bab 3 stratigrafi sekuen - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan...

18
18 BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN Korelasi merupakan suatu metoda untuk menghubungkan interval stratigrafi berdasarkan kesamaan tertentu. Kesamaan tersebut antara lain : waktu (kronostratigrafi), lithologi (lithostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi) dan lain lain. Karena keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang digunakan adalah Gamma Ray (GR), Resistivity, Neutron Porosity (NPHI), dan Density (RHOB), cutting, batuan inti dan fosil (biostratigrafi). Stratigrafi sekuen adalah ilmu yang mempelajari batuan yang berkaitan dengan kerangka kronostratigrafi dimana urutan batuannya merupakan siklus yang tersusun dari unit strata (sekuen dan sistem track) yang terkait secara genetik (Possamentier et al., 1988 op. cit Walker dan James, 1992). Sekuen merupakan stratal unit yang fundamental dalam analisis stratigrafi sekuen. Sekuen didefinisikan sebagai suksesi yang relatif selaras, terdiri dari urutan strata yang berhubungan secara genetis dibatasi oleh ketidakselarasan dan correlative conformity (Mitchum, 1977 op. cit Van Wagoner et al., 1990). Sequence boundary terbentuk akibat turunya muka air laut relatif. Sekuen terdiri dari parasekuen dan parasekuen set. Parasekuen adalah relatif selaras, terdiri dari satu atau beberapa lapisan yang berhubungan secara genetik, dibatasi oleh marine flooding surface atau correlative surface (van Wagoner, 1985 op. cit van Wagoner et al., 1990). 3.1 Litofasies Fasies adalah karakteristik batuan yang terdiri dari litologi, fisik,dan struktur biologi sehingga dapat dibedakan dengan batuan di bawah dan di atasnya (Walker dan James, 1992). Dalam pengertian tersebut maka suatu fasies memiliki suatu karakteristik khusus yang dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa apa yang terjadi selama proses pembentukan batuan tersebut. Karena proses fisika yang sama, dapat muncul pada lingkungan pengendapan yang berbeda, maka sangat penting untuk membedakan antara lingkungan pengendapan dan prosesnya. Struktur sedimen adalah kunci utama untuk membedakan lingkungan pengendapan yang ada. Struktur sedimen dapat menjelaskan geometri lapisan yang terbentuk dari proses transportasi sedimen dan proses

Upload: trannga

Post on 27-Jul-2018

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

18 

 

BAB 3

STRATIGRAFI SEKUEN

Korelasi merupakan suatu metoda untuk menghubungkan interval stratigrafi

berdasarkan kesamaan tertentu. Kesamaan tersebut antara lain : waktu (kronostratigrafi),

lithologi (lithostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi) dan lain lain. Karena

keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang

digunakan adalah Gamma Ray (GR), Resistivity, Neutron Porosity (NPHI), dan Density

(RHOB), cutting, batuan inti dan fosil (biostratigrafi).

Stratigrafi sekuen adalah ilmu yang mempelajari batuan yang berkaitan dengan

kerangka kronostratigrafi dimana urutan batuannya merupakan siklus yang tersusun dari

unit strata (sekuen dan sistem track) yang terkait secara genetik (Possamentier et al., 1988

op. cit Walker dan James, 1992). Sekuen merupakan stratal unit yang fundamental dalam

analisis stratigrafi sekuen. Sekuen didefinisikan sebagai suksesi yang relatif selaras, terdiri

dari urutan strata yang berhubungan secara genetis dibatasi oleh ketidakselarasan dan

correlative conformity (Mitchum, 1977 op. cit Van Wagoner et al., 1990). Sequence

boundary terbentuk akibat turunya muka air laut relatif. Sekuen terdiri dari parasekuen dan

parasekuen set. Parasekuen adalah relatif selaras, terdiri dari satu atau beberapa lapisan

yang berhubungan secara genetik, dibatasi oleh marine flooding surface atau correlative

surface (van Wagoner, 1985 op. cit van Wagoner et al., 1990).

