tugas kpdb (1)

28
Jawaban 1. 3 hal yang penting dicapai secara nasional antara lain : a. Menjamin mutu produk serta peningkatan produktivitas dalam rangka meningkatkan daya saing b. Memberikan perlindungan pada konsumen, tenaga kerja dan masyarakat baik dalam segi keselamatan, kesehatan dan lingkungan c. Mendukung upaya pencapaian pengakuan (Mutual Recognation Arrangement -MIRA) kegiatan standarisasi dengan Negara lain 2. MSTQ (Meterology Standard Testing dan Quality) ; Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Komite Akreditasi Nasional (KAN) 3. LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) ; BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) 4. Lembaga sertifikasi yang diakreditasi KAN adalah : a. Pengujian Jenis b. Survailen (pengujian contoh) produk di pabrik dan atau di pasar c. Asesmen terhadap system mutu produsen d. Pemeriksaan terhadap cara penandaan kesesuaian 5. Bidang-bidang jasa konstruksi antara lain : a. Asosiasi Perusahaan untuk kualifikasi dan kualifikasi badan usaha b. Asosiasi Profesi dan Institusi DIKLAT dalam penyelenggaraan sertifikasi keterampilan kerja dan keahlian kerja 6. Upaya untuk peningkatan mutu sebagai berikut : a. Memberikan jaminan mutu bagi produk sesuai dengan persyaratan mutu yang ditetapkan dalam perdagangan

Upload: defrian-supriady

Post on 12-Dec-2014

133 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: tugas kpdb (1)

Jawaban

1. 3 hal yang penting dicapai secara nasional antara lain :

a. Menjamin mutu produk serta peningkatan produktivitas dalam rangka

meningkatkan daya saing

b. Memberikan perlindungan pada konsumen, tenaga kerja dan masyarakat baik

dalam segi keselamatan, kesehatan dan lingkungan

c. Mendukung upaya pencapaian pengakuan (Mutual Recognation Arrangement -

MIRA) kegiatan standarisasi dengan Negara lain

2. MSTQ (Meterology Standard Testing dan Quality) ; Badan Standarisasi Nasional

(BSN) dan Komite Akreditasi Nasional (KAN)

3. LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) ; BNSP (Badan Nasional

Sertifikasi Profesi)

4. Lembaga sertifikasi yang diakreditasi KAN adalah :

a. Pengujian Jenis

b. Survailen (pengujian contoh) produk di pabrik dan atau di pasar

c. Asesmen terhadap system mutu produsen

d. Pemeriksaan terhadap cara penandaan kesesuaian

5. Bidang-bidang jasa konstruksi antara lain :

a. Asosiasi Perusahaan untuk kualifikasi dan kualifikasi badan usaha

b. Asosiasi Profesi dan Institusi DIKLAT dalam penyelenggaraan sertifikasi

keterampilan kerja dan keahlian kerja

6. Upaya untuk peningkatan mutu sebagai berikut :

a. Memberikan jaminan mutu bagi produk sesuai dengan persyaratan mutu yang

ditetapkan dalam perdagangan

b. Meningkatkan pelaksanaan pengujian dengan terselenggaranya pengujian yang

benar dan baik, berdasarkan tata cara yang berlaku secara Internasional

c. Menjalin kerja sama dengan lembaga/badan internasional yang berwenang

mengendalikan mutu barang yang beredar dinegaranya, dan aktif sebagai

anggota organisasi Internasional dibidang standarisasi dan pengendalian mutu.

d. Mendorong berkembangnya jasa pelayanan surveyor serta profesi lainnya

e. Mendorong tumbuh dan berkembangnya gerakan memasyarakatkan dan

menerapkan pengendalian mutu terpadu (total quality control)

7. Infra struktur yang diperlukan antara lain :

a. Sistem Standarisasi

b. Sistem Akreditasi dan Sertifikasi

c. Sarana dan prasarana yang diperlukan

Page 2: tugas kpdb (1)

d. Lingkup sertifikasi

8. Standarisasi merupakan salah satu unsur untuk meningkatkan kemampuan produksi

dan produktivitas, mempercepat proses industrialisasi dan memperkuat perlindungan

konsumen

Standarisasi bertujuan untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermutu, sehingga

dapat meningkatkan daya saing, efesiensi dan keselamatan pemakai

Standar adalah suatu yang dibakukan, berdasarkan kesepakatan semua pihak

(consensus) yang terkait untuk menjamin keselamatan dan kesehatan, efisiensi,

mempercepat perkembangan IPTEK dan meningkatkan kemudahan pemakaian

manusia (SDM) dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas

9. Penerapan SNI secara terpadu dapat tercapai melalui pelaksanaan perumusan

standar sesuai dengan prosedur yang berlaku, adanya kelengkapan sarana

pengujian didukung oleh system jaringan akreditasi, system sertifikasi, system

pengawasan, system evaluasi, dan adanya peraturan perundang-undangan beserta

sangsinya.

