tugas 1 foraminifera

7
Laboratorium Mikropaleontologi 2013 FORAMINIFERA Foraminifera, atau disingkat foram, adalah grup besar protista amoeboid dengan pseudopodia atau yang sering disebut dengan rhizopoda (kaki semu). Foraminifera biasanya termasuk dalam kingdom Protozoa meskipun beberapa taksonomi menempatkan mereka di setara Protoctista atau Protista. Cangkang atau kerangka foraminifera merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral. Klasifikasi ilmiah Ammonia teppida Pengaruh Faktor Ekologi Terhadap Kehidupan Foraminifera Faktor-faktor yang mempengaruhi ekologi dari foraminifera dibagi menjadi dua yakni abiotik dan biotik a. Biotik Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Produsen dalam lingkungan laut merupakan faktor utama yang menentukan produktuvitas lautan. Yang Nama : Peridotit Boy Sule Torry NIM : 111.110.093 Plug : 4 1 Domain: Eukaryota Kerajaan : Rhizaria Superfil um: Retaria Filum: Foraminifer a d'Orbigny , 1826

Upload: otit-torry

Post on 27-Oct-2015

82 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

test

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas 1 Foraminifera

Laboratorium Mikropaleontologi 2013

FORAMINIFERA

Foraminifera, atau disingkat foram, adalah grup besar protista amoeboid dengan

pseudopodia atau yang sering disebut dengan rhizopoda (kaki semu). Foraminifera biasanya

termasuk dalam kingdom Protozoa meskipun beberapa taksonomi menempatkan mereka di

setara Protoctista atau Protista. Cangkang atau kerangka foraminifera merupakan petunjuk

dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral.

Klasifikasi ilmiah

Ammonia teppida

Pengaruh Faktor Ekologi Terhadap Kehidupan Foraminifera

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekologi dari foraminifera dibagi menjadi dua yakni abiotik dan biotik

a. Biotik

Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Produsen dalam lingkungan laut merupakan faktor utama yang menentukan produktuvitas lautan. Yang bertindak sebagai produsen adalah fitoplankton dan ganggang laut lainnya. Fitoplankton adalah tumbuh-tumbuhan air yang berukuran kecil, ia melayang-layang di air dan merupakan organisme laut yang menjadi makanan utama bagi ikan-ikan laut berukuran sedang dan kecil. Ia mampu memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis (autotrof).

b. Abiotik Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya: suhu,

arus,oksigen terlarut (DO), serta kandungan nitrogen (N), kedalaman air, dan substrat dasar (Allard and Moreau, 1987)

Nama : Peridotit Boy Sule TorryNIM : 111.110.093Plug : 4 1

Domain: Eukaryota

Kerajaan: Rhizaria

Superfilum: Retaria

Filum: Foraminiferad'Orbigny, 1826

Page 2: Tugas 1 Foraminifera

Laboratorium Mikropaleontologi 2013

- Kedalaman lautKedalaman Perairan Laut mempengaruhi tingkat kecerahan Cahaya Matahri

menembus ke Air Laut. Tingkat kecerahan menyatakan tingkat cahaya yang diteruskan ke dalam kolom air dan dinyatakan dalam persentase (%), dari beberapa panjang gelombang yang ada yang jatuh agak lurus pada permukaan air. Kemampuan penetrasi cahaya matahari dipengaruhi kekeruhan air seperti suspensi dalam air (lumpur), planktonik (jasad renik) dan warna air.

