tugas 1 sem audit s1 ext

47
Tugas 1 Sem Audit S1 Ext: paper sekilas SPAP Silakan kunpulkan paper Anda tentang SPAP disini. Caranya adalah dengan meng-klik comments, setelah itu isi boc nama dan email, kemudian di box comment Saudara paste tulisan Anda. Selamat mencoba. Paling lambat dikulpulkan pada hari Selasa tanggal 20 November 2007. Paper maksimal 1 halaman. AP* This entry was posted on Thursday, November 15th, 2007 at 1:46 pm and is filed under AP Class . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response , or trackback from your own site. « Kunjungan ke UNIMAS, Kuching, Malaysia MCS: Responsibility Center » 36 Responses to “Tugas 1 Sem Audit S1 Ext: paper sekilas SPAP” 1. Aris Ginanjar Says: November 15th, 2007 at 11:20 pm TANGGUNG JAWAB AUDITOR MENURUT PSAP 1.TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP PROFESI Tanggung jawab ini meliputi tanggung jawab mematuhi ketentuan yang telah disepakati bersama oleh IAI, tanggung jawab mematuhi PABU, standar auditing yang telah ditetapkan IAI dan kode etik akuntan Indonesia. 2. TANGGUNG JAWAB AUDITOR UNTUK MENDETEKSI KEKELIRUAN DAN KETIDAKBERESAN Auditor harus menetukan resiko bahwa kekeliruan dan ketidakberesan kemungkinan menyebabkan laporan keuangan berisi salah saji material. 3. TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN SATUAN USAHA MEMPERTAHANKAN HIDUPNYA. Auditor harus menilai apakah terdapat kesangsian besar

Upload: adenurularifa7705

Post on 25-Jun-2015

782 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

Tugas 1 Sem Audit S1 Ext: paper sekilas SPAP

Silakan kunpulkan paper Anda tentang SPAP disini. Caranya adalah dengan meng-klik comments, setelah itu isi boc nama dan email, kemudian di box comment Saudara paste tulisan Anda. Selamat mencoba. Paling lambat dikulpulkan pada hari Selasa tanggal 20 November 2007. Paper maksimal 1 halaman.AP*

This entry was posted on Thursday, November 15th, 2007 at 1:46 pm and is filed under AP Class. You can follow any

responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

« Kunjungan ke UNIMAS, Kuching, Malaysia

MCS: Responsibility Center »

36 Responses to “Tugas 1 Sem Audit S1 Ext: paper sekilas SPAP”

1. Aris Ginanjar Says: November 15th, 2007 at 11:20 pm

TANGGUNG JAWAB AUDITOR MENURUT PSAP

1.TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP PROFESITanggung jawab ini meliputi tanggung jawab mematuhi ketentuan yang telah disepakati bersama oleh IAI, tanggung jawab mematuhi PABU, standar auditing yang telah ditetapkan IAI dan kode etik akuntan Indonesia.

2. TANGGUNG JAWAB AUDITOR UNTUK MENDETEKSI KEKELIRUANDAN KETIDAKBERESANAuditor harus menetukan resiko bahwa kekeliruan dan ketidakberesankemungkinan menyebabkan laporan keuangan berisi salah saji material.

3. TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN AUDITORATAS KEMAMPUAN SATUAN USAHA MEMPERTAHANKANHIDUPNYA.Auditor harus menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap satuan usahadalam mempertahankan hidupnya dalam periode waktu tertentu.

4. TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP KOMUNIKASI DENGANKOMITE AUDIT.

Page 2: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

Audit yang dilaksanakan dapat ditunjukan ke berbagai masalah yang menjadi kepentingan komite audit. Misalnya, struktur pengendalian internal dan laporan keuangan yang bebas dari salah saji material.

5.TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP PENEMUAN KEMUDIAN ATAS FAKTA YANG ADA PADA TANGGAL LAPORAN AUDITOR.Setelah auditor menerbitkan laporannya, ia tidak berkewajiban untuk mengajukan pertanyaan lebih lanjut atau melaksanakan prosedur audit apapun atas laporan keuangan yang diauditnya.

6.TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN ATAS PROSEDUR YANG TIDAK DILAKSANAKAN PADA TANGGAL LAPORAN AUDITOR.Setelah auditor menerbitkan laporannya, ia betanggung jawab melaksanakan review ke belakang terhadap pekerjaannya. Agar apabila ada prosedur yang tidak dilakukan dapat terungkap.

2. DESTYAN RAKHMI A. C1H004037 Says: November 16th, 2007 at 5:50 am

Pertimbangan Khusus dalam Audit Bisnis KecilAuditor merupakan profesi yang dituntut pertanggungjawabannya atas hasil audit yang dilakukan. Supaya dapat dinilai hasil kinerjanya maka dibuatlah Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) oleh IAI. SPAP berisi tentang prosedur kerja, pertimbangan dan cara penulisan laporan dll,.Dalam SPAP yang diterbitkan IAI dimana audit informasi tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Karenanya untuk bisnis kecil ada petimbangan dalam auditnya ,karena penilaian pada bisnis kecil didasarkan sedikitnya jumlah karyawan dan perputaran aktiva yang rendah/modal yang rendah.karakteristik pada bisnis kecil : 1.Pemisahan tugas yang terbatas, Pemisahan tugas hanya diprioritaskan kepada kegiatan operasional sedangkan pencatatan tidak dicatat sesuai SAK karena alasan ekonomis ini memungkinan terjadi penyelewengan, penyimpangan wewenang dan pencatatan,2.Dominasi oleh pihak manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek bisnis. Mengakibatkan pengendalian intern yang dikesampingkan ini dapat memberi peluang kecurangan, dan kesalahan dalam pelaporan. Karenanya perlu SPI yang handal guna mencegahnya.Karakteristik tersebut berdampak bagi auditor-tidak diperolehnya bukti yang kompeten untuk memberi pandapat atas laporan keuangan karena kelemahan yang adaKarena karakteristik di atas dibutuhkan prosedur dan pertimbangan

Page 3: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

dalam proses audit antara lain1.Auditor mengevaluasi system yang digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan,2.saat melaksanakan dan merancang auditnya auditor mempertimbangkan rancangan system secara menyeluruh dan pemahaman menyeluruh tentang system akuntansi untuk mencapai entitas,3.memeriksa apa bukti kompeten diambil dari system akuntansi dan dari pemeriksaannya atas laporan keuangan entitas untuk menguatkan pendapat. Penting bagi auditor untuk dapat mengetahui secara representative karena bahaya kesalahpahaman antara kedua pihak. Auditor perlu mengingatkan kepada pihak manajemen kalau tanggungjawab terhadap pelaporan sangat penting karena penyelewengan dan kecurangan dapat terdeteksi saat dalam pemeriksaan. Karenanya auditor menentukan resiko pengendalian yang tinggi terhadap bisnis kecil, rekomendasi perbaikan terhadap SPI perusahaanLaporan auditor dapat berisi tentang :Pendapat wajar tanpa pengecualian, jika bukti diperoleh dari perluasan prosedur substantive seperti melakukan pengujian rinci,tambahan dan analisis biaya dan labaPendapat wajar dengan pengecualian, jika tidak memperoleh bukti cukup dan tidak dapat merancang dan pelaksanaan yang cukup mengenai kelengkapan dan kecermatan catatan akuntansi/ bahkan tidak memberikan pendapat karena batasan tersebut sedemikian signifikan. Maka isi laporan auditor atas kejadian ini adalah:Lampiran 1 memberikan contoh yang berisi laporan auditor yang memberikan pendapat wajar dengan pengecualian, dan lampiran 2 memberikan contoh laporan audit dengan pernyataan tidak memberikan pandapat.Demikian merupakan sekilas isi dari SPAP yang membahas tentang Pertimbangan Khusus dalam Audit Bisnis Kecil karena karakteristik yang membentuk bisnis kecil merupakan kendala yang dapat mempengaruhi pendapat auditor maka dibentuk standar yang mengatur audit pada bisnis kecil sehingga dapat diketahui keValidan pendapat yang diberikan auditor. Dengan adanya standar maka hasil audit bisa dipertanggungjawabkan.

3. teguh supriyanto Says: November 16th, 2007 at 9:13 am

Sejarah Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

Suatu pekerjaan yang dikategorikan jenis pekerjaan profesional, output yang dihasilkan harus dapat diukur. Dalam suatu pengukuran

Page 4: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

diperlukan suatu pembanding yang dapat dipakai sebagai skala ukur. Cara mengukur hasil pekerjaan seorang akuntan dapat dilakukan dengan mengacu pada aturan yang telah ditetapkan dalam standar yang disepakati. Di Indonesia, pertama kali dibuat standar pekerjaan akuntan pada tahun 1973 dengan nama Normal Pemeriksaan Akuntan. Aturan yang ditetapkan masih bersifat global sehingga banyak dimanfaatkan sisi kelemahan dari aturan yang ada. Mulai tahun 1994 dilakukan penyempurnaan, penambahan dan diubah menjadi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sampai sekarang

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang didalamnya berisi panduan secara teknis bagi akuntan publik dalam berpraktik di Indonesia merupakan standar teknis yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik yang berfungsi untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik. Didalam SPAP dikelompokkan dalam 5 (lima) standar teknis yaitu : standar auditing, standar atestasi, standar jasa akuntansi dan review, standar jasa konsultansi, standar pengendalian mutu.1. Standar auditingStandar Auditing mencakup standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan beserta interpretasinya dan dipakai sebagai pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA)2. Standar atestasiAsersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain. Atestasi (attestation) merupakan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.3. Standar jasa akuntansi dan reviewAudit bertujuan memberikan dasar memadai untuk menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, untuk pekerjaan non-atestasi tidak dapat dijadikan dasar untuk menyatakan pendapat akuntan. Sifat pekerjaan non-atestasi “tidak menyatakan pendapat“, hal ini sangat berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar auditing. Penggunaan standar jasa dan review dapat dijadikan untuk panduan dalam kompilasi laporan keuangan, review atas laporan keuangan dan laporan keuangan komparatif4. Standar jasa konsultasiUmumnya, pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien sesuai dengan perjanjian. Jasa tersebut dapat

Page 5: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

berupa konsultasi, jasa pemberian saran profesional (advisory services), jasa implementasi, jasa transaksi, jasa produk, jasa penyediaan staff dan jasa lain5. Standar pengendalian mutuDipakai sebagai panduan dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia. Didalamnya memuat unsur-unsur : independensi, penugasan personel, konsultasi, supervisi, pemekerjaan (hiring), pengembangan professional, promosi (advancement), penerimaan dan keberlanjutan klien, inspeksi.