10. Pengertian sertifikasi adalah kegiatan pemberian sertifikat yaitu dokumen yang

menyatakan kesesuaian hasil kegiatan sertifikat terhadap persyaratan yang

ditentukan

Semua bentuk sertifikat tersebut adalah merupakan hasil dari penerapan Standar.

Bila Produk tertentu telah memperoleh sertifikat maka produk tersebut diberi tanda

yang menyatakan bahwa produk tersebut telah memenuhi persyaratan standar atau

spesifikasi tertentu.

11. 5 macam sertifikat dan lembaganya selain sertifkat produk antara lain :

a. Sertifikat system mutu, dilaksanakan oleh LSSM

b. Sertifikat produk dan jasa, dilaksanakan oleh LS Produk

c. Sertifikat personel, dilaksanakan oleh LS Personel

d. Sertifikat mutu, dilaksanakan oleh LAB uji/kalibrasi

e. Sertifikat inspeksi teknis, dilaksanakan oleh LS Inspeksi Teknis

12. Tiga tipe utama kegiatan sertifikasi sertifikasi, yaitu :

a. Sertifikasi pihak pertama (‘first party certification’) atau yang sering disebut “self

cercitification”

b. Sertifikasi pihak kedua (“second party certification”)

Page 3: tugas kpdb (1)

c. Sertifikasi pihak ketiga (“third party certification”)

13. Persyaratan minimum criteria produk, antara lain :

a. Produk harus memenuhi peraturan tentang kesehatan, keamanan dan

lingkungan dimanapun diproduksi ;

b. Produk tidak boleh mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan

atau lingkungan, baik bahan tersebut dapat bereaksi ataupun tidak;

c. Proses produksi harus memenuhi standar, dimanapun produksi dilakukan, dan

d. Produk harus mewakili kegiatan proses produksi yang mutakhir, yang ramah

terhadap lingkungan.

14. Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dilandasi atas pengetahuan,

keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Sedangkan

Standar Kompetensi adalah perumusan tentang persyaratan kemampuan minimal

yang harus dimiliki seseorang untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas yang

didasarkan atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk

kerja yang dipersyaratkan.

15. Kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generic yang dibutuhkan untuk

penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan, sedangkan Level kinerja kompetensi kunci

akan menentukan tingkat kesukaran atau kompleksitas serta tingkat persyaratan

yang harus dipenuhinya.

16. SLK adalah rumusan atau kurikulum dan silabus pendidikan dan pelatihan, ditujukan

untuk meningkatkan kemampuan yang dilandasi oleh pernyataan tentang

pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap yang harus dimiliki oleh seseorang

dalam mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan sesuai dengan unjuj kerja terkait.

Institusi DIKLAT menggunakan SLK ini :

a. Untuk memberikan informasi dalam penyusunan kurikulum dan silabus pelatihan

berbasis kompetensi

b. Sebagai acuan dalam membuat modul bahan ajar pelatihan berbasis kompetensi

untuk pembekalan uji kompetensi

c. Sebagai acuan dalam membuat modul bahan ajar pelatihan berbasis kompetensi

dalam rangka penyegaran/pemeliharaan sertifikat kompetensi yang telah dimiliki

bagi pemegang sertifikat kompetensi.

d. Sebagai acuan dalam melakukan penilaian pelatihan berbasis kompetensi

Bagi dunia usaha/industry antara lain :

a. Sebagai acuan dalam melakukan analisa kebutuhan pelatihan tenaga kerja

b. Membantu dalam memelihara kompetensi tenaga kerja

c. Promosi jabatan

Page 4: tugas kpdb (1)

d. Untuk persyaratan mengikuti uji kompetensi dalam rangka pra uji kompetensi

17. Berbagai Macam asosiasi profesi

a. HAKI = Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia

b. HPJI = Himpunan Ahli Pelaksana Jalan Indonesia

c. IAI = Himpunan Arsitek Indonesia

d. APEI = Asosiasi Ahli Profesionalis Elektrikal Indonesia

e. HAEI = Himpunan Ahli Elektro Indonesia

JAWABAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

18. K3 = Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Yaitu upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk menjamin

keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada

khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk

meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.

