materi kuliah ilmu ukur tambang

65
DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN BAB II. PENGETAHUAN DASAR UKUR TAMBANG A. Bearlng dan azlnuth B. Menentukan Titik Dari Suatu Tempat ke Tempat Lain C. Contoh Pembuatan Poligon Dengan Perhitungan Bearing BAB III. UNDERGROUND TRAVERSING A. Pemberian Nomor Pada patok B. Pemasangan Instrument Pada Suatu Tititk C. Pemilihan Lokasim Patok D. Pengukurau sudut dan Jarak Miring E. Pengambilanm Titik Detail F. Elevasi (altitude) BAB IV. PROBLEM ARAH DAN JARAK DALAM UKUR TAMBANG A. Mengikat Titik Konsesi ke Seksi Lain B. Menghubungkan Dua Drift C. Menghubungkan Dua Shaft D. Hengbubungkan dua level dengan Raise E. Pelaksanaan Pengukuran dengan Braing serta Dip yang Telah Ditentukan BAB V. STOPE SURVEY DAN TUNNEL SURVEY f . stope Suvey B. Tunel Survey C. Inckined Opening BAB IV. COMPASS SURVEY A. Deklinasi B. Pencatatan Hasil Survey dengan Kompas C. Manipulasi dengan Kompas D. Menghilangkan Pengaruh Magnetis

Upload: setyawanmheery

Post on 15-Feb-2015

320 views

Category:

Documents


56 download

DESCRIPTION

ILMU UKUR TAMBANG

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

BAB II. PENGETAHUAN DASAR UKUR TAMBANG

A. Bearlng dan azlnuth

B. Menentukan Titik Dari Suatu Tempat ke Tempat Lain

C. Contoh Pembuatan Poligon Dengan Perhitungan Bearing

BAB III. UNDERGROUND TRAVERSING

A. Pemberian Nomor Pada patok

B. Pemasangan Instrument Pada Suatu Tititk

C. Pemilihan Lokasim Patok

D. Pengukurau sudut dan Jarak Miring

E. Pengambilanm Titik Detail

F. Elevasi (altitude)

BAB IV. PROBLEM ARAH DAN JARAK DALAM UKUR TAMBANG

A. Mengikat Titik Konsesi ke Seksi Lain

B. Menghubungkan Dua Drift

C. Menghubungkan Dua Shaft

D. Hengbubungkan dua level dengan Raise

E. Pelaksanaan Pengukuran dengan Braing serta Dip yang Telah

Ditentukan

BAB V. STOPE SURVEY DAN TUNNEL SURVEY

f . stope Suvey

B. Tunel Survey

C. Inckined Opening

BAB IV. COMPASS SURVEY

A. Deklinasi

B. Pencatatan Hasil Survey dengan Kompas

C. Manipulasi dengan Kompas

D. Menghilangkan Pengaruh Magnetis

Page 2: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

BAB I

PENDAHULUAN

Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu

kegiatan kerja yang harus dilakukan dalam beberapa pekerjaan

tambang bawah tanah (undergroung mining) untuk mengetahui dan

memperoleh data tentang :

1. Kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang

ada

2. Gambaran lunbang-lubang tambang (peta tambang)

3. Kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian

didalam stope.

Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui

hubungan daerah kerja tambang dengan batas daerah

pertambangan, sehingga dapat diperoleh suatu keterangan untuk

menetapkan arah penggalian lebih lanjut, untuk menghitung

berapa besar material (ore) yang telah digali dan kemungkinan

berapa banyak ore yang akan digali, jugauntuk memperoleh data

dari daerah kerja tambang menurut grafik yang mungkin dibuat,

apabiladiadakan suatu penambahan kerja yang effisien.

Mengenai peralatan ukur tambang ini pada umumnya

tidakjauh berbeda dengan alat-alat ukur tanah, kecuali apabila

alat tersebut tidak dapat digunakan untuk pengukuran dalam

tanah (Underground Traversing)maka digunakan atau diperlukan

alat-alat khusus.

Page 3: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Perbedaan yang penting dari Underground Traversing dengan

Surface Traversing adalah :

- Penerangan (light) pada Underground Traversing sangat

diperlukan, karena untuk pembacaan sudut vertikal atau

horizontal pembacaan benang silang pada instrumen serta

pada pembacaan alat ukur.

- Kurang begitu nyata atau teliti seperti yang dilakukan

pada ukur tanah, jadi pengulangan pembacaan perlu

dilakukan untuk mencegah atau memperkecil kesalahan.

- Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pada

ukur tanah, sehingga lebih sulit dalam pemasangan

instrumen maupun dalam pelaksanaan pengukurannya.

- Yang digunakan dalam surveying ialah plumbob dengan tali

penggantungnya pada patok (station).

- Penggunaan rod pada underground traversing boleh

dikatakan tidak dilakukan, mengingat tinggi mine haulage

tunnel agak kurang dari panjang rod tersebut, dan sebagai

pengganti rod adalah patok tadi.

Untuk itu diperlukan penguasaan penggunaan peralatan yang

betul-betul mantap,serta ketelitian dalam pengkuran yang

dapat dilakukan dengan pengulangan-pengulangan pembacaan

sehingga dapat memperkecil kesalahan.

Dalam bab-bab berikut akan diuraikan tentang pengertian

dasar Ukur Tambang, cara-cara pengukuran maupun

perhitungannya.

Page 4: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

BAB II

PENGETAHUAN DASAR UKUR TAMBANG

Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang cara-cara

pengukuran di dalam tambang dan cara-cara perhitungannya,

perlu diketahui terlebih dahulu tentang dasar-dasar pengertian

untuk pengukuran tambang.

A. BEARING DAN AZIMUTH

1. Bearing : Ialah suatu sudut yang diukur ke kiri atau

kekanan antara garuis Utara (North), Selatan

(South) dengan titik tertentu.

Nama dari bearing tersebut tergantung dari letak empat titik

dari kwadran.

Contoh :

Bearing A – B = N α 0 E

Bearing A – C = N β 0 Ε

Bearing A – D = N γ 0 Π

Bearing A – E = N δ 0 Ш

Jadi bearing tersebut dapat dibuat

dari Kutub Utara geografis ke arah

kanan atau kiri, demikian pula

sebaliknya dari Kutub Selatan ke

arah kanan atau kiri.

2. Azimuth : Ialah suatu sudut yang ukur dari titik Utara

atau Selatan ke suatu titi tertentu menurut

arah jarum jam.

Page 5: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Untuk mempermudah perhitung, maka umumnya titik Utara

digunakan sebagai titik awal pengukuran.

Contoh :

Azimuth 0 – 1 = α 0

Azimuth 0 – 2 = β 0

Azimuth 0 – 3 = γ 0

Azimuth 0 – 4 = δ 0

Bearing dari suatu rintisan (traverse) adalah berurutan

(berhubungan satu dengan yang lainnya). Untuk menghitung

bearing suatu urutan dari titik, ada dua cara sederhana yang

perlu diingat yaitu :

a). Sudut diukur searah dengan perputaran jamrum jam,

azimuth dari arah yang baru adalah azimuth mula-mula +

sudut lurus atau angle right antara arah tersebut -1800

b). Kalau jumlah azimuth awal + sudut lurusnya kurang

dari 1800, perlu ditambah 360

0 dulu sebelum dikurangi

dengan 1800 atau dapat juga ditambah dengan 180

0 saja.

B. MENENTUKAN LETAK SUATU TITIK DARI SUATU TEMPAT KE TEMPAT

LAIN

Jika diketahui titik A (x,y), maka titik B (x1,y1) dapat

dihitung (lihat gambar)

Page 6: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

y

y

y1

y2

A (x,y)

B (x ,y ) 1 1

£BA

HD

TgX

- IV + + I +

- III - + II -

Dicari :

Tg £BA = )21(

)21(

YY

XX

,maka di

dapat sudut £BA.

x1 = x + Δx

Δx = (x1 – x)

= HD sin £

x1 = x + HD sin £

y1 = y + y

y = y1 - y

= HD cos £

Disini perlu diperhatikan tanda pada masing-masing

kwadran.

Tanda untuk x dan y ialah :

Kwadran I + +

Kwadran II + -

Kwadran III - -

Kwadran IV - +

Page 7: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

6

7

8

9

10

11

1500

C. CONTOH PEMBUATAN POLIGON DENGAN PERHITUNGAN BEARING

Jika diketahui data seperti pada tabel di bawah ini, maka

hitung bearing dari rintisan tersebut:

FS IS Sudut Lurus

(derajat)

Jarak

Horizontal

(meter)

Bearing

(derajat) FS

5

7

8

9

10

6

7

8

9

10

11

-

280

50

70

00

180

20

25

20

15

30

25

S 300 E

?

?

?

?

?

