tugas analisis kasus kep patofisiologi manusia
DESCRIPTION
PATOFISIOLOGITRANSCRIPT
RK. 4 AGB 202B_laporan ke-1_KEP_kelompok 2.doc.docx
Laporan Praktikum Ke-1 Hari/Tanggal : Senin, 23 Februari 2015MK. Patofosiologi Gizi RK : 4 AGB 202B
KURANG ENERGI PROTEIN
Oleh :Kelompok 1Dian AnnisaI14130010Theresia Dwi WahyuniI14130044Novia Aulia RiniI14130113Fuad Andi PrakosoI14130125
Dosen Praktikum :dr. Naufal Muharam Nurdin, S.Ked dr. Karina R. Ekawidyani, M.Gizi
Koordinator Mata Kuliah:Dr. Rimbawan
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKATFAKULTAS EKOLOGI MANUSIAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2015
GAMBARAN UMUM KASUS : KEPNeuroblastoma merupakan kanker pada sistem saraf yang kerap terjadi pada anak-anak. Jenis kanker ini bisa tumbuh di berbagai bagian tubuh. Kanker ini bersumber dari jaringan yang membentuk sistem saraf simpatis yakni bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi tubuh involunter/diluar kehendak, dengan cara meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, mengkerutkan pembuluh darah dan merangsang hormon tertentu. Neuroblastoma kerap kali berasal dari jaringan kelenjar adrenal di perut. Kemudian menyebar dengan cepat ke hati, kelenjar getah bening, tulang, dan sumsum tulang. Belum diketahui pasti penyebab munculnya kanker ini, namun faktor keturunan diduga ikut berperan dalam terbentuknya sel-sel tumor. Gejalanya tergantung kepada asal tumor dan luas penyebarannya. Gejala awal biasanya berupa perut yang membesar, perut terasa penuh dan nyeri perut (Mulatsih et al. 2009). Menurut Supariasa (2000) Kurang Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu. Terdapat 3 tipe gizi buruk adalah marasmus, kwashiorkor, dan marasmuskwashiorkor. Menurut Nelson (2003), penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat terjadi karena masukan makanan yang kurang, infeksi yang berat dan lama menyebabkan marasmus, terutama infeksi enteral , kelainan struktur bawaan, prematuritas dan penyakit pada masa neonatus, pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup, gangguan metabolik, misalnya renal asidosis, idiopathic hypercalcemia, galactosemia, lactose intolerance g. tumor hypothalamus, serta penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan tambahan yang kurang akan menimbulkan marasmus. Tanda dan gejala penyakit KEP marasmus yakni anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, iga gambang dan perut cekung, otot paha mengendor (baggy pant), cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar, pembesaran hati dan sebagainya (Depkes RI 2000).
KASUS 1: KEP
An. D usia 8 tahun 7 bulan datang ke rumah sakit atas rujukan dari poli hematologi. Sejak 3 bulan SMRS Os mengalami demam naik turun dan didiagnosis TB tulang, 2.5 bulan SMRS muncul benjolan pada dahi sebelah kiri sebesar 1-2 cm. saat 1.5 bulan SMRS benjolan bertambah besar dan muncul benjolan lainna di leher. Os merasa nyeri perut, BAB 2 hari sekali. napas sesak dan lemas.Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak kurus, terlihat benjolan di kepala dan leher, terdapat iga gambang, serta hepatomegali. Tekanan darah 125/84 mmHg, pernapasan 32x/menit, nadi 100x/menit dan suhu 36C. BB 23 kg, TB 130 cm, LLA 11.5 cm. pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hemoglobin 6.29 g/dL, albumin 2.8 mg/dL, eritrosit 4.1 juta/L, hematokrit 20%, leukosit 5430/L, trombosit 130.000/L, SGOT 26 U/L, SGPT 24 U/L.Os merupakan anak ke dua dari 3 bersaudara, tidak ada riwayat penyakit serupa di keluarga. kondisi ekonomi keluarga Os termasuk golongan menengah ke bawah. Os sehari-hari sekolah ketika masih sehat. sejak sakit berat badan Os mengalami penurunan.Pola makan Os sebelum masuk rumah sakit adalah 3 kali makan utama dan minum susu. total asupan Os dalam sehari sebesar 1300 kkal, 39 gram protein, 21 gram lemak dan 190 gram karbohidrat. Terapi medis yang diberikan dokter kepada Os adalah Captopril dan Resomal.Diagnosis medis: Neuroblastoma, gizi buruk marasmik.
Assesment1.1Identitas PasienNama: An.DUmur: 8 tahun 7 bulanJenis Kelamin: Laki-lakiPekerjaan: Pelajar1.2AntropometriBerat Badan : 23 kgTinggi Badan : 130 cmIMT: 13.61LLA: 11.5 cmKesimpulan : Kurus
Biokimiawi
Tabel 1 Hasil Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaanHasilNilai NormalKeterangan
Albumin2.8 mg/dL3.5 -5.0 g/dLRendah
Eritrosit4.1 juta/L4.4-5.6 juta/LRendah
Hematokrit20% mg/dL40%-50% mg/dLRendah
Hb6.29 mg/dL12-14 mg/dLRendah
Leukosit5430/L3200 -10000 /LNormal
Trombosit130000/L170-380 x 103 LRendah
SGOT26 U/L5-35 U/LNormal
SGPT24 U/L5-35 U/LNormal
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, kadar albumin, eritrosit, trombosit, hematokrit, Hb Os lebih rendah dari batas normal. Hematokrit dan hemoglobin yang rendah menunjukkan bahwa os mengalami anemia. Konsentrasi eritrosit, hemoglobin, dan hematokrit yang rendah dapat disebabkan karena kurang gizi (Mahan dan Stump 2008). Albumin yang rendah menunjukkan adanya gangguan fungsi hati, inflamasi akut, malagizi, kurangnya sintesis akibat berkurangnya asupan asam amino esensial. Trombosit yang rendah dapat disebabkan oleh anemia hemolitik atau anemia aplastik.
Klinis
Tabel 2 Hasil Pemeriksaan Klinis dan FisikPemeriksaanHasilNormalKeterangan
Tekanan darah 125/84 mm/Hg