Definisi

a. Keselamatan (Safety) Suatu keadaan selamat, bebas dari cedera atau bahaya

atau perasaan takut akan celaka cedera dan resiko bahaya

b. Kesehatan (Health) Suatu keadaan kejiwaan, fisik dan social yang sehat, serta

bebas dari ancaman penyakit akibat kerja

c. Lingkungan (Environment) suatu keadaan disekeliling tempat perusahaan

beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam flora dan fauna,

manusia dan interaksinya

Pasal 27 ayat 2 UUD 1945; UU No 14 Tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan

pokok mengenai ketenagakerjaan; Pasal 9 dan Pasal 10

19. Pasal 10 Pemerintah membina norma perlindungan tenaga kerja yang meliputi :

a. Norma keselamatan kerja

b. Norma kesehatan kerja

c. Norma kerja

d. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal kecelakaan

kerja.

20. Objektif K3 antara lain :

a. Melindungi para pekerja dan orang lainnya ditempat kerja (formal maupun

informal)

b. Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien

c. Menjamin proses produksi berjalan lancar

21. Sasaran Keselamatan Kerja, antara lain :

a. Unsur Manusia

Page 5: tugas kpdb (1)

i. Upaya preventif meniadakan/menekan terjadinya kecelakaan

ii. Mencegah/mengurangi timbulnya cidera cacat dan kehilangan jiwa

iii. Meningkatkan etos kerja, produktifitas dan efisiensi kerja

iv. Meningkatkan kesejahteraan pekerja

b. Unsur Pekerjaan

i. Mengamankan tempat kerja, peralatan dan material, konstruksi, instalasi

dan sumber daya lainnya

ii. Meningkatkan produktifitas pekerjaan dan menjamin kelangsungannya

iii. Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin

kelangsungannya

iv. Terwujudnya pekerjaan yang tepat waktu dan hasil yang memuaskan

c. Unsur Perusahaan

i. Menekan biaya operasional, sehingga keuntungan meningkat dan

perusahaan berkembang

ii. Mewujudkan kepuasan pelanggan, sehingga kesempatan mendapatkan

pekerjaan lebih mudah

iii. Terwujudnya perusahaan yang sehat

22. Penyebab terjadinya kecelakaan :

a. Internal antara lain :

i. Kecendrungan mendapatkan kecelakaan

ii. Kemampuan/kecakapan terbatas (tidak berimbang dengan pekerjaan

yang ditangani)

iii. Sikap dan prilaku yang tidak baik

b. Eksternal, antara lain :

i. Job Discription tidak proposional dan tidak jelas

ii. Pekerjaan mempunyai resiko tinggi kecelakaan

iii. Prasarana dan sarana kerja tidak memadai

iv. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah

v. Keresahan pada pekerja

23. Keadaan darurat adalah situasi yang perlu dipertimbangkan/diidentifikasi sebagai

keadaan darurat adalah : kebakaran, pencemaran lingkungan, atau tumpahan bahan

kimia, banjir, angin topan/badai, huru-hara, ledakan dan lain-lain

Kewajiban Perusahaan, antara lain :

1. Mengidentifikasi secara jelas dan kompherensif jenis keadaan darurat yang

mungkin/berpotensi terjadi didalam maupun diluar tempat kerja

2. Menyediakan peta evakuasi dan titik berkumpul yang telah ditentukan dan

dikomunikasikan ke seluruh karyawan

Page 6: tugas kpdb (1)

3. Menyediakan tim penanggulangan keadaan darurat

4. Menyediakan dan memelihara sarana penaggulangan/evakuasi keadaan draurat

24. Koordinasi Pengawasan Fungsional K 3 antara lain adalah :

a. Personil

b. Alat/Mesin

c. Sistem

d. Keselamatan K 3

25. PUIL 2000 masuk pada SNI 04-0225-2000

Kerusakan akibat petir antara lain :

Thermis; Elektris dan Mekanis

26. Dokumen perencanaan listrik antara lain :

a. Peta lokasi

b. Gambar Instalasi

c. Diagram garis tunggal

d. Gambar rinci

e. Perhitungan beban

f. Tabel bahan

g. Ukuran teknis

27. 5 macam Perlengkapan dan peralatan K3 antara lain :

a. Pakaian kerja

b. Sabuk pengaman (Safety Belt)

c. Topi/Helm pengaman

d. Sepatu Kerja

e. Alat Penutup telinga

4 macam Perlengkapan dan peralatan K3 untuk pekerjaan listrik antara lain :

a. Earth Resistance Tester

b. Voltage Tester

c. Short circuit Grounding

d. Dan lain sebagainya

28. Pencatatan data kecelakaan antara lain :

a. Nomor urut

b. Nama penderita

c. Jam, hari, tanggal dan tahun terjadinya kecelakaan

d. Sebab kecelakaan

e. Macam dan akibat kecelakaan

JAWABAN IDENTIFIKASI BAHAYA LISTRIK

Page 7: tugas kpdb (1)

