tugas 3 kelas d (alkali).doc

5
Nama : Suasti Ayu Triwijiastuti NIM : 13303244014 Prodi : Pendidikan Kimia D Sejarah Logam Alkali (Golongan IA) Litium berasal dari bahasa Yunani “lithos” yang berarti batu. Lithium telah ditemukan oleh Johann Arfvedson pada 1817. Lithium ditemukan oleh Johan Agustus Arfvedson pada tahun 1817 selama menganalisis bijih petalite , bijih tersebut sekarang dikenal sebagai LiAl( Si 2 O 5 ) 2 , yang diambil dari pulau Swedia Uto . Arfvedson kemudian menemukan lithium dalam mineral spodumene dan lepidolite . Litium merupakan unsur logam teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air. Pada tahun 1818 Christian Gmelin merupakan orang pertama yang menemukan warna garam litium apabila dibakar, warnanya menjadi merah terang. Arfvendson dan Gmelin mencoba memisahkan unsur tersebut dengan garam namun yang terjadi kedua duanya gagal. Unsur ini tidak dapat dipisahkan sehingga W.T. Brande dan Sir Humphrey Davy menggunakan elektrolisis litium oksida. Pada tahun 1923 produksi komersial pertama dari logam lithium dicapai oleh Metallgesellschaft AG di Jerman menggunakan elektrolisis dari campuran lithium klorida dan kalium klorida yang dicairkan, mengeksploitasi saran yang dibuat oleh Guntz pada tahun 1893 . Sebenarnya Kalium dan Natrium sudah dikenal sejak dulu. Pada sepuluh tahun pertama di tahun 1800, Sir Humphrey Davy membuktikan dirinya sebagai seorang penguji yang cermat di bidang

Upload: suasti-ayu-t

Post on 29-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Sejarah alkali(golongan IA)

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 3 Kelas D (Alkali).Doc

Nama : Suasti Ayu Triwijiastuti

NIM : 13303244014

Prodi : Pendidikan Kimia D

Sejarah Logam Alkali (Golongan IA)

Litium berasal dari bahasa Yunani “lithos” yang berarti batu. Lithium telah ditemukan  oleh  Johann Arfvedson  pada 1817. Lithium ditemukan oleh Johan Agustus Arfvedson pada tahun 1817 selama menganalisis bijih petalite , bijih tersebut sekarang dikenal sebagai LiAl( Si2O5)2 , yang diambil dari pulau Swedia Uto . Arfvedson kemudian menemukan lithium dalam mineral spodumene dan lepidolite . Litium merupakan unsur logam teringan, dengan berat jenis sekitar setengahnya air. Pada tahun 1818 Christian Gmelin  merupakan orang pertama yang menemukan warna garam litium apabila dibakar,

warnanya menjadi merah terang. Arfvendson dan Gmelin mencoba memisahkan unsur tersebut dengan garam namun yang terjadi kedua duanya gagal. Unsur ini tidak dapat dipisahkan sehingga W.T. Brande dan Sir Humphrey Davy menggunakan elektrolisis litium oksida. Pada tahun 1923 produksi komersial pertama dari logam lithium dicapai oleh Metallgesellschaft AG di Jerman menggunakan elektrolisis dari campuran lithium klorida dan kalium klorida yang dicairkan, mengeksploitasi saran yang dibuat oleh Guntz pada tahun 1893 .

Sebenarnya Kalium dan Natrium sudah dikenal sejak dulu. Pada sepuluh tahun pertama di tahun 1800, Sir Humphrey Davy membuktikan dirinya sebagai seorang penguji yang cermat di bidang elektrokimia. Tahun 1807, dalam percobaan pertamanya untuk menguraikan natrium hidroksida dan kalium hidroksida, ia mengalirkan arus listrik melalui larutan encer yang mengandung senyawa tersebut. Namun, ia hanya berhasil menguraikan air menjadi gas hydrogen dan oksigen. Kemudian, Davy mengalirkan arus listrik melalui sepotong kalium hidroksida yang sedikit dilembabkan. Ia mengamati gelembung gas pada elektroda positif. Sedangkan pada elektroda negative, ia mengamati pembentukan gelembung-gelembung yang wujudnya seperti air raksa. Sebagian gelembung meletus menjadi nyala api dan meledak (gelembung-gelembung itu juga meletus menjadi nyala api ketika dijatuhkan ke dalam air). Gelembung-gelembung yang lainnya ternoda dengan cepat. Dia menemukan bahwa logam bereaksi dengan air untuk melepaskan gas oksigen, reaksi tersebut merupakan pembakaran

Page 2: Tugas 3 Kelas D (Alkali).Doc

hydrogen yang menghasilkan nyala api. Karena Davy telah memperoleh logam baru ini dari kalium hidroksida (KOH), maka ia menamakan logam tersebut “Kalium”.

