mtl ext 08 klasifikasi material listrik
TRANSCRIPT
-
KLASIFIKASI
MATERIAL LISTRIK
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Material Teknik Listrik
Disusun oleh :
1. Adi Wijayanto 2. Anggita Andriani 3. Dona Andika Sukma 4. Moch Arief Albachrony 5. Reny Anggraeny 6. Robi Alamsyah 7. Syarif Jamaluddin
PROGRAM S1-EKSTENSI
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2009
-
I. PENDAHULUAN
Dalam ilmu kelistrikan, material yang digunakan dalam bahan alat listrik perlu dipelajari,
baik dari sifat kelistrikannya, kekuatan atau termal strength-nya.
Dalam hal ini material dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
1. Material logam
2. Material keramik
3. Material polimer
1. Material Logam
Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang
siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan
bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga
kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid
dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B) ke
polonium (Po) membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah
metaloid, kadangkala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke
kanan atas adalah nonlogam.
Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak terdapat
dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi,
timah, perak, titanium, uranium, dan zink.
Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara
nonlogam biasanya rapuh (untuk nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator.
Dalam bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut semua unsur
yang lebih berat daripada helium.
1.1. Paduan Logam
Paduan logam merupakan pencampuran dari dua jenis logam atau lebih untuk
mendapatkan sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih baik. Contoh paduan
2
-
logam yang populer adalah baja tahan karat yang merupakan pencampuran dari baja (Fe)
dengan Krom (Cr).
1.2. Logam Mulia
Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya yang biasa
dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, perunggu dan platina. Logam-logam
tersebut memiliki warna yang bagus, tahan karat, lunak dan terdapat dalam jumlah yang
sedikit di alam. Emas dan perak memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik
sehingga banyak dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat elektronik.
1.3. Logam Berat
Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan
nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila
terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya bersifat
membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan
kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.
Kasus-kasus pencemaran lingkungan menyebabkan banyak bahan pangan mengandung
logam berat berlebihan. Kasus yang populer adalah sindrom Minamata, sebagai akibat
akumulasi raksa (Hg) dalam tubuh ikan konsumsi.
Di Indonesia, pernah dilaporkan bahwa ikan-ikan di Teluk Jakarta juga memiliki
kandungan raksa yang tinggi. Udang dari tambak Sidoarjo pernah ditolak importir dari
Jepang karena dinilai memiliki kandungan kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang melebihi
ambang batas. Diduga logam-logam ini merupakan dampak buangan limbah industri di
sekitarnya. Kakao dari Indonesia juga pernah ditolak pada lelang internasional karena
dinilai memiliki kandungan Cd di atas ambang batas yang diizinkan. Cd diduga berasal
dari pupuk TSP yang diberikan kepada tanaman di perkebunan.
3
-
Sistem Periodik Unsur
Material logam dapat dikategorikan sebagai penghantar listrik yang baik. Sifat sifat dari
logam adalah keras, memiliki daya hantar termal maupun listrik yang baik kedap cahaya
serta jika dipoles biasanya mengkilat.
Pada dasarnya kebanyakan logam merupakan penghantar listrik yang baik. Logam
memiliki konduktivitas tinggi karena electron bebas dengan jumlah besar bergerak
menuju tempat kosong diatas energy Fermi. Jadi n merupakan nilai besar dari
konduktivitas.
Pada hal ini lebih mudah mendiskusikan konduktivitas pada logam dalam kaitannya
dengan resistivitas ( kebalikan dari konduktivitas ). Saat cacat kristalin berfungsi sebagai
pusat hamburan elektron konduksi pada logam, penambahan jumlah elektron dapat
4
-
meningkatkan resistivitas (atau menurunkan konduktivitas). Konsentrasi
ketidaksempurnaan ini bergantung pada suhu, komposisi, dan derajat titik dingin
specimen logam. Bahkan saat diamati percobaan, resistivitas total suatu logam
merupakan penjumlahan dari getaran termal, impurities dan deformasi plastic.