3.1 Litofasies

Fasies adalah karakteristik batuan yang terdiri dari litologi, fisik,dan struktur

biologi sehingga dapat dibedakan dengan batuan di bawah dan di atasnya (Walker dan

James, 1992). Dalam pengertian tersebut maka suatu fasies memiliki suatu karakteristik

khusus yang dapat digunakan untuk menjelaskan peristiwa apa yang terjadi selama proses

pembentukan batuan tersebut. Karena proses fisika yang sama, dapat muncul pada

lingkungan pengendapan yang berbeda, maka sangat penting untuk membedakan antara

lingkungan pengendapan dan prosesnya. Struktur sedimen adalah kunci utama untuk

membedakan lingkungan pengendapan yang ada. Struktur sedimen dapat menjelaskan

geometri lapisan yang terbentuk dari proses transportasi sedimen dan proses

Page 2: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

19 

 

pengendapannya. Dibawah ini adalah interpretasi fasies berdasarkan data cutting dan inti

bor.

1. Litofasies Breksi

Pada sumur bor APES 26 interval kedalaman 2555,50 – 2551,00 m (gambar 3.1)

terdiri dari Breksi matrix-supported, persebaran butir yang tidak merata, berwarna cokelat,

matrix pasir halus sampai kasar, butir membundar sampai membundar tanggung, terdapat

fragmen vulkanik, terdapat sedikit material karbon dan mika, terdapat imbrikasi dan

erosional surface pada bagian bawahnya, dan terdapat lapisan silang siur.

Kedalaman 2553,49

Terdapat fragmen lithik dan kuarsa

Terdapat orientasi butir (imbrikasi)

m

Gambar 3.1. Contoh Batuan Inti Pada Sumur APES 26 Interval Kedalaman 2551,00 -

2555,50 m 

Breksi matrix-supported, persebaran butir yang tidak merata, berwarna cokelat, matrix pasir halus sampai kasar, butir membundar sampai membundar tanggung, terdapat fragmen vulkanik, terdapat sedikit material karbon dan mika, terdapat imbrikasi dan erosional surface pada bagian bawahnya, dan terdapat lapisan silang siur.  

Page 3: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

20 

 

2. Litofasies Batupasir Mud Drapped

Pada sumur bor APET 12 interval kedalaman 2401,00 - 2413, 80 m (gambar 3.2)

terdiri dari batupasir, berwarna cokelat terang, butir sangat halus-sedang, dengan bentuk

butir menyudut tanggung sampai membundar tanggung, pemilahan baik, porositas baik,

butir terdiri dari kuarsa, Terdapat mud drapped, ripple mark, flasser, laminasi paralel dan

silang siur karbon, semen kalsit, terdapat liang (burrow) yang didominasi berarah paralel,

terdapat material karbon dan presipitasi pyrite sebagai nodule yang mengisi

liang

laminasi silang siur dari karbon

25 cm

 

Batupasir, cokelat terang, butir sangat halus-

sedang, butir menyudut tanggung sampai

membundar tanggung, pemilahan baik,

porositas baik, butir terdiri dari kuarsa,

Terdapat mud drapped, ripple mark, flasser,

laminasi paralel dan silang siur karbon,

semen kalsit, terdapat liang (burrow) yang

didominasi berarah paralel, terdapat

material karbon dan presipitasi pyrite

sebagai nodule yang mengisi liang.  

Page 4: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

21 

 

laminasi paralel dari karbon

25 cm

Ga

mbar 3.2. Contoh Batuan Inti Pada Sumur APET 12 Interval Kedalaman 2401,00 - 2413,

80 m

3. Litofasies Batupasir Jejak Karbon

Pada sumur bor APET 11 interval kedalaman 2502-2507,40 m (gambar 3.3) terdiri

dari batupasir mengkasar keatas, berwarna abu-abu , kompak, memiliki butir halus sampai

sedang, dengan butir menyudut tanggung sampai membundar tanggung, pemilahan

medium sampai buruk, porositas relatif baik, di beberapa bagian terdapat semen kalsit,

terdapat jejak karbon (Carbon streak), laminasi paralel karbon, komposisi terdiri dari

kuarsa, feldspar, dan litik.