4. Bayu Kurniawan C1H004020 Says: November 16th, 2007 at 11:05 am

Pelatihan Dan Keahlian Auditor Independen Dalam PSAP

Dalam standar umum PSAP disebutkan bahwa “audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki kehlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”Hal ini menegaskan bahwa bagaimanapun kemampuan seorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan sekalipun tidak dapat memenuhi persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika ia tidak memiliki pendidikan serta pengalaman memadai dalam bidang auditing.Untuk menjadi seorang auditor yang bisa melaksanakan audit untuk sampai pada pernyataan pendapat maka orang tersebut harus seorang yang ahli dalam bidang akuntansi, yang ditunjang dengan pendidikan formal yaitu Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) serta diperluas dengan adanya pengalaman-pengalaman dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup. Dalam pelatihan ini harus mencakup pelatihan teknis dan pendidikan umum. Misalnya Asisten Junior, yang baru masuk dalam karier auditing harus harus memperoleh pengalaman profesionalnya dengan supervisi yang memadai dan rivew atas pekerjaannya dari atasannya yang lebih berpengalaman.Perlu disadari bahwa yang dimaksudkan dengan pelatihan seorang profesional mencakup pula kesadarannya yang terus menerus terhadap perkembangan yang terjadi dalam bisnis dan profesinya. Ia harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan IAI. Semua aspek yang ada diatas harus terpenuhi dikarenakan, auditor dalam melaksanakan profesinya tersebut harus dapat menilai

Page 6: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

secara objektif dan mempergunakan pertibangan tidak memihak terhadap informasi yang dicatat di dalam pembukuan perusahaan atau informasi lain yang berhasil diungkapkan melalui auditnya.Oleh karena itu menurut penulis profesi menjadi seorang akuntan publik atau auditor merupakan profesi yang istimewa dibandingkan dengan profesi lainnya. Karena harus memenuhi berbagai persyaratan yang telah disebutkan di atas, yang semuanya tidak mudah dan dalam menjalankan tugasnyapun seorang auditor harus selalu bersikap profesional, independen dan objektif walaupun ia telah dibayar oleh kliennya.

5. Panji Rachman Hakim Says: November 16th, 2007 at 1:01 pm

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

Pernyataan ini untuk memberikan pedoman mengenai komunikasi antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti apabila terjadi pergantian auditor. Istilah “auditor pendahulu” dimaksudkan auditor yang telah mengundurkan diri atau diberitahu oleh pemberi tugas (klien) bahwa tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan penugasan baru. Sedangkan istilah “auditor pengganti” dimaksudkan auditor yang telah menerima suatu penugasan atau auditor yang telah diundang untuk mengajukan proposal untuk penugasan audit. Inisiatif untuk mengadakan komunikasi, baik tertulis maupun lisan terletak di tangan auditor pengganti. Baik auditor pendahulu maupun auditor pengganti harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh satu sama lain.Sebelum menerima penugasan, auditor pengganti harus melaksanakan komunikasi tertentu seperti :Komunikasi Sebelum Auditor Pengganti Menerima PenugasanPengajuan pertanyaan kepada auditor pendahulu merupakan suatu prosedur yang perlu diadakan, karena mungkin auditor pendahulu dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada auditor pengganti dalam mempertimbangkan penerimaan atau penolakan penugasan. Seorang auditor dilarang untuk mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dalam menjalankan audit tanpa persetujuan klien. Auditor pengganti harus mengajukan pertanyaan yang spesifik dan masuk akal kepada auditor pendahulu. Pertanyaan tentang masalah-masalah yang spesifik antara lain mengenai penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, atau soal-soal yang serupa, dan tentang pengertian auditor pendahulu mengenai alasan

Page 7: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

penggantian auditor. Auditor pendahulu harus memberikan jawaban dengan segera dan lengkap atas pertanyaan yang masuk akal dari auditor pengganti. Namun dalam keadaan luar biasa ia harus menunjukkan bahwa jawabannya adalah terbatas.Komunikasi LainAuditor pengganti harus mengajukan permintaan kepada klien agar memberikan izin kepada auditor pendahulu untuk menyediakan kertas kerja untuk direview oleh auditor pengganti. Auditor pendahulu dengan auditor pengganti harus sepakat tentang kertas kerja yang akan disediakan untuk direview dan tentang kertas kerja yang boleh di-copy.Jika dalam pelaksanaan auditnya, auditor pengganti mendapatkan informasi tentang laporan keuangan yang tercantum dalam laporan auditor pendahulu perlu direvisi, maka auditor pengganti harus meminta kepada klien agar mengatur pertemuan segi tiga untuk membahas informasi ini dan memecahkan masalah tersebut. Apabila klien menolak atau auditor pengganti merasa tidak puas dengan hasil pertemuan tersebut, maka auditor pengganti harus mempertimbangkannya dalam laporannya atau dalam memutuskan tindakan lebih lanjut lainnya.

6. IKA WAHYU N.P (C1H004027) Says: November 16th, 2007 at 1:42 pm

Standar Jasa Konsultansi

merupakan panduan bagi praktisi (akuntan publik) yang menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultansi, para praktisi menyajikan temuan, kesimpulan dan rekomendasi. Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya, pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan klien.Jasa konsultansi dapat berupa:

·Konsultasi (consultation) – memberikan konsultasi atau saran profesional (profesional advise) berdasarkan pada kesepakatan bersama dengan klien. Contoh jenis jasa ini adalah review dan komentar terhadap rencana bisnis buatan klien .

·Jasa pemberian saran profesional (advisory services) - mengembangkan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan diputuskan oleh klien. Contoh jenis jasa ini adalah pemberian bantuan dalam proses perencanaan strategik.

Page 8: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

·Jasa implementasi - mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan. Sumber daya dan personel klien digabung dengan sumber daya dan personel praktisi untuk mencapai tujuan implementasi. Contoh jenis jasa ini adalah penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan jasa pendukung yang berkaitan.

·Jasa transaksi - menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa transaksi khusus klien yang umumnya dengan pihak ketiga. Contoh jenis jasa adalah jasa pengurusan kepailitan.

·Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya - menyediakan staf yang memadai (dalam hal kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh klien. Staf tersebut akan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan mengharuskan demikian. Contoh jenis jasa ini adalah menajemen fasilitas pemrosesan data .

·Jasa produk - menyediakan bagi klien suatu produk dan jasa profesional sebagai pendukung atas instalasi, penggunaan, atau pemeliharaan produk tertentu. Contoh jenis jasa ini adalah penjualan dan penyerahan paket program pelatihan, penjualan dan implementasi perangkat lunak komputer .

7. YANUARSI INDERANINGSIH C1H004063 Says: November 16th, 2007 at 1:46 pm

Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP)

memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia. Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:

·independensi – meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus mempertahankan independensi .

·penugasan personel – meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud .

·konsultasi – meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat

Page 9: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang memadai .

·supervisi – meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP .

·pemekerjaan (hiring) – meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten .

·pengembangan profesional – meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP .

·promosi (advancement) – meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.

·penerimaan dan keberlanjutan klien – menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence).

·inspeksi – meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif.

8. Hapsoro Adi Nugroho C1H004004 Says: November 16th, 2007 at 2:40 pm

STANDAR AUDITING seksi 625

LAPORAN AKUNTAN ATAS PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI

Manfaat Penerapan seksi ini adalah1. Memberikan panduan untuk akuntan publik dalam praktik publik dalam hubungannya dengan usulan untuk mendapat klien baru atau sebaliknya.2. Memberikan nasihat lisan atas penerapan prinsip akuntansi terhadap transaksi khusus yang bisa digunakan dalam pengambilan keputusan.Seksi ini tidak berlaku bagi akuntan (akuntan berlanjut) yang telah mengadakan perikatan untuk memberikan laporan akuntan atas laporan keuangan untuk membantu proses tuntutan pengadilan yang

Page 10: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

menyangkut masalah akuntansi serta tidak berlaku dalam komunikasi position paper (newsletter,artikel,pidato beserta teksnya dll) yang disusun akuntan untuk tujuan penyajian pandangan tentang suatu isu yang menyangkut penerapan prinsip akuntansi.

STANDAR PELAKSANAAN1. Akuntan pelapor harus menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dalam melaksanakan perikatan harus memiliki keahlian teknis serta keahlian yang memadai.2. Akuntan pelapor harus melaksanakan prosedur: Memahami bentuk dan substansi transaksi, mereview PABU, melakukan konsultasi dengan ahli lain, serta melakukan penelitian untuk menentukan dan mempertimbangkan adanya analogi yang dapat dipercaya.3. Pada waktu melakukan evaluasi prinsip akuntansi atau menentukan tipe pendapat, akuntan pelapor harus melakukan konsultasi dengan akuntan berlanjut pihak utama untuk memastikan fakta yang relevan untuk membentuk pertimbangan profesionalnya.

STANDAR PELAPORAN1. Penjelasan ringkas tentang sifat perikatan dan suatu pernyataan bahwa perikatan tersebut berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.2. Penjelasan tentang transaksi, pernyataan fakta, keadaan,asumsi relevan dan pernyataan sumber informasi.3. Menjelaskan prinsip akuntansi yang diterapkan atau tipe pendapat yang diberikan atas laporan keuangan entitas, jika bisa ditambah dengan suatu penjelasan alasan yang mendasari kesimpulan akuntan pelapor.4. Suatu pernyataan bahwa tanggunng jawab perlakuan akuntansi yang semestinya terletak di tangan penyusun laporan keuangan harus berkonsultasi dengan akuntan berlanjut.5. Suatu pernyataan bahwa setiap perbedaan fakta, keadaan, asumsi yang disajikan dapat mengubah laporan.

