mpi shorgum - bu. linda

24
Oleh: Auliana Mirawati NPM : 08.2010.1.01492 Gosyen Roviditama NPM : 08.2010.1.01493 “PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI TEPUNG SORGUM TERMODIFIKASI UNTUK SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PANGAN OLAHAN KAPASITAS 1 TON/HARI”

Upload: anamira54

Post on 28-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sorgum

TRANSCRIPT

Page 1: MPI Shorgum - Bu. Linda

Oleh:

Auliana Mirawati NPM : 08.2010.1.01492

Gosyen Roviditama NPM : 08.2010.1.01493

“PENERAPAN TEKNOLOGI PRODUKSI TEPUNG SORGUM TERMODIFIKASI

UNTUK SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI PANGAN OLAHAN KAPASITAS 1

TON/HARI”

Page 2: MPI Shorgum - Bu. Linda

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYASURABAYA

2014I. LATAR BELAKANG

Saat ini tanaman sorgum mulai dikembangkan di Indonesia sebagai pakan ternak dan

alternatif solusi terhadap ancaman krisis pangan dan energi. Riset dan teknologi berbasis

sorgum telah dikembangkan di bidang on farm dan off-farm, akan tetapi hanya pemuliaan

tanaman dan budidaya untuk pakan ternak yang sudah diterapkan pada skala industri,

sedangkan pemanfaatan biji untuk pangan dan nira untuk pembuatan bioetanol & jaggery

masih terbatas pada skala kecil. Pada skala industri, biji sorgum belum termanfaatkan secara

optimal, padahal mempunyai nilai gizi yang memadai sebagai bahan pangan. Pengolahan dan

pemanfaatan biji sorgum masih belum berkembang karena mengandung tanin yang

menyebabkan rasa sepat dan kurang disukai dalam produk pangan hasil olahannya. Di samping

itu, teknologi pengolahan pasca panen (alat penyosoh biji sorgum) belum tersedia di pasaran

dan belum ada industri yang menampung/mengolah biji sorgum yang dihasilkan oleh petani.

Hal ini menyebabkan nilai tambah tanaman sorgum masih sangat kecil karena hanya

batang/daunnya saja yang termanfaatkan secara optimal. Di sisi lain, ketergantungan bahan

baku industri pangan terhadap gandum impor yang pada tahun 2012 telah mencapai 7 juta

ton (senilai 35 triliun) harus dikurangi, sebagai upaya pencapaian ketahanan pangan jangka

panjang dan menciptakan kemandirian bangsa. Salah satunya adalah dengan mengolah biji

sorgum menjadi tepung sorgum termodifikasi untuk substitusi terigu. Teknologi modifikasi

tepung sorgum dilakukan dengan proses penyosohan biji sorgum, penepungan, modifikasi

dengan teknik ekstrusi, pengeringan dan penepungan kembali, serta pengayakan, pada kapasitas

1 ton/hari. Proses modifikasi dilakukan terhadap tepung sorgum agar memiliki sifat fisiko-

kimia (pasting properties, swelling power, dan solubility) mendekati terigu. Tepung sorgum

termodifikasi dapat digunakan untuk pembuatan noodle (substitusi 50% terhadap terigu), cake

(dari sorgum termodifikasi hingga 100%), dan cookies (dari sorgum termodifikasi hingga

100%). Difusi teknologi dilakukan dengan memberikan rekomendasi dan alih teknologi kepada

PT. Sinar Fajar Timur dan PTPN XII tentang penerapan teknologi produksi tepung sorgum

termodifikasi dalam sistem produksi kapasitas 1 ton/hari. Industri pangan olahan yang selama

ini hanya bertumpu pada tepung terigu dapat memanfaatkan tepung sorgum termodifikasi in

II. PENDAHULUAN

Page 3: MPI Shorgum - Bu. Linda

UnsurNutrisi

Kandungan/100 g

BerasSorgum

TeriguUbi kayu Jagung Kedele Kentang Ubi jalar

Kalori(cal)

