mpi prinsip 14
TRANSCRIPT
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 1/11
Prinsip 14 : Menjadi organisasi melalui refleksi diri tanpa
kompromi (Hansei) dan peningkatan berkesinambungan (Kaizen)
“Kami melihat kesalahan sebagai peluang untuk belajar .Bukannya menyalahkan orang lain ,
organisasi mengambil tindakan korektif dan menyebarkan pengetahuan mengenai pengalaman
masing-masing secara luas. Belajar merupakan proses kesinambungan di seluruh perusahaan,
ketika atasan memotivasi dan melatih bawahannya ; ketika para pendahulu melakukan hal yang
sama kepada penerusnya; dan ketika anggota tim di semua tingkatan berbagi pengetahuan
dengan yang lain.”
-Dokumen Toyota Way 2001, Toyota Motor Corporation.
Permulaan abad ke-21 meneruskan guncangan, ketidakpastian dan kompetisi yang ketat
dari akhir abad ke-20. Tidak ada lagi hari-hari perusahaan mendirikan pabrik, membuat produk
dengan baik, lalu memerah produk tersebut selama bertahun-tahun, hanya mengandalkan pada
keunggulan kompetitifnya seperti awalnya.Sebuah inovasi dan fleksibilitas telah meruntuhkan
pendekata bisnis kuno ini dari tumpuannya dan merupakan hal yang penting untuk tetap bertahan
dan menjadi tanda keberhasilan suatu bisnis. Sehingga diperlukan satu sifat utama :
Kemampuan untuk belajar.
Peter Senge memopulerkan konsep ini dalam bukunya, The Fifth Dicipline,
mendefinisikan organisasi pembelajar sebagai suatu tempat ( Senge, 1990 ):
…dimana orang terus-menerus mengembangkan kapasitas mereka untuk menciptakanhasil yang mereka benar-benar inginkan, dimana pola pikir baru dan terus berkembang
dipelihara, di mana aspirasi kolektif dibebaskan, dan dimana orang-orang terus-menerus
belajar bagaimana cara belajar bersama.
Senge berfokus pada “ pola pikir baru “ dan belajar cara untuk belajar.Maksudnya sebuah
organisasi pembelajaran tidak hanya mengadopsi dan mengembangkan bisnis baru atau
keterampilan baru, akan tetapi sebuah organisasi pembelajaran harus belajar cara mempelajari
keterampilan, pengetahuan dan kapabilitas baru. Sehingga untuk menjadi sebuah organisasi
pembelajaran sejati, kapasitas belajar utama dari organisasi harus ditumbuhkembangkan seiring
dengan waktu, dan juga membantu para anggotanya beradaptasi secara terus – menerus untuk menghadapi perubahan lingkungan yang kompetisi.
Toyota merupakan perusahaan pembelajar terbaik, alasannya adalah bahwa mereka dapat
melihat standardisasi dan inovasi sebagai dua sisi dari sebuah koin yang sama, melebur keduanya
sehingga tercipta kontinuitas yang hebat. Seorang individu bisa saja menemukan sebuah cara
inovatif mengenai bagaimana melakukan sesuatu.Namun untuk mentransfernya menjadi
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 2/11
pembelajaran bagi organisasi, satu cara baru harus distandardisasi dan diterapkan di seluruh
organisasi hingga ditemukan cara yang lebih baik. TPS itu sendiri dirancang untuk
mendorong anggota tim untuk berpikir dan belajar dan berkembang.Toyota berevolusi
dari inovasi, awalnya dalam membuat alat tenun dan kemudian dalam desain mobil, dan sejak
itu, para pemimpin telah bekerja keras untuk menjaga semangat inovatif hidup. Kemungkinan
aspek yang paling penting adalah aplikasi Toyota yang pantang menyerah dari proses yang
“biasa” yaitu peningkatan secara berkesinambungan, yang menghasilkan ribuan “lessons
learned”kecil.
