tugas 4 geologi fisik
TRANSCRIPT
TUGAS
GEOLOGI FISIK 4
“Klasifikasi Batuan Sedimen”
Oleh :
Dody Iswandi
2012 / 1202068
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBNGAN (S1)
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen merupakan batuan yang terjadi akibat peristiwa pembatuan atau
litifikasi dari hancuran batuan lain (detritus) atau litifikasi dari hasil reaksi kimia tertentu.
Litifikasi adalah proses terubahnya material lepas menjadi kompak dan keras. Batuan sedimen
dilihat dari sebarannya di permukaan bumi menempati sekitar 75% luas permukaan bumi,
sedangkan sisanya adalah batuan beku dan sedikit batuan metamorfik.
Tekstur Batuan Sedimen
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen
seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti
penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut terutama proses
transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi
lingkungan pengendapan batuan sediment.
Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.
· Fragmen : Batuan yang ukurannya lebih besar dari pada pasir.
· Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan bersama-
sama dengan fragmen.
· Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen dan
matrik. Semen umumnya berupa silika, kalsit, sulfat atau oksida besi.
Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasakan cara terbentuknya (prosesnya) batuan sedimen dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Batuan Sedimen Detritus (Sedimen Klasik)
2. Batuan Sedimen Evaporit
3. Batuan Sedimen Batu Bara
4. Batuan Sedimen Silika
5. Batuan Sedimen Karbonat
1. Golongan Detritus
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara
lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di
lingkungan sungai dan danau atau laut.
1. BREKSI
Jenis Batuan : Sedimen
Nama Batuan : Breksi
Warna Batuan : Hijaukekuningan
Struktur : Klastik
Tekstur : Non Stratified
Komposisi : sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan
lain-lain.
Breksi merupakan batuan sedimen yang menyerupai konglomerat, seperti halnya
konglomerat, breksi juga termasuk dalam kelompok batuan sedimen klastik. Breksi memiliki
butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari sementasi fragmen-fragmen yang
bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256 milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing
dan menyudut. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul
pada bagian dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal
dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi. Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau
campuran dari rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.
2. KONGLOMERAT
Jenis Batuan : Sedimen
Nama Batuan : Konglomerat
Warna Batuan : Coklat kehitaman
Struktur : Klastik
Tekstur : Non Stratified (Greeded Bedding)
Komposisi : sejenis atau campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain
Konglomerat merupakan batuan Sedimen dimana Konglomerat hampir sama dengan breksi,
yaitu memiliki ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau campuran rijang,
kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat
atau agak membulat. Konglomerat merupakan batuan sedimen bertekstur klastik karena
memiliki fragmen dan matrix, sedankan strukturnya yaitu non stratified yaitu tidak berlapis,
sesuai dengan gambar di atas, struktur khususnya yaitu greeded bedding.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada material-material penyusunnya yang
mengakibatkan fragmen-fragmennya memiliki bentuk yang membulat.
3. SANDSTONE (Batupasir)
Jenis Batuan : Sedimen
Nama Batuan : Batu Pasir (Sandstone)
Warna Batuan : krem
Tekstur : Klastik
Struktur : Non Stratified
Komposisi : Butir kuarsa
Batupasir adalah suatu batuan sedimen bertekstur clastic yang dimana partikel penyusunya
kebanyakan berupa butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-
butiran yang terbawa oleh bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu
sungai. Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit untuk
membentuk batu batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas butir kwarsa sebab
kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus.
Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran pasir yang
terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya terakumulasi pada suatu tempat.
Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16 hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi,
tersusun terutama dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit, sabak,
serta sedikit klorit dan bijih besi Batupasir mempunyai banyak kegunaan didalam industri
konstruksi sebagai suatu kumpulan dan batu-tembok. batupasir hasil galian dapat digunakan
sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca. Batu pasir umumnya digolongkan menjadi
tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan Graywacke.
2. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang
moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan
dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa
terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada
lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya
tergantung pada material penyusunnya.
LIMESTONE (Batu Gamping)
Jenis Batuan : Sedimen
nama Batuan : Batu Gamping
Warna Batuan : putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan hitam
Tekstur : Non Klastik
Struktur : Non Stratified
Komposisi : Koral, Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula dijumpai
batugamping magnesium
merupakan salah satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya.Batugamping
itu sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping klastik.
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata,
Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batu gamping ini sering juga disebut batugamping
Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
3. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup
pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup,
sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang
penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan
tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gipsum, anhidrit, batu
garam.
GYPSUM
Jenis Batuan : Batuan Sedimen Non-klastik
Nama Batuan : Batu Gips
Warna : Putih Keabuan
Struktur : Oolitik (Ditutupi oleh mineral klastik)
Tekstur : Amorf (Tidak terlihat struktur kristalnya)
Gypsum terbentuk oleh proses evaporasi yang dapat sebagai indikator penting paleo-iklim dan
paleo-geografi. Gypsum mempunyai bentuk nodular dengan tekstur chicken-wire.
Terbentuknya gypsum terjadi karena material sedimen yang diendapkan di laut, biasanya
berukuran lempung, kemudian lempung itu akan melepaskan ion-ion O2- dan kemudian
ditangkap oleh unsur Ca2+ dan senyawa SO42-. Gipsum tersusun atas mineral gipsum
(CaSO4.H2O). Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini terbentuk karena kandungan uap air
yang ada menguap. Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin. Ditemukan di jatingaleh,
semarang.
4. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk
lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah
diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.
BATUAN RIJANG (CHERT)
Tekstur/struktur : Rapat dan berlapis
Komposisi mineral/ fragmen : Campuran silica, opal dan kalsedom dll
Cirri khas : Warna beragam, keras, kilp non logam, konkoidal
Batuan ini sering disebut sebagai batuan sedimen laut dalam. Batuan ini terbentuk oleh
proses pengendapan yang terjadi pada dasar samudra. Fosil renik Radiolaria yang dijumpai di
dalam batu rijang di daerah Karangsambung menunjuk umur 85 juta tahun hingga mencapai
140 juta tahun yang lalu.
Batuan Rijang berwarna merah karena mengandung unsur besi dan magnesium.
merupakan foliasi vertikal dengan terdapat kekar yang telah terisi oleh material. Komposisi
batuan ringan yaitu rijang dan karbonat dengan warna mrah tua karena mengandung SiO2
nonklastik.Batuan dasar samudra pada kedalaman minimal 4.000 meter ini seharusnya
horizontal, tapi menjadi tegak karena pengaruh tektonik yang mengangkatnya. Ditemukan di
pelabuhan ratu, sukabumi.
5. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan.
Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl
di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya
batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau
timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.
COAL atau BATUBARA
Jenis batuan : Sedimen
Nama batuan : Coal atau batu bara
Warna Batuan : Hitam kecoklatan tidak mengkipap (seperti tanah) sampai sub metalik yang
berkilauan.
Tekstur : amorf, berlapis, dan tebal
Struktur : non Stratified
Komposisi : kompaksi material yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang,
maupun daun
Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material
yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya amorf,
berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya coklat
kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di dasar rawa
semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut lama-kelamaan
terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah dan air keluar, dan
kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.