Davy kemudian mengulangi percobaan dengan menggunakan NaOH . Dia menemukan bahwa arus listrik yang lebih kuat yang diperlukan, dan dalam beberapa hari, davy menemukan natrium (berasal dari kata dalam bahasa Inggris “soda” dan kata Latin “sodanum”, yang berarti obat sakit kepala.). Awalnya ilmuan lain meragukan Kalium dan Natrium yang ditemukan Davy. Mereka berpikir, kemungkinan unsur-unsur yang ditemukan Davy merupakan senyawa-senyawa dari Kalium atau Natrium dan Hidrogen. Davy mampu membuktikan sifat-sifat unsurnya dengan

berhasil.

Rubidium berasal dari kata Latin “rubidus” yang berarti merah menyala. Ditemukan oleh Bunsen dan Kirchoff pada tahun 1861 di dalam mineral lepidolite dengan menggunakan spektroskop. Unsur ini ternyata ditemukan lebih banyak dari yang diperkirakan beberapa tahun lalu. Sekarang ini, rubidium dianggap sebagai elemen ke-16 yang paling banyak ditemukan di kerak bumi. Rubidium ada di pollucite, leucite dan zinnwaldite, yang terkandung sekitar 1% dan dalam bentuk oksida. Rubidium ditemukan di lepidolite sebanyak 1.5% dan diproduksi secara komersil dari bahan ini. Mineral-mineral kalium, seperti yang ditemukan pada danau Searles, California, dan kalium klorida yang diambil dari air asin di Michigan juga mengandung rubidium dan berhasil diproduksi secara komersil. Elemen ini juga ditemukan bersamaan dengan cesium di dalam deposit pollucite di danau Bernic, Manitoba.

Sesium berasal dari kata Latin "caesius" yang berarti "langit biru" atau "biru langit". Pada tahun 1860, Robert Bunsen dan Gustav Kirchhoff  menemukan cesium di dalam air mineral di Durkheim, Jerman. Karena garis biru terang dalam spektrum emisi, mereka memilih nama yang diambil dari kata Latin caesius, yang berarti langit biru. Cesium adalah elemen pertama yang ditemukan untuk spektroskopis, hanya satu tahun setelah penemuan spektroskop oleh Bunsen dan Kirchhoff. Dua ilmuwan itu menggunakan cesium klorida untuk memperkirakan berat atom dari elemen baru. Mereka mencoba untuk menghasilkan unsur cesium klorida

dengan elektrolisis lelehan cesium, tapi bukannya logam, mereka memperoleh substansi

Page 3: Tugas 3 Kelas D (Alkali).Doc

homogen biru. Pada elektrolisis larutan berair dari klorida dengan merkuri anoda menghasilkan amalgam caesium yang mudah terurai di bawah kondisi berair.  Logam murni akhirnya diisolasi oleh kimiawan Jerman,  Carl Setterberg . Pada 1882 ia menghasilkan logam cesium dengan mengelektrolisis cesium sianida.

Fransium berasal dari kata "France". Elemen ini ditemukan pada tahun 1939 oleh Marguerite Perey, ilmuwan Curie Institute di Paris dan merupakan penemuan terakhir logam alkali. Fransium yang merupakan unsur terberat seri logam-logam alkali, muncul sebagai hasil disintegrasi unsur actinium. Ia juga bisa dibuat secara buatan dengan membombardir thorium dengan proton-proton. Walau fransium secara alami dapat ditemukan di mineral-mineral uranium, kandungan elemen ini di kerak bumi mungkin hanya kurang dari satu ons. Fransium juga merupakan elemen yang paling tidak stabil di antara 101 unsur pertama di tabel periodik. Ada 33 isotop fransium yang dikenal. Yang paling lama hidup 223Fr (Ac, K), anak 227Ac, memiliki paruh waktu selama 22 menit. Ini satu-satunya isotop fransium yang muncul secara alami. Karena isotop-isotop fransium lainnya sangat labil, sifat-sifat fisik mereka diketahui dengan cara teknik radiokimia. Sampai saat ini unsur belum pernah dipersiapkan dengan berat yang memadai atau diisolasi. Sifat-sifat kimia fransium sangat mirip dengan Sesium.

Sumber :

http://alkaliigol1.blogspot.com/2009/11/sejarah-sejarah-golongan-alkaliii.html

http://www.webelements.com/

http://chemistranger.blogspot.com/

http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik

www.periodictable.com (gambar)

Monica Halka and Brian Nordstrom.(2010).Periodic Table of The Elements:Alkali and Alkaline Earth Metals.New York: Facts on File.

Page 4: Tugas 3 Kelas D (Alkali).Doc