tugas 5 mpi

12
Quality Control dari PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (http://www.jne.co.id/index.php?lang=IN) PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman. Di dalam prosedur ini hanya akan dibahas customer retail yang melakukan pengiriman ke agen secara langsung. Di dalam prosedur pengiriman ini terbagi dua pembagian prosedur yaitu proses Outbound dan proses Inbound. Proses Outbound adalah proses pemberangkatan kiriman dari kota asal ke kota akhir atau kota tujuan. Proses Inbound adalah proses penerimaan kiriman dari kota asal ke kota akhir atau kota tujuan. Prosedur Outbound Proses outbound ini dimulai ketika pengirim (shipper) melakukan permintaan pengiriman ke counter agen secara langsung dengan membawa kiriman yang sudah dikemas dan sudah diberi keterangan lengkap (nama penerima, alamat penerima, nomor telepon penerima, nama customer dan nomor telepon customer), setelah itu counter agen akan membuat connote dan akan mengukur berat kiriman, menanyakan jenis kiriman, dan menanyakan isi kiriman tersebut. Bagian counter agen akan mencetak connote 6 rangkap sesuai dengan connote yang dibuat, dan customer akan diminta untuk menandatangani connote rangkapan ke-1 dan ke-3 serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah yang tertera pada connote, setelah itu bagian counter agen akan menyerahkan rangkapan ke-1 dan ke-2 kepada customer, menyimpan rangkapan ke-2 dan melampirkan rangkapan ke-4 sampai ke-6 pada kiriman. Pada setiap akhir transaksi maka bagian counter agen akan membuat packing list berdasarkan jumlah transaksi kiriman yang terjadi pada satu hari kerja, dimana nantinya packing list ini akan dicetak dan dilampirkan

Upload: zebian-paskalis-pratama

Post on 03-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 5 MPI

Quality Control dari PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir

(http://www.jne.co.id/index.php?lang=IN)

PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman. Di dalam prosedur ini hanya akan dibahas customer retail yang melakukan pengiriman ke agen secara langsung. Di dalam prosedur pengiriman ini terbagi dua pembagian prosedur yaitu proses Outbound dan proses Inbound. Proses Outbound adalah proses pemberangkatan kiriman dari kota asal ke kota akhir atau kota tujuan. Proses Inbound adalah proses penerimaan kiriman dari kota asal ke kota akhir atau kota tujuan.

Prosedur Outbound

Proses outbound ini dimulai ketika pengirim (shipper) melakukan permintaan pengiriman ke counter agen secara langsung dengan membawa kiriman yang sudah dikemas dan sudah diberi keterangan lengkap (nama penerima, alamat penerima, nomor telepon penerima, nama customer dan nomor telepon customer), setelah itu counter agen akan membuat connote dan akan mengukur berat kiriman, menanyakan jenis kiriman, dan menanyakan isi kiriman tersebut. Bagian counter agen akan mencetak connote 6 rangkap sesuai dengan connote yang dibuat, dan customer akan diminta untuk menandatangani connote rangkapan ke-1 dan ke-3 serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah yang tertera pada connote, setelah itu bagian counter agen akan menyerahkan rangkapan ke-1 dan ke-2 kepada customer, menyimpan rangkapan ke-2 dan melampirkan rangkapan ke-4 sampai ke-6 pada kiriman. Pada setiap akhir transaksi maka bagian counter agen akan membuat packing list berdasarkan jumlah transaksi kiriman yang terjadi pada satu hari kerja, dimana nantinya packing list ini akan dicetak dan dilampirkan bersamaan dengan connote rangkapan ke-3 yang akan diberikan kepada driver pick-up untuk pengambilan kiriman yang akan diantar ke bagian receiving.

Kiriman yang telah diambil oleh bagian driver pick-up akan diserahkan kebagian receiving untuk dilakukan scan barcode yang tertera pada connote, setelah semua sudah di-scan maka bagian receiving akan membuat form serah-terima untuk diberikan kepada driver pick up tersebut kemudian bagian driver pick-up akan menyerahkan connote rangkap ke-3 ke bagian billing untuk diarsip. Kiriman yang sudah di-scan oleh bagian receiving akan diserahkan ke bagian divisi sortir untuk dilakukan sortir menurut jenis tujuan kiriman apakah tujuan kiriman itu domestik, international, atau dalam kota. Untuk jenis tujuan kiriman domestik dan international akan diserahkan kebagian departemen NTD (National Transport Departemen), untuk jenis tujuan kiriman dalam kota akan diserahkan kebagian intracity dan despatch. Pada setiap harinya akan datang driver pick-up dari masing-masing departemen untuk mengambil kiriman.

