tugas artikel ilmu ukur tambang

Upload: uddinz-muhrudinz

Post on 18-Oct-2015

165 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 0

    TUGAS

    ARTIKEL TENTANG

    ILMU UKUR TAMBANG

    Disusun Oleh:

    UDIN MUHRUDIN

    DBD 111 0067

    TEKNIK PERTAMBANGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS PALANGKARAYA

    2014

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Ilmu ukur tambang ialah suatu kegiatan kerja yang dilakukan dalam

    beberapa pekerjaan tambang bawah tanah untuk mengetahui dan memperoleh data

    kedudukan lubang bukaan terhadap peta topografi.

    Ilmu ukur tambang ialah Cabang dari ilmu pertambangan dan rekayasa

    yang berhubungan Dengan masalah pengukuran

    Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja

    yang harus dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah

    (undergroung mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang :

    1. Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada

    2. Gambaran lunbang-lubang tambang (peta tambang)

    3. Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam

    stope.

    Tujuan :

    1. Menyajikan secara grafis (rencana atau bagian dari rencana) pekerjaan

    bawah tanah, bentuk dan kejadian gambaran penyebaran bahan galian

    (tambang), serta struktur yang ada dari kenampakan bumi.

    2. Memecahkan berbagai permasalahan ukur tambang (eksplorasi,

    konstruksi, dan eksploitasi).

    Hal yang Harus Diperhatikan :

    1. Penerangan pada pengukuran bawah tanah sangat diperlukan.

    Digunakan untuk memberikan cahaya pada ruang bawah tanah dan

    pada pembacaan benang silang.

    2. Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pengukuran di

    permukaan sehingga lebih sulit dalam pemasangan instrumen maupun

    dalam pelaksanaan pengukuran.

    3. Digunakan Plumbobs jika tinggi lubang bukaan tidak memungkinkan

    untuk didirikan rambu ukur.

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 2

    4. Kelembaban dan aliran air menyebabkan permukaan lensa instrumen

    mudah mengembun sehingga perlu perawatan khusus terhadap

    instrumen. Kelembaban dan aliran air tersebut juga berpengaruh

    terhadap alat ukur yang lainnya seperti pita ukur, rambu ukur, dan

    lainnya.

    5. Adanya pengaruh-pengaruh magnetik seperti dari rel, muck sheets, dan

    magnetik dari bijih

    Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan daerah

    kerja tambang dengan batas daerah pertambangan, sehingga dapat diperoleh suatu

    keterangan untuk menetapkan arah penggalian lebih lanjut, untuk menghitung

    berapa besar material (ore) yang telah digali dan kemungkinan berapa banyak ore

    yang akan digali, jugauntuk memperoleh data dari daerah kerja tambang menurut

    grafik yang mungkin dibuat, apabiladiadakan suatu penambahan kerja yang

    effisien.

    Mengenai peralatan ukur tambang ini pada umumnya tidakjauh berbeda

    dengan alat-alat ukur tanah, kecuali apabila alat tersebut tidak dapat digunakan

    untuk pengukuran dalam tanah (Underground Traversing)maka digunakan atau

    diperlukan alat-alat khusus.

    Perbedaan yang penting dari Underground Traversing dengan Surface

    Traversing adalah :

    Penerangan (light) pada Underground Traversing sangat diperlukan,

    karena untuk pembacaan sudut vertikal atau horizontal pembacaan benang

    silang pada instrumen serta pada pembacaan alat ukur.

    Kurang begitu nyata atau teliti seperti yang dilakukan pada ukur tanah,

    jadi pengulangan pembacaan perlu dilakukan untuk mencegah atau

    memperkecil kesalahan.

    Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pada ukur tanah,

    sehingga lebih sulit dalam pemasangan instrumen maupun dalam

    pelaksanaan pengukurannya.

    Yang digunakan dalam surveying ialah plumbob dengan tali

    penggantungnya pada patok (station).

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 3

    Penggunaan rod pada underground traversing boleh dikatakan tidak

    dilakukan, mengingat tinggi mine haulage tunnel agak kurang dari panjang

    rod tersebut, dan sebagai pengganti rod adalah patok tadi.

    Untuk itu diperlukan penguasaan penggunaan peralatan yang betul-betul

    mantap,serta ketelitian dalam pengkuran yang dapat dilakukan dengan

    pengulangan-pengulangan pembacaan sehingga dapat memperkecil

    kesalahan.

