struktur komunitas foraminifera bentik di …digilib.unila.ac.id/25198/3/skripsi tanpa bab...

46
STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI PASIR TIMBUL DAN GOSONG SUSUTAN, TELUK LAMPUNG (Skripsi) Oleh Amalia Kurnia Putri JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Upload: phungtram

Post on 15-May-2018

240 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIKDI PASIR TIMBUL DAN GOSONG SUSUTAN, TELUK LAMPUNG

(Skripsi)

OlehAmalia Kurnia Putri

JURUSAN BIOLOGIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG2016

Page 2: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIKDI PASIR TIMBUL DAN GOSONG SUSUTAN, TELUK LAMPUNG

Oleh

Amalia Kurnia Putri

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada 18 September sampai 21 Oktober 2016 diLaboratorium Petrologi dan Mineralogi Pusat Penelitian dan Pengembangan GeologiKelautan (P3GL) Bandung. Sampel yang digunakan berasal dari Pasir Timbul danGosong Susutan, Teluk Lampung. Sampel sedimen berjumlah 16 set yang diambilpada 4 titik stasiun dan 2 kali pengambilan yaitu disekitar tepian dan pada kedalaman5m. Identifikasi menggunakan buku acuan Barker (1960) dan Loebich dan Tappan(1994), ada 4 bangsa yang ditemukan, yaitu Rotaliida, Textulariida, Miliolida, danLagenida. 36 jenis berhasil diidentifikasi dengan Amphistegina lessonii yang palingmelimpah sebagai foraminifera penciri terumbu karang. Analisis data menggunakanPAST version 2.09 diketahui kisaran nilai indeks keanekaragaman 0,57-2,12, nilaiindeks keseragaman 0,24-0,65, dan nilai indeks dominansi 0,28-0,76. Strukturkomunitas terbaik berada pada stasiun B1PT. FORAM Index (FI) digunakan sebagaibioindikator kualitas perairan terhadap terumbu karang, nilai FI yang tinggimenunjukkan lokasi tersebut baik dan cocok untuk pertumbuhan terumbu karang,6,56 untuk nilai terendah dan 9,02 untuk nilai tertinggi.

Kata kunci : struktur komunitas, FORAM Index, foraminifera bentik, Teluk Lampung

Page 3: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI PASIR TIMBULDAN GOSONG SUSUTAN, TELUK LAMPUNG

Oleh

Amalia Kurnia Putri

Skripsi

Sebagai Salah Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA SAINS

Pada

Jurusan BiologiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 4: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,
Page 5: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,
Page 6: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 01 Januari

1995. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara, puteri dari Bapak Slamet dan Ibu Sri

Hariyati.

Jenjang pendidikan yang pernah ditempuh penulis

diawali dari Taman Kanak-kanak Ar-Russyidah I tahun 1999-2000, kemudian

dilanjutkan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sukamenanti tahun 2000-2006.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama

Negeri (SMPN) 10 Bandar Lampung tahun 2006-2009, dan melanjutkan ke

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Bandar Lampung tahun 2009-2012.

Tahun 2012 penulis mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN) di Universitas Lampung kemudian terdaftar sebagai mahasiswa

Jurusan Biologi Fakultas MIPA. Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam

organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi (HIMBIO) sebagai anggota Bidang

Ekspedisi (2012-2014).

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2015 di Pekon

Bumi Ratu, Kecamatan Pesisir Barat. Selain itu penulis melakukan Kerja Praktik

(KP) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Bandung

pada tahun 2016 dengan judul “Struktur Komunitas Foraminifera Bentik dalam

Sedimen Bawah Dasar Laut Sebelah Utara Pulau Karimata, Kalimantan Barat di

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL)”

Page 7: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

Ku persembahkan skripsi ini kepada

kedua orangtuaku

dan orang-orang yang menyayangiku

Page 8: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang itu melainkansesuai dengan kesanggupannya”

-Q.S Al-Baqarah:286)-

Man Jadda wa Jada“barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia

akan berhasil”

“Hatiku tenang karena mengetahui bahwa apa yangmelewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku,

dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akanpernah melewatkanku”

-Umar bin Khattab-

Page 9: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang selalu memberikan

kesehatan dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Struktur Komunitas Foraminifera Bentik di Pasir Timbul dan

Gosong Susutan, Teluk Lampung“ ini disusun sebagai persyaratan kelulusan di

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lampung.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan dan masukan dari

berbagai pihak, untuk itu penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, kasih sayang,

kesabaran, dukungan, dan semangat tiada henti dalam melaksanakan dan

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Endang Linirin Widiastuti, Ph.D., selaku Pembimbing I yang dengan sabar

telah memberikan bimbingan dan saran selama proses pembuatan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Kresna Tri Dewi, M.Sc., selaku Pembimbing II atas izin, pengarahan,

kesabaran, saran dan bimbinganselama pelaksanaan dan penyelesaian skripsi.

4. Ibu Dra. Sri Murwani, M.Sc., selaku Pembahas atas segala masukan dan saran

dalam pembuatan skripsi ini.

Page 10: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

5. Ibu Dra. Elly L. Rustiati, M.Sc., selaku Pembimbing Akademik.

6. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung.

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf karyawan FMIPA Biologi Universitas

Lampung.

8. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk melaksanakan penelitian ini

9. Mba Nunung, Mba Dwi, Lia, Sayu, Nisa, Marli, Kadek, Apri atas bantuan,

kebaikan, semangat, serta hiburannya selama ini.

10. Teman-teman angkatan 2012 atas kebersamaan dan keceriaannya.

11. Suci Dwining Tyas; Siti Nena Sefililaisya, STR. Keb; Shelyn Melinda, Amd.

KL; Utari Eka Putri, Amd. Keb; semoga kita bisa sama-sama terus ya!!

12. Teman-teman Klub Selam Anemon atas segala bantuannya selama ini.

13. Keluarga KKN Bumi Ratu Adel, Kak Rahma mbul, Kak Eli, Kak Tiara, Mba

Desi, Angga, dan Putra.

14. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga Allah membalas kasih sayang kepada semua pihak yang telah membantu

penulis. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam

penyusunan tulisan ini dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan

semoga tulisan yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Page 11: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

Bandar Lampung, 22 Desember 2016

Penulis,

Amalia Kurnia Putri

Page 12: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .......................................................................................... 1B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4D. Kerangka Pikir .......................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Foraminifera.............................................................................................. 6B. Morfologi .................................................................................................. 7

1. Dinding .................................................................................................. 72. Cangkang .............................................................................................. 83. Kamar .................................................................................................. 94. Septa dan Sutura ................................................................................... 105. Apertur ................................................................................................ 106. Omamentasi ......................................................................................... 11

C. Habitat ...................................................................................................... 12D. Reproduksi ................................................................................................ 13E. Kondisi Umum Lokasi .............................................................................. 13

III. METODE KERJAA. Waktu dan Tempat ................................................................................... 15B. Alat dan Bahan.......................................................................................... 16C. Metode Kerja............................................................................................. 17

1. Penetapan Stasiun Pengamatan ............................................................ 172. Pencucian Sampel................................................................................. 183. Tahap Persiapan.................................................................................... 184. Penjentikan (Picking) ........................................................................... 185. Pengumpulan Koleksi........................................................................... 19

Page 13: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

halaman

6. Dokumentasi......................................................................................... 197. Identifikasi dan Perhitungan................................................................. 20

D. Analisis Data ............................................................................................. 211. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener(H’).................................... 212. Indeks Dominansi ................................................................................. 213. Indeks Keseragaman............................................................................. 22

E. FORAM Index........................................................................................... 23

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN1. Pembagian Foraminifera Berdasarkan Bangsa ......................................... 27

a. Bangsa Miliolida .................................................................................. 27b. Bangsa Rotaliida................................................................................... 27c. Bangsa Textulariida.............................................................................. 28d. Bangsa Lagenida................................................................................... 29

2. Pembagian Foraminifera Berdasarkan Kelompok Fungsional ................. 29a. Pembagian Foraminifera Berdasarkan Kelompok Fungsional ............. 29

1. Marga Calcarina ........................................................................... 292. Marga Amphistegina...................................................................... 313. Marga Peneroplis .......................................................................... 334. Marga Heterostegina ..................................................................... 345. Marga Amphisorus......................................................................... 35

b. Kelompok Oportunis ............................................................................ 351. Marga Elphidium ........................................................................... 352. Marga Ammonia ............................................................................ 36

c. Kelompok Heterotrofik......................................................................... 371. Marga Quinqueloculina................................................................. 372. Marga Textularia ........................................................................... 383. Marga Eponides ............................................................................. 384. Marga Spiroloculina ...................................................................... 395. Marga Sporadotrema ..................................................................... 406. Marga Hauerina ............................................................................ 407. Marga Triloculina.......................................................................... 408. Marga Planulina ............................................................................ 419. Marga Discorbis ............................................................................ 4110. Marga Astrononion ...................................................................... 4211. Marga Lenticulina ......................................................................... 42

3. Analisis Statistik PAST (PAleontological STatisctics) ............................ 43

Page 14: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

halaman

a. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’)................................... 43b. Indeks Dominansi ................................................................................. 45c. Indeks Keseragaman (E)....................................................................... 47

4. FORAM Index .......................................................................................... 48

V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ................................................................................................... 54B. Saran.......................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

Tabel 1. Klasifikasi Foraminifera yang ditemukan di Pasir Timbul danGosong Susutan, Teluk Lampung .......................................................... 26

Tabel 2. Jumlah individu foraminifera dari masing-masing lokasi...................... 27

Page 16: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

Gambar 1. Ordo foraminifera (Loeblich dan Tappan, 1988) ............................... 6

Gambar 2. Sebagian bentuk cangkang foraminifera (Loeblich dan Tappan,1988) .................................................................................................. 9

Gambar 3. Tipe apertur pada foraminifera (Loeblich dan Tappan, 1988) ........... 10

Gambar 4. Peta Pasir Timbul dan Gosong Susutan ............................................. 16

Gambar 5. Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon (H’) foraminifera diPasir Timbul dan Gosong Susutan ..................................................... 44

Gambar 6. Nilai Indeks Dominansi di Pasir Timbul dan Gosong Susutan .......... 47

Gambar 7. Nilai Indeks Keseragaman di Pasir Timbul dan GosongSusutan ............................................................................................... 48

Gambar 8. 16 set sampel penelitian ..................................................................... 68

Gambar 9. Kuas kecil dan kuas besar .................................................................. 68

Gambar 10. Wadah pengamatan mikrofosil (picking tray)................................... 68

Gambar 11. Saringan............................................................................................. 69

Gambar 12. Assemblage slide ............................................................................... 69

Gambar 13. Mikroskop binokuler ......................................................................... 69

Gambar 14. Lampu euromax fiber optic ............................................................... 70

Gambar 15. Mikroskop Nikon MSZ-1500............................................................ 70

Gambar 16. Tragacanth gum ................................................................................ 70

Gambar 17. Air...................................................................................................... 71

Page 17: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

halaman

Gambar 18. Jenis-jenis Foraminifera yang ditemukan di Pasir Timbul danGosong Susutan, Teluk Lampung..................................................... 72

Gambar 19. Foraminifera dalam partikel sedimen................................................ 73

Gambar 20. Ostracoda dalam partikel sedimen .................................................... 74

Gambar 21. 1. Mineral, 2. gigi ikan, 3. cangkang moluska, dan 4. partikel dalam

sedimen di Pasir Timbul dan Gosong Susutan, Teluk Lampung ...... 74

Page 18: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki letak strategis yang diapit oleh Benua Asia dan Australia

serta Samudera Pasifik dan Hindia tentu memiliki potensi sumber daya alam

yang tinggi. Lautan Indonesia termasuk dalam wilayah Marine Mega

Biodiversity di dunia, memiliki 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan

950 spesies biota yang berasosiasi dengan ekosistim terumbu karang (Siregar,

2015). Di dunia persebaran terumbu karang 60% ditemukan di Samudera Hindia

dan Laut Merah, 25% di Samudera Pasifik, dan 15% di Karibia. Sebanyak 14%

wilayah terumbu karang yang ada di dunia atau 75.000km2 terhampar di

Indonesia, 480 jenis terumbu karang yang telah teridentifikasi dan 60% berada di

kawasan timur Indonesia (Arini, 2013).

