ttinewsedisi33

36
Ihwal Dampak Krisis dari Barat Vol. 3 l No. 33 l September 2012 P ukul 6.30 pagi, 30 Agustus 2012, di bandara Schippol Amsterdam, Belanda, Menparekraf Mari Elka Pangestu baru saja mendarat dengan penerbangan dari Jakarta. Lalu melanjutkan perjalanan darat menuju Venlo, kota dekat perbatasan Jerman. Di situ, Menteri menghabiskan waktu seharian menyaksikan pelaksanaan pameran besar Floriade, di mana Indonesia berpartisi- ISI NOMOR INI 8 11 25 32 Renstra 2012-2014 Kemenparekraf Sebelum dan Setelah Festival Bambu Nusantara Aspek Penerbangan, Bandara, dan Penumpang Praktisi: Perbaikan Produk dan, Persaingan Harga? Konsistensi Turnamen Sumpit Internasional Menyiapkan Even di Daerah Anda? www.newsletter-pariwisataindonesia.com 15 19 pasi, sudah berjalan lima bulan. Keesokannya di Den Haag, ibukota Belanda, Menteri bertemu dengan petinggi negeri itu, selain industri pariwisatanya. Krisis ekonomi di Eropa memang masih berlanjut, sebagaimana juga di Amerika. Indonesia mengantisipasinya. Psikologi wis- man warga Barat memang perlu diperhati- kan. Kalau ada dampak pariwisatanya, “Kita usahakan mengatasinya,” kata Menteri. Ekowisata Mr Turtle Lihat halaman 29 Masyarakat dan wisman Eropa di kota Frankfurt, Jerman.

Upload: muhammad-muslih

Post on 11-Mar-2016

239 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

TTInewsEdisi33

TRANSCRIPT

Page 1: TTInewsEdisi33

Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Ihwal Dampak Krisisdari Barat

Vol. 3 lNo. 33 l September 2012

Pukul 6.30 pagi, 30 Agustus 2012, di bandara Schippol Amsterdam, Belanda, Menparekraf Mari Elka Pangestu baru saja mendarat de ngan

penerbangan dari Jakarta. Lalu me lanjutkan perjalanan darat menuju Venlo, kota dekat perbatasan Jerman.

Di situ, Menteri menghabiskan waktu seharian menyaksikan pelaksanaan pa meran besar Floriade, di mana Indonesia berpartisi­

ISI NOMOR INI

811

2532

Renstra 2012-2014Kemenparekraf

Sebelum dan Setelah Festival Bambu Nusantara

Aspek Penerbangan,Bandara, dan Penumpang

Praktisi: Perbaikan Produkdan, Persaingan Harga?

Konsistensi Turnamen Sumpit Internasional

Menyiapkan Evendi Daerah Anda?

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

1519

pasi, sudah berjalan lima bulan. Keesokannya di Den Haag, ibukota Belanda, Menteri bertemu dengan petinggi negeri itu, selain industri pariwisatanya.

Krisis ekonomi di Eropa memang masih berlanjut, sebagaimana juga di Amerika. Indonesia mengantisipasinya. Psikologi wis­man warga Barat memang perlu diperhati­kan. Kalau ada dampak pariwisatanya, “Kita usahakan mengatasinya,” kata Menteri.

EkowisataMr TurtleLihat halaman 29

Masyarakat dan wisman Eropa di kota Frankfurt, Jerman.

Page 2: TTInewsEdisi33

2 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Penanggung jawab :Sapta NirwandarPenerbit/Pemimpin Redaksi :Arifin HutabaratDewan Redaksi :Sadar Pakarti BudiFaried Moertolo T. BurhanuddinWisnu B. SulaemanReporter : Benito LopulalanAlamat :Direktorat Jenderal Pemasaran PariwisataKementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifJl. Medan Merdeka Barat No.17Lantai 3 Jakarta 10110Telp : 021 383 8220Fax : 021 380 8612,Email : [email protected]

www.newsletter-pariwisataindonesia.com

Jika Anda mempunyai informasi danpendapat untuk Newsletter ini, silakankirim ke alamat tersebut di atas.

Utama

Di Pameran besar du nia di Venlo itu, paviliun Indonesia tampak unik. Lima rumah gaya tradisio­nal di tampilkan, dari Betawi,

Toraja, Joglo, Kalimantan, Nusa Tenggara, bahkan miniatur Candi Borobudur.

Tapi bukan itu saja yang membuat pa­viliun Indonesia dikunjungi minimum 5.000–9.000 orang sehari, pernah mencatat sampai sekitar 13 ribu; aktivitas senan­tiasa diadakan sehingga suasana menjadi hidup, menampilkan pertunjukan seni budaya. Daerah­daerah dari Indonesia bergantian mengirimkan seniman seni­wati, dari pemusik tradisional, penari, pe­nyanyi, perajin, dan tampilan mereka pun seringkali berlangsung interaktif dengan para pengunjung. Itu membuat pavilun Indonesia selalu ramai.

Ketika Menpareraf datang, pengunjung pun sedang ramai. Suasana interaktif se­makin cair, pengunjung ikut menari ria bersama Menteri diiringi musik campur sari, dari vokalis lagu Batak hingga lagu Melayu, dangdut dan poco­poco.

Yang ditugaskan sebagai manager pelaksana paviliun Indonesia, mencatat dan merasakan tampilan Indonesia men­jadi salah satu yang teramai dikunjungi.

Menteri kemudian menyatakan, “Dari dua juta pengunjung Floriade, minimal 40% akan mengunjungi Indonesia, ber arti diperkirakan sekitar satu juta orang. Em­pat puluh persen diperkirakan dari Belan­da, 40% dari Jerman dan 20% dari negara Eropa lainnya. Ini berdampak tahun de­pan. Mudah­mudahan dapat meningkat­kan kunjungan dari Belanda dan Jerman tahun depan,” jelas Menparekraf lagi.

Awal Oktober ini, pameran interna­sional Floriade akan selesai. Namun sela­manya paviliun Indonesia itu akan men­jadi ‘obyek’ kunjungan, karena memang demikianlah semua bangunan­bangunan penampilan rumah arsitektur tradisional ‘diabadikan untuk warga Venlo’.

Sebuah prasasti di pintu masuk rumah gaya Kalimantan di sebelah bangunan can­di Borobudur terpajang, dan bertuliskan: This Pavi lion of Wonderful Indo­nesia is dedicated to Venlo. March 2012. DR Sapta N i r w a n d a r . I n d o n e s i a Commissio ner General Floriade 2012.

Selamanya sepanjang ta­hun kompleks bangunan pa­viliun Indo­nesia terbuka menjadi obyek k u n j u n g a n , bagi mereka yang ingin me­lihat ‘wajah’ Indonesia, atau bagi mereka yang ‘rindu’ akan Indonesia.

Warga Belanda, juga Jerman, yang per­nah ke Indonesia, umumnya mengaku membawa kenangan indah ketika kembali ke negerinya. Dan bagi yang belum pernah menjadi turis ke Indonesia, mendengar nama Indonesia pun sudah menimbulkan hasrat ingin mengunjunginya. n

Miniatur Borobudur di tengah paviliun Indonesia di Floriade.

Paviliun Indonesia diserahkan kepada kota Venlo, akan menjadi obyek kunjungan sepanjang tahun.

Kawasanpaviliun Indonesia di pameran Floriade, Venlo, Belanda.

Page 3: TTInewsEdisi33

3Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Utama

MemperbaikiDaya SaingKrisis ekonomi di Eurozone

dan perlambatan ekonomi di Amerika Serikat memang masih berlanjut dan dampaknya di­

rasakan oleh dunia. Termasuk bidang pariwisata. Di Den Haag, sehari se telah meninjau Floriade, sebelum sorenya kem­bali ke Indonesia, Menparekraf Mari Elka Pangestu mengadakan pertemuan­ pertemuan bukan saja dengan kalangan pemerintah, juga dengan beberapa opera­tor tur besar di negeri itu.

Menteri melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Pertanian dan Inovasi Belanda, Maxime Verhagen. Hasil pertemuan,menurut Menteri, akan menjadi masukan berharga bagi Indonesia untuk me­nyusun strategi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif hingga beberapa tahun ke depan.

Hari itu juga, sebelum kembali ke Indonesia, Mari Pangestu mengadakan per­temuan dengan beberapa tur operator besar antara lain Fox, NRV, yang memiliki jaringan di pasar Indonesia.

Indonesia berkepentingan untuk menjaga pasar Belanda agar tetap tumbuh meski benua Eropa tengah mengalami kontraksi ekonomi.

“Kita harus menganalisa hal­hal yang menjadi hambatan dan dicarikan solusinya agar wisatawan dari Belanda dan Eropa yang berkunjung ke Indonesia baik kuantitas mau­pun kualitas semakin bertambah,” katanya.

Di Jakarta, Senin 3 September 2012, Menteri mengemukakan bahwa selama satu bulan terakhir ada berita sangat baik, baik mengenai kunjungan wisatawan, wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Berita sangat baiknya adalah angka kun­jungan selama libur Hari Raya Idul Fitri 1433 H dari beberapa tempat wisata yang dikunjungi selama libur lebaran seperti Taman Margasatwa Ragunan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Impian Jaya Ancol, Taman Safari, Candi Borobudur, Candi Prambanan, hingga Candi Ratuboko, total pengunjung di tempat­tempat tersebut naik 25%. Mulai 19 Agustus (H­2) hingga 26 Agustus 2012 (H+7) mencapai 2.268.289 orang, dibandingkan tahun 2011 yang ber­jumlah 1.817.243 orang.

Yang tertinggi jumlah pengunjungnya adalah TIJ Ancol, kedua adalah TM Ragu­nan dan ketiga adalah TMII. Bahkan Taman Safari naiknya 61%, tertinggi dibandingkan tempat wisata lain.

Hal ini terjadi selain oleh keadaan dalam

negeri yang relatif baik, juga karena liburan 17 Agustus bertepatan dengan libur lebaran artinya hari libur bertambah dan ini men­dorong masyarakat melakukan kunjungan ke tempat­tempat wisata yang dimulai sebe­lum Lebaran.

“Peningkatan wisatawan dalam negeri ini dapat mengimbangi penurunan pertum­buhan yang dapat terjadi dari wisatawan mancanegara (wisman),” kata Menparekraf.

WismanData dari BPS menunjukkan jumlah kun­

jungan wisman bulan Juli 2012 meng alami penurunan ­5,94% menjadi 701.200 dari 745.451 bulan Juli 2011.

Namun meski turun di bulan Juli, kun­jungan keseluruhan wisman mengalami per tumbuhan 5,4% selama Januari–Juli 2012 dibanding periode sama tahun lalu. Jumlah­nya mencapai 4.577.510. Pertumbuhan ini relatif baik dibandingkan dengan keadaan perlambatan perekonomian dunia.

Penurunan di bulan Juli antara lain di­sebabkan oleh masa puasa yang mempe­ngaruhi penurunan wisman dari Singapura, Malaysia dan Timur Tengah. Diperkirakan di bulan­bulan yang akan datang wisman dari negara­negara tersebut akan kembali meningkat terutama di saat libur menjelang akhir tahun.

Faktor perlambatan perekonomian Eropa menjadi penyebab adanya penurunan wis­man dari berbagai negara Eurozone itu. Karenanya diantisipasi dengan menggalak­kan promosi ke Eropa dan menawarkan pa­ket yang menarik. Maka keberadaan pavi­liun dan promosi Indonesia selama 6 bulan di World Horticultural Floriade di Belanda diharapkan dapat berperan.

Menteri pun bertemu dengan tiga tour operator terbesar di Belanda. Ternyata tiga operator itu dilaporkan tidak mengalami penurunan jumlah penjualan paket ke Indo­nesia, justru sebaliknya meningkat. Ini boleh jadi mengindikasikan karakter dan pola konsumen wisatawan di pasar Belanda yang sedang berubah sementara.

Mungkin individual traveler yang turun jumlahnya, dan mempengaruhi angka di bu­lan Juli. Faktor sebabnya antara lain exchange rate Euro melemah terhadap dolar, yang ber­akibat pada meningkatnya biaya perjalanan sekitar 15–20%.

Menurut para travel agent tersebut, tahun ini mungkin warga cenderung hemat agar menabung lagi untuk bisa ke luar negeri ta­hun berikutnya.

Dalam penurunan jumlah wisman pe­riode Januari–Juli 2012 dibandingkan tahun sebelumnya, memerlukan perhatian antara lain khususnya dari Singapura dan UAE (2%), Belanda (6,1%) dan Taiwan (11%).

Apakah memang karena faktor perekono­mian dalam negeri masing­masing atau ada peralihan ke pasar lain yang berarti Indo­nesia harus memperbaiki daya saing misal­nya melalui penyempurnaan infrastruktur dan meningkatkan promosi.

Data yang sama menunjukkan bahwa menurut kebangsaan, secara kumulatif antara Januari–Juli 2012 jumlah wisman yang mengalami pertumbuhan tinggi dibanding­kan periode yang sama tahun lalu adalah Mesir (32,5%), China (29%), Bahrain (17,8%), Filipina (13,1%), dan Thailand 10,8%). Masih pada bulan Juli 2012 pertumbuhan tinggi yakni wisman dari Arab (22,95%), Rusia (14,53%), Jerman (13,3%), China (8,96%) dan Jepang (7,34%). n

Menteri Mari Elka Pangestu memberi penjelasan pada pers ketika berada di Floriade, Venlo, Belanda.

Page 4: TTInewsEdisi33

4 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Pro-aktif dari Danau Toba

Utama

Langkah dan Upaya Kita

“Untuk short haul dari Malay­sia, Singapura, China, Korea, Australia akan mendapat per hatian khusus karena

pe nurunan wisman dari country of origin ini berperan besar mempengaruhi angka pertumbuhan keseluruhan. Jika meng­alami penurunan 4% saja misalnya, akan berdampak pada target yang ingin kita capai,“ Wamenparekraf, Sapta Nirwandar menambahkan. Jumlah kunjungan mereka relatif besar bahkan beberapa mencapai di atas satu juta.

Maka pada akhir tahun ini, akan di­adakan beberapa program yang sudah siap digelar. “Kita juga mencari kiat­kiat menambah jumlah penjualan dengan pro­mosi dan paket khusus di bulan Desem­ber,” tambahnya lagi. Kita akan adakan rapat khusus mulai September dengan travel­travel agent untuk menjual Indonesia di pasar tadi. Terutama di daerah per­batasan di Batam–Bintan, termasuk di Tanjung Balai Karimun. Disana biasanya diadakan program untuk menarik rekan

dari Singapura, Malaysia, bekerja sama dengan BPD (Badan Promosi Daerah) Batam, Bintan.

Wamenparekraf: “Khusus untuk Belan­da, akan didukung oleh travel agent terbe­sar antara lain NRV dan Fox, yang akan menjual paket Indonesia. Mereka biasanya menjual overland dari Kuala Lumpur ke Medan, Pekanbaru, Padang, sampai Wonosobo, Lombok, dan Bali. Dulu bebe­rapa grup saja yang biasa mengikuti paket tur ini, sekarang ratusan grup.”

Selain itu akan dihimpun kegiatan MICE melalui even besar. Untuk keperluan itu special meeting akan diadakan dengan travel agent di beberapa negara yang volume wisatawannya besar untuk ke Indonesia.

Diharapkan bulan Desember orang akan datang. Juga untuk pasar Rusia Timur, akan dimanfaatkan kunjungan Presiden ke Rusia dalam rangka APEC. Orang Rusia senang ke Indonesia dan ke Thailand. Biasanya mereka memiliki char­ter flight ke Indonesia saat memanfaatkan liburan Desember.

Di pameran Floriade, kota Venlo, Belanda, Indonesia mengadakan National Day pada 30 Agustus 2012. Pada gambar ini tampak antusiasme publik Belanda, juga yang datang dari Jerman, Belgia dan negara lain. Setelah mengikuti kegiatan itu, Menparekraf berkeliling mengunjungi pameran. Di Paviliun Indonesia, ditemuinya sejumlah pengunjung yang memenuhi kompleks dengan penampilan rumah-rumah adat tra-disional dan pameran barang seni budaya, serta kuliner Indonesia. Pengunjung pun mencicipinya.

Floriade 2012 itu profilnya begini: World Horticultural Expo, once every 10 years; Theme: “Be part of the theatre in nature, get closer to the quality of life”; Open daily between 5 April and 7 October 2012; 66 hectares of park, 40 hectares of showgrounds; Five Theme Worlds: Relax & Heal, Green Engine, Educa-tion & Innovation; Environment, World Show Stage; Gardens and pavilions (buildings) with approx. 100 exhibitors; Horticulture sectors, Dutch organizations and international participants; Daily cultural program featuring music, dance, theatre and graphic art; The biggest cable car ride in the Netherlands: capacity 4000 people per hour; Two permanent buildings: Innovatoren and Villa Flora; Patroness Her Majesty Queen Beatrix of the Netherlands ; 5 April to 7 October 2012, open daily; 2 million visitors; Origin of visi-tors: 40% the Netherlands, 40% Germany, 20% other countries; 85% day out, 15% professional visit.

Konferensi Membangun 100 Destinasi

Konferensi pariwisata nasional akan digelar di Yogyakarta, September ini. Di mana seki-tar 500 pelaku industri wisata akan hadir.

Adalah Pasific Asia Travel Association (PATA) Indo-nesia chapter yang menjadi penyelenggara, de-ngan mengusung tema ‘Building 100 Destination’.

Wamen Parekraf, Sapta Nirwandar men-jelaskan rencana tersebut. Diperlukan berbagai upaya yang bersinergi antar seluruh pemangku kepentingan dan pelaku industri pariwisata demi membangun dan meningkatkan kualitas tata kelola destinasi pariwisata Indonesia secara berkelanjutan, kata Wamen.

“Upaya ini juga berperan menggerakkan ke-giatan industri pariwisata nasional secara intensif sehingga dapat menjangkau pasar wisata domes-tik dan international,” lanjutnya.

PATA Indonesia Annual Conference 2012, diharap-kan akan menjadi agenda tahunan sebagai rujukan penting dan tempat bertemunya seluruh pemangku kepentingan industri pariwisata Indonesia. Selain itu, PATA Indonesia Annual Conference 2012 juga da-pat difungsikan sebagai salah satu barometer ting-kat kemajuan industri pariwisata Indonesia.

Purnomo Siswoprasetjo, Direktur Utama PT TWC Borobudur Prambanan Ratu Boko, berperan sebagai chairman organizing committee. “Semoga kualitas pelayanan destinasi pariwisata Indonesia yang memiliki pesona yang unik ini meningkat, sehingga dapat sejajar dengan destinasi di dunia lainnya”, kata dia.

Diharapkan para pelaku industri pariwisata bisa bahu-membahu mengembangkan banyak des-tinasi wisata baru di Indonesia. Pelaku indus-tri wisata yang terlibat berasal dari berbagai latar. Mereka antara lain investor pengembangan di bidang pariwisata, maskapai penerbangan, event organizer, penggerak bisnis kuliner dan jasa asur-ansi perjalanan. Tidak hanya itu, konferensi ini akan mengundang para gubernur.

“Penyelenggaraan ini juga untuk menggalang kebersamaan daerah-daerah di Indonesia,” ujar Purnomo. n

Wamen Parekraf Sapta Nirwandar (tengah) memimpin jumpa pers untuk konferensi PATA Indonesia.

Page 5: TTInewsEdisi33

5Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Jadi, Pemasaran Kitadi Semua Jurus

Pemasaran pariwisata Indonesia sejatinya telah melakukan ge­rakan, ibarat silat, pada semua jurus dan lapisan. Mulai dari

tema­tema keindahan dan keistimewaan alam, seni budaya dan manusianya, mi­nat khusus, MICE, musik, olahraga dan seterusnya.

Kegiatan pemasaran pariwisata men­jangkau berbagai lapisan masyarakat, dari penggemar selam, surfing, golf hingga high society penggemar orkestra klasik. Semakin menarik perhatian ialah aktivitas yang juga dilaksanakan oleh stakeholders termasuk kantor­kantor per­wakilan, kedutaan atau konsulat.

Begitulah satu konser orkestra di Eropa oleh Twilite Orchestra and Chorus pimpinan Addie MS digelar oleh Ke­menparekraf di kota­kota Bratislava, Slo­vakia dan Berlin, Jerman, bekerja sama dengan KBRI di Bratislava dan KBRI di Berlin, pada bulan Juni 2012 lalu.

Konser di Bratislava mengambil tem­pat di Gedung Historikal Slovak National Theater (SND) diselenggarakan pada 12 Juni 2012, dilanjutkan dengan konser di Konzerthaus Berlin, Gendarmenmarkt, Berlin Jerman pada 19 Juni 2012.

Di Slovakia, Addie MS selaku konduk­

tor memimpin Twilite Orchestra and Cho­rus membawakan komposisi musik yang terdiri dari, Festive Overture Op.96; Tabuh­Tabuhan; Rhapsody in Blue; Manuk Dadali; Bengawan Solo; Rangkaian Melati; Tanah Airku; Janger; Indonesia Pusaka; Pieseň O Rodnej Zemi; dan Nyanyian Negeriku.

Dan di Jerman orkestra menyajikan kembali 11 komposisi tersebut. Hadirin penonton menikmati. Mengesankan, Tepuk tangan. Citra Indonesia dibawa pulang.

Selain liburan Natal dan Tahun Baru, besar kemungkinan akan lebih lama mer­eka berlibur di sini karena mereka punya tahun baru sendiri, Tahun Baru Ortodoks.

Biasanya menggunakan charter flight di bulan Desember dari Rusia. Selain itu menggunakan penerbangan tidak lang­sung dengan Korean Air melalui Seoul baru ke Indonesia.

Ketua Umum GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) H Didien Junaedy, menyatakan merasa ikut bertanggung jawab atas penurunan angka bulan Juli ini. “Kami berusaha mengembangkan market ini juga melalui BPPI (Badan Pro­mosi Pariwisata Indonesia) dalam menga­tasi low season. Aplikasinya dengan me­nyiapkan paket,” kata Didien. “Untuk low season bisa menjualnya tidak jauh­jauh, bisa ke pasar yang dekat dengan target quick yielding. Mengenai Belanda pasarnya tidak mungkin diabaikan, mereka pasti ke Indonesia. Paket off the beaten track, yang lain dari yang lain, saya usulkan digalak­kan lagi.” Didien mengemukakan, rupa­nya mereka dulu kalau menuju Pelabuhan Ratu bisa lunch ke Istana Bogor. Dan itu menarik serta dibanggakan.

Adapun Program BPPI (Badan Promosi Pariwisata Indonesia) ke depan untuk meng antisipasi turunnya kunjungan wis­man direncanakan beberapa kegiatan antara lain Media Campaign 2012, BPPI Counter, Sosialisasi BPPI, Sales Mission ke St Petersburg Rusia, Warsawa Polandia dan Guangzhou Cina, juga rencana menggelar berbagai work shop. n (Lihat juga hal. 26–28)

Promosi Luar Negeri

Suasana pagelaran di Bratislava dan Berlin.

Addie MS memimpin.

Page 6: TTInewsEdisi33

6 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Promosi Luar Negeri Event

Selama menggelar konser di ke­dua ne gara tersebut, Addie juga didukung oleh beberapa musisi In­donesia, seperti pianis Levi Gunardi dan Johannes S. Nugroho, solois Indonesia Aning Katamsi (Soprano) dan Daniel Cristianto (Tenoris).

Tenoris Slovakia, Pavol Remenár, turut tampil dalam pagelaran di Slo­vakia, dan soprano Jerman, Bettina Jensen, berkolaborasi dengan Twilite Orchestra di panggung Berlin.

Even ini didukung oleh VITO Jer­man. Selain itu, public awareness mela­lui poster dan brosur dalam 3 (tiga) bahasa, Inggris, Jerman dan Slova­kia yang didistribusikan sebelum pertunjukan di Slovakia dan materi promosi Indonesia, seperti booklet, tourist map, DVD, e­broschure, goodie bags, dan syal batik didistribusikan pada saat even berlangsung baik di Slovakia maupun di Jerman.

Delegasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh Plt. Dirjen Pemasaran Pariwisata, Sapta Nirwandar, dengan 107 orang anggota Twilite Orchestra dan Chorus; lima orang wartawan dari Indonesia, Kepala dan staf Sub­Dit Promosi Luar Negeri Kemenparekraf.

Konser dibuka oleh Dubes RI untuk Slovakia, Harsha E. Joesoef. Hadir pada acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Perekonomian RI, Hatta Rajasa; Plt. Dirjen Pemasar­an Pariwisata, Sapta Nirwandar; Direktur Utama PLN, Nur Pamudji; Kepala Bapeten RI, As Natio Lasman; Duta Besar Slovakia untuk Indonesia, Mr Stefan Rozkopal; Kepala Kantor Kepresidenan Slovakia, Mr Jan Soth serta 20 Duta Besar Asing di Slova­kia; 6 Duta Besar RI di Eropa: Aus­tria, Hungaria, Republik Ceko, Po­landia, Serbia, dan Swiss; Perwakilan Parlemen Slovakia; Direktur Utama Slovak National Theater, Mr Peter Dvorsky; serta Mantan Duta Besar Slovakia untuk Indonesia. n

Dari Jerman Meningkat Terus

Satu even berjudul Viva Touristica International, akan berlangsung di Frankfurt pada 16–18 November 2012. Indonesia selalu ikut setiap

tahun, menjadi salah satu kegiatan tahunan oleh Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Frank­furt. Itu memang pameran touristik.

Pada tahun 2013 nanti KJRI ini juga akan ikut pameran di Munchen dan Stutgart. Jadi ada 3 pameran yang akan diikuti tahun depan, yang di Munchen, Stutgart dan Viva Touristica di Strasworth.

Pada saat pameran itu Indonesia ingin menampil­kan informasi pariwisata Indonesia. “Kita sudah mendapat kan bahan materi informasi dalam bahasa Jer­man, dari Kemenparekraf,” kata Annie Yulianti, Wakil Konsul Pelaksana Ekonomi di KJRI Frankfurt, Jerman.

Dia kini mengharapkan dari kalangan industri materi­materi infor­masi yang lebih spesifik, misalnya tentang destinasi dan produk yang saat ini cukup menarik, yakni dunia laut. Kalau tentang Raja Ampat, contohnya, pengunjung akan bertanya sangat detil. Termasuk pertanya­an siapa conctact person­nya dan sebagai­nya. KJRI menyewa tempat (stand)­nya dan mengundang para operator tur, baik yang dari Indonesia maupun yang dari Jerman. Tahun ini pernah dilakukan ter­akhir pada bulan Februari.

