geologi fisik 3 batuan metamorf

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bumi sebagai objek yang dipelajari dalam disiplin ilmu geologi, tersusun oleh tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan metamorf berasal dari batuan induk, bisa berasal dari batuan beku, batuan sedimen maupun berasal dari batuan metamorf itu sendiri yang mengalami proses metamorfosa (perubahan bentuk). Untuk bisa membedakan ketiga jenis batuan tersebut maka penting diantaranya mempelajari batuan metamorf. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud penyusun membuat paper ini adalah untuk mempelajari batuan metamorf sebagai tugas mata kuliah praktikum geologi fisik. Adapun tujuan dari paper batuan metamorf ini diantaranya: a. Mengetahui definisi batuan metamorf b. Mengetahui proses metamorfisme dan faktor yang mempengaruhinya c. Mengetahui tekstur dan struktur pada batuan metamorf d. Mengetahui komposisi pada batuan metamorf e. Mengetahui klasifikasi, penamaan serta contoh dan karakteristik batuan metamorf 1

Upload: penjaga-kebun

Post on 14-Nov-2015

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Batuan metamorf

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1. 1.1. LATAR BELAKANGBumi sebagai objek yang dipelajari dalam disiplin ilmu geologi, tersusun oleh tiga jenis batuan yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf. Batuan metamorf berasal dari batuan induk, bisa berasal dari batuan beku, batuan sedimen maupun berasal dari batuan metamorf itu sendiri yang mengalami proses metamorfosa (perubahan bentuk). Untuk bisa membedakan ketiga jenis batuan tersebut maka penting diantaranya mempelajari batuan metamorf.

1.2. MAKSUD DAN TUJUANMaksud penyusun membuat paper ini adalah untuk mempelajari batuan metamorf sebagai tugas mata kuliah praktikum geologi fisik. Adapun tujuan dari paper batuan metamorf ini diantaranya:a. Mengetahui definisi batuan metamorfb. Mengetahui proses metamorfisme dan faktor yang mempengaruhinyac. Mengetahui tekstur dan struktur pada batuan metamorfd. Mengetahui komposisi pada batuan metamorfe. Mengetahui klasifikasi, penamaan serta contoh dan karakteristik batuan metamorf

1.3. RUANG LINGKUPPaper ini mencakup tentang definisi batuan metamorf, proses metamorfisme dan faktor yang mempengaruhinya, jenis-jenis metamorfisme, tekstur dan struktur batuan metamorf, komposisi mineral, klasifikasi, penamaan serta contoh dan karakteristik batuan metamorf.

BAB IIPEMBAHASAN

2. 2.1. DEFINISI BATUAN METAMORFBatuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi. Batuan metamorfosa disebut juga dengan batuan malihan atau ubahan, demikian pula dengan prosesnya, proses malihan. Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan dengan proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan.

2.2. PROSES METAMORFISMEMetamorfosa (perubahan bentuk) adalah proses rekristalisasi di dalam kerak bumi ( pada kedalaman 3 km 20 km) yang keseluruhannya atau sebagian besar terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa melalui fase cair, dari proses tersebut akan terbentuk struktur dan mineral yang baru akibat pengaruh temperatur (T) dan tekanan (P) yang tinggi, dengan T sekitar 2000 6500 C.Menurut H.G.F Winkler, 1967 : Metamorfisme adalh proses proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau respons terhadap kondisi fisika dan mimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi kimia dan kondisi fisika tersebut berbeda dengan kondisi yang sebelumnya. Proses proses tersebut tidak termasuk proses pelapukan dan diagenesa.