7

8

9

10

11

12

Gambar :

Cara Perhitungan :

Karena diketahui Bearing 6-7

yaitu S 300 E, maka azimuth

6-7 dapat dicari, yaitu : (00

+ 1800) - 30

0 : 150

0. Jadi

azimuth 6-7 = M 1500 E

Page 8: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Maka selanjutnya dapat dihitung :

Azimuth 6 – 7 = N 1500 E

Sudut 6 – 7 – 8 = 0

0

430

280 +

Azimuth 7 – 8 = 0

0

250

180 -

= jadi bearing 7- 8 = S 700 ш

Sudut 7 – 8 – 9 = 0

0

300

50 +

Azimuth 8 – 9 = 0

0

120

180 -

= jadi bearing 8 - 9 = S 600 E

Sudut 8 – 9 – 10 = 0

0

190

70 +

Azimuth 9 – 10 = 0

0

10

180 -

= jadi bearing 9 - 10 = N 100 E

Sudut 9 – 10 – 11 = 0

0

10

0 +

= karena 1800,maka harus + 360

0

= 0

0

370

360 +

Azimuth 10 – 11 = 0

0

190

180 -

Page 9: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

= jadi bearing 10 - 11 = S 100 ш

Sudut 9 – 10 – 11 = 0

0

370

180 +

Azimuth 10 – 11 = 1900, jadi bearing 11 – 12

= S 100 ш

a. Untuk menguji perhitungan tersebut dilakukan dengan

cara : kalau jumlah sudut (n) genap, ujinya adalah :

Azimuth akhir = azimuth awal + sudut lurus – n . 3600

b. Kalau jumlah sudut (n) ganjil,ujinya adalah :

Azimuth akhir = azimuth awal + sudut lurus - 1800 – n .

3600

Pengujian contoh perhitungan di atas :

Karena n ganjil, maka ujinya adalah :

1900 = 150

0 + 580

0 – 180

0 – n . 360

0

= 150

0 + 580

0 – 180

0 – 5 . 360

0

= 150

0 + 580

0 – 180

0 – 1800

0

1900 = - 1250

0

= - 12500

+ ( 4 x 3600 )

= - 12500

+ 1440

0

190

0 = 190

0 Terbukti.

Page 10: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Sebagai contoh untuk n genap, maka contoh di atas

dihitung pada n genap, misalnya sampai azimuth 8 – 9,

yang hasilnya = 1200, maka ujinya adalah :

1200 = 150

0 + 330

0 – n . 360

0

= 150

0 + 330

0 – 2 . 360

0

= 150

0 + 330

0 – 720

0

1200 = - 240

0

= - 2400 + 360

0 ,

karena tidak ada sudut yang minus.

1200 = 120

0 Terbukti,

maka perhitungan di atas benar.

Penting sebagai catatan ialah :

Bila hasil yang diperoleh setelah dikurangi 1800,

harganya negatif, maka harus ditambah 3600.

Bila hasil yang diperoleh setelah dikurangi 1800,

harganya lebih besar dari 3600, maka untuk mendapat

azimuth baru kurangi dengan 3600.

Azimuth awal + sudut lurus - 1800 = azimuth akhir.

Page 11: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

BAB III

UNDERGROUNG TRAVERSING

Perbedaan cara pengukuran di dalam tambang bawah tanah

atau underground traversing dengan pengukuran dipermukaan atau

surface traversing selain mengenai : penerangan, daerah

(ruang) pengukuran dan penggunaan plumbob seperti yang

tercantum dalam bab terdahulu, juga mengenai :

1. Cara pemasangan Theodolite (transite), di mana pada

perintisan di permukaan anting-anting ditepatkan pada titik

patok yang berada di bawah, tetapi untuk perintisan tambang

bawah tanah titik as dari sumbu I ditepatkan dengan plum

bob yang tergantung pada atap (roof), kecuali instrument

tersebut tidak ada as sumbu pertamanya (misal Theodolite

T0), maka plum bob tersebut dipindahkan dulu ke bawah

dengan block station.

2. Data yang perlu diambil disini meliputi :

Pengukuran sudut horizontal (double)

Pengukuran sudut vertical (double)

Pengukuran jarak(slope distance)

Pengukuran tinggi alat

Pengukuran tinggi plum bob yang digantungkan (HS dan

BI)

Kolom catatan, misalnya tinggi level dan sebagainya.

Page 12: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

3. Harus memperhatikan gangguan aliran air, rembesan air dan

sebagainya, juga instrument yang harus dilindungi dari

pengaruh rembesan air tersebut.

4. Adanya pengaruh medan magnet, misalnya pada rel, jalan-

jalan kereta dorong,pada bijih yang sifatnya magnetik

(hematit, pyrolusite dan sebagainya).

Karena pengaruh-pengaruh tersebut diatas maka sangat

diperlukan ketelitian pembacaan yang sangat hati-hati. Juga

perlu dipehatikan pada daerah sekitar patok yang akan

dipasangi instrument tersebut, karena batuan dalam batuan

induk (country rock) yang tidak kuat dapat mengakibatkan

kecelakaan bagi operator (surveyor) dan istrument itu sendiri.

Perlu diperhatikan untuk tidak memasang instrument pada

daerah bebatuan lepas, daerah penirisan maupun pada pitth.

Pengukur (transimen) umumnya kurang memperhatikan hal ini,

untuk pengukuran jarak pendek akan menimbulkan kesalahan sudut

tertentu.

Tim kerja (man crew) cukup tiga orang dengan pembagian

tugas sebagai berikut :

Satu orang mencatat data dala buku

Satu orang sebagaipengukur

Satu orang lagi sebagai pembawa pita ukur (chain man)

Page 13: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

A. PEMBERIAN NOMOR PADA PATOK

Cara pemberian nomor pada patok maupun tanda merupakan

salah satu masalah bagi pengukur dalam suatu penambangan,

dimana diperlukan drift yang parale, cross cut dan lain-

lain, sehingga titik-titik yang tidak dapat berhubungan

satu sama lainnya akan mendapat pembacaan tersendiri.

Sistem penomoran akan memusingkan juga, bila ada

selective mining untuk suatu level yang bercabang, biasanya

titik diberi nama berdasarkan urutan level ke bawah,

misalnya level 100 ft akan diberi nomor patok 101, 102,

103, dan seterusnya, dan untuk level 200 dengan nomor 201,

202, 203 dan seterusnya.

Penentuan nomor patok berurutan,yang biasanya dilengkapi

dengan beberapanotasi tertentu.

Contoh :

Patok pertama dalam cross cut 9 diawali oleh XC 9 – 1. atau

jika cross cut diarahkan kedua sisi drift utama kearah

timur, maka pemberian nomor patok cross cut bagian Utara

akan menjadi EXC 4 – 12, dan untuk Selatan SXC 2 – 6.

nomor cross cut Utara yang mempunyai drift ke Timur

dinyatakan dengan N - E – XE 4 – 2.

Patok-patok survei dan stope dinyatakan dalam koordinat

dengan level dari mana itu pernah dimasuki. Sebagai contoh

stope pertama pada level 500 ft menjadi stope 501, yang

Page 14: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

kedua 502 dan seterusnya pemberian nomor patok pada stope

menjadi 501 – 4 dan sebagainya.

Level antara (intermediate level) yang terletak di antara

level-level utama biasanya berhubungan untuk tujuan

penamaan level dimulainya raise atau winze, nomor winze

dibuat dari level 700 ft. ada tinggi tertentu dimulai

pembuatan drift, sehingga drift ini disebut intermediate

700 ft. jika drift ini dibentuk sebagai drift nomor 4 akan

diberi nomor lokasi intermediate 4 – 700. dan patok pertama

dalam drift ini adalah nomor 4 – 700 feet – 1.

B. PEMASANGAN INSTRUMENT PADA SUATU TITIK

Penempatan instrument pada bawah tanah lain dengan

dipermukaan, secara praktis penempatan instrument di bawah

titik yang berada di atasnya. Hanya pada daerah yang luas

seperti rail road tunnel akan praktis untuk menempatkan

patok dilantai. Dan hal yang begitu praktis jarang ditemui.

Pada permulaan operasi memamng dirasakan kaku dan lamban

tetapi setelah sering melaksanakan akan lebih lancar.

Sebelum penempatan instrument pada undergraound maupun

pada surface sebaiknya semua pengunci dikunci.

Plum bob digantungkan pada spad dengan tali simpul agar

mudah digeser-geser. Hal ini memungkinkan penyesuaian yang

cepat bagi plumb bob,yaitu cukup tinggi pada waktu

start.instrument diletakkan di bawah bobs dan kaki-kakinya

ditekan ke bawah,sebelumnya lingkaran vertical dibuat nol

Page 15: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

HI

D

SET ON ZERO

dengan tanpa pembacaan pada gelas. Gambar I menunjukkan

kedudukan instrument.

Untuk pertama kali instrument cukup terletak 3-4 Inchi di

bawah bobs, kemudian kaki statip diatur agar instrument

tepat di bawah bobs, setelah terletak horizontal, kaki-kaki

statipdikunci kembali.

Biasanya akan timbul pertanyaan seberapa teliti titik

plumb bobs terpusat di atas titik pusat instrument. Hal ini

tergantung pada jarak pengamatan (dari BS dan FS) dan

ketelitian yang diinginkan.

PEMASANGAN INSTRUMENT

Page 16: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Sebagai contoh dengan jarak pengamatan sejauh 100 ft,

instrumen akan berada diluar titik sejauh 0,029 ft, sebelum

menimbulkan kesalahan 1 menit sebelumnya pada jarak 20 ft

akan menyebabkan kesalahan sebesar kira-kira 0,006 ft. Hal

ini yang paling aman adalah mendapatkan titik plumb bob

dalam tanda yang dilubangi, instrument acap kali selalu

berada di luar BS maupun FS. Gambar menunjukkan pengukuran

yang dibuat untuk menentukan HI dan kadang-kadang juga

jarak D.