29. Tujuan identifikasi bahaya listrik antara lain :

a. Agar dapat mengenal atau mengetahui jenis-jenis bahaya yang diakibatkan listrik

b. Agar dapat mengenal dan mengetahui penyebab bahaya listrik

c. Agar dapat mengenal dan mengetahui dampak yang timbul akibat bahaya listrik

d. Agar dapat mengenal dan mengetahui cara-cara pengamanan terhadap bahaya

listrik

Macam Bahaya listrik, antara lain :

a. Bahaya sentuh langsung

b. Bahaya sentuh tidak langsung

c. Bahaya over load

d. Bahaya hubung singkat

e. Bahaya tegangan lebih

f. Bahaya tegangan rendah

g. Bahaya thermal

30. Kondisi yang cenderung menunjang terjadinya bahaya listrik :

a. Hubung pendek terjadi tanpa pengaman atau dengan pengaman yang salah

b. Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang tidak sesuai

c. Ledakan, percikan api atau pemanasan local yang timbul karena salah pemilihan

dan penggunaan perlengkapan listrik

d. Peralatan tidak memenuhi persyaratan keamanan yang baik

e. Pelaksanaan pemasangan system proteksi termasuk didalamnya system

pembumian instalasi yang tidak benar

f. Penggunaan identifikasi warna atau tanda lain yang tidak benar

g. Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan dan pada klem buruk

kondisinya

h. Hilang kontak atau netral putus yang menimbulkan tegangan tidak berimbang

i. Keadaan lingkungan instalasi yang buruk

Akibat Bahaya Listrik :

a. Kecelakaan pada manusia

b. Kerusakan instalasi dan perlengkapannya

c. Kerugian

31. Bahaya listrik arus kejut listrik maksudnya ada bahaya sentuh langsung dan bahaya

sentuh tidak langsung dan juha ada bahaya suhu berlebihan yang sangat mungkin

mengakibatkan kebakaran luka bakar atau efek cedera lain.

32. Penyebab sentuh langsung :

a. Kelalaian manusia

b. Peralatan tidak memenuhi syarat dan atau rusak

Page 8: tugas kpdb (1)

c. Penggunaan peralatan yang salah

d. Cara pemasangan yang tidak baik

e. Ganguan eksternal

Dampak sentuh langsung :

a. Hilang kesadaran

b. Luka Bakar

c. Jantung berhenti

33. Dampak sentuh tidak langsung :

a. Membahayakan manusia

b. Membahayakan peralatan itu sendiri

c. Membahayakan peralatan-peralatan proteksi lainnya

Penyebab sentuh tidak langsung :

a. Kegagalan isolasi peralatan

b. Index proteksi peralattan yang tidak baik/tidak sesuai dengan lokasi

c. Gangguan akibat cuaca/lingkungan

d. Pemasangan instalasi yang tidak baik

34. Listrik dapat menimbulkan kebakaran :

a. Pembebanan lebih (over load)

b. Kerusakan isolasi hingga terjadi hubung pendek

c. Sambungan tidak sempurna

d. Perlengkapan tidak standar

e. Pemutus arus tidak sesuai

f. Kebocoran isolasi

g. Listrik statis

h. Sambaran petir

Tindakan pencegahaan terjadi bahaya kebakaran :

a. Standarisasi dan sertifikasi antara lain :

i. Standarisasi instalasi

ii. Standarisasi produk

iii. Standarisasi kompetensi ahli dan teknisi

iv. Sertifikasi produk

v. Sertifikasi ahli dan teknisi

vi. Sertifikasi inspeksi

vii. Sertifikasi system mutu

viii. Sertifikasi perusahaan

b. Pengawasan

c. Pendidikan dan pelatihan

Page 9: tugas kpdb (1)

d. Peraturan dan penerapan sangsi

e. Asuransi

35. Bahaya beban lebih

a. adalah bahaya yang diakibatkan kelebihan beban pada penghantar dan sumber

pembangkit tenaga listrik

b. Arus beban melampaui batas yang ditetapkan standar

c. Dalam keadaan terjadi beban lebih, instalasi listrik tidak mengalami kerusakan

isolasi

Penyebab terjadinya bahaya beban lebih :

a. Penambahan beban terus menerus pada penghantar tanpa memperhatikan KHA

penghantar dan kemampuan sumber

b. Friksi yang tinggi pada motor-motor

c. Data teknis peralatan tidak sesuai dengan kemampuannya

d. Peralatan tidak memenuhi standar, akibat pengawasan mutu yang lemah

e. Kenaikan tegangan pada peralatan

Dampak beban lebih :

a. Suhu isolasi peralatan naik hingga melampaui batas suhu maksimum yang

diijinkan standar untuk kelas isolasi yang digunakan peralatan tersebut

b. Isolasi penghantar rusak atau terbakar

c. Terjadinya pemadaman

36. Bahaya hubung pendek adalah bahaya yang diakibatkan adanya hubungan pendek

antar bagian aktif (fasa to fasa) atau antara bagian aktif dengan netral (Phase to

neutral)