Page 2: Tugas 5 MPI

Driver pick-up departemen akan mengantarkan kiriman kebagian checker outbound untuk dilakukan scan barcode kembali dan membuat form serah terima untuk diberikan kepada driver pick-up sebagai bukti bahwa kiriman telah diserahkan kebagian cheker outbound. Kiriman yang sudah di-scan akan diserahkan kepada bagian divisi sortir untuk disortir berdasarkan kota tujuan akhir dan akan dilakukan pencabutan connote rangkapan ke-4 setelah itu akan dilakukan bagging menurut kota tujuan akhir, bagain divisi sortir juga bertugas untuk membuat cargo manifest sebagai pendataan ada berapa kiriman dalam satu bag untuk mempermudah pengiriman. Divisi sortir akan menyerahkan cargo manifest bersama connote rangkap ke-4 kebagian entry data.

Bagian entry data akan melakukan scan barcode kembali connote rangkap ke-4, setelah itu bagian ini akan membuat manifest outbound sesuai dengan cargo manifest yang diterima untuk pendataan kiriman apa saja yang akan diberangkatkan. Setelah itu bagian entry data akan menyerahkan cargo manifest kepada bagian staff outbound, bagian staff outbound akan menegecek jadwal penerbangan yang ada pada website maskapai penerbangan, setelah mendapatkan jadwal yang sesuai dengan jenis kiriman maka akan dilakukan pemesanan penerbangan dan akan langsung dibuatkan SMU (Surat Muatan Udara) sesuai dengan maskapai penerbangan masing-masing. Bagian staff outbound akan mencetak SMU dan menyerahkan SMU kepada bagian driver yang bertugas mengantarkan kiriman ke bandara dan driver juga bertugas membuat cargo checklist. Setelah kiriman sampai di bandara maka bagian staff outbound di bandara akan menerima cargo checklist dan akan memeriksa cargo checklist untuk memastikan tidak ada kiriman yang hilang selama perjalan dari kantor ke airport dan menandatangani cargo checklist dan meminta tandatangan bagian penerbangan. Setelah itu bagian staff outbound di bandara akan melakukan outbound confirmation kepada bagian staff outbound di kantor sebagai pemberitahuan keberangkatan melalui sistem.

Prosedur Inbound

Setelah kiriman sampai di airport daerah tujuan, staff inbound airport akan melakukan

report/konfirmasi ke staff outbound kota asal mengenai pengiriman tersebut apakah data yang ada dalam SMU sudah lengkap atau belum melalui email, fax, SMS, atau melalui telepon, jika semua kiriman sudah lengkap maka kiriman akan diambil oleh driver pick-up bandara ke kantor cabang daerah penerima dan akan dilakukan Manifesting Inbound (Pendataan barang masuk) oleh bagian cheker inbound serta melakukan sortir berdasarkan komoditi daerah tujuan pengiriman. Setelah itu bagian entry data bagian Inbound akan membuat delivery runsheet untuk diberikan kepada bagian driver yang akan mengantarkan ke penerima (consignee) sesuai dengan alamat masing-masing. Driver yang mengantarkan kiriman akan menyerahkan kiriman kepada penerima berserta connote rangkapan ke-5 dan ke-6 untuk ditandatangani oleh penerima sebagai bukti bahwa kiriman telah diterima, untuk connote rangkapan ke-5 akan diambil oleh driver sebagai bukti pengiriman telah dilakukan. Setelah

Page 3: Tugas 5 MPI

driver selesai melakukan pengiriman sesuai dengan deliver runsheet, maka driver akan memberikan connote rangkapan ke-5 dan delivery runsheet ke bagian POD (Proof-Off Delivery) untuk dilakukan pengecekan ulang apakah ada kiriman yang belum terkirim, jika ada kiriman yang belum terkirim, maka kiriman akan diserahkan ke bagian undelivery untuk dikonfirmasikan kembali kepada pihak pengirim ataupun penerima, jika tidak ada maka akan dilakukan entry POD oleh bagian POD untuk mengkonfirmasikan status kiriman.

Bagian undelivery akan menelepon kepada pihak penerima ataupun pihak pengirim jika sudah mendapatkan konfirmasi untuk pengiriman ulang maka akan dibuatkan form CSDI

(Customer Service Delivery Instruction) 3 rangkap (rangkap ke-1 untuk diarsip oleh bagian undelivery, rangkapan ke-2 untuk kurir yang akan mengirim ulang dan rangkap ke-3 diberikan kepada penerima). Setelah itu akan dilakukan undelivery confirmation. Kiriman akan diberikan kembali kepada driver melalui checker outbound untuk dilakukan pengiriman ulang, jika belum ada konfirmasi maka kiriman akan disimpan sampai konfirmasi diterima tetapi bila tidak ada konfirmasi maka kiriman akan dikirim kembali ke pengirim.