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 4

    BAB II

    PENGETAHUAN DASAR UKUR TAMBANG

    Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang cara-cara pengukuran di

    dalam tambang dan cara-cara perhitungannya, perlu diketahui terlebih dahulu

    tentang dasar-dasar pengertian untuk pengukuran tambang.

    A. BEARING DAN AZIMUTH

    1. Bearing : Ialah suatu sudut yang diukur ke kiri atau kekanan antara garis

    Utara (North), Selatan (South) dengan titik tertentu.

    Nama dari bearing tersebut tergantung dari letak empat titik dari kwadran.

    Contoh :

    Bearing A B = N 0 E

    Bearing A C = N 0

    Bearing A D = N 0

    Bearing A E = N 0

    Jadi bearing tersebut dapat dibuat dari

    Kutub Utara geografis ke arah kanan

    atau kiri, demikian pula sebaliknya dari

    Kutub Selatan ke arah kanan atau kiri.

    2. Azimuth : Ialah suatu sudut yang ukur dari titik Utara atau Selatan ke

    suatu titi tertentu menurut arah jarum jam.

    Untuk mempermudah perhitung, maka umumnya titik Utara digunakan

    sebagai titik awal pengukuran.

    Contoh :

    Azimuth 0 1 = 0

    Azimuth 0 2 = 0

    Azimuth 0 3 = 0

    Azimuth 0 4 = 0

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 5

    Bearing dari suatu rintisan (traverse) adalah berurutan (berhubungan satu

    dengan yang lainnya). Untuk menghitung bearing suatu urutan dari titik, ada

    dua cara sederhana yang perlu diingat yaitu :

    a) Sudut diukur searah dengan perputaran jamrum jam, azimuth dari arah

    yang baru adalah azimuth mula-mula + sudut lurus atau angle right antara

    arah tersebut -1800

    b) Kalau jumlah azimuth awal + sudut lurusnya kurang dari 1800, perlu

    ditambah 3600 dulu sebelum dikurangi dengan 1800 atau dapat juga

    ditambah dengan 1800 saja.

    Instrument & Peralatan Ilmu Ukur Tambang

    1. Instrumen Optik : Theodolite

    2. Dumpey level : alat untuk menentukan elevasi di bawah tanah dengan

    perbedaan ketinggian dengan cara menarik garis ketinggian.

    3. Rambu

    4. Kompas : kompas ayun, tali

    5. Pita ukur/meteran:

    Untuk setting stasiun ukur dan melakukan pekerjaan dengan teliti

    digunakan ukuran 200 ft x 3/8 in, skala ukur digulung.

    Untuk pengukuran dipermukaan digunakan 300-400 ft, skala ditandai

    setiap 5-10 ft

    Untuk offset, tinggi instrumen, height of shot digunakan 6-8 ft

    6. Plumb bob

    7. Lampu penerangan

    Keuntungan :

    Lampu baterai lebih berat dari lampu karbit, sebaiknya memiliki ikat

    pinggang extra untuk tempat baterai.

    Lampu baterai harus diisi setiap hari tetapi surveyor masih membutuhkan

    lampu karbit saat mereka bekerja di daerah terpencil yang jauh dari listrik.

    8. Kaca pembesar

    9. Stambangtion

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 6

    10. Tempat peralatan yang berisi : plumb bob, tali plumb bob extra, alat untuk

    menutup sambungan Dengan saluran kompressor, tongkat pancang, kotak

    yang berisi pengait dan material sekrup, paku, tali manila, kain katun tipis.

    11. Peralatan kantor :

    Penthograph, planimeter, penggaris baja, copy flex, kalkulator, tinta warna.

    B. METODE PENGUKURAN

    Pembacaan Sudut Horizontal

    1. Pembacaan Langsung

    Teleskop disetel di belakang sasaran dengan plat pada nol menggunakan

    penjepit bawah, kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan

    penjepit atas sehingga sudut terbaca. Instrumen terbagi dari 0-360 dengan

    arah ke kanan diukur searah jarum jam.

    2. Defleksi

    Teleskop di set di belakang sasaran dengan posisi jarum pada titik nol

    menggunakan penjepit bawah kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran

    menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca. Instrumen terbagi

    dari 0-180 pada akhir. Sudut yang terbaca merupakan sudut

    defleksi/deviasi dari titik tembak ke kiri/kanan dari salah satu titik akhir.

