tugas kpdb (1)
DESCRIPTION
gTRANSCRIPT
Jawaban
1. 3 hal yang penting dicapai secara nasional antara lain :
a. Menjamin mutu produk serta peningkatan produktivitas dalam rangka
meningkatkan daya saing
b. Memberikan perlindungan pada konsumen, tenaga kerja dan masyarakat baik
dalam segi keselamatan, kesehatan dan lingkungan
c. Mendukung upaya pencapaian pengakuan (Mutual Recognation Arrangement -
MIRA) kegiatan standarisasi dengan Negara lain
2. MSTQ (Meterology Standard Testing dan Quality) ; Badan Standarisasi Nasional
(BSN) dan Komite Akreditasi Nasional (KAN)
3. LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) ; BNSP (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi)
4. Lembaga sertifikasi yang diakreditasi KAN adalah :
a. Pengujian Jenis
b. Survailen (pengujian contoh) produk di pabrik dan atau di pasar
c. Asesmen terhadap system mutu produsen
d. Pemeriksaan terhadap cara penandaan kesesuaian
5. Bidang-bidang jasa konstruksi antara lain :
a. Asosiasi Perusahaan untuk kualifikasi dan kualifikasi badan usaha
b. Asosiasi Profesi dan Institusi DIKLAT dalam penyelenggaraan sertifikasi
keterampilan kerja dan keahlian kerja
6. Upaya untuk peningkatan mutu sebagai berikut :
a. Memberikan jaminan mutu bagi produk sesuai dengan persyaratan mutu yang
ditetapkan dalam perdagangan
b. Meningkatkan pelaksanaan pengujian dengan terselenggaranya pengujian yang
benar dan baik, berdasarkan tata cara yang berlaku secara Internasional
c. Menjalin kerja sama dengan lembaga/badan internasional yang berwenang
mengendalikan mutu barang yang beredar dinegaranya, dan aktif sebagai
anggota organisasi Internasional dibidang standarisasi dan pengendalian mutu.
d. Mendorong berkembangnya jasa pelayanan surveyor serta profesi lainnya
e. Mendorong tumbuh dan berkembangnya gerakan memasyarakatkan dan
menerapkan pengendalian mutu terpadu (total quality control)
7. Infra struktur yang diperlukan antara lain :
a. Sistem Standarisasi
b. Sistem Akreditasi dan Sertifikasi
c. Sarana dan prasarana yang diperlukan
d. Lingkup sertifikasi
8. Standarisasi merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan kemampuan produksi
dan produktivitas, mempercepat proses industrialisasi dan memperkuat perlindungan
konsumen
Standarisasi bertujuan untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermutu, sehingga
dapat meningkatkan daya saing, efesiensi dan keselamatan pemakai
Standar adalah suatu yang dibakukan, berdasarkan kesepakatan semua pihak
(consensus) yang terkait untuk menjamin keselamatan dan kesehatan, efisiensi,
mempercepat perkembangan IPTEK dan meningkatkan kemudahan pemakaian
manusia (SDM) dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas
9. Penerapan SNI secara terpadu dapat tercapai melalui pelaksanaan perumusan
standar sesuai dengan prosedur yang berlaku, adanya kelengkapan sarana
pengujian didukung oleh system jaringan akreditasi, system sertifikasi, system
pengawasan, system evaluasi, dan adanya peraturan perundang-undangan beserta
sangsinya.
10. Pengertian sertifikasi adalah kegiatan pemberian sertifikat yaitu dokumen yang
menyatakan kesesuaian hasil kegiatan sertifikat terhadap persyaratan yang
ditentukan
Semua bentuk sertifikat tersebut adalah merupakan hasil dari penerapan Standar.
Bila Produk tertentu telah memperoleh sertifikat maka produk tersebut diberi tanda
yang menyatakan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan standar atau
spesifikasi tertentu.