9. SARI WIDYA SUSANTI C1H004014 Says: November 16th, 2007 at 4:20 pm

SARI WIDYA SUSANTI C1H004014

AUDITING DALAM LINGKUNGAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK

KEAHLIAN DAN KOMPETENSIAuditor harus memiliki pemahaman yang memadai tentang komputer beserta perangkat-perangkat didalamnya termasuk penggunaan

Page 11: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques).

PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN OLEH PIHAK LAINBila auditor mendelegasikan pekerjaan kepada asisten atau tenaga ahli lainnya, auditor harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengolahan data elektronik untuk memungkinnya mengarahkan, melakukan supervisi, dan mereview pekerjaan asisten yang berkeahlian pengolahan data elektronik atau untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor lain atau tenaga ahli di bidang pengolahan data elektronik telah cukup untuk memenuhi tujuan auditor.

PERENCANAANAuditor harus mengumpulkan informasi tentang lingkungan pengolahan data elektronik yang relevan dengan perencanaan auditnya, termasuk informasi berikut ini:a.bagaimana fungsi pengolahan data elektronik diorganisasikan dan lingkup konsentrasi atau distribusi pengolahan komputer dalam keseluruhan satuan usaha.b.Perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang digunakan oleh satuan usahac.Setiap aplikasi signifikan yang diproses dengan komputer, sifat pengolahan dan kebijakan penyimpanan datad.Implementasi aplikasi baru atau perbaikan atas aplikasi yang ada yang direncanakan.

SISTEM AKUNTANSI DAN PENGENDALIAN INTERNSelama melakukan review dan evaluasi pendahuluan terhadap pengendalian intern, auditor harus mendapatkan pengetahuan tentang sistem akuntansi untuk memperoleh pemahaman atas lingkungan pengendalian secara menyeluruh dan aliran transaksi.

BUKTI AUDITa.Penggunaan teknik audit berbantuan komputer mungkin diperlukan karena tidak adanya dokumen masukan, tidak adanya jejak audit, dllb.Saat pelaksanaan prosedur audit dapat terpengaruh karena data tidak disimpan dalam file komputer dalam jangka waktu yang lama untuk kepentingan audit, dan auditor perlu membuat pengaturan khusus agar data tersebut dipertahankanc.Efektivitas dan efisiensi prosedur audit dapat meningkat dengan digunakannya teknik audit berbantuan komputer

10. LIENA VIANA LAURA Says: November 16th, 2007 at 4:31 pm

Page 12: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

PELAPORAN AUDITOR ATAS INFORMASI SEGMEN

Pengungkapan informasi segmen memerlukan pemisahan unsur-unsur signifikan tertentu laporan keuangan entitas, seperti pendapatan, laba dan rugi usaha, aktiva yang dapat diidentifikasi, penyusutan, dan pengeluaran modal.Informasi segmen adalah satu dari pengungkapan yang diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia sebagai bahan yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

TUJUAN AUDITTujuan prosedur audit yang diterapkan terhadap informasi segmen adalah untuk menyediakan dasar memadai bagi auditor untuk menyimpulkan apakah informasi tersebut disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dalam hubungannnya dengan laporan keuangan secara keseluruhan.

PELAPORANLaporan audit bentuk baku tidak menunjuk ke informasi segmen, kecuali jika dari hasil auditnya telah menunjukkan adanya salah saji pada atau tidak dicantumkannya, atau perubahan dalam prinsip akuntansi, yang berkaitan dengan, informasi segmen yang sifatnya material terhadap laporan keuangan secara keseluruhan, atau auditor tidak dapat menerapkan prosedur audit yang dipandang perlu sesuai dengan keadaan.

SALAH SAJI DAN TIDAK DISAJIKANNYA INFORMASI SEGMENJika auditor menemukan adanya salah saji material dalam informasi segmen dalam kaitannya dengan laporan keuangan secara keseluruhan dan salah saji tersebut tidak dikoreksi, auditor harus memodifikasi pendapatnya atas laporan keuangan karena penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umu di Indonesia.

KONSISTENSIMenurut prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, konsistensi metode yang digunakan untuk membuat dan menyajikan informasi segmen dari periode ke periode adalah penting sebagaimana konsistensi dalam penerapan prinsip akuntansi yang digunakan dalam pembuatan laporan keuangan.

PEMBATASAN LINGKUP AUDITSuatu entitas mungkin menyatakan kepada auditor bahwa entitas tersebut tidak memiliki segmen industri, operasi luar negeri, penjualan ekspor, atau pelanggan utama yang diharuskan diungkapkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Page 13: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

PELAPORAN INFORMASI SEGMEN SECARA TERPISAHAuditor mungkin diminta untuk melaporkan informasi segmen secara terpisah, baik dalam laporan khusus atau sebagai bagian dari laporan auditnya atas laporan keuangan secara keseluruhan.

11. ROSI KURNIA C1H004024 Says: November 16th, 2007 at 4:35 pm

AUDIT ATAS ESTIMASI AKUNTANSI

Estimasi akuntansi didefinisikan sebagai pemerkiraan (approximation) suatu unsur, pos, atau akuntansi laporan keuangan.Estimasi akuntansi seringkali terkandung dalam laporan keuangan historis.

PROSES PENETAPAN ESTIMASI AKUNTANSIManajemen bertanggung jawab untuk merumuskan proses penetapan estimasi akuntansi. Meskipun proses tersebut dapat tidak didokumentasikan atau tidak secara resmi diterapkan.Resiko salah saji estimasi akuntansi yang material biasanya tergantung dari kompleksitas dan subyektivitas proses penetapan estimasi akuntansi, tersedianya dan keandalan data relevan, jumlah dan signifikan atau tidaknya asumsi yang dibuat, serta tingkat ketidakpastian yang berkaitan dengan asumsi tersebut.

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN YANG BERKAITAN DENGAN ESTIMASI AKUNTANSIStruktur pengendalian intern dapat mengurangi kemungkinan salah saji estimasi akuntansi yang material

EVALUASI TERHADAP ESTIMASI AKUNTANSITujuan auditor dalam mengevaluasi estimasi akuntansi adalah untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup memberikan keyakinan yang memadai.

IDENTIVIKASI KEADAAN YANG MEMERLUKAN ESTIMASI AKUNTANSIDalam mengevaluasi apakah manajemen telah mengidentifikasi semua estimasi akuntansi yang berdampak material bagi laporan keuangan, auditor mempertimbangkan keadaan industri yang menjadi tempat usaha klien, metode pelaksanaan bisnis , pengumuman prinsip akuntansi yang baru, dan faktor lain eksternal.

EVALUASI KEPANTASANDalam mengevaluasi kepantasan suatu estimasi ,auditor biasanya memusatkan terhadap faktor dan asumsi kunci yang:a.Signifikan terhadap estimasi akuntansib.Peka terhadap perubahan.

Page 14: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

c.Penyimpangan dari pola historisd.Subjektif dan dicurigai menimbulkan salah saji serta diduga memihakDalam mengevaluasi kepantasan, auditor harus memahami bagaimana manajemen membuat estimasi. Berdasarkan pemahaman tersebut auditor menggunakan kombinasi pendekatan berikut:a.Mereview dan uji proses yang digunakan oleh manajemen dalam menyusun estimasi.b.Membuat harapan terpisah tentang estimasi untuk menguatkan kepantasan estimasi manajemen.c.Mereview peristiwa atau transaksi kemudian yang terjadi sebelum selesainya pekerjaan lapangan

12. KARINA TRI WAHYUNI. C1H004150 Says: November 16th, 2007 at 5:38 pm

PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGANLaporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. PERNYATAAN TIDAK MEMBERIKAN PENDAPAT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG TIDAK DIAUDITJika akuntan menyadari bahwa namanya dimasukan dalam komunikasi tertulis suatu entitas public yang disusun klien yang berisi laporan keuangan yang tidak diaudit, atau di-review, ia harus meminta :o Bahwa namanya tidak dimasukan dalam komunikasi tersebuto Bahwa laporan keuangan diberi tanda sebagai tidak diaudit dan terdapat catatan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan tersebut. PERNYATAAN TIDAK MEMBERIKAN PENDAPAT BILA AUDITOR TIDAK INDEPENDENJika akuntan tidak independent, prosedur apa pun yang dilaksanakan tidak akan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, dan ia akan terhalang dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Oleh karena itu, ia harus menyatakan tidak memberikan pendapat terhadap laporan keuangan dan harus menyatakan secara khusus bahwa ia tidak independent.

Page 15: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

KEADAAN YANG MEMERLUKAN MODIFIKASI ATAS PERNYATAAN TIDAK MEMBERIKAN PENDAPATJika akuntan menyimpulkan bahwa atas dasar fakta yang diketahuinya, laporan keuangan yang terhadapnya ia tidak menyatakan pendapat, disusun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, termasuk pengungkapannya, ia harus menyarankan kepada klien untuk melakukan revisi semestinya. Jika klien tidak melaksanakan saran yang diberikan oleh akuntan, ia harus menjelaskan penyimpangan tersebut dalam pernyataan tidak memberikan pendapatnya. PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN ATAU YANG TIDAK DIAUDIT DALAM BENTUK KOMPARATIFBila laporan keuangan yang tidak diaudit disajikan dalam bentuk komparatif dengan laporan keuangan auditan dalam dokumen yang diserahkan kepada Bapepam, laporan keuangan yang tidak diaudit tersebut harus secara jelas diberi tanda “tidak diaudit”, namun tidak perlu diacu dalam laporan auditor. KEYAKINAN NEGATIFBila akuntan, dengan alas an apa pun, menyatakan tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan, pernyataannya tersebut tidak boleh bertentangan dengan dicantumkannya suatu pernyataan keyakinan mengenai tidak diketahui adanya penyimpangan dari prinsip yang berlaku umum di Indonesia, kecuali yang secara spesifik diakui sebagaimana mestinya menurut standar yang ditetapkan Akuntan Indonesia.