Untuk itu, semua dilakukan dengan tambahan kode yang ada pada setiap barang kiriman. Kode tersebut akan berbeda di setiap barang di seluruh JNE yang ada di Indonesia. Kode atau pihak JNE menyebutnya dengan nomor resi akan diberikan kepada pengirim ketika pengirim selesai melakukan prosedur pada agen JNE. Kode ini merupakan kombinasi angka dan huruf yang bisa dilacak keberadaannya melalui website JNE (http://www.jne.co.id/index.php?lang=IN). Di sana akan tertera nomer resi, kota asal, kota tujuan, dan status pengiriman. Jika pengiriman masih berada dalam perjalanan, statusnya akan On-Road. Jika sudah sampai pada penerima, statusnya adalah Done.

Page 4: Tugas 5 MPI

Quality Control dari Sari Roti

(http://www.sariroti.com/content/teknologi/)

A. TAHAP PERSIAPAN

Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor yang sangat berperan adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang berkualitas akan memberikan hasil dengan kualitas yang cukup baik. Dalam proses pembuatan Sari Roti, bahan baku dipilih melalui proses seleksi yang ketat sesuai standar yang telah ditetapkan di internal perusahaan. Bahan baku yang terpilih harus memenuhi syarat dapat memberikan hasil berupa roti yang berkualitas, baik dari segi penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa. Selain itu, bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar dapat menjamin status kehalalan roti yang dihasilkan. Bahan baku yang dikirim oleh Pemasok diperiksa terlebih dahulu melalui proses yang cukup ketat, dengan tujuan agar Pemasok yang telah terpilih dapat menjaga konsistensi kualitas dari bahan baku yang diterima. Bahan baku yang diterima selanjutnya disimpan di gudang bahan baku sesuai dengan persyaratan standar penyimpanan masing-masing bahan. Pada saat proses pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang sesuai dengan standar formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang bertugas harus memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang digunakan telah ditimbang dengan benar agar dapat menjaga konsistensi kualitas roti yang dihasilkan.

B. PROSES PEMBUATAN ROTI

Dalam proses pembuatan roti, dikenal beberapa metode proses pembuatannya. Mulai dari proses yang hanya memerlukan satu kali pencampuran seperti straight dough mixing dan no-time dough mixing, hingga proses pembuatan roti yang memerlukan dua kali proses pencampuran sepertisponge and dough mixing. Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam proses pembuatan roti, Sari Roti menggunakan metode sponge and dough mixing. Metode ini memiliki kekurangan berupa proses yang diperlukan memerlukan waktu yang lebih lama, namun kelebihannya adalah dapat memberikan roti dengan kualitas terbaik, baik dari segi tekstur, kelembutan, aroma, dan rasa dari roti yang dihasilkan.

Pada proses pencampuran pertama atau sponge mixing, sebagian bahan baku dicampurkan terlebih dahulu untuk menghasilkan adonan biang. Bahan baku yang telah tercampur selanjutnya disimpan pada tempat khusus untuk kemudian disimpan pada ruang fermentasi. Pada proses fermentasi ini, ragi yang ada pada adonan akan bekerja memecah karbohidrat yang terdapat pada tepung terigu dan beberapa bahan lainnya menjadi alkohol dan beberapa jenis asam. Alkohol dan asam tersebut yang akan berperan besar terhadap aroma dan rasa khas dari adonan roti yang dihasilkan. Pada proses fermentasi ini juga dihasilkan gas CO2 yang kemudian terperangkap di dalam adonan sehingga volume adonan akan mengembang beberapa kali lipat dari volume adonan awal. Proses fermentasi ini berlangsung antara 3 hingga 4 jam pada ruangan khusus yang dijaga suhu dan

Page 5: Tugas 5 MPI

kelembabannya agar proses fermentasi dapat berlangsung secara sempurna. Setelah proses fermentasi selesai, adonan akan kembali dimasukkan ke dalam mixer untuk dilakukan proses pencampuran bahan kedua atau dikenal sebagai dough mixing. Pada proses ini adonan akan ditambahkan beberapa bahan baku lainnya seperti gula, garam, susu, dan beberapa bahan lainnya yang bertujuan untuk memberikan rasa yang khas pada masing-masing adonan roti yang dihasilkan.

