mpi (purse seine)

41
PUKAT CINCIN (Purse Seine) MAKALAH METODE PENANGKAPAN IKAN Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penangkapan Ikan di semester genap Disusun oleh: Perikanan B – Kelompok 2 Hasbi Ilmawan 230110130059 Nielam Vioni 230110130061 Zelikha S Pangestu 230110130066 Satrio Bagas R 230110130107 Erik Riksamunir 230110130119 Nabila Dwi Yasti 230110130143 Rocella Viernanda 230110130150 Shintia D Purwita 230110130161

Upload: nabila-dwi-yasti

Post on 12-Jul-2016

79 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: MPI (Purse Seine)

PUKAT CINCIN (Purse Seine)MAKALAH METODE PENANGKAPAN IKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penangkapan Ikandi semester genap

Disusun oleh:

Perikanan B – Kelompok 2

Hasbi Ilmawan 230110130059

Nielam Vioni 230110130061

Zelikha S Pangestu 230110130066

Satrio Bagas R 230110130107

Erik Riksamunir 230110130119

Nabila Dwi Yasti 230110130143

Rocella Viernanda 230110130150

Shintia D Purwita 230110130161

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR

2016

Page 2: MPI (Purse Seine)

PUKAT CINCIN (Purse Seine)MAKALAH METODE PENANGKAPAN IKAN

LEMBAR PENILAIAN

Perikanan B – Kelompok 2

Nama NPM

Hasbi Ilmawan 230110130059

Nielam Vioni 230110130061

Zelikha S Pangestu 230110130066

Satrio Bagas R 230110130107

Erik Riksamunir 230110130119

Nabila Dwi Yasti 230110130143

Rocella Viernanda 230110130150

Shintia D Purwita 230110130161

UNIVERSITAS PADJADJARANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANANJATINANGOR

2016

Page 3: MPI (Purse Seine)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan

Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kelompok 2 dapat

menyelesaikan penyusunan Makalah Metode Penangkapan Ikan “Purse Seine”

ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini

dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman.

Harapan kelompok 2 semoga makalah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun

isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui

masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang.

Oleh kerena itu kami harapkan untuk memberikan masukan-masukan yang

bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jatinangor, Februari 2016

Penyusun

i

Page 4: MPI (Purse Seine)

DAFTAR ISI

Bab Halaman

I. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.......................................................................... 11.2 Tujuan ...................................................................................... 1

II. PEMBAHASAN2.1 Deskripsi Alat............................................................................ 22.1.1 Definisi Purse Seine................................................................ 22.1.2 Sejarah Purse Seine................................................................. 32.1.3 Bagian-bagian Purse Seine..................................................... 32.1.4 Alat Bantu Penangkapan......................................................... 82.1.5 Anak Buah Kapal dan Tugasnya............................................ 92.2 Teknik/ Metode Pengoprasian Alat Tangkap Purse Seine........ 102.2.1 Persiapan Penangkapan.......................................................... 102.2.2 Penurunan Alat....................................................................... 122.2.3 Pengangkatan Alat dan Hasil Tangkapam (Hauling)............. 142.3 Hasil Penangkapan.................................................................... 152.3.1 Hasil Tangkapan Utama.......................................................... 152.3.2 Hasil Tangkapan Sampingan.................................................. 172.4 Daerah Penangkapan................................................................. 18

III. PENUTUP3.1 Simpulan .................................................................................. 203.2 Saran.......................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 5: MPI (Purse Seine)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan usaha perikanan secara nasional mempunyai sasaran

kuantitatif antara lain: pencapaian target produksi, penyediaan ikan dalam negeri,

ekspor dan tenaga kerja. Pemanfaatan sumberdaya perairan ini terutama dalam

usaha perikanan tangkap dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh

pengadaan sarana dan prasarana yang memadai. Laut Pasifik disebelah utara

Sulawesi dan Papua merupakan salah satu wilayah perairan yang potensial akan

sumberdaya ikan pelagis, terutama adalah ikan cakalang (Katswonus pelamis,

termasuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP IX).

Ikan pelagis biasanya ditangkap dengan menggunakan alat penangkap ikan

yang disebut dengan purse seine yang dalam statistik perikanan Indonesia disebut

dengan pukat cincin. Disebut demikian karena pada bagian bawah dipasangi

cincin (ring) yang berguna untuk mengerutkan jaring sehingga berbentuk kantong,

oleh sebab itu adapula yang menyebut jaring kantong.

Hasil tangkap yang diperoleh dalam operasi penangkapan ikan dengan

menggunakan purse seine bisa mencapai puluhan hingga ratusan ton, karena sifat

operasinya yang memburu, mengumpulkan, kemudian mengurung kawanan ikan.