11. 5 macam sertifikat dan lembaganya selain sertifkat produk antara lain :
a. Sertifikat system mutu, dilaksanakan oleh LSSM
b. Sertifikat produk dan jasa, dilaksanakan oleh LS Produk
c. Sertifikat personel, dilaksanakan oleh LS Personel
d. Sertifikat mutu, dilaksanakan oleh LAB uji/kalibrasi
e. Sertifikat inspeksi teknis, dilaksanakan oleh LS Inspeksi Teknis
12. Tiga tipe utama kegiatan sertifikasi sertifikasi, yaitu :
a. Sertifikasi pihak pertama (‘first party certification’) atau yang sering disebut “self
cercitification”
b. Sertifikasi pihak kedua (“second party certification”)
c. Sertifikasi pihak ketiga (“third party certification”)
13. Persyaratan minimum criteria produk, antara lain :
a. Produk harus memenuhi peraturan tentang kesehatan, keamanan dan
lingkungan dimanapun diproduksi ;
b. Produk tidak boleh mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan
atau lingkungan, baik bahan tersebut dapat bereaksi ataupun tidak;
c. Proses produksi harus memenuhi standar, dimanapun produksi dilakukan, dan
d. Produk harus mewakili kegiatan proses produksi yang mutakhir, yang ramah
terhadap lingkungan.
14. Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dilandasi atas pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkan
Standar Kompetensi adalah perumusan tentang persyaratan kemampuan minimal
yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang
didasarkan atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk
kerja yang dipersyaratkan.
15. Kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generic yang dibutuhkan untuk
penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan, sedangkan Level kinerja kompetensi kunci
akan menentukan tingkat kesukaran atau kompleksitas serta tingkat persyaratan
yang harus dipenuhinya.
16. SLK adalah rumusan atau kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan, ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan yang dilandasi oleh pernyataan tentang
pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap yang harus dimiliki oleh seseorang
dalam mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan unjuj kerja terkait.
Institusi DIKLAT menggunakan SLK ini :
a. Untuk memberikan informasi dalam penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan
berbasis kompetensi
b. Sebagai acuan dalam membuat modul bahan ajar pelatihan berbasis kompetensi
untuk pembekalan uji kompetensi
c. Sebagai acuan dalam membuat modul bahan ajar pelatihan berbasis kompetensi
dalam rangka penyegaran/pemeliharaan sertifikat kompetensi yang telah dimiliki
bagi pemegang sertifikat kompetensi.
d. Sebagai acuan dalam melakukan penilaian pelatihan berbasis kompetensi
Bagi dunia usaha/industry antara lain :
a. Sebagai acuan dalam melakukan analisa kebutuhan pelatihan tenaga kerja
b. Membantu dalam memelihara kompetensi tenaga kerja
c. Promosi jabatan
d. Untuk persyaratan mengikuti uji kompetensi dalam rangka pra uji kompetensi
17. Berbagai Macam asosiasi profesi
a. HAKI = Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia
b. HPJI = Himpunan Ahli Pelaksana Jalan Indonesia
c. IAI = Himpunan Arsitek Indonesia
d. APEI = Asosiasi Ahli Profesionalis Elektrikal Indonesia
e. HAEI = Himpunan Ahli Elektro Indonesia
JAWABAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
18. K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Yaitu upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk
meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
Definisi
a. Keselamatan (Safety) Suatu keadaan selamat, bebas dari cedera atau bahaya
atau perasaan takut akan celaka cedera dan resiko bahaya
b. Kesehatan (Health) Suatu keadaan kejiwaan, fisik dan social yang sehat, serta
bebas dari ancaman penyakit akibat kerja
c. Lingkungan (Environment) suatu keadaan disekeliling tempat perusahaan
beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam flora dan fauna,
manusia dan interaksinya
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945; UU No 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan
pokok mengenai ketenagakerjaan; Pasal 9 dan Pasal 10
19. Pasal 10 Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi :
a. Norma keselamatan kerja
b. Norma kesehatan kerja
c. Norma kerja
d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan
kerja.