Page 5: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

22 

 

laminasi karbon

25 cm

 

Gambar 3.3. Contoh Batuan Inti Pada Sumur APET 11 Interval Kedalaman 2502,00 -

2507,40 m

 

4. Litofasies Serpih Laminasi Paralel

Pada sumur bor APEB 10 interval kedalaman 2413, 80- 2405,00 m (gambar 3.4)

terdiri dari serpih, berwarna cokelat gelap, kompak, dibeberapa tempat terdapat struktur

sedimen berupa laminasi paralel, terdapat bioturbasi vertikal dan horizontal, terdapat

konkresi besi, hal ini dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate pada lapisan serpih.

Batupasir mengkasar keatas, abu-abu

terang, kompak, butir halus sampai

sedang, butir menyudut tanggung

sampai membundar tanggung,

pemilahan baik, porositas relatif baik,

di beberapa bagian terdapat semen

kalsit, terdapat jejak karbon

(Carbonaceous streak), laminasi

paralel karbon, komposisi terdiri dari

kuarsa, feldspar, dan litik.

Page 6: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

23 

 

Laminasi paralel

1m

Gambar 3.4. Contoh Batuan Inti Pada Sumur APEB 10 Interval Kedalaman 2413, 80-

2405,00 m

5. Litofasies Batubara

Litofasies ini didapat berdasarkan reinterpretasi data cutting (gambar 3.5). Batubara

lignit berwarna hitam, getas, dengan kekerasan sedang.

6. Litofasies Batugamping

Serpih, cokelat gelap,

kompak, dibeberapa tempat

terdapat struktur sedimen

berupa laminasi parallel

karbon, terdapat bioturbasi

vertikal dan horizontal

terdapat konkresi besi, hal ini

dikarenakan rekristalisasi

semen ironcarbonate pada

lapisan serpih.

Page 7: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

24 

 

Batugamping, berwarna putih sampai abu-abu terang, kekerasan

sedang,foraminifera extraclast, merupakan batugamping wackestone (gambar 3.5).

7. Litofasies Serpih

Terdiri dari serpih berwarna abu-abu, menyerpih dan getas (gambar 3.5).

Page 8: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

25 

 

Gam

bar 3

.5. D

eskr

ipsi

Lito

logi

For

mas

i Tal

anga

kar B

awah

Pad

a Su

mur

APE

B 1

MB

PL

GR

M

KU

SP

ILD

SN

PRO

X

Page 9: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

26 

 

3.2 Asosiasi Fasies Pengendapan 

1. Fasies Braided River (gambar 3.6)

Fasies ini terdiri dari litofasies breksi. Imbrikasi menunjukan adanya arus traksi.

Persebaran butir yang tidak merata menunjukan adanya ketidakstabilan arus yang

merupakan ciri khas dari braided river. Dari pola log, fasies ini memiliki pola log blok (log

gamma ray) yang merupakan pola log dari braided river dan berdasarkan interpretasi fosil

yang dilakukan PT. Pertamina, fasies ini terletak pada lingkungan supralitoral dengan

dicirikan oleh munculnya fosil polen peat swamp (Blumeodendron sp, Sapotaceoidae

Pollenites sp, Malvacipollis Diversus dan lain-lain), riparian (Marginipollis Concinnus,

Canthiumidites Dicoccum, dan lain-lain) dan sangat sedikit fosil polen mangrove

(Spiniferite sp, Zonocosites Ramonae, Hystrichosphaeridium Operculodinium, 

Florschuetzia Meridionalis, dan lain-lain) dan back mangrove ( Acrosticchum speiosum,

Discoidites Novaginensis,Discoidites Pilosus, Acrostichum Aureum dan lain-lain) serta

berkembangya fosil polen dari alluvial swamp (Calophyllum Type, Dicolpopollis

Malesianus, Palmaepollenite sp dan lain lain ).

Gambar 3.6. Contoh Fasies Braided River Pada Sumur APET 12 Interval Kedalaman

2359,00 - 2394,00 m

Breksi matrix-supported, persebaran butir yang tidak merata, berwarna cokelat, matrix pasir halus sampai kasar, butir membundar sampai membundar tanggung, terdapat fragmen vulkanik, terdapat sedikit material karbon dan mika, terdapat imbrikasi dan erosional surface pada bagian bawahnya, dan terdapat lapisan silang siur.  