Proses metamorfosa dapat didefinisikan sebagai:Perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan dalam keadaan (fasa) padat (solid slate) pada suhu diatas 200C dan tekanan 300 Mpa. Proses metamorfisme, meliputi:1. Proses perubahan fisik yang menyangkut struktur dan tekstur oleh tenaga kristaloblastik (tenaga dari sedimen-sedimen kimia untuk menyusun susunan sendiri).2. Proses-proses perubahan susunan mineralogi, sedangkan susunan kimianya tetap (isokimia) tidak ada perubahan komposisi kimiawi, tapi hanya perubahan ikatan kimia. Tahap-tahap proses metamorfisme:1. Rekristalisasi Proses ini dibentukoleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah ada sebelumnya.2. ReorientasiProses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini pengorientasian kembali dari susunan kristak-kristal, dan ini akan berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.3. Pembentukan mineral-mineral baruProses ini terjadi dengan penyusunan kembali elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya sudah ada. Dalam metamorfosa yang berubah adalah : tekstur dan asosiasi mineral, yang tetap adalah komposisi kimia dan fase padat (tanpa melalui fase cair). Teksturnya selalu mereflesikan sejarah pembentukannya.Temperatur (0 C)Depth (km)

20sedimentation0surface processes

burial

100diagenesis5overlap

200metamorphisme10 30 metamorphic processes

650partial melting35 40overlap

800 1200 magma formtion50 100 igneous processes

Gambar batas antara proses Diagenesa dan proses Metamorphisme dan antara Metamorphisme dan Pelelehan Batuan dalam hubungannya dengan Temperatur dan Kedalaman Bumi (Con Gillen, 1982)

2.3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES METAMORFISMEKomposisi batuan asal sangat mempengaruhi pembentukan himpunan mineral baru, demikian pula dengan suhu dan tekanan. Suhu dan tekanan tidaklah berperan langsung, akan tetapi juga ada atau tidaknya cairan serta lamanya mengalami panas dan tekanan yang tinggi, dan bagaimana tekanannya, searah, terpuntir dan sebagainya.1. Pengaruh cairan terhadap reaksi kimiaPori-pori yang terdapat pada batuan sedimen atua batuan beku terisi oleh cairan (fluida), yang merupakan larutan dari gas-gas, garam dan mineral yang terdapat pada batuan yang bersangkutan. Pada suhu yang tinggi intergranular ini lebih bersifat uap dan pada cair, dan mempunyai peran yang penting dalam metamorfisme. Di bawah suhu dan tekanan yang tinggi akan terjadi pertukaran unsur dari larutan ke mineral-mineral dan sebaliknya. Fungsi cairan ini sebagai media transport dari larutan ke mineral dan sebaliknya, sehingga mempercepat proses metamorfisme. Jika tidak ada larutan atau jumlahnya sedikit sekali, maka metamorfismenya akan berlangsung lambat, karena perpindahannya akan melalui diffusi antar mineral yang padat.2. Suhu dan tekananBatuan apabila dipanaskan pada suhu tertentu akan membentukmineralmineral baru, yang hasil akhirnya adalah batuan metamorf. Sumber panasnya berasal dari panas dalam bumi. Batuan dapat terpanaskan oleh timbunan (burial) atau terobosan dapat juga menimbulkan perubahan tekanan, sehingga sukar dikatakan metamorfisme hanya disebabkan ole keniakan suhu saja. Tekanan dalam proses metamorfisme bersifat sebagai stress yang mempunyai besaran serta arah. Tekstur batuan metamorf memperlihatkan bahwa batuan ini terbentuk di bawah differensial stress, atau tekanannyatidak sama besar dari segala arah. Berbeda dengan batuan beku yang terbentuk melalui lelehan dan di bawah pengaruh uniform stress, atau mempunyai bersaran yang sama dari semua arah.3. WaktuUntuk mengetahui berapa lama berlangsungnya proses metamorfisme tidak lah mudah dan sampai saat ini masih belum diketahui bagaimana caranya. Dalam percobaan di laboratorium memperlihatkan bahwa di bawah tekanan suhu tinggi serta waktu reasi yang lama akan menghasilkan kristal dengan ukuran yang besar. Dan dalam kondisi yang sebaliknya dihasilkan kristal yang kecil. Dengan demikian untuk sementara ini disimpulkan bahwa batuan berbutir kasar merupakan hasil metamorfisme dalam waktu yang panjang serta suhu dan tekanan yang tinggi. Sebaliknya yang berbutir halus, waktunya pendek serta suhu dan tekanan yang rendah. Batuan metamorf terbentuk akibat perubahan tekanan dan atau temperatur, dalam keadaan padat serta tanpa merubah komposisi kimia batuan asalnya.