360 332 365 146 361 286 83 123

Protein(g) 7.0 11.0 8.9 1.2 8.7 30.2 2 1.8

Lemak(g) 0.7 3.3 1.3 0.3 4.5 15.6 0.1 0.7

Karbohidrat (g) 79 73.0 77 34.7 72.4 30.1 19 28

Air (%) 9.8 11.2 12 63 13.5 - - -Serat(%) 1 2.3 - - 2.70 - - -

Kalsium(mg) 6.0 28.0 16 33.0 9.0 196 11 30

Sorgum (Sorghum bicolor) merupakan jenis tanaman serealia yang cukup potensial

untuk dikembangkan di Indonesia karena mempunyai daya adaptasi lingkungan yang

cukup luas, khususnya pada lahan marginal.

Tanaman sorgum toleran terhadap kekeringan dan genangan air, serta relatif tahan terhadap

gangguan hama/penyakit (Sirappa, 2003). Potensi sorgum di Indonesia sangat besar hal ini

diindikasikan oleh besarnya potensi lahan marginal di seluruh Indonesia yang berkisar 853 ribu

hektar (Departemen Pertanian). Apabila lahan marginal tersebut dikelola untuk budidaya sorgum

akan menghasilkan sekitar 6-10 juta ton biji/tahun, 75-100 juta ton batang/tahun yang

mengandung 40-60 juta kL nira/tahun. Pemanfaatan tanaman sorgum di Indonesia saat ini

sebagian besar digunakan untuk pakan ternak (silase) dengan memanfaatkan batang/daunnya.

Pemanfaatan biji sorgum untuk pangan dan nira untuk pembuatan bioetanol & jaggery (gula

merah) masih terbatas pada skala kecil, dan cenderung terabaikan oleh masyarakat. Minimnya

pemanfaatan biji sorgum di Indonesia sangat disayangkan, padahal sorgum mempunyai nilai

gizi yang memadai sebagai bahan pangan. Perbandingan kandungan gizi sorgum terhadap bahan

pangan lain tersaji pada tabel berikut:

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Sorgum dalam 100 gr Bahan Dibanding Bahan Pangan Lain

Sumber: DEPKES RI., Direktorat Gizi (1992) & Beti et al.(1990)

Besi(mg)

0.8 4.4 1.2 0.7 4.6 6.9 0.7 0.7

Posfor(mg) 140 287 106 40 380 506 56 49

Vit. B1 0.12 0.38 0.12 0.06 0.27 0.93

Page 4: MPI Shorgum - Bu. Linda

Tabel 2. Kandungan Asam Amino Esensial Sorgum dan Bahan Pangan Lain

Meskipun mempunyai kandungan nutrisi dan asam amino esensial yang cukup tinggi

dibandingkan bahan pangan lainnya, pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan di Indonesia

saat ini masih terbatas. Sebenarnya sorgum mempunyai potensi cukup besar sebagai bahan

pangan, namun pemanfaatannya belum berkembang antara lain karena penyosohan biji sorgum

cukup sulit dilakukan. Di Indonesia, biji sorgum digunakan sebagai bahan makanan substitusi

beras, namun karena kandungan taninnya cukup tinggi (0,40−3,60%), hasil olahannya kurang

enak.

Pemanfaatan biji sorgum saat ini pada umumnya hanya digunakan sebagai pakan burung,

karena masyarakat belum menguasai teknologi pengolahan dan pemanfaatan bijinya yang

mengandung tanin. Di samping itu, teknologi pengolahan pasca panen (alat penyosoh biji

sorgum) juga belum tersedia di pasaran. Hal lain yang menyebabkan belum berkembangnya

pemanfaatan biji sorgum adalah belum adanya industri yang menampung dan mengolah biji

sorgum yang dihasilkan oleh petani menjadi produk pangan olahan, sehingga nilai tambah

sorgum masih sangat kecil karena hanya batang/daunnya saja yang termanfaatkan secara

optimal. Hal tersebut menyebabkan produksi sorgum nasional di tingkat petani saat ini masih

lesu, karena belum ada industri penggunanya. Pada umumnya petani hanya menanam saat ada

pesanan dari pengguna. Kapasitas produksi sorgum akan meningkat apabila sorgum dapat

diangkat menjadi salah satu komoditas strategis dalam pengembangan sistem agribisnis dan

Page 5: MPI Shorgum - Bu. Linda

agroindustri, antara lain pengembangan pemanfaatan biji sorgum sebagai bahan baku industri

pangan.