Cahaya matahari merupakan sumber panas yang utama di perairan, karena cahaya matahari yang diserap oleh badan air akan menghasilkan panas di perairan. Di perairan yang dalam, penetrasi cahaya matahari tidak sampai ke dasar, karena itu suhu air di dasar perairan yang dalam lebih rendah dibandingkan dengan suhu air di dasar perairan dangkal. Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktifitas serta memacu atau menghambat perkembangbiakan organisme perairan. Pada umumnya peningkatan suhu air sampai skala tertentu akan mempercepat perkembang biakan organisme perairan.Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik. Hewan bentos, terutama yang bersifat herbivor dan detritivor, dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan

Sebaran jenis bentik sangat luas yaitu hampir pada seluruh tipe perairan, namun demikian pada masing-masing perairan dicirikan oleh komunitas yang berbeda-beda. Foraminifera tersebar dilautan terbuka denagn kedalaman air yang lebih dari 10 meter. Boltovskoy dan Wright (1976) yang menyatakan bahwa umumnya foraminifera planktonik hanya ditemukan di laut lepas, dan tidak dijumpai di perairan sekitar pantai.

Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesis dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang mengendap, seringkali penting sebagai faktor pembatas. Kekeruhan dan kedalaman air pempunyai pengaruh terhadap jumlah dan jenis hewan bentos.

- Suhu/temperatureSuhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Suhu merupakan salah satu

faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme. Proses metabolisme hanya berfungsi di dalam kisaran suhu yang relatif sempit, biasanya antara 0 – 40 0C, tetapi ada juga organisme yang mampu mentolerir suhu sedikit di atas dan sedikit di bawah batas-batas tersebut. Kenaikan suhu akan mempercepat reaksi-reaksi kimiawi, menurut hukum Van’t Hoff kenaikan suhu 10°C melipat duakan kecepatan reaksi, walaupun hukum ini tidak selalu berlaku (Nybakken, 1992).(Hofker, 1930) bahwa suhu adalah faktor utama dalam mengatur perilaku reproduksi.

Nama : Peridotit Boy Sule TorryNIM : 111.110.093Plug : 4 2

Page 3: Tugas 1 Foraminifera

Laboratorium Mikropaleontologi 2013

- Pengaruh gelombang dan arus (turbidit, turbulen)Perubahan tekanan air ditempat-tempat yang berbeda kedalamannya sangat berpengaruh bagi kehidupan hewan yang hidup di dalam air. Perubahan tekanan di dalam air sehubungan dengan perubahan kedalaman adalah sangat besar. Faktor kedalaman berpengaruh terhadap hewan bentos pada jumlah jenis, jumlah individu, dan biomass. Sedangkan faktor fisika yang lain adalah pasang surut perairan, hal ini berpengaruh pada pola penyebaran hewan bentos (Susanto, 2000).

- Kandungan Nitrogen (N)Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan.

Toleransi organisme air terhadap pH bervariasi. Hal ini tergantung, pada suhu air, oksigen terlarut dan adanya berbagai anion dan kation serta jenis dan stadium organisme.Suhu air yang tinggi dapat menambah daya racun senyawa-senyawa beracun seperti NO3, NH3, dan NH3N terhadap hewan akuatik, serta dapat mempercepat kegiatan metabolisme hewan akuatik. Sumber utama senyawa ini berasal dari sampah dan limbah yang mengandung bahan organik protein. pH tanah atau substrat akan mempengaruhi perkembangan dan aktivitas organisme lain. Bagi hewan bentos pH berpengaruh terhadap menurunnya daya stress.

- Faktor salinitas dan DOSalinitas adalah banyaknya zat terlarut. Zat padat terlarut meliputi garam-

garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas terlarut (Nybakken, 1992). Salinitas adalah jumlah berat semua garam (dalam gram) yang terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan 0/00 (permil, gram per liter) (Nontji, 1986). Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang ialah rasanya yang asin. Ini disebabkan karena didalam air laut terlarut garam-garam yang paling utama adalah natrium klorida (NaCl) yang sering disebut garam dapur. Selain NaCl, di dalam air laut terdapat pula MgCl2, kalium, dan kalsium. Menurut teori, zat-zat garam berasal dari proses outgassing, yaitu rembesan kulit bumi didasar laut berbentuk gas kepermukaan dasar laut. Hasil kikisan kerak bumi terlarut dengan gas dari kulit bumi dasar laut dan air sehingga menghasilkan garam di laut. Zat kimia terlarut yang membentuk garam yang diukur sebagai salinitas adalah CI, Na, SO4, dan Mg yang merupakan komponen utama sebesar 99,7% dari jumlah zat terlarut dalam air laut, sisanya 0,3% yang walaupun jumlahnya sedikit dapat mempengaruhi kehidupan di laut dan sebaliknya kepekatan zat ini ditentukan oleh aktifitas kehidupan laut.