Belum lama ini KJRI mengadakan fes­tival, sifatnya memberikan informasi me­ngenai Indonesia, memang, bukan khusus mengenai pariwisata. Tapi termasuk me­nyelengarakan workshop batik misalnya. Be­berapa kementerian di Jakarta mendukung dengan mengirimkan materi informasi.

Dalam hal kegiatan konsulat seperti ini, pamerannya menampilkan tarian daerah­daerah Indonesia. Warga Indone­sia yang berdiam di Jerman cukup banyak di antaranya pintar menari. Mereka bisa menjadi ‘sumber performance’, kata Annie.

Viva Touristica itu cenderung ke outdoor event. Di situ juga ada caravan. Di situ dipa­merkan produk­produk yang berhubung­an dengan pariwisata. Tidak hanya opera­tor tur, kata Annie lagi, juga mengundang perancang busana khas Jerman, Deandle, tapi rancangannya menggunakan bahan dari kain­kain tradisional Indonesia se­perti kain tenun, batik dan sebagainya. Jadi sekalian mempromosikan produk Jer­man dan produk Indonesia.

Malahan, diundang juga pengusaha spa dari Jerman sendiri, yang mengguna­kan produk asal Indonesia, seperti produk dari Mustika Ratu, Bali Herbal dan seba­gainya. Itu inisiasi kegiatan dari konsulat.

Mengundang orang­orang Indonesia yang mempunyai usaha di Jerman dengan produk­produk yang berhubungan de­ngan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Jika ada operator tur dari Indonesia yang berminat, bisa ikut datang de ngan biaya sendiri. Pernah ada peserta datang dari Papua, Raja Ampat. Setiap tahun kita harus mencari peserta yang baru, kata dia.

Masih di Jerman, Pameran TTI (tourism, trade, invest­ment) Indonesia akan di­laksanakan tanggal 15 No­vember 2012 di Dusseldorf, sehari sebelum pelaksanaan VIVA Touristica disebutkan

tadi. Formatnya akan terpadu antara trade and invest­ment and tourism.

Tanggal 16–18 November dilanjutkan dengan pameran di Frankfurt tersebut, even yang regular setiap tahun. Dalam dua tahun terakhir, KJRI selalu ikut. Messe ini sifatnya internasional meskipun tidak sebesar ITB Berlin.

Untuk Indonesian Business Day­nya itu, merupakan kerja sama KJRI Frankfurt, KJRI Hamburg serta KBRI Berlin. Econit (Perhimpunan Pengusaha Jerman Indone­sia) aktif sebagai salah satu nara sumber. Dijadwalkan, Menparekraf dan Kepala BKPM rencananya akan hadir sebagai nara sumber. Dan dari Kementerian Perdagan­gan, Chatib Basri. Jadi, awalnya memang forum, kemudian dilanjutkan dengan per­temuan bisnis sehingga bisa membicara­kan hal­hal yang memasuki bisnis.

Ada even besar di bulan Juni (summer) yang lalu yaitu Parade der Kulturen. War­ga Indonesia ikut berparade di sepanjang Sungai Rhine­pusat kota dengan menge­nakan kostum Indonesia. Menyanyikan lagu­lagu Indonesia. Dan ini juga diikuti oleh berbagai negara.

Kemudian ada even lain, jika berkunjung ke museum kita akan diberikan pin untuk melanjutkan pergi ke museum berikutnya. Di Frankffurt terdapat sebuah jalan raya di mana berlokasi museum sepanjang jalan. Sekaligus di sana diadakan bazaar, nah, di sana pun Indonesia mengisinya dengan produk­produk dari Indonesia se perti kera­jinan perak, batik dan sebagainya.

Annie Yulianti

Page 7: TTInewsEdisi33

7Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Menjual Produk?Ada sesuatu ‘istimewa’ berkait pe­

masaran pariwisata di Jerman. Mem­buka website kantor VITO (Visit Indone­sia Tourism Officer) Jerman, pe ngunjung berbahasa Jerman di web­nya (www.tourismus­indonesien.de) memperoleh informasi langsung tentang pilihan produk wisata yang dapat dibeli.

Memang, informasi itu didapat de­ngan link ke web milik Singapore Air­lines, yang menawarkan perjalanan dan tur ke destinasi­ destitnasi Indonesia.

Dimaklumi, belum ada maskapai penerbangan Indonesia yang ter­bang melayani rute langsung antara Jerman­Indonesia. Maka VITO pun tak ragu mengkaitkan informasi pari­wisata Indonesia di web­nya dengan produk perjalanan dan tur destinasi Indonesia.

Tapi ini pun agaknya berkaitan dengan banyaknya kegiatan promosi pariwisata luar negeri yang digelar oleh Kemenparekraf, seakan tiada putus antara satu bulan ke bulan lain­nya di kawasan Eurozone. Ditambah lagi kegiatan oleh kantor­kantor per­wakilan Indonesia dan masyarakat Indonesia setempat.

Masyarakat Jerman merupakan salah satu di antara anggota Ma sya­rakat Ekonomi Eropa alias Eurozone, yang tertinggi dalam jumlah yang menggunakan internet dalam memi­lih dan membeli paket­paket perja­lanan dan tur luar negeri.

Wisman Jerman ke Indonesia da­lam beberapa tahun terakhir, dari bulan ke bulan, senantiasa mening­kat terus. Dalam hal jumlah wisman ke Indonesia ini, krisis Euro seakan tidak diacuhkan. n

Dari Jerman Meningkat Terus Membangun ‘Brand’ Kopi Indonesia

Kemenparekraf bekerja sama dengan Pemkab Gianyar, Kera­jaan Ubud, Asosiasi Kopi Spe­sial Indonesia, Komunitas Kopi,

dan Blogger Kopi menggelar Festival Kopi Indonesia (Indonesian Coffee Festival/ICF) di Ubud, Bali pada 15–16 September 2012.

Penyelenggaraan ICF yang tahun ini untuk kali keduanya, dimaksudkan akan menjadikan Indonesia sebagai kiblat kopi dunia. Bersamaan itu memposisikan agro­wisata kopi sebagai salah satu destinasi pariwisata unggulan sekaligus mengem­bangkan kuliner kopi sebagai life style yang menjadi bagian dari ekonomi kreatif.

“Melalui ajang Festival Kopi Indonesia ini produk kopi unggulan yang dihasil­kan Indonesia diharapkan lebih dikenal masyarakat luas, sekaligus dapat menja­lin hubungan simbiosis mutualisme dari hulu hingga hilir antara petani, pedagang, produsen dan eksportir kopi dalam dan luar negeri,” kata Wakil Menteri Parekraf Sapta Nirwandar dalam jumpa pers tentang persiapan ICF 2012 di Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Parekraf, Selasa (28/8).

Menurut Sapta Nirwandar, Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar dunia terkenal dengan cita rasa kopi dan aromanya, selain juga keunikan dalam mengolah dan menyajikannya.

“Keunikan itu menjadi kebanggaan In­donesia di mata dunia. Untuk ini kita harus gencar mempromosikan termasuk mem­populerkan branding kopi Indonesia seperti ‘kopi Luwak’ dan ‘kopi Tubruk’ agar lebih dikenal masyarakat dunia,” katanya.

Data ICF memperkirakan ada sekitar 100 miliar cangkir atau sekitar 165,9 ton kopi diseduh setiap hari di seluruh dunia. Sementara di Indonesia jumlah kebutuhan kopi diperkirakan mencapai 121.107 ton per tahun.

Kebutuhan kopi tersebut dipasok dari sentra produsen kopi yang tersebar di ber­bagai wilayah di tanah air. ICF mencatat luas areal perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektare di antaranya tersebar di Aceh, Sumut, Lampung, Jabar, Jateng, Bali, NTT, Sulsel, hingga Papua.

Sebagian perkebunan kopi ini telah dikembangkan sebagai agrowisata kopi yang banyak diminati wisatawan nusan­tara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman).

Dalam ajang ICF 2012 di Ubud Bali itu

diperkenalkan kopi terbaik sebagai produk unggulan Indonesia antara lain kopi Aceh, kopi Flores, kopi Jawa, kopi Lampung, kopi Bali, kopi Luwak, kopi Toraja, dan kopi Papua yang masing­masing memiliki keunikan dalam pengelolaan serta penya­jiannya. Keunikan dalam penyajian kopi tersebut menjadi daya tarik wisata kuliner sebagai bagian dari wisata minat khusus.

Merek Toraja Coffee, misalnya, sudah popular di masyarakat Jepang sejak dua dasawarsa terakhir. Luwak Coffee sedang menggejala di dunia sebagai merek yang mengasosiasikannya dengan nama “Indo­nesia”, bersamaan ‘gengsi’ yang dibawa­nya sebagai ‘kopi termahal’. Maka giliran semacam branding ‘Kopi Tubruk’ boleh jadi akan sungguh membuat wisman mencari­carinya ketika sedang berkunjung di desti­nasi­destinasi Indonesia.

Jangan pula dilupakan, di negara­ negara maju produsen wisman, minum kopi seakan ‘cara hidup’, dan bukan seke­dar merupakan ‘gaya hidup’. n

Event

Sejumlah wisatawan asing menyaksikan proses penjemuran biji kopi Luwak yang berpredikat seba-gai kopi termahal di dunia, sehingga mampu menda-tangkan wisatawan asing untuk berkunjung.

Pertunjukan tradisi Bali pun menyedot perhatian warga Jerman di Frankfurt.

Page 8: TTInewsEdisi33

8 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Pembangunan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif

8

Renstra 2012-2014Kemenparekraf

Buku berjudul Rencana Strategis 2012­2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indo­nesia, ini, berukuran A4, dengan

jumlah halaman XXXII + 215. Buku itu didistribusikan kepada para

hadirin, pada momentum acara halal bi halal 2012 di Kemenparekraf, antara jajar­an Kemenparekraf dengan para asosiasi industri pariwisata serta dihadiri juga oleh stakeholders pariwisata.

Dalam pengantar dari Menteri Pari­wisata dan Ekonomi Kreatif, Dr Mari Elka Pangestu dan Wakil Menteri Pari­wisata dan Ekonomi Kreatif, Dr Sapta Nirwandar, antara lain menyatakan :

“Seluruh fokus dan aspek pembangu­nan ini merupakan pedoman bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Kemenparekraf dalam menyusun rencana kerja sehingga dapat diperoleh dampak yang signifikan. Selain itu renstra ini diharapkan dapat di­jadikan salah satu referensi dan pertimbangan bagi Pemerintah Dae rah dalam menyusun ren­cana strategis pengembang­an pariwisata dan ekonomi kreatif di dae rah serta ins­tansi pemerintah lainnya yang terkait dengan pari­wisata dan ekonomi krea­tif. Dengan demikian Indonesia Kreatif dan Wonderful Indonesia bisa terealisasikan”.

Diuraikanlah dalam buku itu, mulai dari kondisi umum kepari­wisataan dengan po­tensi dan permasa­lahannya, dengan visi, misi, tujuan dan sasaran stra­tegis yang hendak dicapai dalam pemba­ngunan dan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

Diuraikan dengan data­data, arah kebi­jakan dan strategi pembangunan kepari­wisataan dan eknomi kreatif nasional, arah kebijakan dan strategi Kemenparekraf, kemudian Program dan Kegiatan.

Renstra tersebut telah diterbitkan ber­dasar­kan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif R.I. No. PM.35/

UM.001/MPEK/2012 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012–2014, ter­tanggal 30 April 2012. Dan telah diundang­kan pada tanggal 3 Mei 2012 oleh Menteri Hukum dan Asasi Manusia, Berita Negara RI Tahun 2012 Nomor 486.

Pada Bab 03 tentang Program dan Ke­giatan, diuraikan program­program pe­

ngembangan destinasi pariwisata, p e n g e m b a n g a n

p e m a s a r a n p a r i w i s a t a , pengembang­an ekonomi krea tif berbasis seni dan budaya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis media, desain, dan iptek, p e n g e m b a n g a n sumber daya pari­wisata dan ekonomi kreatif, pengawasan dan peningkatan akun tabilitas apara­tur Kemenparekraf, dukungan manaje­men dan pelaksanaan tugas teknis lainnya di Kemenparekraf,

serta sarana dan prasarana aparatur Ke­menparekraf.

Adapun program pengembangan pe­masaran pariwisata, diuraikan antara lain, pada tahun 2012–2014, diimplementasikan melalui enam kegiatan pokok. Yaitu (1) pengembangan pasar dan informasi pari­wisata; (2) peningkatan promosi pariwi­sata luar negeri; (3) peningkatan promosi

pariwisata dalam negeri; (4) peningkatan pencitraan Indonesia; (5) peningkatan mi­nat khusus, konvensi, insentif, dan even; dan (6) dukungan manajemen dan tugas teknis pengembangan pemasaran pari­wisata lainnya.

Tujuan program pemasaran pariwisa­ta Indonesia adalah untuk: peningkatan kontribusi kepariwisataan terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) nasional; pe­ningkatan kuantitas wisman ke Indonesia dan perjalanan wisnus; peningkatan efek­tifitas dan efisiensi pemasaran pariwisata di dalam dan luar negeri; peningkatan diversifikasi pasar wisman; peningkatan layanan informasi dan analisa pasar wisa­ta Indonesia; peningkatan kualitas kinerja organisasi Ditjen Pemasaran Pariwisata; dan peningkatan kualitas SDM Ditjen Pe­masaran Pariwisata.

Sebelum mengakhiri membaca keselu­ruhan Renstra ini, kata Penutup dari Men­teri Mari Elka Pangestu berpesan:

“Kami meyakini bahwa target pem­bangun an pariwisata dan ekonomi kreatif yang telah ditetapkan, hanya dapat di­wujudkan melalui sinergi dan kolabo­rasi yang baik antara instansi pemerintah pusat, peme rintah daerah, dunia usaha, akademisi, dan dunia internasional.

Sinergi dan kolaborasi eksternal ini harus diimbangi dengan keterpaduan, kerja sama, keterbukaan, dan etos kerja yang baik pula dari seluruh personil dan satuan kerja di lingkungan internal Kemenparekraf.

Akhir kata, semoga hidup yang se­jahtera dan berkualitas, dapat diwujud­kan bagi masyarakat melalui pemba­ngunan pariwisata dan ekonomi kreatif 2012–2014.” n

Page 9: TTInewsEdisi33

9Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Persaingan

Kota-kota Kita pun Mestinya Bisa

Orang bilang, pelaku bisnis pari­wisata kota Bangkok, Thailand, itu dalam mempromosikan kota dan negerinya, menjanjikan

para pengunjung apa­apa yang sungguh akan ditemukan, dilihat dan dirasakan. Kota­kota kita pun, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan lain­lain, mes­tinya juga bisa. Betapa tidak. Inilah satu laporan perjalanan.

Sejak mendarat di bandara Suvar na­bhumi, Bangkok, Thailand, pe nulis ini merasakan sekali suasana ‘welcome’. Petun­juk arah di tempat­tempat strategis mudah terbaca dalam tulisan dan bahasa Thailand dan di bawahnya dalam bahasa Ing gris, semuanya jelas dan mudah diikuti. Pajan­gan informasi diletakkan di tempat­tempat yang mudah terlihat dengan petugas yang tersenyum ramah bersikap siap membantu. Rasa aman dan kenyamanan telah ditawar­kan dan diberikan sejak dari bandara.

Pengunjung memiliki beberapa pilihan untuk menuju ke tengah kota dari bandara: naik kereta, bis atau taksi yang ter atur di jalur yang telah ditetapkan di beberapa pintu tertentu. Jika bepergian bersama grup yang telah diatur oleh biro perjalanan, bis­bis di­parkir teratur di lantai satu.

Sepanjang perjalanan menuju tengah kota, jalan bebas hambatan di jalan layang, sky train railway, dan di kejauhan terlihat gedung­ gedung pencakar langit. Memasuki tengah kotanya, Bangkok sebagai ibukota negara Thailand, pemandangannya sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Jakarta dan beberapa kota metropolitan di Indonesia.

MacetJalan­jalan di Bangkok relatif tidak ter­

lalu lebar. Mungkin ini salah satu faktor pe­nyebab kemacetan terjadi juga terutama di jam­jam tertentu. Mobil pribadi, bis umum dan bis pariwisata, taksi, tuktuk, ojek semua­nya tampak mengantri di jalan raya.

Pedestrian cukup lebar sehingga bisa di­lalui oleh pejalan kaki dengan nyaman. Di beberapa tempat terlihat pedagang kaki lima menjajakan buah­buahan, penganan kecil khas Thailand, bahkan ada juga yang men­jual pakaian dan aksesoris. Tangga­tangga menuju jembatan penyeberangan dan sta­siun BTS (Bangkok Mass Transit System) men­jadi penghubung bagi para pejalan kaki.

Di setiap persimpangan jalan, tampak petugas membantu para pejalan kaki yang hendak menyeberang. Petugas ini pun mem­bantu wisatawan yang menanyakan arah. Hampir tidak terlihat ada penyeberang jalan di luar tempat menyeberang. Di pusat per­

belanjaan dekat National Stadium misalnya, jembatan penyeberangan menghubungkan stasiun BTS ke berbagai arah sehingga pe­jalan kaki tidak perlu keluar dari jembatan penyeberangan.

Di setiap BTS biasanya dilengkapi lahan parkir kendaraan yang bisa menampung puluhan hingga ratusan kendaraan. Jika tidak ada BTS, mungkin saat ini lalu lintas di Bangkok tidak bisa bergerak sama sekali.

Mass Transit System Mass transit system di Bangkok boleh jadi

belum secanggih mass transit system di kota­kota metropolitan Asia lainnya. Tapi dengan tersebarnya pusat informasi petunjuk arah dan peta di pos­pos polisi, ada juga yang berfungsi sebagai pusat informasi pariwisa­ta, konter­konter tourism information center (TIC) dan peta perjalanan monorail di sta­siun BTS, membuat pengunjung yang baru pertama kali datang ke Bangkok pun tidak perlu khawatir tersasar.

Tiket kereta BTS bisa dibeli satuan atau paket. Jika peta dan rute kereta masih belum cukup, petugas di loket tiket (biasanya untuk menukarkan uang kertas ke dalam pecahan uang koin untuk membayar di mesin tiket) maupun petugas keamanan, tampak mem­bantu wisatawan yang bertanya.

Uniknya, kendaraan tradisional tuktuk masih diperbolehkan beroperasi di jalan raya, bahkan di jalan protokol. Tuktuk dan taksi di Bangkok diberi warna­warni terang.

Banyak wisman menggunakan tuktuk yang unik dengan persneling di bagian tengah. Jika jarak yang dituju cukup jauh dan kita akan pergi dalam kelompok 4–5 orang, taksi bisa menjadi alternatifnya. Padahal naik tuk­tuk dan taksi ongkosnya cukup mahal.

Meskipun semua taksi adalah taksi meter, tapi lebih baik ditanya lagi karena terkadang taksi tidak mau menggunakan meter­annya. Jika kondisi lalu lintas sedang macet, ojek motor bisa menjadi alternatif untuk me­nyingkat perjalanan.

Tips: ingatlah dari mana Anda naik ojek dan no-mor ojek yang tertera di rompi oranye pengendara-nya. Karena untuk menjadi tukang ojek di Bangkok, harus melalui tes lebih dulu dan terdaftar di kepoli-sian. Dan jika tidak terburu-buru, wisatawan juga bisa naik minibus travel, di Indonesia biasa disebut angkot, yang mengetem di tempat-tempat tertentu.

Obyek wisata wajib di Bangkok Tercatat lebih dari 400 kuil di ibukota

Thailand. Tentunya tidak mungkin untuk mengunjungi semuanya dalam waktu sing­kat. Beberapa di antaranya yang telah men­jadi ikon kota adalah Grand Palace dan Wat Phra Kaeo, Wat Pho dan Wat Arun.

Grand Palace dan Wat Pra Kaeo merupa­kan city landmark. Dibangun pada tahun 1782, area seluas 1,5 km2 ini dikelilingi dinding putih besar. Di dalamnya termasuk Royal Chapel dan museum­museum yang menyimpan benda­benda bersejarah.

Jembatan penyeberangan, stasiun BTS dan di dalam gerbong monorail.

Page 10: TTInewsEdisi33

10 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Persaingan

Kecuali Boromabiman Building, bangun­an lain dalam Grand Palace ditujukan untuk kepentingan pariwisata. Bangunannya sangat terawat. Petugasnya banyak dan sigap serta berkomitmen terhadap peraturan yang diber­lakukan di situ. Misalnya, tidak ada toleransi sekecil apapun di area­area dimana pengun­jung memang dilarang untuk mengabadikan dengan kamera. Petugas kebersihan di toilet umum pun dengan sigap selalu membersi­hkan toilet sehingga pengunjung nyaman menggunakan fasilitas umum tersebut.

Pemeliharaan Grand Palace langsung ditangani pihak kerajaan dan tidak ada yayasan untuk mengelolanya. Semua petu­gas di Grand Palace adalah pegawai negeri. Dana pemeliharaan dan perawatannya di­tanggung negara. Jumlah pengunjung ke Grand Palace sekitar 10 ribu orang setiap hari. Harga tiket masuk sekitar 400 baht dan macam­macam suvenir berupa kerajinan maupun buku­buku informasi mengenai istana dan kerajaan dijual dengan harga mu­lai dari 20 baht setara Rp 6.000­an.

City landmark lainnya yang sudah terke­nal adalah Wat Arun di tepi Sungai Chao Phraya. Sunset di Wat Arun. Pagoda utaman­ya, Phra Prang tingginya mencapai 79 meter dengan dilapisi mosaik keramik Cina yang berwarna warni.

Bangunan lain yang berada dalam kom­pleks kuil ini sebagiannya digunakan sebagai museum kecil dan perpustakaan. Keindahan kuil ini tersohor, tentang saat­saat menjelang matahari tenggelam dari tepi sungai.

The Must See Show Bagi wisman, di Siam Niramit, setelah

pengunjung menikmati kulinari Thailand di meja buffet, dilanjutkan dengan menonton pertunjukan seni budaya yang mengawin­kan sejarah, kepercayaan dan filsafat dengan teknologi modern dalam seni pertunjukan.

Siam Niramit show merupakan pertunju­kan kolosal tiga babak berdurasi 80 menit yang melibatkan lebih dari 100 orang pendukung, setting panggung dan gedung pertunjukan dengan menggunakan teknologi terkini se­hingga bisa membawa penonton pada sebuah gambaran yang hampir mendekati realitas.

Semua aktor yang terlibat dalam show

merupakan murid dari Siam Niramit. Kecuali lighting designer, semua yang di bela­kang panggung adalah orang Thailand.

Bagi wisatawan dari Indonesia, mungkin akan mendengar musik yang biasa meng­iringi pencak silat, melihat dan mendengar suara angklung Thailand yang hanya terdiri dari tiga tabung bambu, kain tenun dengan corak yang mirip dengan kain tenun Bali pada kostum pemain, serta pelibatan penon­ton dalam pertunjukan yang mengingatkan pada pertunjukan musik angklung di Saung Angklung Udjo. Narasi pengantar dalam se­tiap babak diterjemahkan ke dalam bebera­pa bahasa di antaranya bahasa Inggris, Cina, Jepang, Korea dan Rusia.

Di sekitar gedung pertunjukan terdapat miniatur desa­desa dari empat provinsi negeri itu, pijat tradisional ala Thailand, naik gajah, outlet­outlet suvenir yang menjual aneka kera­jinan tangan, foto dan buku panduan pertun­jukan. Fasilitas pendukungnya ada restoran ala buffet mulai dari pukul 17.30–19.45, MRT shuttle service, mushola bagi pengunjung mus­lim dan akses yang ramah bagi orang berke­butuhan khusus dan lansia.

River cruise Sebelum meninggalkan Bangkok, wisa­

ta wan akan diarahkan untuk menikmati se­bagian kota ini di atas Sungai Chao Phraya. Wisatawan dapat berlayar dengan kapal ke­cil yang panjang, menggunakan dasar kons­truksi perahu tradisional Thailand, maupun dengan kapal modern di atas sungai ini.

Pada siang hari akan dapat melihat bagaimana kehidupan masyarakat Bangkok di masa lampau yang mengandalkan sungai. Sekarang pun setelah dibangun jalan­jalan modern, sungai dan kanal­kanalnya masih banyak digunakan.

Pada malam ha rinya, sebagian wisa ta wan memilih untuk menikmati makan malam di atas kapal pesiar modern dengan pemandang­an gedung­gedung modern ber dampingan dengan kuil­kuil yang bermandikan cahaya.

Harga paket dinner cruise di Sungai Chao Phraya bervariasi antara 1.250–1.450 baht set­ara Rp 400 ribuan. Dinner cruise mewah yang menjadi banyak pilihan wisman diantaranya dinner cruise oleh Chao Phraya Cruises, Chao Phraya Princess, Royal Chao Phraya, Wan Fah Cruise yang semuanya berangkat dari River City Mall. Ada juga Loy Nava cruise dan Riv­

erside Bangkok yang tidak terlalu mewah. Semua kapal ini beroperasi mulai dari pukul 19.00. Durasi dinner cruise rata­rata selama dua jam.

Menjual untuk shopper Shop till you drop! Mereka amat mempo­

pulerkannya. Dengan range kurs rupiah terha­dap baht Thailand 300–310 saat ini, berbelanja di Bangkok memang tidaklah terlalu mahal.

Ada fenomena menarik di kota ini. Mung­kin dengan banyaknya jumlah wisatawan dari Indonesia, yang juga dikenal sebagai shopper, berkunjung ke Thailand dan Bang­kok khususnya, maka di tempat­tempat belanja para penjual juga mau menerima rupiah sebagai alat pembayaran. Di tempat­tempat tertentu penjualnya pun sudah bisa berbahasa Indonesia.

“Sawadikha. Ibu bapak mau beli apa? Ini 200 baht. Kalau tidak ada baht, ini Rp 60 ribu rupiah saja,’ begitulah kira­kira para penjual itu merayu wisatawan dari Indonesia untuk membeli barang dagangannya.

Kata kunci? Jadi, di luar konteks kita bisa berbelanja

dengan rupiah di Bangkok, yang perlu di­garisbawahi adalah bagaimana para pelaku bisnis pariwisata Thailand mempromosikan dirinya melalui foto­foto dalam brosur atau­pun dalam media audio visual.