Melihat potensi sorgum yang sangat prospektif, pengembangan sorgum harus terus

ditingkatkan untuk meningkatkan ketahanan pangan, sesuai dengan Peraturan Presiden no. 22

tahun 2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis

sumberdaya lokal. Biji sorgum dapat diolah menjadi tepung sorgum termodifikasi untuk

substitusi tepung terigu (50-100%) sebagai bahan baku pangan olahan seperti noodle, bolu

dan cookies. Pada tahun 2012 impor gandum Indonesia mencapai 7 juta ton (senilai 35 triliun

Rupiah) atau setara dengan konsumsi terigu 5,7 juta ton, dan diperkirakan konsumsi gandum

nasional naik 6% per tahun. Industri pengguna terigu nasional terdiri dari 60% UKM, 32%

industri modern, dan 8% rumah tangga, dengan konsumsi terbesar untuk pembuatan mie

(noodle) dan cookies.

Ketergantungan bahan baku industri pangan terhadap gandum (impor) harus dikurangi,

sebagai upaya pencapaian ketahanan pangan jangka panjang dan menciptakan kemandirian

bangsa. Salah satunya dengan memanfaatkan tepung sorgum termodifikasi untuk substitusi terigu.

Proses modifikasi tepung sorgum dilakukan dengan teknologi penyosohan biji sorgum,

penepungan, modifikasi dengan teknik ekstrusi, pengeringan dan penepungan kembali, serta

pengayakan, pada skala 1 ton/hari. Proses modifikasi dilakukan terhadap tepung sorgum agar

memiliki sifat fisiko-kimia (pasting properties, swelling power, dan solubility) mendekati

tepung terigu, sehingga dapat digunakan untuk substitusi terigu sebagai bahan baku pangan

olahan. Paket teknologi tersebut perlu didifusikan kepada masyarakat industri, khususnya

industri pangan berbasis pati dan PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) agar dapat

diterapkan dalam skala industri dan dapat menstimulus tumbuhnya start-up company yang

memproduksi tepung sorgum termodifikasi.

Sorgum merupakan salah satu bahan makanan serealia penting yang menyediakan energi,

protein, vitamin dan anti-oksidan. Komponen utama sorgum yang mempengaruhi kualitas

makanan adalah pati (starch) dan protein (Taylor et al., 2006). Pati merupakan komponen

utama yang memainkan peranan penting dalam produk makanan dan biasanya digunakan sebagai

pengental (thickener) dan gelling agent. Sorgum mempunyai suhu gelatinasi yang lebih tinggi

dibandingkan gandum, sehingga sorgum menyerap lebih banyak air dibandingkan dengan

gandum. Hal tersebut dapat diatasi dengan proses pragelatinasi pati menggunakan teknik

ekstrusi, sehingga sifat swelling power, pasting properties, dan solubility dapat ditingkatkan.

Page 6: MPI Shorgum - Bu. Linda

Selain itu, protein sereal juga merupakan komponen penting sebagai struktur pembangun

dalam makanan. Protein utama yang terdapat pada sorgum adalah kafirin yang terbungkus

dalam protein body. Sorgum mempunyai protein body yang kaku (rigid) karena sifat polimerik

ikatan disulfida dari protein gamma & beta- prolamin yang ditemukan pada tepi luar badan

sorgum (Chanapamokkhot, H. dan M. Thongngam, 2007). Agar kafirin dapat digunakan dalam

pengolahan makanan, protein body (kafirin) harus dimodifikasi struktur proteinnya. Struktur

protein body dapat dimodifikasi dengan perlakuan tegangan geser atau tekanan & suhu yang

tinggi (proses ekstrusi) sehingga akan meningkatkan penggunaan kafirin sebagai komponen

fungsional dalam produk pangan olahan (Hamaker dan Bugusu, 2003). Penggunaan teknik

ekstrusi dapat memodifikasi struktur protein dan sifat fungsional tepung sorgum, sehingga

tepung sorgum dapat lebih mudah/cocok digunakan untuk substitusi tepung gandum sebagai

bahan pangan olahan, terutama industri noodle, cookies, cake, dan biskuit.