C. PEMILIHAN LOKASI PATOK

Usahakan agar titik patok diletakkan secara permanent

dengan maksud bila ada getaran titik tersebut tidak

berubah, hal ini untuk menghindari kesalan pembacaan sudut.

Dalam beberapa tambang patok tersebut kadang-kadang

ditempatkan pada stull, caps atau bentuk-bentuk timbers

lain yang memungkinkan.

Jadi lokasi dari patok yang tepat betul harus

diperhatikan, ini untuk mencegah instrument terhindar dari

jatuhnya batuan lepas yang disebabkan oleh kebocoran udara

atau getaran akibat ledakan.

Gambar berikut menunjukkan lokasi yang cocok untuk patok.

Penempatan titik a sebagai patok menyalahi aturan, karena

FS 1, 2 dan 3 tidak dapat dilihat dari suatu tempat.

Page 17: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

FS

1

2

3

4

D. PENGUKURAN SUDUT DAN JARAK MIRING

Yang perlu diperhatikan di sini adalah penerangan atau

lampu dan alat pembesar bacaan sudut (magnifaying glass

atau loupe) karena dengan mata biasa pembacaan akan kurang

teliti jika sampai kemenit. Bila instrument dipasang

pengukuran sudut searah jarum jam harus diukur double atau

dua kali.

1. mulai dengan sudut titik nol

2. teleskop diputar 1800

Maksud untuk kompensasi kesalahan pengaturan alat

acceleration dan kesalahan indeks, demikian juga untuk

mengukur sudut vertical. Dalam mengukur jarak miring harus

diperhatikan urutan dari angka, titik-titik ditepatkan pada

angka dipita, dalam pemeliharaan atau penggunaan pita harus

hati-hati, misalnya jangan sekali-kali menarik pita

sepanjang daerah yang akan diukur, jika hal ini terjadi

pada drift yang basah akan menyebabkan pengumpulan pita dan

juga akan kotor.

Page 18: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Prosedur yang baik untuk pengukuran di bawah tanah ialah :

1. Pasang alat (instrument)

2. Catat HI (tinggi instrument)

3. Catat jarak kanan dan kiri instrument

4. Mulai pada nol dan mengambil BS dengan jarak gerak

perlahan-lahan.

5. Lepaskan penggerak atas dan bidik FS.

6. Baca dan catat HA, lepaskan penggerak bagian bawah dan

putar di lingkaran vertical ke depan operator dan baca

VA.

7. Arahkan teleskop ke BS dengan menggerkkan penggerak ke

bagian bawah.

8. Lepaskan penggerak bagian atas dan bidik FS.

9. Baca HA dan VA, pada sudut datar pembacaan VA untuk kedua

kalinya tidak perlu. Jika HA dibuat double,

ulangi proses setelah posisi 0 dan tempatkan teleskop

dalam posisi langsung.

10. Setelah semua pengukuran regular lengkap, pembantu

membawa ujung 0 dari pita ke patok FS dan diukur SO.

Sebelum memulai pengukuran instrument harus ditempatkan

kea rah patok FS.

11. Gerakkan ke patok FS dan catat HS.

Perlengkapan-perlengkapan yang perlu dibawa diantaranya ialah:

1. poket tape (10 meter)

2. pita yang dapat digulung (200-250 feet)

Page 19: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

1

2 34

5

6

78

F3

ANGEL RIGHT

IN CENTER OF DRIFT

TOPAD DISTANCE

3. unting-unting

4. plumb bob

5. magnifying glass (loupe)

6. buku catatan data

7. pencil

8. perlengkapan-perlengkapan lain seperti lampu dan lain-

lain.

E. PENGAMBILAN TITIK DETAIL

Yang dimaksud dengan detail ialah pengukuran titik yang

dilakukan pada perubahan arah.

Ada dua cara pembuatan detail, yaitu :

1. Metode Angle Right

Gambar 3 dan 4 menunjukkan metode sudut (angle)

DETAIL OLEH “ANGLE RIGHT”

Page 20: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Pada gambar diatas setelah menempatkan FS, operator

meletakkan papan-papan pada nol dan terjadi BS yang baru.

Pembantu mulai pada saluran patok dan memegang battery,

surveyor mengukur dengan angle right 15. Setelah sudutnya

diputar, buat tanda pada tembok dengan karbit atau crayon.

Operasi ini diteruskan samapi FS kelihatan. Jarak horisontal

dipetakan pada tengah drift (pada titik-titik tertentu).

Bila lebar drift pada titik tersebut berbeda, maka ambil

bagian kanan atau kiri.

Type drift yang lain seperti pada gambar 4, yang

menunjukkan beberapa cabang yang bergabung, titik a, b, c,

d, dan lain-lain diukur dan jaraknya disambungkan.

Detail dengan metode angle ini mudah dan cepat, merupakan

rencana yang lancar.

Gambar 4

Detail pada intersection dari drift

Page 21: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

2. Metode Offset

Gambar 5 menmunjukkan metode offset ini. Sedikit sekali

yang menggunakan metode ini, bila kekurangan pekerja akan

lebih menyulitkan metode ini paling baik dengan 3 orang.

Gambar 5

Detail metode offset

Keadaan pada gambar 4 lebih baik untuk menggunakan metode

angle. Pada gambar 5 rencana pada peta panjang garis BS – FS

dengan tanda jarak. Offsetnya berada pada sudut-sudut kanan

garis.

F. ELEVASI (ALTITUDE)

Ada tiga cara untuk menentukan evaluasi atau ketinggian

suatu titik pada Tambang Bawah Tanah, yaitu :

1. dengan menggunakan instrument dan pita ukur

2. dengan menggunakan level watau waterpass

3. dengan mengukur kedalaman suatu shart dengan pita

ukur atau spesial case.

Instrumen dan Pita Ukur

Metode ini paling sering digunakan. Denmgan pengukuran

biasa HI, BS dan sudut-sudut vertikal cocok untuk

Page 22: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

mengontrolan bawah tanah dan dapat menarik jarak tanpa

kesalahan yang besar.

Gambar 6 melukiskan diagram metode transit dan pita ukur

dari pada elevasi, rumus-rumusnya lihat pada gambar 7.

Gambar 6

Diagram metode instrumen dan pita ukur

Semua patok yang instrumentnya terletak dibawah titik, HI

dikurangi karena alatnya lebih rendah dari pada patok.

Untuk menutup titik itu tambahkan HI. Bila tanggul

digunakan untuk bagian muka, biasanya HS diaggap nol

(kekecualian pada stopersurvey, dimana HS menunjukkanelevasi

tambang pada titik itu). Bila sudut vertikal itu fositif,

maka jarak vertikal bertambah (VO = SO sin VA).

Rumus dasar untuk menentukan elevasi adalah :

Elevasi FS = elevasi IS + HI + VD + HS

Untuk hampir semua patok underground dapat dituliskan

sebagai berikut (lihat gambnar 7) :

Elevasi B = elevasi A – HI + SD sin VA + HS

= elevasi A – HI + VD + HS

Page 23: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

A job to memindahkan suatu titik dipermukaan bawah tanah.

Biasanya menggunakan alat ukur optis dan atau unting-unting.

SHAFT PLUMBING

Dalam penambangan dibawah tanah (deep mining). Pekerjaan

penggalian dilakukan melalui sebuah shaft. Untuk itu

memindahkan suatu azimut melalui sebuah bukaan (opening)

adalah merupakan tugas yang penting bagi seorang pengukur

(engineer). Teknik atau cara pengukuran akan disesuaikan

dengan masing masing kasus atau keadaan, tetapi ketelitiannya

perlu diperhatikan.

Tujuan dari shaft plumbing adalah untuk menggunakan

meridian atau koordinat agar opening yang digambarkan

disesuaikan keadaan dipermukaan atau menentukan posisi dari

pada opening, sedangkan bedanya hanya karena adanya beda

tinggi atau altitude. Walaupun tidak ada shaft, tetapi untuk

mengukur daerah-daerah opening adalah dengan menggunakan titik

triangulasi dan dari titik ini dibuat beberapa titik tetap

Page 24: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

sebagai base station atau titik tolak dan opening-opening ini

diikat pada base station tersebut.

Peralatan-peralatan untuk shaft plumbing

Alat-alat yang diperlukan untuk sharf plumbing

diantaranya adalah :

1. Reels (glondong/gulungan)

Glondongan atau gulngan ini sangat penting untuk

mengangkat dan menurunkan kawat. Tanpa gulungan ini sangat

sukar untuk mengangkat beban yang berat.

2. Wire centering device (peralatan kawat centering)

Alat ini digunakan untuk menjepit kawat dalam suatu

posisi setelah pusat dari ayunan ditentukan. Beberapa

teknik (enginer) memilih untukmenentukan pusat ayunan di

slamp pada posisi yang tetap sebelum pembidikan.

3.Screw shifter

Digunakan untuk mengeser satu kawat kebidang transit dan

kawat lainnya pada station permulaan atau kedua-duanya

digeser kemuka dan ke belakang. Dapat juga digunakan untuk

menggerakkan kawat guna menentukan arah terlebih dahulu

untuk memastikan apakah kawat tersebut tergantung pada

suatu sekatan di dalam sharf.

