mtl ext 08 klasifikasi material listrik

19
KLASIFIKASI MATERIAL LISTRIK Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Material Teknik Listrik Disusun oleh : 1. Adi Wijayanto 2. Anggita Andriani 3. Dona Andika Sukma 4. Moch Arief Albachrony 5. Reny Anggraeny 6. Robi Alamsyah 7. Syarif Jamaluddin PROGRAM S1-EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA 2009

Upload: quickbad

Post on 20-Oct-2015

128 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • KLASIFIKASI

    MATERIAL LISTRIK

    Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Material Teknik Listrik

    Disusun oleh :

    1. Adi Wijayanto 2. Anggita Andriani 3. Dona Andika Sukma 4. Moch Arief Albachrony 5. Reny Anggraeny 6. Robi Alamsyah 7. Syarif Jamaluddin

    PROGRAM S1-EKSTENSI

    DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2009

  • I. PENDAHULUAN

    Dalam ilmu kelistrikan, material yang digunakan dalam bahan alat listrik perlu dipelajari,

    baik dari sifat kelistrikannya, kekuatan atau termal strength-nya.

    Dalam hal ini material dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :

    1. Material logam

    2. Material keramik

    3. Material polimer

    1. Material Logam

    Dalam kimia, sebuah logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang

    siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan

    bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga

    kelompok unsur yang dibedakan oleh sifat ionisasi dan ikatan, bersama dengan metaloid

    dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal digambar dari boron (B) ke

    polonium (Po) membedakan logam dari nonlogam. Unsur dalam garis ini adalah

    metaloid, kadangkala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur ke

    kanan atas adalah nonlogam.

    Nonlogam lebih banyak terdapat di alam daripada logam, tetapi logam banyak terdapat

    dalam tabel periodik. Beberapa logam terkenal adalah aluminium, tembaga, emas, besi,

    timah, perak, titanium, uranium, dan zink.

    Alotrop logam cenderung mengkilap, lembek, dan konduktor yang baik, sementara

    nonlogam biasanya rapuh (untuk nonlogam padat), tidak mengkilap, dan insulator.

    Dalam bidang astronomi, istilah logam seringkali dipakai untuk menyebut semua unsur

    yang lebih berat daripada helium.

    1.1. Paduan Logam

    Paduan logam merupakan pencampuran dari dua jenis logam atau lebih untuk

    mendapatkan sifat fisik, mekanik, listrik dan visual yang lebih baik. Contoh paduan

    2

  • logam yang populer adalah baja tahan karat yang merupakan pencampuran dari baja (Fe)

    dengan Krom (Cr).

    1.2. Logam Mulia

    Secara umum logam mulia berarti logam-logam termasuk paduannya yang biasa

    dijadikan perhiasan, antara lain emas, perak, perunggu dan platina. Logam-logam

    tersebut memiliki warna yang bagus, tahan karat, lunak dan terdapat dalam jumlah yang

    sedikit di alam. Emas dan perak memiliki sifat penghantar listrik yang sangat baik

    sehingga banyak dipakai untuk melapisi konektor-konektor pada perangkat elektronik.

    1.3. Logam Berat

    Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis lima atau lebih, dengan

    nomor atom 22 sampai dengan 92. Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila

    terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh. Beberapa di antaranya bersifat

    membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan dengan

    kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.

    Kasus-kasus pencemaran lingkungan menyebabkan banyak bahan pangan mengandung

    logam berat berlebihan. Kasus yang populer adalah sindrom Minamata, sebagai akibat

    akumulasi raksa (Hg) dalam tubuh ikan konsumsi.

    Di Indonesia, pernah dilaporkan bahwa ikan-ikan di Teluk Jakarta juga memiliki

    kandungan raksa yang tinggi. Udang dari tambak Sidoarjo pernah ditolak importir dari

    Jepang karena dinilai memiliki kandungan kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang melebihi

    ambang batas. Diduga logam-logam ini merupakan dampak buangan limbah industri di

    sekitarnya. Kakao dari Indonesia juga pernah ditolak pada lelang internasional karena

    dinilai memiliki kandungan Cd di atas ambang batas yang diizinkan. Cd diduga berasal

    dari pupuk TSP yang diberikan kepada tanaman di perkebunan.