Penyebab terjadinya hubung pendek :

a. Kelalaian manusia

b. Kegagalan atau kerusakan isolasi akibat tekanan mekanis, pengaruh termis

ataupun kimia

c. Timbul tegangan tinggi yang melampaui batas akibat petir

d. Cara pemasangan isolasi yang kurang baik

e. Gangguan eksternal

Dampak bahaya hubung pendek :

a. Terjadi pemadaman

b. Tempratur tinggi pada peralatan/penghantar jika peralatan tidak bekerja

37. Bahaya tegangan lebih :

a. Terjadinya tegangan antar fasa atau antar fasa dan neutral pada peralatan listrik

yang melampaui batas kemampuan isolasi peralatan tersebut

Page 10: tugas kpdb (1)

b. Tegangan tinggi ini umumnya berupa tegangan surja akibat terjadinya sambaran

petir ataupun akibat pensakelaran pemutus tenaga petir ataupun tegangan tinggi

juga bias terjadi karena kenaikan tegangan dari sisi supali

Penyebab terjadinya tegangan tinggi :

a. Petir menyambar langsung ataupun tidak langsung jaringan atau peralatan

b. Di tempat sambaran terjadi timbul tegangan surja, yaitu tegangan arus searah

dengan durasi pendek sekiyar 50 ms tetapi nilai tegangannya tinggi sekali

c. Bisa juga terjadi karena akibat pensakelaran pemutus tenaga di saluran

Dampak bahaya tegangan tinggi :

a. Bila tegangan tersebut menembus isolasi maka isolasinya rusak dan peralatan

tidak dapat berfungsi lagi

b. Bila ketahanan isolasi udara atau ketahanan isolasi permukaan lebih lemah

maka akan terjadi flash over. Isolasi peralatan tidak rusak

c. Terjadi gangguan sementara atau gangguan permanen pada system (terjadi

hubung pendek)

38. Peralatan listrik tidak standar beredar di pasar sumber bahaya

Penyebab/kondisi :

a. Penerapan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan terkait

masih lemah dan belum efektif

b. System standarisasi produk belum efektif

c. Banyak pabrik tidak mampu memproduksi peralatan sesuai dengan standar

d. Sarana dan prasarana sertifikasi antara lain laboratorium uji kurang dalam jumlah

maupun kualitas

JAWABAN INSTALASI LISTRIK BERDASARKAN PUIL 2000

39. Maksud dan tujuan PUIL adalah :

a. Penguasaan instalasi listrik terselenggara dengan baik

b. Keselamatan manusia dari baha kejut listrik

c. Keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya

d. Kemanan gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik dan

e. Perlindungan lingkungan

Ruang lingkup PUIL adalah :

a. Berlaku untuk semua pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-

balik sampai dengan 1000v, arus searah 1500v dan tegangan menengah sampai

dengan 35 KV dalam bangunan dan sekitarnya

b. Untuk perancangan, pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan,

pemeliharaan maupun pengawasannya

Page 11: tugas kpdb (1)

Subtansi isi PUIL 2000 :

a. Bagian 1 dan 2 (pendahuluan dan persyaratan dasar)

b. Bagian 3 berisi berbagai system proteksi yang bertujuan untuk

menjamin/terjaminnya keselamatan umum

c. Bagian 4 berisi perancangan instalasi listrik, mulai dari konstruksi sampai dengan

system proteksinya.

d. Bagian 5 berisi perlengkapan peralatan listrik, mulai dari berbagai jenis

perlengkapan yang dipakai sampai dengan cara perawatannya

40. 5 persyaratan dasar instalasi listrik :

a. Proteksi untuk keselamatan

b. Proteksi perlengkapan dan instalasi listrik

c. Perancangan instalasi listrik

d. Pemilihan perlengkapan listrik

e. Pemasangan dan verifikasi awal instalasi listrik

41. Proteksi untuk keselamatan antara lain :

a. Proteksi dari sentuh tidak langsung yaitu mencegah mengalirnya arus melalui

badan manusia atau ternak

b. Proteksi dari sentuh tidak langsung yaitu manusia dan ternak harus

dihindarkan/diselamatkan dari bahaya yang bias timbul karena sentuhan dengan

bagian konduktif terbuka dalam keadaan gangguan (sentuh tak langsung)

c. Proteksi dari efek thermal yaitu Instalasi listrik harus disusun sedemikian rupa

sehingga tidak ada resiko tersulutnya bahan yang mudah terbakar karena

tingginya suhu atau busur api listrik. Demikian pula tidak akan ada resiko luka

bakar pada manusia maupun ternak selama perlengkapan listrik beroperasi

secara normal.