The Toyota Way melibatkan pembelajaran organisasi dari kesalahan, menentukan akar
penyebab masalah, memberikan tindakan penanggulangan yang efektif, memberdayakan
karyawan untuk mengimplementasikan tindakan tersebut , dan mempunyai proses untuk
mentransfer pengetahuan baru kepada orang yang tepat sehingga menjadikannya sebagai bagian
dari daftar lengkap mengenai pemahaman dan perilaku oleh perusahaan. Bab inilah yang
menjelaskan bagaimana Toyota dapat mencapainya.
Prinsip : Mengidentifikasi Akar Penyebab Masalah dan Mengembangkan
Tindakan Penanggulangan
Tidak seperti kebanyakan perusahaan, Toyota tidak mengadopsi "program bulanan"
maupun tidak berfokus pada program yang hanya dapat memberikan hasil financial jangka
pendek. Toyota yang berorientasi proses serta secara sadar dan sengaja berinvestasi jangka
panjang dalam sistem yang terdiri dari karyawan, teknologi, dan proses yang bekerja sama untuk
memberikan nilai tertinggi kepada pelanggan . "Sistem" disini bukanlah sistem informasi,
melainkan proses kerja dan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan suatu tugas dengan waktu
yang minimum
Proses yang Benar akan Menghasilkan Hasil yang Benar, peningkatan berkesinambungan
(kaizen) dapat terjadi hanya setelah proses stabil dan terstandarisasi. Untuk menjadi organisasi
belajar, maka perlu memiliki personil yang tetap, promosi secara perlahan , dan sistem suksesi
yang sangat hati-hati untuk melindungi pengetahuan dasar organisasi. "Belajar" berarti memiliki
kemampuan untuk membangun berdasarkan masa lalu Anda dan bergerak maju secara bertahap,
daripada memulai dari awal dan menemukan sesuatu yang sudah pernah ada dengan personil
baru untuk setiap proyek.
Pada akhirnya, inti dari kaizen dan pembelajaran adalah sikap dan pola pikir dari semuapemimpin dan karyawan – sebuah sikap dari refleksi diri sendiri bahkan kritik pada diri sendiri,
sebuah keinginan yang membara untuk berkembang. Di dalam Toyota,tanda kekuatan terbesar
adalah ketika seorang dapat dengan terbuka menyebutkan hal-hal yang tidak berjalan dengan
benar, mengambil tanggung jawab, dan mengusulkan langkah penanggulangan untuk mencegah
hal tersebut terjadi lagi.
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 3/11
Mendapat Akar Penyebab dengan Bertanya “ Mengapa ? “ Lima Kali
Bagian yang menyatu dengan kaizen adalah analisis lima – mengapa (five – why) yang
terkenal dari Toyota. Dalam wawancara Yuichi Okamoto berkata ”Kami mempunyai teknik yang
sangat maju untuk menciptakan produk baru. Itu disebut lima – mengapa. Kami bertanya
mengapa lima kali.”
Alasan sarkasme Okamoto adalah karena tidak ada alat dan teknik yang kompleks untuk
menjelaskan keberhasilan Toyota pada pengembangan produk. Banyak orang terkejut ketika
saya berbicara dan memberitahu mereka bahwa Toyota tidak memiliki program Six Sigma. Six
Sigma didasarkan pada alat-alat analisis statistik yang kompleks. Di Toyota sebagian besar
permasalahan tidak membutuhkan analisis statistik yang kompleks, tapi membutuhkan usaha
yang keras, serta detail dalam memecahkan masalah.Ini membutuhkan pemikiran dan analisis
yang detil sekali, yang sudah tidak dilakukan lagi pada aktivitas sehari – hari di sebagian besar
perusahaan. Ini adalah masalah disiplin, sikap, dan budaya.
Taiichi Ohno menekankan bahwa pemecahan masalah yang sebenarnya membutuhkan
identifikasi "... 'akar penyebab' bukan 'sumber;' akar penyebab terletak tersembunyi di balik
sumber." 5 mengapa adalah suatu metode untuk menggali penyebab masalah yang lebih
mendalam secara sistematika untuk menemukan cara penanggulangan yang lebih dalam pula.