13. NENI SITI FITRIANI C1H004059 Says: November 16th, 2007 at 5:57 pm

AUDITING INVESTASI

Sebelum seorang auditor melakukan pemeriksaan, sebaiknya auditor tersebut harus mengetahui dengan pasti apakah investasi diperlakukan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia, termasuk pengungkapan memadai mengenai hal- hal yang material. Auditor akan mempertimbangkan risiko audit dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang dilaksanakan untuk asersi laporan keuangan mengenai investasi. Dalam hal menentukan ketepatan kebijakan akuntansi yang dipakai, auditor harus mengetahui apakah kebijakan akuntansi yang diadopsi oleh entitas untuk investasi telah sesuai dengan PABU di Indonesia. Bagi entitas yang wajib mengikuti PSAK No.50 Akuntansi Investasi Efek Tertentu, kebijakan akuntansi tergantung dari klasifikasinya. Secara

Page 16: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

khusus, PSAK No.50 menyatakan sebagai berikut: Jika perusahaan bermaksud memiliki efek utang hingga jatuh tempo, maka investasi tersebut harus diklasifikasikan dalam kelompok ”dimiliki hingga jatuh tempo” dan disajikan dalam neraca sebesar biaya pemerolehan setelah amortisasi premi atau diskonto. Sedangkan efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, diklasifikasikan dalam kelompok ”diperdagangkan”. Klasifikasi investasi yang tepat tergantung pada maksud manajemen dalam membeli dan memiliki investasi, sahingga auditor harus mampu mempertimbangkan apakah aktivitas investasi menguatkan atau bertentangan dengan maksud manajemen yang telah dinyatakan. Dalam menilai kemampuan suatu entitas memiliki efek utang hingga jatuh tempo, auditor mengumpulkan bukti yang cenderung menguatkan atau bertentangan dengan kemampuan tersebut, selain dari itu ada faktor lain yang perlu dipertimbangakan oleh auditor seperti posisi keuangan entitas, kebutuhan modal kerja, hasil operasi, perjanjian utang jaminan,dan kewajban kontraktual relevan lainnya, dan juga hukum serta perundang-undangan.Auditor harus memperoleh keyakinan mengenai ketepatan metode akuntansi yang dipakai untuk investasi dalam saham biasa pada penerima modal. Jika pemodal memperlakukan investasi kepada penerima modal tidak sesuai dengan asumsi yang berlaku dalam PABU di Indonesia, auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang memadai mengenai apakah asumsi yang dipakai lebih baik dari asumsi yang dianjurkan dan apakah terdapat pengungkapan yang memadai mengenai suatu alasan kenapa tidak memperlakukan investasi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.Penilain dan penyajian suatu investasi berdasarkan Harga Perolehannya atau berdasarakan Nilai Wajarnya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak yaitu antara kreditor sebagai pihak peminjam dan debitor sebagai pihak yang menerima pinjaman.

KOMENTARAudit atas suatu investasi harus mendapatkan perhatian yang lebih dari seorang auditor karena audit investasi ini menyangkut pencocokan data laporan keuangan antara dua belah pihak yang saling berkepentingan yaitu antara kreditor dan debitor, pada pemeriksaan ini auditor berhak untuk meminta bukti-bukti audit kepada masing- masing pihak kemudian mencocokannya, apakah data yang auditor dapatkan telah sesuai atau tidak. Dalam hal ini ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh seorang auditor mengenai audit investasi ini seperti : prinsip-prinsip akuntansi berterima umum yang berlaku, klasifikasi investasi, metode investasi

Page 17: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

yang digunakan, kebijakan akuntansi, penilaian kemampuan suatu entitas, resiko audit, posisi keuangan entitas, perjanjian utang jaminan,dan kewajban kontraktual relevan.

14. Leksono cokro eko. W(C1H004079)  Says: November 16th, 2007 at 8:33 pm

UNSUR TINDAKAN PELANGGARAN HUKUM OLEH KLIEN

v Unsur tindakan pelanggaran hukumUnsur tindakan pelanggaran yang dapat dihubungkan dengan entitas yang laporan keuangannya diaudit atu tindakan karyawan yang bertindak atas nama entitas. Ini tidak termasuk pelanggaran perorangan yang dilakukan oleh manajemen atau karyawan.v Ketergantungan atas pertimbangan hukumPenentuan apakah secara nyata suatu perbuatan disebut melanggar hukum biasanya diluar kompetensi profesional seorang auditor.Auditor dalam hubungannya dengan penyajian laporan keuangan menempatkan dirinya sebagai pihak yang cakap dalam akuntansi dan auditing.v Pertimbangan auditor atas kemungkinan adanya unsure tindakan pelanggaran hukumUnsur tindakan pelanggaran hukum memeiliki dampak material dan langsung terhadap penentuan jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan. Auditor harus waspada terhadap adanya kemungkinan bahwa unsur pelanggaran hukum telah terjadi.v Pertimbangan auditor atas dampak unsur tindakan pelanggaran hukum terhadap laporan keuangan :· Dalam mengevaluasi materialitas suatu unsur tindakan pelanggaran hukum, auditor harus mempertimbangkan aspek kuantitatif dan kualitatif.· Auditor harus memperkirakan dampak unsure tindakan pelanggaran hukum terhadap jumlah-jumlah yang dicantumkan dalam laporan keuangan.· Auditor harus mengevaluasi cukup atau tidaknya pengungkapan dalam laporan keuangan mengenai dampak potensial unsur tindakan pelanggaran hukum terhadap operasi entitas.v Pertimbangan lain dalam audit yang dilakukan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan ikatan akuntansi IndonesiaAuditor dapat berkesimpulan untuk mengundurkan diri dari perikatan jika ternyata klien tidak mengambil tindakan pengulangan yang dipandang perlu oleh auditor atas unsur tindakan pelanggaran hukum.

Page 18: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

15. Slamet Purwokohadi (C1H004021)  Says: November 16th, 2007 at 8:40 pm

PROSEDUR ANALITIK

1. Prosedur analitik dalam perencanaan auditTujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu dalam perencanaan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti saldo akun.2. Prosedur analitik yang digunakan sebagai pengujian substantiveKepercayaan auditor terhadap pengujian substantife untuk mencapai tujuan audit yang berhubungan dengan asersi dapat berasal dari pengujian rinci dari prosedur analitik atau dari kombinasi keduanya.3. Sifat asersiProsedur analitik mungkin merupakan pengujian efektif dan efisien atas asersi yang kemungkinan salah sajinya tidak akan tampak dari pemeriksaan bukti rinci.4. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksikan suatu hubunganPenting bagi auditor untuk memahami alasan yang membuat hubungan menjadi masuk akal sebab data kadang-kadang seperti berkaitan padahal kenyataanny tidak, sehingga dapat mengarahkan auditor ke pengambilan kesimpulan yang salah.5. Ketersediaan dan keandalan dataData mungkin atau tidak mungkin langsung tersedia untuk mengembangkan taksiran bagi beberapa asersi, auditor memperoleh keyakinan dari prosedur analitik berdasarkan atas konsistensi jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan dari data yang diperoleh dari sumber lainnya.6. Ketepatan harapanHarapan auditor harus cukup tepat untuk memberikan tingkat keyakina yang diinginkan sehingga perbedaan yang mumgkn merupakan salah saji yang material, baik secara individu atau kelompok, dengan salah saji lainnya, akan teridentifikasi untuk diaudit oleh auditor.7. Prosedur analitik yang digunakan dalam review yang menyeluruhProsedur analitik yang digunakan dalam review yang menyeluruh adalah membantu auditor dalam menilai kesimpulan yang diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

16. F RIAN FERDIANSYAH CIH004018 Says: November 16th, 2007 at 8:58 pm

PENUGASAN ATESTASI

Page 19: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

Seorang akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik, dalam melaksanakan suatu penugasan atestasi memang harus mematuhi standar atestasi sebagaimana telah disebutkan di dalam SPAP tetntang standar penugasan atestasi.Dalam melakukan suatu penugasan atestasi, praktisi haruslah teliti dan cermat dalam menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain atau pihak di luar perusahaan.Praktisi banyak memberikan jasa profesional yang memberikan banyak manfaat bagi klien. Semua jasa-jasa profesional yang diberikan oleh praktisi kepada klien menjadi bagian dalam penugasan atestasi. Karena, jasa-jasa profesional yang diberikan oleh praktisi kepada klien membutuhkan suatu keahlian dan pelatihan teknik secara khusus didalam fungsi atestasi.Praktisi yang ditugaskan dalam penugasan atestasi haruslah akuntan yang sudah berpengalaman di dalam bidang pengauditan. Karena dalam melaksanakan suatu penugasan atestasi, akuntan benar-benar diharapkan oleh klien untuk membantu klien dalam menyatakan kesimpulan tentang keandalan asersi.Asersi tersebut merupakan suatu deklarasi atau pernyataan yang sangat penting yang dijadikan sebagai salah satu modal untuk menarik minat para investor bagi suatu perusahaan.Selain dilakukan oleh akuntan berpengalaman, Seorang praktisi haruslah profesional dalam melaksanakan penugasan atestasi tersebut. Sikap independen sangat diperlukan dalam pelaksanaan ini.Semua ketentuan tentang standar umum dan prosedur pelaksanaan atestasi sudah diatur jelas di dalam SPAP, tetapi harus dimulai terlabih dahulu dari individu ataupun akuntan yang akan melaksanakan atestasi tersebut. Dengan kata lain, seorang praktisi harus mempunyai sifat-sifat yang semestinya sebagai seorang auditor untuk menentukan sikap dalam proses penugasan akuntansi.Di dalam SPAP disebutkan salah satu contoh jasa profesional yang diberikan oleh praktisi adalah penugasan dimana didalamnya praktisi dikontrak untuk membela kepentingan klien dalam masalah pemeriksaan/verifikasi pajak yang sedang ditangani oleh aparat Direktor Jendral Pajak. Di dalam kasus ini seharusnya praktisi tidaklah membela kliennya hanya cukup memberikan nasihat saja dan solusi untuk keluar dari permasalahannya. Karena dari awal telah disebutkan di dalam Standar Profesional Audit, seorang auditor haruslah memiliki sikap yang independen yang tidak bisa dipengaruhi oleh pihak manapun termasuk klien itu sendiri. Jika seorang auditor terlibat di dalam kasus di atas, maka dia tidak dianggap sedang melakukan tugas audit.tetapi sedang menjadi salah satu klien dimana dia harus

Page 20: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

meninggalkan jabatannya terlebih dahulu sebagai seorang auditor ataupun akuntan publik.