20. Objektif K3 antara lain :
a. Melindungi para pekerja dan orang lainnya ditempat kerja (formal maupun
informal)
b. Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien
c. Menjamin proses produksi berjalan lancar
21. Sasaran Keselamatan Kerja, antara lain :
a. Unsur Manusia
i. Upaya preventif meniadakan/menekan terjadinya kecelakaan
ii. Mencegah/mengurangi timbulnya cidera cacat dan kehilangan jiwa
iii. Meningkatkan etos kerja, produktifitas dan efisiensi kerja
iv. Meningkatkan kesejahteraan pekerja
b. Unsur Pekerjaan
i. Mengamankan tempat kerja, peralatan dan material, konstruksi, instalasi
dan sumber daya lainnya
ii. Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungannya
iii. Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin
kelangsungannya
iv. Terwujudnya pekerjaan yang tepat waktu dan hasil yang memuaskan
c. Unsur Perusahaan
i. Menekan biaya operasional, sehingga keuntungan meningkat dan
perusahaan berkembang
ii. Mewujudkan kepuasan pelanggan, sehingga kesempatan mendapatkan
pekerjaan lebih mudah
iii. Terwujudnya perusahaan yang sehat
22. Penyebab terjadinya kecelakaan :
a. Internal antara lain :
i. Kecendrungan mendapatkan kecelakaan
ii. Kemampuan/kecakapan terbatas (tidak berimbang dengan pekerjaan
yang ditangani)
iii. Sikap dan prilaku yang tidak baik
b. Eksternal, antara lain :
i. Job Discription tidak proposional dan tidak jelas
ii. Pekerjaan mempunyai resiko tinggi kecelakaan
iii. Prasarana dan sarana kerja tidak memadai
iv. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah
v. Keresahan pada pekerja
23. Keadaan darurat adalah situasi yang perlu dipertimbangkan/diidentifikasi sebagai
keadaan darurat adalah : kebakaran, pencemaran lingkungan, atau tumpahan bahan
kimia, banjir, angin topan/badai, huru-hara, ledakan dan lain-lain
Kewajiban Perusahaan, antara lain :
1. Mengidentifikasi secara jelas dan kompherensif jenis keadaan darurat yang
mungkin/berpotensi terjadi didalam maupun diluar tempat kerja
2. Menyediakan peta evakuasi dan titik berkumpul yang telah ditentukan dan
dikomunikasikan ke seluruh karyawan
3. Menyediakan tim penanggulangan keadaan darurat
4. Menyediakan dan memelihara sarana penaggulangan/evakuasi keadaan draurat
24. Koordinasi Pengawasan Fungsional K 3 antara lain adalah :
a. Personil
b. Alat/Mesin
c. Sistem
d. Keselamatan K 3
25. PUIL 2000 masuk pada SNI 04-0225-2000
Kerusakan akibat petir antara lain :
Thermis; Elektris dan Mekanis
26. Dokumen perencanaan listrik antara lain :
a. Peta lokasi
b. Gambar Instalasi
c. Diagram garis tunggal
d. Gambar rinci
e. Perhitungan beban
f. Tabel bahan
g. Ukuran teknis
27. 5 macam Perlengkapan dan peralatan K3 antara lain :
a. Pakaian kerja
b. Sabuk pengaman (Safety Belt)
c. Topi/Helm pengaman
d. Sepatu Kerja
e. Alat Penutup telinga
4 macam Perlengkapan dan peralatan K3 untuk pekerjaan listrik antara lain :
a. Earth Resistance Tester
b. Voltage Tester
c. Short circuit Grounding
d. Dan lain sebagainya
28. Pencatatan data kecelakaan antara lain :
a. Nomor urut
b. Nama penderita
c. Jam, hari, tanggal dan tahun terjadinya kecelakaan
d. Sebab kecelakaan
e. Macam dan akibat kecelakaan
JAWABAN IDENTIFIKASI BAHAYA LISTRIK
29. Tujuan identifikasi bahaya listrik antara lain :
a. Agar dapat mengenal atau mengetahui jenis-jenis bahaya yang diakibatkan listrik
b. Agar dapat mengenal dan mengetahui penyebab bahaya listrik
