki

oklusi, dapat berfungsi sebagai indirect retainer, dan menghindari terjebaknya sisa

makanan antara cengkram atau basis dengan gigi penyangga (Haryanto, 1995)

(Gambar 3).

Page 16: Ratna Widyastuti

11

Gambar 3. Tekanan yang diterima sandaran oklusal diteruskan sepanjang

aksis gigi dan diserap jaringan. (Stewart, dkk, 1992).

c. Direct retainer

Bagian dari gigi tiruan sebagian yang berfungsi memberi retensi dan mampu

menahan gigi tiruan pada tempatnya. Direct retainer dapat diperoleh dari presisi

attachment atau klamer (Osborn dan Lammie, 1974). Klamer, adalah bagian dari gigi

tiruan sebagian yang menempel pada dinding vertikal enamel gigi, yang memberi

bracing dan retensi. Klamer sebagai retainer adalah bagian lengan yang ditempatkan

pada daerah underkut gigi. Untuk melepas gigi tiruan sebagian lengan klamer harus

melewati bagian keliling terbesar dari gigi penyangga. Oleh karenanya lengan klamer

harus dibuat sedemikian rupa sehingga klamer cukup kuat melawan daya yang

melepas dan tetap pada tempatnya. Klamer sebagai bracing, adalah lengan klamer

yang terletak diatas garis survey. Bagian bracing disebut juga reciprocal arm

sifatnya cukup rigit, fungsinya dapat mengimbangi gaya lateral, sehingga menunjang

kestabilan dan mendukung gigi tiruan serta menunjang retensi. Apabila tidak ada

Tekanan

Page 17: Ratna Widyastuti

12

bracing maka kemungkinan gigi akan tertekan atau rotasi oleh lengan retentif tadi.

(Gambar 4).

Gambar 4. Klamer sebagai direct retainer. (Stewart, dkk, 1992)

d. Indirect retainer

Bagian gigi tiruan sebagian yang membantu direct retainer dalam mencegah

sadel ujung bebas melalui garis fulkrum. Bila ada gaya melepas yang bekerja pada

sadel ujung bebas, misalnya karena makanan yang lengket atau karena tekanan otot

waktu membuka mulut lebar maka sadel akan terangkat dan berotasi melalui sumbu

fulkrum disekitar daerah bagian retensi klamer (Osborn dan Lammie, 1974). Indirect

retainer dapat berupa : sandaran oklusal, canine rest, incisal rest.

e. Major connector

Bagian gigi tiruan sebagian yang menghubungkan bagian protesa yang

terletak pada salah satu sisi rahang dengan sisi yang lainnya. Dengan demikian pada

bagian ini terletak bagian-bagian lain gigi tiruan secara langsung maupun tidak

Page 18: Ratna Widyastuti

13

langsung. Henderson dan Steffel (1981), major connector dapat digambarkan sebagai

rangka sebuah mobil atau rangka bangunan, karena itu bagian ini sangat penting

dalam konstruksi gigi tiruan sebagian lepasan. Major connector dapat berupa “bar”

dan “plate”.

Pada rahang atas major conector dapat berupa : single palatal bar, U shaped

palatal connector, anteroposterior palatal bar. Pada rahang bawah : lingual bar,

lingual plate, lingual bar with continuous bar retainer.

2 . Attachment.

Attachment adalah alat mekanis untuk menyokong retensi, stabilisasi, fiksasi

dan dukungan protesa gigi ( Krol, 1991). Gigi tiruan dengan attachment adalah suatu

gigi tiruan yang terdiri dari matrix (female) dan patrix (male), yang membentuk

hubungan yang sangat presisi, terpisah satu sama lain, dan dapat dibuka dan dilepas

sendiri oleh pasien (Krol, 1991). Bagian male pada alat tersebut disatukan dengan

gigi tiruan sebagian dan bagian female merupakan sebagian dari restorasi tuang dari

gigi penyangga, dengan konstruksi tersebut dapat diperoleh dukungan, retensi dan

stabilitas GTS secara optimal. Presisi attachment diperlukan untuk estetika apabila

desain gigi tiruan konvensional tidak dapat memberi kepuasan kepada pasien. Tujuan

utama pembuatan gigi tiruan dengan attachment adalah untuk memenuhi fungsi

estetik dan kenyamanan, dengan kata lain, faktor utama adalah untuk memenuhi

kepuasan pasien Baker dan Good kind (1981); Owall dan Johnson (1998).