Dibandingkan dengan beberapa alat tangkap yang lain, purse seine merupakan

salah satu alat penangkap ikan yang paling efektif karena dapat memperoleh hasil

tangkap yang besar, sehingga kalau dikelola dengan baik akan memberikan

keuntungan yang besar pula.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah

Metodologi Penangkapan Ikan. Selain itu tujuan utama dari pembuatan makalah

ini agar dapat memberi informasi tentang purse seine, sebagai bahan acuan

pembelajaran, menambah wawasan di bidang perikanan, dapat di implemtasikan

jika berada di lapangan, sebagai bahan acuan untuk menjaga kelestarian laut.

1

Page 6: MPI (Purse Seine)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Alat

2.1.1 Definisi Purse Saine

Gambar 1. Purse Seine(Sumber : www.google.com)

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi

dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” dilalukan di dalamnya.

Fungsi cincin dan tali kerut atau tali kolor ini penting terutama pada waktu

pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya

tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.

Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari

suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah

dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan

kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat

melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah

sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan. (H.R Barus 1989).

Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. One Boat Horse Sardine Purse Seine

2. Two Boat Sardine Purse Seine

3. One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine

4. Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine

2

Page 7: MPI (Purse Seine)

3

5. One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine

6. Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine

Dari keenam macam purse seine di atas no 2, 3, 5 merupakan purse seine yang

banyak digunakan.

2.1.2 Sejarah Purse Seine

Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL

(LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di

Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di

Muncar (1973 atau 1974) dan berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal

pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan

tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya

dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil

tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan

tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu atau kapal yang

digunakan untuk usaha perikanannya (H.R Barus 1989).

2.1.3 Bagian-Bagian Purse Seine

Gambar 2. Bagian-bagian Purse Seine(Sumber : www.google.com)

1. Bagian-bagian purse seine yaitu :1. sayap (wing)2. perut (midel)3. bahu (shoulder)4. kantong (bunt)5. pelampung

Page 8: MPI (Purse Seine)

4

6. tali ris atas7. mata pengguat (selvage)8. tali ris bawah9. pemberat10. tali ring11. cincin (ring)12. tali kerut (purse line)

2. Bagian-bagian utama purse seine yaitu :

Sayap (wing), perut, bahu dan kantong merupakan dagian utama dari pukat

cincin, biasanya bagian ini dibuat dengan menggunakan benang nylon (PA) atau

bahan lainnya. Ukuran mata jaring (mesh size) biasanya sama tetapi kadang kala

berbeda. Hal ini disesuaikan dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Pada

setiap bagian jaring purse seine yang menggunakan ukuran jaring yang berbeda,

biasanya pada bagian sayap merupakan menggunakan ukuran mata jaring yang

paling besar dan makin kearah kantong semakin mengecil.

Penggunaan benang pada umumnya kebalikan dari mata jaring, yaitu dari

sayap ke arah kantong semakin besar, maksudnya agar jaring pada kantong lebih

kuat. Sebab pada bagian kantong merupakan tempat terkumpulnya ikan,

sedangkan pada bagian sayap, perut dan bahu ukuran benangnya relatif lebih kecil

daripada ukuran beang pada kantong, hal ini disebabkan pada bagian-bagian

tersebut hanya merupakan bagian penggiring ikan agar ikan berkumpul di

kantong.

a. Pelampung (buoy)

Pelampung merupakan alat untuk mengapungkan seluruh jaring ditambah

dengan kelebihan daya apung (extra buoyancy), sehingga alat ini tetap mampu

mengapung walaupun di dalamnya ada ikan hasil tangkapan. Bahan yang

dipergunakan sebagai pelampung biasanya memiliki berat jenis (bj) yang lebih

kecil dibandingkan dengan bj air laut, selain itu bahan tersebut tidak menyerap air.

Pada umumnya pelampung purse seine dibuat dari

bahan plastik yang keras. Ukuran pelampung disesuaikan dengan bentuk

dan daya apung benda tersebut, pelampung yang biasanya digunakan pada alat

tangkap ini berbentuk oval. Sedangkan jumlah pelampung tergantung dari extra

Page 9: MPI (Purse Seine)

5

buoyancy yang diinginkan. Pelampung biasanya dipasang pada tali pelampung

(buoy line) yang besar ukuranya sama dengan tali ris atas yang berbeda hanya

arah pintalan tali tersebut.

b. Pemberat (Sinker)