17. Teopilus Chris A. Sitepu (C1H004159) Says: November 16th, 2007 at 9:04 pm

SEKILAS TENTANG PENUNJUKAN AUITOR INDEPENDEN

Penunjukkan auditor independen secara dini akan memberikan banyak manfaat bagi auditor maupun klien. Penunjukan scara dini dapat memungkinkan auditor merencanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien serta dapat menentukan seberapa jauh pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan sebelum tanggal neraca.

Walaupun penunjukan dini lebih baik, auditor independen dapat menerima perikatan pada saat mendekati atau setelah tangal neraca. Dalam hal ini, sebelum melakukan perikatan, auditor harus yakin terlebih dahulu apakah kondisi seperti itu memungkinkan ia melaksanakan audit secara memadai dan memberi pendapat wajar tanpa pengecualian. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara memadai dan untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, ia harus membahas dengan klien tentang kemungkinan ia memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak memberikan pendapat. Kadang-kadang keterbatasan audit yang timbul sebagai akibat kondisi diatas dapat diatasi.

Auditor juga harus membangun pemahaman dengan klien tentang jasa yang akan dilaksanakan untuk setiap perikatan. Pemahaman tersebut untuk mengurangi resiko terjadinya salah interprestasi kebutuhan atau harapan pihak lain, baik di pihak auditor maupun klien. Pemahaman tersebut harus mencakup tujuan perikatan, tanggung jawab manajemen, tanggung jawab auditor, dan batasan perikatan. Pemahaman tersebut harus didokumentasikan oleh auditor dalam kertas kerjanya, lebih baik dalam bentuk komunikasi tertulis dengan klien. Jika auditor yakin bahwa pemahaman dengan klien belum terbentuk, ia harus menolak untuk menerima atau menolak untuk melakukan perikatan.

18. Luthfi putri Ijaya (C1H 004073) Says: November 16th, 2007 at 10:08 pm

Etika Profesional Auditor dan Standar Profesional Akuntan Publik

Page 21: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

Etika profesional diperlukan setiap profesi karena kebutuhan profesi tersebut akan kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa yang diserahkan, siapapun orangnya. Masyarakat akan menghargai profesi yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesinya, karena masyarakat merasa terjamin akan memperoleh jasa yang dapat diandalkan. Begitu juga terhadap profesi akuntan publik, kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan auditBagi profesi akuntan, etika profesional semacam ini dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. Anggota IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik bertanggung jawab mematuhi pasal-pasal yang tercantum dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, termasuk juga semua orang yang bekerja dalam praktik profesi akuntan publik, seperti karyawan, partner, dan stafSedangkan Standar Auditing adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam melaksanakan audit. Atau dapat juga disebut sebagai ukuran baku atas mutu jasa auditing. Standar auditing terdiri dari 10 standar dan semua Pernyataan Standar Auditing yang berlaku. Sepuluh standar itu terbagi atas Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan. Standar Umum mengatur syarat-syarat diri auditor, Standar Pekerjaan Lapangan mengatur mutu pelaksanaan auditing, dan Standar Pelaporan memberikan panduan auditor dalam mengkomunikasikan hasil auditnya melalui laporan audit kepada pemakai laporan keuangan. Standar Auditing dan beberapa standar serta pernyataan lainnya dikodifikasi dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) sejak Agustus 1994.Standar Auditinga. Standar Umum1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.b. Standar Pekerjaan Lapangan1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan

Page 22: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

3. Bahan bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.c. Standar Pelaporan1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.

19. teguh prasetyo c1h004145 Says: November 17th, 2007 at 3:10 am

SAR 300Laporan Kompilasi Atas Laporan Keuangan yang Dimasukkan dalam Formulir Tertentu

Seksi ini mengubah SAR seksi 100 dan SAR seksi 200 untuk memberikan panduan tentang bentuk alternative laporan kompilasi baku formulir tertentu atau instruksi yang berkaitan menunutut penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dengan secara khusus menyebutkan suatu prinsip pengukuran yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau tidak mensyaratkan pengungkapan yang diharuskan oleh PABU. Seksi ini juga memberikan tambahan yang berlaku untuk laporan atas laporan keuangan yang dimasukkan ke dalam formulir tertentu.Seksi ini merupakan dasar bagi akuntan dalam proses audit bahwa jika terdapat formulir yang tidak sesuai dengan PABU maka akuntan tersebut dilarang menandatangani suatu formulir laporan yang telah

Page 23: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

dicetak sebelumnya. Akuntan tersebut juga harus menambahkan laporan semestinya terhadap formulir tertentu tersebut.

20. Diyah Yuliasri CIH004072 Says: November 17th, 2007 at 5:54 am

KETIDAKSESUAIAN DENGAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

Perumusan pendapat dalam audit atas laporan keuangan yang disusun tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Anggapan dasar dan luasnya prinsip akuntansi yang terdapat dalam istilah “prinsip akuntansi yang berlaku umum” yang diterapkan dalam perusahaan bisnis pada umumnya juga berlaku terhadap perusahaan yang praktik akuntansinya ditetapkan secara khusus oleh badan pengatur pemerintah.Standar peleporan pertama berlaku juga terhadap pendapat atas laporan keuangan perusahaan-perusahaan semacam itu yang disajikan untuk tujuan selain yang diserahkan kepada badan pengawas yang bersangkutan dengan perusahaan tersebut dan penyimpangan materialdari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan dampaknya harus, diperlakukan dengan cara yang sama dalam laporan auditor dengan yang diterapkan terhadap perusahaan yang tidak diatur secara khusus oleh pemerintah.Harus diakui bahwa terdapat perbedaan yang semestinya antara penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dalam perusahaan yang tidak diatur khusus dengan dalam perusahaan yang diatur secara khusus oleh pemerintah, karena dampak yang timbul sebagai akibat proses penentuan tarif dalam perusahaan yang diatur secara khusus oleh pemerintah. Perlu juga diakui bahwa persyaratan akuntansi yang tidak berkaitan langsung dengan penyusunan tarif umumnya diberlakukan terhadap perusahaan yang diatur oleh pemerintah yang pemberlakuan persyaratan akuntansi tersebut tidak selalu dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Bila laporan keuangan entitas yang diatur oleh badan pengatur disusun sesuai dengan basis akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur perusahaan yang bersangkutan atau sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan badan lain, auditor independent dapat pula diminta untuk melaporkan kewajaran penyajian laporan keuangan tersebut sesuai dengan basis akuntansi yang ditetapkan untuk didistribusikan kepada pihak selain badan pengatur perusahaan yang bersangkutan.Dalam keadaan ini, auditor harus menggunakan laporan bentuk baku

Page 24: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

karena adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dan menyatakan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan dasar akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur.

21. Nofita Erny Diliyanti CIH004122 Says: November 17th, 2007 at 5:59 am

PEMAHAMAN ATAS BISNIS KLIEN

Auditor dan anggota staf audit yang bekerja dalam melaksanakan perikatan, menetapkan standar dan untuk memberikan panduan tentang apa yang dimaksud dengan pengetahuan tentang bisnis, hal ini relevan dengan semua tahap audit.Dalam mengaudit laporan keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk memungkinkan auditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktik, yang menurut pertimbangan auditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit. Tingkat pengetahuan yang dituntut dari auditor biasanya bila rendah bila dibandingkan dengan yang dimiliki oleh menejemen.Pemerolehan PengetahuanSebelum perikatan, auditor akan memperoleh pengetahuan pendahuluan tentang industri dan hak pemilikan, menejemen dan operasi entitas yang akan diaudit, dan akan mempertimbangkan apakah tingkat pengetahuan tentang bisnis memadai untuk melaksanakan audit yang akan diperoleh.Setelah perikatan, informasi lebih lanjut dan lebih rinci akan diperoleh. Pemerolehan pengetahuan tentang bisnis yang diperlukan merupakan proses berkelanjutan dan bersifat kumulatif dalam pengumpulan dan penentuan informasi dan pengaitan pengetahuan yang diperoleh denganbukti audit serta informasi di setiap tahap audit.Sepanjang perjalanan pekerjaan audit, informasi tersebut akan ditentukan dan dimutakhirkan serta informasi lebih banyak akan diperoleh. Serta melakukan evaluasi kembali informasi yang dikumpulkan sebelumnya. Selain itu auditor juga melaksanakan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasi perubahan signifikan yang telah terjadi sejak audit yang terakhir.Pengetahuan PenggunaanPengetahuan tentang bisnis merupakan suatu rencana acuan yang digunakan oleh auditor untuk melaksanakan pertimbangan professional. Auditor melakukan pertimbangan tentang banyak hal

Page 25: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

selama pelaksanaan auditnya.Auditor harus menjamin bahwa asisten yang ditugasi dalam suatu perikatan auditmemperoleh pengetahuan memadai tentang bisnis, serta menyadari tambahan informasi dan perlunya berbagi informasi dengan auditor dan asisten lainnya, untuk memungkinkan mereka melaksanakan pekerjaan audit yang didelegasikan pada mereka.Untuk memanfaatkan secara efektif pengetahuan tentang bisnis, auditor harus mempertimbangkan bagaimana dampak informasi tersebut terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan apakah asersi dalam laporan keuangan konsisten dengan pengetahuan auditor tentang bisnis.

