tugas 1.docx

22
TUGAS 1 1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan berikan alasannya. a) Pengalaman, Edgar Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah pengalaman- pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Contoh : Memberikan peluang kepada anak-anak untuk berniaga sendiri dan mereka dapat mengalami keadaan jual beli seperti yang sering dilihat oleh mereka semasa keluar bersama keluarga untuk membeli-belah. b) Otoritas Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan, karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai kewibawaan dalam pengetahuannya. Jadi sebagai kesimpulan bahwa pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah pengetahuan yang terjadi melalui wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan. c) Berfikir deduktif Cara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas: a. dasar pikiran utama (premis mayor) b. dasar pikiran kedua (premis minor) c. kesimpulan dalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar, maka kesimpulan pasti benar. Karena memungkinkan seseorang menyusunpremis-premis menjadi pola-pola yang dapat memberikan bukti-bukti kuat bagi kesimpulan yang sahih (valid). Deduksi dari teori dapat menghasilkan hipotesis, suatu bagian vital dalam penyelidikan ilmiah.

Upload: regina-arzica-pranata

Post on 02-Jan-2016

119 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas 1 metodologi penilitian

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS 1.docx

TUGAS 1

1. Terapkan kelima sumber pengetahuan dalam memecahkan contoh Anda dan berikan alasannya.

a) Pengalaman,Edgar Dale menyatakan bahwa sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adanya perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Contoh : Memberikan peluang kepada anak-anak untuk berniaga sendiri dan mereka dapat mengalami keadaan jual beli seperti yang sering dilihat oleh mereka semasa keluar bersama keluarga untuk membeli-belah.

b) Otoritas Otoritas adalah kekuasaan yang sah yang dimiliki oleh seseorang dan diakui oleh kelompoknya. Otoritas menjadi salah satu sumber pengetahuan, karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang mempunyai kewibawaan dalam pengetahuannya. Jadi sebagai kesimpulan bahwa pengetahuan yang terjadi karena adanya otoritas adalah pengetahuan yang terjadi melalui wibawa seseorang sehingga orang lain mempunyai pengetahuan.

c) Berfikir deduktifCara berpikir deduktif yang diperkenalan oleh Aroistoteles dan pengikutnya dirumuskan sebagi proses berpikir yag bertolah pada pernyataan yang sifatnya umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan memakai kaidah logika tertentu. Hal ini dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme, yang terdiri atas:a. dasar pikiran utama (premis mayor)b. dasar pikiran kedua (premis minor)c. kesimpulandalam berpikir deduktif, jika dasar pikirannya benar, maka kesimpulan pasti benar. Karena memungkinkan seseorang menyusunpremis-premis menjadi pola-pola yang dapat memberikan bukti-bukti kuat bagi kesimpulan yang sahih (valid). Deduksi dari teori dapat menghasilkan hipotesis, suatu bagian vital dalam penyelidikan ilmiah.Akan tetapi, juga memiliki keterbatasan. Kesimpulan silogisme tidak pernah melampaui isi premis-premisnya. Karena selalu merupakan perluasan dari pengetahuan yang sudah ada sebelumnya, sehingga dalam penyelidikan ilmiah sulit menentukan kebenaran universal dari berbagai penyataan mengenai gejala ilmiah.

d) Berfikir induktif merupakan kebalikan dari proses metode deduktif. Perbedaanya dalam contoh sebagai berikut.- Deduktif : setiap binatang menyusui mempunyai paru-paru.Kelinci adalah binatang menyusui. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.- Induktif : setiap kelinci yang pernah diamati mempunyai paru-paru. Oleh karena itu, setiap kelinci mempunyai paru-paru.

Kesimpulan induktif hanya dapat mutlak apabila kelompok yang menjadi objek itu kecil.