Pemberat berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu

dioperasikan, semakin berat pemberat maka jaring utama akan semakin cepat

tenggelamnya. Tetapi daya tenggelam ini tidak sampai menenggelamkan

pelampung jaring, sehingga pelampung jaring harus memiliki extra buoyancy

yang besar. Pemberat dibuat dari benda yang berat jenisnya (bj) lebih besar dari bj

air laut, sehingga benda ini tenggelam di dalam air laut. Bahan yang biasa

dipergunakan adalah timah, bila menggunakan pemberat lain harus dipergunakan

bahan yang tidak mudah berkarat. Metode Penangkapan dan Alat Tangkap Pukat

Cincin (Purse Seine)

c. Tali Ris

Tali yang termasuk dalam tali ris yaitu :

tali ris atas tali ris bawah tali pelampung tali pemberat tali pengguat ris atas tali pengguat ris bawah

Tali ris atas dan tali pelampung harus berbeda arah pintalanya, maksudnya

supaya jaring tetap lurus, demikian juga antara tali pemberat dan tali ris bawah.

Selain itu untuk memperkuat tali ris atas dengan tali pelampung dan jaring serta

untuk memperkuat tali ris bawah, tali pemberat dan jaring ditambah dengan tali

pengguat. Bahan tali ris ini biasanya terbuat dari benang kuralon tetapi banyak

juga yang menggunakan polyester.

Gambar 3. Pemasang Tali Ris Atas(Sumber : www.google.com)

Page 10: MPI (Purse Seine)

6

Gambar 4. Pemasang Tali Ris Bawah(Sumber : www.google.com)

d. Mata Pengguat (Selvage)

Selvage biasanya dibuat dari benang polyester (PE) atau kadang-kadang

mempergunakan bahan jaring sama dengan jaring utamna yang memiliki ukuran

mata (mesh size) yang sama dengan jaring utama tetapi ukuran benangnya

biasanya lebih besar. Selvage merupakan jaring yang berfungsi untuk

melindunggi bagian tepi jaring utama agar tidak cepat rusak.

e. Tali ring

Tali ring adalah tali yang dipergunakan untuk mengantung cincin (ring)

pada tali ris bawah, bahan yang dipergunakan biasanya terbuat dari tali kuralon.

Tali ring dibuat berbagai macam bentuknya antara lain :

a. Tali ring kaki tunggalb. Tali ring kaki ganda

Gambar 5. Tali ring kaki tunggal(Sumber : www.google.com)

Page 11: MPI (Purse Seine)

7

Gambar 6. Tali ring kaki ganda(Sumber : www.google.com)

Gambar 7. Tali ring kaki ganda (bentuk dasi)(Sumber : www.google.com)

2 Cincin (Ring)

Cincin atau biasa disebut ring pada umumnya berbentuk bulan, dimana

pada bagian tenggahnya merupakan tempat untuk lewatnya tali kerut, agar ring

terkumpul sehingga jaring bagian bawah tertutup. Bahan yang dipergunakan

biasanya dibuat dari besi dan kadang-kadang kuningan. Ring ini selain memiliki

fungsi seperti tersebut di atas berfungsi juga sebagai pemberat.

g. Tali Kerut (Purse Line)

Tali kerut (purse line) yang biasa disebut oleh nelayan sebagai tali kolor

adalah tali yang berfungsi untuk menggumpulkan ris, sehingga bagian bawah

jaring tertutup dan ikan tidak dapat meloloskan diri. Metode Penangkapan dan

Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine) Tali kerut harus dibuat dari bahan yang

kuat sehingga pada umunya ukuranya relatif lebih besar. Bahan yang

dipergunakan biasanya kuralon (PVA) dan kadang-kadang mengguinakan talki

polyester (PE), dan kadang-kadang untuk purse seine dengan ukuran besar

menggunakan tali baja (warp).

Page 12: MPI (Purse Seine)

8

2.1.4 Alat Bantu Penangkapan

a. Lampu

Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan

ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai

alat tangkap, seperti purse seine.Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam,

seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat

terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).

Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu

dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua

organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air terangsang (tertarik)

oleh sinar atau cahaya (phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha

mendekati asal atau sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.

b. Rumpon

Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang

dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri

dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan

atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor). Rumpon umumnya dipasang

(ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada

yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat

yang digunakan.

Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur

sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang

akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air

dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes) untuk rumpon tetap

atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk

memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim)

atau “leret” (Sumut, Sumtim).

Page 13: MPI (Purse Seine)

9

Gambar 8. Rumpon

Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-

ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon

mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan

menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-

pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon

induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau

mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air.

Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah

beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.

Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah

kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di

salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya

ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu dua orang

nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke

kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring

dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di

dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.

2.1.5 Anak Buah Kapal dan Tugasnya

Pada kedua kedua unit alat tangkap mini purse  seine tersebut masing-

masing  mempunyai jumlah Anak Buah Kapal (ABK) yaitu kapal A (KM. AIPA

MALUKU) berjumlah 14 orang sedangkan kapal B (KM. BANGKIT) berjumlah

12 orang, jadi jumlah keseluruhan pada kedua kapal tersebut adalah 26 orang.