Tingkat Masalah Tingkat Jawaban Cara Mengatasi Masalah
Ada genangan oli di lantai kerja Membersihkan oli
Karena mesin masih meneteskan oli Memperbaiki mesin
Karena gasket telah using Mengganti gasket
Karena kita membeli gasket dari bahan yangkualitasnya lebih rendah
Mengubah spesifikasi gasket
Karena kita mendapat harga gasket yangmurah
Mengubah kebijakan pembelian
Karena bagian pembelian dievaluasi
berdasarkan penghematan biaya jangka pendek Mengubah kebijakan evaluasi untuk bagian
pembelian
Gambar 1.contoh pertanyaan investigasi “ 5-Mengapa”.
Jadi,nilai pelajaran yang harus diambil adalah terus menanyakan mengapa sampai akar penyebab
masalah ditemukan. Laksanakan penanggulangan masalah pada tingkat penyebab masalah
sedalam mungkin dan pada tingkat yang akan mencegah terulangnya masalah.
“Practical Problem Solving “ dalam tujuh langkah
Di Toyota, analisis lima-mengapa sering digunakan sebagai bagian dari proses tujuh
langkah yang mereka sebut "Practical Problem Solving." (Lihat Gambar 3.). Sebelum analisis
lima-mengapa dimulai, "Practical Problem Solving." meminta Anda untuk menjernihkan
permasalahan atau dalam terminology Toyota, "memahami situasi." Para pelatih yang
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 4/11
mengajarkan metodologi ini di dalam Toyota menemukan bahwa bagian yang paling sulit untuk
dipelajari adalah memahami situasi sepenuhnya sebelum memulai analisis lima-mengapa.
Memahami situasi dimulai dengan mengamati situasi dengan pikiran terbuka dan
membandingkan situasi sebenarnya dengan standar yang berlaku. Untuk menjernihkan
masalah, Anda harus mulai dengan pergi ke tempat dimana permasalahan terjadi (genchi
genbutsu).
Apakah
Permasalahannya?
Karyawan frustasi dan mengeluh mengenai system e-mail yang baru.
Mengapa? Karyawan tidak mengerti bagaimana menggunakan fungsi-fungsi dari system itu.
Mengapa? Karyawan tidak mendapatkan cukup pelatihan mengenai system yang baru, petumjuk
yang dapat mereka gunakan dan tidak memberikan masukan mengenai kebutuhan mereka
untuk fungsi dari system yang baru.
Mengapa? Manager Sistem Informasi mempunyai proses perencanaan yang buruk; tidak bertanya
kepada karyawan tentang kebutuhan mereka pada fungsi system, tidak merencanakan
pelatihan di depan, tidak memberi tahukan karyawan dengan menggunakan banyak
saluran komunikasi, tidak mengevaluasi buku petunjuk dengan karyawan (group pilot ).
Mengapa? Manager tidak memperoleh petunjuk dan dukungan dari atasannya, atau menerima
pelatihan proses perencanaan.
Mengapa? Perusahaan secara keseluruhan tidak mempunyai system efektif yang berlaku mengenai
proses internal, atau tidak disiplin dan menerapkan proses yang baik.
Mengapa? Managemen senior tidak berusaha menciptakan budaya kerja yang mendorong dan
menekankan proses internal yang efektif.
Gambar 2. “5-Mengapa” analisis dari permasalahan E-mail
Hal ini termasuk memprioritaskan sejumlah permasalahan yang berbeda dengan analisis Pareto.
Diagram Pareto menggunakan diagram balok untuk mensortir permasalahan berdasarkan
tingkat keseriusan, frekuensi,penyebab, atau sumber dan memperlihatkannya dalam urutan
ukurannya untuk menunjukkan permasalahan mana yang paling penting.Sederhana namun sangat
ampuh digunakan.
Pada titik ini anda juga ingin menetapkan target peningkatan. Kemudian anda mencoba
mengidentifikasi titik penyebab, “Point of Cause” I (POC) pada kesempatan pertama.Dari
kegiatan ini akan membawa anda ke hulu mendekati akar penyebabnya, yang akan dapat anda
temukan dengan menggunakan analisis lima-mengapa. Tujuan akhir dari cara ini adalah untuk
menemukan dan mengimplementasikan tindakan penanggulangan dan mengevaluasi
hasilnya.Karena dari titik ini, bila penanggulangan efektif, maka dapat dijadikan bagian
pendekatan baru yang terstandarsisasi.