Page 2: TUGAS 1.docx

e) Berfikir ilmiahPendekatan ilmiah biasanya dilukiskan sebagai proses dimana penyelidik secara induktif bertolak dari pengamatan mereka menuju hipotesis. Kemudian secara deduktif peneliti bergerak dari hipotesis ke implikasi logis hipotesis tersebut. Kemudian menarik kesimpulan mengenai akibat yang akan terjadi apabila hubungan yang diduga itu benar. Apabila implikasi yang diperoleh secara deduktif ini sesuai dengan pengetahuan yang sudah diterima kebenarannya, maka selanjutnya implikasi tersebut diuji dengan data empiris (yang dikumpulkan). Berdasarkan bukti-bukti ini, maka hipotesis ini dapat diterima atau ditolak.

2. Dalam penelitian diperlukan teori, apakah syarat teori yang baik dalam contoh di atas menurut Anda dan berikan alasannya.

Teori adalah prinsip-prinsip umum yang ditarik dari fakta-fakta. Sebelum dibuktikan kebenarannya, teori memang dianggap sebagai spekulasi. Tetapi ia akan menjadi fakta setelah pembuktian dilakukan. Bagi seorang peneliti, teori menjadi alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Betapa teori ini sangat penting, untuk menuntun peneliti dan ilmuwan dalam upaya mengembangkan wawasan keilmuan, agar tak mengalami stagnasi. Untuk menemukan sebuah teori yang terbukti kebenarannya, mula-mula dibuat teori sementara yang dipergunakannya sebagai pedoman atau petunjuk untuk memecahkan masalah. Peneliti kemudian mencari data untuk menguji kebenaran teori sementara yang dibuatnya itu. Teori ini disebut hipotesis, selaku pemecahan sementara terhadap masalah yang diteliti. Ia akan menjadi dalil atau teori setelah berulang kali diperiksa kebenarannya.

Setiap teori yang baik akan mampu membantu mempertajam “daya peesepsi”,”daya khayal,”daya fikir peneliti”. Pada dasarnya teori mempunyai fungsi ganda yaitu:

a) Teori memberikan kerangka kerja, yaitu untuk mengatur data dan keterangan-keterangan tertentu yang dikumpulkan dalam penelitian.

b) Teori sebagai hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang akan diuji kebenarannya dan ketepatannya.

c) Teori membantu proses analisis baik bersifat “logic” maupun“causalistic” untuk diperoleh kesimpulan yang dapat diuji kebenarannya.

Jadi, Kriteria teori yang baik atau kurang baik antara lain:

a) Apakah teori yang bersangkutan mampu menjelaskan fenomena-fenomena yang penting dalam bidang yang diteliti.

b) Apakah penjelasan itu dapat diberikan dengan tegas dan secara sederhanac) Apakah dengan penjelasan itu dapat ditemukan sesuatu yang barud) Akurate) Difalsifikasif) capable of evincing greatexplanatory powermampug) progresif sebagai lawan merosot dalam hal program penelitian mereka h) konsisten dengan apa dikenal di daerah laini) tepat pelit dan elegan.

Page 3: TUGAS 1.docx

3. Sebagai calon guru, masalah pendidikan apakah di bidang Anda yang dapat diteliti. Paparkan dan berikan alasannya.

Menurut saya, masalah pendidikan yang ada di bidang saya yaitu pendidikan TIK yang dapat diteliti adalah terkait masalah pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran . Guru yang merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pembelajaran di sekolah sebenarnya memerlukan berbagai piranti dalam mengoptimalkan pemanfaatan TIK dan Komunikasi in untuk mendukung kemampunnya yang diperlukan khususnya dalam operasional perangkat TIK tersebut. Berbagai hasil penelitian menunjukkan kini masih banyak guru yang masih gagap dalam pemakian komputer dalam mengakses informasi dan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran.

Kini beberapa sekolah telah menerapkan pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, Internet dan lainnya) untuk menyampaikan isi materi yang diajarkan. Komputer, internet, intranet, satelit, tape/video, TV interaktif dan CD ROM adalah bagian media elektronik yang dimaksudkan dalam kategori ini. Komponen yang tak kalah penting dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran adalah para guru yang mengajar pada sekolah dalam berbagai jenjang.