c. Agar dapat mengenal dan mengetahui dampak yang timbul akibat bahaya listrik
d. Agar dapat mengenal dan mengetahui cara-cara pengamanan terhadap bahaya
listrik
Macam Bahaya listrik, antara lain :
a. Bahaya sentuh langsung
b. Bahaya sentuh tidak langsung
c. Bahaya over load
d. Bahaya hubung singkat
e. Bahaya tegangan lebih
f. Bahaya tegangan rendah
g. Bahaya thermal
30. Kondisi yang cenderung menunjang terjadinya bahaya listrik :
a. Hubung pendek terjadi tanpa pengaman atau dengan pengaman yang salah
b. Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang tidak sesuai
c. Ledakan, percikan api atau pemanasan local yang timbul karena salah pemilihan
dan penggunaan perlengkapan listrik
d. Peralatan tidak memenuhi persyaratan keamanan yang baik
e. Pelaksanaan pemasangan system proteksi termasuk didalamnya system
pembumian instalasi yang tidak benar
f. Penggunaan identifikasi warna atau tanda lain yang tidak benar
g. Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan dan pada klem buruk
kondisinya
h. Hilang kontak atau netral putus yang menimbulkan tegangan tidak berimbang
i. Keadaan lingkungan instalasi yang buruk
Akibat Bahaya Listrik :
a. Kecelakaan pada manusia
b. Kerusakan instalasi dan perlengkapannya
c. Kerugian
31. Bahaya listrik arus kejut listrik maksudnya ada bahaya sentuh langsung dan bahaya
sentuh tidak langsung dan juha ada bahaya suhu berlebihan yang sangat mungkin
mengakibatkan kebakaran luka bakar atau efek cedera lain.
32. Penyebab sentuh langsung :
a. Kelalaian manusia
b. Peralatan tidak memenuhi syarat dan atau rusak
c. Penggunaan peralatan yang salah
d. Cara pemasangan yang tidak baik
e. Ganguan eksternal
Dampak sentuh langsung :
a. Hilang kesadaran
b. Luka Bakar
c. Jantung berhenti
33. Dampak sentuh tidak langsung :
a. Membahayakan manusia
b. Membahayakan peralatan itu sendiri
c. Membahayakan peralatan-peralatan proteksi lainnya
Penyebab sentuh tidak langsung :
a. Kegagalan isolasi peralatan
b. Index proteksi peralattan yang tidak baik/tidak sesuai dengan lokasi
c. Gangguan akibat cuaca/lingkungan
d. Pemasangan instalasi yang tidak baik
34. Listrik dapat menimbulkan kebakaran :
a. Pembebanan lebih (over load)
b. Kerusakan isolasi hingga terjadi hubung pendek
c. Sambungan tidak sempurna
d. Perlengkapan tidak standar
e. Pemutus arus tidak sesuai
f. Kebocoran isolasi
g. Listrik statis
h. Sambaran petir
Tindakan pencegahaan terjadi bahaya kebakaran :
a. Standarisasi dan sertifikasi antara lain :
i. Standarisasi instalasi
ii. Standarisasi produk
iii. Standarisasi kompetensi ahli dan teknisi
iv. Sertifikasi produk
v. Sertifikasi ahli dan teknisi
vi. Sertifikasi inspeksi
vii. Sertifikasi system mutu
viii. Sertifikasi perusahaan
b. Pengawasan
c. Pendidikan dan pelatihan
d. Peraturan dan penerapan sangsi
e. Asuransi
35. Bahaya beban lebih
a. adalah bahaya yang diakibatkan kelebihan beban pada penghantar dan sumber
pembangkit tenaga listrik
b. Arus beban melampaui batas yang ditetapkan standar
c. Dalam keadaan terjadi beban lebih, instalasi listrik tidak mengalami kerusakan
isolasi
Penyebab terjadinya bahaya beban lebih :
a. Penambahan beban terus menerus pada penghantar tanpa memperhatikan KHA
penghantar dan kemampuan sumber
b. Friksi yang tinggi pada motor-motor
c. Data teknis peralatan tidak sesuai dengan kemampuannya