Disamping alat, teknik dan pengukuran.Toyota sangat menitikberatkan pada pemikiranmendalam terhadap permasalahan dan pemecahannya.Di Toyota, dikatakan bahwa pemecahan
permasalahan adalah 20% alat-alat dan 80% pemikiran.
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 5/11
1.Persepsi Awal tentang Permasalahan(Permasalahan yang besar, tidak jelas dan rumit)
2.Menjernihkan permasalahan
Permasalahan “Sebenarnya”
3.menemukanarea/Point of
cause
POC
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Penyebablangsung
Penyebab
Penyebab
Penyebab
Penyebab
Memahami situasi
Menginvestigasipenyebab
Investigasi Dasar Sebab danAkibat
4.Investigasi 5-mengapa?Dari akar penyebab
Akar Penyebab
5.Tindakanpenanggulangan
6.Evaluasi
7.Standardisasi
Gambar 3. Proses Practical Problem Solving di Toyota
Hansei : Tanggung Jawab, Refleksi Diri, dan Pembelajaran Organisasi
Kerja sama kelompok tidak pernah menutupi akuntabilitas individu di Toyota.
Akuntabilitas individu bukan mengenai menyalahkan dan menghukum, tapi mengenai belajar
dan berkembang. Kunci dari belajar dan berkembang, tidak hanya di Toyota, tapi pada budaya
Jepang, adalah hansei, yang kira-kira artinya “Refleksi” . Hansei adalah bagian dari budayaJepang yang coba diajarkan Toyota kepada para managernya di luar jepang. Merupakan hal
paling sulit yang diajarkan namun merupakan unsure yang tidak terpisahkan dalam
pembelajaran.
Selama bertahun-tahun setelah mendirikan pabrik di AS, kepemimpinan jepang dengan
sengaja tidak mengajarkan hansei karena menurut mereka ini merupakan konsep yang jepang
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 6/11
sekali dan asing bagi karyawan AS. Namun pada tahun 1994, Toyota memutuskan untuk
memperkenalkan Hansei dengan alasan tanpa hansei tidak mungkin memiliki kaizen. Hansei
adalah pola pikir, sikap. Hansei dan kaizen merupakan satu kesatuan.
Mike Masaki. Presiden Toyota Technical Center sejak 1995 hingga 2000 menemukan
bahwa sangatlah menantang untuk membuat orang Amerika mengerti nilai dari refleksi – merekamenerima kritik yang tersirat secara pribadi dan negative. Di Toyota, bahkan bila melakukan
pekerjaan dengan baik dan berhasil, ada hansei – kai(pertemuan untuk merefleksikan diri).Bruce
Brownlee, General Manager di Toyota Technical Center, membantu menjelaskan hal ini,
berdasarkan pengalamannya sebagai orang Amerika yang dibesarkan di Jepang :
“Hansei sebenarnya jauh lebih dalam daripada sekedar refleksi diri .Pada hakekatnya,
hansei adalah jujur tentang kelemahan Anda sendiri.Jika anda hanya membicarakan kelebihan
anda, anda menjadi sombong. Jika Anda mengakui kelemahan Anda dengan jujur, pengakuan
ini merupakan kekuatan tingkat tinggi. Namun tidak hanya berakhir di situ saja. Bagaimana
Anda berubah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan itu? Hal itu menjadi akar dari setiapgagasan kaizen. Jika Anda tidak memahami hansei, maka kaizen hanyalah peningkatan
berkesinambungan. Hansei adalah tempat penetasan perubahan- seluruh proses itu. Kami ingin
menanggulangi area kelemahan. Hal ini juga menjelaskan mengapa kami (Toyota)
menghabiskan sedikit waktu untuk membicarakan keberhasilan. Kami menghabiskan lebih
banyak waktu membicarakan kelemahan kami. Jika ada, barangkali kelemahan Toyota adalah
bahwa kami tidak cukup merayakan keberhasilan kami.”