Perairan laut Indonesia lebih luas dari daratan sebagai habitat berbagai biota laut

baik yang berukuran besar (makro) maupun kecil (mikro). Dari semua

organisme yang ada ketika mati ada yang hancur terurai dan ada pula yang

terawetkan menjadi fosil. Fosil yang berukuran mikroskopis dipelajari dalam

ilmu khusus cabang dari Paleontologi yaitu Mikropaleontologi.

Mikropaleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil organisme berukuran

mikro (mikrofosil) yang pengamatannya menggunakan mikroskop. Mikrofosil

Page 19: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

2

antara lain adalah skelet radiolaria, conodonta, bryozoa, cangkang ostracoda, dan

tentu saja foraminifera di dalamnya. Foraminifera merupakan organisme bersel

satu dengan satu atau lebih kamar yang terpisah oleh sekat dan ditembus banyak

lubang halus. Dalam penelitian mikropaleontologi, foraminifera merupakan

mikrofosil yang sangat penting dibandingkan dengan yang lainnya. Hal ini

karena jumlahnya yang melimpah dan beranekaragam, sensitif terhadap

perubahan lingkungan, fosil terawetkan dengan baik, dan cara preparasinya yang

cukup mudah. Oleh karena itu foraminifera berperan dalam penentu umur lapisan

batuan sedimen serta sebagai penunjuk lingkungan pengendapan

(Pringgoprawiro dan Kapid, 2000). Dalam beberapa dekade terakhir,

foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

lingkungan, paleoklimat dan lain-lain. Mereka menggunakan cangkang

foraminifera yang terawetkan dalam sedimen laut.

Sedimen laut merupakan akumulasi proses fisika, biologi, dan kimia yang berasal

dari daratan dan lautan itu sendiri. Material sedimen selanjutnya menjadi

partikel merupakan hasil transportasi material endapan melalui proses fisika dan

pengendapan. Partikel yang berkembang menjadi padat pada lingkungan

pengandapan sebagian adalah hasil dari sekresi biologi atau presipitasi kimia.

Material hasil sekresi biologi tersusun dari kalsium karbonat dan silikat yang

sebagian berasal dari terumbu karang, foraminifera, moluska, ostracoda, dan

trilobites yang telah mati dalam bentuk cangkang. Cangkang organisme inilah

yang kemudian terakumulasi di dasar laut dan menjadi bagian dari sedimen laut

Page 20: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

3

(Rifardi, 2012).

Cangkang foraminifera yang terdiri dari kalsium karbonat berfungsi melindungi

bagian dalam tubuh dari predasi dan perubahan lingkungan yang diakibatkan

oleh proses kimia (Irlani, 2013). Perubahan lingkungan dapat menyebabkan

cangkang foraminifera rusak yang ditandai dengan perubahan warna. Kerusakan

cangkang juga dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri sehingga hanya bersisa

sekat atau suturanya saja (Dewi dan Darlan, 2008). Foraminifera hidup di

berbagai lingkungan perairan laut mulai dari perairan di sekitar pantai, pulau-

pulau kecil hingga laut dalam (abisal).

Gugusan pulau-pulau kecil banyak tersebar di Provinsi Lampung yang terletak di

ujung selatan Pulau Sumatera. Di antara pulau-pulau kecil terdapat dua wilayah

daratan kecil yang muncul di atas permukaan laut, yaitu Pasir Timbul dan

Gosong Susutan yang terletak di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten

Pesawaran, Provinsi Lampung. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui struktur komunitas foraminifera bentik di lokasi ini.

Page 21: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

4

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keanekaragaman dan struktur komunitas foraminifera di

Pasir Timbul dan Gosong Susutan.

2. Untuk mengetahui perbedaan struktur komunitas lingkungan foraminifera di

Pasir Timbul dan Gosong Susutan.

C. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi

mengenai struktur komunitas dan keragaman foraminifera serta perbedaan

lingkungan yang terjadi antara Pasir Timbul dan Gosong Susutan.

D. Kerangka Pikir

Pada studi mikropaleontologi, foraminifera menjadi salah satu objek yang dipilih

karena fase hidupnya yang singkat dengan reproduksi yang cepat, kemampuan

adaptasi yang tinggi, dan fosilnya yang terawetkan dengan baik. Fase hidup

yang singkat dan reproduksi yang cepat membuatnya melimpah di dasar perairan.

Kemampuan adaptasinya yang baik menjadikan foraminifera tersebar hampir di

seluruh bagian perairan muka bumi ini. Fosil yang terawetkan dengan baik

menjadikannya menarik untuk diamati.

Perairan Teluk Lampung di antara gugusan pulau-pulau kecilnya terdapat dua

daratan unik yang muncul di atas permukaan air laut, yaitu Pasir Timbul dan

Gosong Susutan. Pasir Timbul termasuk daerah wisata yang sudah cukup

Page 22: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

5

banyak dikunjungi wisata dalam 5 tahun terakhir di wilayah Lampung,

sedangkan Gosong Susutan cenderung belum banyak orang yang memanfaatkan

lokasi wisata ini. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan lingkungan yang terjadi terhadap kelimpahan foraminifera yang

berada di dua tempat berbeda.

Page 23: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Foraminifera

Foraminifera berasal dari kata latin foramen yang berarti lubang kecil dan ferre

yang berarti mengangkut. Protista ini disebut demikian karena cangkang yang

berpori-pori (Campbell dkk., 2008). Foraminifera merupakan organisme bersel

tunggal yang hidup secara akuatik, terutama di perairan laut.

Klasifikasi foraminifera menurut Pringgoprawiro dan Kapid (2000) adalah

sebagai berikut:

Kerajaan : Protista

Filum : Protozoa

Kelas : Sarcodina

Ordo : Foraminifera

Gambar 1. Sub ordo foraminifera (Loeblich dan Tappan, 1988)

Page 24: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

7

Foraminifera termasuk dalam organisme yang tingkat adaptasinya baik, karena

keberadaannya diketahui ada sejak zaman kambrium melalui fosil batuan laut

berumur 550 juta tahun yang lalu (Rifardi, 2008).