Keharusan guru dalam mendorong dan mendukung siswa kearah kreatif pemanfaatan TIK mutlak dilaksanakan. Untuk itu peranan guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan dan pengemasan informasi yang bakal dihadapkan dan disajikan kepada siswanya. Kondisi guru yang sebagaian besar masih belum optimal, bahkan masih banyak yang belum dapat memanfaatkan kemajuan TIK atau dengan perkataan lain masih gagap, kondisi ini perlu dicari penyebabnya dan solusi yang terbaik, khususnya bagi para penentu kebijakan pendidikan. Maka dari itu saya disini mengangkat dua rumusan masalah yaitu :

1) Pendidikan dan pelatihan apa saja yang telah dilakukan guru dalam meningkat-kan kemampuan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran?

2) Faktor-faktor apa yang menjadi kendala guru dalam pemanfaatan TIK?

Pertama, Kebutuhan akan kemampuan para guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran telah direspon sangat positi oleh beberapa ekolah. Kenyataan dilapangan ditemukan bahwa beberapa sekolah telah memberikan pelatihan dan atau mengirikan para guru menginkuti pelatihan komputer dan internet. Ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan maksud agar para guru tidak gagap terhadap pemakaian komputer dalam pemanfaatan TIK. Peran lembaga atau institusi dilura sekolah juga sangat diperlukan dalam andilnya dalam memajukan dunia pendikan dasar dan menengah. Mereka yang peduli telah turut aktif memberikan kemampuan para guru dalam menggunakan komputer maupun internet . Tidak hanya pelatihan praktis dan teknis dalam menndorong guru mau memanfaakan TIK yang ada dalam pembelajaran, tetapi kegiatan yang sifatnya mendorong dan memotivasi guru juga perlu diadakan secara terus menerus.

Kedua, Beberapa kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan TIK adalah adanya kendala internal, seperti kesibukan jam mengajar di berbagai tempat, maupun kendala eksternal seperti ketersediaan akses internet dan waktu pelatihan sendiri. Kendala internal dan eksternal tersebut sebenarnya hanyalah sebuah ”pembenaran” untuk tidak melakukan hal-hal yang

Page 4: TUGAS 1.docx

dibutuhkan. Artinya, berpatokan pada peribahasa ”dimana ada kemauan disitu ada jalan” kita memang harus mempersiapkan diri menyongsong era baru dalam berkomunikasi dengan berbagai informasi yang ada. Ada guru-guru di Deli Serdang terpaksa mengajar komputer dengan imajinasi dan penjelasan verbal saja, kendala ini disebabkan oleh tidak adanya fasilitas komputer sungguhan untuk digunakan siswa, padahal belajar komputer lebih efektif melalui praktek.

Menurut Drs. Isjoni Ishaq, dekan FKIP UNRI Riau, kendala para guru dalam penggunaan komputer dan TIK adalah ketidakmampuan guru dalam berbahasa inggris, dimana bahasa inggris sangat dominan dipakai dalam pengoperasional komputer dan TIK. Hal ini ditekankan mengingat guru punya andil besar dalam mencerdaskan anak bangsa.Dilema yang muncul di lapangan, dari berbagai upaya yang telah dilaksanakan untuk membantu para guru mengenala TIK, terganjal di tengah jalan, penyebabnya adalah; 1) takut akan kesalahan yang diperbuat, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan media; 2) merasa usianya sudah tua, sehingga kurang bermanfaat bagi dirinya; 3) kurang memahami bahasa teknik TI (bahasa inggris); 4) banyaknya rutinitas di luar pelajaran TIK.

Faktor penghambat guru dalam memanfaatkan ICT adalah pertama, ketidakadanya komputer baik laptop maupun PC sehingga dirasa masih belum seimbang peralatan yang disediakan di sekolah sementara komputer pribadi belum punya. Kedua, adalah faktor penghampat yang ada hubungannya dengan rasa malas karena tidak adanya waktu untuk mempelajari. Ini terjadi karena guru yang baik dan benar harus menguasai 10 kompetensi guru, waktu 24 jam masih kurang karena banyaknya kewajiban yang hrus dipenuhi.