Toyota juga terus “berefleksi” pada hansei. Dengan menanamkan hansei ke dalam suatu
budaya asing, pertama-tama di AS, Toyota mempunyai kesempatan untuk melihatnya tumbuh
dan berkembang dalam cara baru.Akan tetapi hansei yang diterapkan di AS memperlihatkanhasil bahwa terjadi kesalah pahaman alam memahami hansei. Itu dibuktikan pada saat Andy
Lund, manager program Toyota Sienna melakukan wawancara di Toyota Technical Center,
manager AS sering menggunakan istilah “ kewajiban negative” dalam mendiskusikan
coordinator jepang mereka. Orang Amerika merasa bahwa pekerjaan apapun yang mereka
perlihatkan kepada sang coordinator, sudah menjadi kewajiban untuk menemukan adanya
kesalahan atau mengungkapkan kelemahan.
Hansei bukan hanya system keyakinan filosofis di Toyota, tapi sebuah alat praktis untuk
peningkatan. Misalnya, TTC mengadakan acara hansei yang resmi dan terjadwal pada titik-titik
perkembangan penting dalam program kendaraan dan pada saat setelah TTC meluncurkankendaraan dan program berakhir. Seperti perusahaan lainnya, Toyota melakukan tinjauan ulang
terhadap desain untuk mengenali masalah yang ada dengan kendaraan. namun hansei adalah
suatu refleksi selama proses pengembangan kendaraan. Hansei merupakan tahap pemeriksaan
dari PDCA. Kebanyakan dilaksanakan di akhir program kendaraan, tapi TTC mulai
memindahkannya lebih ke hulu sehingga ada beberapa acara hansei pada beberapa titik waktu
penting dalam program.
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 7/11
Satu manfaat dari memiliki siklus pengembangan [roduk yang teratur dan pendek adalah
jika anada mempelajari sesuatu, ada beberapa kendaraan datang tepat di belakangnya, jadi Anda
mempunyai kesempatan untuk segera menerapkan apa yang anda pelajari untuk memperbaiki
proses dan produk.
Orientasi Proses vs Orientasi Hasil : Peran Ukuran
Perusahaan yang ingin meniru system Toyota sering bertanya tentang ukuran-ukuran
yang dipakai Toyota. Dengan sangat kecewa, mereka menemukan bahwa Toyota tidak terlalu
kuat dalam mengembangkan ukuran yang canggih dan berada tiga tipe ukuran di Toyolaku
umum di seluruh perusahaan. Setidaknya ada tiga tipe ukuran di Toyota:
1. Ukuran kinerja global- Bagaimana keadaan perusahaan? Pada tingkat ini, Toyota
menggunakan ukuran finansial, kualitas, dan keselamatan kerja yang sangat mirip dengan
ukuran yang dipakai perusahaan lain.
2. Ukuran kinerja operasional- Bagaimana keadaan pabrik atau departemen?Ukuran Toyotatampaknya lebih tepat waktu dan dipelihara dengan lebih baik daripada apa yang saya lihat di
perusahaan-perusahaan lain. Karyawan melakukan pekerjaan pada tingkat kelompok kerja
atau tingkat manajer proyek berusaha keras mengikuti kemajuan dalam ukuran-ukuran kunci
dan membandingkan dengan target yang agresif. Ukuran cenderung spesifik untuk suatu
proses.
3. Ukuran peningkatan yang agresif-bagaimana keadaan unit bisnis atau kelompok kerja? Toyota
menetapkan sasaran yang agresif bagi perusahaan, yang diterjemahkan ke dalam sasaran yang
agresif bagi setiap unit bisnis dan akhirnya bagi setiap kelompok kerja. Mengikuti kemajuan
untuk mencapai sasaran ini merupakan hal yang sentral bagi pembelajaran Toyota. Sekali lagi,
Toyota melakuakn penulusuran pada tingkat kelompok kerja dan proyek. Ukuran ini sangat
terkait dengan apa yang dicapai oleh tim.