Berdasarkan habitatnya foraminifera terbagi menjadi foraminifera plangtonik dan

foraminifera bentik (Nurruhwati dkk., 2012). Akumulasi foraminifera plangtonik

akan semakin tinggi apabila perairan semakin dalam, sedangkan perairan dangkal

dicirikan dengan tingginya keanekaragaman foraminifera bentik. Sebaran

foraminifera bentik di perairan laut disebabkan oleh kedalaman, material

sedimen, dan musim serta kemampuan beradaptasi tinggi yang dapat bertahan

pada segala macam tipe perairan (Natsir dkk., 2011).

B. Morfologi

Secara morfologi ukuran foraminifera sangat beragam, mulai kurang dari 1 mm

hingga mencapai 19 mm (Widianingsih, 2012). Morfologi foraminifera sendiri

dapat dilihat dari bentuk dinding, cangkang, kamar, septa dan sutura, apertur, dan

ornamentasinya.

Berikut adalah uraian dari morfologi foraminifera:

1. Dinding

Dinding merupakan bagian yang melindungi foraminifera dengan zat

penyusun dan struktur yang beragam, terdapat empat macam dinding pada

foraminifera menurut Pringgoprawiro dan Kapid (2000), yaitu:

Page 25: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

8

i. Dinding kitin atau lektin adalah dinding yang bahan utama

penyusunnya zat organik serupa zat tanduk dengan bentuk yang

fleksibel. Jarang ditemukan keberadaannya, golongan Allogromidae

yang ditemukan sebagai fosil.

ii. Dinding aglutinin atau arenaceous merupakan dinding yang tersusun

dari material asing dan merekat satu sama lain. Material asing

penyusun aglutinin terdiri dari berbagai material seperti mika, spong-

spikulae, cangkang organisme, dan lumpur. Sedangkan pada dinding

arenaceous hanya terdiri dari butiran pasir saja.

iii. Dinding silikaan terdiri dari material yang dihasilkan oleh organisme

itu sendiri. Beberapa foraminifera berdinding silikaan adalah

Ammodiscidae, Hyperramminidae, Silicimidae, dan beberapa dari

Miliolidae.

iv. Dinding gampingan merupakan dinding yang paling banyak

ditemukan, terdapat empat macam dinding gampingan yaitu dinding

porselen pada Miliolidae dan Peneroplidae, dinding hyalin antara lain

pada Nodosaridae dan Globigerinidae, dinding gampingan granular

seperti pada Spirillina, dan dinding gampingan yang kompleks pada

foraminifera besar.

2. Cangkang

Cangkang foraminifera termasuk dalam partikel biogenik yang penemuannya

terdapat diantara partikel non biogenik seperti mineral dan fragmen batuan

(Natsir dkk., 2011). Cangkang foraminifera tersusun dari kalsium karbonat

Page 26: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

9

yang berasal dari dirinya sendiri ataupun zat-zat yang berada di sekitarnya.

Cangkang foraminifera dapat rusak, berubah warna, serta berlubang akibat

dari perubahan lingkungan biologis, kimia, maupun fisika. Cangkang yang

tersusun pada foraminifera terdiri dari satu kamar, ada pula yang terdiri dari

banyak kamar.

Gambar 2. Sebagian bentuk cangkang foraminifera (Loeblich dan Tappan,1988)

3. Kamar

Kamar adalah bagian dalam foraminifera yang merupakan tempat

protoplasma, terdapat pula protoculum sebagai kamar utama dari cangkang

foraminifera. Pada cangkang foraminifera ada yang terdiri dari satu kamar

yang disebut monotalamus, dan banyak kamar atau politalamus.

Page 27: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

10

4. Septa dan Sutura

Septa adalah bagian dari kamar berupa sekat-sekat sebagai pemisah antar

kamar, sedangkan sutura adalah sebuah bidang berupa garis halus yang

memisahkan dua kamar yang saling berdekatan (Boltovskoy dan Right,

1976).

5. Apertur

Apertur adalah lubang utama yang biasanya ada pada kamar terakhir,

berfungsi sebagai mulut untuk memasukkan makanan dan jalan keluar

protoplasma pada foraminifera.

Gambar 3. Tipe apertur pada foraminifera (Loeblich dan Tappan, 1988)

Page 28: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

11

6. Ornamentasi

Ornamentasi atau yang biasa disebut hiasan adalah salah satu bentuk adaptasi

foraminifera terhadap lingkungannya.

Ada 12 macam bentuk ornamentasi yang dijelaskan oleh Pringgiprawiro dan

Kapid (2000), yaitu:

i. Keel adalah bagian periferi cangkang foraminifera yang dilapisi

selaput tipis, terdapat pada Globorotalia.

ii. Costae adalah garis-garis sutura yang lebih halus menghubungkan

galengan vertical, terdapat pada Bulimina.

iii. Spines adalah kamar-kamar yang bagian pada bagian tepi terdapat

duri-duri menonjol, terdapat pada Asterorotalia.

iv. Bridged sutures adalah bagian septa yang terputus-putus yang

membentuk sutura, terdapat pada Elphidium.

v. Limbate sutures adalah kumpulan pori-pori halus yang terbentuk dari

garis-garis sutura.

vi. Umbilical plug adalah bulatan yang menonjol atau cekung ke dalam

yang ada pada bagian pusat cangkang.

vii. Umbilicus adalah kamar pertama yang terdapat pada bagian pusat

cangkang.

viii. Reticulate adalah tempelan material-material asing yang menyusun

bentuk dinding cangkang.

ix. Punctuate adalah pori-pori bulat kasar yang ada pada bagian

permukaan luar cangkang.

Page 29: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

12

x. Cancellate adalah permukaan luar cangkang yang memiliki pori pori

kasar dengan bentuk yang tidak selalu bulat.

xi. Pustolase adalah hiasan bulatan-bulatan lonjong yang ada pada

bagian permukaan luar cangkan.

xii. Smooth adalah cangkang yang permukaannya halus tanpa hiasan.

C. Habitat

Tingkat adaptasi yang tinggi menyebabkan habitat foraminifera tersebar di

berbagai macam perairan, mulai dari perairan tawar, perairan payau hingga

perairan laut.