    3. Dengan Bearing

    Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan piringan yang telah

    disetel pada benang terakhir subjek yang terbaca pada stasiun sebelumnya

    menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalik ke sasaran tembakan

    menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca pada

    piringan. Instrumen terbagi dalam beberapa kuadran seperti sebuah

    kompas Dengan titik 0 pada U-S dan titik 90 pada T-B.

    4. Dengan Azimuth

    Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan setting piringan

    pada azimuth terakhir subjek seperti pembacaan dari station sebelumnya

    dengan menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalikan ke sasaran

    tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan

    terbaca dari piringan. Instrumen terbagi dari 0-360 ke arah kanan/searah

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 7

    jarum jam. Sesudah mengambil FS piringan yang ada dikiri dijepit dan

    dengan menggunakan posisi seperti ini tanpa seting ulang kecuali harus

    melaksanakan pengambilan BS pada station berikutnya.

    5. Dengan Repetisi

    Teleskop yang berada pada posisi normal diset ke belakang sasaran

    dengan piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah, kemudian tanpa

    loncatan dibalik kedepan sasaran tembakan menggunakan penjepit atas

    dan sudut terbaca dari piringan sertambang dicatat, selanjutnya tanpa diset

    ulang pembacaan 2 dilakukan. Pembacaan sudut dapat diulang pada saat

    pembacaan ke 2 kapan saja diinginkan. Vernier dibaca pada akhir

    pengukuran dan sudut ini berbeda nomor repetisinya, dimana sudut antara

    subjek sudut terakhir harus sesuai dengan setting pertama. Instrumen

    terdiri dr 0-360 ke arah kanan.

    Pembacaan Sudut Vertikal

    Sudut vertikal didapat dengan menghubungkan jarak miring peta untuk

    menentukan jarak horizontal dan vertikal antara pojok-pojok pada akhir

    pencatatan. Sudut vertikal diukur langsung dimana sudut yang ada

    diatas/bawah garis horizontal diukur hanya 1 kali.

    Pengukuran Jarak

    1. Dengan rangkaian/ikatan

    2. Dengan pembacaan stadia

    3. Dengan perekaman :

    Pengukuran singkat antar pancang

    Pengukuran panjang dengan rentang-rentang bebas

    Ploting

    1. Dengan sudut dan jarak

    2. Dengan cara azimuth / bearing dan jarak

    3. Dengan cara koordinat.

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 8

    BAB III

    UNDERGROUNG TRAVERSING

    Perbedaan cara pengukuran di dalam tambang bawah tanah atau

    underground traversing dengan pengukuran dipermukaan atau surface traversing

    selain mengenai : penerangan, daerah (ruang) pengukuran dan penggunaan

    plumbob, juga mengenai :

    1. Cara pemasangan Theodolite (transite), di mana pada perintisan di

    permukaan anting-anting ditepatkan pada titik patok yang berada di bawah,

    tetapi untuk perintisan tambang bawah tanah titik as dari sumbu I ditepatkan

    dengan plum bob yang tergantung pada atap (roof), kecuali instrument

    tersebut tidak ada as sumbu pertamanya (misal Theodolite T0), maka plum

    bob tersebut dipindahkan dulu ke bawah dengan block station.

    2. Data yang perlu diambil disini meliputi :

    Pengukuran sudut horizontal (double)

    Pengukuran sudut vertical (double)

    Pengukuran jarak(slope distance)

    Pengukuran tinggi alat

    Pengukuran tinggi plum bob yang digantungkan (HS dan BI)

    Kolom catatan, misalnya tinggi level dan sebagainya.

    3. Harus memperhatikan gangguan aliran air, rembesan air dan sebagainya,

    juga instrument yang harus dilindungi dari pengaruh rembesan air tersebut.

    4. Adanya pengaruh medan magnet, misalnya pada rel, jalan-jalan kereta

    dorong,pada bijih yang sifatnya magnetik (hematit, pyrolusite dan

    sebagainya).

    Karena pengaruh-pengaruh tersebut diatas maka sangat diperlukan ketelitian

    pembacaan yang sangat hati-hati. Juga perlu dipehatikan pada daerah sekitar patok

    yang akan dipasangi instrument tersebut, karena batuan dalam batuan induk

    (country rock) yang tidak kuat dapat mengakibatkan kecelakaan bagi operator

    (surveyor) dan istrument itu sendiri.

    Perlu diperhatikan untuk tidak memasang instrument pada daerah bebatuan

    lepas, daerah penirisan maupun pada pitth. Pengukur (transimen) umumnya

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 9

    kurang memperhatikan hal ini, untuk pengukuran jarak pendek akan menimbulkan

    kesalahan sudut tertentu.