 

1 m

2394 m

Fasi

es B

raid

ed R

iver

2359 m

= Gamma ray

Page 10: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

27 

 

 

2. Fasies Tidal Sand Flat (gambar 3.7 dan 3.8)

Fasies ini terdiri dari litofasies batupasir mud drapped dan batupasir jejak karbon,

memilki ukuran butir halus sampai sedang. Mud draped dan ripple mark menunjukan

terdapatnya pengaruh arus pasang surut. Terdapat banyak burrow dan laminasi paralel

mengindikasikan kondisi arus yang relatif tenang. Pola log dari fasies ini adalah pola log

lonceng dan corong (log gamma ray). Hasil interpretasi fosil yang dilakukan PT.Pertamina,

fasies ini diendapkan pada daerah litoral dengan melimpahnya fosil mangrove (Spiniferite

sp, Zonocosites Ramonae, Hystrichosphaeridium Operculodinium, Florschuetzia

Meridionalis, dan lain-lain) dan back mangrove ( Acrosticchum speiosum, Discoidites

Novaginensis,Discoidites Pilosus, Acrostichum Aureum dan lain-lain).

.

Gambar 3.7. Contoh Fasies Tidal Sand Flat Pada Sumur APET 11 Interval Kedalaman

2307,00 - 2333,00 m

1 m

2307 m

2333 m

Fasi

es T

idal

San

d Fl

at

= Gamma ray

Batupasir mengkasar keatas, abu-abu

terang, kompak, butir halus sampai sedang,

butir menyudut tanggung sampai

membundar tanggung, pemilahan baik,

porositas relatif baik, di beberapa bagian

terdapat semen kalsit, terdapat jejak karbon

(Carbonaceous streak), laminasi paralel

karbon, komposisi terdiri dari kuarsa,

feldspar, dan litik.

 

Page 11: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

28 

 

Gambar 3.8. Contoh Fasies Tidal Sand Flat Pada Sumur APET 12 Interval Kedalaman

2282,00 - 2301, 00 m

3. Fasies Tidal Mud Flat (gambar 3.10)

Fasies ini terdiri dari litofasies serpih laminasi paralel dan batubara. Serpih

memiliki struktur sedimen berupa laminasi paralel dan terdapat banyak bioturbasi.

Sedangkan batubara berupa batubara lignit. Banyaknya bioturbasi, laminasi parallel, dan

batubara menunjukan fasies ini diendapkan pada arus yang tenang. Pola log dari fasies ini

adalah gerigi (log gamma ray). Berdasarkan interpretasi fosil yang dilakukan PT.

Pertamina, fasies ini berada pada lingkungan litoral dengan melimpahnya fosil mangrove

(Spiniferite sp, Zonocosites Ramonae, Hystrichosphaeridium Operculodinium, 

Florschuetzia Meridionalis, dan lain-lain) dan back mangrove ( Acrosticchum speiosum,

Discoidites Novaginensis,Discoidites Pilosus, Acrostichum Aureum dan lain-lain).

1 m

Batupasir, cokelat terang, butir

sangat halus-sedang,butir menyudut

tanggung sampai membundar

tanggung, pemilahan baik, porositas

baik, butir terdiri dari kuarsa,

Terdapat mud drapped, ripple mark,

flasser, laminasi paralel dan silang

siur karbon, semen kalsit, terdapat

liang (burrow) yang didominasi

berarah parallel, terdapat material

karbonan dan presipitasi pyrite

sebagai nodule yang mengisi liang.  

2301 m

2282 m

= Gamma ray Fa

sies

Tid

al S

and

Flat

Page 12: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

29 

 

Gambar 3.9. Contoh Fasies Tidal Mud Flat Pada Sumur APET 12 Interval Kedalaman 2333,00- 2359,00 m

4. Fasies Tidal Mixed Flat (gambar 3.10)

Fasies ini terdiri dari litofasies serpih laminasi parallel dan batupasir Mud drapped.

Terdapat struktur sedimen berupa laminasi karbon pada serpih dan batupasir tersebut. Pola

log pada fasies ini adalah gerigi (log gamma ray). Berdasarkan interpretasi fosil yang

dilakukan PT.Pertamina, fasies ini berada pada lingkungan litoral dengan melimpahnya

fosil mangrove (Spiniferite sp, Zonocosites Ramonae, Hystrichosphaeridium

Operculodinium, Florschuetzia Meridionalis, dan lain-lain) dan back mangrove (

Acrosticchum speiosum, Discoidites Novaginensis,Discoidites Pilosus, Acrostichum

Aureum dan lain-lain).

Serpih, coklat gelap,

kompak, dibeberapa tempat

terdapat struktur sedimen

berupa laminasi parallel

karbon, terdapat bioturbasi

vertikal dan horizontal

terdapat konkresi besi, hal

ini dikarenakan rekristalisasi

semen ironcarbonate pada

lapisan serpih.

Batubara lignit berwarna

hitam, getas, dengan

kekerasan sedang.

1m

1 m

2333 m

2359 m

Fasi

es T

idal

Mud

Fla

t = Gamma ray

Page 13: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

30 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.10. Contoh Fasies Tidal Mixed Flat Pada Sumur APET 12 Interval Kedalaman 2301,00 - 2333,00 m

5. Fasies Lower dan Middle Shorface (gambar 3.11)

Fasies ini terdiri dari litofasies batugamping dan serpih. Batugamping terdiri dari

batugamping wankestone semakin keatas semakin dominan. Memiliki pola log gerigi (log

gamma ray). Berdasarkan interpretasi fosil yang dilakukan PT. Pertamina, fasies ini berada

pada lingkungan sublitoral dicirikan dengan melimpahnya foraminifera besar bentos

serperti, Lepidocyclina Angulosa, Lepidocyclina Toumoueri, Operculina Ammonoide dan

lain-lain. Foraminifera kecil bentos seperti Cybicides Praecinctus. Dan nannoplankton

seperti Cyclicargolithus Floridanus, Helicossphaera truempyi, Discoaster Deflandi dan

lain lain.

Serpih, coklat gelap, kompak, dibeberapa tempat terdapat struktur

sedimen berupa laminasi parallel karbon, terdapat bioturbasi

vertikal dan horizontal terdapat konkresi besi, hal ini dikarenakan

rekristalisasi semen ironcarbonate pada lapisan serpih.

Batupasir, cokelat terang, butir sangat halus-sedang,butir

menyudut tanggung sampai membundar tanggung, pemilahan

baik, porositas baik, butir terdiri dari kuarsa, Terdapat mud

drapped, ripple mark, flasser, laminasi paralel dan silang siur

karbon, semen kalsit, terdapat liang (burrow) yang didominasi

berarah parallel, terdapat material carbonan dan presipitasi pyrite

sebagai nodule yang mengisi liang.

2333 m

2301 m

= Gamma ray

Fasi

es T

idal

Mix

ed F

lat

Page 14: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

31 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3.11. Contoh Fasies Lower Dan Middle Shorface Pada Sumur APET 12 Interval

Kedalaman 2282,00 - 2253,00 m

3.3 Unit Sekuen

Dalam analisis stratigrafi sekeun, terlebih dahulu perlu dilakukan penentuan unit

stratigrafi sekuen. Komponen stratigrafi sekuen utama yang digunakan dalam melakukan

korelasi log dari 20 sumur di Lapangan Losarang adalah: sequence boundaries (batas

sekuen) dan flooding surface.

1. Sequence boundary (SB) adalah bidang ketidakselarasan yang memisahkan endapan

yang berumur lebih muda dengan endapan yang berumur lebih tua, dimana terdapat

indikasi adanya ekspos sedimen ke permukaan. Gambar dibawah (gambar 3.12) ialah

batas sekuen (garis merah putus-putus) pada dasar suatu endapan channel (sungai

teranyam) yang menunjukan adanya ketidakselarasan.

Batugamping, berwarna putih sampai abu-abu

terang, kekerasan sedang,foraminifera extraclast,

merupakan batugamping wackestone

Serpih berwarna abu-abu, menyerpih dan getas 

Fasi

es m

iddl

e sh

orfa

ce

2253 m

2282 m

Fasi

es lo

wer

shor

face

= Gamma ray

Page 15: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

32 

 

Gambar 3.12. Batas Sekuen Pada Batuan Inti Pada Sumur APES 26

2. Flooding surface (FS) ditandai dengan adanya bukti naiknya muka air laut relatif

secara tiba-tiba (van wagoner et al.,1990). Pada data batuan inti batas tegas yang pasti

dari flooding surface tidak dapat terlihat hanya ditafsirkan berdasarkan perubahan

fasies. Perubahan fasies dari fasies yang lebih dalam berada diatas fasies yang lebih

dangkal.