III. METODE

Penyiapan paket teknologi produksi tepung sorgum termodifikasi untuk subtitusi tepung

terigu, baik hardware maupun software, dilakukan melalui pengujian proses modifikasi tepung

sorgum dengan perlakuan panas dan tekanan (teknik ekstrusi) hingga diperoleh karakteristik

fisiko-kimia produk sorgum termodifikasi yang mendekati terigu. Proses modifikasi dilakukan

dengan rancangan percobaan (experimental design) yang disusun dengan metode central

composite design pada beberapa variabel bebas. Tiap variabel terdiri dari 3 level (level atas,

level tengah, dan level bawah). Metode optimasi berdasarkan metode permukaan respon

(RSM) melibatkan 3 langkah utama yaitu: rancangan percobaan yang menggunakan pendekatan

statistik, estimasi koefisien model matematik dan prediksi respon dan terakhir pencocokan

model. Respon yang diamati adalah RVA pasting properties, swelling power, dan solubility.

Pengukuran RVA Pasting Properties dilakukan dengan Brabender Viscograph E (USB) version

4.0.5 pada konsentrasi 6%, swelling power diukur dengan metode Leach, dan solubility diukur

dengan metode Kainuma. Analisa komponen intrinsik juga dilakukan terhadap produk sorgum

termodifikasi dengan parameter kadar air, protein, karbohidrat total, lemak, serat, abu, natrium,

kalsium, dan anti-oksidan.

Metode yang digunakan dalam melakukan kajian tekno ekonomi produksi tepung

sorgum termodifikasi adalah metoda observasi dan survey dengan mengumpulkan data

primer dan data sekunder. Perhitungan dan analisis kelayakan usaha menggunakan parameter

NPV (net present value), B/C ratio (benefit cost ratio), PBP (payback period), dan IRR

Page 7: MPI Shorgum - Bu. Linda

(internal rate of return). Sosialisasi dilakukan kepada stake holder melalui berbagai metode,

antara lain melalui presentasi dan diskusi terhadap stake holder, pengujian aplikasi pembuatan

pangan olahan di berbagai industri pangan dan UKM, pameran pangan, focus Group Discussion

(FGD), dan penerapan teknologi serta pemasaran produk tepung sorgum termodifikasi oleh

mitra (PT. Sinar Fajar Timur) di tingkat grosir. Difusi teknologi dilakukan dengan memberikan

rekomendasi dan alih teknologi kepada mitra tentang teknologi produksi tepung sorgum

termodifikasi, yang disertai dengan penerapan teknologi produksi tepung sorgum

termodifikasi untuk substitusi tepung terigu dalam sistem produksi kapasitas 1 ton/hari.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengujian proses modifikasi tepung sorgum diperoleh informasi teknis

yang memuat teknologi proses produksi tepung sorgum termodifikasi, yaitu:

- Spesifikasi bahan baku:

Bahan baku yang digunakan adalah biji sorgum varietas Numbu dengan kadar air

maksimal 12% yang diperoleh dari hasil budidaya kebun percobaan Balai Besar Teknologi

Pati, Lampung. Biji sorgum harus disosoh terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan

tanin pada bagian kulit luar (perikarp) yang akan menyebabkan rasa sepat pada produk pangan.

Penyosohan dilakukan dengan menggunakan mesin penyosoh biji sorgum hasil rekayasa Balai

Besar Teknologi Pati. Biji sorgum varietas Numbu sebelum dan sesudah disosoh disajikan

pada gambar1:

(a) (b)

Gambar 1. Biji Sorgum Varietas Numbu yang(a) Belum disosoh ; dan (b) Sudah Disosoh

- Konsep Proses:

Modifikasi tepung sorgum dilakukan dengan cara memodifikasi struktur pati dan

protein kafirin yang terbungkus dalam protein body, sehingga mempunyai sifat fisiko-

kimia (swelling power, solubility, dan pasting properties) mendekati tepung terigu.