Habitat yang paling tinggi merupakan daerah perairan laut karena adanya

terumbu karang yang juga tersusun dari kalsium karbonat. Faktor cahaya dan

suhu hangat juga mendukung kelangsungan hidup foraminifera. Simbiosis antara

zooxanthellae dan terumbu karang menyebabkan besarnya ukuran foraminifera

yang ada di perairan laut (Irlani, 2013).

Foraminifera merupakan organisme yang hidup pada ekosistem terumbu karang,

proses kalsifikasi terumbu karang dapat meningkat 20 sampai 40 kali karena

adanya foraminifera bentik (Nybakken dan Bertness, 2006 dalam Toruan, 2013).

Lingkungan yang kurang mendukung mengakibatkan penurunan kelimpahan

terumbu karang seperti di Kepulauan Seribu sebagai dampak pencemaran dan

eksploitasi dari wilayah Jakarta dan Banten (Toruan, 2013).

Page 30: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

13

D. Reproduksi

Reproduksi foraminifera dapat berlangsung dua cara, yaitu aseksual dan seksual.

Aseksual dimulai dengan inti protoplasma pada individu dewasa yang membelah

menjadi nuklei-nuklei lalu keluar meninggalkan cangkang membawa sebagian

protoplasma, inti-inti protolasma ini membentuk cangkang baru dengan

protoculum yang besar dan cangkang yang relatif kecil (megalosfer).

Seksual dimulai dengan megalosfer kembali membentuk inti-inti kecil (nukleoli)

yang jumlahnya semakin banyak saat dewasa yang akhirnya pecah lalu keluar

melalui apertur membawa protoplasma dan terbentuk flagel sebagai alat gerak,

inti flagel inilah yang sebagai gamet jantan dan betina, gamet secara alami

mencari pasangan lawan jenisnya untuk berkonjugasi dan membentuk individu

baru dengan protoculum kecil dan cangkang relatif besar (mikrosfer), mikrosfer

membelah kembali pada tahap aseksual dan begitu seterusnya hingga menjadi

siklus yang sama.

E. Kondisi Umum Lokasi

Provinsi Lampung memiliki 2 teluk besar, yaitu Teluk Semangka dan Teluk

Lampung. Teluk Semangka terletak di sebelah barat Provinsi Lampung dan

merupakan batas paparan benua yang ditandai garis batimetri 200m menjorok ke

laut dengan kedalaman antara 60-360m. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa

perairan Samudera Hindia mempengaruhi perairan Teluk Semangka.

Teluk Lampung merupakan daerah yang digunakan sebagai wilayah perikanan,

budidaya, pariwisata, pelayaran, pelabuhan, pemukiman, dan perdagangan.

Page 31: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

14

Kondisi perairan di Teluk Lampung dipengaruhi oleh perairan yang ada di Selat

Sunda. Wilayah perairan Teluk Lampung cenderung stabil, kecepatan arus

dipengaruhi oleh angin yang ditentukan oleh kekuatan angin yang berhembus,

relatif tidak terlalu besar sekitar 5cm/s, tetapi pada Juni-Agustus kecepatan arus

permukaan cukup kuat antara 30-72 cm/s. Pasang surut yang terjadi di Teluk

Lampung adaleh tipe campuran dengan dominasi ganda (Pariwono, 1999).

Pasir Timbul dan Gosong susutan termasuk wilayah perairan Teluk Lampung,

yang terletak di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran. Lokasi Pasir

Timbul letaknya cenderung berdekatan dengan Pantai Sari Ringgung yang

menjadi akses masuknya serta telah dikelola menjadi kawasan wisata, di

dekatnya pun terdapat banyak keramba jaring apung yang dijadikan sebagai

tempat budidaya beragam jenis ikan.

Gosong Susutan merupakan bagian dari Teluk Lampung yang mempunyai

keunikan tersendiri, karena daratan kecil yang timbul di atas permukaan laut ini

terdapat terumbu karang dan ikan karang pada kedalaman 20m di lokasi perairan

sekelilingnya (Rais, 2015).

Page 32: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

15

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 18 September sampai 21 Oktober 2016.

Pengambilan sampel dilakukan pada 01 Agustus 2016 di Pasir Timbul dan

Gosong Susutan, Lampung.

Gambar 5. Peta Pasir Timbul dan Gosong Susutan

Page 33: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

16

Pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Mineralogi dan Mikropaleontologi,

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), Badan

Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementrian

Energi dan Sumber Daya Mineral yang berlokasi di Jalan Dr. Junjunan No. 236,

Bandung.

B. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah alat selam dasar dan

SCUBA untuk membantu aktivitas penelitian di bawah air, depth meter untuk

mengukur kedalaman, kamera bawah air untuk dokumentasi penelitian, kompas

untuk mengetahui arah, dan plastik sebagai tempat penyimpanan sampel sedimen

yang mengandung foraminifera.

Alat-Alat yang digunakan dalam penelitian di laboratorium adalah:

mikroskop binokuler perbesaran 50X sebagai alat bantu pengamatan

foraminifera yang dilengkapi dengan lampu euromex fiber optic sebagai

sumber cahaya dalam pengamatan,

wadah pengamatan mikrofosil (picking tray) sebagai tempat meletakkan

sebaran sampel sedimen hasil cucian,

assemblage slide sebagai tempat foraminifera hasil penjentikan, kuas kecil

berfungsi untuk menjentik spesimen foraminifera dari partikel sedimen dan

kuas besar berfungsi untuk memindahkan sampel sedimen,

Page 34: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

17

mikroskop Nikon MSZ-1500 untuk mengambil gambar/ foto foraminifera

dengan perangkat lunak NIS element AR 2,30 yang berfungsi untuk

mendokumentasikan berbagai spesimen termasuk foraminifera bentik,

tragacanth gum (lem) yang berfungsi untuk menempelkan spesimen pada

assemblage slide,

air yang berfungsi untuk membantu proses penjentikan.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah 16 sampel sedimen dari Pasir Timbul

dan Gosong Susutan, Lampung.