Dan bagaimana mereka mempersiapkan apa yang dipromosikan itu agar pengunjung benar­benar bisa menemukan, melihat dan merasakan obyek tersebut sama seperti yang dipromosikan dan ditawarkan. Mulai dari bandara, obyek wisata, pertunjukan, hingga suvenir sudah menggambarkan suatu kerja keras, kolaborasi, integrasi dan komitmen yang kuat dari stake holders. n

Suasana di sekitar stasiun BTS Mochit-Chatuchak Park pada jam sibuk (kiri). Tuktuk di jalan utama di kota Bangkok (kanan).

River view dan dinner cruise di Chao Phraya.

Sunset di Sungai Chao Phraya.

Page 11: TTInewsEdisi33

11Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Indonesia kaya akan kebudayaan dan tradisinya. Salah satunya seperti musik tradisional bambu ini.

Festival Bambu Nusantara (FBN) se­rasa tak disadari telah enam kali di­selenggarakan. Wakil Menteri Pari­wisata dan Ekonomi Kreatif Sapta

Nirwandar membuka secara resmi FBN ke­6 yang berlangsung di Asembly Hall Ja­karta Convention Center (JCC), Sabtu (1/9).

Tahun­tahun sebelumnya festival ini dilaksanakan di kota Bandung. Tentu di­maklumi, betapa Bandung khususnya dan Jawa Barat umumnya boleh dikatakan te­lah ‘berhasil’ mengangkat ‘bambu’, bagian dari tradisi dan living culture ke tengah masyarakat dunia; khususnya melalui alat musik dari bambu, angklung.

Festival ini sarat unsur budaya, ber­langsung selama dua hari (Sabtu–Minggu) memamerkan beragam seni kreatif berba­han bambu antara lain berupa cenderama­ta (handicraft) dan kuliner (culinary) serta seminar, merchandise, dan fashion show.

Festival disemarakkan dengan pertun­jukan seni musik bambu etnik berpadu dengan musik modern dari berbagai ke­lompok musik dalam dan luar negeri di antaranya dari Jepang.

Di antara kelompok musik yang tampil antara lain Dwiki Dharmawan, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Vicky Sianipar, Sam­ba Sunda, Karinding Attack, Melodi Maniz (Jepang), Komunitas Hong, Bambu Wukir, Bebendjo, Bambu Patempong Makassar, Anggrek Buluh Perindu (Jepang), Talo Balak Lampung, Alor (NTT), Kuda Laut, Ganiati, IKJ, Manunggal Roso Solo, SMP Cikini, dan SMPN 1 Megamendung.

Tanah Air Indonesia kaya akan kebu­dayaan dan tradisi di antaranya warisan musik tradisional dari bambu. “Angklung Indonesia oleh UNESCO telah dimasuk­kan dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia pada 2010. Kita perlu menjaga dan mengembangkan warisan budaya ini di antaranya melalui penyelenggaraan Festival Musik Bambu Nusantara yang kini memasuki tahun ke­6,” kata Sapta Nirwandar.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus mendorong seni pertunjukan musik etnik (indigenous) dan modern seperti musik jazz sebagai daya tarik wisatawan. “Festival Java Jazz yang digelar di Jakarta telah mendunia, kita harapkan world music atau pertunjuk­an musik indigenous ini segera menyu­sul,“ kata Sapta Nirwandar.

Alat musik bambu di tangan para pe­

Sebelum dan Setelah Festival Bambu Nusantara

Wamen mencoba memetik gitar bambu.

sebagian tentulah wisatawan. Tentu tak sampai di situ saja. Even festival semacam festival bambu ini, melahirkan apresia­si lanjutan, pengenalan lebih jauh, dan pengetahuan lebih luas tentang materi dan pesan­pesan yang dibawakannya.

Pemanfaatan bambu di jaman modern ini, masih tetap relevan dengan pengem­bangan seni budaya, dan menjadi daya tarik khas bagi daeah­daerah yang men­jadi destinasi wisata.

Kenyataan bambu di Indonesia se­jak ratusan tahun telah bermanfaat bagi masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupan: bahan untuk (dinding) bangu­nan rumah, alat dapur sampai musik, bah­kan bahan makanan sampai hiasan.

Di Ciater, Jawa Barat, sebuah kompleks obyek daya tarik wisata sekaligus sebagai fasilitas akomodasi yang telah puluhan ta­hun berhasil menarik wisman dan wisnus, selamanya menggunakan anyaman bam­bu sebagai dinding­dinding hampir semua bangunan kamar, villa dan bungalow.

Menalarkan pemanfaatan bambu di te ngah modernitas, akan menjadi obyek yang dinikmati untuk dipandang, dirasa­kan, sampai diceritakan.

Seperti beberapa kali dianjurkan oleh Sapta Nirwandar, ketika even hendak dan setelah usai terlaksana, yang terpen­ting justru “Pesan­pesan yang dilontarkan dari even hendaknya mampu direalisasi­kan dengan mendatangkan dan melayani turis untuk datang.”

Artinya, tentulah apa yang disajikan dalam even, seperti bambu, dapat disak­sikan dalam kehidupan keseharian ke­tika wisatawan berkunjung. Dan membeli ‘ suvenir’ itu.

Bambu sebagai ‘sumber’ terdapat di banyak daerah­daerah dari Sabang sampai Merauke. Siapa yang akan meng akselerasi pemeliharaan dan pemanfaatannya lebih lanjut? n

musik berbakat, dikolaborasikan dengan musik kontemporer seperti jazz, rap, rock, maupun disc jokey, menghasilkan perpa duan musik yang menarik dan mulai di gemari masyarakat terutama generasi muda.

“Festival Musik Bambu Nusantara selain mengapresiasi seniman bambu juga me­rupakan upaya regenerasi talenta. Festival ini menampilkan banyak kelompok muda berbakat di bidang musik bambu seba­gai penerus kalangan senior yang sudah lebih dahulu masuk ke ranah internasion­al,” kata Ketua Pelaksana Festival Bambu Nusantara 2012, Dadang Johari.

Festival Bambu Nusantara ke­6 dibuka untuk umum mulai pukul 10.00 hingga 22.00 WIB dengan harga tiket masuk sebe­sar Rp 10.000 per orang.

Sebelum dan Sesudah EvenTapi even adalah even yang berlang­

sung dan menarik banyak pengunjung,

Event

Page 12: TTInewsEdisi33

12 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Yang sebelah kiri namanya Lilien, temannya bernama Hilal. Me­reka berasal dari Turki, di antara 200­an orang dari negerinya yang

menghadiri konvensi selama lima hari di Bogor, di gedung Sentul International Convention Center (SICC). Lebih dari 8.000 orang peserta datang dari 93 Negara pada pertemuan internasional yang dina­mai V­Net Conference, 5–9 September 2012.Para peserta datang dari Asia, Asia Ten­gah, Afrika, yang dari Eropa berasal dari negara­negara pecahan Rusia.

Dari Indonesia sendiri sekitar 2.000­an orang. Siapa mereka? Adalah anggota ‘penjual’ jejaring sistem penjualan yang mengglobal, di bawah nama perusahaan Q­net. Tampaklah ribuan orang mancane­gara itu bersemangat dari usia muda, dua puluhan tahun hingga para ‘senior’ beraut wajah di atas lima puluhan tahun.

Tidak semua bisa berbahasa Inggris. Panitia pun menyediakan materi­materi yang dibuat dalam macam­macam bahasa termasuk bahasaRusia. Penjelasan, brosur­brosur, e­commerce, ditulis dalam bahasa Inggris, Rusia, Arab dan Indonesia. Tapi semua pertemuan selama lima hari itu, menggunakan bahasa Inggris.

Para peserta praktis mengurus diri sendiri. Mereka mengatur dengan travel agent lokal di sini. Mereka mencari dan menggunakan link­nya sejak dari negara mereka sebelum berangkat ke sini. Seperti Bayu Buana, operator tur, dan hotel­hotel di Jakarta.

Organizing Committee malahan tak repot untuk harus mengetahui mereka memakai travel agent yang mana, mereka harus ke mana, akomodasi mereka dimana. Namun tentu semua terdaftar rapi.

Bus­bus besar pariwisata memenuhi tempat parkir SICC yang tampak lebih padat dari terminal bus Kampung Ram­butan. Setiap pagi 8.000­an wisman itu di­

angkut dari hotel­hotel yang bertebaran di Jakarta hingga ke kawasan kota alias Kota Tua. Pulang sekitar pukul 10 malam dan ada satu sidang yang berlangsung hingga larut malam maka pulangnya pun ketika jam menunjukkan pukul 2 pagi.

Penyelenggaraan konferensi ini oleh Q­Net, perusahaan global online yang memanfaatkan pemasaran jaringan atau network marketing sebagai salah satu me­tode pemasaran, kali ini dalam rangka ulang tahunnya yang ke­14. Di dalam gedung SICC yanag berkapasitas 10.000 orang itu, selama lima hari para peserta mendapat pelatihan ketrampilan berbis­nis, kepemimpinan, dan entrepreneurship dari yang mereka sebut ‘The V’ sebagai mar­keting arm Qnet.

Produknya sendiri bermacam­macam seperti aksesoris, jam tangan dari Swiss, skin care dan sebagainya. Bisa dilihat di Website­nya www.qnet.net.

Kantor regionalnya berlokasi di Hong­

kong, Kualalumpur, Singapura, dengan perwakilan di 25 Negara, dan terdaftar sekitar enam juta orang sebagai indepen­dent representatives di seluruh dunia.

Dukungan Kemenparekraf

Kemenparekraf sudah barang tentu memberi dukungan bagi penyelengga­raan MICE seperti ini. Wamen Parekraf Sapta Nirwandar datang Minggu malam (8/9) ke SICC untuk acara malam apresiasi Indonesia terhadap V­Net Conference itu.

“Pemerintah memberikan apresiasi kepada masyarakat dan stakeholder pari­wisata dan ekonomi kreatif yang menye­lenggarakan kegiatan MICE di Indonesia, karena kegiatan ini memberikan dampak langsung pada pariwisata dan ekonomi kreatif dalam rangka mensejahterakan masyarakat,” kata Sapta.

Kemenparekraf antara lain mendu­kung dengan penggelaran kesenian yang menampilkan tarian: Saman, Rampak

Dari 93 Negara, di Sentul, Bogor

MICE

Page 13: TTInewsEdisi33

13Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Ken dang Jaipong, tari Topeng Jawa Barat pada acara Grand Indonesian Welcome Show, pegelaran angklung interaktif pada Malam Apresiasi Indonesia, dan membagikan suve­nir angklung kepada para peserta.

Stan Kemenparekraf di lobby SICC, se­tiap hari disesaki oleh para peserta yang mengambil brosur­brosur pariwisata Indo­nesia. Itu disediakan dalam berbagai ba­hasa, selain bahasa Inggris, hingga bahasa Rusia dan Arab. Jadi, ini termasuk kesuk­sesan dalam menarik MICE ke Indonesia.

QNet itu tahun ini merayakan HUT ke­14, dan sudah dua kali mengadakan kon­ferensinya di Indonesia, pertama kali di tahun 2007.

Konferensi ini dilaksanakan setiap ta­hun berpindah­pindah dari satu Negara ke yang lain. VNet sendiri sudah 14 tahun tapi konferensinya diadakan sejak tahun 2001.

Diantara mereka ada yang membuat pro­gram sendiri­sendiri. Ada yang melaksana­kan workshop, ada yang meeting, dan menin­

jau ke tempat­tempat lain, termasuk tur.Tapi sebelum acara, mereka sudah di­

informasikan melalui Facebook, misalnya tentang Botanical Garden (Kebun Raya Bogor) yang berlokasi 10 menit saja dari venue konferensi. Kawasan wisata Puncak hanya berjarak setengah jam berkendara, Taman Safari sekitar 45 menit berkendara. Semua dipromosikan melalui internet.

Lalu mereka mengatur perjalanan mas­ing­masing. Di antara wisnus peserta dari daerah­daerah telah menyatakan setelah konferensi akan berwisata ke Yogyakarta, ke Bali dan lain­lain destinasi.

Venue Promosi

Tak kalah menariknya Venue ini menjadi forum promosi yang menggairahkan, ke­tika di hari pertama konferensi pada acara pembukaan, semua peserta hadir men­genakan pakaian ‘nasional’ atau pakaian tradisional dari masing­masing Negara. It is so colourful. Mereka seakan membentuk

satu keluarga dunia. Tampak kelompok­kelompok muda saat bertemu ‘senior’ me­nyalami seraya ‘cipika­cipiki’.

Khususnya peserta dari Indonesia di momen itu tak pelak lagi hadir menge­nakan bermacam pakaian tradisional dari masing­masing provinsi. Bhinneka Tunggal Ika Indonesia pun kian tercitra di tengah forum itu.

“Kita sangat dukung. Ini merupa­kan salah satu manifestasi kalau kita se­rius meningkatkan MICE,” kata Sapta Nirwandar, Wamenparekraf.

Menurut Wamen, kontribusinya jelas terhadap image Indonesia. Mereka berani datang ke sini dalam jumlah yang besar. Yang berikutnya mereka mengenal Indo­nesia dan bisa datang secara individu atau dengan keluarganya. Mereka akan datang berbisnis di Indonesia maupun dengan negara­negara lainnya. Itu merupakan net­working antaranggota VNet dan Indonesia.

Kalau sudah seperti ini kita akan sam­but, kata Wamen lagi. Kita akan fasilitasi agar sedapat mungkin mereka bisa me­nikmati selama berada di Indonesia. Me­reka juga bisa promosikan Indonesia.

Dari stakeholder sendiri, seperti Wita Dahlan, Corporate Communication Manager Q­Net Indonesia, mengatakan: “Kita juga sangat berterima kasih dengan fasilitas yang ada seperti ini (gedung SICC) de ngan akustik yang bagus dan teknologi pang­gung yang tinggi. Mungkin Malaysia, Thai­land atau Singapura juga kalah,” katanya.

QNet di Indonesia dipimpin oleh Stephen Joachim sebagai President Direc­tor dan Krisna Kumar, Deputy President Director. n

Dari 93 Negara, di Sentul, Bogor

Wamenparekraf Sapta Nirwandar di konferensi V-Net, Sentul.

MICE

Page 14: TTInewsEdisi33

14 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Bisnis

Pertama kali dia ke pantai Tanjung Setia, di Lampung Barat sekitar tahun 1994. Jalan­jalan di situ belum ada yang ber aspal. Bersama suaminya, lalu ber­

investasi. Membuka usaha ‘losmen’.“Meskipun kita berasal dari keluarga kota,

tapi di sini kita belajar dari hidup. Dari orang­orang di sini. Memang, tidak semua yang kita harapkan akan selalu ada,” itulah sikapnya, Anny Sitorus. Sebelumnya pernah tinggal di Bali dan Australia.

Bapak dan ibunya sendiri memang ber­wirausaha di Jakarta. Dia sendiri, ujung­ujung­nya membawa keluarga pindah.

Pertama dibangunnya penginapan di ka­wasan pantai Tanjung Setia. Sebelum dia, se­bagai perintis di pantai kabupaten Lampung Barat ini, adalah yang seorang Amerika.

Tapi rupanya dalam hal melirik potensi bis­nis pariwisata, mereka hampir berbarengan ke­tika dia membeli bidang tanah 9.200 meter atau hampir 1 hektar sekitar tahun 2001.

Menurut Anny, sayangnya, dia kurang se­suai dengan masyarakat setempat sehingga sempat didemo dan usahanya pun hancur.

Sebagai pemilik losmen dia sempat agak khawatir. Makanya yang pertama haruslah bisa bekerja sama dengan masyarakat. Perlu bisa membina dan menjembatani mereka.

Sebenarnya sudah banyak agen travel dari kabupaten tetangga, Metro, yang membawa tamu menginap. Karena lapangan kerja ter­buka dibuatnya, datanglah orang­orang kam­pung itu yang tinggal di Jakarta, pulang kam­pung ke Tanjung Setia. Dia merekrut 14 orang untuk bekerja.

Turis yang datang memang para pe selancar ombak. Tipe wisman ini suka mengeksplor pan­tai­pantai baru dengan ombak yang dicari­cari.

Nah, bisnis pun bergulir. Ketika menginap dan hendak berselancar, mereka lebih suka menggunakan mobil, tapi kadang juga meng­gunakan sepeda motor.

Di Bali, sebagai perbandingan, situasi su­dah lebih maju tentunya, di mana di setiap desa tersedia lahan untuk parkir.

“Coba deh kalau pergi ke Bali, di setiap banjar pasti ada wilayah parkir yang mereka kelola. Mereka memu ngut bayaran misalnya selama 1 bulan dipakai sekian jam, ya nanti dihitung biayanya,” cerita Anny.

Kepada masyarakat lokal dia bilang, ayo menjual kelapa muda, hargai saja Rp 8–10 ribu. Ayo membuat kaos. Pasti bule­bule itu mau membeli. Jadi, agar kreatif. Dan turis bisa membeli kenang­kenangan setelah mereka ber­

Gerak Majudi Pantai Lampung

selancar di sini.Tak sampai di situ, seakan mengajar de­

ngan halus, dia anjurkan masyarakat setempat menuliskan di papan, sewa parkir Rp 2 ribu, misalnya.

Di kawasan itu sudah memerlukan adanya kios­kios kecil. Tanpa harus memulai dengan bangunan yang mahal dari dinding tembok, dapat digunakan saja kayu­kayu yang banyak tersedia di daerah itu.

“Jangan pula langsung mendirikan res to­ran,” itu terang­terangan dijelaskannya. Bule­bule datang bertujuan dan suka mencari yang ‘aneh­aneh’, yang masih alami.

Kelak setelah kawasan berkembang lebih jauh, tipe restoran tentu akan dengan sendiri­nya diperlukan, dan itu akan semakin bagus.

Di losmennya sendiri menginap semalam sekitar Rp 250 ribu/orang sudah termasuk ma­kan 3 kali. Itu berlaku hingga Agustus 2012. Relatif amat murah, bukan?

Di Tanjung Setia Lampung itu dihitung sekitar 10 ribu surfer datang setiap tahun. Ten­tulah akan bertambah terus mengingat jumlah losmen sedang bertambah.

Selain Tanjung Setia, kawasan Krui dan b eberapa tempat lain sekitarnya juga bagus untuk selancar.

Setiap losmen didirikan pastilah di depan pantainya ada ombak ‘cantik’ untuk berselan­car. Maka kawasan ini terasa memerlukan per­hatian serius untuk dikelola dengan teratur.

Hitungan-hitungan biaya

Dimana­mana bermunculan losmen. Kapa­sitas losmennya sendiri untuk 27 orang, dan dicatatnya waktu tinggal tamunya rata­rata 2 minggu, paling lama 3 minggu.

Setiap kali hendak berselancar, kini me­reka cenderung menyewa motor atau mobil sehari an. Sewa mobil sehari Rp 400 ribu. Ter­gantung mereka mau selancar di mana. Kalau ke Krui mereka sudah berangkat dari pengina­pan sejak pukul 5–6 pagi. Perjalanannya men­capai 1–1,5 jam.

Ke Krui itu arah ke provinsi Bengkulu. Biasanya mobil dipakai delapan jam, sampai selesai selancar. Jadi harga sewa mobil sehari 8 jam Rp 400 ribu sudah termasuk bensin.

Alhasil, jika satu grup 5­6 orang, praktis per orang mengeluarkan Rp 80 ribu untuk sehari. “Yang kita harus jaga ya keamanan,” ujar Anny.

Ya, masyarakat membentuk paguyuban, mengatur mobil­mobil yang akan mengantar tamu. Niat sudah bagus, organisasi mereka tampak berjalan bagus.

Harus dilihat juga, yang membuka losmen kebanyakan warga pendatang, selain dari Ban­dar Lampung, Jakarta, juga dari warga asing. Perlu proses pemahaman dan interaksi yang baik dengan masyarakat setempat.

Misalnya mereka membuat peraturan meng haruskan menyewa motor selama 5 hari penuh. Itu tentu tidak masuk akal bagi tamu. Kalau mereka tidak mau sewa karena tidak ada ombak, bagaimana? Sewa motor sehari Rp 50 ribu. Jika seorang turis tinggal selama 1 bulan–30 hari–di sini, dengan sewa motornya, bukankah hasilnya relatif besar?

Justru losmen­losmen belum punya perhim­punannya. Di Tanjung Setia sendiri beroperasi kini sekitar 15 losmen. Di Krui ada sekitar 20 losmen. Yang kecil­kecil berkapasitas di bawah 12 kamar, yang besar sampai 15 kamar.

Bicara musim, selama bulan November–Maret biasanya sepi. Kalaupun ada yang da­tang hanya 1–2 orang, tapi orang lokal juga sudah mulai melirik ke sini seperti dari Bandar Lampung atau Jakarta.

Wisnus cenderung ha nya untuk rekreasi bukan untuk selancar. Kalau ada restoran yang bagus dan bersih, maka dia nanti tidak perlu mengurus makan, cukup berfokus me ngurusi kamar tamu saja.

Makanan? Menurut pe ngalaman Anny, bule amat rewel kalau sudah sakit. Mereka ma­kan sembarang di Krui saja sudah langsung di­are. Kami mengusahakan mereka sembuh dulu sebelum pulang dari sini, kata dia.

AsuransiAda juga manfaat langsung dari landasan

yang bisa didarati helikopter dan pesawat kecil jenis caravan yang digunakan oleh Susi Air. Itu berguna ketika timbul emergency.

Pernah tamu mengalami patah tulang saat berselancar. Dia harus diangkat dengan heli­kopter atau pesawat. Tidak mungkin kalau lewat darat. Maka untuk mengangkutya biaya­nya USD 15 ribu.

Dalam keadaan itu tamu menelepon asu­ransinya dan kantor perwakilan asuransi di Jakarta akan mengurusnya.

“Saya sendiri hanya mau menerima tamu yang punya asuransi,” Anny menegaskan.

Masalah lainnya di sini hanya berpraktek seorang dokter. Konon, dokter ini pernah meng­ajukan usulan ke Jakarta, untuk minta dokter tambahan tapi belum disetujui. Maka saat dokter itu kebetulan sakit, ya tidak ada penggantinya.

“Kami jaga bule­nya agar tetap happy di sini. Saya juga sedang mengajak teman­teman dari luar untuk berinvestasi di Lampung Barat ini.”

Nah, kita pun semakin maklum kini. n

Anny Sitorus

Page 15: TTInewsEdisi33

15Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Airports Council International (ACI), asosiasi bandara di dunia, merilis berbagai data statistik bulanan untuk menunjukkan kinerja ban­

dara di dunia baru­baru ini. Inilah data dari Januari–April 2012 year­to­date dan meng­ungkapkan beberapa tren menarik.

Bandara tersibuk dilihat dari pergerakan atau lalu lintas (yang berangkat dan yang tiba) penumpang year to date (ranking ACI sampai dengan April 2012) :

Bandara dengan total pertumbuhan pen­umpang tertinggi year to date (ranking ACI sampai dengan April 2012) :

Jakarta memimpin dalam daftar ini. Re­kor pesanan pesawat oleh maskapai pener­bangan nasional menunjukkan bahwa se­makin banyak warga negara Indonesia yang akan menggunakan moda angkutan udara untuk perjalanan antarpulau. Dan itulah yangi harus diimbangi dengan peraturan dan keselamatan juga infrastruktur pener­bangan yang mungkin akan bekerja keras untuk mengimbangi pertumbuhan armada dan jumlah penumpang.

Bandara Ataturk International di Istanbul, Turki didukung oleh pertumbuhan yang stabil dan mengesankan dari maskapai pe­nerbangan nasionalnya, Turkish Airlines. CEO Turkish airlines, Temel Kotil meramalkan dalam forum IATA belum lama ini bahwa maskapainya akan menjadi terbesar di dunia terutama dalam jaringan penerbangan. Saat ini menduduki peringkat ke­7.

Namun, bandara Ataturk kapasitasnya terbatas sehingga bandara baru akan segera diperlukan. Bangkok diakui sebagai bandara

Bandara Ranking Pertumbuhan % Soekarno Hatta, Jakarta 11 21.4Ataturk int’l Airport, Istanbul 28 20.4 Suvarnabhumi, Bangkok 7 14 Dubai Int’l, Dubai 9 13.9 Changi, Singapura 14 12.9

Kita dan Dunia

yang paling banyak dilayani oleh maskapai penerbangan dari mana saja di dunia saat ini. Dengan kian banyaknya maskapai me­masukkannya dalam rute maka telah men­dorong otoritas bandara mulai mengerjakan landasan pacu ketiga di Suvarnabhumi, ser­ta mentransfer beberapa layanan kembali ke bandara lama Don Muang.

Tidak ada kabar yang mengejutkan dari Dubai, rumah bagi operator yang akan meng­operasikan sebagian besar armada A380 di seluruh dunia. Namun pertumbuhan kuat yang terus berlangsung di Changi, Singapura menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu terpengaruh oleh maskapai penerbangan dari negara­negara teluk dan jaringan singkatnya.

Pertumbuhan lalu lintas penumpang internasional year to date (ranking ACI sam­pai dengan April 2012) :

Dengan mengenyampingkan jumlah pe­numpang dan lalu lintas dalam negeri, kita dapat melihat bandara yang mendorong dirinya menjadi pemain dominan baru seba­gai hub global. Di sinilah terlihat pergeseran hub ke Turki dan negara­negara Teluk.

Para maskapai penerbangan dari ka­wasan itu terus berusaha untuk menjadi megahub yang menghubungkan dari titik manapun ke titik mana pun di dunia cukup dengan pemberhentian tunggal.

Dubai sudah menduduki tempat kedua dalam lalu lintas internasional dan tidak memiliki penerbangan domestik. Itu me nun­jukkan upayanya menjadi nomor satu dan meng ambil alih posisi itu dari London.

Ekspansi dan pertumbuhan maskapai pe nerbangan dibatasi infrastruktur bandara

Bandara­bandara di Eropa, contoh terbaru adalah Berlin International Airport, sering di­batasi dalam hal operasional bandara di wak­tu malam. Hal ini mensituasikan maskapai penerbangan ‘seperti berada di gurun pasir’.

Seorang ketua aliansi penerbangan me­ngatakan bahwa keunggulan kompetitif

me reka gunakan terutama di malam hari de­ngan suhu udara yang lebih sejuk sehingga itu menjadi waktu koneksi tersibuk sepan­jang hari. Jadwal penerbangan yang berkem­bang baik membawa penumpang melalui Dubai atau Doha ke hub masing­masing un­tuk transit tunggal kemudian melanjutkan penerbangan ke tujuan akhir mereka tanpa membuang banyak waktu.

Dan itu tidak berakhir pada jam opera­sional saja, tapi kapasitas bandara juga me­rupakan masalah dan semakin penting da­lam perjuangan menguasai pasar.