d. Peralatan tidak memenuhi standar, akibat pengawasan mutu yang lemah
e. Kenaikan tegangan pada peralatan
Dampak beban lebih :
a. Suhu isolasi peralatan naik hingga melampaui batas suhu maksimum yang
diijinkan standar untuk kelas isolasi yang digunakan peralatan tersebut
b. Isolasi penghantar rusak atau terbakar
c. Terjadinya pemadaman
36. Bahaya hubung pendek adalah bahaya yang diakibatkan adanya hubungan pendek
antar bagian aktif (fasa to fasa) atau antara bagian aktif dengan netral (Phase to
neutral)
Penyebab terjadinya hubung pendek :
a. Kelalaian manusia
b. Kegagalan atau kerusakan isolasi akibat tekanan mekanis, pengaruh termis
ataupun kimia
c. Timbul tegangan tinggi yang melampaui batas akibat petir
d. Cara pemasangan isolasi yang kurang baik
e. Gangguan eksternal
Dampak bahaya hubung pendek :
a. Terjadi pemadaman
b. Tempratur tinggi pada peralatan/penghantar jika peralatan tidak bekerja
37. Bahaya tegangan lebih :
a. Terjadinya tegangan antar fasa atau antar fasa dan neutral pada peralatan listrik
yang melampaui batas kemampuan isolasi peralatan tersebut
b. Tegangan tinggi ini umumnya berupa tegangan surja akibat terjadinya sambaran
petir ataupun akibat pensakelaran pemutus tenaga petir ataupun tegangan tinggi
juga bias terjadi karena kenaikan tegangan dari sisi supali
Penyebab terjadinya tegangan tinggi :
a. Petir menyambar langsung ataupun tidak langsung jaringan atau peralatan
b. Di tempat sambaran terjadi timbul tegangan surja, yaitu tegangan arus searah
dengan durasi pendek sekiyar 50 ms tetapi nilai tegangannya tinggi sekali
c. Bisa juga terjadi karena akibat pensakelaran pemutus tenaga di saluran
Dampak bahaya tegangan tinggi :
a. Bila tegangan tersebut menembus isolasi maka isolasinya rusak dan peralatan
tidak dapat berfungsi lagi
b. Bila ketahanan isolasi udara atau ketahanan isolasi permukaan lebih lemah
maka akan terjadi flash over. Isolasi peralatan tidak rusak
c. Terjadi gangguan sementara atau gangguan permanen pada system (terjadi
hubung pendek)
38. Peralatan listrik tidak standar beredar di pasar sumber bahaya
Penyebab/kondisi :
a. Penerapan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan terkait
masih lemah dan belum efektif
b. System standarisasi produk belum efektif
c. Banyak pabrik tidak mampu memproduksi peralatan sesuai dengan standar
d. Sarana dan prasarana sertifikasi antara lain laboratorium uji kurang dalam jumlah
maupun kualitas
JAWABAN INSTALASI LISTRIK BERDASARKAN PUIL 2000
39. Maksud dan tujuan PUIL adalah :
a. Penguasaan instalasi listrik terselenggara dengan baik
b. Keselamatan manusia dari baha kejut listrik
c. Keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya
d. Kemanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik dan
e. Perlindungan lingkungan
Ruang lingkup PUIL adalah :
a. Berlaku untuk semua pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-
balik sampai dengan 1000v, arus searah 1500v dan tegangan menengah sampai
dengan 35 KV dalam bangunan dan sekitarnya
b. Untuk perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,
pemeliharaan maupun pengawasannya
Subtansi isi PUIL 2000 :
a. Bagian 1 dan 2 (pendahuluan dan persyaratan dasar)
b. Bagian 3 berisi berbagai system proteksi yang bertujuan untuk
menjamin/terjaminnya keselamatan umum
c. Bagian 4 berisi perancangan instalasi listrik, mulai dari konstruksi sampai dengan
system proteksinya.