2.4. JENIS - JENIS METAMORFOSA1. 2. 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.4.1. Metamorfisme LokalJenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya beberapa kilometer saja.Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:a) Metamorfisme Kontak/Thermal

Terjadi pada batuan yang terpanasi oleh intrusi magma yang besar. Pancaran panas tersebut akan semakin menurun bila semakin jauh dari tubuh intrusinya. Hal iniberakibat adanya perbedaan pengaruh suhu pada batuan sampingnya antara bagianyang dekat dengan tubuh intrusi dan yang lebih jauh.Tentunya demikian jugadengan hasil perubahan mineraloginya. Zona aureole yang melingkari tubuh intrusimerupakan gambaran ada perubahan tersebut.

b) Metamorfisme Kataklastik

Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.

2.4.2. Metamorfisme RegionalTipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu kilometer.Termasuk dalam tipe ini adalah:a) Metamorfisme Regional Dinamotermal

Sering dikaitkan dengan jalur orogenesa. Kenyataan menunjukkan bahwa pada jalur tersebut dijumpai penyebaran batuan metamorf yang luas yang disebabkan oleh beberapa kali proses orogenesa. Artinya bahwa beberapa diantaranya telah terbentuk oleh satu kali atau lebih metamorfisme se.belumnya. Berbeda dengan metamorfisme kontak, metamorfisme regional dinamotermal berlangsung berkaitan dengan gerak-gerak penekanan ("penetrative movement"). Hal ini dibuktikan dengan struktur sekistositas. Jika metamorfisme termal terjadi pada tekanan rendah antara 100 sampai 1000 bar atau mencapai 3000 bar ( terjadi pada kedalaman 11 - 12 -km ), maka metamorfisme regional dinamotermal terjadi dalam pengaruh tekanan antara, paling tidak 2000 sampai 10.000 bar. Hal ini akan memperlihatkan perbeqAan fabrik batuan pada kedua metamorfisme tersebut. Suhu yang berpengaruh pada keduanya umumnya sama dimulai diatas 150 C sampai maksimum sekitar 800 C.b) Metamorfisme Beban

Tidak berkaitan dengan orogenesa atau intrusi magma. Suatu sedimen pada cekungan yang dalam akan terbebani oleh material di atasnya. Suhunya, bahkan sampai pada kedalaman yang besar, lebih rendah dibandingkan pada metamorfisme dinamotermal, berkisar antara 400 - 45oC. Gerak - gerak penetrasi yang menghasilkan sekistositas hanya aktif secara setempat, jika tidak biasanya tidak hadir. Oleh karena itu fabrik batuan asal tetap tampak sedangkan yang berubah adalah komposisi mineraloginya. Perubahan metamorfismenya tidak teramati secara megaskopis tetapi hanya terlihat pada pengamatan sayatan tipisnya di bawah mikroskop. Metamorfisme beban memperlihatkan batuan-batuannya mengandung Seolit CaA1 laumontit dan lawsonit disatu pihak dan mengandung glaukopan dan jadeit dipihak lain. Keduanya terbentuk pada kondisi suhu yang dianggap sama, perbedaan itu lebih cenderung diakibatkan oleh adanya tekanan yang tinggi sampai sangat tinggi.

2.5. STRUKTUR BATUAN METAMORFAdalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).2.5. 2.5.1. Struktur FoliasiMerupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena adanya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).Struktur foliasi yang ditemukan adalah :a) Struktur Slaty CleavageUmumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).

Gambar Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa Pembentukan Strukturb) Struktur PhyliticSrtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)

Gambar Struktur Phyliticc) Struktur SchistosicTerbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist (sekis).