Modifikasi dilakukan dengan perlakuan panas dan tekanan pada berbagai variabel proses,

antara lain:

Page 8: MPI Shorgum - Bu. Linda

TeriguSorgum Segitiga

Modifie

Karakteristik Alami Biru d

(Native) (Bench Sorghu

Mark) m Flour

Pasting Properties

BeginningGelatinization

23 BU : 88 .7 o C 139 BU:

93 .6 o C 13 BU 3 . 45 0 . 24 10 . 4 3 . 98 7 . 22

76.7 2 . 91 1 . 33

r)

19 BU : 86 . 8 o C

34 BU : 91 . 5 o C 3 BU 6 . 15 1 11 . 1 0 . 7 10 . 79

76.1

21 BU :83.3oC

Max. Viscosity 33 BU :89oC

Breakdown 4 BUSwelling Power 7Solubility (% b/v) 1Kadar Air (%) 10-11Lemak (%) 1.43Protein (%) 7.24KarbohidratTotal (%)

79.2

Serat (%) 0 . 88 0 . 51 15 16 -

2.27Kadar Abu (%) 0.47Natrium (mg/100g 8.56Kalsium (mg/100gr) 12.97Anti oksidan (µg/gr BHA) 570.7

1. Diameter die (lubang pencetak bahan)

2. Kecepatan putaran motor screw ekstruder

3. Kecepatan putaran motor screw feeder

4. Kecepatan putaran motor cutter

5. Kadar air umpan (feed)

6. Temperatur ekstrusi

-Tahapan Proses Produksi

Diagram alir proses produk sorgum termodifikasi disajikan pada Gambar 2.

Biji sorgum yang sudah disosoh perlu ditepungkan terlebih dahulu dan diatur kadar

airnya sebelum dimodifikasi. Setelah itu, tepung sorgum alami tersebut dimodifikasi dengan

perlakuan panas dan tekanan (teknik ekstrusi) pada kondisi operasi tertentu. Pada

tahap ekstrusi, proses modifikasi pati/protein akan terjadi, dimana pada suatu kondisi operasi

tertentu maka struktur fisik pati akan mengalami swelling/ pembengkakan sehingga functional

properties-nya akan berubah sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Setelah melewati

proses ekstrusi, produk dikeringkan, ditepungkan kembali (size reduction), dan diayak

pada ukuran partikel 80-100 mesh, lalu dikemas dengan karung.

Page 9: MPI Shorgum - Bu. Linda

- Spesifikasi Produk:

Produk tepung sorgum termodifikasi yang dihasilkan mempunyai sifat-fisiko kimia

yang mendekati terigu komersial. Karakteristik produk tepung sorgum termodifikasi tersaji

pada Tabel 3, Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai beginning gelatinization tepung sorgum alami

(23 BU pada temperatur 88,7oC) dan tepung sorgum termodifikasi (21 BU pada temperatur

83.3oC) mendekati nilai beginning gelatinization tepung terigu (19 BU pada temperatur

86,8oC). Di sisi lain nilai maximum viscosity, breakdown, swelling power, dan solubility

tepung sorgum alami yang telah dimodifikasi mendekati nilai tepung terigu. Karakteristik

komponen intrinsik kadar air, protein, karbohidrat total, dan kadar serat tepung sorgum

termodifikasi relatif tidak mengalami perubahan dibanding tepung sorgum alami. Sedangkan

kadar lemak dan kadar abu mengalami penurunan.

Produk pangan olahan yang menggunakan bahan baku tepung sorgum termodifikasi

telah diuji sensori untuk mengetahui tingkat kesukaan dan penerimaan panelis. Uji sensori

dilakukan terhadap atribut warna, tekstur, aroma, dan rasa keseluruhan pada cookies dan cake

sorgum. Dari hasil uji sensori tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa tingkat penerimaan

cookies dan cake sorgum sangat baik dengan nilai LoA (Level of Acceptance) > 3,5 yaitu 3,61

hingga 3,75 dalam skala 1-5. Hal tersebut menunjukkan bahwa tepung sorgum termodifikasi

cocok untuk digunakan dalam pembuatan cookies dan cake karena disukai oleh masyarakat.