4. Buatlah jurnal hasil penelitian pendidikan kejuruan Anda yang dikaji dari skripsi di jurusan allumni Anda.

Page 5: TUGAS 1.docx

STUDI TENTANG KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA BERDASARKAN KOMPETENSI PENDIDIK

PADA PPL DI SMK JURUSAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DENGAN

KURIKULUM EMPAT TAHUN

(STUDI KASUS DI SMKN 26 JAKARTA)

Tri Putra Alizar

Alumni Angkatan 2012 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Universitas Negeri Jakarta

Aris Sunawar,S.Pd.M.T

Dosen Jurusan Teknik Elektro

Universitas Negeri Jakarta

Drs. Daryanto, MT

Dosen Jurusan Teknik Elektro

Universitas Negeri Jakarta

Regina Arzica Pranata

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika 2011

5235111811

This study aims to determine and describe the qualification profile of students who carry out the

program of field experience under the competence of educators as well as correspondence between ketersiapan

competencies possessed by students with needs in the Vocational School on the spectrum of skills in secondary

vocational education Vocational High School who has a learning curriculum of four years .

Key Word: Teacher Qualification, PPL, Profile

Pendidikan adalah usaha sadar untuk

menumbuh-kembangkan potensi sumber

daya manusia (SDM) melalui kegiatan

pengajaran. Kegiatan pengajaran tersebut

diselenggarakan pada semua jenjang

pendidikan yang meliputi wajib belajar

sembilan tahun, pendidikan menengah,

Page 6: TUGAS 1.docx

perguruan tinggi serta pendidikan non

formal lainnya. formal lainnya.

Pada pembukaan UUD 1945 alinea

keempat disebutkan bahwa salah satu

tujuan negara Indonesia adalah untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penjelasan lebih lanjutnya terdapat dalam

batang tubuh UUD 1945 pasal 31 yang

mengatur mengenai pendidikan di

Indonesia. Pada pasal tersebut dinyatakan

sebagai berikut:

1. Setiap Warga Negara berhak

mendapatkan pendidikan

2. Setiap warga negara wajib

mengikuti pendidikan dasar

dan Negara wajib untuk

membiayainya

3. Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional yang

meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan serta akhlak mulia

dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur

dalam undang-undang.1

Untuk mencapai tujuan yang tercantum

dalam undang-undang tersebut dan

menghadapi era globalisasi, maka

diperlukan peningkatan kualitas

pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas

pendidikan merupakan usaha yang penting

bagi masa depan generasi muda guna

mampu berperan aktif dalam

perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Pendidikan di Indonesia, khususnya

Sekolah Menengah Kejuruan sebagai salah

satu lembaga pendidikan yang berorientasi

pada dunia kerja, sudah berkembang yaitu

dengan kurikulum yang mengacu pada

karakteristik sistem serta bertujuan untuk

mempersiapkan anak didik guna memasuki

lapangan kerja dan mengembangkan sikap

profesional serta menyiapkan siswa agar

mampu untuk berkarier maupun

berkompetisi dan mampu mengembangkan

diri juga untuk mempersiapkan tenaga

kerja tingkat menengah untuk mengisi

kebutuhan dunia usaha dan industri.

Dalam rangka menyiapkan tenaga lulusan

SMK yang siap kerja, cerdas, terampil, dan

kompetitif, salah satu hal yang ditekankan

adalah kesiapan tenaga pengajar yang

mempunyai standar yang memadai sesuai

dengan pasal 8 Undang-undang No. 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

bahwa guru wajib memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional

1 Pasal 31 UUD 1945

Page 7: TUGAS 1.docx

PPL merupakan salah satu pilar dalam

pembinaan calon guru terutama untuk

meningkatkan kompetensi-kompetensi

yang dibutuhkan dalam membentuk

seorang guru. Melalui PPL, diharapkan

mahasiswa mendapatkan pengalaman

nyata sebagai pengajar di sekolah, dan

ketika lulus mereka sudah mendapatkan

kompetensi yang dipersyaratkan sebagai

guru pemula. Untuk memperoleh

gambaran yang konkret dan utuh mengenai

kemampuan esensial yang harus dimiliki

seorang guru, diperlukan penelitian yang

mendalam terhadap perilaku guru yang

bersangkutan di sekolah, dan mahasiswa

PPL yang sedang melaksanakan praktek

mengajar di sekolah diharapkan dapat

menunjukkan kesesuaian berdasarkan

kompetensi-kompetensi sebagai seorang

pendidik.