d. Bagian 5 berisi perlengkapan peralatan listrik, mulai dari berbagai jenis
perlengkapan yang dipakai sampai dengan cara perawatannya
40. 5 persyaratan dasar instalasi listrik :
a. Proteksi untuk keselamatan
b. Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik
c. Perancangan instalasi listrik
d. Pemilihan perlengkapan listrik
e. Pemasangan dan verifikasi awal instalasi listrik
41. Proteksi untuk keselamatan antara lain :
a. Proteksi dari sentuh tidak langsung yaitu mencegah mengalirnya arus melalui
badan manusia atau ternak
b. Proteksi dari sentuh tidak langsung yaitu manusia dan ternak harus
dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bias timbul karena sentuhan dengan
bagian konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak langsung)
c. Proteksi dari efek thermal yaitu Instalasi listrik harus disusun sedemikian rupa
sehingga tidak ada resiko tersulutnya bahan yang mudah terbakar karena
tingginya suhu atau busur api listrik. Demikian pula tidak akan ada resiko luka
bakar pada manusia maupun ternak selama perlengkapan listrik beroperasi
secara normal.
d. Proteksi dari arus gangguan dan dari tegangan lebih yaitu manusia atau ternak
harus dicegah dari cedera dan harta benda harus dicegah dari setiap efek yang
berbahaya akibat adanya gangguan antara bagian aktif sirkit yang disuplai
dengan tegangan yang berbeda
42. Pada setiap perlengkapan listrik harus :
a. Nama pembuat dan atau merk dagang
b. Daya, tegangan, dan/atau arus pengenal
c. Data teknis lain seperti diisyaratkan SNI
43. Luas penampang penghantar harus ditentukan sesuai dengan :
a. Suhu maksimum yang diizinkan
b. Susut tegangan yang diizinkan
c. Stres elektromagnetis yang mungkin terjadi karena hubung pendek
d. Stres mekanis lainnya yang mungkin dialami penghantar
e. Impedans maksimum berkenaan dengan berfungsinya proteksi hubung pendek
44. Karakterisktik gawai proteksi harus ditentukan berdasarkan fungsinya, yaitu proteksi
dari efek :
a. Arus lebih (beban lebih, hubung pendek)
b. Arus gangguan bumi
c. Tegangan lebih
d. Tegangan kurang atau tak bertegangan
45. Penandaan dan polaritas :
a. Setiap sirkit suplai, rel atau sirkit cabang pada titik sumbernya harus ditandai
dengan jelas maksud penggunaannya dengan tanda yang cukup awet terhadap
pengaruh cuaca sekitarnya. Penandaan yang demikian itu diperlukan pula bagi
setiap sarana pemutus untuk motor dan peranti listrik. Penandaan tidak
diperlukan apabila maksud penggunaannya sudah jelas dari penempatannya
b. Penghantar proteksi dan penghantar neutral harus bias diidentifikasi, paling tidak
pada terminalnya, dengan warna atau cara lain, penghantar-penghantar
berbentuk kawat atau kabel yang fleksibel harus bias diidentifikasi dengan warna
atau cara lain sepanjang penghantar
46. Tujuan pembumian adalah bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan
tersalur kebumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga pengaman
akan terputus secara otomatis.
3 sistem pembumian secara PUIL 2000, antara lain :
a. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)
b. Sistem IT atau Hantaran Pengaman (HP)
c. Sostem TN atau Pembumian Neutral Pengaman
47. Pemeriksaan dan pengujian (Verifikasi) :
a. Instalasi listrik harus diuji dan diperiksa sebelum dioperasikan dan/atau setelah
mengalami perubahan penting untuk membuktikan bahwa pekerjaan
pemasangan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan PUIL
2000 dan/atau standar lain yang berlaku
b. Instalasi dalam pabrik atau bengkel, instalasi dengan 100 titik beban atau lebih,
dan instalasi dengan daya lebih dari 5 kW, sebaiknya keadaan resistans
isolasinya diperiksa secara berkala, dan jika resistans isolasinya tidak memenuhi
ketentuan atau terlihat gejala penurunan instalasi itu harus diganti
c. Pengukuran resistans isolasi harus dilakukan dengan gawai khusus yang baik
dan telah ditera
d. Resistans isolasi harus diuji
e. Pada sistem IT harus ada sekurang-kurangnya satu gawai yang dipasang
permanen untuk memantau keadaan isolasi Instalasi
48. Bahaya sentuh langsung adalah sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan
atau instalasi listrik.