Mekanisme hamburan bertindak independen satu sama lain. Hal ini dapat dinyatakan
dalam persamaan matematik
Yang mana t, i, d adalah kontribusi resitivitas termal, impurities dan deformasi.
Persamaan ini juga disebut aturan matthiessen. Pengaruh tiap variable pada resitivitas
total ditunjukkan pada grafik dibawah
Pengaruh Tiap Variable Pada Resitivitas Total
Pengaruh termal pada logam murni dan logam campuran pada gambar diatas. Resistivitas
akan linier pada suhu diatas -200oC
5
-
Dimana t dan adalah konstan pada tiap logam tertentu. etergantungan komponen
resistivitas termal pada suhu ini disebabkan oleh meningkatnya suhu pada termal getaran
dan penyimpangan kisi lainnya (misalnya, kekosongan), yang berfungsi sebagai
hamburan elektron-pusat.
Pengaruh Impuritis ( Pengotor ), Resistivitas pengotor, i berkaitan dengan konsentrasi
,ci dalam fraksi atom
Dimana A adalah komposisi konstanta yang independen. Pengaruh penambahan pengotor
nikel pada temperature ruang, resistivitas tembaga dapat dilihat pada grafik dibawah,
dengan penambahan sampai 50% nikel akan menambah resistivitas ( resistivitas logam
bertambah ). Disini atom nikel dalam logam berfungsi sebagai pusat hamburan.
6
-
2. Material Polimer
Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat
yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan
organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal
dari polimer adalah plastik dan DNA.
2.1. Sekilas Tentang Polimer
Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer
sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan
kegunaan yang beragam. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang
terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan
asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.
2.2. Klasifikasi Polimer Berdasarkan Sumbernya
1. Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut
2. Polimer sintetis :
a. Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren
b. Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis
c. Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya
dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga
kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)
2.3. Berdasarkan Jumlah Rantai Karbonnya
1 ~ 4 Gas (LPG, LNG) 5 ~ 11 Cair (bensin) 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk) 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin) 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)
7
-
2.4. Penggunaan Polimer dalam Industri
Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka
adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate,
polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan
plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas,
cahaya, dan kimia.
Kebanyakan material polimer merupakan penghantar yang buruk dalam kelistrikan
karena tidak tersedianya elektron bebas yang berpartisipasi dalam proses konduksi.
Polimer terutama plastic tidak bagus dalam memantulkan cahaya, dan bila lapisannya
tipis, akan meneruskan cahaya tersebut. Berat jenis polimer lebih ringan dibandingkan
keramik maupun logam. Material ini mudah dibentuk dan mudah diproses. Polimer
memiliki konduktivitas lebih dari 1.5 x 107 (-m)-1.
Contoh Dari Insulator Dari Polimer
8
-
3. Keramik
Pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah
liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni
dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah,
genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah
liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan
anorganik yang berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball
clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal,
komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung
pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit
dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik
secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang
jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara
umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
3.1. Klasifikasi Keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
1. Keramik Tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti
kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware),
keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
9
-
2. Keramik Halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,
engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan
oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang
medis.
3.2. Sifat Keramik
sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah
britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang
pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari
keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun
sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering,
dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu
tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan
sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan
sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor
yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
Keramik pada dasarnya merupakan campuran material yang terdiri dari logam dan
nonlogam. Keramik memiliki sifat keras dan getas, disamping itu keramik lebih tahan
akan temperature yang tinggi dan lingkungan yang berat dibandingkan logam maupun
polimer. Sesuai sifat dasarnya, unsure logam akan melepas elektron bebasnya dan
elektron ini akan diikat oleh unsure nonlogam, akibatnya elektron elektron ini tidak
bergerak
10
-
II. PITA ENERGI PADA ZAT PADAT
Setiap elektron beredar di dalam suatu lintasan dengan radius tertentu, sedangkan setiap
radius memiliki lintasan yang unik dengan ikatan energi tertentu, dimana elektron tidak
dapat berada diantara lintasan-lintasan tersebut. Lintasan terjauh dari inti atom disebut
dengan lintasan valensi. Sehingga, elektron yang terletak pada lintasan terluar disebut
11
-
dengan elektron valensi. Tipe atom akan ditentukan oleh jumlah elektron valensi ini.