Page 14: MPI (Purse Seine)

10

Dalam satu unit alat tangkap mini purse seine ada beberapa jabatan yang

mempunyai fungsinya masing-masing yaitu terdiri dari Juragan (merangkap

sebagai nahkoda), BAS (Juru mesin), Juru lampu dan Anak Buah Kapal (ABK)

dalam operasi penangkapan. Selain itu tugas Anak Buah Kapal sebagai juru mudi,

sebagai juru mesin, pembawa perahu lampu, penata pelampung, penarik badan

jaring, penata pemberat, penata tali kolor, menarik tali bila scoop net sudah terisi

penuh kemudian melonggarkan tali bila posisi scoop net sudah berada pada mulut

palka, yang bertugas membuka tali cincin yang terhubung dengan cincin besar,

dimana tali cincin dibuka sesuai dengan penarikan jaring berjumlah 2 orang.

Adapun yang bertugas menyusun pelampung berjumlah 2 orang, bertugas

menyusun cincin dan rantai pemberat berjumlah 2 orang, serta bertugas menyusun

jaring sebanyak 10 orang saling berhadapan, cara melipatnya yaitu berjalan dari

depan ke belakang.

2.2 Teknik/Metode Pengoprasian Alat Tangkap Purse Seine

2.2.1 Persiapan Penangkapan

Penyusunan alat tangkap sebelum kapal purse seiner (kapal penangkap

ikan dengan purse seine) merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan.

Penyusunan jaring di atas dek kapal biasanya disusun pada samping kiri, samping

kanan, atau buritan kapal. Penempatan alat tangkap di atas kapal ini disesuaikan

arah putaran baling-baling kapal. Pada kapal dengan baling baling kapal putar kiri

(dilihat dari buritan kapal) biasanya pukat cincin diletakan di sisi kiri, pada kapal

dengan baling baling putar kanan alat tangkap diletakan di sisi kanan kapal,

sedangkan penyusunan di buritan kapal dapat dilakukan pada kapal baling-baling

putar kiri maupun kanan.

Gambar 9. Penyusunan jaring di sisi (lambung) kanan kapal(Sumber : www.google.com)

Page 15: MPI (Purse Seine)

11

Gambar 10. Penyusunan jaring di sisi (lambung) kiri kapal(Sumber : www.google.com)

Gambar 11. Penyusunan jaring di buritan (dek belakang)(Sumber : www.google.com)

Penangkapan dengan purse seine biasanya dilakukan pada sore (setelah

matahari terbenam sampai dengan pagi hari (menjelang matahari terbit), kadang

kala dilakukan siang hari. Waktu penangkapan ini berhubungan dengan

berkumpulnya ikan dengan bantuan alat bantu penangkapan penggumpul ikan

(rumpon dan lampu). Pada saat malam ikan-ikan pelagis yang menjadi target

penangkapan biasanya kumpul bergerombol di daerah sekitar rumpon, sehingga

malam hari adalah waktu yang paling efektif untuk mengoprasikan purese seine.

Tetapi ada pula operasi penangkapan tidak menggunakan rumpon tetapi mencari

gerombolan ikan yang ada dengan menggunakan alat bantu pencari ikan/SONAR

(Sound Navigation and Ranging) yaitu suatu alat yang dapat dipergunakan untuk

mengetahui keberadaan gerombolan ikan di dalam laut.

Pada umumnya nelayan mengoperasikan 2 s/d 4 kali sehari, hal ini

tergantung dari jumlah ikan yang tertangkap. Bila hasilnya banyak maka operasi

penangkapan sampai dengan penyimpanan hasil ke dalam palkah relative

membutuhkan waktu yang lama, sehingga dalam satu hari hanya melakukan dua

kali penangkapan. Demikian sebaliknya bila hasil tangkapan sedikit maka operasi

penangkan sampai dengan penyimpanan memerlukan waktu yang sedikit pula,

sehingga dalam satu hari dapat dioperasikan purse seine lebih dari empat kali.

Page 16: MPI (Purse Seine)

12

2.2.2 Penurunan Alat (Setting)

Ikan-ikan akan bergerombol di sekitar rumpon yang diberi penerangan

telah terlihat padat maka operasi penangkapan dapat dilaksanakan. Pertama adalah

melepas rumpon dari haluan kapal, rumpon yang di buritan dinaikan ke atas kapal.

Rumpon yang dilepas dan diberi tanda serta penerangan, kemudian kapal

menaikan jangkar menjauhi rumpon sampai dengan jarak yang optimum untuk

melingkari gerombolan ikan di sekitar rumpon.