    3

  • Sistem Periodik Unsur

    Material logam dapat dikategorikan sebagai penghantar listrik yang baik. Sifat sifat dari

    logam adalah keras, memiliki daya hantar termal maupun listrik yang baik kedap cahaya

    serta jika dipoles biasanya mengkilat.

    Pada dasarnya kebanyakan logam merupakan penghantar listrik yang baik. Logam

    memiliki konduktivitas tinggi karena electron bebas dengan jumlah besar bergerak

    menuju tempat kosong diatas energy Fermi. Jadi n merupakan nilai besar dari

    konduktivitas.

    Pada hal ini lebih mudah mendiskusikan konduktivitas pada logam dalam kaitannya

    dengan resistivitas ( kebalikan dari konduktivitas ). Saat cacat kristalin berfungsi sebagai

    pusat hamburan elektron konduksi pada logam, penambahan jumlah elektron dapat

    4

  • meningkatkan resistivitas (atau menurunkan konduktivitas). Konsentrasi

    ketidaksempurnaan ini bergantung pada suhu, komposisi, dan derajat titik dingin

    specimen logam. Bahkan saat diamati percobaan, resistivitas total suatu logam

    merupakan penjumlahan dari getaran termal, impurities dan deformasi plastic.

    Mekanisme hamburan bertindak independen satu sama lain. Hal ini dapat dinyatakan

    dalam persamaan matematik

    Yang mana t, i, d adalah kontribusi resitivitas termal, impurities dan deformasi.

    Persamaan ini juga disebut aturan matthiessen. Pengaruh tiap variable pada resitivitas

    total ditunjukkan pada grafik dibawah

    Pengaruh Tiap Variable Pada Resitivitas Total

    Pengaruh termal pada logam murni dan logam campuran pada gambar diatas. Resistivitas

    akan linier pada suhu diatas -200oC

    5

  • Dimana t dan adalah konstan pada tiap logam tertentu. etergantungan komponen

    resistivitas termal pada suhu ini disebabkan oleh meningkatnya suhu pada termal getaran

    dan penyimpangan kisi lainnya (misalnya, kekosongan), yang berfungsi sebagai

    hamburan elektron-pusat.

    Pengaruh Impuritis ( Pengotor ), Resistivitas pengotor, i berkaitan dengan konsentrasi

    ,ci dalam fraksi atom

    Dimana A adalah komposisi konstanta yang independen. Pengaruh penambahan pengotor

    nikel pada temperature ruang, resistivitas tembaga dapat dilihat pada grafik dibawah,

    dengan penambahan sampai 50% nikel akan menambah resistivitas ( resistivitas logam

    bertambah ). Disini atom nikel dalam logam berfungsi sebagai pusat hamburan.

    6

  • 2. Material Polimer

    Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari pengikat

    yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Sekalipun biasanya merupakan

    organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak polimer inorganik. Contoh terkenal

    dari polimer adalah plastik dan DNA.

    2.1. Sekilas Tentang Polimer

    Meskipun istilah polimer lebih populer menunjuk kepada plastik, tetapi polimer

    sebenarnya terdiri dari banyak kelas material alami dan sintetik dengan sifat dan

    kegunaan yang beragam. Kertas diproduksi dari selulosa, sebuah polisakarida yang

    terjadi secara alami yang ditemukan dalam tumbuhan. Biopolimer seperti protein dan

    asam nukleat memainkan peranan penting dalam proses biologi.

    2.2. Klasifikasi Polimer Berdasarkan Sumbernya

    1. Polimer alami : kayu, kulit binatang, kapas, karet alam, rambut

    2. Polimer sintetis :

    a. Tidak terdapat secara alami: nylon, poliester, polipropilen, polistiren

    b. Terdapat di alam tetapi dibuat oleh proses buatan: karet sintetis

    c. Polimer alami yang dimodifikasi: seluloid, cellophane (bahan dasarnya

    dari selulosa tetapi telah mengalami modifikasi secara radikal sehingga

    kehilangan sifat-sifat kimia dan fisika asalnya)