4. Plum bobs

Bobs yang terbuat dari baja dapat terpengaruh oleh daerah

tambang yang mengandung magnetik maupun oleh aliran

listrik, pipa dari bobs dibubut sehingga mempunyai ukuran

Page 25: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

yang uniform dan permukaan halus, sedang bagian tepi dari

pipa berbentuk sepertipisau pemotong (lihat gambar)

Ukuran dan berat dari bobs yang dibutuhkan tergantung

dari kecepatanudara dan jumlah air yang jatuh pada shaft,

biasanya bobs seberat 50 lb sudah dianggap cukup.

5. Wire (kawat)

Yang biasa digunakanadalah kawat baja dengan ukuran kawat

piano nomor 122

1 dengan diameter 0,03 Inchi, kawat ini

dapat menahan bobs seberat 60 lb.

6. Chain link (rangkain mata rantai)

Biasanya diletakkan pada kawat kira-kira level dengan

transit agar memungkinkan pengukur melihat kedua kawat

tanpa harus menggerakkan yang lebih dekat. Mereka

diperlukan selama kawat yang lebih dekat dapat dengan tanpa

stelan yang tepat difokuskan membawa kawat yang lebih jauh

ke dalam relief yang kurang terang.

7. Type transit

Tidak ada type khusus dari pada transit untuk pengukuran

karena ada yang mempunyai pembacaan 30 secon, tetapiada

juga yang satu menit. Dan biasanya mempunyai sekrup

penggerak halus atau micrometer di atas sekrup penyetel

horizontal atau untuk menggerakkan transit ke dalam bidang

dari kawat plumb bobs dan diafragma benang silang untuk

membidik kawat.

Page 26: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Gambar 8

A. Screw Shifter B. Plumb Bobs untuk Shaft Plumbing

CARA UNTUK SHAFT PLUMBING

Metode Umum untuk Shaft Plumbing adalah :

1. One Shaft Methode

a. Coplaining(wiggling ataujiggling

b. Triangulation

c. Gabungan antara a danb (special cases and b)

2. Two Shaft Methode

1. One Shaft Methode

Prosedur untuk menggantung kawat dan menetapkannya adalah

seragam untuk semuanya,yang berarti juga diterapkan pada two

shaft methode.

Penggunaan kedua cara (coplaining dan triangulation)

tersebut kira-kira sama pembagiannya, tetapi banyak engineer

yang menyatakan bahwa coplaining dapat diterapkan pada

kondisi dimana triangulation tidak dapat digunakan.

Page 27: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Perbedaan atara coplaining dan triangulation kurang

jelas,boleh dikatakan hampir sama. Untuk ketelitian dengan

menggunakan transit 1 menit.Kesalahantidakboleh melebihi

dari 1 x 100% :10000 =0,01%. Agar supayamendapat

ketepatan,jarak plumb bobs 200 -300 feet (dibawah

pengecualian yaitu dalam kondisi yang mengijinkan dapat

dikembangkan dalam beberapa feet).

Jarak antara kedua kawat diukur dipermukaan dan di check

lagi dengan dibawah,sebaiknya harus mempunyai jarak yang

sama. Bila jarak antara kawat kurang dari 4 feet terdapat

kesalahan dalam peratusan feet akan menyebabkan terlalu

besar kesalahan dalam azimuth.Sebagai contoh jarak antara

kawat-kawat 4 feet,satukawat berada 0,02 ft diluar dari pada

bidang,maka perpindahan angularnya: tangen-1 atau sin

-1 =

0,02/400 = 17’ approx.hanya 20’ bisa diperkenankan bila

1:10000 harus ditetapkan atau dihitung.Ini menyatakan

pentingnya mengetahui alasan suatu perbedaan antara kedua

pengukuran dan pengoreksian kesalahan.Jarak diantara kawat-

kawat biasanya diukur mendekati per seribuan feet.

a). COPLAINING

Ini juga dikenal dengan wiggling.atau jiggling.

Tujuannya: ialah menempatkan alat transit/theodolith tepat

satu bidang dengan dua unting-unting yang digantungkan pada

shaft.

Caranya:

Page 28: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

- Membuat satu bidang (coplaining)adalah dengan

menggerakkan atau memindahkan transit sehingga benang

silang vertikal dari transit sebidang dengan unting-

unting yang digantungkan pada shaft.

- Pasang blok timah hitam dengan ukuran 4 x 4 x 3 inchi

bawah unting-unting yang dipasang pada transit atau

theodolith, beri tanda pada blok tersebut,kemudian ukur

beberapa kali sudut busur antara dua unting-unting

dengan titik D (Titik station permanen pertama).

- Teropong dibalikkandan arahkan kembali kedua unting-

unting, usahakan dengan menggeser teropong sehingga

garis vertikal teropong (benang silang vertikal)

sebidang dengan dua unting-unting tersebut.

- Bila sudut horizontal yang benar adalah rata-ratanya,

dan titik station yang benar adalah juga rata-ratanya

(dibagi dua atau arah titik pada station).

Gambar 9A dan 9B menunjukkan situasi dari metoda

coplaining secara diagram. ( lihat gambar berikut).

Page 29: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Gambar 10. Contoh dari Coplaning

BS IS

Sudu

t

Luru

s

HD Beari

ng

Latitude Depertur

e koordinat

FS N

+

S

-

B

+

W

-

N

-

E

-

8

9

10

A

B

9

10

A

B

C

2300

1300

1500

1800

2150

190,

0

7,0

4,0

8,5

80,0

N 500 W

N 800 W

N 800 W

N 800 W

N 650

W

-

-

33,8

1

3,0

4

-

-

-

-

-

17,2

3

72,5

1

6000

5996,9

6

6030,7

7

4000

3992,

77

3910,

25

10

A

B

C

D

Perhitungan Bearing :

360 260 = S 800 W

N 310

50 W -

440

180 -

440

130 +

260

180-= S 80

0 W C - D

250

180-= S 80

0 W

475

215 - 310

Jumlah sudut lurus

adalah 7050

Dilakukan pengecekan

Untuk bearing

Page 30: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

440

180 -

295

180-= N 65

0 W

1015

705+

100 - 295

720 = N 65

0 W Terbukti

Catatan : 705 dari sigma 130 + 180 + 180 + 215

720 dari sigma 230 + 130 + 180 + 180

Pada garis lurus 10 – C terdapat tiga buah jarak, yaitu 10A,

AB dan BC dengan totak jarak keseluruhan adalah :

7,0 + 4,0 + 6,5 = 17,5 feet

Log cos S 800 W =

239670,9

482708,0 = 3,04

Log 17,5 = 1,243038

Log sin S 800 W =

236389,1

993651,9 = 17,23

= 33,81

Log cos N 650 W = 9,625948

Log 80,0 = 1,903090

Log sin N 650 W =

860366,1

957276,9 = 72,51

Catatan :

0,482708; 1,236389; 1,529038 dan 1,860366 masing-masing

didapat dari log (3,04; 17,23; 33,81 dan 72,51)

Dalam contoh jarak diambil terhadap foot yang terdekat dan

sudut pada derajat yang terdekat, untuk memberikan

illustrasi dalam perhitungan. Jarak-jarak akan paling dekat

Page 31: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

0,01 ft dan sudut yang memungkinkan 10 secon, dengan

pengulangan dan perataan disarankan untuk menggunakan metode

pencatatan data. Di buat suatu daftar menurut aturan yang

membuat suatu tranversing yang berkelanjutan dari operasi

shaft plumbing, untuk pencatatan dikantor kolom tambahan

perlu disediakan untuk mencatat data elevasi dan slope

distance (jarak miring).

b. TRIANGUL ASTON

Untuk menempatkan azimuth dari bidang yang dibuat oleh

unting-unting disebut weisbach method dengan persyaratan

yang dibuat harus antara secon dan lebih kecil dari 10. Bil

sudutnya menjadi sangat besar atau biasanya 600 maksimum

method weisbach tidak dapat digunakan.

Dalam bagian ini aplikasinya hanya pada sudut yang sangat

datar (weisbach) akan dibahas kemudian penggunaan dari sudut

yang besar akan diselidiki, penggantungan dan penetapan

kawat adalah sama dengan prosedure pada coplaning.

Gambar berikut menunjukkan kondisi yang dijumpai,

perhatian dicurahkan terhadap jarak BC yang hanya

bersenrangan dengan jarak fokus dari transit. Pada shaft

yang besar atau dalam keadaan tertentu dimana AB jauh lebih

besar dari 3,5 sampai 4,5 feet, perbandingan BC dan AB = 1.

Bila sudut W pada C hanya beberapa menit, maka AB + BC = AC

Jarak diukur dalam perseribu (tiga angka di belakang koma

dengan satuan feet, dengan maksud lebih teliti dari

perseratusan.

Page 32: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Metode Triangulasi

Sebetulnya kesalahan beberapa per ratusan dalam

pengukuran hanya menyebabkan perbedaan beberapa secon pada

hasilnya ini akan betul bila sudut Weisbach kecil dan BC =

AB nilainya. Sebagai contoh AB dianggap S 3,214 ft, BC = 5,

122 ft, AC = 0,332 ft dan pengukuran sudut = 00 15’ 10”.

Carilah sudut x pada A.

