tugas berpikir kritis dan kreatif

Upload: irwan-saputra

Post on 18-Jul-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISA JALUR PEDESTRIAN di NAGOYA BATAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SKAMPER Nagoya merupakan salah satu area central bisnis dan perdagangan (CBD) di Kota Batam. Sebagai kawasan yang menjadi salah satu sumber devisa kota maka keberadaan jalur pedestrian menjadi salah satu faktor penting yang perlu mendapat perhatian utama pengembang Kota Batam. Jalur Pedestrian di jalan Nagoya harus dapat memberikan fungsi optimal sebagai prasarana bagi pejalan kaki yang nota bene merupakan turis domistik dan turis mancanegara yang menghabiskan waktunya untuk tujuan wisata belanja termasuk tentunya bagi warga kota sendiri. Beberapa usulan perbaikan fungsi-fungsi keruangan jalur pedestrian jalan Nogoya Kota Batam akan dideskripsikan sebagai mana berikut. Analogi jalur pedestrian di kawasan kota seperti jalur gang perkampungan dengan lebar rata-rata 1,2 meter (koneksi metaforma). Sesaat seorang penduduk kampung turun dari bis kemudian dia meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki dengan santai sambil menyapa ramah tetangga yang ditemu di sepanjang perjalanan. Pada saat berjalan dia akan selalu berada di sisi yang tidak terkena matahari mencari keteduhan pohon yang masih banyak ditemukan di sana. Pada jarak tertentu dia berhenti untuk berisirahat di

bangku di depan rumah warga sambil bercengkerama dengan warga. Akhirnya dia sampai ke rumahnya setelah menempuh perjalanan lebih kurang 15 menit. Sedemikian rupa, jalur pedestrian di kota sesungguhnya merupakan cerminan jalan setapak atau gang di perkampungan yang mengalami modifikasi sebagai jalur pedestrian di perkotaan. Kondisi eksisting jalur pedestrian di Nagoya Batam antara lain ditemukan : 1. Adanya pagar BRC dalam kondisi kurang terawat yang memisahkan trotoar dengan area parkir di depan bangunan. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Trotoar dengan perkerasan paving kurang terawat. Adanya beberapa gangguan berupa tiang reklame di tengah trotoar. Tidak terdapat rest area seperti bangku taman. Tidak terdapat vocal point atau sign board. Kurangnya partisipasi pemilik persil untuk lingkungan setempat. Pohon peneduh telah cukup keberadaannya tetapi perlu pemangkasan.

Analisa terhadap kondisi eksisting jalur pedestrasian dengan metode SKAMPER sebagai mana berikut: 1. Mengeleminasi Pagar BRC untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi pejalan kaki dan memberikan kegunaan lain untuk tidak membatasi pejalan kaki dalam mengakses pertokoan secara langsung.

2.

Memperbaiki perkerasan paving dengan memodifikasi pemakaian warna yang menarik sehingga menimbulkan suasana energik bagi ruang akses pejalan kaki.

3. 4.

Pengaturan ulang atau merelokasi tiang reklame yang menggangu akses pejalan kaki. Mengadaptasi peletakan bangku taman di gang perkampungan dengan keadaan di jalur pedestrian untuk menciptakan ruang-ruang peristirahatan (rest area).

5.

Mengkombinasikan arsitektur bangunan dengan menempatkan vocal point seperti sculpture, sign board dan ornament hias lain di sisi jalur pedestrian.

6.

Mengadaptasi pola partisipasi pemilik persil seperti yang diterapkan di Singapura berupa mewajibkan pemilik persil untuk mendekorasi area depan bangunannya.

7.

Penggunaan lain fungsi pohon peneduh sebagai ornament hias di malam hari dengan menempatkan lampu-lampu hias di batang dan dahan pohon.

Konsep yang diterapkan pada jalur pedestrian di jalan Nagoya Batam adalah meningkatkan kenyamanan ruang pejalan kaki melalui adopsi keramahan suasana jalan gang perkampungan dengan melibatkan partisipasi pemilik persil untuk mendekorasi area sekitar bangunannya.

Irwan Saputra MPKD UGM DD-IX JEPANG