Retensi suatu GTS dapat didefinisikan sebagai resistensinya terhadap lepas

atau terkeluarnya GTS dalam arah oklusal. Retensi mekanis merupakan fungsi direct

Page 19: Ratna Widyastuti

14

retainer, yang menggunakan gigi penyangga dengan tujuan untuk melawan /

terlepasnya gigi tiruan dan memelihara agar GTS tetap berada diposisi yang telah

ditetapkan sebelumnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa presisi attachment

sebagai retainer gigi tiruan sebagian sangat memuaskan, kesuksesan alat ini biasanya

lebih ditentukan oleh kecermatan perencanaan dan kemampuan klinis yang tinggi,

bukan hanya oleh penggunaan tipe key way tertentu (Miller, 1972). Menurut Terrel

(1951) yang memberikan peran terbesar pada perkembangan attachment, berbagai

jenis alat tambahan sebagai “ practice builder” dan bukan sebagai pengganti gigi

tiruan yang dapat dilepas dalam bentuk konvensional. Pabrik tidak menyarankan

penggunaan splinted abutment (abutmen ganda) tetapi dari penelitian Charkawi dan

Wakad menemukan bahwa dengan splinted abutment akan menghasilkan penurunan

tekanan yang diteruskan pada struktur jaringan pendukung secara signifikan ( Ku,

Shen dan Chan, 2000).

a. Keuntungan

Keuntungan utama dari attachment adalah estetika. Tidak ada lengan

cengkram yang terlihat sehingga estetik baik dan dapat menciptakan kemajuan.

kosmetika terhadap gigi tiruan.(John, 1983).

b. Kerugian

Meskipun ada suatu keuntungan mendasar pada attachment, attachment

mempunyai banyak kerugian. Biaya pelayanan adalah salah satu faktor utama.

Attachment mahal, bukan hanya harga alat tersebut yang mahal, tetapi juga karena

Page 20: Ratna Widyastuti

15

biaya pelayanan yang naik. Tenaga, waktu laboratorium, dan kebutuhan untuk

perawatan tambahan setelah pemasangan gigi tiruan membuat biaya meningkat.

Pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak dari dokter gigi dan teknisi

laboratorium merupakan hal yang paling mendasar.

Attachment merupakan peralatan mekanis, alat tambahan yang licin sehingga

apabila rusak perlu penggantian. Beberapa alat tambahan mencakup per dan bagian-

bagian yang dapat dilepas setelah dipakai beberapa lama, penggantian komponen

tersebut dapat menimbulkan biaya tambahan. (John, 1983).

c. Indikasi

1) Apabila lengan Klamer terlihat di bagian anterior mulut yang dapat

mengganggu estetik. Pada gigi tiruan sebagian lepasan konvensional dengan

memperpendek lengan klamer dapat diperoleh perbaikan, tetapi hal ini dapat

mengakibatkan pengurangan stabilitas gigi tiruan yang sangat berarti.

Dengan cara menggunakan presisi attachment, kerugian tersebut dapat

diatasi (John, 1983).

2) Presisi attachmnet lebih sedikit menekan gigi penyangga dibanding klamer

konvensional. Dasar alasannya karena presisi attachmnet terpasang jauh

didalam batas gigi maka semua tekanan dialihkan sepanjang aksis gigi

penyangga sehingga tertahan oleh serabut-serabut ligamen periodontal.

Tekanan yang dialihkan tersebut terkonsentrasi lebih dekat kepusat rotasi

gigi dibanding jika menggunakan klamer konvensional (Miller, 1972).

Dilihat dari sudut pandang pengungkitan presisi attachmnet lebih ideal dan