    2.3. Berdasarkan Jumlah Rantai Karbonnya

    1 ~ 4 Gas (LPG, LNG) 5 ~ 11 Cair (bensin) 9 ~ 16 Cairan dengan viskositas rendah 16 ~ 25 Cairan dengan viskositas tinggi (oli, gemuk) 25 ~ 30 Padat (parafin, lilin) 1000 ~ 3000 Plastik (polistiren, polietilen, dll)

    7

  • 2.4. Penggunaan Polimer dalam Industri

    Sekarang ini utamanya ada enam komoditas polimer yang banyak digunakan, mereka

    adalah polyethylene, polypropylene, polyvinyl chloride, polyethylene terephthalate,

    polystyrene, dan polycarbonate. Mereka membentuk 98% dari seluruh polimer dan

    plastik yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

    Masing-masing dari polimer tersebut memiliki sifat degradasi dan ketahanan panas,

    cahaya, dan kimia.

    Kebanyakan material polimer merupakan penghantar yang buruk dalam kelistrikan

    karena tidak tersedianya elektron bebas yang berpartisipasi dalam proses konduksi.

    Polimer terutama plastic tidak bagus dalam memantulkan cahaya, dan bila lapisannya

    tipis, akan meneruskan cahaya tersebut. Berat jenis polimer lebih ringan dibandingkan

    keramik maupun logam. Material ini mudah dibentuk dan mudah diproses. Polimer

    memiliki konduktivitas lebih dari 1.5 x 107 (-m)-1.

    Contoh Dari Insulator Dari Polimer

    8

  • 3. Keramik

    Pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah

    liat yang telah mengalami proses pembakaran.

    Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni

    dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah,

    genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah

    liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan

    anorganik yang berbentuk padat.

    Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia

    dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball

    clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal,

    komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung

    pada lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit

    dengan sedikit elektron-elektron bebas.

    Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik

    secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang

    jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara

    umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.

    3.1. Klasifikasi Keramik

    Pada prinsipnya keramik terbagi atas:

    1. Keramik Tradisional

    Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti

    kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware),

    keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).

    9

  • 2. Keramik Halus

    Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic,

    engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan

    oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).

    Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang

    medis.

    3.2. Sifat Keramik

    sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah

    britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang

    pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari

    keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun

    sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering,

    dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu

    tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan

    sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan

    sampai dengan suhu 2000 C. kekuatan tekan tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor

    yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.

    Keramik pada dasarnya merupakan campuran material yang terdiri dari logam dan

    nonlogam. Keramik memiliki sifat keras dan getas, disamping itu keramik lebih tahan

    akan temperature yang tinggi dan lingkungan yang berat dibandingkan logam maupun

    polimer. Sesuai sifat dasarnya, unsure logam akan melepas elektron bebasnya dan

    elektron ini akan diikat oleh unsure nonlogam, akibatnya elektron elektron ini tidak

    bergerak

    10

  • II. PITA ENERGI PADA ZAT PADAT

    Setiap elektron beredar di dalam suatu lintasan dengan radius tertentu, sedangkan setiap

    radius memiliki lintasan yang unik dengan ikatan energi tertentu, dimana elektron tidak

    dapat berada diantara lintasan-lintasan tersebut. Lintasan terjauh dari inti atom disebut

    dengan lintasan valensi. Sehingga, elektron yang terletak pada lintasan terluar disebut

    11

  • dengan elektron valensi. Tipe atom akan ditentukan oleh jumlah elektron valensi ini.

    Ilustrasi sistem level energi ini digambarkan pada gambar level energi di bawah ini.

    Level Energi

    Untuk berpindah dari satu lintasan ke lintasan lain yang lebih tinggi, diperlukan energi,

    seperti energi panas, cahaya, radiasi dan lainnya. Situasi dimana sebuah elektron berada

    pada level energi yang lebih tinggi dikenal dengan istilah elektron yang tereksitasi.

    Sebaliknya, ketika elektron berpindah dari lintasan yang tinggi ke lintasan yang lebih

    rendah, ia akan melepaskan energi. Pada kondisi sebenarnya, atom-atom tersebut akan

    saling mengikat dalam jumlah yang banyak. Sehingga, level energi setiap atom akan

    saling berdekatan. Level-level energi yang saling berdekatan ini akan membentuk suatu

    pita, dikenal dengan pita energi (Energi Band).

    Secara umum, pita energi ini akan terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah pita valensi

    (Valence Band) dan pita konduksi (Conduction Band). Atom-atom pada daerah pita

    valensi terikat sangat erat dengan inti atom, sedangkan atom-atom pada deerah pita

    konduksi mudah sekali terlepas dari inti atom. Setiap material memiliki jarak tertentu

    antara pita valensi dengan pita konduksi, dikenal dengan istilah Energi Gap. Berdasarkan

    Energi Gap inilah, sifat-sifat material dapat dibedakan. Material logam memiliki Energi

    Gap yang saling tumpang tindih (overlap), sehingga atom-atom dapat dengan sangat

    mudah bergerak ke daerah pita konduksi. Sehingga, material ini memiliki sifat yang

    sangat konduktif dan dikenal dengan bahan konduktor. Gambar di bawah ini

    mengilustrasikan pita energi dan Energi Gap pada material konduktor.

    12

  • Energi Gap Pada Material Konduktor

    Sementara itu, material non-logam memiliki Energi Gap yang berjauhan, sehingga atom-

    atom sulit untuk bergerak ke daerah pita konduksi. Sehingga, material ini memiliki sifat

    yang sukar untuk konduksi dan dikenal dengan istilah isolator. Ilustrasi pita energi dan

    Energi Gap pada material isolator ditampilkan pada gambar di bawah ini.

    Energi Gap Pada Material Isolator

    Pada sisi yang lain, terdapat material yang memiliki Energi Gap yang berdekatan. Oleh

    karena itu, pada kondisi normal atom-atom sulit untuk bergerak ke daerah pita konduksi

    dan bersifat isolator. Namun, dengan sedikit tambahan energi, atom-atom tersebut dapat

    bergerak ke daerah pita konduksi sehingga menjadi bersifat konduktor. Karena sifatnya

    yang demikian, material ini dikenal dengan nama bahan semikonduktor. Ilustrasi pita

    energi dan Energi Gap pada material semikonduktor ditampilkan pada gambar di bawah

    ini. Material semikonduktor yang telah dikenal secara umum adalah Silikon.

    13

  • Energi Gap Pada Material Semikonduktor

    Salah satu dari karakteristik listrik material padat adalah dapat mengalirkan arus listrik

    yang dijelaskan oleh hokum ohm yaitu dengan formula

    V = IR

    Dimana R adalah resistansi yang didapat dari suatu material, I adalah arus yang mengalir

    dari sumber tegangan dan melewati material. Nilai Resistansi dipengaruhi oleh

    konfiguraasi specimen material yang dipasang sehingga resistasi dapat diperoleh dengan

    persamaan :

    R =

    Dimana adalah tahanan jenis suatu material, A adalah panjang dari material dan A

    adalah luas penampang dari material.

    14

  • Kadang kadang konduktivitas listrik digunakan sebagai karakteristik kelistrikan sebuah

    material. Formula yang biasa digunakan adalah

    =

    dimana adalah konduktivitas dari material dengan satuan mho.

    Pada dasarnya material padat dalam hal konduktivitas listrik dapat diklasifikasikan

    menjadi tiga group yaitu konduktor, semikonduktor dan insulator. Hampir semua zat

    padat baik logam maupun nonlogam, letak letak atomnya berdekatan atau rapat sehingga

    elektron valensinya menjadi elektron milik bersama.

    Dari Susunan pita benda padat diatas, maka material dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu

    A. Konduktor

    B. Semikonduktor, dan

    C. Isolator

    15

  • A. Penghantar (Konduktor)

    Penghantar dalam teknik elektronika adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik,

    baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut

    konduktor. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang kecil. Pada

    umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi

    berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar emas adalah

    sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan

    alumunium paling banyak digunakan.

    Konduktor adalah material yang memiliki daya hantar listrik yang sangat baik. Logam

    termasuk didalamnya, logam memiliki konduktivitas diatas 1 x 107 (-m)-1. Logam

    merupakan kristalin benda padat yang memiliki pita terisi sebagian. Elektron elektron

    dalam pita ini dapat bergerak bebas jika diberikan medan listrik. Elektron elektron yang

    mendapat energi dari medan akan bergerak ke pita energy yang lebih tinggi dan kosong

    yang letaknya berdekatan dengan pita terisi sebagian. Pita yang terisi sebagian dan benda

    padat yang berperan untuk penghantaran elektron dinamakan pita hantaran.

    B. Semikonduktor

    Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara

    insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai insulator pada

    temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan besifat sebagai

    konduktor. Bahan semikonduksi yang sering digunakan adalah silikon, germanium, dan

    gallium arsenide.

    Semikonduktor memiliki lebar energy larangan relative lebih kecil. Lebar energi

    larangan ( gap energy ) ini berada diantara pita valensi ( terisi penuh) dengan pita

    hantaran kosong. Pada temperature kamar beberapa elektron valensi yang mendapatkan

    energy panas yag cukup bergerak ke dalam pita hantaran

    16

  • Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya yang

    dapat diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut materi doping).

    Untuk informasi bagaimana semikonduktor digunakan sebagai alat elektronik, lihat alat

    semikonduktor.

    a. Doping semikonduktor

    Distribusi Fermi-Dirac Sebagai Dasar Struktur Pita Dalam Semikonduktor

    Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah sifat

    elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan menambah

    sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini disebut dopant.

    Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan konduktivitasnya dengan

    faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu modern, misalnya,

    polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai pengganti logam.

    b. Persiapan bahan semikonduktor

    Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan handal diperlukan

    untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang diperlukan sangat tinggi karena

    adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam proporsi sangat kecil dapat memiliki efek

    besar pada properti dari material. Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga

    17

  • diperlukan, karena kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi, kembaran, dan

    retak tumpukan) mengganggu properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal

    merupakan penyebab utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal,

    semakin sulit mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa saat ini

    menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan diameter antara empat hingga dua belas

    inci (300 mm) yang ditumbuhkan sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.

    Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur kristal untuk

    membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah dikembangkan untuk

    memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian

    tinggi termasuk pertumbuhan kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah

    tambahan yang dapat digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai

    perbaikan zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas

    cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan

    mengkristal kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan lebih

    sedikit kesalahan.

    Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan heterojunction antara

    bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta kisi, yaitu panjang dari struktur

    kristal yang berulang, penting untuk menentukan kompatibilitas antar bahan.

    C. Isolator

    Isolator adalah benda-benda atau material yang tidak dapat memindahkan muatan-muatan

    listrik. Dalam Kristal benda padat, celah energy terlarang relative lebih besar daripada

    semikonduktor, sehingga sulit bagi elektron valensi untuk bisa bergerak menuju pita

    hantaran atau hanya sebagian kecil elektron bebas yang terangsang panas saja yang bisa

    meloncat ke pita hantaran, sehingga sangat sedikit elektron bebas yang tersedia dalam

    pita hantaran.

    18

  • III. KESIMPULAN

    1. Dalam ilmu kelistrikan, material yang digunakan dalam bahan alat listrik dari sifat

    kelistrikannya, kekuatan atau termal strength-nya, maka material dapat

    diklasifikasikan menjadi tiga yaitu :

    a. Material logam

    b. Material keramik

    c. Material polimer

    2. Dari susunan pita energy pada benda padat, maka material dapat dikategorikan

    menjadi 3 yaitu

    a. Konduktor

    b. Semikonduktor, dan

    c. Isolator

    IV. DAFTAR PUSTAKA

    1. Nelson, Jenny (2003). Physics of Solar Cells: Photons in, Electrons Out

    (Properties of Semiconductor Materials). Imperial College Press. ISBN 1-86094-

    349-7.

    2. Strong, A. Brent (2006). "Plastics: Materials and Processing". Pearson Prentice

    Hall ISBN 0-13-114558-4

    3. Tipler, Paul; Llewellyn, Ralph (2002). Modern Physics (4th ed.). W. H. Freeman.

    ISBN 0-7167-4345-0.

    4. Turley, Jim (2002). The Essential Guide to Semiconductors. Prentice Hall PTR.

    ISBN 0-13-046404-X.

    19