Operasi penangkapan dengan purse seine perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

a. Arah angin, yaitu jaring harus di atas, maksudnya jaring berada dimana arah

angin datang sedangkan kapal penangkap berada setelah alat tangkap. Sehingga

kapal tidak akan masuk ke dalam lingkaran purse seine, sebab kapal lebih cepat

terbawa angin dibandingkan dengan alat tangkap.

Gambar 12. a). Kedudukan alat tangkap terhadap angin

b). Kedudukan alat tangkap terhadap arus

b. Arah arus, kebalikan dari arah angin, yaitu kapal harus berada di atas arus

sehingga alat tangkap tidak hanyut dibawah kapal, sehingga menyulitkan

penarikan alat tangkap ke atas dek kapal.

c. Arah pergerakan gerombolan ikan.

Jaring harus menghadang arah pergerakan gerombolan ikan sehingga ikan yang

telah dilingkari tidak dapat meloloskan diri. Jaring diturunkan di depan

gerombolan ikan sehingga setelah selesai setting kapal berada dibelakang

gerombolan ikan.

Page 17: MPI (Purse Seine)

13

Gambar 13. Kedudukan alat tangkap terhadap arah pergerakan ikan(Sumber : www.google.com)

d. Arah datangnya sinar matahari

Operasi penangkapan pada siang hari harus memperhatikan arah datangnya

sinar matahari, sebab bila penempatannya tidak sesuai maka gerombolan ikan

akan memencar sehingga operasi penangkapan tidak berhasil. Terhadap

datangnya sinar matahari alat tangkap harus diletakan sesuai dengan datangnya

sinar matahari dan kapal berada berlawanan dengan datangnya sinar matahari.

Gambar 14. Kedudukan kapal penangkap terhadap arah sinar matahari(Sumber : www.google.com)

Setelah penggaruh-penggaruh tersebut dipertimbangkan dan mencapai

jarak dengan gerombolan yang diinginkan maka pelingkaran jaring dapat dimulai.

Adapun urut-urutan penurunan jaring sebagi berikut :

1. Ujung-ujung tali ris (atas dan bawah) disatukan dengan tali kerut, kemudian

diberi pelampung tanda dan pelampung tersebut di bawa terjun kelaut oleh

seorang anak buah kapal (ABK), pada kapal yang beroperasi dengan dua kapal

ujung tersebut di bawa oleh kapal yang tidak membawa alat tangkap dan kapal

yang satunya membawa alat tangkap.

Page 18: MPI (Purse Seine)

14

2. Kapal penangkap akan melingkari gerombolan ikan dimulai dengan

menurunkan jaring, pelampung, pemberat, dan cincin, menuju ke arah

pelampung tanda atau kapal pembawa ujung jaring awal, bagi purse seine yang

dioperasikan dengan dua buah kapal. Kapal dengan baling-baling putar kanan

maka arah pelingkaran jaring ke arah kanan dan sebaliknya kapal dengan balin-

baling putar kiri pelingkaran jaring ke arah kiri

3. Pada saat pelingkaran sudah selesai maka ujung jaring yang satu dinaikan ke

kapal penangkap dan selanjutnya tali kerut ditarik hingga cincinnya terkumpul

demikian juga jaring bagian bawah sudah terkumpul menjadi satu di atas dek.

Dengan demikian ikan-ikan sudah terkurung di dalam jaring.

2.2.3 Pengangkatan Alat dan Hasil Tangkapan (Hauling)

Pada saat keadaan tali kerut sudah ditarik cincin dan jaring bagian bwah

sudah terkumpul menjadi satu, maka:

a. Penarikan badan jaring dimulai dari ujung-ujung sayap, hal ini dilakukan

pada purse seine yang menggunakan kantong yang di tenggah-tenggah

jaring atau yang ditarik oleh tenaga manusia. Tetapi pada purse seine yang

ditarik dengan tenaga hidrolik (power block), biasanya kantong dibuat

pada salah satu ujung sayap. Penarikan jaring dilakukan mulai dari ujung

sayap yang tidak berkantong. Penarikan dilakukan dengan melepas ring

dari badan jaring, tetapi pada purse seine yang ditarik manusia cincin tidak

dilepaskan.

b. Setelah bagian wing,middle shoulder naik keatas kapal, maka ikan ikan

terkurung pada bagian bunt yang relatif lebih sempit. Kemudian ikan

dinaikan ke atas kapal dengan memaki serok sampai dengan ikan-ikan

yang ada di dalam bunt terambil semua.

c. Bagian yang masih berada di dalam air di naikan keatas kapal dan disusun

kembali sehingga kapal siap setting.

d. Ikan hasil tangkapan dicuci bersih dan di simapan ke dalam palkah

pendingin.