    Tim kerja (man crew) cukup tiga orang dengan pembagian tugas sebagai

    berikut :

    Satu orang mencatat data dala buku

    Satu orang sebagaipengukur

    Satu orang lagi sebagai pembawa pita ukur (chain man)

    Prosedur yang baik untuk pengukuran di bawah tanah ialah :

    1. Pasang alat (instrument)

    2. Catat HI (tinggi instrument)

    3. Catat jarak kanan dan kiri instrument

    4. Mulai pada nol dan mengambil BS dengan jarak gerak perlahan-lahan.

    5. Lepaskan penggerak atas dan bidik FS.

    6. Baca dan catat HA, lepaskan penggerak bagian bawah dan putar di

    lingkaran vertical ke depan operator dan baca VA.

    7. Arahkan teleskop ke BS dengan menggerkkan penggerak ke bagian

    bawah.

    8. Lepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS.

    9. Baca HA dan VA, pada sudut datar pembacaan VA untuk kedua kalinya

    tidak perlu. Jika HA dibuat double, ulangi proses setelah posisi 0 dan

    tempatkan teleskop dalam posisi langsung.

    10. Setelah semua pengukuran regular lengkap, pembantu membawa ujung 0

    dari pita ke patok FS dan diukur SO. Sebelum memulai pengukuran

    instrument harus ditempatkan kea rah patok FS.

    11. Gerakkan ke patok FS dan catat HS.

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 10

    Gambar Gyro Theodolite

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 11

    BAB IV

    PROBLEM ARAH DAN JARAK DALAM UKUR TAMBANG

    Dua persolalan yang penting dalam Ukur Tambang ialah : mulai dari arah

    pengeboran dan penemuan jarak tertentu sehingga pekerjaan penambangan dapat

    terlaksana dengan hasil yang objektif. Cara permulaan utuk membuat suatu

    berskala dalam arah yang tertentu dan harus mengetahui berapa jarak lubang

    tersebut harus digali (dibuat). Persoalan ini akan kita temui dalam bidang (daerah)

    horizontal dan vertikal. Pemecahan soal ini dapat dilakukan dengan sistem

    koordinat, dengan membuat suatu skala, kalau keterangan kasar persoalan ini

    dapat dilakukan dengan suatu protektor atau skla. Bila skala dari suatu peta

    tersebut1 : 600 hasinya akan kasar sekali.

    Apabila didapat titik yang bertempat disegi panjang tersebut, jarak utara

    selatan diantaranya diperoleh koordinat yang besar dikurangi yang kecil. Bila

    hubungan underground termasuk elevasi juga arah dan jarak maka perbedaan

    dalam elevasi antara dua titik tersebut harus diketahui.

    Setelah data-data tersebut dihitung dan sudut-sudut sudah ditentukan,

    kemudian diaplotkan pada penggambaran dengan skala sehingga dapat diketahui

    salah atau tidak.

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 12

    BAB VI

    COMPASS SURVEY

    Umumnya sering sekali digunakan untuk pengukuran pada tambang.

    Kompass Brunton digambarkan dalam gambar berikut :

    Brunton Compass

    DEKLINASI

    Sebelum mulai suatu survey, cocokkan atau stel deklinasi tepat pada

    kompas Brunton. Bila deklinasinya Timur, putarlah lingkaran kompas searah

    jarum jam pada titik penunjuk dekat arah dari alat (instrument), dan jika

    deklinasinya Barat, putar dia berlawanan arah perputaran jarum jam.

    Bila digunakan kompas dimana deklinasi magnetisnya tidak dapat disetel,

    maka semua pembacaan harus dikoreksi terhadap deklinasi.

    Tabel berikut akan sangat menolong dalam hal ini.

    Untuk memperoleh trus bearing (sebenarnya)

    Magnetik bearing Deklinasi Timur Deklinasi Barat

    Timur-laut

    Tenggara

    Barat-Laut

    Barat Daya

    Deklinasi tambah

    Deklinasi kurang

    Deklinasi kurang

    Deklinasi tambah

    Deklinasi kurang

    Deklinasi tambah

    Deklinasi tambah

    Deklinasi kurang

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 13

    PENCATATAN HASIL SURVEY DENGAN KOMPASS

    Fungsi dari pengambilan catatan dalam survey adalah merupakan sesuatu hal

    yang sangat penting. Banyak sekali enginer-enginer yang tidak memperhatikan

    hal itu, sehingga diperoleh sejumlah cara untuk mencatat data yang memusingkan.

    Pemilihan terhadap sistem pencatatannya dapat dipengaruhi oleh ada tidaknya

    tarikan magnetis yang berkekuatan cukup, yang mengganggu pembacaan

    magnetis yang benar.

    Gambar dibawah menunjukkan sistem yang sangat berguna dan dapat dengan

    mudah dimengerti bila tidak ada tarikan.Bila kompas dipakai dalam daerah kerja

    yang praktis datar, tidak memerlukan sudut vertikal, maka kolom untuk SD, VA

    dan VD dicoret.Pencatatan kearah kiri dan kanan dibuat kolom REMARK

    (keterangan).

    Kondisi yang tidak ada tarikan luar sangat jarang didapat sebaliknya banyak

    terdapat timbunan pipa-pipa untuk pentilasi atau rel kereta, peralatan bor dll, tidak

    begitu jarang untuk itu data yang disarnkan pada gambar, mungkin diperlukan.

    Format memberi ruang untuk keduanya yaitu bearing BS dan FS. Perlu

    diperhatikan waktu membalikkan kuadrat bagi bearing.

    Catatan survey dengan Compass

    BS sebelum menghitung angel right ini dapat dihindarkan dengan membalikkan

    kompas waktu mengambil arah belakang (BS) atau membalikkan pencatatan

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 14

    waktu mencatat data, tetapi pertolongan waktu demikian tidak dinasehatkan untuk

    digunakan.

    Catatan bahwa juga berpengaruh dari luar dicamtumkan pada station 35.

    dari 34 ke 35 bearingnya adalah 340 38 SW dan BS dari 35 ke 34 adalah N 420

    30 E beda 80 bila tidak ada tarikan BS akan dibaca N 340 30 E.

    Sepanjang dengan beruntun lebih menguntungkan jika dicantumkan kolom lain,

    yaitu Calculated Bearing.

    Gambar berikut menunjukkan cara lain untuk mencatat data survey dengan

    kompas. Cara ini lebih disukai dari pada cara yang lain. Bila dilakukan survey

    datanya diplotkan kira-kira sama jarak dan arah. Tidak digunakan busur derajat

    ataupun skala kesalahan-kesalahan dalam pembacaan kompas, kesalahan jarum,

    kesalahan kwadran, kesalahan angular, dan kadang-kadang.

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 15

    Pengaruh magnetis luar seketika didapat karena data yang di plot tidak

    sesuai dengan penempatan sebenarnya seperti yang nampak pada peninjauan.

    MANIPULASI DENGAN KOMPASS

    Perlu diuraikan dari yang pertama kali mulai atau mengunakan kompas.

    Bagian ujung cermin kompas (lihat gambar kompass) di pegang bertentangan

    dengan perut, instrument disangga dengan tangan kiri, ibu jari tangan kanan

    menekan ringan pengatur jarum (disebelah kanan sekrup pengatur deklinasi).

    Cermin cadangan terbuka masing-masing dinaikkan atau diturunkan.

    Masing-masing dinaikkan atau diturunkan pada sendi pintu atau engsel

    samapai sinar arah depan (FS) dan pandangan nampak dicerminpada saat yang

    sama nivo dijaga seimbang. Kompas diputar dengan tangan kiri dari badan sinar

    pandangan terbuka dan garis pada cermin segaris. Jarum diklem dengan tekanan

    halus untuk memperlambat dan menekan gerakan jarum, jarum di klem pada titik

    tengah dari ayunan. Atau posisi maksimum dan minimum di amati dan di ambil

    rata-ratanya. Metode pertama lebih dikuasai, ketelitian harus diperhatikan untuk

    menempatkan instrument datar dan untuk melihat bahwa jarum tidak slip sebelum

    di klem.

    Pelaksanaannya tidaklah sesukar seperti kedengarannya, setelah sedikit

    praktek dapat dilakukan dengan cepat dan memuaskan. Untuk mengukur sudut

    vertical, kompas dimiringkan ke dalam bidang tegak, sehingga ujung sepanjang

    cermin dan kotak kompas akan sejajar dengan garis pandangan. Sinar pandangan

    depan, titik pandangan dan garis cermin diluruskan, dan nivo tabung

    diimbangkan, baru sudut verticalnya di baca.

    lain yang bisa dipakai yaitu menempatkan kompas pada batuan yang

    miring dan membaca sudutnya. Rata-rata dari sejumlah pembacaan memberikan

    kira-kira sama oleh kedua cara itu. Untuk menghitung strike (arah lapisan)

    dipegang seperti yang telah diuraikan untuk traversing.

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 16

    MENGHILANGKAN PENGARUH MAGNETIS

    Dalam pelaksanaan survey yang mempunyai pengaruh magnetis engineer

    harus tetap menjaga terhadap pengaruh-pengaruh tersebut jarum kompas dapat

    disimpangkan dari deviasi normal (pandangan normal) dengan daerah bagian

    magnetis di seberang pandangan (magnetis, cormite, pyrotite, dan sebagainya

    bebrapa mineral tidak hanya sedikit magnetisnya tetapi dalam masa yang besar

    molekuk dapat mempengaruhi jarum mengakibatkan kesalahan besar).

    Adanya pengaruh-pengaruh demikian telah diketahui dengan mengambil

    bearing pada setiap ujung dari garis. Suatu variasi dari 10 mungkin kesalahan

    orangnya dalam manipulasi. Variasi yang lebih besar menunjukkan anomali dari

    beberapa..

    Untuk memperoleh survy dengan kompas yang betul, pembacaan jarum ke

    patok depan dan belakang harus diambil. Kalau bergerak atau sedikit perubahan

    dalam posisi pengaruh pada magnetute dari tarikan.

    Tidak boleh terlalu percaya terhadap ketelitian survey dengan kompas.

    Jika jarak pendek dan padat dapat dikaitkan pada patok transit atau monumen

    yang terkenal atau obyek-obyek lain, dan memberikan rata-rata yang memuaskan

    dari kontrol pelaksanaan. Dalam banyak tambang, raise, winse, cross cuts, stope,

    strances.

    Jika suatu kemungkinan kesalahan dari beberapa feet dalam jarak kasar

    ratusan feet adalah frekuensi yang kecil, kompas dapat dipakai atau digunakan.

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 17

    BAB V

    KESIMPULAN

    Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja

    yang harus dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah

    (undergroung mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang :

    Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada

    Gambaran lunbang-lubang tambang (peta tambang)

    Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian

    didalam stope.

    Tujuan :

    Menyajikan secara grafis (rencana atau bagian dari rencana)

    pekerjaan bawah tanah, bentuk dan kejadian gambaran

    penyebaran bahan galian (tambang), serta struktur yang ada

    dari kenampakan bumi.

    Memecahkan berbagai permasalahan ukur tambang (eksplorasi,

    konstruksi, dan eksploitasi).

    METODE PENGUKURAN

    Pembacaan Sudut Horizontal

    1) Pembacaan Langsung

    2) Defleksi

    3) Dengan Bearing

    4) Dengan Azimuth

    5) Dengan repetisi

    Pembacaan Sudut Vertikal

    Sudut vertikal didapat dengan menghubungkan jarak miring peta untuk

    menentukan jarak horizontal dan vertikal antara pojok-pojok pada akhir

    pencatatan. Sudut vertikal diukur langsung dimana sudut yang ada diatas/bawah

    garis horizontal diukur hanya 1 kali.

    1) Pengukuran jarak

    2) Ploting

  • Ilmu Ukur Tambang Udin Muhrudin Teknik Pertambangan DBD 111 0067 18

    Referensi :

    Kara Mininer.(22 Juni 2012).Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang.Diperoleh 26

    Februari 2014, dari http://rafiedbungsu.blogspot.com/2012/06/materi-kuliah-ilmu-

    ukur-tambang.html

    Mining Engineering | aNthoe . Ilmu Ukur Tambang.Diperoleh 26 Februari 2014,

    dari http://ermantomuchlis.blogspot.com/2013/05/ilmu-ukur-tambang.html

    Michanarchy. (23 April 2013).Ilmu Ukur Tambang.Diperoleh 26 Februari 2014,

    dari http://www.michanarchy.com/2013/04/ilmu-ukur-tambang.html

    Isya Ansyari Blog. Ilmu Ukur Tanah.Diperoleh 26 Februari 2014, dari

    http://learnmine.blogspot.com/2013/04/ilmu-ukur-tanah.html#axzz2uOyvS1Ww

    Info Tambang. Ilmu Ukur Tanah.Diperoleh 26 Februari 2014, dari

    http://infotambang.com/index159.htm