Selanjutnya, produk sorgum termodifikasi diaplikasikan dalam pembuatan berbagai pangan

olahan (Gambar 3) sebagai berikut:

pembuatan cookies dari 100% tepung sorgum termodifikasi

pembuatan cake dari 100% tepung sorgum termodifikasi

pembuatan noodle dan bakpia dengan substitusi 50% tepung sorgum termodifikasi

terhadap terigu.

pembuatan bubur sorgum dari 100% tepung sorgum termodifikasi

Page 10: MPI Shorgum - Bu. Linda

No Items

Ratio input

Harga satuan Biaya

per kgproduk

( Rp ) (Rp)

I

II

III

IV

B ah a n baku, Kg

Biji Sorgum

Bahan lain

Utilitas

Listrik, Kwh

Air, Kg

Packaging

Plant O v erhead

Depresiasi

Biaya bunga

Gaji

1,17

0,39

2.800

1.700

70

10

50

100

157

1.410

3.276

663

70

10

50

100

157

1.410

EQUIPMENT OTY CAPACITY HARGA

(Unit) (Rp)Mesin penyosohHammer mill

Roller mill

Mixer

Ekstruder

Para-para

Cyclone+bag filter Vibrating screen

2

1

1

1

1

1

1

2

100 kg/jam

150 kg/jam

150 kg/jam

150 kg/jam

100 kg/jam

1,5 ton/hari

100kg/jam

50 kg/jam

30.000.000

75.000.000

75.000.000

25.000.000

250.000.000

70.000.000

225.000.000

50.000.000

TOTAL BIAYA 800.000.000

Gambar 3. Produk Pangan Olahan yang Terbuat dari Tepung Sorgum Termodifikasi

Evaluasi Tekno Ekonomi Produksi Tepung Sorgum Termodifikasi kapasitas 1 Ton/hari

Peralatan, biaya proses, dan biaya investasi yang diperlukan untuk

mendirikan sistem produksi tepung sorgum termodifikasi kapasitas 1 ton/hari ditunjukkan pada

Tabel 4, 5, dan 6

Tabel 4. Daftar Peralatan Utama Sistem Produksi Tepung Sorgum Termodifikasi Kapasitas 1

Ton/Hari

Tabel 5. Biaya Proses Tepung Sorgum Termodifikasi Per Kg Produk

Page 11: MPI Shorgum - Bu. Linda

No Items

Ratio input

Harga satuan Biaya

per kgproduk

( Rp ) (Rp)

I

II

III

IV

B ah a n baku, Kg

Biji Sorgum

Bahan lain

Utilitas

Listrik, Kwh

Air, Kg

Packaging

Plant O v erhead

Depresiasi

Biaya bunga

Gaji

1,17

0,39

2.800

1.700

70

10

50

100

157

1.410

3.276

663

70

10

50

100

157

1.410

Tabel 6. Biaya Investasi (Fixed Capital Investment)

Parameter analisa kelayakan usaha atau investasi adalah sebagai berikut :

Payback Period = 3,9 Tahun

Payback Period merupakan penilaian terhadap jangka waktu atau periode

pengembalian investasi suatu proyek atau usaha.

Net Present Value = Rp.222.832.000,-

NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan

menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain

merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan

pada saat ini. Nilai NPV tersebut menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan dapat

memberikan manfaat bagi perusahaan maka proyek atau industri dinyatakan layak atau

bisa dijalankan.

Profitability Index atau Benefit and Cost

Ratio (B/C Ratio) = 1,3 Profitability Index (PI) atau Benefit and Cos Ratio (B/C Ratio)

merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang

pengeluaran investasi selama umur investasi. Nilai B/C Ratio > 1, maka investasi

dinyatakan layak atau diterima.