Korelasi stratigrafi sekuen dilakukan pada 20 sumur bor dan terdiri dari lima

lintasan korelasi. Dari analisis unit sekuen didapat 1 sequence boundary dan 5 flooding

surface (Gambar 3.13) yaitu FS 1, FS 2, FS 3, FS 4, dan FS 5. Sequence boundary berada

pada bagian bawah dari tumpukan pola log (gamma ray) blok yang menipis keatas

(retrogradasi) yang merupakan tumpukan dari fasies braided river. FS 1 memisahkan

fasies sungai teranyam dengan fasies tidal mud flat. FS 2 memisahkan fasies tidal mud flat

dengan fasies tidal mixed flat, FS 3 memisahkan fasies tidal mixed flat dengan fasies tidal

sand flat, FS 4 memisahkan fasies tidal sand flat dengan fasies middle shorface, dan FS 5

memisahkan fasies middle shorface dengan lowershorface.

Erosional surface pada kedalaman 2553.49

Erosional surface

Breksi matrix-supported, persebaran butir yang tidak merata, berwarna cokelat, matrix pasir halus sampai kasar, butir membundar sampai membundar tanggung, terdapat fragmen vulkanik, terdapat sedikit material karbon dan mika, terdapat imbrikasi dan erosional surface pada bagian bawahnya, dan terdapat lapisan silang siur.  

tuff, cokelat, bersifat laterit, berukuran serpih, teroksida kuat,terdapat, feldspar, piroksen

Page 16: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

33 

 

Hasil korelasi stratigrafi sekuen (gambar 3.14) menunjukan parasekuen set tersebut

memiliki ketebalan yang semakin menipis keatas (retrogradasi) dan fasies yang semakin

keatas semakin dalam. Endapan seperti diinterpretasikan sebagai endapan transgressive

system track (TST).

 

Page 17: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

34 

 

 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MBPL MKU GR

SP ILD

NPHI

RHOB

MSFL

Middle Shorface

Tidal Sand Flat

Tidal Mixed Flat

Tidal Mud Flat

Braided River

Lower Shorface

Batugamping, berwarna putih sampai abu-abu terang, kekerasan sedang,foraminifera extraclast, merupakan batugamping wackestone. Serpih berwarna abu-abu, menyerpih dan getas.

Batupasir, cokelat terang, butir sangat halus-sedang,butir menyudut tanggung sampai membundar tanggung, pemilahan baik, porositas baik, butir terdiri dari kuarsa, Terdapat mud drapped, ripple mark, flasser, laminasi paralel dan silang siur karbon, semen kalsit, terdapat liang (burrow) yang didominasi berarah parallel, terdapat material karbonan dan presipitasi pyrite sebagai nodule yang mengisi liang.  

Serpih, coklat gelap, kompak, dibeberapa tempat terdapat struktur sedimen berupa laminasi parallel karbon, terdapat bioturbasi vertikal dan horizontal terdapat konkresi besi, hal ini dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate pada lapisan serpih.

Breksi matrix-supported, persebaran butir yang tidak merata, berwarna cokelat, matrix pasir halus sampai kasar, butir membundar sampai membundar tanggung, terdapat fragmen vulkanik, terdapat sedikit material karbon dan mika, terdapat imbrikasi dan erosional surface pada bagian bawahnya, dan terdapat lapisan silang siur.  

uff, cokelat, bersifat laterit, berukuran serpih, teroksida kuat,terdapat, feldspar, piroksen

Sekuen Fasies Deskripsi

Gambar 3.13 Unit Sekuen Formasi Talangakar Bawah Pada Sumur APES 12

Reservoir 1

Reservoir 2

2400

2500

2300

2400 Tu

ff F

orm

asi J

atib

aran

g

Page 18: BAB 3 STRATIGRAFI SEKUEN - digilib.itb.ac.id · keterbatasan data maka korelasi yang digunakan adalah stratigrafi sekuen. Data yang ... dikarenakan rekristalisasi semen ironcarbonate

35 

 

 

 

Gam

bar 3

.14.

Kor

elas

i Stra

tigra

fi Se

kuen

Pad

a Li

ntas

an A

-B