Maskapai­maskapai raksasa dari negara­negara Teluk seperti Emirates, Qatar Airways, Etihad dan lainnya, beberapa dari mereka telah mendapatkan bandara mega­hub baru yang dibangun agar dapat memfasilitasi armada yang lebih besar, dapat menyedot dan memproses lebih banyak penumpang, dan menguasai lalu lintas udara dari kekuat­an penerbangan tradisional tadi.

Menghubungkan dunia melalui Dubai, Doha, atau Abu Dhabi adalah kenyataan sekarang ini. Pesawat paling modern kini da­pat mencapai setiap titik manapun di dunia dari wilayah Teluk tanpa berhenti lagi.

Konsep ‘hub’ berkembang pertama kali di Amerika Serikat kemudian ditiru oleh Eropa dan sekitarnya, dan itu menjadi tempat un­tuk menghubungkan berjuta­juta penum­pang ke penerbangan selanjutnya.

Masa depan tampaknya akan menjadi milik maskapai­maskapai penerbangan rak­sasa negara­negara Teluk yang mampu me­nerbangkan armada paling modern untuk menempuh jarak jauh dan menghubungkan dunia melalui merek baru mereka, super­mega airport.

Di kawasan Jebel Ali Dubai, bandara rak­sasa baru telah dibuka dan akan memiliki 6 landasan pacu, ruang terminal yang mampu mengakomodasi hingga 150 juta penum­

Aspek Penerbangan,Bandara, dan Penumpang

Bandara Ranking Pertumbuhan % Atlanta 1 5.1 Beijing 2 4.6 London 3 3.2 Chicago 4 3.9 Haneda, Tokyo 5 11.1

Bandara Ranking Pertumbuhan % Ataturk int’l, Istanbul 16 24.8Doha int’l airport, Doha 20 22.8 Taipei Songshan, Taipei 14 16.5 Narita, Tokyo 10 16.4 Dubai intn’l, Dubai 2 14.4

Page 16: TTInewsEdisi33

16 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

pang per tahun, kereta berkecepatan tinggi menuju kota, dan ada rumor bahwa Dubai International Airport akan menjadi bandara khusus Emirates, sesuatu yang bisa jadi be­nar atau tidak sama sekali.

Ada beberapa maskapai penerbangan juga sedang berekspansi, mungkin tidak pada skala raksasa tetapi tetap signifikan bagi wilayahnya. Misalnya, Jomo Kenyatta International Airport (JKIA) di Nairobi, Kenya dipandang sebagai kendala terbe­sar oleh Kenya Airways untuk pertumbuhan yang lebih cepat, dan sampai landasan pacu kedua telah dibangun dan terminal lebih be­sar dibuka, semua upaya ‘The Pride of Africa’ itu akan nyaris sia­sia jika kemampuan op­erasional bandaranya jauh di bawah pertum­buhan maskapai penerbangannya.

Landasan pacu tunggal, saat ditutup karena insiden atau diblokir karena ‘kecela­kaan’ oleh Otoritas Penerbangan Sipil Kenya (KCAA) seperti listrik padam berturut­turut di tahun ini dan tahun lalu, berulang kali me­maksa maskapai penerbangan untuk meng­alihkan atau menunda penerbangannya.

Kenya Airways akan menggandakan arma­danya selama beberapa dekade mendatang dan akan menjadi salah satu maskapai pe­nerbang an terkemuka di Afrika, penghu bung penting bagi Afrika Timur dengan dunia.

Namun, kontribusi mereka terhadap per­ekonomian nasional telah lama diabaikan. Otoritas Bandara Kenya jelas bersalah atas kegagalan untuk memenuhi rencana per­tumbuhan penerbangan nasional mereka dengan memiliki fasilitas baru dan struktur yang siap sekarang, bukan dalam waktu be­berapa tahun ke depan.

Berbeda dengan negara tetangganya, pe­merintah Rwanda menyadari pentingnya penerbangan bagi negara terpencil itu. Pe­merintahnya sedang sibuk menyelesaikan perencanaan Bandara Internasional Bugesera baru sebagai hub RwandAir, karena bandara Kanombe Internasional yang lebih dekat ke kota tidak akan lagi dapat menampung perkembangan armada maskapai penerba­ngan nasional dan pergerakan pesawat ter­bang dalam beberapa tahun mendatang.

RwandAir sedang menunggu pengiriman pesawat ke­7 sebagai rencana menggandakan jumlah armada mereka dalam waktu 5 tahun dan berencana untuk meningkatkan hampir tiga kali lipatnya di tahun 2020, terbang ke se­jumlah tujuan antarbenua pada saat itu, yang berarti itu akan membutuhkan landasan pacu lebih panjang, ruang terminal yang lebih luas, dan pusat kargo udara yang lengkap.

Di sinilah letak inti masalahnya: negara­negara dengan keinginan dan perencanaan yang baik telah memperluas dan memoder­nisasi bandara­bandara hubnya untuk me­menuhi ekspansi penerbangan nasional mereka, memberi ruang untuk tumbuh dan

memfasilitasi para operator nasional. Itu akan memberikan keunggulan kompetitif bagi para operator, menangkap penump­ang dan lalu lintas kargo, dan meninggalkan yang lainnya mengekor di belakang mereka ka rena yang lainnya sedang menghadapi bandara yang padat, kurangnya slot pen­daratan, dan terminal yang penuh sesak.

Bagaimana perkembangan bandara di Indonesia?Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai Berikut adalah gambaran pergerakan penum­pang dan jumlah pesawat di bandara Soekar­no Hatta di Jakarta selama tahun 2012 :

Saat ini sedang dikerjakan perluasan ter­minal penumpang yang merupakan bagian dari grand design integrasi koridor terminal 2 dan 3 bandara Soekarno Hatta yang nanti­nya akan seluas 25.000 m2.Berikut adalah gambaran pergerakan penum­pang dan jumlah pesawat di bandara Ngurah Rai, Bali selama semester I tahun 2012:

Saat ini pun bandara Ngurah Rai sedang dalam tahap membangun perluasan ban­dara yang akan siap dioperasikan pada ta­hun 2013. Pembangunan perluasan bandara difokuskan di terminal domestik terlebih dahulu. Kapasitas terminal domestik saat ini 2 juta penumpang per tahun dan setelah pengembangan akan bisa menampung 10 juta penumpang per tahun.

Hasanuddin, Makassar dan Polonia, Medan

Dengan padatnya lalu lintas pesawat dan pergerakan penumpang di kedua bandara utama di Indonesia tersebut, sudah seharus­nya dibangun bandara­bandara hub di luar Pulau Jawa dan Bali untuk mengurai kon­sentrasi dan kepadatan lalu lintas udara di kedua pulau ini. Salah satu bandara hub besar yang telah beroperasi adalah bandara Hasanuddin di Makassar, Sulsel.

Konsep Bandara Hassanuddin diproyek­sikan bisa menampung 7 juta penumpang. Namun selama tahun 2011 sudah harus me­nampung 7,5 juta penumpang. Sejak tahun 2008 bandara ini beroperasi, terjadi kenai­kan rata­rata penumpang 15–17% per tahun. Pihak otoritas bandara pun sudah harus me­mikir­kan kembali untuk mengembangkan bandara. Baru beroperasi selama 3 tahun bandara ini sudah melampaui kapasitasnya maka itu berarti bandara ini sudah harus bersiap kembali membangun terminal baru.

Saat peak season masa liburan dan musim mudik di Hari Raya Idul Fitri biasanya akan menyumbang kenaikan penumpang signifi­kan. Bisa jadi tahun ini bandara akan me­nampung hingga 8 juta penumpang. Dan dari total kapasitas tersebut 30% adalah penumpang transit khususnya ke wilayah Indonesia timur. Di bandara Polonia, Medan sudah ada 5 terminal penumpang yang me­layani total sekitar 5 juta orang per tahun, domestik dan internasional. Tentu angka ini masih akan terus berkembang mengingat bandara ini juga terhubung dengan Malaysia dan Singapura.

Bandara baru di Kuala Namu, di Kabupa­ten Deli Serdang, diproyeksikan akan meng­gantikan bandara Polonia, sudah dibangun sejak tahun 2007 dan akan siap beroperasi. Itu dibangun untuk menampung 8 juta pe­numpang dan 10.000 pesawat per tahun. Landasan pacunya 3.750 m. Dirancang me­miliki akses kereta api langsung dari dan menuju kota Medan serta dilengkapi fasili­tas city check in.

Garuda Indonesia sementara ini sedang berkosentrasi membangun dan mempersiap­kan Makassar sebagai hub yang akan men­ghubungkan wilayah bagian barat dan timur Indonesia. Makassar akan menjadi service and transit station dan perlakuannya akan seperti bandara di Jakarta.

Kita dan Dunia

BULAN JML PeSAwAT Januari 2012 30.791 Februari 2012 28.701 Maret 2012 31.809 April 2012 30.969 Mei 2012 32.691 Juni 2012 32.102 Juli 2012 31.451 Agustus 2012 31.451 Total 241.241

BULAN PeNUMPANG Januari 2012 4.211.592 Februari 2012 3.979.500 Maret 2012 4.503.153 April 2012 4.349.926 Mei 2012 4.540.344 Juni 2012 3.241.180 Juli 2012 4.583.466 Agustus 2012 2.763.741 Total 32.172.902

Sumber: http://www.ngurahrai-airport.co.id

Dewasa 828,410 786,446 827,959 772,508 Anak 32,078 32,877 26,668 31,502 Bayi 12,192 7,213 11,613 6,850 Transit 27,917 13,083 – – TOTAL (PAX) 900,597 839,619 866,240 810,860

Keberangkatan KedatanganPenumpangDomestik Internas. Domestik Internas.

Domestik 8,687 8,687 Internasional 5,487 5,505 TOTAL 14,174 14,192

Keberangkatan KedatanganPesawat

Page 17: TTInewsEdisi33

17Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Makassar dipandang kota paling strategis sebagai hub utama Indonesia barat–tengah–timur dibandingkan kota Surabaya. Sudah banyak maskapai penerbangan yang me­mindahkan hub station mereka ke kota ini. Tingkat rata­rata LSF­nya sekitar 85%. Dan angka ini bisa akan terus meningkat, paling tidak stabil, karena percepatan pembangu­nan di wilayah timur Indonesia.

Garuda juga akan membuka hub di Ba­likpapan dan Medan. Sehingga nantinya Garuda akan memiliki 5 hub di rute domes­tik yakni di Medan, Balikpapan, Makassar, Denpasar dan Jakarta.

Sedangkan untuk rute internasionalnya Garuda telah bergabung dalam sebuah aliansi penerbangan internasional yang memung­kinkannya terhubung dengan berbagai titik di seluruh penjuru dunia.

Membuka langit berarti membuka bisnis

Belum lama ini Airasia mengakuisisi Bata­via air, salah satu maskapai penerbangan na­sional. Di awal tahun ini, Mandala Air, salah satu maskapai penerbangan nasional yang sempat vakum selama tahun 2011, kembali beroperasi sejak April 2012.

Bekerja sama dengan Tiger Airways, kini Mandala kembali terbang ke Medan dan Singapura, lalu ke Kuala Lumpur, Malaysia dan Bangkok, Thailand dari Jakarta. Sampai dengan tahun 2013, rencananya maskapai ini akan memiliki 10 pesawat A320 dan akan terus berekspansi terutama melayani kem­bali rute­rute yang pernah diterbanginya.

Jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, kelompok kelas menengah yang terus meningkat, dan wilayah geografis yang me­nempati sepertiga bola bumi, wilayah udara Indonesia menjadi rebutan karena potensi yang hampir tak terbatas.

Kepala Hubungan Pemerintah IATA (International Air Transport Association) Jeff Poole mengatakan, jika pemerintah ingin memperluas konektivitas maka membuka wilayah udara adalah salah satu solusinya. Mengenai persaingan di wilayah udara dia melihatnya semua orang berada di dalam kompetisi satu sama lainnya—maskapai penerbangan bersaing dengan maskapai lain sebagaimana negara­negara saling bersaing memperebutkan wisatawan.

Pernyataan Alex de Gunten, Direktur Ek­sekutif Asosiasi Transportasi Udara Amerika Latin dan Karibia yang dikutip dari eTN juga patut diperhatikan, “Ada banyak perubahan di Amerika Latin. Sangat menarik untuk me­lihat banyak pembicara mengatakan, “Kami mendapatkannya.” Itu bagus, tapi ‘menda­patkan itu’ perlu dimasukkan ke dalam tindak­an. Salah satu dari banyak ken dala adalah in­frastruktur, kita dapat memiliki wilayah udara yang terbuka, tapi jika Anda tidak memiliki

bandara untuk mendaratkan pesawat, akan sia­sia. Jika Anda benar­benar mendapatkan­nya, berinvestasilah di dalamnya.”

Pernyataan Wykeham McNeill, Menteri Pariwisata dan Hiburan Jamaika, yang juga dikutip dari eTN mempertegasnya, “Ada be­berapa upaya telah dilaksanakan untuk me­liberalisasi ruang udara. Dalam berurusan dengan perjanjian layanan udara, itu adalah sebuah proses.”

Pelaksanaan Open Sky ASEAN 2015 ku­rang dari dua tahun lagi. Semakin banyak bandara dibangun, pengembangan maupun pembangunan bandara baru, di luar Pulau Jawa dan Bali. Semakin banyak pesawat baru akan tiba di Indonesia. Calon pe numpang yang membutuhkan kecepatan dan ketepat­an waktu dengan biaya kompetitif akan meningkat pula.

Pertanyaannya adalah sudah siapkah bandara, pengelola, regulator, dan industri menghadapi persaingan itu? Juga bagaima­na kesiapan penumpang domestik untuk melihat bandara sebagai pintu gerbang yang akan menghubungkannya dengan bagian

lain di dunia, yang akan membuka pintu perekonomian daerahnya, juga sebagai pemberi kesan pertama pada tamu yang da­tang sehingga bandara­bandara yang telah didesain dengan bagus dan megah itu tidak menjadi elegan karena kita tidak bisa men­jaga, memelihara dan merawatnya?

Untuk menjadi bandara terbaik di dunia, bandara­bandara di Indonesia masih mem­butuhkan proses dalam waktu cukup lama, tapi yang paling mungkin adalah menjadi bandara dan wilayah udara terbaik di dalam

negeri dahulu. Karena untuk menjadi yang terbaik bukan hanya dari sisi bangunan fisiknya tapi juga kolaborasi dan integrasi dari semua pihak yang membutuhkan ke­beradaan bandara.

10 bandara terbaik dunia Berdasarkan survei yang dilakukan dian­

tara penumpang oleh Skytrax belum lama ini, berikut adalah 10 bandara terbaik di dunia:

Incheon Seoul International Airport, sekali lagi memimpin dalam daftar bandara terbaik dunia. 4Singapore Changi International Airport 4Hong Kong International 4Amsterdam Schiphol 4Beijing Capital International Airport, ini

meninggalkan kesan positif pada mening­katnya jumlah penumpang masuk dan ke­luar dari ibukota Cina tersebut;

4Munich 4Zurich 4Kuala Lumpur Internasional Airport 4Bandara Internasional Vancouver 4Japan’s Central International Airport.

Enam dari sepuluh bandara terbaik dunia versi Skytrax berada di kawasan Asia, dua diantaranya berada di ASEAN. Yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah mengamati dan mempelajari apa yang telah dilakukan oleh negara­negara tempat bandara­bandara terbaik itu berada.

Copy­paste hanya berlaku di komputer Anda dan tidak bisa dilakukan untuk mewujudkan bandara terbaik bahkan di level daerah Anda. Itulah komentar salah satu pengamat. n

Kita dan Dunia

Singapore Changi International Airport,salah satu bandara terbaik di dunia.

Page 18: TTInewsEdisi33

18 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Pemasaran Destinasi

Kemajuan Apa di Surabaya?Sepanjang perjalanan sekitar satu jam

dari bandara Juanda menuju tengah kota Surabaya, sama sekali tidak terasa kalau sudah berada di kota nomor dua terbesar

di Indonesia. Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

(Disbudpar) Kota Surabaya, kota itu dikunjungi wis­man 168.804 orang tahun 2010 dan 279.230 tahun 2011, dan wisnus 7.544.997 orang tahun 2010 dan 9.194.116 tahun 2011.

Kota ini tampak berhasil melaju sebagai kota modern yang mengakomodasi pertumbuhan ekonomi dan posisinya sebagai kota jasa dan per­dagangan, tanpa melupakan iden­titasnya sebagai Kota Pahlawan.

Di sepan jang jalan menuju tengah kota rumah­rumah berga­ya art deco pe ninggalan Belanda masih berdiri kokoh dinaungi rimbunan pepohonan dan di beberapa tempat diselingi monu­men dan taman­taman kota yang cantik dipelihara.

Di tengah kotanya pun bu­kan hanya eks­Hotel Oranje atau Yamato yang sekarang menjadi hotel Majapahit, di sekelilingnya gedung­gedung kuno sisa­sisa zaman kolonial seperti Tunjungan City dan Monumen Antara, hotel Ibis yang menempati gedung eks­Geo Wehry & Co yang dicat dengan warna peach cerah, Gedung Cerutu, dan Gedung Internatio yang menjadi saksi bisu pertempuran sengit pada tanggal 10 November 1945 karena letaknya berdeka­tan dengan jembatan, yang saat itu menjadi merah karena darah, hingga akhirnya jembatan itu dinamai Jembatan Merah.

Memang, bangunan­bangunan cagar budaya yang diekspos masih di sekitar wilayah utara dan tengah kota. Masih banyak bangunan­ bangunan tua di jalan­jalan kecil ke arah selatan, timur dan barat kota. Ada yang cantik berbenah, masih ada yang dibiarkan. Betapa gagah pintu air Jagir di Kali Jagir yang mengarah ke Wonore­jo, meskipun kalinya belum bebas dari sampah.

Setiap jalan besar, gang­gang, bangunan ca­gar budaya, aliran kali yang membelah kota dan sudut­sudut kota seolah menyimpan kisah yang ingin disampaikan. Berikut adalah sepenggal ki­sah yang ingin disampaikan oleh Surabaya.

Kepala Disbudpar Kota, Wiwiek Widayati menjelaskan upaya melestarikan bangunan­ bangunan lama dan menentukan batas­batas wilayah kota lama seperti di Jakarta. Itu berada di sekitar Jembatan Merah, Jalan Rajawali, daerah pecinan, sampai kampung arab di sekitar Mesjid Sunan Ampel.

Menurut Wiwiek, “Wisata utamanya adalah wisata belanja, kuliner, golf, dan wisata heritage. “Wisata heritage lebih digemari oleh wisman dari Eropa. Salah satu fasilitas andalan adalah yang disediakan oleh House of Sampoerna (HOS). Wisman dari Asia timur, Malaysia dan Singapu­ra suka belanja dan bermain di lima lapangan golf berstandar internasional.

Wisnus, sebagian besar datang dari Indone­sia bagian timur, suka berbelanja dan berwisata kuliner, jua wisata religi di Mesjid Sunan Ampel

dan Mesjid Agung Al Akbar. Ketika ditanya­kan diferensiasi, diakuinya meskipun terdapat outlet­outlet dan produk fashion seperti yang di Bandung, tapi masih ‘kalah’. Namun demikian, menjadi pilihan favorit dari segi jarak dan harga bagi masyarakat dari Indonesia bagian timur.

“Betul, Surabaya ini merupakan hub bagi Indonesia timur. Posisi ini kita manfaatkan. Kami sedang mencoba kerja sama dengan kota­kota di Indonesia bagian timur termasuk, Kalimantan, Sulawesi termasuk Bunaken dan Makassar. Wisman di Bunaken bisa mendapat­kan informasi Surabaya hingga akhirnya mereka

mau datang ke sini,” katanya.Inginnya membidik wisman

dan wisnus tidak sekadar transit tapi mau memperpanjang tinggal lebih lama. Sekarang ini Surabaya semata dilihat sebagai kota perda­gangan dan jasa. Pemkot Suraba­ya berusaha agar business traveler juga melihat sesuatu saat mereka hang out. Kegiatan­kegiatan yang tercantum dalam calendar of event adalah untuk menarik wisatawan dan business traveler.

Selain obyeknya, pertunjukan seni tradisional dan modern pun telah disiap­kan. Pertunjukan seni tradisi khas Jawa Timur. ludruk, ketoprak, wayang orang tetap dipen­taskan secara rutin di Taman Hiburan Rakyat (THR). Jadwal pertunjuk an dicantumkan dalam calendar of event yang di letakkan di hotel. Me­mang peminat pertunjukan tradisional masih sebatas wisnus, belum bisa menarik wisman seperti halnya pertunjukan Wayang Orang Sri­wedari di Solo.

Di obyek wisata religi Sunan Ampel diada­kan pertunjukan musik dan tari Islami, juga ru­tin. Latihan tari di Cak Durasim bisa dilihat oleh wisatawan dan telah menjadi destinasi wisata. Pertunjukan Reog diadakan setiap hari Minggu di Balai Pemuda.

Bekerja sama dengan Casa Grande (asosiasi hotel berbintang) dan PHRI, Disbudpar Kota memasukkan calendar of eventnya ke dalam Garuda in flight mag­azine. Wiwiek Widayati mengatakan dalam edisi bulan Mei 2012 dimuat artikel me ngenai kegiatan­kegiatan wisata di Surabaya termasuk publikasi paket wisata 3 hari 3 malam dan 4 hari 4 malam. Paket ini sudah ter­masuk menonton pertunjukan seni tradisional.

Ada dua strategi memasarkan produk­produk pariwisata unggulan. Produk­produknya ter­masuk atraksi, UKM, restoran dan kafe. Tem­pat­tempat hiburan modern, spa, sudah men­empati posisi penting dalam pariwisata kota ini. Berbeda dengan Bali, Yogya dan Malang yang dianugerahi alam nan indah, yang diandalkan Surabaya adalah atraksi buatan manusia ter­masuk kuliner dan bidang jasa hotel, restoran dan tempat hiburan. Lokasinya yang berada di tepi pulau membuatnya memiliki garis pantai, itulah pantai Kenjeran. Namun belum efektif untuk pariwisata. Ada rencana pantai itu akan dibuat seperti Ancol di Jakarta.

Untuk menggaet wisman, akan mengang­kat unsur­unsur tradisional dan kearifan lokal

melalui kampung­kampung wisata. Kampung wisata awalnya bergerak dari kampung ling­kungan. Sudah mulai dikunjungi oleh wisnus dan wisman. Misalnya di kampung wisata Jam­bangan.

Pengunjung bisa melihat bagaimana warga kampung mendaur ulang sampah di lingku­ngannya dengan kesederhanaannya. Beberapa agen perjalanan wisata memasukkannya ke dalam itinerary. Selain itu Surabaya mempu­nyai lahan untuk ekowisata di hutan mangrove Wonorejo. Selain wisnus, wisman pun sudah mulai datang ke sana.

Untuk wisata heritage, baru HOS yang memi­liki program regular, bekerja sama dengan lima museum melaksanakan tour of the museum: Mu­seum Mpu Tantular, Museum HOS, Museum Tugu Pahlawan, Museum Kesehatan, Museum TNI Angkatan Laut (TNI AL).

Tahun ini Disbudpar Kota sedang mem buat bis lain untuk tur heritage. Konsepnya sendiri nanti hampir sama dengan yang sudah dijalan­kan oleh HOS.

Dari segi konektivitas udara, Surabaya di­terbangi oleh Garuda Indonesia dan Garuda Citi­link, Lion air, Batavia air, Sriwijaya air, Merpati, Trigana, Expressair, dan Sky Aviation untuk rute domestik.

Sedangkan rute internasionalnya diterbangi oleh Airasia langsung ke Kuala Lumpur dan Bangkok; Cathay Pacific ke Hongkong, China air­lines untuk rute Singapura dan Taipei, dan rute langsung ke Singapura oleh Silkair dan Valuair.

Konektivitas di darat pun cukup mudah. Untuk melanjutkan perjalanan ke Probolinggo, Malang dan Bromo, wisatawan bisa menerus­kannya dengan menggunakan mobil travel langsung dari bandara Juanda.

Di awal tahun 2012 empat kali cruise ship singgah di sini. Tahun 2011 cruise ship Albatros dari Jerman. Disbudpar Surabaya akan terus memperbaharui informasi mengenai atraksi dan destinasi, bekerja sama dengan Kemente­rian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sehingga dapat menarik kapal­kapal pesiar lainnya untuk singgah.

Para turis turun ke darat, mengikuti paket tur lokal atau tur independen. Tur darat men­injau Kebon Binatang Surabaya (KBS), Pasar Bunga Kayun, Joko Dolog, Monumen Kapal Se­lam (Monkalsel), ditambah jamuan makan siang berikut penganan kecil tradisional Surabaya di rumah walikota. Me reka diajak ke HOS dan Tugu Pahlawan. Sedang kan paket tur luar ko­tanya adalah ke kompleks candi di Trowulan, Mojokerto karena rute Sura baya–Mojokerto bisa ditempuh selama dua jam.

Ya, promosi dan pemasaran spesifik bagi ‘destinasi lokal’ dan ‘produk wisata’, sejatinya merupakan tugas utama dari stakeholders pari­wisata di daerah. n

Hotel Majapahit.

Wiwiek Widayati

Page 19: TTInewsEdisi33

19Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Bisnis

Kedatangan wisman dari Malaysia, khususnya ke Bandung, memang ada penurunan di bulan Juli karena sudah memasuki bulan puasa dan

kebanyakan yang datang itu beretnis Melayu dan mayoritas beragama Islam. Mereka ini biasanya selama bulan puasa akan menunda agenda bepergiannya.

Kota Bandung memang ma sih menjadi tu­juan utama wisatawan dari Malaysia sehingga tidak mengherankan wisman dari negara ini bisa mencapai 1.000 orang setiap hari. Namun selama bulan Ramadhan kemudian Idul Fitri di bulan Juli–Agustus 2012, untuk sementara mereka tidak berkunjung ke salah satu kota belanja di Indonesia itu. Wisatawan bisnis dan meeting pun berhenti sejenak selama periode tersebut.

Di luar bulan Juli–Agus­tus tahun ini, sebenarnya wisatawan dari Malaysia yang datang ke Bandung tidak pernah turun.Dari bulan Januari–Juni ini jumlah kedatangan relatif bagus dan stabil, di bulan Juni yang lalu saja jumlah mereka sudah naik be­berapa persen.Kalaupun jumlahnya tidak naik, pal­ing tidak jumlahnya tetap stabil.