Dari penjelasan-penjelasan yang ada

membuat peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan mengangkat

permasalahan mengenai pelaksanaan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) serta

penerapan standar kualifikasi berupa

kesiapan dalam hal kompetensi pendidik

bagi mahasiswa yang mengikuti program

PPL di Sekolah Menengah Kejuruan yang

memiliki kurikulum empat tahun.

Definisi pendidikan dalam arti luas

adalah hidup. Pendidikan adalah segala

pengalaman belajar yang berlangsung

dalam segala lingkungan dan sepanjang

hidup. Pendidikan adalah segala situasi

hidup yang memperngaruhi pertumbungan

individu. Pendidikan berlangsung seumur

hidup dan setiap saat. Pendidikan

berlangsung dalam beraneka ragam

bentuk, pola dan lembaga. Pendidikan

dapat terjadi dimanapun dan kapanpun

dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi

kepada peserta didik. Tujuan pendidikan

terkandung dalam setiap pengalaman

belajar dan tidak ditentukan dari luar.

Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan

dan tidak terbatas. Terdapat delapan

standar pendidikan yang harus menjadi

acuan bagi tiap-tiap satuan pendidikan

dalam penyelenggaraan pendidikannya.

Delapan standar meliputi:

1. Standar isi

2. Standar proses

3. Standar kompetensi lulusan (SKL)

4. Standar pendidik dan tenaga

kependidikan

5. Standar saran dan prasarana

6. Standar pengelolaan

7. Standar pembiayaan

8. Standar penilaian pendidikan

Jadi,SNP harus dijadikan acuan oleh

pengelola pendidikan serta menjadi

pendorong tumbuhnya inisiatif dan

kreativitas untuk mencapai standar

minimal yang ditetapkan. Akreditasi

Page 8: TUGAS 1.docx

bertujuan untuk membantu dan

memberdayakan program dan satuan

pendidikan agar mampu mengembangkan

sumber daya dalam mencapai tujuan

pendidikan nasional.

1. METODE

Penelitian dilakukan di SMK bidang

studi keahlian Teknologi dan

Rekayasa program studi keahlian

Teknik Instalasi Tenaga Listrik

dengan studi kasus di SMKN 26

Jakarta. Waktu penelitian

dilaksanakan terhitung mulai bulan

Juli 2011 sampai Desember

2011.Tahapan-tahapan penelitian yang

akan dilakukan, adalah sebagai

berikut:

1. Tahap Orientasi

Pada tahap orientasi, peneliti

melakukan persiapan

penelitian sebelum

merumuskan masalah secara

umum

2. Tahap Eksplorasi

Pada tahap eksplorasi, peneliti

melakukan tugasnya untuk

mengumpulkan data dan

melakukan pendokumentasian.

Tahap eksplorasi merupakan

langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan

utama dalam penelitian adalah

mengumpulkan data.

3. Tahap Finalisasi

Tahap finalisasi merupakan

tahap akhir penelitian, tahap

finalisasi dilakukan setelah

proses analisis data selesai.

Pada tahap finalisasi peneliti

juga melakukan pengecekan

terhadap hasil penelitian agar

laporan hasil penelitian

tersebut kredibel.

Metode penelitian yang digunakan

untuk mengkaji mengenai kesesuaian

standar kualifikasi guru mata pelajaran

teknik ketenagalistrikan menurut

Spektruk Keahlian Pendidikan

Menengah Kejuruan 2008 adalah

metode kualitatif deskriptif yaitu

pengamatan, wawancara, atau

penelaahan dokumen. Dalam tradisi

penelitian kualitatif, proses penelitian

dan ilmu pengetahuan tidak

sesederhana apa yang terjadi pada

penelitian kualitatif, karena sebelum

hasil-hasil penelitian kualitatif

memberikan sumbangan kepada ilmu

pengetahuan, tahapan penelitian

kualitatif melampaui berbagai tahapan

kritis-ilmiah, yang mana seseorang

mulai berpikir secara induktif, yaitu

menangkap berbagai fakta atau

fenomena-fenomena sosial, melalui

pengamatan di lapangan, kemudian

Page 9: TUGAS 1.docx

menganalisisnya dan kemudian

berupaya melakukan teorisasi

berdasarkan apa yang diamati.2

Dalam penelitian kualitatif, data yang

dikumpulkan dalam penelitian berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat

diamati, maka metode yang digunakan

untuk prosedur pengumpulan data

dalam penelitian adalah:

1. Observasi Pastisipatif

Dalam observasi, peneliti

terlibat dengan kegiatan

sehari-hari orang yang

sedang diamati atau yang

digunakan sebagai sumber

data penelitian. Sambil

melakukan pengamatan,

peneliti ikut melakukan apa

yang dikerjakan oleh

sumber data, dan ikut

merasakan suka dukanya

2. Wawancara Semiterstruktur

Wawancara merupakan

pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab,

sehingga dapat

dikontruksikan makna

dalam suatu topik tertentu.

Wawancara semiterstruktur

sudah termasuk ke dalam

kategori in-dept interview,

di mana dalam

pelaksanaannya lebih bebas

bila dibandingkan dengan

wawancara terstruktur.

Tujuan dari wawancara

semiterstruktur adalah

untuk menemukan

permasalahan secara lebih

terbuka, di mana pihak yang

diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi

merupakan catatan

peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen dapat

berupa tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental

dari seseorang. Dokumen

yang berbentuk tulisan,

misalnya catatan harian,

sejarah kehidupan, biografi,

peraturan, dan kebijakan.

Dokumen yang berbentuk

gambar, misalnya karya

seni, yang berupa gambar,

patung, dan lain-lain. Studi

dokumen merupakan hal

penting dari penggunaan

2 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), hal 6.

Page 10: TUGAS 1.docx

Temuan-temuan Penelitian

Analisis Data

Pendataan SMK dengan kurikulum empat tahun

SMKN 26 Jakarta

Studi dokumentasi tentang PPL

metode deskriptif dan

wawancara dalam penilaian

kualitatif. Hasil penelitian

akan semakin kredibel

apabila didukung oleh foto-

foto atau karya tulis

akademik.

Prosedur yang dilakukan peneliti

dalam proses pengambilan data dapat

dilihat di gambar 4.1.

Gambar 4.1. Prosedur pengambilan

data

Peneliti pertama kali datang ke

sekolah pada tanggal 25 Juli

bersamaan dengan hari pertama

pelaksanaan PPL. Pada hari pertama

peneliti dan mahasiswa PPL yang lain

bertemu dengan kepala jurusan dan

melakukan penyuluhan mengenai

tugas mahasiswa PPL selama kegiatan

PPL berlangsung.

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri

26 Jakarta memiliki enam kompetensi

keahlian, yaitu Teknik Instalasi

Tenaga Listrik, Teknik Elektronika

Industri, Teknik Komputer Jaringan,

Teknik Kendaraan Ringan, Teknik

Gambar Bangunan, dan Teknik Mesin

Perkakas. Semua kompetensi keahlian

di sekolah tersebut telah terakreditasi

A.

Ketika pertama kali tiba, peneliti

masih belum memiliki batasan

masalah secara khusus yang ingin

diteliti. Namun beriringan dengan

waktu dan melakukan konsultasi

dengan Dosen Pembimbing, akhirnya

peneliti memutuskan untuk meneliti

pokok bahasan seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya. Pengambilan

pokok bahasan didasarkan pada

pengalaman peneliti sendiri ketika

melakukan proses kegiatan

pembelajaran dan pengenalan di

lingkungan sekolah.