Singkat kata, mengembangkan ukuran-ukuran standar dan global bukan prioritas utama di
Toyota. Mereka melakukannya sesederhana mungkin. Yang lebih penting bagi mereka adalah
ukuran yang mengendalikan penyelesaian masalah dan mendukung orientasi proses mereka.
Ukuran pembelajaran yang paling penting kemajuan menuju sasaran peningkatan yang agresif,
yang disebut proses hoshin kanri.
Honsin Kanri-Mengarahkan dan Memotivasi Pembelajaran Organisasi
Toyota menyadari bahwa kunci menuju pembelajaran organisasi adalah menyelaraskan
tujuan seluruh karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Sistem nilai yang mendasari budaya
Toyota melakukan hal ini sampai tingkat yang tinggi.Namun untuk membuat semua orang
terlibat dalam peningkatan berkesinambungan agar berkontribusi terhadap peningkatan
perusahaan yang luar biasa besarnya,diperlukan sasaran dan target yang selaras dan terus-
menerus dilakukan pengukuran terhadap kemajuan menuju sasaran tersebut. Pemahaman yang
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 8/11
paling penting di sini adalah bahwa hanya menetapkan sasaram yang spesifik, terukur, serta
menantang dan kemudian mengukur kemajuan sudah sangat memotivasi-bahkan ketika tidak ada
penghargaan nyata yang dihubungkan dengan keberhasilan.
Hoshin kanri, kadang-kadang disebut "kebijakan penyebaran," merupakan proses Toyota
untuk menjabarkan sasaran dari tingkat atas perusahaan ke tingkat kelompok kerja di bawah.Sasaran agresif dimulai pada tingkat eksekutif dan kemudian pada gilirannya setiap tingkat
mengembangkan sasaran yang terukur untuk tahun bersangkutan, dirancang untuk mendukung
sasaran tingkat eksekutif. Di Toyota,sasaran-sasaran ini harus dapat diukur dan sangat konkret.
Pernyataan tujuan yang tidak jelas tidak dapat diterima. Gambar 4. menunjukkan bagaimana
proses itu menjabarkan ke bahwa seluruh organisasi dan mengikuti proses PDCA.
Target untuk organisasi
WaktuKualitasBiaya
inovasi
Staf Eksekutif
Peningkatan?Siapa?
Metode?Target?Waktu?
Rencana tingkat tinggi
Manager/supervisorRencana kerja
Berdasarkan tindakanPengukuran
Penanggulanganmasalah
Kelompok kerja
Rencana-Pelaksana
Pemeriksa
Kesemua 3 tingkat
Peningkatan?Metode?Hasil?
Penanggulanganmasalah?
Target dan waktu?
Gambar4. Proses penjabaran kebijakan
Misalnya, semua fasilitas pelayanan suku cadang Toyota menggunakan hoshin kanri
untuk mengembangkan tiga tahun sasaran peregangan untuk mendukung tujuan Jim Press, COO
Toyota Motor Sales, yang pada akhirnya mendukung sasaran CEO Toyota. Di fasilitas Hebron,
Kentucky,, ketika Anda berjalan ke lobi, salah satu hal pertama yang Anda lihat di dinding
adalah matriks besar yang menunjukkan semua metrik target untuk fasilitas untuk periode tiga
tahun. Untuk periode tiga tahun berakhir 2003, langkah awal telah diambil pada tahun 2000 dan
target dinyatakan sebagai perbaikan persen selama baseline. Anda dapat melihat target tahunan
sampai 2003 serta target bulanan dan prestasi aktual. Sasaran semua tujuan peregangan agresif
seperti berikut:
Mengurangi biaya pengepakan sebagai presentase penjualan sebesar 47%
Mengurangi biaya transportasi sebagai presentase penjualan sebesar 25%
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 9/11
Mengurangi persediaan barang sebesar 50%
Mengurangi kerusakan komponen per satu juta sebesar 75%
Mengurangi insiden K3 yang tecatat per 200 K jam sebesar 50%
Di bagian bawah tabel, Anda dapat melihat sekilas bagaimana fasilitas yang dilakukan pada
setiap metrik. Merah adalah kurang dari 50% tercapai, kuning adalah 50% -89% dicapai, dan
hijau lebih dari 90% tercapai. Matriks saya lihat adalah pada Juni 2002, sekitar setengah ke
dalam proses, dan mereka telah mencapai banyak target tiga tahun lebih cepat dari jadwal. Saya
juga bertemu dengan pemimpin kelompok yang menunjukkan tujuan dan langkah-langkah untuk
hari itu, yang meliputi langkah-langkah detil untuk mendukung fasilitas-tingkat objek
keseluruhan bahwa sebuah program komputer dilacak. Tidak seperti kebanyakan perusahaan
yang saya kunjungi, di mana metrik kinerja diposting bulan dari tanggal, semuanya pemimpin
kelompok menunjukkan telah diupdate setiap hari.