22. irwan sofyan C1H003012 Says: November 17th, 2007 at 6:08 am

SA Seksi 9622Pelaporan Khusus atas Pertanggung Jawaban Dana Kampanye Pemilihan Umum oleh Partai Politik Peserta Pemilihan Umum sesuai dengan Ketentuan UU RI no. 2 thun 1999 tentang Partai Politik dan UU no. 3 tahun 1999 tentang Pemilhan Umum

• Pasal 49 Ayat 1 UU RI no. 3 tahun 1999 = Partai Politik Peserta PEMILU berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan dana kampanye pemilu sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Pasal 48 Ayat 1-4 kepada KPU. Pertanggung jawaban dana kampanye tersebut diaudit oleh akuntan publik dan laporannya diserahkan oleh Partai Politik Peserta PEMILU kepada KPU.• Pasal 15 Ayat 1 UU RI no. 2 tahun 1999 = Partai Politik berkewajiban untuk melaporkan daftar penyumbang dan jumlah sumbangannya 15 hari sebelum dan 30 hari setelah PEMILU kepada Mahkamah Agung RI, serta berkewajiban pula untuk menyerahkan laporan keuangan setiap akhir tahun kepada Mahkamah Agung RI. Laporan-laporan tersebut dapat diaudit oleh akuntan publik yang ditunjuk oleh Mahkamah Agung RI• Dalam menerima perikatan pemeriksaan atas pertanggung jawaban dana kampanye PEMILU oleh Partai Politik Peserta PEMILU, akuntan publik mengacu ke PSA 51 (SA Seksi 622) Laporan Khusus-Penerapan Prosedur yang Disepakati atas Unsur, Akun, atau Pos Suatu Laporan Keuangan.• Prosedur pemeriksaan yang disepakati bersama dalam pemeriksaan atas pertanggung jawaban dana kampanye Partai Politik Peserta PEMILU dapat mencakup namun tidak terbatas pada: Penerimaan Kaso Lakukan pemerolehan pemahaman atas dan dokumentasi tentang

Page 26: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

pengendalian intern terhadap pengorganisasian dan prosedur penanganan kas.o Bandingkan nama dan alamat penyumbang yang tercantum dalam daftar penyumbang dengan bukti identitas penyumbang tersebut dalam file (catatan).o Periksa apakah nama penyumbang yang tercantum dalam daftar penyumbang muncul lebih dari satu kali, baik ditingkat DPP, DPD I, DPD II, dan bahkan di daftar penyumbang tingkat kepengurusan kecamatan/desa (DPC)o Jumlahkan besar sumbangan per nama penyumbang perorangan/perusahaan untuk menilai apakah secara keseluruhan jumlahnya tidak melanggar ketentuan dalam peraturan perundangan yang berlaku. Pengeluaran Kaso Lakukan pemeriksaan uji petik (sampling) terhadap kelengkapan dan kesahihan bukti pengeluaran kas serta kebenaran keterjadian transaksi pengeluaran kas.o Lakukan pemeriksaan apakah sumbangan natura atau jasa fasilitas telah dipakai sesuai dengan catatan penerimaannya, dan dicatat sebesar harga pasarnya, termasuk peminjaman kendaraan/fasilitas lain perorangan atau perusahaan swasta.o Lakukan pemeriksaan apakah tidak ada pengeluaran yang berkaitan dengan investasi dalam bisnis yang dilarang oleh peraturan perundangan yang berlaku.o Lakukan pemeriksaan apakah tidak ada pengeluaran yang berkaitan dengan penggunaan fasilitas ibadah dan fasilitas negara.• Interpretasi pernyataan ini berlaku efektif untuk laporan khusus yang diterbitkan setelah tanggal 15 mei 1999. Penerapan untuk laporan khusus yang diterbitkan sebelum tanggal tersebut diizinkan.

23. HARDINA SETIANINGRUM C1H004049 Says: November 17th, 2007 at 6:08 am

RESIKO AUDIT DAN MATERIALITASDALAM PELAKSANAAN AUDIT

Konsep resiko dan materialitas dalam audit sangatlah erat dan tak terpisahkan. Resiko audit dan materialitas mempengaruhi penerapan standar auditing, khususnya standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Resiko audit adalah resiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Sedangkan materialitas adalah besarnya penghilangan atau

Page 27: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya.

Berdasarkan pertimbangan biaya manfaat, auditor tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas semua transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, auditor harus menggunakan konsep materialitas dan konsep resiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa besar salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut. Konsep resiko audit berkaitan dengan resiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.

Materialitas merupakan salah satu factor yang mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit. Semakin rendah tingkat materialitas, maka semakin besar jumlah bukti audit yang diperlukan. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, maka semakin rendah resiko audit yang akan ditanggung.

Dalam mengevaluasi temuan audit, untuk membuktikan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dalam semua hal yang material dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia? Maka auditor haruslah menggabungkan semua salah saji yang tidak dikoreksi sedemikian rupa, sehingga memungkinkanya untuk mempertimbangkan bahwa laporan keuangan telah disajikan salah secara material dalam hubunganya dengan jumlah individual, subtotal, atau jumlah keseluruhan dalam laporan keuangan.

24. NOVIE ARIANI C1H004071 Says: November 17th, 2007 at 6:13 am

PENTINGKAH PENGENDALIAN INTERN BAGI AUDITOR?

Sistem pengendalian intern dibuat dengan maksud agar organisasi dapat mencapai tujuannya. Tujuan yang akan dicapai dari pengendalian intern adalah:1.keandalan pelaporan keuangan2.kepatuhan terhadap kebijakan yang dibuat oleh manajrmen3.efektivitas dan efisiensi operasi.Apabila tujuan dari sistem pengendalian intern tersebut telah tercapai maka pengendalian intern yang dimilki oleh ebntitas tersebut telah efektif.Dalam standar pekerjaan lapangan kedua menybutkan “ Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

Page 28: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian selanjutnya.” Maka dari standar tersebut jelas bahwa sebelum melaksanakan audit, auditor harus merencanakan dan melakukan pemeriksaan terhadap pengendalian intern dari entitas yang akan diperiksa.Unsur-unsur dari sistem pengendalian intern yang akan diperiksa meliputi:1.Adanya struktur organisasi dengan pemisahan fungsi.2.Sistem wewenang dan prosedur pencatatan.3.Adanya praktik yang sehat.4.Karyawan dengan mutu yang sesuai.Dan dalam memberiksan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya, auditor meletakan kepercayaan atas efektivitas pengendalian intern dalam mencegah terjadinya kesalahan yang material dalam proses akuntansi.Dari keterangna diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sangat pernting dalam proses pemeriksaan, dan pengendalian intern juga merupkan jaminan sukses tidaknya suatu perusahaan.

25. LUHUR SUBYANTORO (C1H004009) Says: November 17th, 2007 at 10:10 am

Akuntabilitas Auditor

Jasa audit terhadap laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal dibanding jasa lainnya dan disebut juga dengan istilah jasa tradisional. Jasa ini merupakan jasa yang sering digunakan oleh pihak luar perusahaan seperti calon investor, investor, kreditor, Bapepam dan pihak lain yang terkait untuk menilai perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan perusahaan tersebut. Dalam hal ini akuntan publik berfungsi sebagai pihak ketiga yang menghubungkan manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan yang berkepentingan, untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan manajemen dapat dipercaya sebagai dasar dalam membuat keputusan.Secara umum auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dari hasil audit inilah, kemudian auditor menarik sebuah kesimpulan dan menyampaikan kesimpulan tersebut kepada pemakai yang berkepentingan.

Page 29: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pihak luar perusahaan mendasarkan keputusannya kepada hasil audit auditor. Sedangkan auditor menarik sebuah kesimpulan berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukannya. Ini berarti berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan.Kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimilikiseseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya.Ada banyak penelitian psikologi sosial yang membuktikan adanya hubungan dan pengaruh akuntabilitas seseorang terhadap kualitas pekerjaan. Tentang bagaimana akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan. Tentang permasalahan akuntabilitas auditor dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Tentang akuntabilitas seseorang yang dikaitkan dengan sesuatu yang mereka senangi dan tidak disenangi. Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa untuk subjek yang memiliki akuntabilitas tinggi, setiap mengambil tindakan lebih berdasarkan alasan-alasan yang rasional tidak hanya semata-mata berdasarkan sesuatu itu mereka senangi atau tidak.Beberapa aspek yang dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor adalah pengetahuan dan akuntabilitas serta interaksi keduanya. Hal ini memiliki indikasi bahwa untuk menghasilkan pekerjaan yang berkualitas seorang auditor harus memiliki akuntabilitas dan pengetahuan yang tinggi.