Page 19: MPI (Purse Seine)

15

Penarikan isi jaring harus dilakukan dengan cepat namun berhati-hati

mengingat ikan masih dapat lolos dan melarikan diri dengan cara melompati tali

pelampungnya (Ben Yami, 1994).

Menurut (Von Brandt, 1964) mengatakan bahwa proses penarikan isi

jaring dari laut ke atas kapal dapat dipermudah dengan penggunaan alat-alat bantu

seperti :

1. Power block , Dioperasikan secara hidrolik, jaring ditarik dengan winch

dan diangkat dengan menggunakan block.

2. Net houler, Alat penarik jaring.

3. Drum seining , Alat penarik jaring berbentuk drum besar yang letaknya di

buritan kapal.Penarikan isi jaring dengan secara manual dengan

menggunakan tenaga manusia dapat dilakukan ketika penarikan tali kolor

belum selesai semuanya, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban

tarik Capstand serta efisiensi waktu untuk operasi selanjutnya.

2.3 Hasil Penangkapan

Hasil tangkapan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu hasil tangkapan

utama (HTU), dimana hasil tangkapan berupa jenis ikan atau biota laut lainnya

yang menjadi target utama (target spesies) dalam kegiatan penangkapan ikan dan

hasil tangkapan sampingan (HTS), yaitu jenis ikan atau biota laut lainnya yang

bukan menjadi target utama (Efkipano 2012).

2.3.1 Hasil Tangkapan Utama

Hasil tangkapan utama adalah jenis ikan-ikan pelagis yang umumnya

tertarik terhadap cahaya dan merupakan ikan ekonomis yang memiliki nilai jual

tinggi (Taufiq 2010). Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse

seine merupakan ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-

ikan tersebut harus membentuk gerombolan, berada dekat dengan permukaan air

dan sangat diharapkan jarak antara ikan dangan ikan lainnya harus sedekat

mungkin (Taufiq 2010).

Ikan yang menjadi target utama tangkapan purse seine yaitu ikan layang

(Decapterus sp.), kembung (Rastrelliger Sp.), selar (Caranx sp.), tamban

Page 20: MPI (Purse Seine)

16

(Fringescale sardinella), sarden (Sardinella sirin) tenggiri (Acanthocybium

solandri), dan lain-lain (Limbong et al 2014). Ikan-ikan pelagic shoaling species

yang biasanya tertangkap adalah hering (Clupea sp.), layang (Decapterus sp.),

kembung (Rastrelliger Sp.), selar (Caranx sp.), tongkol (Auxis thazard), cakalang

(Katsuwonus pelamis), tenggiri (Scomberomorus sp.), dan sardine (Sardinella sp.)

(Rahardjo 1978 dalam Perkasa 2004).

Berdasarkan hasil penelitian analisis penanganan (handling) hasil

tangkapan kapal purse seine yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP)

Bajomulyo kabupaten Pati menunjukan bahwa hasil tangkapan kapal purse seine

antara lain ikan layang, lemuru, semar, tongkol, kembung, selar, tembang, bawal,

dan tengiri. Tangkapan didominasi oleh ikan layang yang terdiri dari dua jenis

ikan layang yaitu ikan layang panjang (Decapterus macrosoma) dan ikan layang

pendek (Decapterus russelli). Hasil tangkapan purse seine mendominasi jumlah

hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Bajomulyo yaitu di TPI Unit II

Bajomulyo. Ikan yang paling banyak dihasilkan oleh kapal purse seine adalah

ikan layang (Decapterus sp.) dimana pada tahun 2012 produksi ikan layang

sebesar 26.437.552 kilogram atau sebesar 86 % dari seluruh hasil tangkapan kapal

purse seine (Pelabuhan Perikanan Pantai Bajomulyo 2012 dalam Hastrini et al

2013).

Berdasarkan hasil penelitian analisis tampilan biologis ikan layang

(Decapterus sp.) hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di ppn pekalongan

menunjukan bahwa pada tahun 2003 hasil tangkapan ikan yang didaratkan di PPN

Pekalongan sebanyak 55.158 ton . Hasil tangkapan tersebut 92,0 % dihasilkan

oleh kapal purse seine dan paling didominasi oleh ikan layang sebesar 22.765 ton

(Prihartini 2006).