Cara mengataisnya adalah :
a. Proteksi dengan isolasi bagian aktif
b. Proteksi dengan penghalang atau selungkuo
c. Proteksi dengan rintangan
d. Proteksi dengan penempatan diluar jangkauan
e. Proteksi tambahan dengan gawai pengaman arus sisa
49. Bahaya sentuh tidak langsung adalah sentuh pada BKT perlengkapan atau instalasi
listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi
Cara mengatasinya adalah :
a. Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik
b. Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat
c. Instalasi listrik harus dipasang dengan baik
50. Sistem TT atau pembumian pengaman (PP) dengan tujuan bila terjadi arus bocor
atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi yang akan menyebabkan
meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus secara otomatis
51. Sistem TN atau Pembumian Netral Pengaman (PNP)
52. Ssitem IT atau Hantaran Pengaman (HP) dengan tujuan bila tejadi arus bocor atau
hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga
arus meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatis
53. GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa)
ELCB (Earth Leakage Cicuit Breaker)
54. Arester adalah suatu alat untuk memproteksi instalasu listrik dari tegangan lebih
yang diakibatkan oleh sambaran petir melalui penghantar saluran udara tegangan
rendah
Pemasangan Arester secara umum
Arester sedapat mungkin dipasang pada titik percabangan, dan pada ujung-ujung saluran yang panjang, baik saluran utama maupun saluran cabang. Jarak antara arester yang satu dan yang lain tidak boleh melebihi 1000 meter dan di daerah banyak petir, jaraknya tidak boleh lebih dari 500 meter
55. Disconnecting switch adalah saklar pemutus yang didesain tidak bisa terbuka pada
saat arus beban yang melewatinya masih ada.Biasanya disconnecting switch
dipasang untuk mengisolasi peralatan–peralatan yang mungkin tersupply daya
besar.
Disconnecting switch biasanya dilengkapi dengan peringatan visual untuk keamanan
para pekerja, dengan kata lain pada saat keadaan saklar terbuka atau tidak ada arus
beban yang mengalir maka visual sign akan menyala untuk memberitahukan
keadaan aman dan sebaliknya. Disconnecting switch harus benar – benar tertutup
untuk mencegah kemungkinan munculnya bunga api antara pisau penghubung
dengan klip penjepitnya, yang jika terjadi hal – hal tesebut akan membahayakan
operator.
56. Swich pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus
arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan
secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang pancang ini dioptimalkan
melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi. Swich pemutus beban juga
merupakan sebuah sistem penginterupsi hampa yang terisolasi oleh gas SF6 dalam
sebuah tangki baja anti karat dan disegel. Sistem kabelnya yang full-insulated dan
sistem pemasangan pada tiang pancang yang sederhana yang membuat
proses instalasi lebih cepat dengan biaya yang rendah. Sistem
pengendalian elektroniknya ditempatkan pada sebuah kotak pengendali yang terbuat
dari baja anti karat sehingga dapat digunakan dalam berbagai kondisi lingkungan.
Panel pengendali (user-friendly) dan tahan segala kondisi cuaca. Sistem monitoring
dan pengendalian jarak jauh juga dapat ditambahkan tanpa perlu menambahkan
Remote Terminal Unit (RTU).
57. Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan
pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk
membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung
singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun
tidak normal.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal
diatas, adalah sebagai berikut:
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung
singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan
kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:
1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu
akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.
2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini
tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana
pemutus daya tersebut terpasang
3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.
4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini
berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.
5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain
disekitarnya.
6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.
7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.
8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.