Gambar Struktur Schistosic dan Sketsa Pembentukan Strukturd) Struktur Gneissic/GnissoseTerbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.

Gambar Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan Struktur2.5.2. Struktur Non FoliasiTerbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain:a) Struktur Hornfelsic/granuloseTerbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk)

Gambar Sruktur Granuloseb) Struktur KataklastikBerbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).c) Struktur MiloniticDihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).

Struktur Miloniticd) Struktur PhyloniticMempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).e) StrukturFlaserSama struktur kataklastik, namun struktur batuan asal berbentuk lensa yang tertanam pada masa dasar milonit.f) StrukturAugenSama struktur flaser, hanya lensa-lensanya terdiri dari butir-butir felspar dalam masa dasar yang lebih halus.g) StrukturGranuloseSama dengan hornfelsik, hanya butirannya mempunyai ukuran beragam.h) StrukturLiniasiSruktur yang memperlihatkan adanya mineral yang berbentuk jarus ataufibrous.

2.6. TEKSTUR BATUAN METAMORF2.6. 2.6.1. Tekstur KristaloblastikTekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur batuan asal sudah tidak kelihatan lagi atau memperlihatkan kenampakan yang sama sekali baru. Dalam penamaannya menggunakan akhiran kata blastik.a) TeksturPorfiroblastik: sama dengan tekstur porfiritik (batuan beku), hanya kristal besarnya disebutporfiroblast.b) TeksturGranoblastik: tekstur yang memperlihatkan butir-butir mineral seragam.c) TeksturLepidoblastik: tekstur yang memperlihatkan susunan mineral saling sejajar dan berarah dengan bentuk mineral pipih.d) TeksturNematoblastik: tekstur yang memperlihatkan adanya mineral-mineral prismatik yang sejajar dan terarah.e) TeksturIdioblastik: tekstur yang memperlihatkan mineral-mineral berbentuk euhedral.f) TeksturXenoblastik: sama dengan tekstur idoblastik, namun mineralnya berbentuk anhedral.

2.6.2. Tekstur PalimpsestTekstur batuan metamorf yang dicirikan dengan tekstur sisa dari batuan asal masih bisa diamati. Dalam penamaannya menggunakan awalan kata blasto.a) TeksturBlastoporfiritik: tekstur yang memperlihatkan batuan asal yang porfiritik.b) TeksturBlastopsefit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lebih besar dari pasir.c) TeksturBlastopsamit: sama dengan tekstur blastopsefit, hanya ukuran butirnya sama dengan pasir.d) TeksturBlastopellit: tekstur yang memperlihatkan batuan asal sedimen yang ukuran butirnya lempung.

Gambar Tekstur batuan metamorf (Compton, 1985).A. Tekstur Granoblastik, sebagian menunjukkan tekstur mosaik; B. Tekstur Granoblatik berbutir iregular, dengan poikiloblast di kiri atas; C. Tekstur Skistose dengan porpiroblast euhedral; D. Skistosity dengan domain granoblastik lentikuler; E. Tekstur Semiskistose dengan meta batupasir di dalam matrik mika halus; F. Tekstur Semiskistose dengan klorit dan aktinolit di dalam masa dasar blastoporfiritik metabasal; G. Granit milonit di dalam proto milonit; H. Ortomilonit di dalam ultramilonit; I. Tekstur Granoblastik di dalam blastomilonit.

2.7. KOMPOSISI MINERAL BATUAN METAMORFPada hakekatnya komposisi mineral yang terdapat dalam batuan metamorf dibagi menjadi dua golongan :2.7. 2.7.1. Mineral StressAdalah mineral yang stabil dalam kondisi Tekanan, dimana mineral ini dapat berbentuk pipih atau tabular, atau prismatik, maka mineral mineral tersebut akan tumbuh tegak lurus searah gaya.Contoh mineral Stress : Mika, Zeolite, Tremolit Actinolite, Glaukofan, Hornblende, Chlorite, Serpentine, Epidote, Sillimanit, Staurolit, Kyanit, Antopilit.2.7.2. Mineral Anti StressAdalah suatu mineral yang terbentuk bukan dalam kondisi Tekanan. Bentuk dari mineral ini pada umumnya equidimensional.Contoh mineral Anti Stress : Kwarsa, Kalsit, Feldspar, Kordicrite, Garnet.Selain mineral Stress dan mineral Anti Stress, ada juga mineral yang khas hanya dijumpai pada batuan metamorf saja dan menunjukkan tipe metamorfosa serta derajad metamorfosanya pada batuan yang mengandung mineral itu.Contoh mineral tersebut adalah :