Joseph Sugeng Irianto, Direktur Nawang Tours, salah satu travel agent yang seringkali menangani wisatawan Malaysia di Bandung mengatakan, “Bagi perusahaan kami, turis Malaysia yang datang ke Bandung menurun, itu betul. Di perusahaan kami sendiri menu­runnya mencapai 60–70%.Itu terutama selama bulan Juli­Agustus ini, selama bulan puasa dan lebaran.”

Nawang Tours sendiri hanya menangani 5 grup berkisar 5–17 pax per grup selama bulan puasa kemarin. Tapi di luar itu, jumlah keda­tangan mereka cukup bagus. Bahkan setelah liburan lebaran usai, travel agent ini sudah mu­lai menangani grup dari Malaysia yang men­darat di Bandung dengan AirAsia. Kadang­kadang travel agent ini juga harus menjemput tamunya dari Jakarta.

Penerbangan rute Kuala Lumpur–Bandung dilayani sebanyak 3 kali sehari oleh AirAsia dan itu rata­rata penuh terus. Yang mengisinya kebanyakan adalah turis. Kedatangan wis­man dari negeri Jiran setiap hari ke Bandung tidak bisa hanya dihitung dari frekuensi ketiga

pesawat yang mendarat langsung di bandara Husein Sastranegara, tapi juga dihitung yang masuk melalui Jakarta. Apalagi rute Kuala Lumpur–Jakarta rata­rata 7 kali sehari.

Joseph Irianto mengungkapkan, sekitar 70% dari yang kami tangani adalah wisman Malaysia yang langsung datang ke Bandung.Sisanya sekitar 30%, itu masuk melalui Jakarta. Kalau yang lewat Ja­karta, me reka ini naik macam­macam maskapai penerbangan. Alasan tamu­tamu yang datang melalui Jakarta ada­lah harga tiketnya lebih murah. Kalau yang langsung masuk ke Bandung, kar­ena lebih mudah dengan akses langsung dan tidak mau menempuh rute dari Ja­karta ke Bandung yang berjarak 3–4 jam

perjalanan.Wisatawan dari Malaysia

itu, pertama kali datang ke Bandung menggunakan jasa biro perjalanan. Pada kunjun­gan berikutnya, mereka berhubungan langsung untuk jalan­jalan dengan supir. Jadi, mereka tetap datang tapi tidak menggunakan travel agent lagi.

Travel agent merasa tugasnya menarik wisman ke sini sebanyak­banyaknya. Kedatangan wisman dari Kuala Lumpur ke Bandung berman­faat bagi perekonomian di level grass root agar maju. Nyatanya wisatawan

itu berbelanja langsung ke toko­toko sepatu di Cibaduyut, ke toko­toko jeans di Cihampelas, ke Pasar Baru dan sebagainya.Mereka cend­erung tidak berbelanja di butik.

Bandung sebagai salah satu destinasi tu­juan wisata utama bagi Malaysia lantaran shop­ping di sini murah, makanannya murah dan enak, transportasi juga murah, dan cuacanya pun bagus dengan suhu udara tidak terlalu panas. Mereka biasanya menginap selama 3 hari 2 malam sampai 4 hari 3 malam. Jika mer­eka tinggal selama 3 hari 2 malam biasanya mengunjungi 2–4 factory outlet (FO), jika ting­gal selama 4 hari 3 malam bisa mengunjungi semua FO yang terletak di sepanjang jalan Riau dan Dago.

Pengunjung tidak mungkin hanya menda­tangi satu FO. Sekarang ini FO­FO di Bandung sudah sepakat untuk mendiferensiasikan produk­produk yang ditawarkan. Yang men­jadi favorit di Bandung, tampaknya, pertama adalah Rumah Mode yang selalu menawarkan model terbaru. Lalu Secret dan For Men di daer­ah jalan Riau, dan Blossom di Dago. Inilah yang

membuat banyak orang ingin datang ke sini sehingga load factor penerbangan selalu tinggi. Tapi akhirnya harga tiket ke Bandung cend­erung meninggi.

Lama tinggal rata­rata wisatawan Malaysia yang ditangani oleh Nawang tours 4 hari 3 malam. Itinerary paling utama tentu saja shopping. Ada pembedaan paket wisata bagi wisatawan Malaysia: etnis Chinese dan India biasanya menginginkan 70% leisure atau kun­jungan wisata dan 30%­nya shopping. Seba­liknya, yang etnis Melayu menginginkan 70% itinerary adalah shopping dan hanya 30% saja untuk kegiatan leisure.

Jumlah naik­turun dari angka­angka dalam tabel tersebut bukanlah pola wisata mereka yang sebenarnya. Kesempatan orang berlibur itu akan selalu menyesuaikan waktu dan biaya. Begitu pun dengan wisatawan Malaysia.

Praktisi: Perbaikan Produkdan, Persaingan Harga?

Sumber: Imigrasi bandara Husein Sastranegara

Catatan: Paspor Malaysia sekitar 75% dari kedatangan dan keberangkatan penumpang di Bandara Husein Sastranegara.

Joseph Sugeng Irianto, Direktur Nawang Tours

Tahun:2012 Jumlah Bulan Pesawat Datang Pergi Januari 177 24,163 22,951 Februari 160 20,145 20,203 Maret 178 23,528 22,608 April 191 23,501 22,061 Mei 212 23,973 23,467 Juni 242 29,133 29,783 Juli 186 23,591 21,056

Jumlah Penumpang

Jumlah Pesawat dan Penumpang Internasional di Bandara Husein Sastranegara, Bandung :

Sumber: PT Angkasa Pura I, bandara Husein Sastranegara

Tahun:2012 Bulan Datang Pergi Januari 11,862 12,395 Februari 11,606 11,886 Maret 13,059 14,055 April 13,622 12,342 Mei 13,044 13,028 Juni 16,016 17,798 Juli 13,514 11,870

Warga Negara Asing

Tahun:2012 Bulan Datang Pergi Januari 8,897 9,296 Februari 8,705 8,915 Maret 9,794 10,541 April 10,217 9,257 Mei 9,783 9,771 Juni 12,012 13,349 Juli 10,136 8,903

WN Malaysia

Jumlah Penumpang InternasionalBerdasarkan Kewarganegaraan di Bandara Husein Sastranegara Bandung :

Page 20: TTInewsEdisi33

20 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Pada bulan tertentu mungkin di negaranya ada cuti bersama atau hari libur nasional dan mereka memanfaatkannya untuk berlibur di sini. Misalnya, pada bulan Januari jumlah kedatang an mereka turun, ini bisa disebabkan mereka mungkin sudah berangkat di bulan Desember. Di bulan Februari, jumlah mereka akan naik lagi, karena sudah mengumpulkan uang, dan saat itu di sana sedang libur imlek atau hari libur lainnya.

Rute baru Penang–Bandung oleh AirAsia sudah beroperasi sejak Mei 2012. Jika rute ini bisa dimanfaatkan mak­simal, ini bisa menggenjot kada tangan wisatawan Malaysia, terutama dari luar kota Kuala Lumpur. Sebelumnya pernah di­ujicobakan rute Malaka–Bandung namun tidak berjalan baik. Di Malay­sia sendiri kegiatan ber­pusat di Kuala Lumpur. Jadi ba nyak orang di Malaysia memilih terbang melalui Kuala Lum­pur ka rena posisinya seperti Jakarta, sebagai distribution point. Jadi orang dari Johor, bahkan dari Kuching kalau mau ke Bandung ya dari Kuala Lumpur.

Terdapat indikasi wisatawan dari Singa­pura mulai bosan ke Batam lalu mereka pergi ke Bandung, Yogyakarta, Bali dan seterusnya.

Wisman lainnyaSekitar tahun 1990­an atau 20 tahunan yang

lalu, wisman dari Singapura banyak datang ke Bandung. Namun sejak sekitar tahun 1997, jumlahnya cenderung menurun. Wisatawan dari Singapura belakangan ini cenderung ber­wisata ke Eropa dan Amerika, tidak lagi ke wilayah Asia. Apalagi warga Singapura seka­rang mendapat bebas visa ke Amerika Serikat.

Penerbangan rute Bandung–Singapura kebanyakan dipakai oleh pebisnis. Yang per­tama adalah orang Singapura yang berbisnis di Bandung.Kedua, orang Bandung yang berobat ke Singapura. Jadi bisa dikatakan rute yang ada

sekarang bukan rute favorit wisatawan.Melihat pola berlibur orang Asia pada

umumnya juga penting. Umumnya waktu berlibur orang Asia maksimal 5 hari, relatif singkat. Begitu pun dengan orang Malaysia. Jadi saat mereka datang ke Bandung, mengi­nap selama 4 hari 3 malam, setelah selesai langsung kembali ke negaranya. Begitupun jika mereka ke Bali, menginap selama 4 hari 3

malam, selesai liburan lang­sung kembali. Jadi, jarang sekali yang melakukan tur dengan itinerary Kuala Lum­pur–Denpasar–Bandung, atau sebaliknya. Wisman dari Cina pun waktu liburannya pendek, jadi biasanya mereka juga tidak me ngunjungi be­berapa daerah tujuan wisata dalam waktu singkat.

Penerbangan Merpati rute Bandung–Denpasar sudah di­operasikan sejak 30­an tahun lalu. Penerbangan di pagi

hari pada pukul 6 dari Bandung ke Denpasar melalui Surabaya tidak pernah terhenti. Itulah maskapai paling lama melayani Bandung–Denpasar. Sedangkan rute penerbangan lang­sung Bandung– Denpasar dilayani oleh Airasia dan Lion air. Tapi sayangnya, masih kurang peminat.

Ketua ASITA Jawa Barat Herman Rukma-nadi mengatakan, “Kami sudah menentukan, target pasar utama Bandung adalah Malaysia, Thailand­sekarang sudah mulai masuk, kami sudah beberapa kali menangani beberapa grup dari Thailand yang datang melalui Jakarta. Saya berharap Airasia juga bisa melayani Bandung–Bangkok karena wisman dari Thailand yang ke sini menyukainya. Pasar utama ketiga un­tuk Bandung dan Jabar adalah Belanda. Dalam situasi apapun dan bagaimanapun, wisman dari Belanda itu akan tetap datang ke Bandung dan Jawa Barat.”

Bandung dan Jabar menempatkan perwakil­an pariwisatanya di Bali. Tapi menurut Herman Rukmanadi perwakilan itu kurang efektif.Yang dia lihat, rute Bandung–Denpasar

itu diisi oleh orang dari Bandung yang ke Bali lalu kembali lagi ke Bandung. Bali itu sudah destinasi utama, jadi bagi wisatawan untuk apa berkunjung ke Bandung? Wisman dari Malaysia pergi ke Bali dan tidak akan terbang ke Bandung, karena tiket pergi­pulang Kuala Lumpur–Bali paling murah. Jika dia membeli tiket Kuala Lumpur–Bali–Bandung, harganya bisa 4 kali lipat.

Wakil Ketua Badan Promosi Pariwisata Dae­rah (BPPD) Jawa Barat Herman Muchtar mene­rangkan, “Rute Ban dung–Penang bagus. Agar rute ini bisa stabil frekuen­sinya dan dimanfaatkan maksimal, harus ada in­formasi di sana. West Java Tourism Promotion Board (BPPD) akan membuka kantor perwakilannya di Kuala Lumpur bertepat­an dengan MATTA Fair

pada 8 September 2012.”Ketua ASITA Jabar mengatakan, “West Java

Tourism Promotion Board akan membuka kan­tor perwakilan di Kuala Lumpur. Itu kita buka untuk meningkatkan jumlah wisman Malaysia ke Jabar, dan saya optimis akan ada kenaikan hingga 35%. Kita di sana khusus untuk mem­promosikan Jabar.”

Hati-hati

Menurut Herman Muchtar, “Wisman Ma­laysia ke Bandung belum turun, tapi ancaman untuk menurun itu ada.”

Ada empat hal yang perlu segera dibenahi oleh Bandung sebelum wisatawan benar­benar menurun:

Pertama, membenahi kemacetan di kota Bandung. Ini mempengaruhi keinginan wisa­tawan, baik wisman maupun wisnus, untuk tinggal lebih lama di Bandung. Dulu mereka mau menginap 3 malam, tapi karena lalu lintas kebanyakan macet dan menghalangi perjalanan di dalam kota, mulailah sebagian meraka rata­rata menginap semalam. Kedua, membenahi

Bisnis

Herman RukmanadiKetua ASITA Jawa Barat

Pedestrian di Jl Merdeka (kiri), pedestrian di Jl Ir H Juanda, Dago (tengah), dan suasana Jl Cihampelas (kanan).

Herman MuchtarWakil BPPD Jabar

Page 21: TTInewsEdisi33

21Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Kampung Sampireun, Garut, Jawa Barat.

Tempat Wisata Gunung Tangkuban Parahu (kiri) dan pusat jeans di Cihampelas, Bandung.

infrastruktur jalan di kota Bandung. Ketiga, harga tiket ke Bandung sudah mulai mahal.

Sekarang harganya sudah mencapai Rp 1 jutaan. Ini disebabkan yang melayani rute Bandung–Kuala Lumpur masih dimonopoli oleh Airasia. Perlu didorong maskapai nasional seperti Merpati, Garuda, Lion untuk melayani rute ini. Sekarang orang Malaysia sudah mulai melirik Vietnam karena tiketnya lebih murah dan shopping di sana pun murah. Terakhir adalah harga­harga untuk wisman Malaysia sengaja dinaikkan oleh perdagang. Ini juga harus diatur.

Dia mengakui mendapat laporan selama puasa dan libur lebaran yang lalu, tingkat ok­upansi hotel di Bandung dan Jabar turun 5%. Tapi ini bukan berarti kunjungan wisatawan berkurang atau menurun.

Bicara mengenai infrastruktur sekarang bukanlah hanya mengenai jalan dan jembatan, tapi pedestrian yang memadai bagi pejalan kaki, sarana pusat informasi pariwisata, toilet umum, keamanan dan lain­lain.Selain itu, yang tidak boleh dilupakan adalah kesiapan dari sumber daya manusianya.

“Sekitar 85% obyek wisata di Jabar, ter­masuk yang ada di Bandung, tak terawat. Jika infrastruktur, destinasi dan transportasinya dibenahi lebih dulu, saya pikir itu sudah lebih dari cukup.Kita ini punya destinasi bagus. Jadi di sini masalahnya bukan hanya dana, tapi juga harus dikembalikan ke azas­azas dalam Sapta Pesona, itu yang paling utama,” lanjut Herman Rukmanadi.

Dalam promosi kita memperlihatkan kein­dahan pemandangan kebun teh di Puncak, Jabar, tapi saat wisatawan dibawa ke sana, ada pengalihan jalan menuju obyek wisata karena kemacetan atau warung­warung tenda di sepan jang jalan. Karena itu dijanjikan di dalam itinerary maka jika biro perjalanan tidak bisa memenuhinya itu berarti harus mengembali­kan uang kepada wisatawan. Hal­hal seperti ini yang seringkali terlupakan. Untuk memaju­kan pariwisata, tidak mungkin bisa dilakukan sendiri.

Wisman dari Malaysia juga sebenarnya mengeluh. Keluhan paling sering dilontarkan terutama mengenai masalah keamanan seperti copet di Pasar Baru. Memang di sini belanja

murah, tapi tidak diikuti oleh perasaan aman pengunjung. Yang berbelanja di Pasar Baru itu 70% orang Malaysia.

Selain itu, keluhan umum di Pasar Baru adalah pengamen dan pedagang asongan yang memaksa masuk ke dalam bis. Ini bu­kan hanya terjadi pada wisman tapi juga pada wisnus. Masalah itu sudah dicoba dieliminasi sedikit­sedikit. Dua bulan lalu, Kadisparda Kota Bandung dan Polisi Pariwisata sudah mencoba membuat kesepakatan jika masih ada pengamen yang berusaha naik ke dalam bis wisata, akan disediakan tempat untuk mengamen seluas 3 m2 di tepi jalan.

Pernah juga ada keluhan di obyek Tang­kuban Perahu terutama terhadap para peda­gang asongan yang kerap kali merangkap menjadi guide dan memaksa, serta harga tiket masuk yang tinggi. Tiket masuk bagi wisnus hanya Rp 13 ribu, sedangkan tiket masuk bagi wisman Rp 50 ribu. Pengelola kawasan wisata juga banyak dikeluhkan pengunjung karena petugas di tiket masuk selalu menganggap wisatawan yang datang ke sana, termasuk wis­nus, adalah orang Malaysia.

Sekarang ini Bandung sudah mulai over confidence. Suatu saat bisa ditinggalkan seperti Medan. Karena masalah keamanan. Makanya Bandung jangan sampai seperti itu.

Sekarang 3 kota yang sedang ‘memperha­tikan’ Bandung yakni Yogya, Solo dan Sema­rang. Surabaya sudah lama menjadi pesaing Bandung. Bagi turis Malaysia, Bandung itu ‘the best place for shopping’. Bagaimanapun ketiga kota ini berpotensi sekali menyaingi Bandung karena mereka mempunyai obyek yang lebih

lengkap. Contoh, Semarang memiliki pantai, daerah pegunungan di Ungaran, makanan juga banyak macam dan rasa enak. Meskipun dulu pernah menjual jeans dan tidak laku, tapi sekarang sudah mulai muncul FO dan pusat­pusat batik di sekitarnya mulai menggeliat.

Solo berdekatan dengan Yogya, bisa berko­laborasi, karena mereka mempunyai pantai, gunung, dan kebudayaan. Apalagi Airasia pun sekarang terbang langsung ke Semarang, Solo dan Yogya. Walaupun demikian, Bandung yang hanya mempunyai gunung masih memi­liki daya tarik melebihi ketiga kota tersebut, untuk saat ini.

Direktur Nawang Tour menambahkan, ”Kita kan pengusaha harus melihat pasar. Kalau shopping terus orang akan bosan. Kita mulai mengenalkan country site juga wisata golf. Su­dah mencoba menjual Garut dan Tasik. Yang dijalankan: masuk melalui Bandung—mengi­nap semalam di Kampung Sampireun, Garut; mengunjungi sumber air panas; melihat Kawah Kamojang; berkunjung ke Candi Cangkuang di Situ Cangkuang; melihat kerajinan kulit dan dodol; ke Gunung Papandayan; rafting di Sungai Cimanuk yang ber­grade 2—di Tasik ke Rajapolah dan Gunung Galunggung serta menginap semalam di kotanya. Paket country site ini biasanya berdurasi 4 hari 3 malam sam­pai 5 hari 4 malam.Yang tertarik dengan paket ini terutama etnis Chinese Malaysia. Dan ini sudah dimulai sejak dua tahun lalu, sekitar ta­hun 2010.”

Sedangkan berkunjung ke Kampung Naga yang terletak di jalan menuju Tasik, disukai oleh wisatawan dari Eropa.

Nawang Tours sendiri juga memiliki paket golf yang minimal berdurasi 3 hari 2 malam. Main di lapangan golf di Bandung dan seki­tarnya seperti Mountain View dan Bandung Re­sort di Dago Pakar dan di Giri Gahana di Jati­nangor, Sumedang. Paket bagi wisatawan golf dari Malaysia tidak mungkin dikombinasikan dengan itinerary lain. Tidak ada pembedaan paket dalam wisata golf untuk pasar Malaysia karena semua menyukainya, baik etnis Melayu, Chinese dan India.

Dan bagi Jawa Barat, jika ingin memajukan pariwisatanya, akan lebih baik memfokuskan diri pada pasar utama mereka yakni Malaysia, Thailand dan Belanda.

Bali Tak Dilupakan

Menurut pengelola bandara internasional Ngurah Rai, jumlah penumpang internasio­nal yang mendarat di Bali sebenarnya tidak menurun. Tapi diakui pertumbuhan jumlah pe numpang internasional di bandara interna­sional ini terus menurun dalam 5 tahun ter­akhir. Pertumbuhan penumpang internasional tahun 2006–2007 tercatat 26%. Tahun 2007–2008 pertumbuhannyan turun ke 17%. Sempat ada kenaikan sedikit di tahun 2008–2009 sebesar 18% meskipun di 2009–2010 turun lagi menjadi

Bisnis

Page 22: TTInewsEdisi33

22 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Suasana sunset di pantai Kuta akhir Agustus 2012.

15%.Dan tahun 2010­2011 hanya tumbuh 8% saja.Untuk pertumbuhan selama semester per­tama tahun 2011–2012 masih sedang dihitung.

Melihat lalu lalang wisman di beberapa titik konsentrasi wisman di sekitar Kuta–Legian misalnya, di awal Juni 2012 didominasi oleh wisman dari Australia dan Cina. Di akhir Agustus—awal September 2012, atau di akhir high season menjelang low season, turis cukup ramai meskipun tidak lagi sepadat di awal Juni lalu. Turis di kawasan ini menjadi lebih variatif, ada wisnus, Australia, Jepang, Cina, Korea, India, Perancis, Italia bahkan Afrika. Keberadaan turis pun lebih tersebar, dimana di sekitar Nusa Dua juga bisa berpapasan dengan wisman dari Asia, Eropa dan Australia.

Wisman Asia:Persaingan antardestinasi

Managing Director Pro Bali Tours Alan Tsai mengatakan, bisa dikatakan ini juga berkenaan dengan persaingan antar destinasi. Perusahaan penerbangan juga terlalu optimis. Sejak 2009 mereka melakukan penjualan yang baik tapi tahun ini adalah giliran Thailand dan Jepang. Biasanya, hotel­hotel mengenakan biaya tam­bahan di bulan Agustus, tetapi di Thailand dan Jepang tidak melakukannnya untuk tahun ini. Dan selama 2 tahun terakhir Bali memenang­kannya, kini seakan tibalah giliran mereka.

Alan Tsai yakin, semakin banyak penerba­ng an akan semakin banyak wisatawan yang akan datang. Paraagen lokal di Cina saat ini masih mencari ruang di maskapai penerbangan. Jadi maskapai penerbangan Indonesia harus cepat menang­gapi isu ini.

Menurutnya, maskapai pe­nerbangan nasio nal lainnya perludidorong melayani rute dari Cina ke Bali. Sehinggaakan tercipta persaingan sehat dan mempengaruhi harga tiket.

Bagi Pro Bali tour sendiri penurunannya sampai dengan 30% atau menurun sekitar 20% dibandingkan dengan Juli ta­hun lalu. Yang paling merasa­kan dampaknya mungkin yang menggunakan charter flight dan single cash.

Dia melihatnya selama periode peak season bulan Juli–Agustus, banyak pemain hotel sa­ngat percaya diri tahun ini bakal ramai, karena berbarengan dengan libur lebaran, sehingga mereka menambahkan surcharge USD 25–30. Sedangkan di tempat lain seperti di Thailand, mereka menurunkan harga.

Diakuinya di bulan Agustus lebih ramai daripada bulan Juli karena banyak hotel menu­runkan harga, atau menghilangkan, surcharge setelah tingkat okupansi menurun di bulan Juli. Ada kenaikan sedikit di bulan Agustus 2012 dibandingkan dengan bulan Juli 2012.

Pasar dari negara­negara Asia lainnya se­perti Malaysia dan Singapura yang datang ke Bali bisa dikatakan stabil. Wisatawan Malay­sia yang datang ke Bali adalah dari etnis Cina dan India yang tidak terpengaruh dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Sedangkan kedatang an wisatawan dari Jepang, jumlahnya

masih belum pulih sepenuhnya, dari apa yang dirasakan di lapangan oleh anggota HPI Bali dari divisi Jepang.

Selain itu, pemerintah daerah juga harus bisa mengontrol pertumbuhan dan kualitas ho­tel di Bali. Banyak hotel baru mengklaim seba­gai hotel bintang 4 atau 5 dan memasarkannya ke pasar Cina. Alan Tsai berharap peme rintah daerah bisa membuat peraturan bahwa hotel harus menempatkan sertifikat mereka di lobi sehingga setiap tamu dapat melihatnya agar tidak terjadi kecurangan yang merugikan tamu dan menjatuhkan citra pariwisata di Bali, dan

citra Indonesia pada umumnya.

Reminder dari Wisman Eropa

Meskipun perekonomian di Eropa masih belum membaik, dan beberapa negara Uni Eropa masih terbelit krisis ekonomi, namun tidak mempengaruhi agenda berwisata bagi sebagian orang Eropa.

“Ya, mereka, orang Italia, Spanyol, dan Yunani, berada dalam krisis. Orang­orang me­na ngis diawal tahun, tapi krisis tampaknya berdampak pada mid–low class. Lumayan tamu

kami tinggal di hotel yang mahal. Mereka ting­gal dihotel yang biayanya lebih dari USD500–600 per malam seperti Four Season. Dan mereka tinggal selama 2 minggu di sana,” kata General Manager Lotus Asia Tours Giliano Panari.

Bagi Lotus Asia Tours yang pasar utamanya adalah Eropa, jumlah inbound lebih kurang­nya masih sama seperti tahun lalu. Jika pun ada penurunan,itu berasal dari wisatawan kelas menengah ke bawah, tetapi pertumbuh­an terasa pada kelas menengah atas. Giliano Panari mengatakan pelanggannya sekarang memilih menginap di kelas seperti Amanwana, Amanusa, dan yang sekelasnya selama di Bali.

Dia melanjutkan, “Saya belum bisa membe­ritahu berapa angka menurunnya, apakah 3% atau 5%, karena kita masih di tengah­tengah high season. Tapi melihat kualitas dari tamu yang masuk kepada kami, jumlah uang yang dihabis­kan lebih tinggi. Karena tamu kami menghabis­kan lebih banyak uang di restoran kelas tinggi, dan menginap di kelas hotel yang mewah.”

Ini sudah jelas. Bagi sebagian orang yang masih berkecukupan, berwisata di saat seperti ini merupakan keuntungan. Lotus Asia men­catat lama tinggal tamu­tamunya biasanya 10 malam sampai 2 minggu. Rata­rata lama ting­gal mereka selama tahun ini 8 malam.

Fokus pasar Lotus Asia, yang juga memiliki representative office di Malaysia, Singapura, dan Myanmar adalah Italia, dan negara­negara di sekitarnya seperti Jerman, Spanyol, Perancis, Portugis, bahkan ada juga dari Amerika Latin seperti Columbia dan Meksiko. Konsumennya adalah wisatawan yang benar­benar ingin meli­hat Bali. Seperti wisatawan dari Kolumbia dan Meksiko, mereka ingin pergi ke Ubud, tinggal di sana dan tidak pernah pergi ke mana pun. Mereka tinggal di sana minimal 7 malam.

Sebagian besar pelanggannya adalah FIT. Untuk grup, biasanya datang selama low sea­son, dari Januari–Maret dan Oktober–Novem­ber setiap tahun. Kelompok­kelompok tur ini membuat semua paket yang rumit.