d. Proteksi dari arus gangguan dan dari tegangan lebih yaitu manusia atau ternak

harus dicegah dari cedera dan harta benda harus dicegah dari setiap efek yang

berbahaya akibat adanya gangguan antara bagian aktif sirkit yang disuplai

dengan tegangan yang berbeda

42. Pada setiap perlengkapan listrik harus :

a. Nama pembuat dan atau merk dagang

b. Daya, tegangan, dan/atau arus pengenal

c. Data teknis lain seperti diisyaratkan SNI

43. Luas penampang penghantar harus ditentukan sesuai dengan :

a. Suhu maksimum yang diizinkan

b. Susut tegangan yang diizinkan

c. Stres elektromagnetis yang mungkin terjadi karena hubung pendek

Page 12: tugas kpdb (1)

d. Stres mekanis lainnya yang mungkin dialami penghantar

e. Impedans maksimum berkenaan dengan berfungsinya proteksi hubung pendek

44. Karakterisktik gawai proteksi harus ditentukan berdasarkan fungsinya, yaitu proteksi

dari efek :

a. Arus lebih (beban lebih, hubung pendek)

b. Arus gangguan bumi

c. Tegangan lebih

d. Tegangan kurang atau tak bertegangan

45. Penandaan dan polaritas :

a. Setiap sirkit suplai, rel atau sirkit cabang pada titik sumbernya harus ditandai

dengan jelas maksud penggunaannya dengan tanda yang cukup awet terhadap

pengaruh cuaca sekitarnya. Penandaan yang demikian itu diperlukan pula bagi

setiap sarana pemutus untuk motor dan peranti listrik. Penandaan tidak

diperlukan apabila maksud penggunaannya sudah jelas dari penempatannya

b. Penghantar proteksi dan penghantar neutral harus bias diidentifikasi, paling tidak

pada terminalnya, dengan warna atau cara lain, penghantar-penghantar

berbentuk kawat atau kabel yang fleksibel harus bias diidentifikasi dengan warna

atau cara lain sepanjang penghantar

46. Tujuan pembumian adalah bila terjadi arus bocor atau hubung singkat, arus akan

tersalur kebumi yang akan menyebabkan meningkatnya arus sehingga pengaman

akan terputus secara otomatis.

3 sistem pembumian secara PUIL 2000, antara lain :

a. Sistem TT atau Pembumian Pengaman (PP)

b. Sistem IT atau Hantaran Pengaman (HP)

c. Sostem TN atau Pembumian Neutral Pengaman

47. Pemeriksaan dan pengujian (Verifikasi) :

a. Instalasi listrik harus diuji dan diperiksa sebelum dioperasikan dan/atau setelah

mengalami perubahan penting untuk membuktikan bahwa pekerjaan

pemasangan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan PUIL

2000 dan/atau standar lain yang berlaku

b. Instalasi dalam pabrik atau bengkel, instalasi dengan 100 titik beban atau lebih,

dan instalasi dengan daya lebih dari 5 kW, sebaiknya keadaan resistans

isolasinya diperiksa secara berkala, dan jika resistans isolasinya tidak memenuhi

ketentuan atau terlihat gejala penurunan instalasi itu harus diganti

c. Pengukuran resistans isolasi harus dilakukan dengan gawai khusus yang baik

dan telah ditera

d. Resistans isolasi harus diuji

Page 13: tugas kpdb (1)

e. Pada sistem IT harus ada sekurang-kurangnya satu gawai yang dipasang

permanen untuk memantau keadaan isolasi Instalasi

48. Bahaya sentuh langsung adalah sentuh langsung pada bagian aktif perlengkapan

atau instalasi listrik.