Page 11: TUGAS 1.docx

2. HASIL PENILITIAN

Untuk bagian-bagian yang terdapat di

dalam kompetensi pendidik, karena

luasnya cakupan-cakupan yang

terdapat di dalam masing-masing

kompetensi yang harus dimiliki oleh

seorang pendidik, maka peneliti

mengkhususkan kompetensi pada hal-

hal yang bersifat persiapan mendasar

yang harus dimiliki. Penyempitan

bahasan dikarenakan karena terlalu

luasnya bahasan yang ada sehingga

dapat mengakibatkan penelitian akan

melebar jauh dari pokok bahasan yang

telah ditetapkan :

a) Relevansi Pendidikan

Dari 6 orang mahasiswa

PPL yang melaksanakan kegiatan

PPL keseluruan dari mahasiswa

tersebut telah mengambil seluruh

mata kuliah wajib. Untuk latar

pendidikan sebelum masuk ke

tingkat Universitas, 5 orang atau

83,33% memiliki latar pendidikan

dari Sekolah Menengah Atas, dan 1

orang memiliki latar pendidikan

dari Sekolah Menengah Kejuruan

dengan kompetensi Teknik

Ketenagalistrikan.

b) Nilai Perkuliahan Mahasiswa

PPL

Dari 6 orang mahasiswa

yang melaksanakan kegiatan PPL,

seluruh mahasiswa telah

mengambil mata kuliah wajib

dengan sebaran nilai adalah

mahasiswa 1 mendapatkan 6 nilai

C, 25 nilai B, dan 27 nilai A.

Mahasiswa 2 mendapatkan 15 nilai

C, 30 nilai B, dan 10 nilai A.

Mahasiswa 3 mendapatkan 5 nilai

C, 27 nilai B, dan 26 nilai A.

Mahasiswa 4 mendapatkan 9 nilai

C, 31 nilai B, dan 15 nilai A.

Mahasiswa 5 mendapatkan 5 nilai

C, 28 nilai B, dan 25 nilai A.

Mahasiswa 6 mendapatkan 6 nilai

C, 27 nilai B, dan 25 nilai A.

c) Beban Mengajar

Dari 6 orang mahasiswa

yang melaksanakan kegiatan PPL,

terdapat 3 mahasiswa yang

memiliki beban mengajar di bawah

15 jam/minggu, 2 orang yang

memiliki beban mengajar 15-19

jam/minggu, dan 1 orang memiliki

beban mengajar di atas 19

jam/minggu. Perbedaan jam

mengajar tiap mahasiswa

dikarenakan perbedaan pamong

tiap mahasiswa. Karena pemberian

mata pelajaran yang diampu oleh

mahasiswa PPL merupakan mata

pelajaran yang diampu oleh

Page 12: TUGAS 1.docx

masing-masing pamong. Sehingga

pemberian mata pelajaran yang

diampu juga menjadi tergantung

oleh pamong masing-masing

mahasiswa

d) Tingkat Kesesuaian Keahlian

Tingkat kesesuaian keahlian

mahasiswa PPL terhadap

kompetensi yang terdapat di

SMKN 26 Jakarta yaitu teknik

ketenagalistrikan. Data mengenai

tingkat kesesuaian keahlian

mahasiswa PPL diambil dan diteliti

secara langsung pada transkip nilai

yang dimiliki oleh mahasiswa.

Pengembilan keterhubungan antara

mata pelajaran dengan mata kuliah

dilihat dari SK/KD dari mata

pelajaran yang terdapat di dalam

Spektrum Ketenagalistrikan yang

digunakan SMKN 26 Jakarta

dengan deskripsi mata kuliah yang

telah diambil oleh mahasiswa yang

melaksanakan PPL. Tingkat

kesesuaian akademik yang dimiliki

mahasiswa dengan mata pelajaran

yang diampu .

3. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pada

SMKN 26 Jakarta Jurusan Teknik

Instalasi Tenaga Listrik, peneliti dapat

menarik beberapa kesimpulan:

1. Kepuasan terhadap pelaksanaan

PPL mengenai kinerja

mahasiswa yang melaksanakan

kegiatan PPL berdasarkan

kompetensi pendidik dari guru

dan siswa telah terpenuhi.

Penentuan tingkat kepuasan

didapatkan dari hasil

wawancara yang dilakukan

kepada guru dan siswa yang

menjadi responden.

2. Kepuasan yang didapatkan

terhadap pelaksanaan PPL

berdasarkan kompetensi

pendidik dari guru adalah 80%

yaitu 4 guru dari 5 guru dan

dari siswa adalah 90% yaitu 18

siswa dari 20 siswa bahwa

mahasiswa yang melaksanakan

PPL telah memenuhi

kualifikasi sebagai seorang

pendidik berdasarkan

kompetensi pendidik.