X = 124,3

121,5"910 x = 0

0 24’ 10”

Jika kesalahan dibuat dalam pengukuran AB (3,19) dan BC

adalah (5,10) maka x = 00 24’ 15 “; dan jika AB = 3,21 dan

BC 5,10 maka x = 00 24’ 06”; dan jika AB = 3,23 dan BC =

5,10 x = 00 23’ 57”

Prosedur yang paling aman untuk memutar sudut weisbach

sebagai berikut :

- Plat disetel pada 0,85 (Back Sight) pada kawat yang benar

dan putar sudut kecil ke kanan, dengan 1 menit. 6 x

repetisi, 3 secara langsung dan 3 dibalik.

Page 33: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

- Balikkan telescop gunakan kawat FS sebagai BS putar sudut

luar yang lebih besar ke kanan sejumlah putaran yang

pertama.

Jumlah dari sudut-sudut yang harus = 3600 ± 10’ (jika

digunakan 6 x repetisi) jika tidak, dan kawat cukup stabil

maka pengukuran harus diulang.

Pada pengecekan dalam batas yang diperkenankan kedua

sudut di atur dengan membagi perbedaan sama, dengan demikian

jumlah akan menjadi 3600.

Contoh :

Data yang diketahui dari hasil pengukuran adalah sebagai

berikut :

Bearing AB = S 450 26’ 20” W

Panjang AB = 4,235 feet

Panjang BC = 5,043 feet

Panjang AC = 9,280 feet

Sudut BCA = W = 00 12’ 40”

Sudut ACD = 1980 10’ 00”

Carilah bearing CD.

Penyelesaian :

Pemecahan dari triangel ABC

Untuk sudut x dan y dapat

dicari dengan salah satu dari

dua cara, yang kedua-duanya

ditunjukkan di sini. Cara

pertama penting bagaimana

Shaft Plumbing dengan

Triagulasi

Page 34: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

selama tidak dipergunakan

tabel trigonometri atau tabel

logaritma untuk sudut-sudut

yang kecil.

Perbedaanya secara langsung anatara satu sama lain tanpa

memperhatikan fungsi khusus (dalam contoh ini bukan sinus

memberikan hasil yang cukup teliti) pengukuran tersebut

adalah identik dengan penyelesaian hukum sinus kecuali bahwa

fungsi khusus itu diturunkan dan sudut diubah kedalam secon.

Perhitungan :

W = 00 12’ 40” = 760”

W : AB = x : BC

760 : 4,235 = x : 5,043 -- x =235,4

760 x 5,043 = 904,7”

X = 00 15’ 05”

Analog untuk y : W : AB = y : AC

760 : 4,235 = y : 9,280 -- y =235,4

760 x 9,280 = 1664,8”

y = 00 27’ 45”

Dilakukan pengujian :

X + W = y

00 15’ 05” + 0

0 12’ 40” = 0

0 27’ 45”

Ternyata hasilnya sama, jika ada perbedaan maka

selisihnya harus dibagi rata antara x dan y.

Misalnya x + y = 00 27’ 55”, dan setelah dihitung x = 0

0

15’ 15” jadi selisihnya adalah :

Page 35: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

00 27’ 55” - 0

0 27’ 45” = 10”

Koreksinya = 10 : 2 = 55” sehingga :

00 15’ 15” + (180

0 - 0

0, 27’ 45”) + 0

0 12’ 40” = 180

0 00’

10”

Koreksi ini digunakan untuk mengurangi x dan menambah y.

X = 00 15’ 15” - 0

0 00’ 05” = 0

0 15’ 10”

y = 00 27’ 45” + 0

0 00’ 05” = 0

0 27’ 50”

dilakukan pengujian : 1800 = x + (180

0 – y) + W

00 15’ 10” + 180

0 - 0

0 27’ 50” + 0

0 12’ 40” = 180

0 00’

00”

Cara lain adalah dengan menggunakan hukum sinus :

Sin W : AB = sin x : BC

Sin x = AB

Wsin BC --- sin x =

235,4

"40'120sin 0

5,043

X = 00 15’ 05”

sin y = 235,4

"40'120sin 0

9,280

X = 00 27’ 45”

Cara pengujiannya sama dengan cara pertama :

Bearing CD

Bearing AB = S 450 25’ 20” W

Azimuth = 2026225

180

Sudut ABC = 3558404

1532179

Azimuth BC = 3558224

180

Page 36: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Sudut W = 8 12 40

Sudut ACD = 1521423

0010198

Y = 1800 00’ 00”

Sudut ABC = "15'32179

"00'001800

0

= 423 21 15

Azimuth BC = 1521243

180

= S 630 21’ 15” W

Bearing ACD

Bearing BA = N 450 25’ 20” E = Azimuth BA

Sudut BAC = 1511405

5544359

Azimuth AC = 1511225

180

Sudut X = 3600 00’ 00”

Sudut BAC = "55'44359

"05'1500

0

Y = 1800 00’ 00”

Sudut ABC = "15'21423

"00'101980

0

Azimuth CD = 1521243

180

= S 630 21’ 15” W

2) Two Shaft Method

Cara menggantungkan kabel pada setiap shaft dari dua

shaft atau raise dan terus menyusuri antara dua shaft atau

Page 37: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

raise tersebut, memberikan hasil yang paling dapat dipercaya

dan akan digunakan pada setiap kesempatan yang baik.

cara pengukuran :

pengukuran dengan dua shaft memberikan hasil yang lebih

teliti darainpada cara satu shaft. Biasanya pada satu level

mempunyai dua opening yang vertikal, maka pengukurannya

dilakukan dengan cara dua shaft.

1. prosedur yang digunakan dengan cara dua shaft adalah,

mula-mula dari permukaan tanah diikat titik x dan y

yang digantungkan uting-unting dengan cara polygon

(traverse) mulai dari titik x sampai dengan y : titik

satu diikat dengan base station cara pengukuran

tertutup (lihat titik 1 yang diikat).

Setelah dikoreksi dari pengukuran, kemudian dihitung :

Jarak x – y ) untuk pengecekan hasil pengukuran

dari

Bearing x – y ) bawah tanah

2. Pada bawah tanah, dibuat polygon dari titik x, atau

sampai dengan y dengan bearing x – a sebagi titik

tolak pengukuran, kemudian diasumsikan (dilakukan

dengan kompas) besarnya bearing x –a. pengukuran

dilakukan dengan cara tertutup lagi. Hasil pengukuran

dari bawah tanah tersebut dapat dihitung :

Jarak x – y

Bearing x – y

Page 38: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Koordinat x untuk bawah tanah, diambil dari

hasil pengukuran dari permukaan tanah.

Jarak x – y bawah tanah harus sama atau beda

sedikit dari jarak permukaan, perbedaan harus

didistribusikan pada sisi-sisi (jarak-jarak dari

titik polygon).

Beraing x – y dari hasil pengukuran dipermukaan

merupakan standart pengukuran dari beraing x – y

pada pengukuran bawah tanah.

Perbedaan bearing harus dikoreksi, besarnya

joreksi ditambahkan atau dikurangkan pada

bearing x – a yang diasumsikan, kemudian setelah

x – a dikoreksi bearingnya, perhitungan polygon

dilakukan lagi mulai dari x – a sampai y.

Sebagai contoh lihat berikut ini.

Page 39: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

35 15 Sudut

Lurus HD Bearing

latitude Departure coordinates FS

N S E W N E

2

3

4

X

6

..

x

a

b

c

3

4

X

6

7

X

a

b

c

d

xs

xu

xc

. . .

. . .

150o00

178o30

144o30

188o00

146o30

261o45

191o00

197o15

. . .

100,00

45,00

90,00

60,00

62,50

70,50

42,00

39,50

33,70

186,89

106,92

. . .

N 530 w

N 830 w

N840 30 w

S 600 w

S 680 w

(assumed)

S 340 30 w

N 630 45 w

N 520 45 w

N 350 30 w

5850 07’ 20” w

5860 26’ 40” w

5660 40’ 40” w

60,18

8,63

18,58

23,91

27,43

30,00

23,41

58,10

79,86

44,66

89,59

51,96

57,95

39,93

37,67

31,44

19,57

9101,00

9161,18

9166,66

9175,29

9145,29

9137,77

9079,67

9079,67

9122,16

9149,59

10.926,00

10.846,16

10.801,48

10.711,89

10.659,93

10.788,19

10.748,26

10.710,69

10.679,15

10.659,58

4

x

6

7

y

a

b

c

d

y

ys

yu

yc

Catatan :

Xs;ys : equals the surface end of the wires U/ N & E = +

Xo;yu : equals the underground end of the wires S & W = +

Xc;yc : equals corrected bearing of xa

Page 40: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Koreksi :

Pengukuran permukaan : jarak XY dan bearing XY

N (sumbu Y) E (sumbu X)

Titik X = 9161,18 titik X = 10.846,14

Titik Y = 9145,29 titik Y = 10.659,93 –

Y (latitude) = 15,89 X (departure) =

186,21

Jarak XY = 186,21 15,89 22

= 186,89 feet

Bearing XY = arc. Tan ∆ X = arc. Tan 186,21

∆Y = 15,99

= S 850 07’ 20” w

Pengukuran bawah tanah : jarak XY dan bearing XY

N (sumbu Y) E (sumbu X)

Titik X = 9161,18 titik X = 10.846,14

Titik Y = 9149,59 - titik Y = 10.659,58 -

Y (latitude) = 11,59 X (departure) =

186,56

Jarak XY = 22 185,56 11,59

= 186,92 feet

Bearing XY = arc. Tan ∆ X = arc. Tan 186,56

∆Y = 15,59

= S 860 25’ 40” w

Bearing yang kita asumsikan harus dikoreksi dengan

cara sebagai berikut:

Lihat hasil pengukuran polygon pada bawah tanah,

Y; X; a

Cari sudut lurus pada X --- Y = 8S dan a – FS

Bearing YX = kebalikan XY = N 850 26’ 40” E

α = α awal + β – 180

ingat rumus : sudut lurus pada satu titik = Az. FS +

1800 – Az. BS sudut lurus pada X = (180

0 + 68

0) + 180

0

26’ 40” = 3410 33’ 20” bearing Xa sebenarnya ialah =

= azimuth YX (permukaan) + sudut lurus - 1800

β = α awal + 180

Page 41: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

= (N 85007’20”+341

033’20”) – 180

0

= 2460 40’ 40”

Bearing Xa = S 660 40’ 40” w

Koreksi untuk Xa = 680 – 66

0 40’ 40” 1

0 19’ 20”

Jadi semua titik pada pengukuran bawahtanah harus

dikoreksi dengan sudut sebesar 10 19’ 20” untuk

setiap bearing.

CARA GYRO THEODOLITE

Alat gyro theodolite pertama kali dikembangkan

sebagai meridian indicator (azimuth/bearing).

Alat tersebut adalah alat yang terbaru untuk

menetapkan azimuth dipermukaan tanah maupun dibawah

tanah. Meridian indicator yang lama bertanya sekitar

1.000 ib, tetapi yang baru beratnya menjadi ringan

yaitu sekitar 125 ib termasuk peti beterainya. Type

konstruksinya ialah gyroscope yang dipasang dalam

sphere. Spindle menghubungi gyroscope pada as

vertikal theodolite untuk mengurangi beban spindle,

gyroscope terapung diair.

Bila diputar pada keceptan 20.000 rpm atau lebih,

roda gyro menjadi alat yang mempunyai ciri untuk

menentukan arah utara selatan. Untuk mengurangi

pengaruh luar daya magnit pada gyro tersebut, gyro

sphere yang terisi air dilapisi dengan metal atau

diamagnetic material. Gyro digerakkan oleh baterai

(arus searah), arus bolak balik atau motor

compressor.

Alat tersebut sebelum dipakai perlu dikal;ibrasi

lebih dulu pada azimut yang diketahui. Untuk

menentukan azimut dibawah tanah diperlukan hanya 2

jam. Bila dengan shaft plumbing saja bisa brjam-jam,

ketelitian kurang dari 30 detik.

Kegunaannya adalah untuk menetukan arah permukaan

dan dibawah tanah, cukup dengan 1 titik yang

diketahui, pada setiap saat dan tidak tergantung pada

Page 42: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

cuaca. Untuk mengontrol polygon dengan cara terbuka

dan untuk menentukan titik-titik baru. Berat dari

gyro pada saat sekarang 9 – 4,4 ib (2kg).Sedang lama

pengukuran orientasi dipermukaan sekitar 20 menit

Gambar Gyro Theodolite

Page 43: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

BAB IV

PROBLEM ARAH DAN JARAK DALAM UKUR TAMBANG

Dua persolalan yang penting dalam Ukur Tambang ialah

: mulai dari arah pengeboran dan penemuan jarak tertentu

sehingga pekerjaan penambangan dapat terlaksana dengan

hasil yang objektif. Cara permulaan utuk membuat suatu

berskala dalam arah yang tertentu dan harus mengetahui

berapa jarak lubang tersebut hareus digali (dibuat).

Persoalan ini akan kita temui dalam bidang (daerah)

horizontal dan vertikal. Pemecahan soal ini dapat

dilakukan dengan sistem koordinat, dengan membuat suatu

skala, kalau keterangan kasar persoalan ini dapat

dilakukan dengan suatu protektor atau skla. Bila skala

dari suatu peta tersebut1 : 600 hasinya akan kasar

sekali.

Apabila didapat titik yang bertempat disegi panjang

tersebut, jarak utara selatan diantaranya diperoleh

koordinat yang besar dikurangi yang kecil. Bila hubungan

underground termasuk elevasi juga arah dan jarak maka

perbedaan dalam elevasi antara dua titik tersebut harus

diketahui.

Setelah data-datatersebut dihitung dan sudut-sudut sudah

ditentukan, kemudian diaplotkan pada penggambaran dengan

skala sehingga dapat diketahui salah atau tidak.

Page 44: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

A. MENGIKAT TITIK KONSESI KE SEKSI LAIN

Gambar berikut menunjukkan problem yang sering

terjadi pada ilmu ukur tanah.

Menghubungkan titik konsesi K ke titik triagulasi M.

latar belakang Z. titik adalah salah satu titik konsesi

atau patok dalam survey konsesi, setiap set dari

koordinat di ikat ketitik X perbedaan antara koordinat-

koordinat Utara pada titik K dan M adalah latitude

(∆Y). perbedaan antara koordinat Timur membentuk garis

departure (∆X).

Jarak titik 2 ke M adalah :

HD = 22 X) ( Y) (

Bearing dari titik 2 ke M adalah :

Bearing = arc. Tan = Y

Contoh :

Gambar diatas menunjukkan koodinat Utara titik 2

adalah N 1000 dan koordinat M adalah N 406,72, E

2458,57 setelah pengamatan rintisan 1,2,3 dan

seterusnya.

Berapakah HD K – M dan bearing K – M ?

Page 45: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Perbedaan latitude = 1.000,00 – 406,72 = 593,28

feet

Perbedaan departure = 2458,57 – 1.000,00 =

1.658,57 feet

Jarak K – M = )(1.458,57 )(593,28 22

= 1574,61 feet

Bearing K – M = arc. Tan. =26,593

57,458.1 = 68

0 08’ E

Titik M adalah sebelah timur dari titik K

(koordinat Timurnya lebih besar) dan sebelah selatan

dari titik (koordinat Utaranya lebih kecil). Karena

itu bearingnya dalah : 5 680 08’ E

B. MENGHUBUNGKAN DUA DRIFT

Jika hubungan itu pendek dan digunakan untuk ventilasi,

maka koordinat cukup diperoleh dari sistem pengukuran

undergraund yang teratur. Tapi bila panjang dari drift

tersebut digunakan untuk pengangkutan atau tamming,

maka perlu diuji patok-patok 427 dan 420 dengan

pengukuran yang bebas. Problem Ini lazim dalam ukur

lubang akan dibicarakan lebih lanjut.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan :

1. diketahui koordinat 427 dan 428

Page 46: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

2. cari bearing 427 dan 428

3. cari sudut lurus 425, 427, dan 428

4. hitung beda tinggi titik 250 – 261

Grade = HD

VD x 100 %

5. hitung jarak sebenarnya ---- slope

distance/true distance

6. perlu diingat kembali :

azimut awal + sudut lurus – 1800 = azimuth

akhir

contoh :

gambar berukut menunjukkan dua buah drift yang

saling berhubungan hitung jarak, bearing, sudut

dan gradenya

Contoh Dua Drift yang Saling Berhubungan

penyelesaian :

Perbedaan latitude = 7960,00 – 6870,00 feet

Perbedaan departure = 10.670,00 – 8.430,00 =

2.240,00 feet

HD = 2.240,00 (1.090,00) 22 = 2.491,1 feet

Page 47: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Bearing 261 – 250 adalah N 640 63’ E sebab dilihat

dari koordinatnya maka titik 250 jauh lebih ke

Utara dan Timur dari pada titik 261. bearing 250-

261 adalah S 640 03’ w

Sudut lurus :

Di titik 261, BS 260 : 640 03’ + 180

0 – 82

0 15’ =

1610 48’

Di titik 260, BS 249 : (640 03’ + 180

0) + 180

0 –

(75045 + 180

0) = 168

0 18’

Grade :

Perbedaan elevasi = 5.834,00 – 5.822,00 = 12,00

feet

Grade = 1,249

00,12 x 100 % = 0,48 %

C. MENGHUBUNGKAN DUA SHAFT

Prosedur ini diuraikan pada gambar berikut

Bila pengukuran undergraund kurang tepat. Maka

rintisan dilakukan dari 1 sampai 9 (triagulasi).

Setelah 1 dan 9 itu ditentukan, kawat digantungkan.

Tentukan bearing dan koordinat, kemudian kawat

dikelurkan dari pengukuran undergraund. Elevasi two

shaft terbentuk, dan ditrasperkan undergraund nya. Bila

patok shaft belum terbuka, maka bearing kompas perlu

Page 48: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

dikerjakan. Satelah runna kosong itu cukup, mulai

pengukuran yang tepat.

D.MENGHUBUNGKAN DUA LEVEL DENGAN RAISE

Gambar berikut termasuk penggunaan koordinat dan

elevasi.

Menghubungkan Dua Drift yang Raise

Hal ini sering terjadi. Raise digunakan untuk

ventilasi, orepass, waste pass, man way atau simply

prospecting.