Mereka melakukan perjalanan mulai dari Sumatera, Jawa, ke Toraja di Sulawesi, dan me­nyelesaikannya di Bali. Dan biasanya mereka menghabiskan 15 hari untuk jenis perjalanan seperti ini.

Kami memiliki banyak paket, sehingga ter­gantung pada pelanggan. Baik FIT atau GIT biasanya mereka menghabiskan 7–15 hari. Mulai paket overland Sumatera–Jawa–Bali dan extended tour ke Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur hingga Raja Ampat di Papua.

Paket yang sangat sukses di Lotus Asia ada­lah paket sirkuit. Maksudnya, mereka akan tinggal di Kuta 1 malam, kemudian tinggal 1 malam di Lovina, 1 malam di Candidasa.

Saat bermalam di Lovina mereka bisa meli­hat keindahan Bali utara. Saat mereka di Ubud bisa mengunjungi Pura Besakih dan melanjut­kan perjalanan serta menginap selama 2 malam di Candidasa. Paket sirkuit ini pun beragam macam lamanya.

Ada 2 kategori paket berdasarkan kualitas hotel: hotel bintang 4–5, dan hotel mewah. Kategori A adalah kelas tinggi atau hotel me­wah seperti Amaya Ubud, Alila Candidasa, atau mereka dapat memilih kategori B, yaitu hotel­hotel di bawahnya yang lebih rendah tarinya dan banyak pilihannya. Rata­rata lama mengi­nap untuk paket sirkuit adalah 5 hari 4 malam.

Bisnis

Papua Paradise resortSumber:http://www.papuaparadise.com

Alan TsaiManaging Director Pro Bali Tours

Page 23: TTInewsEdisi33

23Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Kemudian, mereka bisa pergi ke Jawa, Lom­bok, ke Gili, Sulawesi, Flores, Raja Ampat, dan seterusnya. Mereka bisa menghabiskan paket­paket sirkuit di pulau­pulau lain dari 3 sampai 7 malam.

Rata­rata paket sirkuit di Sulawesi ber durasi 5 hari 4 malam, atau 3 hari 2 malam. Sirkuit dimulai di Toraja, lalu bersantai di bagian utara Pulau Sulawesi, di resor Pulau Gangga yang letaknya di Taman Nasional Bunaken. Mereka yang pergi ke Gangga resort biasanya para penggemar aktivitas menyelam.

Paket sirkuit di Nusa Tenggara Timur ter­bagi atas paket 2 malam di Komodo atau paket overland dari Flores sampai Maumere selama 7 hari 6 malam. Paket sirkuit di NTT melalui pintu Labuan Bajo dari Bali. Selama di sana, se­lain melihat keindahan di Pulau Komodo dan sekitarnya juga pergi melihat gunung dan da­nau Kalimutu, dan sebagainya.

Paket sirkuit Raja Ampat baru saja dimulai. “Kami mempunyai sebuah pulau resor sen­diri di Raja Ampat, Papua Paradise Resort, kata dia. Ini alami, bagus, dan tamu dapat melihat ikan­ikan dari bungalow. Untuk menuju Raja Ampat, rute yang paling sering digunakan adalah Jakarta–Ujung Pandang–Sorong, atau Denpasar–Ujungpandang–Sorong.

Ada juga yang memilih melakukan perjalanan ke Kalimantan, paket 2–5 malam. Bekerja sama dengan Trans Borneo, sebagian besar paket tersebut dilakukan di sekitar Sungai Mahakam untuk melihat kehidupan masyarakat Dayak. Setelah tiba dari Italia di Jakarta, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Balikpapan. Setelah itu barulah mereka pergi ke Bali, juga melalui Jakarta.

Di Kalimantan tamu akan menyusuri Sungai Mahakam dan bermalam di atas pera­hu, di kabin tanpa tempat tidur dan kasur. Jadi di Kalimantan wisatanya masih sangat penuh petualangan.

Menurut agen ini, “Kami selalu meng­informasikan dan mengingatkan kepada para tamu bahwa daerah,di luar Bali, belum ada Four Season atau hotel bintang 5, akomodasinya sederhana. Kami juga selalu memberitahukan kepada para pelanggan yang akan pergi ke Kalimantan bahwa mereka harus mempersiap­kan diri untuk berbagai kemungkinan seperti keterbatasan persediaan air atau tidak ada air panas dan lain­lain.”

Karena tamu bukan sepe nuhnya bersifat petualang, setidaknya, harus diberikan akomo­dasi yang baik dan bersih. Karena itu, tujuan

seperti Tanjung Puting belum bisa masuk da­lam paket kami. Kami akan membawa kelom­pok kecil ke Kalimantan dalam bulan Novem­ber nanti. Untuk itu, harus membawa pemandu berbahasa Italia dari Yogya, karena belum ada pemandu yang berbahasa Italia di sana.

Dia mengingatkan, bagaimana pun kualitas pelayanan di Bali itu sudah tinggi. Pramu wisata umumnya sudah tahu apa yang harus dilaku­kan. Pramuwisata di Jawa pun sudah baik, di Sulawesi juga, tapi para pramuwisata di dae­rah lain seperti di Lombok, Sumba, Sumbawa, Komodo, belum tahu persis apa yang harus dilakukannya. Mereka harus me ningkatkan pelayanannya. Bisa terjadi di tengah jalan mo­bil kehabisan bensin karena pramuwisat alupa untuk membelinya.

Ada pantai yang bagus di NTT, karena pramuwisatanya tidak aktif berbicara akhirnya tamu tidak terlalu menyukai dan menikmatinya. Di Lom­bok, Sumba, Sumbawa, Flores dan Komodo mereka harus mengajar dan me ningkatkan kemampuan dan keterampilan para pramuwisatanya dalam hal mengorganisasi pelayanan tur di darat. Para pemandu ini harus tahu bagaimana mena­ngani tamu, mengetahui ten­tang geografis daerahnya, seja­rahnya, dan mereka harus lebih banyak berbicara kepada tamu.

”Meskipun kami memiliki paket yang baik tapi pramuwisatanya tidak membawakan­nya dengan baik, maka paket tersebut akan nyaris sia­sia. Karena pemandulah yang terus bersama dengan tamu seharian. Anda dapat menawarkan hotel yang bagus, tur berjalan lancar, pemandu datang tepat waktu, tetapi jika pemandu ini tidak bisa menceritakan apapun pada tamu, itu pun tidak akan men­jadi apa­apa. Jadi masalahnya adalah sebagian pemanduhanya mengajak tamu ke toko­toko dan restoran untuk medapat komisi. Hal­hal se perti inilah sering dikeluhkan para tamu kami,” kata Giliano.

Penetapan harga tiket masuk pun harus menjadi perhatian. Tidak bisa terlalu ren­dah karena tidak akan bisa memberi dampak ekonomi bagi daerah di sekitar obyek wisata, tapi jika terlalu tinggi pun akan menyulitkan para pelaku usaha perjalanan menjual paket menarik kepada konsumen.

Giliano telah tinggal di Bali lebih dari 20 tahun. Dia kawatir Bali seakan cenderung menghancurkan dirinya sendiri. Rupanya para tamu dan repeater yang ditanganinya sering berkomentar, Bali tidak sama seperti Baliyang me reka kenal dulu.

Kemacetan lalu lintas di mana­mana, hotel terlalu banyak, dan kerumun an orang terlalu ramai. Jadi, ketika mereka ini melihat “This is not Bali I know”, mereka pun seakan tidak ingin kembali lagi.

Perusahaannya pernah menangani GIT (group incentive tourist) dari Peugout, dan ting­gal di Hotel Intercontinental. Saat mengatur gala dinner di Plataran, di Ubud, dari tempat mereka menginap memerlukan waktu 2 jam sampai di tempat gala dinner. Dan komentar yang diterima dari GIT tersebut adalah mereka akan malas memilih rute ke Bali lagi.

Masih ada daerah yang bagus di dalam area Nusa Dua. Tetapi lebih ke selatan seperti di sekitar St Regis, semakin banyak dibangun gedung­gedung yang lebih tinggi dan semakin berkurang lahan hijau.

Giliano menganggap daerah Ubud masih sangat baik, masih mewakili Bali yang sebe­narnya dengan hamparan sawahnya. Dari sana sudah sa ngat dekat ke Pura Besakih, Kinta­mani, Candidasa dan daerah lainnya. Juga tidak ada kema cetan lalu lintas di sana. Setelah dari sana barulah pelanggannya disarankan untuk tinggal di resor­resor tepi pantai di wilayah

selatan. Karena pasar Eropa sebenarnya masih menyukai Bali dan senang tinggal di hotel­hotel tepi pantai.

“Alasan orang datang ke Bali adalah untuk melihat sawah, tarian Bali, hal­hal budaya dan keindahan di Bali. Ini sama se­perti saya pergi keJawa. Aku akan ingat Borobudur, Pramba­nan, matahari terbit di Bromo. Semua hal­hal indah. Jika hal­hal itu hilang, tidak akan ada tamu yang datang. Jadi, Anda harus berhati­hati. Tetap men­jaga keaslian. Oke saja mencip­takan tempat belanja bagi pasar

Asia atau orang muda, tapi jangan membuat­nya terlalu banyak.”

Untuk daerah lain di Indonesia, masih membutuhkan orang­orang dan pelayanan yang baik. Daerah­daerah harus meningkatkan itu jika ingin orang­orang datang atau kembali lagi. Selain alam yang indah dan obyek wisata yang bagus, mereka juga harus memiliki pra­muwisata yang baik dan mampu mempresen­tasikannya.

“Obyek­obyek wisata di negara Anda sa­ngat bagus dan Anda tidak perlu memper­baikinya. Seperti Borobudur, itu sudah ada di sana sejak berabad­abad lalu, dan tidak dapat diubah. Jadi yang harus ditingkatkan adalah kualitas sumber daya manusia yang mengelo­lanya. Destinasi menyiapkan pemandu yang baik, hotel yang bersih dan bagus, kendaraan dalam kondisi baik dan siap dipakai dan di dalamnya mungkin disiapkan sebotol kecil air minum atau handuk segar. Sesuatu seperti itu­lah yang akan dihargai oleh para tamu.“ n

Bisnis

Giliano PanariGeneral ManagerLotus Asia Tours

Papua Paradise Resort di Raja Ampat, Papua.Resort di tengah Sungai Mahakam.

Page 24: TTInewsEdisi33

24 Vol. 3 l No. 33 l September 201224

Bila pagelaran musik dan budaya daerah di setting megah seolah digelar di dalam candi dengan dukungan tata cahaya yang me­

mukau, maka momen itu akan hadir pada 11 Oktober malam di Jambi, saat dibu­kanya Kemilau Sumatera 2012, bertepatan dengan penyelenggaraan event Pekan Peso­na Budaya Jambi—event rutin pemerintah Provinsi Jambi.

Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, dalam konferensi pers di Kemenparekraf, Jakarta, menggambarkan, ”Dua event itu akan menjadi jembatan bagi banyak orang untuk lebih mengenal Jambi. “

“Tiap provinsi memacu potensi wila­yahnya untuk mengundang sebanyak mungkin orang mengunjungi daerahnya. Meski APBD Jambi 2012 baru sekitar Rp 2 triliun, karena potensi alamnya masih banyak dalam tahap eksplorasi, namun dengan visi Emas: Ekonomi maju, aman, adil dan sejahtera, Jambi siap menjadi tuan rumah penyelenggaraan even ini,” jelas Hasan Basri Agus.

“Anggaran pariwisata provinsi ini sebe­sar Rp 12 miliar pertahun. Wisnus di Jam­bi pada tahun 2006–2009, sekitar 6–8 ribu orang. Tidak sampai 10% kenaikannya tiap tahun. Jadi memang belum besar jum­lahnya karena masalah infrastruktur. Pari­wisata follower saja dari potensi yang ada di Jambi,” tambah Didy Wurjanto Kepala Dinas pariwisata Provinsi Jambi.

Sepuluh Propinsi di Sumatera akan di­wakili melalui booth pameran yang akan menampilkan produk budaya masing­masing. “Kilau Sumatera bercahaya di Jambi selama satu pekan penuh pada 11–16 Oktober 2012 di Gedung Olahraga dan Gedung Olah Seni Kota Baru Jambi. Berbeda dari penyelenggaraan tahun lalu di DI Aceh penyelenggaraanya di Jambi kali ini bersamaan dengan Hari Ulang Tahun TNI ke 67, jadi akan digelar juga pameran artileri,” ungkap Didy.

Pembukaan yang juga menjadi puncak acara menampilkan tarian nyanyian. Para peserta akan berpawai. Tari kolosal Jambi juga akan digelar mewakili 9 kabupaten/kota. Tarian tradisional penyanyi taraf nasional, seperti Band Jamrud dan momen pemilihan Bujang­Gadis Jambi 2012 akan menambah semarak even ini.

“Event Kemilau Sumatera yang dipadu­kan dengan Pekan Pesona Budaya Jambi 2012, menjadi pintu masuk untuk mempro­mosikan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif serta budaya Jambi agar lebih dike­nal masyarakat luas sehingga mendorong kunjungan wisatawan ke sana,” kata Plt Sekjen Kemenparekraf, Ukus Kuswara, dalam jumpa pers itu.

Gubernur didampingi Plt Sekjen Ke­

menparekraf dan Direktur Promosi Pari­wisata Dalam Negeri M Faried, Kasubdit Promosi Wilayah Sumatera, Raseno Arya, Kadis Pariwisata Didi Wurjanto, dan se­jumlah pejabat Pemprov Jambi.

Potensi Jambi akan ditampilkan. Dari seni seperti Tari Zapin, Tari Selendang, makanan khas tempoyak, dan minuman kopi khas Jambi AAA. Selain itu empat Ta­man Nasional yang ada di satu provinsi, ya hanya ada di Jambi, yakni Taman Nasional Bukit 12, Taman Nasional Bukit 30, Taman Nasional Berbak, dan Taman Nasional Kerinci Seblat. Keaslian alamnya. Pernah tahun 2008 Pangeran Charles dari Inggris berkunjung ke kawasan hutan Restorasi Ekosistem Indonesia di Desa Bungku, Ka­bupaten Batanghari sekitar 125 km dari Kota Jambi.

Di sana berdiri Gunung Kerinci, ter tinggi di Sumatera, gunung berapi ter­tinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Sungai Batang Hari, sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang mencapai 800 km.

Ada lagi, kehidupan masa lalu yang terus terpelihara, yakni kehidupan ma­sya rakat Kubu Anak Dalam yang hidup di kawasan hutan secara berkelompok dan menyebar di beberapa Kabupaten, Kabu­paten Batang Hari, Tebo, Bungo, Sarola­ngun dan Merangin.

Geopark Merangin merupakan salah satu kebanggaan provinsi ini, berupa ta­man bumi yang menyimpan formasi batu­batu megalith, serta berbagai fosil hewan laut yang ditemukan di tepi Sungai Ba­tanghari.

Geopark di Kabupaten Merangin ini

punya fosil tumbuhan 350 juta tahun yang lalu. Beberapa di antaranya adalah Taeniop­teris sp dan Lepidodendron sp, yang jadi ma­kanan hewan purba seperti dinosaurus.

“Dengan kondisi tersebut sesungguh­nya Jambi akan fokus pada kualitas, minat khusus, seperti di Kerinci dibuat paket­paket pendakian artinyamasyarakat lang­sung di sekitar lokasi siap mendukung dengan menyediakan keperluan penda­kian. Disiapkan guide, makanan, dan lain­lain,” tambah Didy.

Khusus melalui even ini, akan diperke­nalkan 57 obyek wisata sejarah. Yang pa­ling terkenal kompleks Candi Muaro Jam­bi. Akan ditampilkan sejumlah atraksi seni budaya dan ekonomi kreatif antara lain berupa pemeran kerajinan antar Kabupa­ten dan Kota, festival band, pemilihan Bujang­Gadis Provinsi Jambi, lomba lagu daerah, dan pameran foto. Event tahunan ini diikuti seluruh Dinas Pariwisata se­ Sumatera dan industri pariwisata antara lain perusahaan biro perjalanan wisata (travel agent), dan airlines.

Bicara mengenai aksesibilitas, layanan penerbangan sudah memadai, yakni se­tiap hari beroperasi 14 penerbangan antara lain Lion Air lima kali, Garuda In­donesia tiga kali, Sriwijaya 2 kali dan lain­lain, maka even ini optimis akan meriah dan diproyeksikan untuk dikunjungi oleh sekitar 15.000 pengunjung.

Tentu ini akan berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan dan men­jadi peluang bagi pelaku usaha pariwisata industri kreatif menampilkan potensi karya nya sesuai tujuan penyelenggaraan even ini. n

Candi Muaro Jambi di dalamnya tersimpan lebih dari 80 reruntuhan candi dan sisa-sisa permukiman kuno dalam rentang abad IX–XV Masehi. Situs purbakala ini merupakan aset tak ternilai.

Event

‘Kemilau Sumatera’ di Jambi,Oktober ini

Page 25: TTInewsEdisi33

25Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Konsistensi Turnamen Sumpit Internasional

Konsistensi, itulah salah satu persya ratan dalam membangun even pariwisata untuk berhasil. Berhasil dalam arti menggerak­

kan dan menarik kunjungan wisatawan. Turnamen Sumpit pertama kali diini­

siasi tahun lalu oleh Kemenparekraf, di­adakan di kota Singkawang, Kalimantan Barat, dan, saat itu juga gagasan yang aslinya merupakan kegiatan promosi pari­wisata dalam negeri, ditingkatkan untuk sekaligus bersisi dua: juga menarik wisman!

Ide asli lainnya dalam kaitan even Turnamen Sumpit Internasional, atau disebut IBoST (International Borneo Sumpit Tournament) adalah strategi promosi pariwisata di wilayah perbatasan, yang pada dasarnya juga sekaligus mengusung fungsi promosi meningkatkan kunjungan wisman melalui border cross.

Tahun ini perlombaan IBost tersebut akan digelar pada tanggal 5–7 Oktober 2012 di kota Pontianak, akan diikuti oleh peserta dari negara tetangga Malaysia, Brunai Darussalam dan berbagai daerah di Kalimantan.

“Perlombaan ini akan memperebutkan hadiah total sebesar Rp125 juta,” kata Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Faried Moertolo.

Kota Pontianak dipilih sebagai tuan

rumah dengan pertimbangan memenuhi kebutuhan akan aksesibilitas dan keterse­diaan akomodasi khususnya hotel berbin­tang de ngan kapasitas yang cukup se­hingga mampu menampung kunjungan wisatawan.

Kota itu didukung oleh pusat­pusat ke­ramaian dan perbelanjaan, dan terdekat dari perbatasan dengan negara tetangga, Malaysia Timur, Sarawak. Faried Moertolo mengatakan Turnament IBoST diperkira­

kan akan diikuti sekitar 200 peserta dan yang seperempat pesertanya berasal dari luar negeri.

Selain turnamen sumpit, even itu juga akan diisi stand­stand pameran yang me­nyajikan produk pariwisata khas Kali­mantan termasuk pernak­pernik sumpit dan perlengkapannya, sajian kesenian dan hiburan, dan tidak ketinggalan kuliner khas Kalimantan.

Kalbar dua tahun berturut­turut di­tunjuk sebagai tuan rumah, tahun 2011

Kota Singkawang dan tahun 2012 Kota Pontianak. Apalagi yang patut digaris­bawahi dari turnamen ini? Yaitu, upaya menciptakan even pariwisata yang ber­kesesuai an dengan sumber­sumber daya yang tersedia. Kalimantan memiliki sum­ber daya ‘tradisi penggunaan sumpit’ yang telah diwarisi ratusan tahun, merupakan asset yang masih tetap ‘hidup’ dan ‘ber­nilai’. Sumber itulah yang dikelola men­jadi suatu daya tarik wisata. Memelihara

nilai­nilai yang terkan dung dan masih relevan dengan suasana hidup modern.

Lagi pula, di banyak negeri belahan dunia lain terdapat juga tradisi ‘sumpit’, kendati dalam berbagai perbedaan dan perkembangan. Maka dari perlombaan sumpit yang kali ini diikuti oleh peserta dari daerah­daerah di Indonesia dan para tetangga (Malaysia,

Brunei, Sarawak Malaysia Timur), dengan konsistensi jadwal dan pengelolaan even, lebih banyak peserta dari lebih banyak Negara tentu akan tertarik untuk ikut serta pada tahun selanjutnya. Di benua Amerika dan Afrika pun terdapat potensi komunitas penggemar, pengguna dan me­melihara ‘sumpit’ sebagai warisan nenek moyang.

Destinasi Kalimantan berpotensi men­jadikan ‘keunikan’ sumpit sebagai ‘ikon’ juga. Kenapa tidak? n

Festival Meditasi di Ubud

Demikian pula diselenggarakan­nya Festival Meditasi Internasio­nal di Bali, pada 20–23 Septem­ber 2012 ini merupakan kali yang

keempat. Lokasinya tetap di Ubud, Bali, dilaksanakan setiap tahun. Temanya kali ini pun bersifat universal, jadi, sesuai pula dengan sumber daya yang dimiliki pulau pariwisata internasional ini: One Earth, One Sky, One Humankind: Towards Global Peace and Interfaith Harmony through Meditation.

Dunia sudah tertarik seakan terikat. Peserta telah mendaftar dari Amerika Se­rikat, Perancis, Brazilia, Belanda, Jepang, Australia, Jerman, Malaysia. Dari dalam Indonesia telah mendaftar dari Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Sema­

Event

Kategori yang dilombakan :

1. Perorangan Putra Posisi Jongkok2. Perorangan Putra Posisi Berdiri3. Perorangan Putra Posisi Bull Eye4. Perorangan Putri Posisi Jongkok5. Perorangan Putri Posisi Berdiri6. Perorangan Putri Posisi Bull eye7. Beregu Putra8. Beregu Putri

rang, Lampung dan Kalimantan. Kalau tahun lalu saja da­tang lebih 1.000 orang peserta, maka tahun ini diperkira­kan akan bertambah lebih banyak lagi.

Pembicara­pembicara internasional dari berbagai organisasi spiritual akan berbagi pengetahuan dan pengalaman, seraya ada pula pengajaran teknik­teknik meditasi dan yoga dilaksanakan selama berlangsungnya festival.

Diberitakan, cukup banyak wisman memasukkan dalam itinerary mereka keg­iatan meditasi dan yoga, yakni dari Aus­

tralia, Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa. Pihak ASITA (Asosiasi Travel Agent) Bali memperkirakan, sekitar 10 persen dari program tur yang ditangani anggotanya memasarkan Spiritual Tour Itinerary.

Diperkirakan pula sekitar lima persen dari keseluruhan wisman yang berkun­jung ke destinasi ini bertujuan hendak me­nikmati tur spiritual. n

Page 26: TTInewsEdisi33

26 Vol. 3 l No. 33 l September 201226

Event

BorneoExtravaganzadi Jakarta

Krisis ekonomi di kawasan zona Euro dan perlambatan ekono­mi di Amerika Serikat, oleh masyarakat Eropa sendiri dirasa­

kan seperti ‘evolusi’ yang menguras daya beli. Berbicara secara random dengan keluarga­keluarga di Belanda dan Jerman misalnya, terdengar keluhan umum be­tapa mereka harus ‘berhemat’.

Belum ada prediksi menyenangkan kapan situasi akan ‘normal’. Di bidang pariwisata pun dampaknya seakan ‘pelan­pelan’ mengurangi volume perjalanan. Dan pemantauan dilakukan intensif oleh badan­badan pariwisata dan kalangan praktisi.

Beberapa laporan terakhir, jika dirang­kum, menunjukkan antara lain bahwa wis­man dari Eropa keseluruhan masih me­ningkat dengan 5 juta perjalanan liburan pada tahun 2011 dibandingkan tahun sebelumnya, tetapi rata­rata berkurang dalam jumlah hari per perjalanan.

Pertumbuhan dilaporkan 0,5% dalam jumlah total perjalanan liburan, itu terdiri dari peningkatan perjalanan liburan do­mestik (+0,3%) dan perjalanan liburan di luar negeri (+1,2%). (Lihat statistik di hal. 34)

Pertumbuhan kuat di perjalanan ke luar negeri dihubungkan dengan penu­runan yang signifikan dalam perjalanan tersebut selama tahun pertama krisis, se­mentara perjalanan dalam negeri kurang terpengaruh.

Namun secara keseluruhan, jumlah malam menginap dalam perjalanan turun ­0,1% pada tahun 2011, terutama untuk

Borneo Extravaganza adalah even dua tahun sekali. Diseleng­garakannya sejak tahun 2004 oleh Direktorat Promosi Dalam

Negeri, Kemenparekraf bersama Peme­rintah Daerah Provinsi di Kalimantan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk melakukan promosi dalam negeri demi memajukan destinasi pariwisata di Ka­limantan. Tapi tentu saja agar mencapai sasaran publik yang diharapkan untuk menyadari, kemudian agar berminat melakukan perjalanan kunjungan ke provinsi­provinsi itu, promosi harus di­laksanakan di luar daerah Kalimantan. Maka dikombinasikan dengan strategi dan program promosi pariwisata dalam

negeri yang disebut direct selling promo­tion. Lalu, dikembangkan dengan kon­sistensi pelaksanaan.

Tahun ini, untuk kelima kalinya, Bor­neo Extravaganza 2012, akan diselengga­rakan pada tanggal 19–21 Oktober 2012, di Mal Taman Angrek Jakarta. Kegiatan­nya diberi tema Unique Borneo. Selama tiga hari itu akan ditampilkan keunikan pariwisata Kalimantan, antara lain de­ngan Pameran Destinasi Wisata, Atraksi Tarian dan Budaya, Fashion Show Busana Kalimantan, dan juga penjualan ber­bagai produk kerajinan dari Provinsi­provinsi Kalimantan.

Jelaslah potensi ecotourism dan kein­dahan hutan alami merupakan selling point utama. Adapun penampilan ber­bagai kesenian dan tari­tarian akan dibawakan oleh kelompok­kelompok yang memang didatangkan khusus dari Kalimantan. Setiap hari mereka akan sajikan dua kali pertunjukan, yaitu jam 12.00–14.00 dan jam 19.00–21.00.

Pengunjung ‘Extravaganza’ akan me­nyaksikan atraksi seni budaya Dayak, Tionghoa dan Tarian Melayu serta Per­mata Martapura (ini dari Kalimantan Selatan) dan berbagai kerajinan khas Kalimantan juga akan mengisi acara BE 2012 ini.