26. Munandar Budi Wibowo (C1H004022) Says: November 17th, 2007 at 11:58 am

PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA

Audit atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) untuk mengidentifikasi pihak yang memiliki hubungan istimewa dan transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa serta untuk memperoleh keyakinan mengenai persyaratan akuntansi dan pengungkapan dalam laporan keuangan.Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan pengungkapan pihak yang memiliki hubungan istimewa, Auditor harus

Page 30: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

memandang transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa dalam rerangka pernyataan prinsip akuntansi. Dengan penekanan pada cukup atau tidaknya pengungkapannya, Auditor juga harus menyadari bahwa subtansi suatu transaksi dapat secara signifikan menjadi berbeda dari bentuknya serta laporan keuangan harus mengidentifikasi subtansi transaksi tersebut dan bukan hanya bentuk hukumnya semata.Walaupun audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan IAI tidak memberikan keyakinan bahwa semua transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa dapat ditemukan, Auditor juga harus waspada terhadap temuan transaksi yang material yang dapat memenuhi laporan keuangan atau hubungan pengendalian manajemen. Dalam hal ini, Auditor harus menekankan pada pengujian atas transaksi yang meterial antar pihak yang memiliki hubungan istimewa yang diketahuinya dengan entitas pelapor. Dimana hubungan tertentu itu seperti hubungan anak perusahaan dengan induk perusahaan, hubungan investor dengan penerima investasi yang kesemuanya memerlukan penerapan prosedur audit khusus.Setelah mengidentifikasi adanya transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, Auditor harus menerapkan prosedur yang dipandang perlu untuk memperoleh keyakinan mengenai tujuan, sifat dan luas transaksi tersebut yang akan mempengaruhi pada laporan keuangan.Untuk setiap transaksi material antar pihak yang memiliki hubungan istimewa atau kepemilikan bersama atau hubungan pengendalian manajemen yang pengungkapannya dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, Auditor harus mempertimbangkan apakah dia sudah memperoleh bukti audit yang cukup dan kompeten untuk memahami hal tersebut. Kemudian Auditor harus mengevaluasi semua informasi yang ada guna meyakinkan atas pertimbangan profesionalnya tentang memadai atau tidaknya pengungkapan hasil temuannya dalam laporan keuangan.Hal tersebut diatas juga bisa terjadi pada transaksi rutin karena tidak mungkin suatu transaksi dapat terjadi jika pihak-pihak yang terlibat tidak mempunyai hubungan istimewa. Auditor akan mengalami kesulitan untuk membuktikan suatu transaksi yang dilaksanakan atas dasar syarat-syarat yang berlaku antara pihak yang bebas. Jika hal ini sampai terjadi dan dicantumkan dalam laporan keuangan serta Auditor yakin hal tersebut tidak didukung oleh manajemen, maka Auditor harus menerbitkan pendapat ”wajar dengan pengecualian” atau ”pendapat tidak wajar”, karena merupakan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Page 31: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

27. ANNINTA DANA P(C1H004025) Says: November 17th, 2007 at 12:50 pm

INFORMASI KEUANGAN INTERIM YANG DISERTAKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN AUDITAN

Penyajian Informasi Keuangan Interm dan Penerapan Prosedur ReviewSatuan usaha tertentu diharuskan oleh badan pengatur untuk mencantumkan data keuangan periode interm tertentu dalam laporan keuangan tahunan atau dokumen lain yang diserahkan kepada badan pengatur yang berisi laporan keuangan auditan. Jika akuntan publik telah mengaudit laporan keuangan tahunan yang di dalamnya disajikan data keuangan periode interm sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh badan pengatur, akuntan harus menerapkan prosedur review seperti yang diuraikan dalam paragraf 13 sampai dengan paragraf 19 terhadap data keuangan periode interm tersebut. Pedoman pelaoran yang diuraikan dalam paragraf 41 dapat digunakan sebagai acuan jika akuntan public tidak melakukan review tersebut

28. DWI UTAMI(C1H004026) Says: November 17th, 2007 at 12:52 pm

PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN PROFORMA

Laporan akuntan atas informasi keuangan proforma dapat ditambahkan pada laporan akuntan atas informasi keuangan histories, atau dapat disajikan secara terpisah. Jika kedua laporan tersebut harus digabungkan, sedangkan tanggal penyelesaian prosedur pemeriksaan atau review terhadap informasi keuangan proforma adalah setelah tanggal selesainya pekerjaan lapangan audit atas informasi keuangan histories, laporan gabungan tersebut harus diberi tanggal ganda.Laporan akuntan tentang informasi keuangan proforma harus mencakup identifikasi informasi keuangan proforma yang bersangkutan, pengacuan ke laporan keuangan yang merupakan sumber informasi keuangan histories dan suatu pernyataan apakah laporan keuangan diaudit atau direview, suatu pernyataan bahwa pemeriksaan atau review terhadap informasi keuangan proforma dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, paragraph terpisah yang menjelaskan tujuan informasi keuangan proforma dan keterbatasannya, jika dilakukan pemeriksaan atas informasi keuangan proforma, pendapat akuntan mengenai apakah asumsi manajemen memberikan dasar yang memadai untuk menyajikan dampak signifikan yang timbul sebagai akibat langsung

Page 32: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

transaksi (atau peristiwa), apakah penyesuaian proforma yang berkaitan mencerminkan dengan semestinya asumsi tersebut, dan apakah kolom proforma mencerminkan penerapan semestinya penyesuaian terhadap laporan keuangan histories, dan jika dilakukan review atas informasi keuangan proforma, kesimpulan akuntan apakah terdapat informasi yang diketahui oleh akuntan yang menyebabkannya yakin bahwa asumsi manajemen tidak memberikan dasar yang memadai untuk menyajikan dampak signifikan yang timbul sebagai akibat langsung transaksi (atau peristiwa), atau apakah penyesuaian proforma yang berkaitan tidak mencerminkan dengan semestinya penyesuaian terhadap laporan keuangan histories.

29. Sigit Prajahimawan C1H004002 Says: November 17th, 2007 at 8:13 pm

Pengendalian Intern Dalam Lingkungan Komputer Mikro

Pada umumnya,lingkungan SIK yang di dalamya komputer mikro digunakan kurang terstruktur bila dibandingkan dengan lingkungan SIK yang dikendalikan secara terpusat. Otorisasi manajemen untuk mengoperasikan komputer mikro,manajemen dapat memberikan kontribusi dalam mengfektifkan operasi stand-alone microcomputers dengan merumuskan dan menegakkan kebijakan untuk pengendalian dan pemakaian komputer tersebut. Pengamanan fisik-ekuipmen,media yang dapat diambil dan yang tidak dapat diambil serta pengamanan program data sangat diperlukan agar selalu tetap terjaga karena sangat mudah dicuri,rusak,dan dapat diubah tanpa ijin. Integritas perangkat lunak dan data,dapat menghasilkan informasi yang telah diolah bebas dari kekeliruan dan manipulasi. Integritas data dapat ditingkatkan dengan memasukkan prosedur PI seperti format chek,range chek,dan cross chek terhadap hasil. Back-up perangkat keras, perangkat lunak, dan data sangat penting bagi pemakai untuk dilakukan secara teratur. Paket perangkat lunak yang dibeli dari pihak ketiga umumnya disertai dengan back-up copy atau dengan perjanjian untuk pembuatan back-up copy.

30. fajar ardiawan C1H004070 Says: November 18th, 2007 at 3:38 pm

PENUNJUKAN AUDITOR INDEPENDENAuditor independen adalah sikap mental yang tidak memihak dan menjalankan tugasnya sesuai prosedur yang berlaku, tidak memandang siapapun kliennya.

Page 33: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

Penunjukan auditor independenPenunjukan secara dini lebih baik karena auditor dapat merencanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat dan efisien. Tetapi banyak juga organisasi yang menunjuk auditor pada saat mendekati atau setelah tanggal neraca, tetapi hal ini membuat auditor lebih sulit dalam meyakinkan apakah kondisi seperti ini memungkinkan dia melaksankan audit secara memadai dan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Jika kondisi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk melakukan audit secara memadai dan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, ia harus membahas dengan klien trentang kemungkinan ia memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau tidak memberikan pendapat.

Membangun pemahaman dengan klienPemahaman dengan klien harus mencakup tujuan perikatan, tanggung jawab manajemen, tanggung jawab auditor, dan batasan perikatan. Jika auditor yakin bahwa pemahaman dengan klien belum terbentuk, ia harus menolak untuk menerima atau menolak untuk melaksanakan perikatan.Pemahaman dengan klien tentang audit atas laporan keuangan umumnya mencakup hal-hal tentang berikut ini:1. Tujuan audit adalah untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan.2. Manajemen bertanggung jawab untuk membangun dan mempertahankan pengendalian intern yang efektif terhadap pelaporan keuangan.3. Manejemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menjamin bahwa entitas mematuhi peraturan perundangan yang berlaku terhadap aktivitasnya.4. Manajemen bertanggung jawab untuk membuat semua catatan keuangan dan informasi yang berkaitan tersedia bagi auditor.5. Pada akhir perikatan manajemen akan menyediakan suatu surat bagi auditor yang menegaskan representasi tertentu yang dibuat selama audit berlangsung.6. Auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.7. Suatu audit mencakup pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern yang cukup untuk melaksanakan audit dan untuk menentukan sifat, saat, dan luasnya prosedur audit yang harus dilaksanakan.

Page 34: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

31. Gian Mokhammad Ramadhan Says: November 18th, 2007 at 3:54 pm

Nama :Gian MoKhammad Ramadhan

PERNYATAAN STANDAR PEMERIKSAAN STANDAR PELAPORAN PEMERIKSAAN KEUANGANPENGANTAR1.Pernyataan standar ini mengatur standar pelaporan pemeriksaan keuangan2.Standar Pemeriksaan memberlakukan setiap standar pelaporan audit keuangan dan Pernyataan Standar Audit (PSA) yang ditetapkan olehIAI, kecuali ditentukan lain.HUBUNGAN DENGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK YANG DITETAPKAN OLEH IAIUntuk pemeriksaan keuangan, Standar Pemeriksaan memberlakukan empat standar pelaporan SPAP yang ditetapkan IAI berikut ini:a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau prinsip akuntansi yang lain yang berlaku secara komprehensif.b. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsipakuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapatsecara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelasmengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor.PERNYATAAN KEPATUHAN TERHADAP STANDAR PEMERIKSAAN—>Pernyataan standar pelaporan tambahan pertama adalah: ”Laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan”.—>Pernyataan standar ini mengacu kepada standar pemeriksaan yang berlaku, yang harus diikuti oleh pemeriksa selama melakukan pemeriksaan. Jika pemeriksa tidak dapat mengikuti Standar

Page 35: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

Pemeriksaan, pemeriksa dilarang untuk menyatakan demikian. Dalam situasi demikian, pemeriksa harus mengungkapkan alasan tidak dapat diikutinya standar pemeriksaantersebut dan dampaknya terhadap hasil pemeriksaan—>Standar Pemeriksaan memberlakukan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAI dengan beberapa penyesuaian. Pernyataan standar yang tercantum dalam Standar Pemeriksaan merupakan tambahan. Apabila suatu pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan Standar Pemeriksaan maka pemeriksaan tersebut dengan sendirinya telah memenuhi Standar Audit yang ditetapkan oleh IAI.—>Suatu entitas yang diperiksa berdasarkan Standar Pemeriksaan mungkin juga membutuhkan pemeriksa untuk menerbitkan laporan pemeriksaan keuangan untuk tujuan lain, misalnya, entitas yang diperiksa membutuhkan laporan keuangan yang telah diperiksa untuk menerbitkan obligasi atau untuk tujuan lainnya. Standar pemeriksaan ini tidak melarang pemeriksa untuk menerbitkan laporan lain yang terpisah.