Tabel 1. Prosentase Komposisi Hasil Tangkapan Purse seine di PPN Pekalongan Tahun 2003

No. Jenis Ikan Hasil Tangkapan % Hasil(ton) Tangkapan

1. Layang (Decapterus sp.) 22.765 44,92. Lemuru (Amblygaster sp.) 6.853 13,03. Tongkol( Euthynnus sp.) 3.619 7,14. Selar/Bentong (Selar sp.) 5.071 10,0

Page 21: MPI (Purse Seine)

17

No. Jenis Ikan Hasil Tangkapan % Hasil(ton) Tangkapan

5. Banyar (Rastrelliger sp.) 3.567 7,06. Tembang (Sardinella sp.) 2.428 4,77. Lainnya 6.455 12,7

J U M L A H 50.758 100,0 100,00Sumber : PPN Pekalongan 2004 dalam Prihartini 2006

Berdasarkan hasil penelitian kajian unit penangkapan purse seine di

Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan menunjukan bahwa produksi perikanan

laut menurut jenis ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine selama

periode 2007-2012 mengalami fluktuasi. Hasil tangkapan yang paling dominan

pada tahun 2007 yaitu ikan layang sebesar 3.724 ton, selar sebesar 3.270 ton,

kembung sebesar 3.147 ton, tetenggek sebesar 1.827 ton, layur sebesar 1.660 ton,

teri sebesar 1.477 ton, tenggiri sebesar 1.260 ton, tongkol sebesar 1.062 ton dan

tembang sebesar 872 ton dengan total produksi 18.299 ton, sesuai dengan

Pasaribu (2008) yang menyatakan bahwa sasaran utama dari alat tangkap purse

seine adalah ikan-ikan pelagis yang tertarik terhadap rumpon maupun cahaya

lampu.

Pada tahun 2008 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan selar

3.801 ton, dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan tongkol sebesar 373

ton. Pada tahun 2009 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan kembung

sebesar 6.200 ton dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan tongkol

sebesar 843 ton dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil tangkapan tahun

2008. Pada tahun 2010 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan layang

sebesar 5.199 ton dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan layur sebesar

938 ton. Pada tahun 2011 dan 2012 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu

ikan teri sebesar 7.230 ton dan 7.544 ton, sedangkan yang paling sedikit

tertangkap yaitu ikan tongkol sebesar 668 ton dan 965 ton (Ismy 2014).

2.3.2 Hasil Tangkapan Sampingan

Sebagian besar perikanan komersial berurusan dengan hasil tangkapan

sampingan yang secara luas didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tidak

diinginkan nelayan untuk ditangkap mencakup semua biota laut yang bukan

Page 22: MPI (Purse Seine)

18

merupakan sasaran utama dan benda-benda tidak hidup yang tertangkap ketika

melakukan kegiatan penangkapan ikan. Hal ini terkadang disebut tangkapan yang

tidak disengaja, oleh karena itu hasilnya tidak seluruhnya sampai ke atas geladak

kapal penangkap ikan (Efkipano 2012).

Hasil tangkapan sampingan purse seine yaitu sotong (Sepiina Sp.), layur

(Thirchius savala), buntal (Diodon histrich), bawal putih (Stromateus Cinerus)

dan beberapa hasil tangkapan sampingan yang juga memiliki nilai ekonomis

seperti bawal putih (Stromateus Cinerus) dan sotong (Sepiina Sp.) (Limbong et al

2014). Ikan tangkapan sampingan tidak dimasukkan ke dalam palka dan tidak

dipasarkan untuk diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi namun

diberikan kebebasan untuk ABK agar dapat di konsumsi (Santoso 2011).

2.4 Daerah Penangkapan (Fishing Ground)

Daerah penangkapan atau lazim disebut “fishing ground” adalah suatu

daerah dimana ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang

mengguntungkan. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine

yaitu :

a. bukan daerah yang dilarang menangkap ikan

b. terdapat ikan pelagis yang bergerombol

c. perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya jaring

Operasi penangkapan yang membutuhkan rumpon sebagai alat bantu

menangkap ikan, maka kapal penangkap tersebut setelah sampai daerah

penangkapan yang diinginkan maka rumpon diturunnkan ke dalam perairan dan

diberi pelampung tanda kemudian ditinggalkan, biasanya nelayan membawa lebih

dari satu rumpon. Tetapi ada pula Metode Penangkapan dan Alat Tangkap Pukat

Cincin (Purse Seine) rumpon tidak ditinggalkan, tetapi setelah kapal lego jangkar

(menurunkan jangkar) rumpon diturunkan ke dalam air kemudian diikatkan satu

buah di haluan di haluan dan satu buah di buritan kapal. Lampu penerangan

(listrik atau minyak tanah) dinyalakan di sekeliling kapal sehingga kapal tersebut

sanggat terang, maksudnya supaya ikan bergerombol di sekitar kapal.