C. Metode Kerja

Metode penelitian ini dilakukan dengan dua tahap yaitu pengambilan data primer

dan pengamatan laboratorium. Data primer berupa sampel sedimen yang diambil

secara langsung di lapangan (Pasir Timbul dan Gosong Susutan, Teluk

Lampung) dan melakukan penyelaman secara horizontal pada kedalaman 5m di

masing-masing lokasi

1. Penetapan Stasiun Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel 4 arah mata angin

menggunakan kompas di setiap masing-masing lokasi, yaitu Utara, Selatan,

Timur, dan Barat.

Cara Kerja

Contoh foraminifera diambil pada 2 lokasi dari 4 stasiun pada permukaan

dan kedalaman 5m dengan menggunakan plastik.

Page 35: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

18

Masing-masing sampel diberi kertas label.

2. Pencucian Sampel

Mencuci sampel sedimen dalam ayakan berukuran 0.063 mm dengan bantuan

air mengalir dan kemudian dikeringkan dalam oven.

3. Tahap Persiapan

Menyiapkan assemblage slide yang dipoles tipis dengan lem Tragacanth gum

dan pemberian label pada assemblage slide. Pemberian label berupa nomor

sampel, tanggal, dan nama lokasi.

4. Penjentikan (Picking)

Mengambil satu persatu spesimen foraminifera dari partikel sedimen dan

material lain dan memindahkan ke assemblage slide yang telah disiapkan.

Adapun proses dari penjentikan adalah sebagai berikut:

i. Menyiapkan sampel sedimen hasil cucian.

ii. Meletakkan sampel sedimen pada wadah mikrofosil sedikit demi

sedikit.

iii. Mengamati sampel di bawah miroskop binokuler.

iv. Mengambil satu persatu spesimen foraminifera menggunakan kuas

kecil yang telah dicelupkan ke air. Pencelupan berguna sebagai alat

perekat foraminifera pada kuas.

v. Meletakkan foraminifera yang menempel pada kuas ke assemblage

slide. Semua proses dilakukan di bawah mikroskop binokuler.

vi. Memindahkan foraminifera pada assemblage slide yang dilakukan

terus menerus sebanyak 300 spesimen.

Page 36: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

19

5. Pengumpulan Koleksi

Koleksi adalah memisahkan foraminifera hasil penjentikan ke assemblage

slide baru untuk memudahkan dalam proses determinasi.

Adapun proses dari koleksi adalah sebagai berikut:

i. Menyiapkan assemblage slide hasil penjentikan.

ii. Menyiapkan assemblage slide baru yang dioleskan dengan lem dan

diberi label koleksi serta waktu koleksi.

iii. Memilih foraminifera hasil penjentikan dan dipindahkan ke

assemblage slide baru dengan bantuan mikroskop. Spesimen yang

dipilih merupakan karakteristik dan bentuk terbaik

iv. Melakukan semua pemindahan pada setiap spesimen foraminifera

yang terbaik.

v. Mengisi petak sebanyak 3 spesimen yang sama dan terbaik yang

dilakukan berurutan.

vi. Mencatat nomor sampel pada specimen yang tertera pada assemblage

slide hasil penjentikan.

6. Dokumentasi

Dokumentasi untuk mendapatkan gambar foraminifera sebagai bukti

spesimen tertentu dari foraminifera yang digunakan untuk penelitian ini. Cara

nya dengan menyiapkan assemblage slide hasil koleksi dan diatur posisinya

untuk mempermudah pemotretan.

Adapun proses dari dokumentasi adalah sebagai berikut:

Page 37: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

20

i. Menyiapkan mikroskop Nikon MSZ-1500 yang telah terhubung

dengan komputer dan perangkat lunak NIS element AR 2,30.

ii. Meletakkan assemblage slide hasil koleksi di bawah mikroskop.

iii. Mengatur sudut foto sesuai aperture di atas dan perbesaran gambar

serta ketajaman tampilan sehingga menghasilkan foto yang bagus.

iv. Menyimpan gambar yang tertampil pada komputer.

7. Identifikasi dan perhitungan

Identifikasi untuk mengetahui spesies hasil koleksi dengan mengamati ciri-

ciri morfologi berdasarkan bentuk struktur cangkang, bentuk dan jumlah

kamar, serta ornamen cangkang. Menggunakan buku acuan Barker (1960)

dan Loebich dan Tappan (1994).

Adapun proses dari identifikasi adalah sebagai berikut:

i. Menyiapkan assemblage slide hasil koleksi.

ii. Mengamati struktur tubuh foraminifera di bawah mikroskop

binokuler.

iii. Mengindentifikasi menggunakan buku acuan Barker (1960) dan

Loebich dan Tappan (1994).

iv. Menghitung jumlah spesies yang ditemukan dari setiap specimen

hasil penjentikan.

Cara lain dalam mengidentifikasi adalah menggunakan foto hasil

dokumentasi foraminifera untuk jenis foraminifer tertentu dengan melihat

bentuk cangkang, jumlah kamar, perputaran kamar, bentuk apertura, jenis

Page 38: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

21

dinding cangkang, yang jumlah septa dan sutura yang sama pada bagian

ventral dan dorsal.

D. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak PAST version

2.09 dari Hammer dkk., (2011).

1. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner (H’)

Berdasarkan formulasi menurut Shannon-Wienner:

H’ = - Σ pi ln pi

pi =

Keterangan :H’ = Indeks keanekaragaman

ni = Jumlah jenis ke-iN = Jumlah total individu

H’ < 1 = Keanekaragaman rendah1 < H’ < 3 = Keanekaragaman sedangH’ > 3 = Keanekaragaman tinggi

2. Indeks Dominansi (D’)

Formulasi ini digunakan untuk mengetahui nilai dominan dari kelimpahan

pada setiap titik sampel yang digunakan.

D =( )

Page 39: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

22

Keterangan:D = Indeks Dominansi

S = Jumlah Total Spesies

N = Jumlah Total Individu

0 <D’≤ 0,30 = Nilai Dominansi rendah

0,31 <D’≤ 0,60= Nilai Dominansi sedang

0,61<D≤ 1,0 = Nilai Dominansi Tinggi

3. Indeks Keseragaman (E’)

Digunakan untuk mengukur meratanya kelimpahan jenis dalam suatu

komunitas.

E’ =’ = ’

Keterangan:

E’ = Indeks Keseragaman

H’ = Indeks Shannon-Wienner (Indeks keanekaragaman).

H’ max = Nilai Kemungkinan Maksimum Indeks Shannon-

Wienner(logs)

S = Jumlah total jenis

E’ ≤ 0,4 = Keseragaman kecil, komunitas tertekan

0,4 <E’ ≤ 0,6 = keseragaman sedang, komunitas labil

0,6<E’≤ 1.0 = keseragaman tinggi, komunitas stabil

E. FORAM Index

Page 40: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

23

Foraminifera in Reef Assessment an Monitoring (FORAM) Index dirancang

untuk pendugaan dasar dan pengamatan dalam jangka waktu beberapa tahun

yang berguna untuk mendeteksi perubahan lingkungan yang terjadi (Hallock,

2012).

Formulasi FORAM Indeks menurut Hallock dkk., (2003)

FI = (10xPs) + Po + (2xPh)

Keterangan:

FI = FORAM Indeks

Ps = Ns/T

Ns = Jumlah foraminifera yang bersimbiosis dengan alga dan terumbu

karang; Amphistegina, Heterostegina, Alveolinella, Borelis, Sorites,

Amphisorus, Marginophora.

Po = No/T

No = Jumlah foramifera oportunis; Ammonia, Elphidium, beberapa marga

dari Suku Trochaminidae, Lituolidae, Bolivinidae, Buliminidae.

Ph = Nh/T

Nh = Jumlah foraminifera heterotrofik; beberapa marga dari Miliolida,

Rotaliida, Textulariida dan lain-lain.

T = Total keseluruhan individu

Page 41: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

54

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pasir Timbul dan Gosong

Susutan Teluk Lampung, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat 36 jenis foraminifera dari 21 marga yang termasuk ke dalam 17

suku dan 4 bangsa. Marga yang dominan adalah Amphistegina.

2. Keanekaragaman di Pasir Timbul berkisar antara 0,77-2,12 (rendah sampai

sedang), dominansi berkisar antara 0,28-0,70 (rendah sampai tinggi),

keseragaman berkisar antara 0,30-0,65 (rendah sampai tinggi). Sedangkan

di Gosong Susutan keanekaragaman berkisar antara 0,57-1,75 (rendah

sampai sedang), dominansi berkisar antara 0,39-0,76 (rendah sampai

tinggi), keseragaman berkisar antara 0,24-0,55 (rendah sampai sedang).

3. Perairan di Pasir Timbul dan Gosong Susutan dicirikan dengan

Amphistegina lessonii yang melimpah di semua lokasi pengambilan sampel,

menunjukkan bahwa terumbu karang pada lokasi penelitian dalam keadaan

baik.

4. Struktur komunitas terbaik berada pada lokasi bagian barat Pasir Timbul

kedalaman 5m dengan nilai keanekaragaman 2,12; dominansi 0,63; dan

keseragaman 0,63.

Page 42: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

55

5. FORAM Index terendah berada pada lokasi utara kedalaman 5m Pasir

Timbul 6,56 dan tertinggi pada lokasi utara bagian permukaan Gosong

Susutan 9,02; menunjukkan bahwa kualitas perairan yang lebih baik berada

pada Gosong Susutan.

B. Saran

Diharapkan adanya penelitian berkelanjutan yang bekerja sama dengan Dinas

terkait agar lokasi pariwisata tetap memperhatikan kondisi lingkungan untuk

kehidupan selanjutnya.

Page 43: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

DAFTAR PUSTAKA

Arini, D. I. D. 2013. Potensi Terumbu Karang Indonesia“Tantangan dan UpayaKonservasinya”. Info Bpk Manado Vol.3 No.2.

Aulia, K. N., H. Kasmara, T. S. Irawan, dan S. M. Natsir. 2012. Kondisi PerairanTerumbu Karang Dengan Foraminifera Bentik Sebagai Bioindikatorberdasarkan Foram Index Di Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm. 335-345.

Barbosa, C. F., B. P. Ferreira, J. C. S. Seoane, P. O. Silva, A. L. B. Gaspar, R. C.Cordeiro, dan A. S. Gomes. 2012. Foraminifer-Based Coral Reef HealthAssessment For Southwestern Atlantic Offshore Archipelagos, Brazil. Journalof Foraminiferal Research, v. 42, no. 2, p. 169–183.

Barker, R. W. 1960. Taxonomic Notes. Society of Economic Paleontologist andMineralogist, Oklahoma, United States of America.

Bhalla, S.N. dan P. Dev. 1989. Taxonomic Comments Ondiscorbis Lamarck 1804(Foraminiferida). Proc. Indian Natn. Sci. Acad., 55. A. No. 1:Pp. 116-119.

Boltovskoy, E. dan R. Wright. 1976. Recent Foraminifera. W. Junk b.v. Publishers-The Hague. Buenos Aires.

Campbell, N. A., J. B. Reece, L. A. Urry, M. L. Cain, S. A. Wasserman, P. V.Minorsky, dan R. B. Jackson. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Erlangga.Jakarta.

Dewi, K. T. dan Y. Darlan. 2008. Partikel Mikroskopis Dasar Laut Nusantara. PusatPenelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL). Bandung.

Dewi, K. T., L. Arifin, A. Yuningsih, dan Y. Permanawati. 2012. Meiofauna(Foraminifera) dalam Sedimen dan Keterkaitannya dengan Pantai Pasir PutihSenggigi serta Kondisi Perairan Lombok Barat. Jurnal Ilmu dan TeknologiKelautan Tropis, Vol. 4, No. 1, Hlm. 47-54.

Eder, W., A. Briguglio, J. Hohenegger. 2014. Growth of Heterostegina depressaunder Natural and Laboratory Conditions. University of Vienna, Austria.

Page 44: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

Fajemila, O. T., M. R. Langer, dan J. H. Lipps. 2015. Spatial Patterns in theDistribution, Diversity and Abundance of Benthic Foraminifera around Moorea(Society Archipelago, French Polynesia). PLOS ONE | DOI:10.1371.

Gitaputri, K., H. Kasmara, T. S. Irawan, dan S. M. Natsir. 2013. ForaminiferaBentonik sebagai Bioindikator Kondisi Perairan Terumbu Karang BerdasarkanForam Index di Gugusan Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. JurnalIlmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 1, Hlm. 26-35.

Gustiantini. L., K. T. Dewi, dan E. Usman. 2005. Foraminifera di Perairan SekitarBakauheni, Lampung (Selat Sunda Bagian Utara). Jurnal Geologi Kelautan,vol. 3, no. 1: 10 – 18.

Hallock, P., B. H. Lidz, E. M. Cockey-Burkhard, dan K. B. Donnelly. 2003.Foraminifera As Bioindicators In Coral Reef Assessment And Monitoring: TheForam Index. Environmental Monitoring and Assessment 81: 221–238.

Hallock, P. 2012. The FoRAM Index revisited: uses, challenges, and limitations.Proceedings of the 12th International Coral Reef Symposium, Cairns, Australia.

Hammer. Ɵ., D.A.T Harper, dan P.D Ryan. 2011. PAST: Paleontological Statisticssoftware for education and data analysis. Paleontologia Electronica 4(1) : 9 pp.

Insafitri. 2010. Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi Bivalvia di AreaBuangan Lumpur Lapindo Muara Sungai Porong. Jurnal Kelautan, Volume 3.

Irlani, M. 2013. StrukturKomunitas Foraminifera Bentik di SelatKarimata,LembarPeta 1314. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Irlani, M., E. L. Widastuti, K. T. Dewi, dan G. N. Susanto. 2013. Struktur KomunitasForaminifera Bentik di Selat Karimata (Lembar Peta 1314). Prosiding SemirataFMIPA Universitas Lampung.

Loebich, A. R. dan H. Tappan. 1994. Foraminifera Of The Sahul Shelf and TimorSea. Department Of Earth and Space Sciences.University of California. LosAngeles.

Natsir, S. M., dan M. Subkhan. 2011. The Distribution Of Benthic Foraminifera InCoral Reefs Community And Seagrass Bad Of Belitung Islands Based OnForam Index. Journal of Coastal Development . Volume 15, Number 1.

Natsir, S. M., A. Firman, I. Riyantini, dan I. Nurruhwati. 2015. Struktur KomunitasForaminifera pada Sedimen Permukaan dan Korelasinya Terhadap Kondisi

Page 45: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

Lingkungan Perairan Lepas Pantai Balikpapan, Selat Makassar. Jurnal Ilmudan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Hlm. 671-680.

Nurdin, J. dan Afrizal. 2013. Kepadatan Dan Keanekaragaman Foraminifera diPerairan Laut Teluk Bayur Padang Sumatera Barat. Prosiding Semirata FMIPAUniversitas Lampung.

Nurruhwati, I., R. Kaswadji, D.G. Bengen, dan V. Isnaniawardhani. 2012.Kelimpahan Foraminifera Bentik Resen Pada Sedimen Permukaan Di PerairanTeluk Jakarta. Jurnal Akuatika (3): 11-18. Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan, Universitas Padjadjaran. Bandung.

Pariwono, J. I. 1999. Kondisi Oseanografi Perairan Pesisir Lampung. BAPPENAS.Jakarta.

Pringgoprawiro, H. dan R. Kapid. 2000. Foraminifera: Pengenalan Mikrofosil danAplikasi Biostratigrafi. ITB. Bandung.

Rahadian, A. P. 2012. Struktur Komunitas Foraminifera Di Sekitar Perairan PulauKelapa dan Pulau Harapan Kepulauan Seribu. Institut Pertanian Bogor. JawaBarat.

Rais, F. 2015. Kemelimpahan Jenis Plankton Dan Keanekaragaman TerumbuKarang Di Gosong Susutan Teluk Lampung.Universitas Lampung. BandarLampung.

Renema, W. dan S. R. Troelstra. 2001. Larger foraminifera distribution on amesotrophic carbonate shelf in SW Sulawesi (Indonesia). Palaeogeography,Palaeoclimatology, Palaeoecology 175 (2001) 125-146.

Rifardi. 2012. Ekologi Sedimen Laut Modern. Unri Press. Pekanbaru.

Siregar, Y. I. 2015. Menggali Potensi Sumberdaya Laut Indonesia. Universitas Riau.

Sejrup, H. P., J. Nagy, dan J. Brigham-Grette. 1989. Foraminiferal stratigraphy andamino acid geochronology of Quatemary sediments in the Norwegian Channel,northern North Sea. Norsk Geologisk Tidsskrift, Vol. 69, pp. 111-124.

Supriadi, A. Romadhon, dan A. Farid. 2015. Struktur Komunitas Mangrove di DesaMartajasah Kabupaten Bangkalan. Jurnal Kelautan. Volume 8, No. 1.

Toruan, L. N. L. 2011. Pendugaan Kualitas Ekosistem Terumbu Karang diKepulauan Seribu dengan Menggunakan Proporsi Foraminifera BentikSebagai Bioindikator. Institut Pertanian Bogor. Jawa Barat.

Page 46: STRUKTUR KOMUNITAS FORAMINIFERA BENTIK DI …digilib.unila.ac.id/25198/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · foraminifera banyak digunakan oleh berbagai ahli terkait dengan biologi,

Toruan, L. N. L., D. Soedharma, dan K. T. Dewi. 2013. Komposisi Dan DistribusiForaminifera Bentik Di Ekosistem Terumbu Karang Pada Kepulauan Seribu.Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 5, No. 1, Hlm. 1-16.

Uthickea, S. dan C. Altenrathb. 2010. Water column nutrients control growth and C :N ratios of symbiont-bearing benthic foraminifera on the Great Barrier Reef,Australia. Limnol. Oceanogr., 55(4).

Widianingsih, M. 2012. Keanekaragaman Foraminifera Bentik dalam SedimenDasar Perairan pada Kedalaman yang Berbeda di Teluk Balikpapan, PropinsiKalimantan Timur. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Zohary, T., Z. Reiss, dan L. Hottinger. 1980. Population dynamics ofAmphisorushemprichii (Foraminifera) in the Gulf of Elat (Aqaba), Red Sea. Eclogae geol.Helv. I Vol. 73/3 Pages 1071-1094.