Di perairan pantai karena terjadi pengenceran misalnya karena pengaruh aliran sungai salinitas bisa turun rendah. Sebaliknya di daerah dengan penguapan yang sangat kuat, salinitas bisa meningkat tinggi. Air payau adalah istilah umum yang digunakan untuk menyatakan air yang salinitasnya antara air tawar dan air laut. Perairan estuari atau daerah sekitar kuala dapat mempengaruhi struktur salinitas yang

Nama : Peridotit Boy Sule TorryNIM : 111.110.093Plug : 4 3

Page 4: Tugas 1 Foraminifera

Laboratorium Mikropaleontologi 2013

kompleks, karena selain merupakan pertemuan antara air tawar yang relatif ringan dan air laut yang lebih berat juga pengadukan air sangat menentukan (Nontji, 1986).

Oksigen terlarut ( DO ) merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan di dalam air. Kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal yang dibutuhkan untuk kehidupannya (Fardiaz, 1992). Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah tanamannya dan dari atmosfer (udara) yang masuk ke dalam air dengan kecepatan terbatas (Fardiaz, 1992). Oksigen terlarut dalam laut dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme. Konsentrasi oksigen terlarut dalam keadaan jenuh bervariasi tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer (Fardiaz, 1992).Oksigen merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran makhluk hidup di dalam air. Kepekatan oksigen terlarut bergantung pada suhu, kehadiran tanaman fotosintesis, tingkat penetrasi cahaya yang bergantung kepada kedalaman dan kekeruhan air, tingkat kederasan aliran air, dan jumlah bahan organik yang diuraikan dalam air seperti sampah, ganggang mati atau limbah industri (Sastrawijaya, 2001).

Perubahan salinitas dan DO mempengaruhi kehidupan biota perairan, termasuk komunitas makroinvertebrata bentos (biota perairan yang tidak bertulang belakang yang hidup di dasar sungai, berukuran > 1 mm). Oksigen terlarut sangat penting bagi pernafasan zoobentos dan organisme-organisme akuatik lainnya. Kelarutan oksigen dipengaruhi oleh faktor suhu, pada suhu tinggi kelarutan oksigen rendah dan pada suhu rendah kelarutan oksigen tinggi. Tiap-tiap spesies biota akuatik mempunyai kisaran toleransi yang buerbeda-beda terhadap konsentrasi oksigen terlarut di suatu perairan. Kebutuhan oksigen bervariasi, tergantung oleh jenis, stadia, dan aktivitas. Kandungan oksigen terlarut mempengaruhi jumlah dan jenis makrobentos di perairan. Semakin tinggi kadar O2 terlarut maka jumlah bentos semakin besar.

- Substrat DasarTipe substrat dasar ikut menentukan jumlah dan jenis hewan bentos disuatu perairan (Susanto, 2000). Tipe substrat seperti rawa tanah dasar berupa lumpur. Macam dari substrat sangat penting dalam perkembangan komunitas hewan bentos. Pasir cenderung memudahkan untuk bergeser dan bergerak ke tempat lain. Substrat berupa lumpur biasanya mengandung sedikit oksigen dan karena itu organisme yang hidup didalamnya harus dapat beradaptasi pada keadaan ini (Ramli, 1989).

Nama : Peridotit Boy Sule TorryNIM : 111.110.093Plug : 4 4