Ilustrasi sistem level energi ini digambarkan pada gambar level energi di bawah ini.
Level Energi
Untuk berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain yang lebih tinggi, diperlukan energi,
seperti energi panas, cahaya, radiasi dan lainnya. Situasi dimana sebuah elektron berada
pada level energi yang lebih tinggi dikenal dengan istilah elektron yang tereksitasi.
Sebaliknya, ketika elektron berpindah dari lintasan yang tinggi ke lintasan yang lebih
rendah, ia akan melepaskan energi. Pada kondisi sebenarnya, atom-atom tersebut akan
saling mengikat dalam jumlah yang banyak. Sehingga, level energi setiap atom akan
saling berdekatan. Level-level energi yang saling berdekatan ini akan membentuk suatu
pita, dikenal dengan pita energi (Energi Band).
Secara umum, pita energi ini akan terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah pita valensi
(Valence Band) dan pita konduksi (Conduction Band). Atom-atom pada daerah pita
valensi terikat sangat erat dengan inti atom, sedangkan atom-atom pada deerah pita
konduksi mudah sekali terlepas dari inti atom. Setiap material memiliki jarak tertentu
antara pita valensi dengan pita konduksi, dikenal dengan istilah Energi Gap. Berdasarkan
Energi Gap inilah, sifat-sifat material dapat dibedakan. Material logam memiliki Energi
Gap yang saling tumpang tindih (overlap), sehingga atom-atom dapat dengan sangat
mudah bergerak ke daerah pita konduksi. Sehingga, material ini memiliki sifat yang
sangat konduktif dan dikenal dengan bahan konduktor. Gambar di bawah ini
mengilustrasikan pita energi dan Energi Gap pada material konduktor.
12
-
Energi Gap Pada Material Konduktor
Sementara itu, material non-logam memiliki Energi Gap yang berjauhan, sehingga atom-
atom sulit untuk bergerak ke daerah pita konduksi. Sehingga, material ini memiliki sifat
yang sukar untuk konduksi dan dikenal dengan istilah isolator. Ilustrasi pita energi dan
Energi Gap pada material isolator ditampilkan pada gambar di bawah ini.
Energi Gap Pada Material Isolator
Pada sisi yang lain, terdapat material yang memiliki Energi Gap yang berdekatan. Oleh
karena itu, pada kondisi normal atom-atom sulit untuk bergerak ke daerah pita konduksi
dan bersifat isolator. Namun, dengan sedikit tambahan energi, atom-atom tersebut dapat
bergerak ke daerah pita konduksi sehingga menjadi bersifat konduktor. Karena sifatnya
yang demikian, material ini dikenal dengan nama bahan semikonduktor. Ilustrasi pita
energi dan Energi Gap pada material semikonduktor ditampilkan pada gambar di bawah
ini. Material semikonduktor yang telah dikenal secara umum adalah Silikon.
13
-
Energi Gap Pada Material Semikonduktor
Salah satu dari karakteristik listrik material padat adalah dapat mengalirkan arus listrik
yang dijelaskan oleh hokum ohm yaitu dengan formula
V = IR
Dimana R adalah resistansi yang didapat dari suatu material, I adalah arus yang mengalir
dari sumber tegangan dan melewati material. Nilai Resistansi dipengaruhi oleh
konfiguraasi specimen material yang dipasang sehingga resistasi dapat diperoleh dengan
persamaan :
R =
Dimana adalah tahanan jenis suatu material, A adalah panjang dari material dan A
adalah luas penampang dari material.
14
-
Kadang kadang konduktivitas listrik digunakan sebagai karakteristik kelistrikan sebuah
material. Formula yang biasa digunakan adalah
=
dimana adalah konduktivitas dari material dengan satuan mho.
Pada dasarnya material padat dalam hal konduktivitas listrik dapat diklasifikasikan
menjadi tiga group yaitu konduktor, semikonduktor dan insulator. Hampir semua zat
padat baik logam maupun nonlogam, letak letak atomnya berdekatan atau rapat sehingga
elektron valensinya menjadi elektron milik bersama.