A. MINERAL DARI BATUAN ASAL ATAU HASIL METAMORFOSA

KwarsaMuskovit

PlagioklasHornblende

OrtoklasKalsit

BiotitDolomit

B. MINERAL KHAS BATUAN METAMORF

Sillimanit 1)Garnet 2)

Kyanit 1)Korundum 2)

Andalusit 1)Wolastonit 2) & 3)

Staurolit 1)Epidot 3)

Talk 1)Chlorit 3)

Keterangan:

1) Metamorfosa regional2) Metamorfosa thermal3) Metamorfosa kimia

Zona derajat metamorfosa regional:DERAJAT METAMORFOSAMINERAL KHAS

RENDAH (Low grade metamorphism)Chlorite

Biotit

PERTENGAHAN (Low grade metamorphism)Almandit

Staurolit

Kyanit

TINGGI (Low grade metamorphism)Sillimanit

2.8. DASAR KLASIFIKASI BATUAN METAMORFDibagi atas 4 dasar yaitu :2.8. 2.8.1. Berdasarkan Komposisi KimiaKlasifikasi ini ditinjau dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam batuan metamorf yang mencirikan batuan asalnya, terbagi menjadi 5 kelompok yaitu :1. Calcic Metamorphic RockAdalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya unsur Al, umumnya terdiri atas batulempung dan serpih. Contoh : batusabak, pilit.2. Quartz Feldspatic RockAdalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya unsur kwarsa dan feldspar. Batuan asal umumnya terdiri dari batupasir, batuan beku basa dan lain-lain. Contoh : gneiss.3. Calcareous Metamorphic RockAdalah batuan metamorf yang berasal dari batugamping dan dolomit. Contoh : marmer.4. Basic Metamorphic RockAdalah batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa, semi basa dan intermediet serta tuffa dan batuan sedimen yang bersifat napalan dengan kandungan unsur-unsur K, Al, Fe, Mg.5. Magnesia Metamorphic RockAdalah batuan metamorf yang berasal dari batuan yang bersifat kaya unsur Mg. Contoh : serpentin, skiss, klorit.2.8.2. Berdasarkan Asosiasi Di LapanganDipakai kriteria lapangan dan asosiasi mineral serta tekstur yang berhubungan dengan nature/alam dan penyebab terjadinya tekanan dan temperatur. Misalkan pada suatu zona sesar didapatkan batuan metamorf dengan struktur kataklastik maka dari sini kita dapat memperkirakan jenis metamorfosanya. Selanjutnya nama batunya.2.8.3. Berdasarkan Komposisi MineralKlasifikasi ini didasarkan pada Fasies Metamorfosa, sehingga setiap batuan metamorf akan mempunyai komposisi mineral yang spesifik atau khas. Hal tersebut disebabkan karena bila batuan asal mempunyai mineral yang khas maka akan menghasilkan batuan metamorf dengan komposisi yang khas pula (H.G.F Winkler, 1965). Sehingga sering nantinya kita mendengar istilah fasies ini, sebagai contoh Fasies Skiss Chlorite dan seterusnya.2.8.4. Berdasarkan Struktur dan TeksturKlasifikasi ini didasarkan pada struktur dan tekstur batuan metamorf yang telah dibahas dihalaman muka.

2.9. PENAMAAN BATUAN METAMORFPenamaan batuan metamorf tidak jauh berbeda dengan jenis batuan lain yaitu didasarkan pada warna, tekstur, struktur dan komposisinya. Namun untuk batuan metamorf ini mempunyai kekhasan dalam penentuannya yaitu pertama-tama dilakukan tinjauan apakah termasuk dalam struktur foliasi (ada penjajaran mineral) atau non foliasi (tanpa penjajaran mineral). Pada metamorfisme tingkat tinggi akan berkembang struktur migmatit. Setelah penentuan struktur diketahui, maka penamaan batuan metamorf baik yang berstruktur foliasi maupun berstruktur non foliasi dapat dilakukan. Misal: struktur skistose nama batuannya sekis; gneisik untuk genis; slatycleavage untuk slate/ sabak. Sedangkan non foliasi, misal: struktur hornfelsik nama batuannya hornfels; liniasi untuk asbes.

Table Diagram alir untuk identifikasi batuan metamorf secara umum (Gillen, 1982)

NAMASTRUKTURTEKSTUR

Slate/batusabakSlatycleavageLepidoblastik

FilitFilitikLepidoblastik

SekisSchistosaLepidoblastik

GneisGnesosaGranoblastik

MarmerGranolousGranoblastik/Blastopsamit

AsbesLiniasiNematoblastik

Tabel Hubungan antara Struktur dan Tekstur dalam penamaan batuan Metamorf.

Tabel Penamaan Batuan Metamorf (ODunn dan Sill, 1986)

2.10. CONTOH DAN KARAKTERISTIK BATUAN METAMORF1. Gneiss (ganes)

Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granitWarna : Abu-abuUkuran butir : Medium Coarse grainedStruktur : Foliated (Gneissic)Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mikaDerajat metamorfisme: TinggiCiri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.

2. Sekis

Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basaltWarna : Hitam, hijau, unguUkuran butir : Fine Medium CoarseStruktur : Foliated (Schistose)Komposisi : Mika, grafit, hornblendeDerajat metamorfisme : Intermediate TinggiCiri khas :Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet3. MarmerTerbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostoneWarna : BervariasiUkuran butir : Medium Coarse GrainedStruktur : Non foliasiKomposisi : Kalsit atau DolomitDerajat metamorfisme : Rendah TinggiCiri khas :Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

4. KwarsitAdalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merahUkuran butir : Medium coarseStruktur : Non foliasiKomposisi : KuarsaDerajat metamorfisme : Intermediate TinggiCiri khas : Lebih keras dibanding glass5. MilonitMilonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.Asal : Metamorfisme dinamikWarna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biruUkuran butir : Fine grainedStruktur : Non foliasiKomposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuanDerajat metamorfisme : TinggiCiri khas : Dapat dibelah-belah6. SerpinitSerpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.Asal : Batuan beku basaWarna : Hijau terang / gelapUkuran butir : Medium grainedStruktur : Non foliasiKomposisi : SerpentineCiri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

7. HornfelsHornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystoneWarna : Abu-abu, biru kehitaman, hitamUkuran butir : Fine grainedStruktur : Non foliasiKomposisi : Kuarsa, mikaDerajat metamorfisme : Metamorfisme kontakCiri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata8. Sekismika

Sekismika dihasilkan oleh metamorfosa regional dengan tingkat lebih tinggi dibandingkan phyllite, mempunyai foliasi dan kristalin. Ummnya berbutir lebih kasar dari slate dan phyllite tetapi lebih halus dari gneias. Foliasi tersebut terbentuk oleh kristal-kristal berbentuk lempeng (play) dan kristal-kristal prismatik. Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basaltWarna : Hitam, hijau, unguUkuran butir : Fine Medium CoarseStruktur : Foliated (Schistose)Komposisi : Mika, grafit, hornblendeDerajat metamorfisme : Intermediate TinggiCiri khas :Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

9. Filit

Filit berkaitan dengan perkembangan aktivitas metamorfik yaitu baliknya temperatur atau bertambah besarnya rekristalisasi maka slate berubah menjadi filit. Asal : Metamorfisme clay, shall, tuffWarna : Putih perak, merah sampai kehijau-hijauanUkuran butir : Fine grainedStruktur : Foliated (Phylitic)Komposisi : Mika, maricite, chloriteDerajat metamorfisme : RendahCiri khas :Brittle dan sering mempunyai pegangan halus hingga agak kasar

10. Sabak

Sabak merupakan batuan berbutir halus dan homogen, mempunyai achistosity planar, tergantung pada pelapisannya. Oleh karena itu biasanya mempunyai beberapa sudut untuk masing-masing perlapisan sehingga batuan menjadi balah/rekah kedalam lapisan yang tipis. Asal : Metamorfisme clay, shale, tuffWarna : Merah, hijau, abu-abu, hitam Ukuran butir : Fine grainedStruktur : Foliated (Slaty Cleavage)Komposisi : Kwarsa, feldspar, cholorite, biotite, magnetite, hematiteDerajat metamorfisme : RendahCiri khas :Perlapisan asli dari slate masih dapat terlihatBAB IIIPENUTUP

3. 3.1. KESIMPULANBatuan metamorf adalah batuan ubahan yang terbentuk dari batuan aslinya, berlangsung dalam keadaan padat, akibat pengaruh peningkatan suhu (T) dan tekanan (P) yang tinggi. Proses metamorfisme atau malihan merupakan perubahan himpunan mineral dan tekstur batuan, namun dibedakan dengan proses diagenesa dan proses pelapukan yang juga merupakan proses dimana terjadi perubahan (karena suhunya rendah).Berdasarkan kejadiannya dan sejarah pembentukannya, metamorfosa dikelompokkan menjadi: 1) Tipe Metamorfosa Lokal, ada 2 tipe: Metamorfosa Kontak atau Thermal dan Metamorfosa Dislokasi/Kataklastik/Dinamo. 2) Tipe Metamorfosa Regional, ada 2 tipe: Metamorfosa Regional/Dinamo Thermal dan Metamorfosa Beban/BurialStruktur batuan metamorf terbagi atas 2 golongan: 1) Struktur Foliasi, dibagi 4 struktur: Slatycleavage, Filitik, Schistosa, dan Gnesosa. 2) Struktur Non Foliasi dibagi 8 struktur: Hornfelsik, Milonitik, Kataklastik, Pilonitik, Flaser, Augen, Granulose, dan Liniasi.Tekstur batuan metamorf dibagi dalam 2 golongan: 1) Tekstur Kristaloblastik, dibagi 6 tekstur: Lepidoblastik, Granoblastik, Nematoblastik, Porfiroblastik, Idioblastik, dan Xenoblastik. 2) Tekstur Palimpsest, dibagi 4 tekstur: Blastoporfiritik, Blastopsefit, Blastopsamit, dan Blastpellite.Komposisi mineral yang terdapat dalam batuan metamorf dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: Mineral Stress dan Mineral Anti Stress. Selain itu, ada juga mineral yang khas hanya dijumpai pada batuan metamorf saja dan menunjukkan tipe metamorfosa serta derajad metamorfosanya pada batuan yang mengandung mineral itu.Penamaan batuan metamorf ditentukan dengan cara mengamati strukturnya, apakah mineral-mineralnya memperlihatkan kesan penjajaran/folisasi atau tidak/non foliasi. Selanjutnya nama batunya. Misalnya berstruktur foliasi, bila strukturnya Skistosa maka nama batunya Sekis.

DAFTAR PUSTAKA

http://ptbudie.wordpress.com/category/basic-geology/petrology/batuan-metamorf/ http://siduldobah.blogspot.com/2013/12/batu-metamorf-pengertian-dan-jenis.html http://tambangunp.blogspot.com/2013/02/batuan-metamorf.html http://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-metamorf/ http://geoenviron.blogspot.com/2011/11/analisis-batuan-metamorf-batuan-asal.html http://khariswiratama.blogspot.com/2013/10/metamorfisme-lokal-dan-regional.html

24