Dalam pemecahan ini jarak horizontal (hipotenusa

dari koordinat triagle) telah didapat. Adanya

Page 49: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

perbedaan elevasi akan menimbulkan garis singgung

pada sudut vertikal. Jarak yang benar diperoleh

dengan rumus-rumus trigonometri atau dengan rumus

VD HD 22

Contoh :

Lihat gambar berikut. Hitung bearing A – 216,

bearing – A, sudut vertikal α, slope distance, sudut

lurus 215 – 216 – A dan sudut lurus 111 – A - 216

Dua drift yang dihubungkan dengan reise

Penyelesaian :

Perbedaan latitude = 4,310,51 – 4,156,22 = 154,29 ft

Perbedaan departure = 6,451,46 – 6,306,24 = 145,22 ft

Page 50: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

HD A – 216 = 22 29,15422,145

= 211,88 feet

Bearing = tan-1 =

29,154

22,145 = 43

0 16’

Bearing A – 216 = S 430 16’ E

Bearing 216 – A = N 430 16’ W

Penyelesain untuk SD dan sudut vertical lihat gambar

21b.

tan-1 =

88,206

48,109 = 27

0 53’

SD = 206,88 : Cos 270 53’ = 234,1 feet

Sudut lurus :

215 – 216 –A = (3600 - 43

0 16’) + 180

0 - 47

0 30’ = 89

0 14’

111 – A - 216 = (1800 - 43

0 16’) + 180

0 - 50

0 00’ = 256

0 44’

E.PELAKSANAAN PENGUKURAN DENGAN BEARING DAN DIP YANG

TELAH DITENTUKAN.

Bila dari suatu titik akan dibuat suatu lubang maka

kompas akan menggambarkan bearing dan pengeboran

dilakukan paralel dengannya, setelah lubang di bor

pancangkan kayu pada lubang dan uji benang yang asli,

pekerjaan ini kasar karena kedalaman lubang sekitar 500

feet (penyimpangan itu ada sebelum sampai pada jarak

yang dimaksud, meskipun tergantung pada tanah yang

dibor).

Ada dua metode umum untuk menghubungkan drillrods

dengan menggunakan instrument yaitu :

Page 51: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

1) Cara yang pertama nilai pekerjaannya tidak

sebanding dengan hasilnya, cara ini terdiri dari

penentuan bearing dan pelurusan kawat antara titik-

titik itu.Kawat itu melalui pusat drill rod dan

mesin bergerak sampai tali menahan posisi ini.

2) Metode lain ialah dari tempat dua titik pada garis,

meregangkan rod antara titik-titik ini dan

menggerakkan mesin sampai rod menjadi sama.

Setelah lubang di mulai, didapat koordinat

collar.Inklinasi diukur dengan klinometer atau

kompas Brunton.

Gambar 22 menunjukkan tahapan yang perlu

dilakukan:

Cara yang lebih baik untuk pengerjaan ini ialah

mengukur atau rintisan dari 616 ke pemboran yang

terdekat, yaitu A.Koordinat A ditentukan dan

dengan koordinat destinasi, bearing dapat di

hitung ( surveyor mengambil arah underground pada

615 sampai 616 dan koordinat 615 ).Didapat sudut

lurus 616-A.dengan transit A dan BS 616 sudut yang

diputar.

Gambar 2.2b menunjukkan collar the hole.Dengan

asumsi data yang ada betul.Untuk lubang yang

dalam, harus diselidiki sehingga penyimpanan itu

terencana.

Bearing 429 – A = 1800 - 45

0 + 152

0 00’ - 180

0

= s 730 E

Page 52: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

HD = 55,0 x cos 40 30’ = 55, 8 feat

VD = 56,0 x sin 40 30’ – 4,4 feat

Perbedaan latitude A – x =5.600,0–5.243,7=356,3

feat

Perbedaan departure A – x = 7,550,0 – 6.533,4 =

1,016,6 ft

HD A - x = V 356,32 + 1,016,6

2 =

1.077,2 feet

VA A – x = arc. Tan 2,1077

6,522 = -25

0 53’

SD A – x = 1077,2 : cos 250 53’ = 1197,8 feet

Bearing A – x = tan-1

3,356

6,1016 = N 70

0 41’ E

Sudut Lurus 429 – A – x = (700 41’ + 180

0) –

(1800 - 73

0 00’)

= 1430 41’

Contoh penempatan Drill Hole pada Arah

Page 53: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Untuk membuat arah lubang yang dibor dari permukaan

adalah sebagai berikut : Setelah lokasinya di

levelkan dengan platfom maka couple dikedua sisi

platfom digunakan untuk menghubungkan rods. Untuk

membuat arah, dengan kemiringan pada inklinasi

tertentu dapat menggunakan papan tingkat atau

timbangan yang digantungkan pada ketinggian tertentu

dari patok elevasi. Papan tingkat I dibuat dari

konstruksi segitiga berukuran 1 x 4 Inchi.

Page 54: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

BAB V

STOPE SURVEY DAN TUNNEL SURVEY

A. STOPE SURVEY

Pengukuran pada stope diperlukan untuk :

1. Memperoleh suatu garis batas yang benar dari daerah

kerja.

2. Menghitung berat, Tonnage atau Volume.

Penting untuk mengetahui dimana akan dibuat raise dan

drift di suatu titik (tempat) tertentu, kecuali itu stope

harus diketahui sampai dimana batasnya perlu digali.

Pembuatan ventilasi untuk bekerja juga penting, jika

diketahui dimana lubang ventilasi yang akan menghubungkan

daerah tersebut.

Stope survey untuk menghitung berat atau volume,

digunakan dalam banyak hal tetapi merupakan perhitungan

yang kasar. Lebih teliti lagi untuk mengukur suatu berat

atau volume dari ore yang telah digali dengan menghitung

berapa banyak shift (machine shift) dan berapa banyak

powder yang digunakan.

Perlu diingat bahwa dengan stope survey harus

ditambahkan beberapa banyak ore yang telah diangkut.

Kesulitannya stope survey pada pengeluaran ore yang telah

digali, yaitu bila perlu mengetahui dengan pasti setting

dari ore. Dan faktor compacness dari ore secara langsung

mempengaruhi perhitungan berat percubit feet perlu

diingat pula bahwa cubit feet dari ore dalam fragment

Page 55: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

kering (sear) beratnya berlainan dengan suatu cubit feet

ore di stope.

Biasanya dengan penimbangan beberapa kali sehingga

diketemukan suatu faktor untuk perhitungannya. Tiap saat

tertentu harus dicari faktor baru untuk menghitungnya.

Cara perhitungannya dengan square set, semua mining

method menggunakan square set method system.

Ada tiga cara untuk mengukur stope :

Instrument dan pita ukur

Swing, string atau kompas gantung

Menghitung timber set

Pemilihan ini tergantung pada ukuran, bentuk, tidak

tersusunnya serta urutan dari ore body, demikian pula

secara penambangannya juga mempengaruhi pemilihan ini.

Usedangkan luas dari seksi dapat dihitung dengan :

Planimeter

Membagi daerah tersebut ke dalam daerah yang

luasnya dapat ditentukan.

Menimbang seksi-seksi itu.

Planimeter : sangat baik dan teliti jika dikerjakan

dengan hati-hati.

Membagi daerah : cara ini dapat dilaksanakan bila tidak

diperoleh planimeter. Suatu square set dibuat pada

tracing float atau dapat juga pada kertas putih (berat)

dan siku ini ditempatkan pada grib. Semua persegi

tersebut dihitung, dan bagian yang dikombinasikan

memberikan luas seluruhnya bila diketahui luas daerah

Page 56: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

persegi itu maka luas dari seluruh seksi itu dapat

dihitung.

Menimbang bagian : dengan cara ini bagian ditambang,

pada timbangan analitis dengan pembacaan 0,001 gram, dan

kertas yang kwalitasnya betul-betul baik. Bahan kertas

sebaiknya uniform. Satuan unit dari luas dipotong dan

ditimbang sebagai standart. Jika skala diambil 20 maka

luasnya adalah 20 x 20 = 400 meter, kemudian bagian lain

dipotong dan ditimbang.

Ukuran Meredian

Untuk memindahkan koordinat yang besar dari permukaan

tanah ke dalam tanah (deep mining) merupakan salah satu

pekerjaan yang terpenting dan yang tersukar yang harus

dilakukan oleh seorang sarjana tambang untuk mencapai

operasi yang tepat.

Tidak hanya koordinat tersebut dipindahkan melalui

drift, tetapi harus juga dilakukan melalui raise dan

shaft di bawah tanah ke elevasi yang lebih tinggi.

Maksudnya posisi (keadaan) yang relatif dari ore macam-

macam level dapat diketahu dengan cepat. Makin jauh dari

itik permukaan makin besar ketelitian yhang harus

diperhatikan. Jadi ketelitian tergantung dari faktor jauh

dekatnya tunnel yang diukur. Jadi masing-masing pekerjaan

terghantung teknik yang digunakan.

Cara untuk memindahkan meredian tergantung dari jalan

masuk dari penambangan tersebut. Jadi ada tiga cara untuk

pengukuran meredian yaitu :

Page 57: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

# Tunnel

# Inclined opening

# Critical opening : - one shaft

- Two shaft

TUNNNEL SURVEY

Untuk membahas cara ini perlu dibicarakan lebih

lanjut pada bab tersendiri.Kalau tunnel terlalu

panjang, sampai 1.000 feet atau 3 kilometer panjangnya,

maka diperlukan pembacaan sudut dua kali.Koreksi

pengukuran panjang harus diperhatikan, disebabkan oleh

tegangan dan temperatur.Cara pengukuran tidak dapat

dilakukan dengan bebrapa cara.Satu menit instrument

adalah sudah cukup meskipun harus diulangi lebih dari 1

kali, akan lebih teliti daripada menggunakan 30 menit

instrument.