Dari Susunan pita benda padat diatas, maka material dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu
A. Konduktor
B. Semikonduktor, dan
C. Isolator
15
-
A. Penghantar (Konduktor)
Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik,
baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut
konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada
umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi
berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar emas adalah
sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan
alumunium paling banyak digunakan.
Konduktor adalah material yang memiliki daya hantar listrik yang sangat baik. Logam
termasuk didalamnya, logam memiliki konduktivitas diatas 1 x 107 (-m)-1. Logam
merupakan kristalin benda padat yang memiliki pita terisi sebagian. Elektron elektron
dalam pita ini dapat bergerak bebas jika diberikan medan listrik. Elektron elektron yang
mendapat energi dari medan akan bergerak ke pita energy yang lebih tinggi dan kosong
yang letaknya berdekatan dengan pita terisi sebagian. Pita yang terisi sebagian dan benda
padat yang berperan untuk penghantaran elektron dinamakan pita hantaran.
B. Semikonduktor
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada
temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai
konduktor. Bahan semikonduksi yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan
gallium arsenide.
Semikonduktor memiliki lebar energy larangan relative lebih kecil. Lebar energi
larangan ( gap energy ) ini berada diantara pita valensi ( terisi penuh) dengan pita
hantaran kosong. Pada temperature kamar beberapa elektron valensi yang mendapatkan
energy panas yag cukup bergerak ke dalam pita hantaran
16
-
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang
dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut materi doping).
Untuk informasi bagaimana semikonduktor digunakan sebagai alat elektronik, lihat alat
semikonduktor.
a. Doping semikonduktor
Distribusi Fermi-Dirac Sebagai Dasar Struktur Pita Dalam Semikonduktor
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat
elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah
sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan
faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya,
polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.
b. Persiapan bahan semikonduktor
Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal diperlukan
untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat tinggi karena
adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek
besar pada properti dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga
17
-
diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi, kembaran, dan
retak tumpukan) mengganggu properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal
merupakan penyebab utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal,
semakin sulit mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini
menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan diameter antara empat hingga dua belas
inci (300 mm) yang ditumbuhkan sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal untuk
membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk
memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian
tinggi termasuk pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah
tambahan yang dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai
perbaikan zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas
cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan
mengkristal kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih
sedikit kesalahan.
Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction antara
bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur
kristal yang berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.
C. Isolator
Isolator adalah benda-benda atau material yang tidak dapat memindahkan muatan-muatan
listrik. Dalam Kristal benda padat, celah energy terlarang relative lebih besar daripada
semikonduktor, sehingga sulit bagi elektron valensi untuk bisa bergerak menuju pita
hantaran atau hanya sebagian kecil elektron bebas yang terangsang panas saja yang bisa
meloncat ke pita hantaran, sehingga sangat sedikit elektron bebas yang tersedia dalam
pita hantaran.
18
-
III. KESIMPULAN
1. Dalam ilmu kelistrikan, material yang digunakan dalam bahan alat listrik dari sifat
kelistrikannya, kekuatan atau termal strength-nya, maka material dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :
a. Material logam
b. Material keramik
c. Material polimer
2. Dari susunan pita energy pada benda padat, maka material dapat dikategorikan
menjadi 3 yaitu
a. Konduktor
b. Semikonduktor, dan
c. Isolator
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Nelson, Jenny (2003). Physics of Solar Cells: Photons in, Electrons Out
(Properties of Semiconductor Materials). Imperial College Press. ISBN 1-86094-
349-7.
2. Strong, A. Brent (2006). "Plastics: Materials and Processing". Pearson Prentice
Hall ISBN 0-13-114558-4
3. Tipler, Paul; Llewellyn, Ralph (2002). Modern Physics (4th ed.). W. H. Freeman.
ISBN 0-7167-4345-0.
4. Turley, Jim (2002). The Essential Guide to Semiconductors. Prentice Hall PTR.
ISBN 0-13-046404-X.
19