Cara mengataisnya adalah :

a. Proteksi dengan isolasi bagian aktif

b. Proteksi dengan penghalang atau selungkuo

c. Proteksi dengan rintangan

d. Proteksi dengan penempatan diluar jangkauan

e. Proteksi tambahan dengan gawai pengaman arus sisa

49. Bahaya sentuh tidak langsung adalah sentuh pada BKT perlengkapan atau instalasi

listrik yang menjadi bertegangan akibat kegagalan isolasi

Cara mengatasinya adalah :

a. Perlengkapan listrik harus dirancang dan dibuat dengan baik

b. Bagian aktif harus diisolasi dengan bahan yang tepat

c. Instalasi listrik harus dipasang dengan baik

50. Sistem TT atau pembumian pengaman (PP) dengan tujuan bila terjadi arus bocor

atau hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi yang akan menyebabkan

meningkatnya arus sehingga pengaman akan terputus secara otomatis

51. Sistem TN atau Pembumian Netral Pengaman (PNP)

Page 14: tugas kpdb (1)

52. Ssitem IT atau Hantaran Pengaman (HP) dengan tujuan bila tejadi arus bocor atau

hubung singkat, arus akan tersalur ke bumi melalui penghantar pengaman sehingga

arus meningkat dan pengaman akan terputus secara otomatis

53. GPAS (Gawai Proteksi Arus Sisa)

ELCB (Earth Leakage Cicuit Breaker)

54. Arester adalah suatu alat untuk memproteksi instalasu listrik dari tegangan lebih

yang diakibatkan oleh sambaran petir melalui penghantar saluran udara tegangan

rendah

Pemasangan Arester secara umum

Arester sedapat mungkin dipasang pada titik percabangan, dan pada ujung-ujung saluran yang panjang, baik saluran utama maupun saluran cabang. Jarak antara arester yang satu dan yang lain tidak boleh melebihi 1000 meter dan di daerah banyak petir, jaraknya tidak boleh lebih dari 500 meter

Page 15: tugas kpdb (1)

55. Disconnecting switch adalah saklar pemutus yang didesain tidak bisa terbuka pada

saat arus beban yang melewatinya masih ada.Biasanya disconnecting switch

dipasang untuk mengisolasi peralatan–peralatan yang mungkin tersupply daya

besar.

Disconnecting switch biasanya dilengkapi dengan peringatan visual untuk keamanan

para pekerja, dengan kata lain pada saat keadaan saklar terbuka atau tidak ada arus

beban yang mengalir maka visual sign akan menyala untuk memberitahukan

keadaan aman dan sebaliknya. Disconnecting switch harus benar – benar tertutup

untuk mencegah kemungkinan munculnya bunga api antara pisau penghubung

dengan klip penjepitnya, yang jika terjadi hal – hal tesebut akan membahayakan

operator.

56. Swich pemutus beban (Load Break Switch, LBS) merupakan saklar atau pemutus

arus tiga fase untuk penempatan di luar ruas pada tiang pancang, yang dikendalikan

secara elektronis. Switch dengan penempatan di atas tiang pancang ini dioptimalkan

melalui control jarak jauh dan skema otomatisasi. Swich pemutus beban juga

merupakan sebuah sistem penginterupsi hampa yang terisolasi oleh gas SF6 dalam

sebuah tangki baja anti karat dan disegel. Sistem kabelnya yang full-insulated dan

sistem pemasangan pada tiang pancang yang sederhana yang membuat

proses instalasi lebih cepat dengan biaya yang rendah. Sistem

pengendalian elektroniknya ditempatkan pada sebuah kotak pengendali yang terbuat

dari baja anti karat sehingga dapat digunakan dalam berbagai kondisi lingkungan.

Panel pengendali (user-friendly) dan tahan segala kondisi cuaca. Sistem monitoring

dan pengendalian jarak jauh juga dapat ditambahkan tanpa perlu menambahkan

Remote Terminal Unit (RTU).

Page 16: tugas kpdb (1)

57. Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu peralatan

pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk

membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung

singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang normal ataupun

tidak normal.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu PMT agar dapat melakukan hal-hal

diatas, adalah sebagai berikut:

1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus-menerus.

2. Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun

terhubung

singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.

3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus

hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan

kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.

Setiap PMT dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya, ada beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam rancangan suatu PMT, yaitu:

1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya jaringan dimana pemutus daya itu

akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan titik netral sistem.

2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui pemutus daya. Nilai arus ini

tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal beban dimana

pemutus daya tersebut terpasang

3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan pemutus daya tersebut.

4. Lamanya maksimum arus hubung singkat yang boleh berlangsung. hal ini

berhubungan dengan waktu pembukaan kontak yang dibutuhkan.

5. Jarak bebas antara bagian yang bertegangan tinggi dengan objek lain

disekitarnya.

6. Jarak rambat arus bocor pada isolatornya.

7. Kekuatan dielektrik media isolator sela kontak.

8. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan pemutus daya.