JAWABAN SISTEM PENGAMAN
58. Sentuh langsung adalah bahaya sentuhan manusia atau ternak dengan bagian aktif
Penyebab sentuh langsung :
f. Kelalaian manusia
g. Peralatan tidak memenuhi syarat dan atau rusak
h. Penggunaan peralatan yang salah
i. Cara pemasangan yang tidak baik
j. Ganguan eksternal
Dampak sentuh langsung :
d. Hilang kesadaran
e. Luka Bakar
f. Jantung berhenti
59. Sentuh tidak langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara
normal tidak bertegangan menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi
Dampak sentuh tidak langsung :
d. Membahayakan manusia
e. Membahayakan peralatan itu sendiri
f. Membahayakan peralatan-peralatan proteksi lainnya
Penyebab sentuh tidak langsung :
e. Kegagalan isolasi peralatan
f. Index proteksi peralattan yang tidak baik/tidak sesuai dengan lokasi
g. Gangguan akibat cuaca/lingkungan
h. Pemasangan instalasi yang tidak baik
60. Akibat Bahaya Listrik :
a. Kecelakaan pada manusia
b. Kerusakan instalasi dan perlengkapannya
c. Kerugian
Langkah untuk menguranginya :
1. Standarisasi dan sertifikasi antara lain :
ix. Standarisasi instalasi
x. Standarisasi produk
xi. Standarisasi kompetensi ahli dan teknisi
xii. Sertifikasi produk
xiii. Sertifikasi ahli dan teknisi
xiv. Sertifikasi inspeksi
xv. Sertifikasi system mutu
xvi. Sertifikasi perusahaan
2. Pengawasan
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Peraturan dan penerapan sangsi
5. Asuransi
61. Gambar standard IEC 60479-1 kurva tegangan aman vs waktu
62. Batas arus yang melalui tubuh manusia
Batas Arus Pengaruh pada tubuh manusia
0-0,9 mA Belum merasakan pengaruh
0,9-1,2 mABaru terasa adanya arus listrik tapi tidak
menimbulkan kejang
1,2-1,6 mAMulai terasa seakan-akan ada yang
merayap didalam tangan
63. Prinsip proteksi bahaya listrik adalah mencegah mengalirnya arus listrik melalui
tubuh manusia dengan cara membatasi nilai arus listrik dibawah arus kejut listrik dan
juga memutuskan supai secara otomatis pada saat terjadi gangguan
64. Fungsi dari proteksi :
a. Mencegah kerusakan peralatan pada system kelistrikan
b. Mengurangi kerusakan
c. Mempersempit daerah ganggyan
d. Pelayanan dengan kehandalan tinggi
e. Mengamankan manusia
Jenis gangguan yang harus diamankan :
a. Gangguan tegangan lebih
a.1. gangguan internal
a.2. gangguan eksternal
b. Hubung singkat
c. Beban lebih (overload)
d. Arus rambat
e. Lain-lain (daya balik, tegangan rendah, thermal, panas setempat)
65. Langkah pengamannan yang harus diperhatikan pada waktu pemeliharaan :
a. Pengaman lebur
- Bebas dari sumber daya
- Periksa terminal
- Kencangkan semua dudukan
- Ganti pengaman lebur yang putus
- Tanda pengenal kemampuan harus terlihat
b. Penghantar/Kabel
- Matikan listrik bila perlu
- Periksa kabel dalam saluran
- Apakah ada benda-benda dalam saluran
- Periksa tanda pengenal
- Hantaran udara, periksa penopang, pemegang kabel, benda-benda sekitar
c. Penerangan
- Bersihkan/cuci lampu
- Lampu kotor menurunkan output cahaya
d. Perkakas dan alat kerja
- Umur perkakas tergantung penggunaan dan pemeliharaan
- Cara pemeliharaan tergantung jenis perkakas
- Sebelum digunakan, periksa secara visual
- Kerusakan segera dilaporkan
- Ikuti petunjuk pabrik pembuat
- Petugas harus terlatih
e. Pemutus tenaga
- Harus selalu bersih
- Klem tidak boleh kendor
- Pengujian mekanis dan elektris
f. Sistem pembumian
- Seluruh system harus diperiksa
- Pengukuran tahanan tanah
g. Pengaman daerah yang dalam pemeliharaan
- Memiliki prosedur khusus (SOP_
- Pasang tanda yang jelas dan dimengerti
- Pasang segel/kartu (LOTO)
- Yakinkan bahwa kondisi aman
- LOTO hanya boleh dilepas oleh petugas brewer\
h. Alat pelindung diri
- Sepatu pengaman khusus listrk
- Sarung tangan karet khusus listrik
- Pengujian APD secara berkala
Demikian tugas KPDB ini saya kerjakan
Nama dan tanda tangan Mahasiswa,
Fidri Chaerul Umam2006-11-039