Page 23: MPI (Purse Seine)

19

Penggunaan Sonar untuk mencari gerombolan ikan pada kapal penangkap

sanggat diperlukan tetapi cara alami untuk mencari gerombolan ikan dapat dilihat

dengan memperhatikan tanda-tanda adanya ikan, yaitu :

a. burung menyambar-nyambar ke permukaan air laut

b. ikan-ikan yang melompat-lompat

c. di permukaan laut terlihat ada buih-buih atau percikan air laut

d. adanya riak-riak di permukaan

e. warna air laut yang lebih gelap dari warna laut sekitarnya

Page 24: MPI (Purse Seine)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi

dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” dilalukan di dalamnya.

Fungsi cincin dan tali kerut atau tali kolor ini penting terutama pada waktu

pengoperasian jaring. Alat bantu penangkapannya menggunakan lampu dan

rumpon. Teknik/Metode Pengoprasian alat tangkap purse seine langkah awal yaitu

persiapan penangkapan lalu penurunan alat, dan pengangkatan alat dan Hasil

Tangkapan (Hauling). Hasil Penangkapan yaitu ada hasil tangkapan utama yaitu

berupa yaitu ikan layang, kembung, selar, tamban, sarden, tenggiri, dan cakalang.

Sementara itu hasil tangkapan sampingan yaitu berupa sotong, layur, buntal,

bawal putih. Adapun syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu

bukan daerah yang dilarang menangkap ikan, terdapat ikan pelagis yang

bergerombol, dan perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan dalamnya

jaring.

3.2 Saran

Pada saat menggunakan alat purse seine harus dilakukan lebih hati-hati

agar tidak terjadi kecelakaan. Harus hati-hati juga pada saat ikan akan diambil

tidak rusak.

20

Page 25: MPI (Purse Seine)

DAFTAR PUSTAKA

Ayodyoa, 1972. Kapal Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Efkipano, T.D,. Analisis Ikan Hasil Tangkapan Jaring Insang Milenium Dan Strategi Pengelolaannya di Perairan Kabupaten Cirebon. Tesis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Magister Ilmu Kelautan Universitas Indonesia. Depok.

Hastrini, R., dkk. 2013. Analisis Penanganan (Handling) Hasil Tangkapan Kapal Purse Seine Yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Bajomulyo Kabupaten Pati. Jurnal Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Semarang.

Ismy, F., dkk. 2014. Kajian Unit Penangkapan Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan. Jurnal Aquacoastmarine. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Limbong, I., dkk. 2014. Study Technology Purse seine and Operasion In The Village Of Aek Manis Sibolga North Sumatra Province. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Riau.http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFAPERIKA/article/view/2121/2068 (diakses pada tanggal 19 Februari 2016 pukul 18.20).

Pasaribu, L. 2008. Dampak Kenaikan Harga BBM (Solar) Terhadap Penangkapan Ikan Dengan Pukat Cincin. Skripsi Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Prihartini, H. 2006. Analisis Tampilan Biologis Ikan Layang (Decapterus Spp) Hasil Tangkapan Purse Seine yang Didaratkan di PPN Pekalongan. Tesis Program Studi Magister Manajemen Sumberdaya Pantai Universitas Diponegoro. Semarang.

Rahardjo, B. 1978. Suatu Studi Pendahuluan Tentang Hidrodinamika dari Purse Seine. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Dalam Perkasa, A. 2004. Analisis Pengaruh Perbedaan Waktu Pengoperasian Terhadap Hasil Tangkapan Pukat Cincin (Purse Seine) di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek. Skripsi Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Santoso, H., dkk. 2011. Teknik Pengoperasian Purse Seine di Km.Timur Laut PT. Pathemaang Raya Bitung Sulawesi Utara. Akademi Perikanan Bitung. Sulawesi Utara.

21

Page 26: MPI (Purse Seine)

22

https://www.academia.edu/11318152/TEKNIK_PENGOPERASIAN_PURSE_SEINE_DI_KM.TIMUR_LAUT_PT._PATHEMAANG_RAYA_BITUNG_SULAWESI_UTARA (diakses pada tanggal 20 Februari pukul 19.24).

Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia 

Taufiq. 2010. Para Pecinta Ikan. Dalam Susanto, H. 2014. Teknik Pengoperasian Alat Tangkap Purse Seinepada Kapal Timur Laut 00. Kementerian Kelautan dan Perikanan Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan. Akademi Perikanan Bitung. Bitung.https://www.academia.edu/11494340/TEKNIK_PENGOPERASIAN_ALAT_TANGKAP_PURSE_SEINE_PADA_KAPAL_TIMUR_LAUT_00 (diakses pada tanggal 19 Februari 2016 pukul 17.30).

Waluyo Subani dan H.R Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut Di Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

WWW. MAINE AQUARIUM.COM