tugas antropologi tentang pela
DESCRIPTION
pelaTRANSCRIPT
Antropologi, Sosiologi
22 juli 2014
dan Psikologi
PELA
Disusun Oleh :Hasan T.B Salampessy
2013-83-059
Program Studi Pendidikan DokterFakultas KedokteranUniversitas PattimuraKATA PENGANTAR
Puji syukur saya penjatkan atas berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulisan makalah dengan judul PELA ini dapat terselesaikan dengan baik dan lancer.
Keterbatasan informasi dan waktu yang didapat telah menghambat makalah ini, tetapi penulis selalu berusaha dapat menyelesaikan makalah dengan judul PELA ini dengan baik.
Penulis sadar makalah ini jauh dari sempurna, dan dengan rendah hati menerima semua kritik yang membangun.
Ambon, 22 Juli 2014
Penulis PELA
Pela adalah suatu sistem hubungan social yang dikenal dalam masyarakat Maluku, berupa suatu perjanjian hubungan antara satu negeri (kampug atau desa) dengan negeri lainnya, yang biasanya berada dipulau lain dan kadang juga menganut agama lain dimaluku (bahasa Ambon: Tapele Tanjong). Biasanya satu negeri memiliki paling tidak satu atau dua pela yang berbeda jenisnya. Nama saya Hasan T.B Salampessy saya berasal dari Pelau (Haruku). Pelau memiliki ikatan pela dengan desa Titawaai (Nusa Laut). Pelau dengan titawaai berhubungan dengan pela karas atau pela tumpah darah. Dikatakan pela karas atau tumpah darah karena pela ini ditetapkan melalui sumpah para leluhur kedua belah pihak. Sumpah itu dimaksudkan untuk mengikat persaudaraan darah untuk selamnya. Sehingga ketika yang satu mengalami kesusahan atau memerlukan bantuan, maka yang lain harus membantu. Hal ini merupakan komitmen yang sudah merupakan kewajiban. Semua warga dari desa-desa yang mengikat pela ini tidak terlepas dari tuntutan-tuntutan, seperti tidak boleh saling menikah, tidak boleh saling menghina, tidak boleh saling berkelahi dan harus saling membantu serta memikul beban. Di Pelau, Haruku. Dulunya ada sebagian masyarakat yang suka meminum minuman keras setiap hari da nada juga orang yang tidak menyukai kebiasaan minum ini. Orang-orang yang tidak menyukai kebiasaan minum ini pun kemudian keluar dari pulau dan membuat kampung sendiri yaitu Ori. Jadi Ori dan Pelau sama-sama memiliki pela dengan Titawaai. Sumpah yang diambil untuk mengikat tali persaudaraan ini benar terjadi dan bersifat sangat keras. Contohnya, ketika ada pembangunan masjid di Pelau warga Titawaai wajib datang walaupun tak diundang, begitupun sebaliknya ketika ada pembangunan gereja di Titawaai, warga Pelau wajib datang walaupun tak diundang. Lewat pela ini hubungan baik dan persaudaraan antar kedua pulau ini akan tetap terjaga dan terjalin.