INCKINED OPENING

Banyak sekali operasi pertambangan dalam daerah yang

miring bila suatu inclined melebihi 500 instrument,

dengan telescope yang tetap sukar digunakan.Sudut

vertikal tergantung dari jenis instrument, dan besarnya

biasanya kurang dari 500.

Untuk daerah miring maka pengukur memerlukan suatu

tambahan.Banyak jenis instrument yang didapat dengan

memakai cara optik tertentu yang dapat digunakan

sebagai teleskope tambahan.

Page 58: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Biasanya instrument ini kurang

dipergunakan.Teleskope tambahan dapat dapat di gunakan

dalam dua cara, yaitu:

Sebagai side teleskope

Sebagai top teleskope

Pemilihan berdasarkan alasan mana yang

terbaik.Sebelumnya pemilihan ini tergantung pada faktor

batuan (keadaan batuan).Biasanya kalau instrument

digunakan untuk mengontrol pembuatan suatu lubang yang

miring (inclined opening), dimana inclined merupakan

faktor yang kedua, tetapi azimuth menjadi pengontrolan

yang kedua, sedangkan yang pertama, maka pemilihan pada

side teleskope.

Disamping itu kalau pekerjaan untuk memindahkan

meridian, bukan pekerjaan sehari-hari, maka side

teleskope adalah yang terbaik.

Page 59: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

BAB VI

COMPASS SURVEY

Umumnya sering sekali digunakan untuk pengukuran

pada tambang.Kompass Bruntondigambarkan dalam gambar

berikut :

Brunton Compass

DEKLINASI

Sebelum mulai suatu survey, cocokkan atau stel

deklinasi tepat pada kompas Brunton.Bila deklinasinya

Timur, putarlah lingkaran kompas searah jarum jam pada

titik penunjuk dekat arah dari alat (instrument), dan

jika deklinasinya Barat, putar dia berlawanan arah

perputaran jarum jam.

Bila digunakan kompas dimana deklinasi magnetisnya

tidak dapat disetel, maka semua pembacaan harus dikoreksi

terhadap deklinasi.

Tabel berikut akan sangat menolong dalam hal ini.

Untuk memperoleh trus bearing (sebenarnya)

Page 60: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Magnetik bearing Deklinasi Timur Deklinasi Barat

Timur-laut

Tenggara

Barat-Laut

Barat Daya

Deklinasi tambah

Deklinasi kurang

Deklinasi kurang

Deklinasi tambah

Deklinasi kurang

Deklinasi tambah

Deklinasi tambah

Deklinasi kurang

PENCATATAN HASIL SURVEY DENGAN KOMPASS

Fungsi dari pengambilan catatan dalam survey adalah

merupakan sesuatu hal yang sangat penting.Banyak sekali

enginer-enginer yang tidak memperhatikan hal itu,

sehingga diperoleh sejumlah cara untuk mencatat data yang

memusingkan.

Pemilihan terhadap sistem pencatatannya dapat

dipengaruhi oleh ada tidaknya tarikan magnetis yang

berkekuatan cukup, yang mengganggu pembacaan magnetis

yang benar.

Gambar 27 a menunjukkan sistem yang sangat berguna dan

dapat dengan mudah dimengerti bila tidak ada tarikan.Bila

kompas dipakai dalam daerah kerja yang praktis datar,

tidak memerlukan sudut vertikal, maka kolom untuk SD, VA

dan VD dicoret.Pencatatan kearah kiri dan kanan dibuat

kolom REMARK (keterangan).

Kondisi yang tidak ada tarikan luar sangat jarang didapat

sebaliknya banyak terdapat timbunan pipa-pipa untuk

pentilasi atau rel kereta, peralatan bor dll, tidak

begitu jarang untuk itu data yang disarnkan pada gambar

Page 61: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

27 b, mungkin diperlukan.Format memberi ruang untuk

keduanya yaitu bearing BS dan FS.

Perlu diperhatikan waktu membalikkan kuadrat bagi

bearing.

Catatan survey dengan Compass

BS sebelum menghitung angel right ini dapat dihindarkan

dengan membalikkan kompas waktu mengambil arah belakang

(BS) atau membalikkan pencatatan waktu mencatat data,

tetapi pertolongan waktu demikian tidak dinasehatkan

untuk digunakan.

Catatan bahwa juga berpengaruh dari luar dicamtumkan pada

station 35. dari 34 ke 35 bearingnya adalah 340 38’ SW dan

BS dari 35 ke 34 adalah N 420 30’ E beda 8

0 bila tidak ada

tarikan BS akan dibaca N 340 30’ E.

Sepanjang dengan beruntun lebih menguntungkan jika

dicantumkan kolom lain, yaitu “Calculated Bearing”.

Page 62: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

Gambar berikut menunjukkan cara lain untuk mencatat

data survey dengan kompas. Cara ini lebih disukai dari

pada cara yang lain. Bila dilakukan survey datanya

diplotkan kira-kira sama jarak dan arah. Tidak digunakan

busur derajat ataupun skala kesalahan-kesalahan dalam

pembacaan kompas, kesalahan jarum, kesalahan kwadran,

kesalahan angular, dan kadang-kadang.

Pengaruh magnetis luar seketika didapat karena data

yang di plot tidak sesuai dengan penempatan sebenarnya

seperti yang nampak pada peninjauan.

Page 63: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

MANIPULASI DENGAN KOMPASS

Perlu diuraikan dari yang pertama kali mulai atau

mengunakan kompass.

Bagian ujung cermin kompas (lihat gambar kompass) di

pegang bertentangan dengan perut, instrument disangga

dengan tangan kiri, ibu jari tangan kanan menekan ringan

pengatur jarum (disebelah kanan sekrup pengatur

deklinasi). Cermin cadangan terbuka masing-masing

dinaikkan atau diturunkan.

Masing-masing dinaikkan atau diturunkan pada sendi

pintu atau engsel samapai sinar arah depan (FS) dan

pandangan nampak dicerminpada saat yang sama nivo dijaga

seimbang. Kompas diputar dengan tangan kiri dari badan

sinar pandangan terbuka dan garis pada cermin segaris.

Jarum diklem dengan tekanan halus untuk memperlambat dan

menekan gerakan jarum, jarum di klem pada titik tengah

dari ayunan. Atau posisi maksimum dan minimum di amati

dan di ambil rata-ratanya. Metode pertama lebih dikuasai,

ketelitian harus diperhatikan untuk menempatkan

instrument datar dan untuk melihat bahwa jarum tidak slip

sebelum di klem.

Pelaksanaannya tidaklah sesukar seperti kedengarannya,

setelah sedikit praktek dapat dilakukan dengan cepat dan

memuaskan.

Untuk mengukur sudut vertical, kompas dimiringkan ke

dalam bidang tegak, ½ sehingga ujung sepanjang cermin dan

kotak kompas akan sejajar dengan garis pandangan. Sinar

Page 64: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

pandangan depan, titik pandangan dan garis cermin

diluruskan, dan nivo tabung diimbangkan, baru sudut

verticalnya di baca.

Prosedur lain yang bisa dipakai yaitu menempatkan kompas

pada batuan yang miring dan membaca sudutnya. Rata-rata

dari sejumlah pembacaan memberikan kira-kira sama oleh

kedua cara itu. Untuk menghitung strike (arah lapisan)

dipegang seperti yang telah diuraikan untuk traversing.

D. MENGHILANGKAN PENGARUH MAGNETIS

Dalam pelaksanaan survey yang mempunyai pengaruh

magnetis engineer harus tetap menjaga terhadap pengaruh-

pengaruh tersebut jarum kompas dapat disimpangkan dari

deviasi normal (pandangan normal) dengan daerah bagian

magnetis di seberang pandangan (magnetis, cormite,

pyrotite, dan sebagainya bebrapa mineral tidak hanya

sedikit magnetisnya tetapi dalam masa yang besar molekuk

dapat mempengaruhi jarum mengakibatkan kesalahan besar).

Adanya pengaruh-pengaruh demikian telah diketahui

dengan mengambil bearing pada setiap ujung dari garis.

Suatu variasi dari 10 mungkin kesalahan orangnya dalam

manipulasi. Variasi yang lebih besar menunjukkan anomali

dari beberapa…..

Untuk memperoleh survy dengan kompas yang betul,

pembacaan jarum ke patok depan dan belakang harus

Page 65: Materi Kuliah Ilmu Ukur Tambang

diambil. Kalau bergerak atau sedikit perubahan dalam

posisi pengaruh pada magnetute dari tarikan.

Tidak boleh terlalu percaya terhadap ketelitian

survey dengan kompas. Jika jarak pendek dan padat dapat

dikaitkan pada patok transit atau monumen yang terkenal

atau obyek-obyek lain, dan memberikan rata-rata yang

memuaskan dari kontrol pelaksanaan. Dalam banyak tambang,

raise, winse, cross cuts, stope, strances.

Jika suatu kemungkinan kesalahan dari beberapa feet

dalam jarak kasar ratusan feet adalah frekuensi yang

kecil, kompas dapat dipakai atau digunakan.