Kegiatan pameran menampilkan stan­stan Pemda Kalimantan, bersama­an juga dengan Biro Perjalanan Wisata (BPW)/Travel Agency, dan pelaku in­dustri pariwisata inilah menawarkan Paket­paket Wisata Kalimantan. Itu sebabnya masih dalam rangkaian Pra Acara penyelenggaraan Borneo Extrava­ganza 2012, telah diselenggarakan Travel Agency Meeting pada Senin, 10 Septem­ber 2012, di Jakarta. Tak kurang 17 Travel Agency dari Kalimantan, Jakarta dan Bali dipertemukan dalam Meeting itu.

Seluruh potensi wisata yang ada di Kalimantan dijelaskan oleh Dinas Pari­wisata Provinsi kepada peserta undang­an dari Travel Agency Jakarta dan Bali sekaligus memfasilitasi ajang Table Top antara para pelaku bisnis pariwisata ini.

Borneo Extravaganza sebelumnya per­nah diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2004 dan 2006, dan di Bali pada tahun 2008 dan 2010. n

Suasana Table Top Discussion antara Travel Agency Kalimantan dengan Travel Agency Jakarta dan Bali

Ihwal Dampak Krisis dari Barat

Page 27: TTInewsEdisi33

27Vol. 3 l No. 33 l September 2012 27

Utama

perjalanan domestik (­0.7%). Perjalanan jadinya rata­rata lebih pendek dari tahun sebelumnya.

Toh, wisatawan Eropa menghabiskan uang lebih banyak (+0,7%) pada tahun 2011. Bahkan jika pengeluaran total di­distribusikan terhadap jumlah perjalanan yang lebih tinggi, ternyata pengeluaran untuk perjalanan rata­rata naik sebesar 0,5%. Pengeluaran per malam tumbuh sebesar 1,4%. Relatif lebih naik untuk per­jalanan dalam negeri daripada untuk per­jalanan keluar.

Dampak krisisLaporan­laporan mutakhir hingga Juli

2012 menyebutkan, krisis ekonomi Eropa dan AS berdampak signifikan pada per­jalanan bisnis, tetapi tidak pada perjalanan liburan.

Jumlah perjalanan pariwisata telah tu­run sedikit sejak 2008, berkurang sekitar 1,2 miliar perjalanan per tahun. Meskipun jumlah perjalanan liburan bertahan di atas 1 miliar, perjalanan ‘bisnis’ menurun secara signifikan, dari 166 juta di tahun 2008 men­jadi 145 juta pada 2011, kontraksi ­12,7%.

Pola Perjalanan dari warga Uni Eropa

Lebih dari tiga perempat jumlah per­jalanan itu dilakukan di dalam negeri (antara Negara anggota UE), namun per­jalanan panjang ke luar Eropa mengambil porsi setengah dari seluruh pengeluaran wisata.

Tahun 2011, perjalanan antara Negara Anggota 76%, dengan kurang dari satu dari empat perjalanan ke luar negeri. Dia­mati di seluruh Uni Eropa, sebagian warga menghabiskan kurang dari setengah dari liburan mereka di negara mereka sendiri. Itu di Belgia (26%), Luksemburg (kurang dari 1%), Belanda (48%) dan Slovenia (44%). Lainnya tinggal ‘di rumah’ selama lebih dari sembilan dari 10 perjalanan liburan pada tahun 2011. Itu sangat ban­yak pada penduduk Spanyol (92%), Portu­gal (91%) dan Rumania (93%).

Perjalanan domestik tetap menyum­bang pada perjalanan liburan, namun per­jalanan keluar negeri tumbuh relatif lebih cepat pada tahun 2011. Pertumbuhan baru­baru ini dihasilkan dari substitusi sebagian perjalanan outbound dengan perjalanan do­mestik selama beberapa tahun terakhir.

Ada peningkatan signifikan dalam jumlah perjalanan keluar negeri, di mana perjalanan dengan durasi setidaknya em­pat malam menaik 1,7%, sedangkan per­jalanan singkat ke luar negeri mengalami penurunan sebesar ­0,7%.

Untuk perjalanan domestik, terjadi pen­ingkatan tajam dalam perjalanan panjang (+0.5%) dibandingkan untuk perjalanan pendek satu sampai tiga malam (0,2%).

Di Uni Eropa, perjalanan domestik singkat menyumbang setengah dari se­mua perjalanan liburan pada tahun 2011. Perjalanan jauh domestik mengambil 26% dari pangsa pasar, sementara perjalanan keluar berdurasi panjang dan pendek me­

wakili 18% dan 5% masing­masing. Dalam hanya delapan anggota Uni Ero­

pa, jumlah perjalanan panjang melebihi jumlah perjalanan singkat. Di Belanda, Belgia dan Luksemburg, lebih dari 60% dari semua perjalanan adalah berdurasi kategori panjang.

Pengeluaran warga Uni Eropa untuk liburan tumbuh 0,7% tahun 2011. Rata­rata, orang Eropa menghabiskan € 64 per malam liburan, € 50 selama perjalanan domestik dan 82 € selama perjalanan outbound.

Setengah dari semua warga Uni Eropa melakukan perjalanan musim panas satu kali atau lebih. Kebanyakan pergi berlibur pada kuartal ketiga. Selama musim panas bulan Juli, Agustus dan September, ham­pir setengah melakukan setidaknya satu perjalanan liburan, dan lebih dari satu dari tiga mengadakan perjalanan liburan empat malam atau lebih.

Mengambil libur di kuartal ketiga ada­lah yang paling populer untuk semua negara, kecuali Malta. Di negara­negara Nordik, Denmark, Finlandia, Swedia dan Norwegia lebih dari setengah populasi ber­libur di hampir setiap kuartal dari 2011.

Sarana akomodasiHanya satu dari empat perjalanan diha­

biskan di hotel. Pada tahun 2011, sebagian besar perjalanan menggunakan apa yang disebut akomodasi wisata pribadi. Ini jenis akomodasi termasuk menyewa kamar di rumah keluarga, tempat tinggal menye­wa dari orang pribadi atau badan­badan profesional, tetapi juga rumah kedua dan akomodasi yang disediakan secara gratis oleh teman­teman atau kerabat. Tinggal di hotel menyumbang hampir 26% dari perjalanan liburan, sementara akomodasi kolektif lainnya seperti tempat tinggal liburan, perkemahan atau hostel pemuda digunakan untuk hampir 10% dari per­jalanan liburan.

Ada perbedaan yang signifikan, ter­gantung pada tujuan. Untuk perjalanan domestik, lebih dari dua pertiga dari liburan dihabiskan di akomodasi swasta dan kurang dari 20% di hotel atau sejenis­nya. Untuk perjalanan keluar negeri, seba­liknya yang terjadi, dengan hotel terhitung 52,8% dan 14,1% di tempat yang disewa, di tempat perkemahan atau hostel pemuda.

Pada bulan Juni 2010, Komisi Eropa merilis Komunikasi berjudul Eropa, ada dunia 1 tujuan wisata—kerangka politik baru bagi pariwisata di Eropa.

Ihwal Dampak Krisis dari Barat

Masyarakat dan wisman Eropa di kota Frankfurt, Jerman.

Page 28: TTInewsEdisi33

28 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Utama

Salah satu tantangan dan peluang yang dihadapi industri pariwisata Eropa adalah distribusi musiman permintaan pariwisa­ta. Memperluas musim pariwisata atau menyebarkan kegiatan pariwisata lebih merata sepanjang tahun secara signifikan dapat meningkatkan keberlanjutan dan daya saing tujuan wisata Eropa.

Bagaimana Amerika Serikat?Perlambatan ekonomi Amerika Serikat

dan ‘krisis’ di Eurozone, seakan angin bertiup dari belahan barat bumi dan mengayunkan gejala pergeseraan­pergeseran, juga di dun­ia pariwisata. Gejala pergeseran pasar pari­wisata lebih berat ke Asia Pa sifik, di satu sisi. Tapi di sisi lain pariwisata domestik kian menunjukkan kekuatannya dalam ber­tindak sebagai lebih dari ‘shock absorber’.

Di kawasan Eropa, dilaporkan, wisata di dalam kawasan Eropa sendiri mening­kat dengan berkem­bangnya ‘new emerging destinations’, yakni Negara­Negara Eropa Timur.

Kembali pada AS, dilaporkan, dengan perkiraan sekitar 78 juta orang China akan bepergian ke luar negeri pada tahun 2012, China akan mengalahkan Amerika Serikat dan Jerman dalam perjalanan outbound pada akhir tahun ini, para pejabat di China Travel Outbound Travel Mart (COTTM) me­nyatakan itu di Beijing, April lalu. Tahun 2011 sebanyak 70 juta tercatat warga Chi­

na bepergian ke luar negeri.Negara Asia ini menjadi sumber terbe­

sar di dunia wisatawan outbound dan jumlah uang yang dibelanjakan untuk perjalanan ini akan mencapai rekor £ 50 miliar (US$ 80 miliar), menurut Project Director COTTM, Matt Thompson, yang dikutip oleh Xinhua.

‘Ahli’ pariwisata itu menambahkan bahwa pelonggaran prosedur visa dan meningkatkan dukungan pemerintah, ber sama­sama dengan tumbuhnya kelas menengah, secara signifikan akan mem­berikan kontribusi untuk pasar perjalanan keluar negara itu.

“Beijing baru­baru ini memberikan izin tiga perusahaan asing untuk mengatur tur wisatawan China keluar negeri. TUI adalah operator tur Eropa pertama, CITS Amerika Travel Services Express untuk AS dan New JTB Century International Tours untuk Jepang. Langkah ini dipandang sebagai kunci untuk membuka pa sar yang men­guntungkan keluar negara itu,“ kata direk­tur COTTM dalam sebuah pernyataan.

World Tourism Organization (UNWTO) sebelumnya menunjukkan data di mana negara Jerman adalah pasar terbesar di seluruh dunia untuk perjalanan outbound, diikuti oleh Amerika Serikat.

Yang terakhir ini menghabiskan sekitar £46 mliar (US$75 miliar) untuk wisata ke luar negeri pada tahun 2010 dan menem­

pati posisi kedua sebagai sumber pasar di dunia.

Namun, China akan mengalahkan ke­dua negara itu tahun ini dan jauh di atas prediksi sebelumnya yang menunjukkan angka perjalanan outbound akan tumbuh menjadi 79 juta pada tahun 2015.

Selain itu, UNWTO memprediksi jum­lah wisatawan outbound dari China akan mencapai 100 juta pada tahun 2020. Se­mentara itu, pasar wisata inbound negara itu juga merupakan salah satu yang paling cepat berkembang di dunia.

Sekretaris Jenderal UNWTO, Taleb Rifai, mengatakan Negara dengan bera­gam budaya, berbagai warisan situs dan pilihan kuliner, telah terbukti mempe­ngaruhi wisatawan. China menerima 53 juta pengunjung asing pada tahun 2010 dan menurut perkiraan UNWTO itu jum­lah wisatawan mancanegara diharapkan, pada tahun 2015, bisa tumbuh menjadi sekitar 188 juta, memberikan pangsa 50 persen dari pasar inbound untuk wilayah Asia­Pasifik.

Sebuah laporan bulan Juli 2012 men­catat warga AS keluar negerinya mencapai 58,7 juta pada tahun 2011, turun 3 persen dari 2010. Perjalanan ke luar negeri menu­run 5 persen (sumber: Dinas Industri Per­jalanan dan Pariwisata, Departemen Per­dagangan AS), sedangkan perjalanan ke Meksiko dan Kanada mendatar dan turun 1 persen, masing­masing. Ini adalah tahun keempat berturut­turut terjadi penurunan dalam jumlah orang Amerika yang pergi ke luar negeri.

Top 5 negara yang dikunjungi oleh war­ga AS pada tahun 2011, terdiri atas Mek­siko (20,1 juta), Kanada (11,6 juta), Inggris (2,4 juta), Perancis (1,8 juta), dan Italia (1,7 juta). Hanya 3 dari 10 tujuan utama yang dikunjungi oleh wisatawan AS membuku­kan kenaikan pada tahun 2011. Pengelu­aran oleh warga AS bepergian ke luar neg­eri mencapai US $ 109.800.000.000, naik 7 persen dari tahun 2010. Pengeluaran dalam negeri (pembayaran perjalanan) mencapai US $ 78.700.000.000, naik 4 persen, dan pengeluaran wisatawan pada transpor­tasi, melalui operator penerbangan asing mencapai US $ 31.100.000.000 pada tahun 2011, naik 14 persen. Negara teratas untuk pengeluaran wisatawan dari AS ialah ter­masuk Meksiko (US $ 9,3 miliar), Inggris (US $ 8,7 miliar), Kanada (US $ 7,7 miliar), Jerman (US $ 5,7 miliar), dan Jepang (US $ 5,0 miliar). Kita di Indonesia memang harus “pandai­pandai” mengelola hembu­san angin yang dibawa oleh dampak krisis dari Barat ini. Sampai sekarang, secara keselururhan, Indone­sia mencatat jumlah wisman dari Barat umumnya meningkat dari tahun ke tahun. n

Di Belanda, promosi pariwisata Indonesia selalu mendapat perhatian dan kunjungan yang ‘ramai’. Di pameran Floriade yang berlangsung enam bulan di Venlo, Belanda, paviliun Indo-nesia selalu dikunjungi ribuan orang. Salah satu daya tariknya ialah menyaksikan tarian-tarian tradisional dari berbagai provinsi di Indonesia, yang secara periodik digelar berganti-ganti antar provinsi, dan masarakat Belanda yang ‘gandrung’ melihat rumah-rumah gaya tradisional juga dari daerah-daerah yang merupakan destinasi wisata Indonesia.

Page 29: TTInewsEdisi33

29Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Patutlah diberikan salut pada masya­rakat Bali. Sesudah itu, teruskan penghargaan pada stake holders pari­wi sata nya. Kisah ini bisa juga meng­

inspirasi para calon inisiative namers, calon­calon peng ambil inisiatif di daerah destinasi lain. Kemenparekraf mendukung kegiatan eko wisata ini, pastinya.

Jika kebetulan Anda sedang berada di Jalan Raya Pantai Kuta sekitar pukul 16.00 sore dan mendengar suara pengumuman pelepasan tukik (anak penyu) dari arah pintu gerbang pantai Kuta, Anda sedang mende ngarkan suara Mr. Turtle yang menginformasikan acara pelepasan tukik di pantai sore itu.

Saat ditemui, Mr. Turtle sedang sibuk memberi aba­aba kepada para wisawatan, baik wisman maupun wisnus, yang hendak melepaskan tukik ke laut di pantai Kuta.

“Ya, betul dulu di sini ada pembantaian penyu. Nah, sekarang kami dari masyarakat, melakukan pelestarian. Selain menjadi promo­si pariwisata, juga bagi turis akan menda pat pengalaman dan menikmati selama hidup­nya. Makanya mereka terus berdatangan,” kata Mr. Turtle.

Dimulai ketika seekor penyu naik ke pantai Kuta di tahun 2001. Hingga akhirnya 23.964 butir terkumpul dan 12.883 telur ber­hasil ditetaskan selama tahun 2012. Seiring dengan naiknya kembali penyu ke pantai Kuta, ke giatan melepas tukik pun dimulai sejak tahun 2001. Jumlah tukik yang dilepas tergantung berapa telur menetas. Kalau me­netasnya 1.000 butir, ya akan dilepas 1.000 ekor tukik ke laut. Jika menetasnya setiap hari, berarti setiap hari pula wisatawan akan berkesempatan melepas tukik.

“Yang jadi permasalahan kita sekarang ini kan pantai Kuta merupakan salah satu des­tinasi pariwisata internasional. Penyu mau bertelur itu harus di tempat sunyi, tidak ada orang. Kami dari masyarakat bersama Bali Sea Turtle Society, melibatkan masyarakat dan wisatawan dalam upaya penyelamatan penyu di Pulau Bali. Itulah kerja keras kita. Jadi kita berusaha keras untuk memberikan keaman­an dan kenyamanan bagi penyu­penyu yang datang untuk bertelur. Me reka ini biasanya datang pada malam hari, naik ke pantai seki­tar pukul 21.00 saat high tide atau air pasang,” kata Mr. Turtle kemudian.

Acara pelepasan tukik di pantai Kuta selalu diadakan pukul 16.45 dengan perhi­tungan, waktu tersebut menjelang matahari terbenam sehingga peluang mereka ini sela­mat lebih besar karena predatornya seperti

29

Eko Wisata

Mr Turtledi Pantai Kuta

burung, tidak bisa melihat mereka lagi saat hari telah gelap.

Acara ini ternyata memberi kesan men­dalam kepada wisatawan. Ada yang mengi­rimkan surat elektronik hanya untuk me­nanyakan kapan pelepasan tukik berikutnya sehingga dia akan merencanakan liburan­nya sesuai jadwal tersebut. Dia senang me­lihat penyu bertelur dan melepaskan tukik ke habitatnya karena ba nyak dari wisatawan yang sedang berlibur di sini, sepanjang hidupnya belum pernah melihat penyu bertelur, apalagi melihatnya menetas, dan melepasnya. Mungkin di sinilah satu­satu­nya tempat dia akan mempunyai kenangan seperti itu.

“Apalagi kami juga melibatkan anak­anak, mulai dari melihat penyu bertelur hingga menetaskannya. Nanti dia akan ber­cerita kepada teman­temannya di sekolah. Dari segi ekonomi tentunya itu besar sekali, kan?” kata Mr. Turtle bangga.

Di semua pantai di Bali hanya ada satu jenis penyu yang naik ke pantai, yakni penyu abu­abu, atau dalam bahasa lokal disebut le­kang, atau olive ridley (Lepidochelys olivacea). Ternyata, semua pantai di Bali me rupakan tempat penyu bertelur. Dan jenis tukik inilah yang dilepas di pantai Kuta.

Jadi, masyarakat Bali, khususnya ma sya­rakat di sekitar pantai Kuta, turut menjaga lingkungan dan melestarikan hewan yang hampir punah ini, juga meng angkat citra Bali

di dunia internasio nal. Disam ping itu peme­rintah juga sudah melindungi satwa ini de­ngan undang­undang.

Serangan, the Turtle IslandPulau Serangan adalah sebuah gili, pulau

kecil, berada di selatan Pulau Bali di Selat Lombok. Luas Pulau Serangan awalnya 112 hektar, setelah direklamasi menjadi 400 hek­tar dan 40% wilayahnya dihuni oleh nelayan. I Wayan Raga, salah seorang penduduk asli pulau berbagi cerita bahwa dia sudah mem­punyai, menjaga dan ber usaha membudi­dayakan penyu­penyu hijau yang ada di pe­nangkarannya jauh sebelum undang­undang perlindungan penyu diberlakukan. Pada ta­hun 1999 di dearah Dewata ada sentralisasi tempat pemeliharaan penyu, tapi karena di sana pasirnya berwarna hitam dan dihantam gelombang, akhirnya rusak.

Dia khusus membudidayakan penyu hi­jau (Chelonia mydas) di Pulau Serangan dan dia mempunyai beberapa tips. Penyu hanya mau bertelur di pasir dengan jenis tertentu. Misalnya penyu hijau (Chelonia mydas) yang hanya mau bertelur di pantai bersih berpasir putih keemasan dengan butiran halus dan suasananya tenang.

Sebelum direklamasi, Pu lau Serangan merupakan tempat favorit penyu hijau bertelur, hingga di sebut turtle island, namun setelah itu jarang sekali atau nyaris tidak ada lagi penyu hijau naik ke pantai untuk berte­

Wisatawan yang sedang berada di pantai Kuta men-dengarkan penjelasan Mr.Turtle dan mengantri untuk mengambil tukik yang akan dilepaskan sore itu.

Page 30: TTInewsEdisi33

30 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

I Gusti Ngurah Tresna, Mr.Turtle.

Eko Wisata

lur. Itulah sebabnya di Pulau Bali nyaris tidak ada penyu hijau dan akhirnya banyak dikata­kan, penyu telah punah di Bali.

Hal kedua untuk mem besarkan penyu hijau adalah sirkulasi air laut yang baik. I Wayan Raga memanfaat­kan air laut yang ada di depan ru­mah dengan me ngalirkannya ke dalam tem­pat penangkaran penyunya. Jadi jika air laut surut, di tempat penangkarannya masih ada sisa air laut sampai dengan 80 cm. Tapi jika air laut sedang pasang, air di kolam penang­karannya bisa mencapai lebih dari 2 m.

Dia juga menerima banyak telur­telur pe­nyu dari daerah lain seperti dari Banyuwa­ngi, Jawa Timur atau Sukabumi, Jawa Ba­rat. Di sini telur­telur itu akan ditetaskan dan dipelihara hingga besar.

Dia menggunakan wadah hitam sebagai pengukur ke­ting gian air pada setiap ke­ranjang berisi tukik ka rena setiap tahapan usia tukik membutuhkan tingkatan air berbeda­beda.

Makanannya pun berbeda­beda. Tukik yang masih kecil diberikan cacahan sea food se­perti kerang atau udang windu. Setelah besar baru diberikan rumput laut. Dia membutuhkan waktu selama 4,5 tahun untuk menemukan cara tepat mem besarkan penyu hijau (Chelonia mydas).

Sampai dengan saat ini dia hanya mem­budidayakan penyu hijau (Chelonia mydas). Dia pernah mencoba memelihara penyu sisik (Eretmochelys imbricate) dan penyu batu tapi gagal. Dia mengatakan belum berhasil mendapatkan cara yang tepat untuk mem­besarkan kedua jenis penyu tersebut.

Di penangkarannya, wisa tawan bisa me­lihat tukik mulai dari usia 2–3 bulan sampai dengan 10–12 bulan, beberapa ekor penyu hijau (Chelonia mydas) ber usia 80 tahun dan 32 tahun dan seekor penyu sisik (Eretmo­chelys imbricate) berwarna coklat. Penyu­pe­nyu besar ini merupakan penyu­penyu yang terjaring nelayan saat melaut. Dan tukik baru bisa dilepas ke laut setelah berumur 10–12 bulan.

Dia dan penangkaran penyu hijaunya

(Chelonia mydas) dibina oleh Balai Konser­vasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali se­

jak tahun 2004. Sekarang ini dia sudah mempunyai MoU dengan BKSDA

dan harus diperpanjang setiap dua tahun.

Coral plantation dan kuda laut (Hippocampus)

Berawal dari usaha in­dividu seorang I Wayan Patut untuk memperbaiki

lingkungan di sekitarnya, akhirnya menjadi gerakan

kelompok atau komunitas. Ke lompok Nelayan Pesisir Karya

Segara yang dimotori nya membu­didayakan terumbu karang, kuda laut (hip­pocampus) dan ikan cardinal banggai (Pter­apogon kauderni).

Budidaya terumbu karang (coral) dilaku­kannya sejak tahun 2003 sedangkan budidaya kuda laut (Hippocampus) dimulai sejak tahun 2007. Bangunan tempat membudidayakan terumbu karang, kuda laut ( Hippocampus) dan ikan cardinal banggai (Pte rapogon kau­

derni) baru berdiri sejak tahun 2006 dan saat itu baru ada ko­lam dan terumbu karang saja. Akuarium beserta isinya baru diadakan sejak Januari 2012 dengan sponsor sebuah bank.

Rencana awalnya adalah coral plantation di Serangan seluas 6 hektar dimana baru 3 hektar yang direalisasikan sampai saat ini. Itu yang telah diusahakan oleh Kelompok Nelayan Pesisir Karya Segara bekerja sama dengansalah satu

perusahaan swasta, sejak dua tahun lalu. Ada tiga jenis kuda laut yang dipelihara

dan dibudidayakan yakni Hippocampus Kuda, Hippocampus Histrix dan Hippocampus sp otede. Budidayanya dengan menggunakan dan me­ngalirkan air laut memakai pipa sepanjang 400 m ke pe nangkarannya. Kuda laut bisa dilepasliarkan setelah berumur 8 bulan.

Meskipun sudah mendapat perhatian dari BKSDA, tapi Patut belum mau me­ngurus perizinan budidaya. Jika memiliki izin perdagang an dan budidaya, mereka khawatir akan lebih berkonsentrasi pada sisi komersialsaja. Dengan kelangkaan seperti ini, target mereka tidak untuk memperda­gangkannya, tapi lebih berkonsenterasi pada konservasi dan melepasnya ke alam. Dengan menjadikan tempat ini sebagai tempat budi­daya, bisa juga dimanfaatkan untuk pari­wisata yang mengandung unsur pendidikan. Tujuannya adalah ekonomi berkelanjutan terutama bagi warga di Serangan.

Anak-anak antusias sebelum melepas tukik. Dan Mr.Turtle (foto paling bawah, menghadap turis) sedang memberi aba-aba sebelum wisatawan melepas tukik.

Satu satu grup wisman dari Cina (berkaos kuning) juga antusias melepas tukik (kiri atas). Tukik abu-abu atau lekang (Lepidochelys olivacea) yang dilepas di pantai Kuta (kiri atas dan bawah).

I Wayan Raga

Page 31: TTInewsEdisi33

31Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Salah satu jenis terumbu karang yang ditanam di Green Island, dan suasana Green Island Bali.

Menanam terumbu karang

Pantai Serangan

Eko Wisata

“Kuda laut dilindungi sejak tahun 2004. Semua jenis kuda laut dilindungi sejak itu.Kuda laut sudah tidak bisa diperdagangkan kecuali mereka yang sudah punya izin budi­daya. Saya sendiri tidak mau mempunyai izin itu, karena tempat kami ini se penuhnya un­tuk konservasi, dan yang kami budidayakan di sini, kami kembalikan semua ke alam,” be­gitulah alasan yang disampaikan oleh Patut.

Tour operator membuatkandan melaksana­kan program menanam terumbu karang, me­lepas tukik atau kuda laut dalam paketnya. Informasi mengenai pen tingnya melin­dungi penyu hijau (Chelonia mydas) dan kuda laut (Hippocampus) ka­rena ke dua binatang ini banyak diburu atau dibantai untuk kebutuhan komersial dan konsumsi manusia di dalam brosurnya, mendapat respon baik dari para wisatawan.

Tempat budidaya terumbu karang, kuda laut (Hippocam­pus) dan cardinal banggai (Pte­rapogon kauderni) adalah milik komu­nitas nelayan di Serangan. Modal awalnya dari Grand Environment Facility Small Grand Program (GEFSGP) untuk membangun pe­nangkaran seperti ini. Akua rium, kuda laut (Hippocampus) beserta isi lainnya merupakan bantuan dari Dinas Perikan an Kota Denpasar dan Indonesia Power.