32. Gian Mokhammad Ramadhan(C1H004056) Says: November 18th, 2007 at 3:59 pm

Gian Mokhammad Ramadhannim(C1H004056)

33. ARIF FIRMANSYAH (C1H004035) Says: November 19th, 2007 at 9:01 pm

PENGUJIAN SUBTANTIF SEBELUM TANGGAL NERACA

Pengujian subtantif sebelum tanggal neraca memberikan panduan audit atas laporan keuangan mengenai :a. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum auditor menerapkan pengujian subtantif utama terhadap rincian akun aktiva atau kewajiban tertentu mulai tanggal sebelum tanggal neraca.b. Prosedur-prosedur audit yang dapat memberikan dasar memadai bagi kesimpulan audit dari pengujian subtantif utama untuk perluasan dari tanggal audit interim ke tanggal neraca (sisa periode).c. Pengkoordinasian waktu (timing) pelaksanaan prosedur-prosedur audit.Pengujian audit pada tanggal interim memungkinkan pertimbangan dini atas hal-hal signifikan yang mempengaruhi laporan keuangan akhir tahun, sebagai contoh transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa, kondisi yang berubah, pernyataan standar akuntansi yang baru, dan pos laporan keuangan yang mungkin

Page 36: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

memerlukan penyesuaian.Penerapan pengujian subtantif utama atas rincian aktiva atau kewajiban pada tanggal interim, dan bukan pada tanggal neraca, secara potensial meningkatkan resiko tidak terdeteksinya salah saji yang ada pada tanggal neraca. Potensi adanya kenaikan resiko audit meningkat sejalan dengan semakin panjangnya sisa periode. Namun tambahan potensial resiko audit dapat dikendalikan, jika pengujian subtantif untuk mengungkapkan sisa periode dapat dirancang sedemikian rupa sehingga akan memberikan dasar memadai untuk memberikan perpanjangan kesimpulan audit dari tanggal interim ke tanggal neraca.Sebelum menerapkan pengujian subtantif utama atas rincian akun aktiva atau kewajiban pada tanggal interim, auditor harus menentukan kesulitan dalam pengendalian atas kenaikan resiko audit. Disamping itu auditor harus mempertimbangkan biaya pengujian subtantif yang diperlukan untuk sisa periode sedemikian rupa sehingga memberikan tingkat keyakinan memadai atas audit pada tanggal neraca.Pengujian subtantif harus dirancang untuk mencakup sisa periode sedemikian rupa sehingga tingkat keyakinan pengujian subtantif dan pengujian subtantif yang diterapkan pada rincian saldo pada tanggal interim, dan tingkat keyakinan audit yang diberikan oleh tingkat resiko pengendalian yang ditentuka, akan mencapai tujuan audit pada tanggal neraca.Jika salah saji dideteksi dalam saldo-sldo akun pada tanggal interim, auditor perlu memodifikasi sifat, waktu atau lingkup pengujian subtantif yang direncanakan untuk mengungkapkan sisa periode yang berhubungan dengan akun tersebut atau melakukan kembali prosedur audit tertentu pada tanggal neraca. Penentuan kemungkianan salah saji pada tanggal neraca harus didasarkan atas pertimbanhgan auditor terhadap keadaan akun pada tanggal neraca.Waktu pelaksanaan (timing) prosedur audit juga melibatkan pertimbangan apakah prosedur-prosedur audit yang berkaitan telah terkoordinasi dengan seksama. Keputusan mengenai pengkoordinasian prosedur audit yang saling berkaitan harus dibuat dengan mempertimbangkan tingkat resiko pengendalian yang ditetapkan dan prosedur audit tertentu yang diterapkan, baik untuk sisa periode atau pada akhir tahun, atau keduanya.

34. EKA PUJI PRIADI C1H 004081 Says: November 20th, 2007 at 12:34 am

Page 37: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM AUDIT BISNIS KECILBismis kecil digunakan untuk bisnis yang memiliki karyawan sedikit atau tingkat perputaran aktiva yang rendahKARAKTERISTIK BISNIS KECILPemisahan Tugas yang TerbatasBila sumber daya akuntansi terbatas ada dua akibat yang dapat timbul :1. penyelenggaraan catatan tidak memadaioleh karena itu, terdapat resiko bahwa laporan keuangan akan tidak lengkap.2. manajer terlalu percaya kepada auditor untuk membantunya dalam penyusunan catatan akuntansi dan laporan keuangan maka ia dapat beranggapan keliru bahwa ia telah melepaskan tanggungjawabnnya dalam pelaporan keuangan.Dominasi oleh Manajemen Senior atau pemilikpemilik bisnis kecil yang secara aktif berpartisipasi dalam mengelola bisnis dapat mendominasi operasi satuan usaha dalam semua aspek pokok seperti struktur pengendalian intern dan pembuatan laporan keuangan.DAMPAK KARAKTERISTIK BISNIS KECIL TERHADAP AUDITPertibangan Penugasanuntuk kepentingan kedua belah pihak baik auditor maupun klien auditor harus mengirimkan surat penugasan audit sebelum dimulainya penugasan audit, untuk menghindari salah pahaman mengenai penugasan auditor.Prosedur dan Pertimbangan Auditdalam merencanakan dan melaksanakan auditnya auditor mempertimbangkan rancangan sistem akuntansi secara menyeluruh dan memperoleh pemahaman mengenai bagaimana sistem akuntansi tersebut mencerminkan transaksi satuan usaha. auditor juga mempertimbangkan apakah bukti audit kompeten yang cukup dari sistem akuntansi dan dari pemeriksaannya atas laporan keuangan satuan usaha dapat diperoleh untuk menguatkan pendapatnya.

35. Ogie Leksono C1H004061 Says: November 20th, 2007 at 10:25 am

PELAPORAN AKUNTAN ATAS ASERSI MANAJEMEN PERUSAHAAN EFEK TENTANG PERHITUNGAN MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN

Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. V.D.5 mengenai “Pemeliharaan dan Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan” yang tertuang dalam Lampiran Keputusan Ketua

Page 38: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

Bapepam No. Kep-27/PM/1999 tertanggal 31 Desember 1999 mengharuskan akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan perusahaan efek wajib memeriksa perhitungan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) dengan mengambil sampel sebanyak lima belas hari kerja secara acak selama tahun buku yang diperiksa dan memberikan pendapat apakah laporan MKBD telah didasarkan atas informasi yang benar dan dihitung serta dilaporkan dengan cara yang benar.

a) Standar manakah yang harus diacu oleh akuntan publik dalam menerima perikatan dan melaporkan sesuai dengan peraturan Bapepam tersebut?b) Kondisi apakah yang harus dipenuhi sebelum akuntan publik dapat menerima perikatan tersebut?c) Bagaimanakah contoh laporan akuntan publik untuk perikatan tersebut?d) Apakah laporan dari perikatan ini dapat disatukan dengan laporan auditor independen atas laporan keuangan?

Pemeriksaan akuntan publik dalam rangka memenuhi peraturan Bapepam No. V.D.5 tersebut di atas harus dilaksanakan oleh praktisi dalam rerangka jasa atestasi yang diatur secara umum dalam Pernyataan Standar Atestasi (PSAT) No. 07 (SAT Seksi 100) mengenai Standar Atestasi.

Secara khusus, praktisi harus mengacu ke PSAT No. 06 mengenai “Atestasi Kepatuhan”. Dalam lingkup atestasi kepatuhan sebagaimana diatur oleh PSAT No. 06 tersebut terdapat dua jenis perikatan yaitu perikatan prosedur yang disepakati dan perikatan pemeriksaan. Namun, peraturan Bapepam No. V.D.5 tersebut telah mengatur bahwa praktisi yang memeriksa perhitungan MKBD harus mengambil sampel sebanyak lima belas hari kerja secara acak selama tahun buku yang diperiksa. Oleh karena itu, praktisi yang memeriksa perhitungan MKBD sesuai dengan peraturan Bapepam No. V.D.5 harus melaksanakan perikatan prosedur yang disepakati dalam lingkup PSAT No. 06 mengenai “Atestasi Kepatuhan”.

Untuk dapat menerima perikatan prosedur yang disepakati sebagaimana dimaksud dalam paragraf 03, manajemen perusahaan efek harus membuat suatu asersi bahwa perhitungan MKBD yang telah dibuat dan dilaporkan kepada pengelola Bursa Efek telah disusun berdasarkan informasi yang benar dan telah dihitung serta dilaporkan dengan cara yang sesuai peraturan Bapepam. Asersi manajemen tersebut harus dalam bentuk surat representasi kepada

Page 39: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

praktisi dan dalam laporan terpisah yang akan melampiri laporan praktisi. Selain itu, kedua kondisi yang tersebut dalam paragraf 09 PSAT No. 06 (SAT Seksi 500) mengenai “Atestasi Kepatuhan” harus dipenuhi.

36. indra bayu C1H004066 Says: November 20th, 2007 at 10:26 am

STANDAR AUDITINGadalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam standar auditing.Standar umum.Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.STANDAR ATESTASIAtestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Asersi adalah suatu pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain,standar umum1. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi2. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi3. Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk meyakinkan dirinyaDalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen harus dipertahankan oleh praktisiSTANDAR JASA AKUNTANSI DAN REVIEWJasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:· Kompilasi laporan keuangan – penyajian informasi-informasi yang

Page 40: Tugas 1 Sem Audit S1 Ext

merupakan pernyataan manajemen (pemilik) dalam bentuk laporan keuangan· Laporan keuangan komparatif – penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolomSTANDAR PENGENDALIAN MUTUStandar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia.