bab iii studi stratigrafi sekuen - perpustakaan digital itb · menggunakan zonasi kisaran umur dari...

33
12 Bab III Studi Stratigrafi Sekuen 3.1 Prinsip Dasar Konsep Stratigrafi Sekuen Beberapa konsep pengertian dasar yang berkaitan dalam analisa stratigrafi sekuen pada daerah yang dipelajari adalah sebagai berikut: Konsep dasar dari sekuen stratigrafi adalah sederhana. Suatu sekuen pengendapan berisikan sedimen-sedimen yang diendapkan saat satu siklus fluktuasi permukaan laut. Dimulai dari muka air yang rendah, kemudian menjadi tinggi lalu kembali ke rendah. Satu siklus bisa berlangsung dari beberapa ratus tahun hingga jutaan tahun dan menghasilkan bermacam-macam sedimen, seperti antara lain beach sands, submarine channel dan endapan levee, chaotic flows atau slumps dan serpih laut dalam. Tipe endapan juga bervariasi, dari yang bertahap (gradually), yang tiba- tiba atau mungkin seragam dan tersebar luas di cekungan. Setiap sekuen batuan dihasilkan oleh satu siklus yang dibatasi oleh ketidakselarasan di bawah dan di atas, adakalanya ketidakselarasan berhubungan dengan keselarasan kesebandingannya. Komposisi dan ketebalan dari sekuen batuan dikendalikan oleh ruang yang tersedia untuk sedimen di paparan, banyaknya sedimen dan iklim. Ruang yang tersedia di paparan merupakan fungsi dari pengangkatan dan pembebanan (subsidence) tektonik dan turun naiknya muka air laut di paparan. (Neil, J., Rach, D., and Vail, P., 1993) Komponen dari sekuen pengendapan disebut system tracts, yang terbagi menjadi tiga mengikuti muka air laut relatif pada saat pengendapan. Lowstand pada saat muka air laut relatif turun (rendah), transgressive ketika garis pantai bergerak ke arah darat, dan highstand pada saat muka air laut relatif tinggi. (Gambar 3.1) Lowstand system tract dibentuk pada saat muka air laut relatif turun hingga pada saat awal muka air laut naik secara perlahan. Fase dari lowstand tersebut terjadi pada sequence boundary dimana muka air laut relatif turun hingga shelf break. Sequence boundary adalah batas dari sekuen pengendapan berupa

Upload: duongkhanh

Post on 20-Aug-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

12

Bab III Studi Stratigrafi Sekuen

3.1 Prinsip Dasar Konsep Stratigrafi Sekuen

Beberapa konsep pengertian dasar yang berkaitan dalam analisa stratigrafi sekuen

pada daerah yang dipelajari adalah sebagai berikut:

Konsep dasar dari sekuen stratigrafi adalah sederhana. Suatu sekuen pengendapan

berisikan sedimen-sedimen yang diendapkan saat satu siklus fluktuasi permukaan

laut. Dimulai dari muka air yang rendah, kemudian menjadi tinggi lalu kembali ke

rendah. Satu siklus bisa berlangsung dari beberapa ratus tahun hingga jutaan tahun

dan menghasilkan bermacam-macam sedimen, seperti antara lain beach sands,

submarine channel dan endapan levee, chaotic flows atau slumps dan serpih laut

dalam. Tipe endapan juga bervariasi, dari yang bertahap (gradually), yang tiba-

tiba atau mungkin seragam dan tersebar luas di cekungan. Setiap sekuen batuan

dihasilkan oleh satu siklus yang dibatasi oleh ketidakselarasan di bawah dan di

atas, adakalanya ketidakselarasan berhubungan dengan keselarasan

kesebandingannya. Komposisi dan ketebalan dari sekuen batuan dikendalikan

oleh ruang yang tersedia untuk sedimen di paparan, banyaknya sedimen dan iklim.

Ruang yang tersedia di paparan merupakan fungsi dari pengangkatan dan

pembebanan (subsidence) tektonik dan turun naiknya muka air laut di paparan.

(Neil, J., Rach, D., and Vail, P., 1993)

Komponen dari sekuen pengendapan disebut system tracts, yang terbagi menjadi

tiga mengikuti muka air laut relatif pada saat pengendapan. Lowstand pada saat

muka air laut relatif turun (rendah), transgressive ketika garis pantai bergerak ke

arah darat, dan highstand pada saat muka air laut relatif tinggi. (Gambar 3.1)

Lowstand system tract dibentuk pada saat muka air laut relatif turun hingga pada

saat awal muka air laut naik secara perlahan. Fase dari lowstand tersebut terjadi

pada sequence boundary dimana muka air laut relatif turun hingga shelf break.

Sequence boundary adalah batas dari sekuen pengendapan berupa

Page 2: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

13

ketidakselarasan (unconformity) dan kesebandingan korelatif conformity-nya.

Bentuk pergerakan muka pantai yang tiba-tiba ke arah laut sebagai respon dari

penurunan muka air laut relatif disebut sebagai forced regression (Posamentier,

dkk 1992).

Model system tract dari berbagai sumber dijabarkan sebagai berikut:

Lowstand system tract dibagi menjadi tiga urutan unit, yaitu basin floor fan, slope

fan, lowstand wedge. Basin floor fan merupakan tahap awal dari lowstand system

tract yang terbentuk pada saat penurunan muka air laut secara cepat dan berkaitan

dengan erosi dan penorehan lembah di paparan laut. Pada penampang seismik

endapan basin floor fan dicirikan dengan pola mounded. Slope fan terbentuk pada

saat muka air laut turun secara maksimum, kenampakan pada penampang seismik

dicirikan dengan downlap dan bentuk mounded ke arah slope. Lowstand wedge

yang diendapkan pada saat penurunan akhir dari muka air laut hingga awal dari

kenaikan muka air laut. Kenampakan pada penampang seismik dicirikan oleh

onlap dan downlap. Akhir dari fase lowstand di batasi oleh transgressive surface

yang menandai perubahan dari pola progradasi menjadi retrogradasi.

Transgressive system tract terbentuk pada saat penaikan muka air laut relatif yang

berangsur secara cepat hingga mencapai titik maksimum dari kenaikan muka air

laut. Awal dari transgressive system tract ditandai oleh transgressive surface

yaitu marine flooding surface yang pertama, sedangkan batas atasnya adalah

maximum flooding surface yaitu maksimum onlap dari endapan laut ke arah

daratan pada tepi cekungan. Maximum flooding surface juga merupkan atas dari

endapan transgressive system tract ke endapan highstand system tract. Batas

maksimum endapan transgressive berasosiasi dengan condensed section yang

terdiri dari endapan-endapan pelagis dan hemipelagis. Selain itu endapan

transgressive system tract juga berasosiasi dengan pengisian dari suatu topografi

kolam atau berupa incised valley fill. Pada penampang seismik endapan

transgressive system tract dicirikan oleh onlap dan downlap surface dan pola

pengendapan retrogradasi.

Page 3: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

14

Highstand system tract terbentuk pada kondisi ini muka air laut cenderung stabil

hingga turun secara perlahan. Bagian bawah highstand sytem tract dibatasi oleh

maximum flooding surface dan bagian atasnya dibatasi oleh sequence boundary.

Kenampakan pada penampang seismik dicirikan oleh downlap dan pola agradasi

hingga progradasi.

Gambar 3.1. Komponen System Tract (modifikasi dari Van Wagoner dkk, 1990)

Setiap system tracts memperlihatkan respon karakter log, pola seismik signature,

jejak paleontologi. Pendekatan analisa stratigrafi sekuen yang dilakukan di studi

ini adalah menggabungkan log, data fosil dan pola refleksi seismik untuk

menjabarkan pola perlapisan batuan dan lingkungan pengendapan (Gambar 3.2)

Gamma ray dan log SP log diharapkan terbaca rendah di batupasir dan tinggi

pada serpih. Sebaliknya log resistivity membaca tinggi untuk batupasir

mengandung hidrokarbon dan rendah pada serpih.

Page 4: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

15

Gambar 3.2 Sekuen Pengendapan , Respon Pola Log dan Refleksi Seismik (Neil, J, Rach, D dan Vail, P,, 1993)

Perlapisan semu yang diinterpretasi pada penampang seismik disebut pola strata

(stratal pattern) ditentukan dengan memgikuti refleksi seismik ke

pemberhentiannya. Seismik stratigrafi adalah suatu penafsiran stratigrafi dari data

seismik dengan asumsi bahwa rekaman gelombang pada penampang seismik

refleksi merupakan rekaman kronostratigrafi sehingga dapat digunakan sebagai

alat bantu korelasi ke suatu daerah yang tidak memiliki informasi umur (Vail dan

Mitchum, 1977). Perubahan pola refleksi seismik mencerminkan adanya

perubahan kondisi lingkungan pengendapan. Analisa fasies seismik adalah

deskripsi dan interpretasi geologi dari parameter refleksi, dalam hal ini digunakan

interpretasi karakter fasies seismik dari Vail, 1977 yang dimodifikasi oleh Brown

dan Fisher. Dalam analisa sekuen seismik stratigrafi diidentifikasi antara lain

batas-batas sekuen erosional truncation, toplap onlap, downlap dan concordance,

Page 5: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

16

juga pola konfigurasi internal berupa parallel, divergen, prograding, chaotic dan

lain-lain.

Fungsi fosil dijabarkan dari kelimpahan dan keanekaragaman serta kemunculan

pertama dan akhir. Distribusi dari fauna tergantung sekali dari lingkungannya.

Pola kehadiran fossil dalam batuan mencerminkan perubahan lingkungan seiring

dengan waktu geologi. Jika perubahannya singkat dan tersebar luas, dapat

digunakan sebagai datum korelasi. Selain umur dari fosil, pola kelimpahan dan

keanekaragaman dari fauna akan menghasilkan penafsiran dari suatu lingkungan

pengendapan ke lingkungan lainnya dari waktu ke waktu, sehingga menjadi alat

yang efektif pada aplikasi dari analisa dengan pendekatan sekuen stratigrafi.

(Armentrout, J. 1991).

Page 6: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

17

3.2 Lingkungan Pengendapan Formasi Pulau Balang

Analisa data biostratigrafi dilakukan terutama dari data fosil foraminifera dan

laporan mikropaleontologi sumur Wailawi-2. Penafsiran umur dilakukan dengan

menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, sedangkan

lingkungan pengendapan merujuk pada diagram penyebaran foraminifera untuk

cekungan Kutai (Kadar, A.P. dkk, 1996) dan model distribusi asosiasi

foraminifera delta (Suleiman, A., dkk 1998., yang dimodifikasi dari Van Gorsel,

1982)

Dari pengamatan langsung dibawah mikroskop pada kedalaman 2300 hingga 5680

feet dapat ditentukan bahwa interval yang diteliti berumur akhir Miosen Awal

yang setara dengan N6 hingga N7-N8 berdasarkan dijumpainya akhir kehadiran

Globigerinita unicavus pada kedalaman 4250 kaki dan Globigerinoides diminutus

pada kedalaman 3120 kaki. Dengan adanya kedua fosil penunjuk tersebut maka

lapisan batuan dari sumur Wailawi -2 dapat dibagi menjadi tiga zona kisaran umur

yaitu N6 dari kedalaman 5680-4250 kaki, N6-N7 dari kedalaman 4250-3120 dan

N7-N8 dari kedalaman 3120-2300 kaki. Lingkungan yang berkembang pada

penampang sedimentologi yang di teliti meliputi Batial, Neritik Luar hingga

Neritik Tepi dan Litoral dalam lingkungan berair payau (brackish).

Pada bagian bawah perlapisan batuan zona kisaran umur N6 di kedalaman 5680-

4980 kaki berkembang lingkungan pengendapan dari batimetri Batial yang

dicirikan oleh asosiasi Sphaeroidina bulloides, Pullenia wuellerstorfi dan

Cyclammina sp berserta jenis fauna foraminifer large agglutinated lainnya,

kemudian secara perlahan berangsur mendangkal hingga Neritik Tengah dan

Neritik Tepi yang ditandai perubahan dari asosiasi Uvigerina sp, Gyroidina sp,

Bolivina sp, Cibicides sp, plangton dan foram besar ke asosiasi yang didominasi

foram besar seperti Operculinella sp dan foram bentonik kecil seperti

Pseudorotalia sp, Ammonia sp dan Elphidium sp. Selanjutnya dari kedalaman

4980-4750 kaki dijumpai asosiasi yang dicirikan oleh kehadiran foraminifera

agglutinated kecil seperti Trochammina sp, Haplophragmoides sp dan Ammonia

beccarii yang menunjukkan lingkungan air payau seperti halnya pada lingkungan

Page 7: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

18

delta. Endapan delta tersebut kemudian ditutupi batugamping yang cukup tebal

dengan kandungan fosil foram besar yang menunjukkan lingkungan pengendapan

dari batimetri Neritik Tepi. Dari kedalaman 4980 kaki hingga 4200 kaki di zona

N6 terjadi perulangan lingkungan pengendapan antara litoral dan neritik

memperlihatkan kecenderungan semakin mendalam hingga Neritik Tengah.

Pada kisaran umur N6-N7 lingkungan pengendapan yang berkembang didominasi

perulangan naik turun muka laut relatif dalam zona Neritik Tepi yang dicerminkan

oleh tinggi rendah kelimpahan dari asosiasi foraminifera besar seperti

Lepidocyclina sp, Operculina sp, Miogypsina sp, Austrotrillina sp, Flosculinella

dan bentonik kecil seperti Pseudorotalia sp, Quinqueloculina sp, yang kadang

ditambah dengan sedikit kehadiran Bolivina sp dan foraminifera plangton. Hanya

saja di bagian bawah zona N6-N7 ini pada kedalaman 4000-3900 kaki dijumpai

asosiasi foraminifera dari jenis agglutinated yang hidup pada lingkungan air payau

(brackish), begitu juga di kedalaman 3240-3260 terdapat asosiasi campuran

foraminifera neritik tepi dengan air payau.

Tidak berbeda dengan zona N6-N7, pada zona N7-N8 juga didominasi asosiasi

Operculina sp, Lepidocyclina sp dan Pseudorotalia sp. Hanya saja

keanekaragaman dan kelimpahan fauna di zona ini cenderung lebih sedikit,

sehingga membawa penafsiran ke arah lingkungan yang lebih dangkal pada zona

batimetri Neritik Tepi.

Fenomena yang agak berbeda dijumpai pada kedalaman 3800-3850 kaki, disini

terdapat foraminifera dari jenis large agglutinated seperti contohnya Cyclammina

cancellata yang biasa terdapat pada lingkungan laut dalam bercampur dengan

asosiasi foraminifera yang umum hidup pada neritik tepi. Foraminifera

agglutinated tersebut hadir dalam preservasi jarang, dengan warna yang kusam.

Penafsiran dalam report mikropaleontologi oleh Vico Indonesia disebutkan fosil-

fosil tersebut sebagai fosil rombakan, sedangkan alternatif penafsiran lain adalah

kemungkinan dari adanya endapan storm dari lingkungan yang didominasi

gelombang laut pada saat itu.

Page 8: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

19

Kecenderungan perulangan lingkungan pengendapan Neritik Tepi ke Neritik

Tengah dari kisaran umur N6 hingga awal kisaran umur N6-N7 yang kemudian

berhenti dan terkonsentrasi pada batuan serpih dengan karakter gamma ray yang

lebih tinggi dengan kandungan fosil foraminifera yang mempunyai

keanekaragaman yang tinggi dan kelimpahan melimpah membawa penafsiran

interval condensed section pada kedalaman 4130-4150 kaki.

Berdasarkan penafsiran lingkungan pengendapan dan pola puncak-puncak

kelimpahan dan keanekaragaman dari fosil foraminifera yang dijumpai dapat

diidentifikasi tidak kurang dari sembilan kandidat flooding surface. Adanya

perubahan jenis asosiasi fauna yang tidak berangsur (secara tiba-tiba) di beberapa

tempat seperti perubahan dari asosiasi yang didominasi fauna laut berubah

menjadi asosiasi yang didominasi fauna brackish atau bahkan menjadi tidak

adanya asosiasi (barren) ditafsirkan sebagai kemungkinan adanya faunal break

yang dapat diidentifikasi sebagai kandidat dari batas sekuen. Kemungkinan dari

batas sekuen ini kemudian diintegrasikan dengan data litofasies, log facies dan

seismik..

Penampang hasil penafsiran data paleontologi untuk pemodelan sekuen stratigrafi

daerah penelitian dapat dilihat pada gambar 3.3, sedangkan diagram penyebaran

(distribution chart) kandungan fosil foraminifera dilampirkan sebagai lampiran-

03.

Page 9: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

20

Gambar 3.3 Penampang Lingkungan Pengendapan & Umur Formasi Pulau Balang

SedimentologiProfil Litologi

barren

rwk LAF

rwk LAF

barrenbarren

rwk LAF

barren

Trochammina,HaplophragmoidesMilliamminaAmmonia

barrenbarrenbarrenbarren

miliollids common

Gs. diminutus

tdk ada data

tdk ada data

marine + fauna brackish

campuran fauna brackish dan marine (laut dangkal)

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

tdk ada data

G. unicavus

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

marine + fauna brackish

barren

barrenbarren

fauna brackish

marine + fauna brackish

9/220 cds

Bolivina (c)

small benthic (c)

Bolivina, Robulus, CassidulinaPlanktons16/380 cds

hi energy

cds

11/320 cds

10/125 cds

15/220 cds

12/166 cds

Litoral NeritikDalam

NeritikTengah

NeritikLuar Batial

LingkunganPengendapan

Miosen

Awal

N7-N8

N6-N7

N5-N6

UmurZonasi

Blow 1969

Unit Stratigrafi

FORMA

SI PULA

U BALA

NGFOR

MASI

PAMALU

AN

FSL

RSL

FSL

RSL

RSL

FSL

RSL

FSL

RSL

FSL

FSL

FSL

RSL

FSL: Falling Sea LevelRSL: Rising Sea Level

RSL

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

SedimentologiProfil Litologi

barren

rwk LAF

rwk LAF

barrenbarren

rwk LAF

barren

Trochammina,HaplophragmoidesMilliamminaAmmonia

Trochammina,HaplophragmoidesMilliamminaAmmonia

barrenbarrenbarrenbarren

miliollids common

Gs. diminutus

tdk ada data

tdk ada data

marine + fauna brackish

campuran fauna brackish dan marine (laut dangkal)campuran fauna brackish dan marine (laut dangkal)

marine + fauna brackish

marine + fauna brackishmarine + fauna brackish

tdk ada data

G. unicavus

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

marine + fauna brackish

barren

barrenbarren

fauna brackish

marine + fauna brackish

9/220 cds

Bolivina (c)

small benthic (c)

Bolivina, Robulus, CassidulinaPlanktons16/380 cds

hi energy

cds

11/320 cds

10/125 cds

15/220 cds

12/166 cds

Litoral NeritikDalam

NeritikTengah

NeritikLuar Batial

LingkunganPengendapan

Litoral NeritikDalam

NeritikTengah

NeritikLuar Batial

LingkunganPengendapan

Miosen

Awal

N7-N8

N6-N7

N5-N6

UmurZonasi

Blow 1969

Unit Stratigrafi

FORMA

SI PULA

U BALA

NGFOR

MASI

PAMALU

AN

FSL

RSL

FSL

RSL

RSL

FSL

RSL

FSL

RSL

FSL

FSL

FSL

RSL

FSL: Falling Sea LevelRSL: Rising Sea Level

RSL

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

FOR

MAS

I PU

LAU

BAL

ANG

FOR

MAS

I PA

MAL

UAN

MIO

SEN

AW

AL

N7

–N

8N

6 –

N7

N5

–N

6

SedimentologiProfil Litologi

barren

rwk LAF

rwk LAF

barrenbarren

rwk LAF

barren

Trochammina,HaplophragmoidesMilliamminaAmmonia

barrenbarrenbarrenbarren

miliollids common

Gs. diminutus

tdk ada data

tdk ada data

marine + fauna brackish

campuran fauna brackish dan marine (laut dangkal)

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

tdk ada data

G. unicavus

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

marine + fauna brackish

barren

barrenbarren

fauna brackish

marine + fauna brackish

9/220 cds

Bolivina (c)

small benthic (c)

Bolivina, Robulus, CassidulinaPlanktons16/380 cds

hi energy

cds

11/320 cds

10/125 cds

15/220 cds

12/166 cds

Litoral NeritikDalam

NeritikTengah

NeritikLuar Batial

LingkunganPengendapan

Miosen

Awal

N7-N8

N6-N7

N5-N6

UmurZonasi

Blow 1969

Unit Stratigrafi

FORMA

SI PULA

U BALA

NGFOR

MASI

PAMALU

AN

FSL

RSL

FSL

RSL

RSL

FSL

RSL

FSL

RSL

FSL

FSL

FSL

RSL

FSL: Falling Sea LevelRSL: Rising Sea Level

RSL

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

SedimentologiProfil Litologi

barren

rwk LAF

rwk LAF

barrenbarren

rwk LAF

barren

Trochammina,HaplophragmoidesMilliamminaAmmonia

Trochammina,HaplophragmoidesMilliamminaAmmonia

barrenbarrenbarrenbarren

miliollids common

Gs. diminutus

tdk ada data

tdk ada data

marine + fauna brackish

campuran fauna brackish dan marine (laut dangkal)campuran fauna brackish dan marine (laut dangkal)

marine + fauna brackish

marine + fauna brackishmarine + fauna brackish

tdk ada data

G. unicavus

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

marine + fauna brackish

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

barren

marine + fauna brackish

barren

barrenbarren

fauna brackish

marine + fauna brackish

9/220 cds

Bolivina (c)

small benthic (c)

Bolivina, Robulus, CassidulinaPlanktons16/380 cds

hi energy

cds

11/320 cds

10/125 cds

15/220 cds

12/166 cds

Litoral NeritikDalam

NeritikTengah

NeritikLuar Batial

LingkunganPengendapan

Litoral NeritikDalam

NeritikTengah

NeritikLuar Batial

LingkunganPengendapan

Miosen

Awal

N7-N8

N6-N7

N5-N6

UmurZonasi

Blow 1969

Unit Stratigrafi

FORMA

SI PULA

U BALA

NGFOR

MASI

PAMALU

AN

FSL

RSL

FSL

RSL

RSL

FSL

RSL

FSL

RSL

FSL

FSL

FSL

RSL

FSL: Falling Sea LevelRSL: Rising Sea Level

RSL

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

Faunal Break

FOR

MAS

I PU

LAU

BAL

ANG

FOR

MAS

I PA

MAL

UAN

MIO

SEN

AW

AL

N7

–N

8N

6 –

N7

N5

–N

6

Page 10: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

21

3.3 Seismik Stratigrafi

Analisa dan penafsiran seismik stratigrafi dalam studi ini dilakukan pada

penampang seismik K8088 yang merupakan data seismik 2D yang telah

dimigrasi. Seismik K8088 dipilih karena selain merupakan yang cukup baik dan

mewakili juga karena seismik ini dapat diikat dengan tiga data sumur yaitu dari

Wailawi-2, Wailawi-3 dan Wailawi-1. Pengamatan pada seismik K8088 yang

dibantu dengan data litologi tiga sumur yang telah diikatkan di dalam penampang

menunjukkan terdapat 5 paket sekuen yang dicirikan oleh variasi pola –pola

refleksi internal. Selanjutnya paket sekuen tersebut disebut secara berurutan dari

bawah (tua) ke atas (muda) sebagai paket Seismik Sekuen-1, Seismik Sekuen-2,

Seismik Sekuen-3, Seismik Sekuen-4 dan Seismik Sekuen-5 (Gambar 3.4 & 3.5).

Pembahasan fasies seismik dari kelima paket sekuen ini dipercaya akan dapat

menggambarkan sekuen stratigrafi system tract bawah permukaan daerah studi.

Pembahasan kelima paket sekuen akan meliputi batas-batas sekuen dan

konfigurasi internal serta penafsiran fasies yang diintegrasikan dengan data

sedimentologi dari penampang sumur.

Gambar 3.4. Lima Paket Seismik Sekuen Pada Seismik K8088

Page 11: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

22

Penjabarannya adalah sebagai berikut:

Seismik Sekuen-1

Seismik sekuen-1 dibatasi pada baik bagian atas maupun bawah oleh terminasi

concordance dengan konfigurasi internal berupa divergen. Di bagian bawa paket

terdapat bentuk-bentuk gundukan (mounded). Sedangkan di bagian atas dicirikan

dengan terdapatnya amplitudo refleksi yang tinggi. Konfigurasi concordance-

concordance/divergen yang dalam perlapisan yang didominasi batuan serpih –

batupasir dengan bentukan mounded di bagian bawah ini ditafsirkan sebagai

lingkungan delta front - paparan luar yang berangsur ke bagian cekungan yang

relatif lebih dalam. Bentukan mounded di bagian bawah dapat diartikan sebagai

endapan debris dalam laut, sedangkan amplitudo yang tinggi menutupi paket

sekuen -1 ini jelas adalah lapisan batugamping yang kemungkinan berbentuk

platform. Batugamping platform yang relatif menipis dan serpih yang menebal ke

arah timur menunjukkan arah laut atau ke arah cekungan.

Seismik Sekuen-2

Seismik sekuen-2 dicirikan oleh konfigurasi batas atas yang concordance dan

batas bawah concordance hingga downlap diatas reflektor dengan ampitudo tinggi

pada puncak paket sekuen-1 dengan konfigurasi internal shingled yang berangsur

menjadi onlap-concordance /shingled ke arah timur. Konfigurasi yang berasosiasi

dengan perselingan lapisan batupasir, batulanau dan serpih yang berangsur

menjadi dominan serpih dan batulanau ke arah timur dan secara vertikal ke atas

ditafsirkan sebagai fasies dari daerah pasang surut – paparan tepi yang landai yang

berangsur ke paparan tengah ke arah timur. Karakter onlap yang ada dapat

ditafsirkan terjadi sebagai akibat proses transgresif pada paket sekuen-2 ini.

Seismik Sekuen-3

Seismik sekuen-3 memperlihatkan batas atas berupa toplap dan batas bawah

downlap dengan konfigurasi internal oblique clinoform yang selanjutnya menjadi

concordance-concordance/subparalel di bagian timur.

Page 12: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

23

Bentuk oblique clinoform yang berangsur berkembang menjadi subparallel

ditafsirkan sebagai bentuk dari progadasi suatu prodelta ke arah paparan.

Konfigurasi internal parallel – subparalel mencirikan lingkungan pengendapan

paparan dengan energi yang tenang dengan kecepatan pengendapan yang konstan,

pada umumnya berasosiasi dengan bentuk eksternal sheet/wedge dan semakin

berkembang ke arah cekungan dengan terbentuknya progradasi. Batas atas berupa

toplap membawa penafsiran ke arah adanya proses erosional dari endapan yang

relatif terletak di atas terhadap endapan di bawahnya, maka disimpulkan ada

bagian atas paket sekuen 2 yang mengalami erosi yang kemungkinan

berhubungan dengan batas sekuen ketidakselarasan diatasnya..

Seismik Sekuen-4

Di bagian barat, batas atas dari Seismik sekuen-4 merupakan toplap dan bagian

bawah berupa downlap, sedangkan konfigurasi internalnya merupakan bentuk

sigmoid. Konfigurasi tersebut berangsur berubah menjadi toplap-

concordance/parallel di bagian timur. Perlapisan batuan pada paket sekuen-4 ini

terdiri dari perulangan serpih dan batupasir yang mengasar ke atas. Bentuk

sigmoid dari sekuen ini ditafsirkan sebagai endapan paparan tepi yang

berprogadasi. Perubahan di bagaian timur menjadi concordance/parallel

menunjukkan bahwa endapan berprogadasi dari paparan tepi ke paparan tengah

hingga luar. Jika suplai sedimen konstan maka di bagian timur yang merupakan

daerah paparan tengah – luar, endapan kemungkinan mengalami proses agradasi.

Penyebaran batas toplap yang berkembang luas di bagian atas ditafsirkan bahwa

bagian atas tererosi dengan kuat.

Seismik Sekuen-5

Seismik Sekuen-5 merupkan paket paling atas pada penampang yang diteliti.

Konfigurasi yang berkembang berupa concordance-concordance/parallel dengan

indikasi-indikasi clinoforms yang cukup jelas di antara reflektor. Penafsiran dari

kenampakan konfigurasi yang didominasi batupasir yang cukup tebal

menunjukkan bahwa terdapat pergerakan progadasi, dari endapan batupasir

endapan pantai yang terus maju ke arah cekungan serta mengerosi endapan di

Page 13: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

24

bawahnya dan membentuk batas sekuen ketidak-selarasan. Endapan delta front

menutupi paket sekuen-4 ini pada yang ditunjukan oleh penyebaran batubara tipis

yang luas di atas endapan laut dangkal.

Gambar 3.5 Penafsiran Seismik Facies Dalam Paket Seismik Sekuen.

Page 14: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

25

3.4 Stratigrafi Sekuen Daerah Penelitian

Pembahasan analisa stratigrafi sekuen dari data log sumur meliputi pemodelan

dan korelasi yang keduanya saling berkaitan mengisi satu dengan sama lainnya,

baik dalam analisa dan penafsiran. Sebagai dasar penafsiran data log digunakan

acuan dari Sedimentary environments from wireline logs, Serra, O. 1989. Ada

lima pola bentuk dasar log gamma ray yang dapat mencirikan suatu proses

pengendapan dan pola pengisian sedimen yaitu: bentuk silinder, bentuk lonceng,

bentuk corong, bentuk simetris dan bentuk kecenderungan tak beraturan

(irregular trend). Dari model stratigrafi sekuen yang memperlihatkan turun

naiknya muka air laut (falling sea level dan rising sea level) kemudian

dikorelasikan terhadap penampang sumur lainnya. Sebagai hasil korelasi

didapatkan pola penumpukan sedimen berupa pola progradasi, agradasi dan

retrogradasi yang mencerminkan juga proses transgresi dan regresi yang

berlangsung serta system tract yang berkembang pada level stratigrafi Miosen

Awal dari formasi Pulau Balang di daerah penelitian.

3.4.1 Model Stratigrafi Sekuen

Untuk model sekuen stratigrafi di daerah penelitian dipilih model berdasarkan

sumur Wailawi-2 mengingat sumur ini memiliki kelengkapan data yang lebih

dibandingkan sumur lainya, terutama keberadaan data mikropaleontologi selain

log, mudlog (cuttings) dan side wall core. Dari integrasi data kurva log listrik

(gamma ray, resistivity dan sonic), deskripsi mudlog (cuttings) dan side wall core

serta penafsiran data lingkungan pengendapan dari data mikropaleontologi, maka

dibuat profil sedimentologi dari sumur Wailawi-2 lengkap dengan penafsiran

fasies pengendapan batuan sedimen dan kandidat marker stratigrafi sekuen.

Fasies Pengendapan Batuan Sedimen

Hasil analisa unit genetik fasies pengendapan dari profil sedimentologi di sumur

Wailawi-2 adalah sebagai berikut:

Fasies Serpih Laut Dalam

Page 15: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

26

Fasies Serpih Laut Dalam dijumpai pada interval 5680 – 5300 kaki. Batuan

sedimen pada interval ini memperlihatkan batuan serpih abu-abu yang lunak

dengan pola kurva gamma ray dengan nilai yang tinggi, mengandung fosil dari

lingkungan batial hingga neritik luar (semakin mendangkal ke atas). Interval

ini ditafsirkan sebagai unit endapan serpih pelagik laut dalam dengan

lingkungan pengendapan dari paparan luar hingga paparan tengah..

Fasies Batuan Sedimen Turbidit Paparan

Fasies Batuan Sedimen Turbidit Paparan dijumpai pada Interval 5300 – 5070

kaki, memperlihatkan perlapisan batulempung abu-abu terang hingga gelap

yang diselingi batupasir karbonatan halus dengan pola kurva log yang

cenderung kontak yang tegas (sharp contact) dan perulangan batupasir

berbutir sedang – sangat halus yang menghalus ke atas, mengandung karbonat,

laminasi karbon, mengandung fosil laut neritik yang bercampur dengan fosil

brackish dengan preservasi yang buruk dan jarang, dengan pola kurva log

gamma ray yang bentuk lonceng yang serrated. Interval ini ditafsirkan sebagai

endapan klastik turbidit di lingkungan laut dangkal di lereng dalam paparan

tepi hingga paparan tengah.

Fasies Batuan Sedimen Prodelta

Fasies Batuan Sedimen Prodelta dijumpai pada interval 5070 – 4970 kaki,

dicirikan oleh perlapisan batulempung hingga batulanau berwarna abu-abu

hingga coklat yang mengkasar keatas, karbonatan, karbonan, mengandung

fosil dari lingkungan neritik, kurva log memperlihatkan gamma ray tinggi

hingga sedang dengan pola cenderung semakin rendah ke atas. Bedasarkan

asosiasi fasies pengendapan di bagian atas berupa endapan delta dan bagian

bawah berupa endapan paparan maka fasies pada interval ini ditafsirkan

sebagai unit endapan serpih prodelta hingga paparan marine.

Fasies Batuan Sedimen Delta Front

Fasies Batuan Sedimen Delta Front dijumpai pada interval 4970 - 4880 kaki,

fasies ini dicirikan oleh cuttings dan pola log pada interval ini memperlihatkan

Page 16: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

27

perulangan batupasir dengan pola yang cenderung mengkasar ke atas

berselingan dengan batupasir yang menghalus ke atas di bagian atasnya, yang

disisipi batulempung. Batupasir di bagian bawah berwarna putih hingga abu

terang agak karbonatan, mengandung laminasi karbon dengan fosil-fosil

brackish dominan dan sedikit marginal marine. Interval bagian bawah ini

ditafsirkan sebagai batupasir yang diendapkan dalam lingkungan delta front.

Fasies Batupasir Distributary Mouth Bar

Fasies Batupasir Distributary Mouth Bar dijumpai pada interval kedalaman

4880 – 4840 kaki. Batupasir pada interval ini dicirikan berbutir halus hingga

sedang dengan pola mengkasar ke atas, sedikit mengandung karbonatan dan

material karbon.

Fasies Batupasir Distributary Channel

Fasies Batupasir Distributary Channel dijumpai pada beberapa interval

kedalaman.

Pada interval kedalaman 4870 – 4800 kaki, fasies ini dicirikan oleh batupasir

berbutir kasar hingga halus, terpilah sedang, tidak mengandung fosil (barren),

ditutup dengan lapisan lempung diatasnya yang mengandung fosil brackish.

Batupasir di bagian atas interval ini ditafsirkan sebagai endapan distributary

channel dari suatu sistem pengendapan delta.

Interval 4670 – 4000 kaki, pada interval ini kurva log gamma ray

memperlihatkan kecenderungan meninggi ke atas, dalam perselingan batupasir

tipis, batulanau dan batulempung yang menghalus ke atas. Batupasir paling

bawah dari interval ini cenderung memperlihatkan kontak yang tajam dengan

lapisan batulempung marine di bawahnya, menghalus ke atas dan barrel shape

dan seratted, batupasir tersebut sedikit mengandung fosil fauna brackish

hingga barren sehingga membawa penafsiran pada tepi channel pada sistem

delta. Selanjutnya perselingan batuan sedimen diatas nya memperlihatkan ciri

yang sedikit kalkareus hingga kalkareus, mengandung karbon dan laminasi

Page 17: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

28

karbon dengan susunan batupasir dominan di bagian bawah, batulanau

dominan di bagian tengah dan batulempung di bagian atas ditafsirkan sebagai

proses transgresif, kecenderungan ini juga didukung dengan penafsiran data

paleontologi perulangan turun naik muka air laut yang semakin mendalam ke

atas dari brackish hingga neritik tengah Interval ini memperlihatkan siklus

perubahan fasies dari delta ke paparan dan dari paparan tepi ke paparan

tengah. Ditafsirkan unit genetik yang berkembang secara berurutan dari bawah

ke atas adalah distributary channel delta, endapan tidal, offshore bar, endapan

wave – tidal dominated dan endapan marine mud paparan tepi - paparan

tengah.. Batas kontak tegas antara batupasir channel dari sistem delta dengan

lapisan marine pada interval dibawahnya yang merupakan suatu perubahan

lingkungan yang tiba-tiba diidentifikasi sebagai batas sekuen ketidakselarasan.

Interval 3990 – 3850 kaki, merupakan perlapisan dua tubuh batupasir yang

dengan pola menghalus ke atas (bell shaped pada kurva log gamma ray) yang

disisipi batulempung dan batubara. Batupasir di bagian bawah berbutir sedang

hingga halus yang menghalus ke atas, mengandung bercak karbon, non

kalkareus, sedikit glaukonitan di bagian atasnya. Batupasir di bagian atas

dipisahkan oleh batulempung tipis dan lapisan tipis batupasir yang

mengandung amber dengan sisipan batubara. Seperti batupasir di bagian

bawah, batupasir di bagian atas juga mempunyai karakter yang sama hanya

saja batupasir ini kemudian ditumpangi oleh batupasir tipis dengan sisipan

tipis batugamping dan berangsur menghalus ke atas menjadi batulanau dan

batulempung. Batupasir pada interval ini mengandung fosil dari lingkungan

brackish dan marginal marine, serta ditafsirkan sebagai endapan distributary

channel pada sistem tidal dominated delta. Perbedaan yang menyolok antara

lingkungan batupasir bagian bawah interval ini dengan batupasir offshore bar

yang mempunyai kandungan glaukonit melimpah yang ditumpanginya

membawa penafsiran adanya batas sekuen (SB).

Interval 3280 – 3240 kaki, pada bagian bawah interval ini diendapkan

batupasir halus dengan ciri bentuk barrel shape pada kurva log gamma ray,

Page 18: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

29

yang mengandung amber melimpah dan mempunyai sisipan batubara.

Batupasir yang juga mengandung fosil fauna brackish, terletak di atas endapan

paparan laut offshore mud dari interval di bawahnya, sehingga kontak yang

tajam disini ditafsirkan sebagai bidang erosional yang berasosiasi dengan

batas sekuen ketidakselarasan (SB).

Fasies Batugamping Platform

Fasies Batugamping Platform dijumpai pada interval kedalaman 4800 – 4670

kaki, memperlihatkan kurva gamma ray rendah dari batugamping berwarna

putih hingga krem, keras, mikrokristalin yang ditutupi oleh lapisan

batulempung yang mengandung fosil laut neritik tepi. Batugamping pada

interval ini ditafsirkan merupakan produk laut dangkal karena adanya

perpindahan sistem delta yang tidak berkembang lagi di tempat tersebut pada

saat itu. Penyebarannya yang luas membawa penafsiran pada Batugamping

Platform. Batas bawah fasies batugamping ini terletak di atas batulempung

delta front hingga paparan marine.

Fasies Batuan Sedimen Offshore

Fasies Batuan Sedimen Offshore dijumpai pada beberapa interval kedalaman.

Pada interval 4100 – 3990 kaki, memperlihatkan lapisan serpih – batulanau

yang cukup tebal dengan kecenderungan mengkasar ke atas, hingga

ditumpangi oleh batupasir dengan kontak smooth abrupt. Batulanau berwarna

abu terang hingga abu-abu, sedikit karbonatan, mengandung karbon dan

fragmen fosil. Sementara batupasir di atasnya berbutir halus hingga sedang,

mengandung glaukonit yang melimpah. Data paleontologi menunjukkan

sedimen diendapkan pada lingkungan neritik tepi dengan kondisi pada saat

muka air laut relatif mulai turun atau semakin mendangkal. Unit genetik pada

interval ini ditafsirkan sebagai endapan offshore marine mud dan batupasir

offshore bar.

Page 19: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

30

Pada interval 3850 – 3280 kaki, secara umum memperlihatkan siklus

perulangan klastik halus yang cukup tebal antara batulempung dan batulanau

yang mengkasar ke atas, dengan bentuk bentuk kurva log gamma ray funnel

shape. Lapisan batuan tersebut mengandung fosil dari lingkungan neritik tepi,

sehingga ditafsirkan genetik unit dari interval ini adalah endapan offshore mud

laut terbuka di paparan tepi hingga tengah. Bedasarkan pola kelimpahan fauna

dan karakter log gamma ray yang tinggi diidentifikasi dua batas flooding

surface pada interval ini.

Fasies Batuan Sedimen Shoreface

Fasies Batuan Sedimen Shoreface dijumpai pada kedalaman 3240 – 2800

kaki, fasies ini dicirikan siklus perselingan batupasir dan batulempung dengan

pola kurva gamma ray berbentuk funnel yang mengasar dan menebal ke atas.

Bagian atas dari batupasir umumnya ditutupi batugamping atau batupasir

karbonatan. Kandungan fosil diinterval ini menunjukkan lingkungan neritik

tepi. Dengan ciri-ciri yang ada ditafsirkan bahwa unit genetik di interval ini

berupa endapan paparan hingga muka pantai (shoreface).

Fasies Batuan Sedimen Pantai (Coastal Deposits)

Fasies Batuan Sedimen Pantai (Coastal Deposits) dijumpai pada interval 2780

– 2550 kaki, memperlihatkan dua pola kurva log yang blocky, yang berisikan

tubuh lapisan batupasir yang cukup tebal. Kedua tubuh lapisan batupasir

tersebut dipisahkan oleh lapisan batulempung dengan sisipan batugamping

tipis dan batubara yang memiliki gamma ray tinggi. Pengamatan pada mudlog

menunjukkan bahawa pada dasar batupasir di bagian bawah terdapat lapisan

tipis batubara, sedangkan di bagian atas atas dari laporan interpretasi dipmeter

disebutkan terdapat struktur sedimen planar, low angle cross bed -

hummocky. Batupasir lainnya di bagian atas dideskripsikan berwarna abu-abu

terang – abu-abu, berbutir halus hingga sedang, bersih, lepas, mengandung

kuarsa, terpilah sedang-baik dan juga memiliki struktur sedimen hummocky.

Kandungan fosil interval ini hampir sama terdiri atas foraminifera dari

lingkungan neritik tepi antara lain Pseudorotalia, Quinqueloculina,

Page 20: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

31

Operculina dan Lepidocyclina, hanya saja kelimpahan menjadi sedikit lebih

berkurang pada interval lapisan batulempung dan sispan batubara. Karakter

pada interval ini memberikan penafsiran unit genetik bahwa secara vertikal

merupakan endapan pantai (coastal deposit) yang bergerak ke arah daratan

sehingga terjadi perubahan facies dari endapan pantai ke laguna lalu menjadi

endapan barrier bar, sebagai cerminan dari proses transgresif. Lapisan

batubara di bagian bawah ditafsirkan dapat menjadi bukti titik nol dari garis

pantai yang merupakan bidang keselarasan sebagai batas sekuen (SB) terhadap

unit endapan laut di bawahnya.

Fasies Batuan Sedimen Rawa

Interval 2410 – 2350 , terdiri atas batuan sedimen yang terdiri dari

batulempung dan batulanau yang dicirikan oleh adanya lapisan batubara

dengan pola kurva log gamma ray yang rendah. Kandungan fosil di interval ini

terdiri atas fauna brackish atau kosong (barren). Batas antara endapan rawa

dengan endapan paparan pada tempat batubara berada ditafsikan sebagai batas

sekuen ketidakselarasan (SB).

Model memperlihatkan asosiasi endapan klastik dan karbonat dari dari fasies yang

berkembang yaitu endapan pelagik laut dalam batial hingga paparan luar, endapan

turbidit lereng paparan, endapan delta, endapan karbonat, endapan offshore,

endapan shoreface, endapan laguna, endapan pantai coastal dan endapan rawa

(swampy). Sejumlah sepuluh marker flooding surface, lima kandidat maksimum

flooding surface dan lima kandidat sequence boundary dapat didentifikasi dari

model yang dihasilkan.

Penampang model sekuen stratigrafi yang dihasilkan dan digunakan untuk

korelasi digambarkan sebagai berikut (Gambar 3.6). Sedangkan penampang

model sekuen stratigrafi yang telah dilengkapi dengan pembagian system tract

hasil analisa sekuen stratigrafi berdasarkan korelasi dapat dijumpai sebagai

lampiran-1.

Page 21: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

32

Gambar 3.6 Model sekuen stratigrafi daerah studi

Page 22: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

33

3.4.2 Korelasi Stratigrafi Sekuen

Analisa stratigrafi sekuen dilakukan dengan mengkorelasikan enam data sumur

(Wailawi-1, Wailawi-2, Wailawi-3, Wailawi-4, Wailawi-5 dan South Wailawi-1)

yang ada dalam blok lapangan migas Wailawi. Seperti juga model sekuen

stratigrafi dari sumur Wailawi 2, kecuali data biostratigrafi, obyek yang diamati

antara lain terdiri atas kurva log listrik (gamma ray, resistivity dan sonic),

deskripsi mudlog (cuttings) dan side wall core. Analisa sekuen dilakukan dengan

mengkorelasikan profil sedimentologi yang dibuat berdasarkan integrasi data

mudlog dan kurva log listrik, setelah sebelumnya juga mempertimbangkan

karakter dari paket sekuen seismik fasies dan penafsirannya.

Ekspresi dari log mencerminkan kecenderungan energi pengendapan dan pola

pengisian sedimen. Ada tiga bentuk pola penumpukan yang umum dikenal dalam

sistem pengendapan di tepi cekungan yaitu progradasi, agradasi dan retrogradasi.

Pengamatan pola-pola tersebut membawa kepada penafsiran perubahan muka air

laut, kontrol pengendapan dan stratigrafi sekuen.

Dari hasil korelasi dapat dikenali lima unit sekuen pengendapan yang kemudian

dinamakan sebagai Sekuen-1, Sekuen-2, Sekuen-3, Sekuen-4 dan Sekuen-5.

Kelima paket sekuen itu terdiri atas tiga urutan pola sistem tract yang sama yaitu

dari atas ke bawah, lowstand, transgressive dan highstand yang masing masing

interval dibatasi oleh batas sekuen (SB) di bagian atas dan bawahnya.

Di dalam penulisan ini orientasi yang relatif bagian barat diwakili oleh sumur

Wailawi-5, Wailawi-2 dan Wailawi-3, sedangkan bagian timur diwakili sumur

Wailawi-4, Wailawi-1 dan South Wailawi-1.

Penampang korelasi yang menghubungkan masing-masing sekuen dan system

tract dapat di lihat pada gambar 3.7 dan lampiran-02. Sedangkan penjabaran dari

masing-masing sekuen adalah sebagai berikut:

Page 23: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

34

Gambar 3.7 Penampang Korelasi Sekuen Stratigrafi

Page 24: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

35

Sekuen-1

Sekuen-1 terbentuk setelah akhir suatu satu sekuen penuh yang telah dimulai di

bawah level terbawah dari interval yang diamati, yaitu puncak dari formasi

Pamaluan berupa penurunan muka air laut relatif dari highstand system tract.

Sekuen-1 sendiri terdiri atas tiga system tract yaitu lowstand (LST-1),

transgressive (TST-1) dan highstand (HST-1). Endapan dalam sekuen ini

dicirikan oleh paket sedimen yang cenderung menebal ke arah timur dengan pola

divergen, perubahan litologi yang cenderung mengalami perubahan dari klastik

kasar menjadi klastik halus atau dari batupasir menjadi batupasir lempungan dan

batulanau atau batulempung. Karakter ini memberikan penafsiran bagian barat

merupakan area proximal (arah daratan) dengan energi yang relatif lebih besar dan

bagian timur merupakan area distal (arah laut atau pusat cekungan) dengan energi

yang relatif lebih tenang.

Endapan lowstand system tract LST-1 unit Sekuen-1

Batas bawah pengendapan sedimen pada LST-1 ini berupa kontak antara endapan

turbidit laut paparan (dangkal) dengan batu serpih pelagik paparan tengah – luar.

Endapan LST-1 di bagian barat terdiri atas turbidit laut dangkal, endapan prodelta

– paparan, dan endapan delta yang terbagi menjadi delta front dan distributary

mouth bar dan distributary channel. Di bagian timur endapan turbidit laut dangkal

masih dapat dijumpai, endapan prodelta menjadi endapan paparan yang

didominasi batulempung atau serpih, endapan delta berubah fasies di bagian

timur. Secara vertikal endapan delta tersebut memperlihatkan pola penumpukan

progradasi.

Endapan transgressive system tract TST-1 unit Sekuen-1

Sistem transgresif TST-1 dimulai dari transgressive surface di atas endapan

distributary channel di bagian barat dan batuan kesebandingannya batupasir

mengkasar ke atas yang ditafsirkan sebagai distributary mouth bar dan delta front

di bagian timur. Proses transgresi merubah endapan delta menjadi marine shelf

mud hingga akhirnya menjadi batugamping kristalin yang cukup tebal di bagian

barat dan menipis di bagian timur, perubahan ini kemunginan disebabkan oleh

Page 25: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

36

perpindahan lobe delta (switching lobe). Batas atas lapisan batugamping

ditafsirkan sebagai maximum flooding surface (MFS-1)

Endapan highstand system tract HST-1 unit Sekuen-1

HST-1 ditandai dengan endapan marine mud paparan tepi sebagai fase tenang

sebelum kemudian ditumpangi batas sekuen ketidakselarasan dari bidang bawah

LST-2.

Sekuen-2

Sekuen-2 terdiri atas lowstand system tract LST-2, transgressive system tract

TST-2 dan highstand system tract HST-2.

Endapan lowstand system tract LST-2 unit Sekuen-2

Dimulai saat batupasir yang mempunyai kontak tegas, yang dapat diidentifikasi

dengan jelas di bagian barat dan tengah menumpang di atas endapan marine mud

paparan tepi. Batas bawah batupasir yang ditafsirkan sebagai endapan channel

dari sistem delta merupakan bidang batas sekuen ketidakselarasan dari SB-1 yang

menerus menjadi correlative conformity di bagian timur. Di bagian timur ke arah

distal kemenerusan batupasir tersebut masih dapat ditelusuri namun dalam fasies

yang berbeda yang relatif lebih marine.

Endapan transgressive system tract TST-2 unit Sekuen-2

Transgresisive surface dari interval ini di identifikasi terletak di atas batupasir

distributary channel dari endapan delta dari LST-2. Daerah bagian barat di

Wailawi-2 dan Wailawi 3, TST-2 dicirikan batuan klastik berupa perselingan

batupasir, batulanau dan lempung yang berangsur menghalus ke atas menjadi

perselingan batulanau dan lempung dan diakhiri dengan batulempung tipis dengan

karakter nilai kurva gamma ray yang tinggi. Penafsiran secara unit genetik

memperlihatkan adanya siklus perulangan dari lingkungan yang berenergi tinggi

ke rendah, dari lingkungan pasang surut hingga ke paparan tengah, ada

kecenderungan bahwa lingkungan semakin mendalam secara vertikal ke atas. Dari

penampang sedimentologi yang ditafsirkan berdasarkan log dan cuttings, secara

Page 26: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

37

lateral di bagian tengah dari Wailawi-3 ke arah timur hingga South Wailawi-1

memperlihatkan perubahan besar butir dari klastika halus menjadi sangat halus

dan lempungan dan penebalan lapisan serpih, yang ditafsirkan perubahan fasies

dari lingkungan paparan tepi hingga paparan tengah dan dari paparan tengah

hingga paparan luar. Endapan serpih tipis di puncak TST-1 diidentifikasi sebagai

condensed section yang diyakini sebagai maximum flooding surface MFS-2. Pola

penumpukan pada TST-2 memperlihatkan pola retrogradasi yang mencerminkan

adanya proses transgresi

Endapan highstand system tract HST-2 unit Sekuen-2

HST-1 ditandai dengan endapan marine mud paparan tengah yang perlahan turun

hingga paparan tepi dan ditandai pola mengkasar ke atas terutama di bagian barat.

Batupasir dan perlapisan batupasir dan batulempung yang ditafsirkan sebagai

offshore bar berkembang di bagian barat, sedangkan di bagian timur serpih

paparan diendapkan saat highstand ini.

Sekuen-3

Sekuen-3 sendiri terdiri atas tiga system tract yaitu lowstand (LST-3),

transgressive (TST-3) dan highstand (HST-3).

Endapan lowstand system tract LST-3 unit Sekuen-3

Lowstand system tract LST3 ditandai oleh endapan dengan pola menghalus ke

atas di bagian barat dan pola mengkasar ke atas di bagian timur. Perbedaan ini

ditafsirkan karena perbedaan fasies secara lateral antara barat dan timur,

sedangkan proses yang berlangsung adalah sama yaitu muka air laut turun (falling

sea level). Di bagian barat berkembang endapan batupasir distributary channel

dari sistem delta yang disisipi lapisan-lapisan karbonat tipis, sehingga ditafsirkan

sebagai pengaruh air laut pada sistem tidal-wave dominated delta. Adanya

perbedaan fasies yang tiba-tiba antara LST3 dan HST-2 dibawahnya ditafsirkan

sebagai batas sekuen ketidak selarasan SB-2 yang menerus sebagai bidang yang

selaras di bagian timur. Di bagian timur LST-1 berkembang lapisan batulempung

yang mengkasar ke atas berubah menjadi batulanau.

Page 27: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

38

Endapan transgressive system tract TST-3 unit Sekuen-3

Transgressive system tract TST3 dimulai dari lapisan tipis batubara dibawah

batupasir yang diidentifikasi di bagian barat sebagai transgressive surface.

Hampir di seluruh area di dominasi pola-pola mengkasar ke atas dari batuan

klastika halus batulempung ke batulanau yang merupakan endapan paparan laut,

kecuali di daerah baratdaya (sumur Wailawi-5) yang memperkihatkan pola barrel

shape yang semakin menipis yang ditafsirkan sebagai fasies yang berbeda berupa

endapan channel dari sistem delta. Pola penumpukan agradasi diidentifikasi pada

system tract TST-3. Batas puncak sistem transgresif ditandai oleh pola

kelimpahan dari fosil yang berangsur melimpah ke atas, menunjukkan muka air

laut naik hingga batas maksimum sebagai maximum flooding surface MSF-3.

Endapan highstand system tract HST-3 unit Sekuen-3

Pengendapan dalam highstand system tract HST-3 berlangsung dalam kondisi

energi yang rendah dan tenang, hal ini dicerminkan dari endapan yang dihasilkan

relatif di dominasi oleh batuan sedimen klasik halus batulempung karbonatan.

dengan pola cenderung mengkasar ke atas.

Sekuen-4

Sekuen-4 sendiri terdiri atas tiga system tract yaitu lowstand (LST-4),

transgressive (TST-4) dan highstand (HST-4).

Endapan lowstand system tract LST-4 unit Sekuen-4

Perulangan endapan channel dari sistem delta di atas endapan marine juga

menjadi batas sekuen dari lowstand system tract LST-4, bidang pemisahnya

menandai batas sekuen SB3. Batas sekuen ketidakselarasan juga diperlihatkan

refleksi seismik yang menunjukkan batas pemancungan (truncation) pada seismik

K8088 yang diamati (lihat gambar 3.4). Batas kontak tegas dan pola barrel shape

pada endapan delta pada LST-4 di bagian barat yang secara lateral berubah

menjadi batas berangsur dengan pola mengkasar ke atas di bagian timur dan tebal

tubuh batupasir yang menipis ke arah distal ditafsirkan sebagai perubahan facies

dari distributary channel ke distributary mouth bar. Adanya lapisan-lapisan tipis

Page 28: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

39

karbonat dan lapisan-lapisan tipis batubara di tubuh batupasir membawa

penafsiran pada pengaruh laut seperti pada sistem tipe tidal – wave dominated

delta. Endapan LST-4 ini menjadi penting pada penulisan ini dikarenakan pada

batupasir dalam system tract inilah terbukti menghasilkan minyak yang belum

dieksploitasi (proven pada kedalaman 3249 kaki di sumur Wailawi-3).

Lingkungan pengendapan dari batupasir LST-4 tersebut dibahas secara khusus

pada sub-bab 3.5.

Endapan transgressive system tract TST-4 unit Sekuen-4

Endapan transgressive system tract TST-4 terdiri atas pola-pola mengkasar ke

atas dari batulempung ke batupasir tipis dengan pola penumpukan agradasi.

Pengendapan pada TS4 ini ditafsirkan berlangsung pada paparan tepi di bagian

barat hingga paparan tengah di bagian paling timur (South Wailawi-1), endapan-

endapan yang dihasilkan berupa shoreface hingga offshore bar.

Endapan highstand system tract HST-4 unit Sekuen-4

Di bagian barat, endapan highstand system tract HST-4 ditandai oleh batas

erosional diatasnya yang menggerus sebagian dari perlapisan batuannya. Batas

pemancungan tersebut teramati juga pada penafsiran seismik batas atas paket

sekuen 4, yang kemudian diidentifikasi sebagai SB4. Pola penumpukan pada

system tract ini berupa pola agradasi.

Sekuen-5

Sekuen-5 merupakan sekuen paling atas dari objek yang diamati, terdiri atas

lowstand system tract LST-5 dan transgressive system tract TST-5 dan highstand

system tract HST-5.

Endapan lowstand system tract LST-5 unit Sekuen-5

Endapan lowstand pada LST-5, berupa endapan batupasir cukup tebal dengan pola

blocky yang tersebar luas di semua tempat dari barat hingga ke timur. Bagian

bawahnya berupa bidang ketidakselarasan yang merupakan batas sekuen (SB4).

Berdasarkan model sekuen stratigrafi yang dibuat pada sumur Wailawi-2,

Page 29: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

40

batupasir tersebut ditafsirkan sebagai unit genetik endapan pantai (coastal

deposit). Korelasi dan penafsiran penampang seismik memperlihatkan bahwa

endapan pantai ini bergerak maju jauh ke arah laut selama LST-5 berlangsung. Di

atas endapan pantai terdapat endapan laguna yang menandai fase kenaikan muka

air laut dari TST-5.

Endapan transgressive system tract TST-5 unit Sekuen-5

Kenaikan muka air laut pada transgressive system tract TST-5 hingga kenaikan

maksimum (MFS-5) menghasilkan perubahan facies secara vertikal, berurutan

dari bawah ke atas yaitu endapan pantai, endapan laguna, endapan batupasir

barrier bar dan endapan serpih marine. Pola penumpukan yang dihasilkan adalah

pola retrogradasi.

Endapan highstand system tract HST-5 unit Sekuen-5

Endapan highstand system tract HST-5 terletak di atas batas MFS-5 berupa

endapan laut neritik tepi dengan pola mengkasar ke atas, dari batulempung di

bagian bawah berangsur menjadi perselingan dengan lapisan batupasir. Batas atas

dari HST-5 adalah kontak dengan lapisan batubara yang diidentifikasi dari cutting

berupa blocky coal dan memperlihatkan gamma ray rendah yang ditafsirkan

terbentuk pada lingkungan berair tawar - payau. Batas tersebut diidentifikasi

sebagai batas sekuen (SB5), yang merupakan batas akhir sekuen yang diamati.

Page 30: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

41

3.5 Implikasi Hidrokarbon

Sejak awal tujuan studi stratigrafi sekuen pada daerah penelitian ini difokuskan

pada keberadaan minyak dan gas bumi. Beberapa implikasi yang berkaitan dengan

hal tersebut dijabarkan pada pembahasan berikut ini.

3.5.1 Lingkungan Pengendapan Reservoir di LST-4

Zona hidrokarbon minyak yang menjadi perhatian dalam penulisan ini terletak di

kedalaman 3249 kaki dalam sumur Wailawi-3. RFT memperlihatkan bahwa

batupasir di kedalamanan tersebut terbukti (proven) mengandung hidrokarbon

minyak dan belum dieksplotasi hingga penulisan ini dibuat. Secara sekuen

stratigrafi batupasir tersebut terletak pada lowstand system tract LST-4 dari

Sekuen 4.

Rekonstruksi paleogeografi pada penulisan ini dimaksudkan menafsirkan posisi

dan kedudukan suatu endapan purba, dalam hal ini endapan purba yang menjadi

perhatian adalah batupasir yang mengandung hidrokarbon minyak Paleogeografi

pada saat batupasir tersebut diendapkan menjadi penting untuk menggambarkan

penyebaran dari batupasir yang akan berkaitan dengan perhitungan volume

cadangan hidrokarbon yang dikandungnya. Rekonstruksi akan menggunakan

model dari fasies yang ditafsirkan dari genetik batupasir yang dapat di korelasikan

(correlatable) pada masing-masing sumur.

Berdasarkan penafsiran batupasir pada lowstand system tract LST-4 dari Sekuen 4

ditafsirkan sebagai endapan merupakan batupasir distributary channel yang

berkembang menyebar hingga distributary mouth bar di daerah delta front.

Model Colleman & Wright, 1975 dalam O. Serra, 1985 memperlihatkan model

yang menggambarkan pola distribusi dari batupasir dari wave dominated delta

yang dicirikan dengan karakter kondisi energi gelombang sedang, lereng yang

landai, channel dan mouth bar bergabung serta langsung berhubungan dengan

offshore (gambar 3.8). Digambarkan posisi endapan channel dan mouth bar

bertemu dan tidak berkembang menyebar karena tertahan oleh gelombang.

Page 31: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

42

Arah dari garis pantai dan arah distributary channel ditafsirkan mengacu pada

peta paleogeografi regional daerah cekungan Kutai bagian selatan pada saat

Miosen Awal (Nuay dan Astarita, 1985), yang memperlihatkan arah utara –

selatan untuk garis pantai dan arah delta yang relatif mengalir dari barat menuju

ke timur (Gambar 3.9)

Gambar 3.8. Penyebaran Batupasir Pada Modern Delta Tipe Wave Dominated Delta (Colleman & Wright, 1975)

Gambar 3.9. Peta Paleogeografi Regional Daerah Penelitian Saat Miosen Tengah (Nuay dan Astarita, 1985)

Lokasi PenelitianLokasi Penelitian

Page 32: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

43

Berdasarkan data paleogeografi regional dan model dari distribusi endapan klastik

pada tipe wave dominated delta yang menjadi acuan serta genetik unit fasies

pengendapan pada tiap sumur dan pola ketebalan batupasir maka peta

paleogeografi daerah Wailawi yang menggambarkan penyebaran batupasir

reservoir dalam systemtract LST-4 dari Sekuen 4 digambarkan arah channel yang

memotong garis pantai, pola penyebaran endapan batupasir mouth bar tertahan di

depan channel sehingga menberikan pola melengkung yang relatif searah dengan

garis pantai. (Gambar 3.10).

Gambar 3.10. Sketsa Rekonstruksi Paleogeografi LST-4 Sekuen-4

9856

000m

N98

5400

0mN

9852

000m

N

466000mE 468000mE 470000mE

++

+

+

+ + +

+ ++

+ ++

+ +

50

50

4035

20

0

Delta Front

Channel

Distributary Mouth Bar

Neritik Tepi

Neritik Tepi - Tengah

Garis

pant

ai

Brackish

9856

000m

N98

5400

0mN

9852

000m

N

466000mE 468000mE 470000mE

++

+

+

+ + +

+ ++

+ ++

+ +

50

50

4035

20

0

9856

000m

N98

5400

0mN

9852

000m

N

466000mE 468000mE 470000mE

++

+

+

+ + +

+ ++

+ ++

+ +++

+

+

+ + +

+ ++

+ ++

+ +

50

50

4035

20

0

Delta Front

Channel

Distributary Mouth Bar

Neritik Tepi

Neritik Tepi - Tengah

Garis

pant

ai

Brackish

Page 33: Bab III Studi Stratigrafi Sekuen - Perpustakaan Digital ITB · menggunakan zonasi kisaran umur dari foraminifera dari Blow. 1969, ... (distribution chart) kandungan fosil foraminifera

44

Sebagai implikasi dari penggambaran model sketsa paleogeografi di daerah

penelitian, disimpulkan bahwa selayaknya penggambaran pola distribusi reservoir

di daerah Wailawi digambarkan berarah relatif barat-timur atau baratlaut tenggara

untuk endapan channel dan utara- selatan atau baratdaya – timur laut untuk

endapan mouth bar, barrier bar dan offshore bar mengikuti pola garis pantai dari

paleogeografi saat itu, ketika sedimen tiap sekuen diendapkan.

3. 5. 2 Potensi Hidrokarbon

Dari studi sekuen stratigrafi di daerah Wailawi ini, adanya kenampakan stratigrafi

berupa pemancungan paket sekuen pengendapan pada saat lowstand oleh sekuen

yang lebih muda terhadap sekuen yang relatif lebih tua di bagian barat daerah

penelitian, menunjukkan adanya potensi hidrokarbon yang mungkin terperangkap

secara stratigrafi terutama di daerah sebelah barat lapangan Wailawi.