Pada proses pencampuran kedua ini, adonan yang dihasilkan harus dipastikan telah dalam kondisi kalis, elastis, dan tidak lengket pada mesin. Kedua hal ini merupakan indikator utama bahwa adonan roti telah cukup baik dan dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya. Adonan selanjutnya diistirahatkan selama beberapa menit untuk menstabilkan suhu adonan dan untuk menjaga kualitas adonan. Selanjutnya adonan roti dipotong sesuai dengan standar berat yang telah ditetapkan untuk setiap produk menggunakan mesin pemotong khusus (divider) dan kemudian dibulatkan secara otomatis menggunakan rounder. Adonan yang telah dipotong dan dibulatkan tersebut selanjutnya akan masuk ke dalamintermediate proofer. Proses ini bertujuan agar adonan lebih relaks sehingga adonan menjadi lebih lembut dan mudah untuk dibentuk pada proses selanjutnya. Untuk menghasilkan adonan roti dengan ukuran pori yang seragam, adonan dipipihkan terlebih dahulu. Pada proses ini gas yang terdapat pada kantung udara akan dikeluarkan sehingga adonan akan memiliki pori-pori yang halus dan seragam. Adonan selanjutnya dibentuk sesuai dengan bentuk yang dikehendaki. Bentuk dapat berupa bentuk bulat, oval, bentuk seperti tabung, atau bentuk-bentuk lainnya. Khusus untuk roti manis, sebelum dibentuk biasanya adonan akan diisi terlebih dahulu dengan isian roti.

Setelah dibentuk, adonan selanjutnya disusun pada loyang khusus. Loyang yang sudah penuh dengan adonan selanjutnya disimpan pada rak khusus dan dimasukkan ke dalam ruang fermentasi akhir. Proses fermentasi akhir (final proofing) ini memiliki prinsip yang sama dengan proses fermentasi pertama, namun dilakukan dengan waktu yang lebih singkat. Setelah adonan mengembang dan diperoleh volume adonan yang sesuai dengan standar yang diharapkan, adonan selanjutnya dikeluarkan dan siap untuk dipanggang. Proses pemanggangan adonan (baking) dilakukan pada tunnel oven yang memiliki panjang sekitar 12 meter selama 10 hingga 30 menit, tergantung dari jenis roti yang akan dibuat, dengan suhu pemanggangan yang dijaga ketat agar roti dapat matang dengan sempurna. Selama proses ini, adonan akan dimatangkan baik di bagian dalam maupun bagian luar. Pada proses ini akan diperoleh warna roti yang diharapkan. Demikian pula dengan aroma khas roti akan muncul pada saat proses pemanggangan berlangsung. Roti yang telah matang selanjutnya akan dikeluarkan dari loyang (depanning) dan dilakukan proses pendinginan (cooling) pada cooling tower terlebih dahulu sebelum roti siap untuk dikemas. Proses pendinginan ini bertujuan agar uap air yang terdapat pada roti dapat keluar terlebih dahulu secara optimal. Apabila roti dikemas dalam kondisi yang masih panas akan lebih berpotensi menyebabkan roti mudah berjamur. Roti yang baru keluar dari oven juga umumnya kondisinya masih lembek. Khusus untuk roti tawar, jika roti tersebut langsung dipotong, maka roti akan lebih mudah rusak sehingga bentuknya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Setelah mencapai suhu yang telah ditetapkan, roti selanjutnya siap untuk dikemas. Khusus untuk roti

Page 6: Tugas 5 MPI

tawar, roti akan dipotong terlebih dahulu. Selain itu juga dilakukan proses sortir untuk memastikan bahwa roti yang akan dikemas adalah roti yang telah memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan.

Pada kemasan Sari Roti selalu tercantum kode produksi dan dilengkapi dengan tanggal baik sebelum, yang menyatakan roti baik untuk dikonsumsi sebelum tanggal yang tertera pada kemasan. Khusus untuk roti tawar Sari Roti, tanggal baik sebelum tertera pada kwiklok atau penjepit kemasan roti. Roti yang telah dikemas selanjutnya akan dilewatkan terlebih dahulu pada metal detector. Hal ini bertujuan agar roti yang akan dijual kepada konsumen bebas dari kontaminasi fisik dan tidak membahayakan konsumen. Proses metal detecting ini juga merupakan salah satu bagian implementasi sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) pada proses pembuatan Sari Roti. Roti yang telah lolos dari metal detector selanjutnya akan disusun pada krat khusus, diserahkan kepada gudang Finished Goods dan siap untuk didistribusikan.

C. DISTRIBUSI

Proses pendistribusian produk Sari Roti berlangsung selama 24 jam. Dan untuk menjamin bahwa produk yang sampai kepada konsumen adalah produk yang fresh, Sari Roti dibuat setiap hari, sehingga setelah Sari Roti selesai diproduksi, Sari Roti akan segera dikirimkan kepada konsumen, baik melalui jalur traditional market maupun modern market. Dengan 8 pabrik yang ada saat ini yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan) hingga saat ini Sari Roti akan mudah didapatkan.

Page 7: Tugas 5 MPI

TUGAS 5

MANAJEMEN PROYEK INDUSTRI

Kelas Manajemen Proyek Industri

Dr. Sri Bramantoro Abdinagoro M.M.

Disusun Oleh:

Nabila Farah Thufaila, 1306415900

Teknik Metalurgi dan Material

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

2014