tugas 1

10
TUGAS 1 SATUAN OPERASI INDUSTRI (Pohon Industri Berbasis Tebu & Diagram Alir Pembuatan Pupuk Organik Dari Blotong Tebu) Disusun oleh : Tri Halimah 240110130065 TEP B

Upload: tri

Post on 03-Oct-2015

215 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

TUGAS 1SATUAN OPERASI INDUSTRI(Pohon Industri Berbasis Tebu & Diagram Alir Pembuatan Pupuk Organik Dari Blotong Tebu)

Disusun oleh :

Tri Halimah240110130065TEP B

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2015

PendahuluanTebu (Saccharum offcinarum L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang hanya dapat ditanam di daerah yang memiliki iklim tropis. Di Indonesia, perkebunan tebu menempati luas areal 321 ribu hektar yang 64,74% diantaranya terdapat di Pulau Jawa (Departemen Pertanian, 2004b).

Pohon Industri TebuDari tanaman tebu dapat dihasilkan berbagai macam produk yang bermafaat bagi manusia. Secara keseluruhan, pemanfaatan tersebut dapat digambarkan dalam sebuah diagram pohon industri tebu. Diagram ini bersumber dari Kementrian Perindustrian.

Gambar 1. Pohon industri berbasis tebuPengertian BlotongBlotong adalah hasil endapan dari nira kotor (sebelum dimasak dan dikristalkan menjadi gula pasir) yang disaring di rotary vacuum filter. Blotong merupakan limbah pabrik gula berbentuk padat seperti tanah berpasir berwarna hitam, mengandung air, dan memiliki bau tak sedap jika masih basah. Bila tidak segera kering akan menimbulkan bau busuk yang menyengat. Blotong masih banyak mengandung bahan organik, mineral, serat kasar, protein kasar, dan gula yang masih terserap di dalam kotoran itu.

Pemanfaatan Limbah BlotongLimbah blotong yang dihasilkan oleh pabrik pengolah tebu memiliki kandungan unsur-unsur organik yang dibutuhkan tanaman. Dibandingkan dengan limbah lainnya dari industri gula, sampai saat ini blotong belum banyak dimanfaatkan, bahkan menjadi limbah yang paling besar kemungkinannya mencemari lingkungan. Hal ini disebabkan blotong mengandung bahan organik yang akan mengalami perombakan kimiawi secara alamiah, dan hasil perombakan ini menjadi sumber pencemaran.

Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut di atas, maka diperlukan suatu upaya penanganan dan pengendalian limbah blotong. Upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan blotong sebagai pupuk organik, sehingga dapat mengatasi masalah pencemaran lingkungan dan melestarikan daya lingkungan.

Pada dasarnya, pemberian bahan organik ke dalam tanah akan berpengaruh pada sifat fisik, biologi, dan kimia tanah. Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah diantaranya merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan organik terhadap sifat biologi tanah adalah meningkatkan aktivitas mikrorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, K, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga dapat mempengaruhi serapan hara oleh tanaman (Gaur, 1981).

Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan pupuk organikAdanya pemanfaatan blotong ini diharapkan mampu membantu mengatasi masalah kelangkaan pupuk kimia dan sekaligus mengatasi masalah pencemaran lingkungan sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu langkah awal menuju zero waste industry dalam industri gula. Seorang peneliti pupuk mengungkapkan bahwa terdapat beberapa mikroba dalam pupuk ini, yaitu Celulotic bacteria, Pseudomonas, Bacyllus, dan Lactobacyllus. Bakteri tersebut ada yang berfungsi melarutkan fosfat. Seperti diketahui, fosfat jika dipakai untuk pupuk harus dalam keadaan terlarut, dan yang melarutkan itu mikroba. Pupuk organik ini mampu memperbaiki tekstur dan mampu menyehatkan tanah kritis akibat pupuk kimia (anorganik).

Pemberian kompos yang berasal dari limbah industri gula ini telah dicoba pada tanaman tebu di berbagai wilayah pabrik gula di Indonesia. Secara umum kompos dapat meningkatkan produktivitas tebu. Blotong dapat meningkatkan pertumbuhan, hasil, rendemen, bahkan produksi gula kristal tebu di lahan kering. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan blotong dalam meningkatkan kapasitas menahan air, menurunkan laju pencucian hara, menyediakan unsur hara, memperbaiki drainase tanah, melarutkan fosfor, dan menetralisir pengaruh Aldd sehingga ketersediaan P dalam tanah lebih tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenperin. 2011. Pohon Industri Tebu.Leovici, Helena. 2012. Pemanfaatan Blotong Pada Budidaya Tebu. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.Muhsin, Ahmad. 2010. Pemanfaatan Blotong dan Kotoran Hewan Sapi Untuk Pembuatan Pupuk Organik. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.Misran, Erni. 2005. Industri Tebu Menuju Zero Waste Industry. Medan: Universitas Sumatera Utara.Rodhi, R.M., Sri Kumalaningsih dan Ika Atsari Dewi. 2014. Pemanfaatan Blotong Tebu dan Kotoran Kelinci Sebagai Pupuk Organik (Kajian Konsentrasi Penambahan Microbacter Alfalfa-11 dan Lama Waktu Pengomposan. Malang: Universitas Brawijaya.Yuliani, Farida, dan Fitri Nugraheni. 2010. Pembuatan Pupuk Organik (Kompos) Dari Arang Ampas Tebu dan Limbah Ternak. Kudus: Universitas Muria Kudus.