Ukuran penjabaran kebijakan dan tindakan menjadi lebih spesifik ketika Anda
menelusuri hirarki ke bawah dari eksekutif senior sampai anggota tim tingkat pekerja,
sedangkan laporan kemajuan mengalir ke atas dari tingkat yang lebih rendah ke eksekutif senior.
Setiap anggota tim mengetahui sejumlah kecil sasaran spesifik untuk tahun tersebut dan
berusaha mencapainya sepanjang tahun. Proses hourensou kita bahas pada Bab 18 adalah salah
satu cara manajer senior untuk terus mengetahui kemajuan terkini.
Menciptakan Organisasi Pembelajar Adalah Suatu Perjalanan Jangka
Panjang
Semua orang yang telah berpartisipasi dalam menciptakan sebuah organisasi belajar tahu
bahwa itu merupakan upaya yang besar. Hampir satu decade Toyota membangun sebuah
organisasi di Amerika Utara yang menghasilkan kemiripan dengan perusahaan pembelajar yang
dibangun selama beberapa dekade di Jepang. Mengubah karyawan dari mental memadamkan api
(firefighting) dan perbaikan jangka pendek menjadi peningkatan jangka panjang dengan
menerapkan Toyota Way Prinsip 14: Menjadi organisasi pembelajar melalui refleksi diri tanpa
kompromi (hansei) dan peningkatan berkesinambungan (kaizen) adalah proses yang terus
berlangsung di Toyota.
Bahkan Sistem Produksi Toyota sendiri melaksanakan siklus pembelajaran Plan-Do-
Check-Act (PDCA). (Lihat Gambar 5.) .Organisasi pembelajaran yang efektif selanjutnya akan
melakukan pemeriksaan untuk memastikan cara menanggulangi masalah sudah bekerja
melakukan tugasnya dan kemudian mengurangi persediaan untuk menciptakan proses agar lebih
mengalir, yang akan memunculkan masalah baru.
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 10/11
MencuptakanProses Mengalir
(Act)
MengevaluasiHasil
(Check)
MemunculkanMasalah
(Plan)
PenanggulanganMasalah
(Do)
MenghilangkanPemborosan
Gambar 5. Menciptakan proses mengalir dan PDCA
PDCA biasanya berlaku untuk proses kerja yang cukup rinci, tetapi Gambar 6.
menyarankan bahwa sebuah perusahaan pembelajar terus menerapkan PDCA di semua tingkat
perusahaan, dari proyek,ke kelompok,ke perusahaan, dan terutama antar perusahaan
ActAct Act Act DoDo DoDo
Plan
Plan
Plan
Plan
Check
Check
Check
Check
Proyek
Antar Perusahaan
Perusahaan
Kelompok
Gambar 6.Siklus Deming di semua tingkatan perusahaan
5/14/2018 Mpi Prinsip 14 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/mpi-prinsip-14 11/11
Mentrasformasikan perusahaan menjadi perusahaan pembelajar adalah tugas yang
menakutkan.Toyota memerlukan waktu hamper satu abad untuk mencapai keadaan ini.Toyota
tidak mempunyai sejumlah ukuran yang berharga, menggunakan hansei dan bergantung pada
alat sederhana lima mengapa, PDCA dan penjabaran kebijakan.