Internal Rate of Return (IRR) = 36,2%

IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu

biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari minimum

No Fixed Capital Investment Biaya (Rp)1

2

3

4

5

6

7

8

9

Biaya Enjiniring Biaya pra konstruksi Pekerjaan sipil Pekerjaanmekanikal/elektrikalPeralatanBiaya perpipaan /piping worksBiaya pengecatan dan insulasiPrecom dan commissioning

Tanah Areal Pabrik

35.000.000

15.000.000

350.000.000

35.000.000

800.000.000

2.000.000

2.000.000

15.000.000

600.000.000

Total 1.854.000.000

Page 12: MPI Shorgum - Bu. Linda

acceptable rate of return. Minimum acceptable rate of return adalah laju pengembalian

minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor.

IRR merupakan tingkat pengembalian dari modal proyek yang dianalisis. Berupa tingkat

bunga pada saat NPV=0, tingkat suku bunga pada saat itu disebut IRR (Satuan %

pertahun). Dari tabel perhitungan diatas didapat nilai IRR sebesar 36,2% pertahun.

Nilai IRR > (i =15%), maka investasi dinyatakan layak atau diterima.

Sosialisasi Program dan Hasil Kajian Teknologi Berbasis Sorgum Kepada Industri

Pangan, UKM, dan Petani.

Bersama dengan mitra, sosialisasi tentang produk tepung sorgum termodifikasi (modified

sorghum flour) maupun teknologi proses produksinya telah dilakukan kepada stake holder

(industri pangan berbasis pati, UKM, BUMN, pemerintah daerah, lembaga riset, dan

perguruan tinggi). Dalam sosialisasi tersebut disampaikan informasi teknis dan ekonomis

tentang prospek pengembangan pemanfaatan sorgum, khususnya pemanfaatan biji sebagai

bahan pangan olahan untuk substitusi terigu. Sosialisasi dilakukan kepada stake holder

melalui berbagai metode, antara lain:

1) Presentasi dan diskusi.

Presentasi disampaikan kepada mitra (PT. Sinar Fajar Timur), BUMN (PTPN XII), PT.

Bogasari, serta RPN (Riset Perkebunan Nusantara) diikuti diskusi terkait

pemanfaatan teknologi produksi modified sorghum flour untuk substitusi terigu dan

peluang kerjasama.

2) Pengujian aplikasi pembuatan pangan olahan di berbagai industri pangan dan

UKM.

Telah dilakukan koordinasi dengan mitra PT. Sinar Fajar Timur untuk memberikan sampel

produk sorgum termodifikasi kepada berbagai industri pangan dan UKM.

Selanjutnya, sampel tersebut diuji/diaplikasikan pada industri dan diperoleh hasil

pengujian yang baik dan dapat diterima oleh pengguna. Saat ini telah dilakukan negosiasi

harga untuk kerjasama pemanfaatan produk sorgum termodifikasi pada skala komersial.

Beberapa industri yang telah melakukan uji aplikasi antara lain:

PT. Garuda Food, sedang melakukan uji aplikasi untuk produk pangan olahannya pada

skala industri

Page 13: MPI Shorgum - Bu. Linda

Swendish Bakery, Yunatan bakery, dan Yusi Akmal Bakery telah melakukan

pengujian untuk pembuatan cookies

PT. Sinar Fajar Timur bersama industri noodle dan biscuit

3) Pameran.

Beberapa pameran telah diikuti sebagai media untuk sosialisasi produk maupun

teknologi produksi modified sorghum flour kepada para petani, pelaku bisnis (industri

pangan), UKM yang bergerak dibidang pangan olahan (noodle, bakso, cake, cookies, dan

restoran), serta pemerintah daerah. Pameran yang telah diikuti antara lain:

Pameran Pangan Nusantara 2013 di Jogja Expo Center, Yogyakarta

Pameran HUT BPPT ke-35 di Jakarta

Pameran HARTEKNAS Propinsi Lampung di Bandar Lampung

4) Focus Group Discussion (FGD).

FGD merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mensosialisasikan teknologi

produksi modified sorghum flour kepada stake holder sekaligus saling bertukar

informasi dan untuk memperkuat jaringan kerjasama. FGD yang telah diikuti antara lain:

FGD dengan tema “Membangun Kemandirian Pangan Melalui Pengembangan

Gandum Tropis & Substitusi Terigu dengan Sagu dan Sorgum” di Jakarta

FGD tentang Potensi dan Prospek Sorgum untuk Pangan, Pakan, dan Bioenergi di

Yogyakarta

5) Pemasaran produk modified sorghum flour oleh mitra (PT. Sinar Fajar Timur)

di tingkat grosir.