JAWABAN SISTEM PENGAMAN

58. Sentuh langsung adalah bahaya sentuhan manusia atau ternak dengan bagian aktif

Penyebab sentuh langsung :

f. Kelalaian manusia

g. Peralatan tidak memenuhi syarat dan atau rusak

h. Penggunaan peralatan yang salah

i. Cara pemasangan yang tidak baik

Page 17: tugas kpdb (1)

j. Ganguan eksternal

Dampak sentuh langsung :

d. Hilang kesadaran

e. Luka Bakar

f. Jantung berhenti

59. Sentuh tidak langsung adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif yang secara

normal tidak bertegangan menjadi bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi

Dampak sentuh tidak langsung :

d. Membahayakan manusia

e. Membahayakan peralatan itu sendiri

f. Membahayakan peralatan-peralatan proteksi lainnya

Penyebab sentuh tidak langsung :

e. Kegagalan isolasi peralatan

f. Index proteksi peralattan yang tidak baik/tidak sesuai dengan lokasi

g. Gangguan akibat cuaca/lingkungan

h. Pemasangan instalasi yang tidak baik

60. Akibat Bahaya Listrik :

a. Kecelakaan pada manusia

b. Kerusakan instalasi dan perlengkapannya

c. Kerugian

Langkah untuk menguranginya :

1. Standarisasi dan sertifikasi antara lain :

ix. Standarisasi instalasi

x. Standarisasi produk

xi. Standarisasi kompetensi ahli dan teknisi

xii. Sertifikasi produk

xiii. Sertifikasi ahli dan teknisi

xiv. Sertifikasi inspeksi

xv. Sertifikasi system mutu

xvi. Sertifikasi perusahaan

2. Pengawasan

3. Pendidikan dan pelatihan

4. Peraturan dan penerapan sangsi

5. Asuransi

61. Gambar standard IEC 60479-1 kurva tegangan aman vs waktu

Page 18: tugas kpdb (1)

62. Batas arus yang melalui tubuh manusia

Batas Arus Pengaruh pada tubuh manusia

0-0,9 mA Belum merasakan pengaruh

0,9-1,2 mABaru terasa adanya arus listrik tapi tidak

menimbulkan kejang

1,2-1,6 mAMulai terasa seakan-akan ada yang

merayap didalam tangan

63. Prinsip proteksi bahaya listrik adalah mencegah mengalirnya arus listrik melalui

tubuh manusia dengan cara membatasi nilai arus listrik dibawah arus kejut listrik dan

juga memutuskan supai secara otomatis pada saat terjadi gangguan

64. Fungsi dari proteksi :

a. Mencegah kerusakan peralatan pada system kelistrikan

b. Mengurangi kerusakan

c. Mempersempit daerah ganggyan

d. Pelayanan dengan kehandalan tinggi

e. Mengamankan manusia

Jenis gangguan yang harus diamankan :

a. Gangguan tegangan lebih

a.1. gangguan internal

a.2. gangguan eksternal

b. Hubung singkat

c. Beban lebih (overload)

d. Arus rambat

Page 19: tugas kpdb (1)

e. Lain-lain (daya balik, tegangan rendah, thermal, panas setempat)

65. Langkah pengamannan yang harus diperhatikan pada waktu pemeliharaan :

a. Pengaman lebur

- Bebas dari sumber daya

- Periksa terminal

- Kencangkan semua dudukan

- Ganti pengaman lebur yang putus

- Tanda pengenal kemampuan harus terlihat

b. Penghantar/Kabel

- Matikan listrik bila perlu

- Periksa kabel dalam saluran

- Apakah ada benda-benda dalam saluran

- Periksa tanda pengenal

- Hantaran udara, periksa penopang, pemegang kabel, benda-benda sekitar

c. Penerangan

- Bersihkan/cuci lampu

- Lampu kotor menurunkan output cahaya

d. Perkakas dan alat kerja

- Umur perkakas tergantung penggunaan dan pemeliharaan

- Cara pemeliharaan tergantung jenis perkakas

- Sebelum digunakan, periksa secara visual

- Kerusakan segera dilaporkan

- Ikuti petunjuk pabrik pembuat

- Petugas harus terlatih

e. Pemutus tenaga

- Harus selalu bersih

- Klem tidak boleh kendor

- Pengujian mekanis dan elektris

f. Sistem pembumian

- Seluruh system harus diperiksa

- Pengukuran tahanan tanah

g. Pengaman daerah yang dalam pemeliharaan

- Memiliki prosedur khusus (SOP_

- Pasang tanda yang jelas dan dimengerti

- Pasang segel/kartu (LOTO)

- Yakinkan bahwa kondisi aman

- LOTO hanya boleh dilepas oleh petugas brewer\

Page 20: tugas kpdb (1)

h. Alat pelindung diri

- Sepatu pengaman khusus listrk

- Sarung tangan karet khusus listrik

- Pengujian APD secara berkala

Demikian tugas KPDB ini saya kerjakan

Nama dan tanda tangan Mahasiswa,

Fidri Chaerul Umam2006-11-039