3. Pemenuhan keterbekalan

kompetensi mahasiswa

terhadap Standar Kompetensi

dari mata pelajaran yang

diampu di Sekolah Menengah

Kejuruan adalah 92% yaitu 12

Standar Kompetensi dari 13

Standar Kompetensi telah

Page 13: TUGAS 1.docx

sesuai dengan keterbekalan

keahlian yang didapat selama

perkuliahan sebelum

melaksanakan Praktek

Pengajaran Lapangan.

4. IMPLIKASI

1. Hasil dari penelitian dapat

menjadi masukan kepada pihak

penyelenggara PPL dari tingkat

Jurusan, Fakultas, dan

Universitas mengenai persiapan

mahasiswa yang akan

melaksanakan PPL terutama

ditinjau dari kompetensi

pendidik.

2. Hasil penelitian dapat menjadi

rujukan bagi Jurusan Teknik

Elektro untuk pengembangan

mata kuliah yang diwajibkan

kepada mahasiswa dengan

konsentrasi kependidikan untuk

disesuaikan dengan isi

spektrum sehingga tidak

menemukan kendala ketika

melaksanakan pengajaran di

Sekolah Menengah Kejuruan

dengan berbagai kompetensi

keahlian yang digunakan di

sekolah.

5. SARAN

1. Perlu dilaksanakan

peningkatan standar terhadap

mata kuliah kependidikan

terhadap mahasiswa yang akan

melaksanakan praktek

pengajaran lapangan.

2. Perlu penambahan materi

mengenai kompetensi pendidik

ketika pembekalan PPL kepada

mahasiswa untuk

mempersiapkan keterbekalan

kompetensi yang dimiliki oleh

mahasiswa ketika mengikuti

praktek pengajaran lapangan.

3. Perlu diadakan pengkajian dan

pelatihan lebih lanjut tentang

pemenuhan kompetensi

keahlian mahasiswa PPL yang

telah disesuai ataupun belum

ditinjau dari kompetensi

pendidik menurut Undang-

undang No. 14 Tahun 2005.

6. DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jalam Ma’mur. 2009. 7

Kompetensi Guru Menyenangkan

dan Profesional. Jakarta: Power

books.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian

Kualitatif: Ekonomi, kebijakan

Page 14: TUGAS 1.docx

publik, dan ilmu sosial lainnya.

Jakarta: Kencana.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga

Kependidikan. 2009. Pedoman

Pelaksanaan Tugas Guru dan

Pengawas. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional

Meilanie, Sri Martini. 2009.

Pengantar Ilmu Pendidikan.

Jakarta: FIP UNJ.

Moleong, Lexy. 2004. Metodologi

Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar

Pendidikan: Sebuah studi awal

tentang dasar-dasar pendidikan

pada umumnya dan pendidikan di

Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo

Perkasa

Payong, Marselus. 2011. Sertifikasi

Profesi Guru: Konsep dasar,

problematika dan

implementasinya.Jakarta: Indeks.

Soeprijanto. 2010. Pengukuran

Kinerja Guru Praktik Kejuruan:

konsep dan teknik pengembangan

instrumen. Jakarta: CV. Tursina.

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2004.

Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Memahami

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta.

Tayibnapis, Farida Yusuf. 2008.

Evaluasi Program dan Instrumen

Penelitian untuk Program

Pendidikan dan Penelitian. Jakarta:

Rineka Cipta.

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo.

2005. Pengantar Pendidikan.

Jakarta: Rineka Cipta

Widiarti. 2008. Meneropong Realitas

Kebijakan Pendidikan: Sertifikasi

guru sebagai upaya peningkatan

profesionalismen guru. Jakarta:

Spektrum.

STUDI TENTANG KESIAPAN MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA BERDASARKAN KOMPETENSI PENDIDIK PADA PPL DI SMK JURUSAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DENGAN

KURIKULUM EMPAT TAHUN (Tri Putra Alizar) 14

Page 15: TUGAS 1.docx