Kemasan prototipe produk sorgum termodifikasi beserta informasi nilai gizinya yang

telah dipasarkan oleh mitra dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5 berikut:

Gambar 4. Kemasan Prototipe Produk Tepung Sorgum Termodifikasi

Page 14: MPI Shorgum - Bu. Linda

Gambar 5. Informasi Nilai Gizi Modified Sorghum Flour pada Kemasan 1 kg

Gambar 5. InformasiNilai Gizi ModifiedSorghum Flour pada Kemasan 1 kg

Difusi Teknologi Produksi Tepung Sorgum Termodifikasi pada Sistem Produksi

Kapasitas 1 Ton/Hari

Page 15: MPI Shorgum - Bu. Linda

V. KESIMPULAN

1. Biji sorgum dapat diolah menjadi tepung sorgum termodifikasi yang mempunyai

karakteristik mendekati tepung terigu dengan teknologi ekstrusi.

2. Modifikasi tepung sorgum dilakukan dengan cara memodifikasi struktur pati dan

protein kafirin yang terbungkus dalam protein body, sehingga mempunyai sifat fisiko-

kimia (swelling power, solubility, dan pasting properties) mendekati tepung terigu.

3. Produk sorgum termodifikasi dapat diaplikasikan dalam pembuatan berbagai pangan

olahan antara lain cookies, cake, dan noodle.

4. Difusi teknologi produksi tepung sorgum termodifikasi kapasitas 1 ton/hari

telahdilakukan dengan memberikan rekomendasi dan alih teknologi kepada PT.

Sinar Fajar Timur dan PTPN XII.

5. Analisa tekno-ekonomi teknologi produksi tepung sorgum termodifikasi

kapasitas 1 ton/harga menunjukkan bahwa:

nilai Benefit and Cost Ratio (B/C Ratio) sebesar 1,3

nilai Internal Rate of Return (IRR) sebesar 36.2%.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Beti, Y.A., A. Ispandi, dan Sudaryono.1990. Sorgum. Monografi No. 5.

Balai Penelitian Tanaman Pangan, Malang.

[2] Chanapamokkhot, H. and M. Thongngam.2007. The Chemical and Physico-Chemical

Properties of Sorghum Starch and Flour. Kasetsart J. (Nat. Sci.) 41 : 343 – 349.

[3] DEPKES RI., Direktorat Gizi. (1992).Daftar Komposisi Bahan Makanan.

Penerbit Bhratara-Jakarta. 57p.

[4] Hamaker, B.R. and B.A. Bugusu. 2003.Overview: Sorghum Proteins and

Food Quality. Department of Food Science. Purdue University and the INTSORMIL

CRSP West Lafayette, Indiana, USA. Availible Source:

http : / /www . a f r ip r o . o r g . uk / pap e r s / P ap e r 08

Hamaker.pdf, May 20, 2003.

Page 16: MPI Shorgum - Bu. Linda

[5] Rooney, L.W. and R.D. Sullines. 1977. The Structure of Sorghum and Its Relation to

Processing and Nutritional Value. Cereal Quality Laboratory, Texas University, USA. p.

91−109.

[6] Sirappa,M.P. 2003. Prospek Pengembangan Sorgum di Indonesia Sebagai Komoditas

Alternatif untuk Pangan, Pakan, dan Industri. Jurnal Litbang, 22 (4), BPTP Sulawesi

selatan, Makasar.

[7] Taylor J.R.N., T.J. Schober and S.R. Bean.2006. Novel Food and non-Food Uses

for Sorghum and Millets. J. Cereal Sci..

[8] Tester, R.F. and W.R. Morrison. 1990a.Swelling and Gelatinization of Cereal

Starches,I. Effect of Amylopectin, Amylose and Lipids. Cereal Chem. 67: 551-557.