Green Island Bali, ponton atau keramba wisata yang diusahakan masih dalam tahap penyempurnaan. Lokasinya berada di Selat Lombok, berdekatan dengan ponton atraksi lumba­lumba dan ponton atraksi ikan hiu.

Ponton atau keramba wisata boleh dikata­kan sebagai dermaga tempat wisatawan bisa

snorkeling atau diving untuk menanam ter­umbu karang. Jenis terumbu karang yang ditanam di Green Island adalah sarkopiton, nepthyan, lobopiton, dan sinularia. Selain itu, pengunjung bisa melepasliarkan kuda laut (Hippocampus) sekaligus bisa melihat dan mengalami budidaya penyu di tengah laut.

Pengunjung juga bisa melihat berbagai jenis ikan mulai cardinal angel, brajanata, layaran, moris idol, butana, sapi­sapi, sersan mayor, trigger liris, kepe­kepe atau butterfly fish, dampsal, dan ikan kembung. Penyu hi­

jau (Chelonia mydas) dari penangkaran I Wayan Raga juga bisa ditemui di

sini. Dan pengunjung pun bisa berada sedekat mungkin meli­

hat hiu sirip hitam dan putih dari tempat yang dibuat mirip sea walker dari ponton ini.

Bagi pengunjung yang belum pernah diving atau

snorke ling, bisa mencobanya dengan melakukan semi diving.

Telah disiapkan 6 tabung oksigen untuk 6–12 orang.

Ada 6 orang nelayan, na tural divers, yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Pesisir Karya Segara akan memandu para tamu me­lihat taman koral dan cara penanamannya di dalam ponton.

Seorang pemandu bisa memandu paling banyak 2 orang. Setelah itu, bagi yang ingin menanam dan melihat dari dekat coral planta­tion yang sebenarnya bisa melanjutkan per­jalanan dalam waktu 5 menit dari ponton.

Meskipun belum dibuka secara resmi, ke­giatan menanam terumbu karang dan me­lepaskan tukik dan kuda laut hampir ada se­tiap hari dan bisa mencapai ratusan orang. n

Michelle, dari Perth, AustraliaDia baru datang dari Australia 1 Sep-

tember lalu dan berlibur di Bali selama 2 minggu. Selama itu dia menginap di Bali Garden Hotel.

Ini merupakan kedatangannya yang ke-13 kali, tapi berpartisipasi melepas tukik di pantai Kuta, adalah yang pertama kali.

“It is great,” katanya setelah melepas seekor tukik di pantai Kuta.

Tempat penangkaran penyu hijau berusia 2–5 bulan milik I Wayan Raga.

What Do They Say?

Page 32: TTInewsEdisi33

32 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Ribuan manusia tumpah ruah di Jakarta Fair 2012. Mereka dari beragam etnis, budaya, bahkan berbagai negara, ingin merasakan even spektakuler di PRJ 2012 ini.

Menyiapkan even di Daerah Anda?Beberapa pria setengah baya seki­tar 40­an tahun, tampak sibuk berkeli ling lalu mampir di stan yang rupanya merupakan ‘minat

khusus’ mereka datang ke Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta. Hari itu sudah akhir Juni 2012, di pertengahan hari­hari pelaksanaan Jakarta Fair. Ternyata mereka dari Brazilia.

“Kami sedang dalam trip dari Brazil ke Italia, Swiss, lalu ke Cina. Sekarang terakhir di Jakarta,” kata salah seorang di antara mereka.

Seluruh perjalanan ‘liburan’ itu berdura­si 25 hari. Itu pasti summer vacations mereka. Tapi holiday itu tak termasuk ke Jakarta.

Ke Indonesia, memang mereka rencana­kan khusus untuk “Mencari bisnis, seba­gai pembeli atau penjual”, dengan khusus mengunjungi Jakarta Fair. Mereka mau berdagang dengan perusahaan Indonesia. Dan motif ke Jakarta jelas untuk bisnis, mereka beroleh informasi di internet, lalu mendaftar akan datang mengunjungi.

“Hanya ke Jakarta?”“Ya, memang kali ini bisnis saja. Lain

kali kami mau kunjungi mungkin ke Bali, dan lain tempat di Indonesia, negeri ini beautiful, wonderful,” jawab orang Brazil itu. Mereka mengaku baru pertama kali ke Indonesia, dari sini mereka akan langsung terbang kembali ke negerinya.

Bagaimana mempersiapkan big event atau major tourism event dari perspektif orang Barat sana?

Musim panas tahun ini, mata dunia mengarah ke London, Inggris, Olimpiade Musim Panas. Dimulai tanggal 27 Juli sam­pai 12 Agustus. Seperti even besar lainnya, bahkan untuk kota besar seperti London, ini bukanlah hal sederhana. Pengorgani­sasian even besar seperti ini bukanlah hal yang mudah.

Contohnya, selama Olimpiade akan dikerahkan lebih dari 23.000 petugas keamanan profesional. Diperkirakan bia­ya keamanan sendiri akan lebih dari 1 miliar poundsterling Inggris (sekitar US $

1.600.000.000 atau Rp 15.680.000.000.000). Seperti dalam setiap even besar, yang

terpenting bukan biaya awal acara, tapi setelah acara usai dilaksanakan. Jika even ini berhasil, maka dampak jangka pan­jangnya akan melebihi modal awalnya.

Di sisi lain, jika acara tersebut meng­alami krisis besar atau publikasi negatif, maka harus disiapkan modal kedua untuk memperbaiki dampak publikasi negatif dan potensi imbas politik.

Meskipun sebagian besar kota di dunia tidak akan pernah menjadi tuan rumah sebuah even besar sebesar olimpiade, ada pendapat bahwa dari perspektif manajer aca ra, setiap peristiwa adalah peristiwa be­sar, dan setiap kali orang datang ke komu­nitas Anda, mereka menilai itu pada skala yang sama seolah­olah itu acara Olimpiade.

Dari perspektif ini, setiap kali sebuah kota atau daerah menjadi tuan rumah sebuah acara, baik itu acara olahraga, poli­tik, atau bisnis, acara tersebut harus dili­hat sebagai peristiwa besar.

Untuk membantu Anda mempersiap­kan acara (tidak peduli berapapun ukuran nya), Tourism Tidbits menawarkan beberapa saran sebagai berikut :

Peristiwa Olahraga dan Politik Anda hanya perlu membaca koran di

seluruh dunia untuk menentukan dampak dari penonton olahraga. Misalnya, Piala Dunia sepak bola mungkin merupakan acara tunggal yang paling banyak dilihat di dunia.

Meskipun tidak setiap kota akan menja­di tuan rumah pertandingan Piala Dunia, masih banyak daerah­daerah lokal men­jadi tuan rumah berbagai acara olahraga.

Dari pertandingan sepak bola hingga kejuaraan sepak bola antar perguruan tinggi, dari pertandingan tenis hingga

kejuaraan renang, atau konvensi politik untuk kampanye pemilu, masing­masing peristiwa ini memainkan peran dalam in­dustri pariwisata. Ketika mempersiapkan even olahraga atau politik, terlepas dari berapapun besar ukurannya, pertimbang­kan cara berikut untuk membuat penon­ton mendapatkan pengalaman interaktif dan tak terlupakan: 4Even olahraga tidak hanya untuk me­ningkatkan hasil ekonomi bagi Anda, tetapi juga untuk kesehatan dan kebugar an penon­ton yang datang ke dearah Anda. Keingin­an untuk mendapatkan kesehatan yang baik dan tubuh yang sehat juga merupa­kan bagian dari pariwisata olahraga. Dalam brosur pariwisata, pastikan untuk membuat daftar di mana gym berada dan di mana ada fasilitas olahraga publik yang terbuka untuk umum. Jangan lupa untuk memperbaharui daftar jadwal dan biaya masuk.4Mengetahui kondisi fasilitas atletik di wilayah Anda. Ada kemungkinan men­destruktifkan industri pariwisata seperti mengirim seseorang ke fasilitas atletik yang ternyata berada dalam keadaan ru­sak. Jika kolam renang di wilayah Anda dalam kondisi buruk, lebih baik tidak mengiklankannya. Jika fasilitas olahraga yang berpartisipasi tidak mencukupi, ja­ngan mempromosikannya.4Menjaga daftar medis yang baik, dan nomor kontak darurat di tempat­tempat pertandingan diadakan. Semua acara olahraga memiliki unsur risiko. Risiko ini bahkan lebih berbahaya bagi turis yang mungkin tidak tahu ke mana harus men­cari bantuan medis jika terjadi keadaan darurat. Anda harus mem­posting bahan informasi mengenai apotek, rumah sakit, unit gawat darurat, dokter dan dokter gigi yang bersedia mengunjungi pasien di luar wilayah kerjanya, dalam tempo 24 jam.

Event

Page 33: TTInewsEdisi33

33Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Bulu tangkis, salah satu even olahraga yang tidak hanya me ningkatkan hasil ekonomi negeri, tetapi juga manfaat positifnya bagi kesehatan dan kebugaran kita.

Menyiapkan even di Daerah Anda?4Pertimbangkan konsekuensi hukum even olahraga. Dalam masyarakat saat ini dimana litigasi telah menjadi cara hidup, Anda bisa mengecek ke kantor hukum di wilayah Anda tentang jaminan­jaminan terhadap para penonton selama turnamen terbuka diadakan. Sebaiknya meninjau se­mua fasilitas olahraga yang Anda promo­sikan bersama dengan staf hukum Anda.4Jangan lewatkan kesempatan untuk mendapatkan pengakuan nama yang lebih besar, dengan memberitahu media secara baik sebelum acara tersebut dan Anda akan mendapatkan hasil yang gemilang dengan memuat foto juara lokal di koran, di televisi, dan di situs Anda.

Acara Bisnis dan Keluarga Acara bisnis dan keluarga, seperti

pameran dagang, telah lama menjadi bagian penting dari industri pariwisata. Dari acara pernikahan, reuni keluarga hingga pertemuan bisnis dan konvensi, kegiatan ini menambah pendapatan bagi ekonomi lokal.

Dalam beberapa kasus, pertemuan da­gang dan bisnis bisa jadi acara yang besar yang melibatkan puluhan ribu orang, da­lam kasus lain, acara keluarga atau bis­nisnya jauh lebih sedikit, namun dalam semua even­even tersebut, merupakan kesempatan bukan hanya untuk menda­patkan uang, tetapi juga untuk menampil­kan daerah Anda dan menggaet kunjung­an kembali.

Dari perspektif industri pariwisata, peristiwa bisnis dan pribadi memberikan sejumlah tantangan penting dan peluang. Sebagai contoh, bahkan sebuah pameran dagang kecil atau menengah dapat me­narik sebanyak 10.000 orang dari luar kota yang akan mengisi kamar hotel dan ma­kan di tempat makan lokal.

Dari sekian banyak alasan yang dise­butkan di atas, para profesional di bidang pariwisata bersaing untuk mendapatkan market share pameran dagang. Mereka juga menyadari bahwa orang yang datang ke daerahnya untuk pameran dagang, da­pat kembali di lain waktu untuk berekrea­si dan bersenang­senang.

Untuk mendapatkan hasil terbaik dari pertemuan/even baik pula mempertim­bangkan hal­hal berikut:

4Memberikan informasi yang jelas dan tepat tentang layanan apa saja yang dapat diberikan oleh masyarakat setempat dan sebagai tuan rumah dari pameran da­gang, acara keluarga, menyambut tamu, dan para peserta. Pastikan bahwa infor­masi daerah Anda muncul dalam ukuran huruf yang mudah bagi kebanyakan orang untuk membacanya. Dengan cara seperti ini, memberikan informasi tentang lokasi sekunder dan tersier yang jelas dan tidak berantakan. Buatlah ‘daftar acara bisnis’ yang dapat di tinjau sebelum acara dimulai. 4Jangan melebih­lebihkan apa yang Anda dapat tangani. Tak jarang terjadi ko­munitas yang ‘menggigit’ lebih dari yang mereka bisa kunyah. Ingatlah bahwa ke­berhasilan pameran dagang bukan hanya ditentukan oleh apa yang terjadi di dalam acara itu, tetapi juga apa yang terjadi di luar pameran dagang atau even. 4Gunakan isu keamanan sebagai ‘alat jual’ untuk menarik pertemuan bisnis, pameran dagang, dan bahkan acara keluarga. Men­dorong orang untuk mempertimbangkan acara pasca­pameran dagang atau reuni liburan keluarga di daerah Anda. Salah satu cara untuk mendapatkan even baru adalah dengan menunjukkan kepada pe­nyelenggara potensial, bahwasanya faktor

keamanan total dan kepolisian setempat telah terjamin dan terlatih dalam masalah keamanan pariwisata. 4Bermurah hatilah. Pikirkan memberi­kan tas untuk mempromosikan produk dan jasa lokal, poster menarik, dan pem­baharuan informasi berkala pada hal­hal yang harus dilakukan sebelum dan setelah waktu pameran dagang atau even. Pasti­kan bahwa daerah Anda adalah bagian dari berbagai aktifitas pameran dagang lokal, pertemuan bisnis, atau pertemuan keluarga, bukan hanya sebagai lokasi yang bersikap pasif.

Dalam hal konvensi bisnis dan pamer­an dagang, pastikan siapa yang akan me­mamerkan di daerah Anda dan apa kebu­tuhan khusus dari para peserta pameran.

Cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang cemerlang dalam menarik pameran dagang adalah dengan menunjukkan bah­wa Anda memahami kebutuhan­kebutuh­an menjadi tuan rumah pameran dagang, dan bahwa Anda memiliki rencana untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pastikan Anda menunjukkan kepada penyelenggara pameran dagang bahwa Anda mengerti siapa target pengunjung pameran mereka dan pesan yang mereka coba sampaikan.

Luangkan waktu untuk meminta pe­nyelenggara mendefinisikan kesuksesan sebuah acara dan apa yang bisa dilakukan oleh industri pariwisata lokal dalam me­mastikan memenuhi tujuan mereka.

Ingatlah bahwa sejatinya terkandung dua acara yang terjadi pada saat yang sama. Yang pertama adalah pameran da­gang yang sebenarnya di mana pedagang memamerkan produk.

Pameran dagang kedua adalah bahwa daerah Anda juga dipromosikan di dalam pameran itu. Untuk mendapatkan hasil yang gemilang, gunakan sentuhan pri­badi dan rasa kepedulian masyarakat un­tuk membedakan Anda dari daerah lain yang juga ingin menarik bisnis pameran dagang. n

Event

Page 34: TTInewsEdisi33

34 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Indikator

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia Melalui 19 Pintu Masuk Utama dan Pintu Lainnya n Bulanan 2012 vs 2011

JANUARI 2012 156,654 249,728 15,384 102,630 14,200 1,827 2,324 2,502 1,482 1,064 1,230 1,157 1,408 5,449 9,524 3,795 9,600 30,546 9,455 619,959 32,733 652,692 2011 138,987 208,337 12,172 77,925 13,580 1,050 1,647 2,183 1,374 906 1,164 1,355 1,412 5,903 6,194 2,990 9,383 22,663 7,193 516,418 32,403 548,821 Pertumbuhan (%) 12.71 19.87 26.39 31.70 4.57 74.00 41.11 14.61 7.86 17.44 5.67 -14.61 -0.28 -7.69 53.76 26.92 2.31 34.78 31.45 20.05 1.02 18.93 FEBRUARI 2012 154,698 209,160 14,843 83,089 14,290 1,171 1,787 2,561 1,622 1,048 871 1,836 1,720 4,409 6,869 3,447 10,667 23,440 8,123 545,651 46,851 592,502 2011 144,299 201,457 14,270 86,318 13,086 1,264 2,297 2,646 1,622 1,083 835 1,356 1,468 5,089 8,648 3,344 8,747 25,662 9,903 533,394 34,663 568,057 Pertumbuhan (%) 7.21 3.82 4.02 -3.74 9.20 -7.36 -22.20 -3.21 0.00 -3.23 4.31 35.40 17.17 -13.36 -20.57 3.08 21.95 -8.66 -17.97 2.30 35.16 4.30 MARET 2012 165,927 222,950 19,228 103,626 16,257 1,579 2,121 3,147 2,024 1,277 1,348 1,939 2,099 5,763 9,841 4,253 13,101 28,471 10,107 615,058 43,544 658,602 2011 160,650 202,539 15,600 87,776 15,317 1,778 2,044 3,215 2,501 939 1,315 1,744 1,852 5,593 8,388 5,187 9,057 28,523 8,933 562,951 35,117 598,068 Pertumbuhan (%) 3.28 10.08 23.26 18.06 6.14 -11.19 3.77 -2.12 -19.07 36.00 2.51 11.18 13.34 3.04 17.32 -18.01 44.65 -0.18 13.14 9.26 24.00 10.12 APRIL 2012 161,005 222,657 16,383 93,813 16,061 1,669 1,503 2,665 2,189 1,192 1,482 1,333 1,701 5,760 8,734 4,505 12,639 25,784 8,545 589,620 36,480 626,100 2011 151,989 224,423 14,998 92,055 14,179 1,764 1,831 2,107 1,993 1,146 1,639 1,283 1,982 5,278 9,026 4,651 9,732 26,206 9,284 575,566 32,527 608,093 Pertumbuhan (%) 5.93 -0.79 9.23 1.91 13.27 -5.39 -17.91 26.48 9.83 4.01 -9.58 3.90 -14.18 9.13 -3.24 -3.14 29.87 -1.61 -7.96 2.44 12.15 2.96 MEI 2012 185,932 220,508 18,074 94,117 17,017 1,442 1,973 2,615 3,325 1,039 942 1,272 1,289 4,995 8,780 4,925 12,597 24,498 9,399 614,739 36,144 650,883 2011 150,407 208,832 16,648 96,206 14,894 1,436 2,201 2,669 2,542 1,090 1,698 1,158 2,131 5,452 8,523 5,106 9,397 25,487 8,680 564,557 35,634 600,191 Pertumbuhan (%) 23.62 5.59 8.57 -2.17 14.25 0.42 -10.36 -2.02 30.80 -4.68 -44.52 9.84 -39.51 -8.38 3.02 -3.54 34.05 -3.88 8.28 8.89 1.43 8.45 JUNI 2012 169,682 241,108 16,634 117,049 17,503 1,636 2,514 2,760 2,428 1,041 1,384 1,276 1,680 5,351 11,174 4,444 15,417 32,780 10,521 656,382 39,149 695,531 2011 164,689 245,248 15,979 111,619 16,215 1,513 2,118 2,707 1,795 1,289 1,683 1,295 1,982 5,270 11,067 3,700 11,079 32,372 9,325 640,945 33,457 674,402 Pertumbuhan (%) 3.03 -1.69 4.10 4.86 7.94 8.13 18.70 1.96 35.26 -19.24 -17.77 -1.47 -15.24 1.54 0.97 20.11 39.16 1.26 12.83 2.41 17.01 3.13 JULI 2012 190,320 271,371 15,851 92,636 16,036 1,763 1,741 2,346 2,188 1,073 1,219 1,289 1,629 5,819 7,199 4,520 11,642 28,693 7,994 665,329 35,871 701,200 2011 200,180 279,219 17,646 108,383 16,788 2,011 1,559 2,734 1,989 1,277 2,182 1,137 2,079 5,273 8,987 4,519 11,806 31,694 9,907 709,370 36,081 745,451 Pertumbuhan (%) -4.93 -2.81 -10.17 -14.53 -4.48 -12.33 11.67 -14.19 10.01 -15.97 -44.13 13.37 -21.65 10.35 -19.90 0.02 -1.39 -9.47 -19.31 -6.21 -0.58 -5.94 JAN - JUL 2012 1,184,218 1,637,482 116,397 686,960 111,364 11,087 13,963 18,596 15,258 7,734 8,476 10,102 11,526 37,546 62,121 29,889 85,663 194,212 64,144 4,306,738 270,772 4,577,510 2011 1,111,201 1,570,055 107,313 660,282 104,059 10,816 13,697 18,261 13,816 7,730 10,516 9,328 12,906 37,858 60,833 29,497 69,201 192,607 63,225 4,103,201 239,882 4,343,083 Pertumbuhan (%) 9.10 5.83 12.13 7.69 9.23 5.89 0.69 4.66 10.51 3.22 -12.92 7.59 -8.59 -2.63 5.93 1.57 28.97 2.86 5.31 7.29 15.26 5.40

PINTU MASUK UTAMABULAN Soekarno-Hatta,

Banten (U) Ngurah Rai

Bali (U)Batam, Kep. Riau (L+U)

JuandaJatim (U)

Polonia,Sumut (U)

Sam RatulangiSulut (U)

EntikongKalbar (D)

Minangkabau,Sumbar (U)

Adi Sumarmo,Jateng (U)

Makassar,Sulsel (U+L)

BIL,NTB (U)

Keterangan jenis pintu masuk : U (Udara), L (Laut), D (Darat)

Sumber: Direktorat Pengembangan Pasar dan Informasi Pariwisata. Data diolah dari Unit Daya Tarik Wisata Terkait.

20122011

Rekapitulasi Data Kunjungan di Beberapa Daya Tarik Wisata—Tahun 2011–2012

900000

500000

700000

300000

800000

400000

600000

200000

100000

580,058

654,379

713,832

829,067

234,105

65,109

158,872

279,027

104,931

228,619

88,888

8,832

102,821

9,992

Ragunan Ancol TMII Taman Safari Borobudur Prambanan Ratu Boko

58.1 M

56.2 M

61.8 M

63.5 M63.7 M

55M

56M

57M

58M

59M

60M

61M

62M

63M

64M

65M

2002 2003 2004 2005 2006

Outbound Travel dari Amerika Serikat2002–2011

M =

Mill

ions

Sources: US Department of Commerce, InternationalTrade Administration, Manufacturing and Services,Office of Travel & Tourism Industries;Statistics Canada (Canada); and Banco de Mexico/Scretaria de Tourismo (Mexico).

Page 35: TTInewsEdisi33

35Vol. 3 l No. 33 l September 2012

Indikator

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia Melalui 19 Pintu Masuk Utama dan Pintu Lainnya n Bulanan 2012 vs 2011

JANUARI 2012 156,654 249,728 15,384 102,630 14,200 1,827 2,324 2,502 1,482 1,064 1,230 1,157 1,408 5,449 9,524 3,795 9,600 30,546 9,455 619,959 32,733 652,692 2011 138,987 208,337 12,172 77,925 13,580 1,050 1,647 2,183 1,374 906 1,164 1,355 1,412 5,903 6,194 2,990 9,383 22,663 7,193 516,418 32,403 548,821 Pertumbuhan (%) 12.71 19.87 26.39 31.70 4.57 74.00 41.11 14.61 7.86 17.44 5.67 -14.61 -0.28 -7.69 53.76 26.92 2.31 34.78 31.45 20.05 1.02 18.93 FEBRUARI 2012 154,698 209,160 14,843 83,089 14,290 1,171 1,787 2,561 1,622 1,048 871 1,836 1,720 4,409 6,869 3,447 10,667 23,440 8,123 545,651 46,851 592,502 2011 144,299 201,457 14,270 86,318 13,086 1,264 2,297 2,646 1,622 1,083 835 1,356 1,468 5,089 8,648 3,344 8,747 25,662 9,903 533,394 34,663 568,057 Pertumbuhan (%) 7.21 3.82 4.02 -3.74 9.20 -7.36 -22.20 -3.21 0.00 -3.23 4.31 35.40 17.17 -13.36 -20.57 3.08 21.95 -8.66 -17.97 2.30 35.16 4.30 MARET 2012 165,927 222,950 19,228 103,626 16,257 1,579 2,121 3,147 2,024 1,277 1,348 1,939 2,099 5,763 9,841 4,253 13,101 28,471 10,107 615,058 43,544 658,602 2011 160,650 202,539 15,600 87,776 15,317 1,778 2,044 3,215 2,501 939 1,315 1,744 1,852 5,593 8,388 5,187 9,057 28,523 8,933 562,951 35,117 598,068 Pertumbuhan (%) 3.28 10.08 23.26 18.06 6.14 -11.19 3.77 -2.12 -19.07 36.00 2.51 11.18 13.34 3.04 17.32 -18.01 44.65 -0.18 13.14 9.26 24.00 10.12 APRIL 2012 161,005 222,657 16,383 93,813 16,061 1,669 1,503 2,665 2,189 1,192 1,482 1,333 1,701 5,760 8,734 4,505 12,639 25,784 8,545 589,620 36,480 626,100 2011 151,989 224,423 14,998 92,055 14,179 1,764 1,831 2,107 1,993 1,146 1,639 1,283 1,982 5,278 9,026 4,651 9,732 26,206 9,284 575,566 32,527 608,093 Pertumbuhan (%) 5.93 -0.79 9.23 1.91 13.27 -5.39 -17.91 26.48 9.83 4.01 -9.58 3.90 -14.18 9.13 -3.24 -3.14 29.87 -1.61 -7.96 2.44 12.15 2.96 MEI 2012 185,932 220,508 18,074 94,117 17,017 1,442 1,973 2,615 3,325 1,039 942 1,272 1,289 4,995 8,780 4,925 12,597 24,498 9,399 614,739 36,144 650,883 2011 150,407 208,832 16,648 96,206 14,894 1,436 2,201 2,669 2,542 1,090 1,698 1,158 2,131 5,452 8,523 5,106 9,397 25,487 8,680 564,557 35,634 600,191 Pertumbuhan (%) 23.62 5.59 8.57 -2.17 14.25 0.42 -10.36 -2.02 30.80 -4.68 -44.52 9.84 -39.51 -8.38 3.02 -3.54 34.05 -3.88 8.28 8.89 1.43 8.45 JUNI 2012 169,682 241,108 16,634 117,049 17,503 1,636 2,514 2,760 2,428 1,041 1,384 1,276 1,680 5,351 11,174 4,444 15,417 32,780 10,521 656,382 39,149 695,531 2011 164,689 245,248 15,979 111,619 16,215 1,513 2,118 2,707 1,795 1,289 1,683 1,295 1,982 5,270 11,067 3,700 11,079 32,372 9,325 640,945 33,457 674,402 Pertumbuhan (%) 3.03 -1.69 4.10 4.86 7.94 8.13 18.70 1.96 35.26 -19.24 -17.77 -1.47 -15.24 1.54 0.97 20.11 39.16 1.26 12.83 2.41 17.01 3.13 JULI 2012 190,320 271,371 15,851 92,636 16,036 1,763 1,741 2,346 2,188 1,073 1,219 1,289 1,629 5,819 7,199 4,520 11,642 28,693 7,994 665,329 35,871 701,200 2011 200,180 279,219 17,646 108,383 16,788 2,011 1,559 2,734 1,989 1,277 2,182 1,137 2,079 5,273 8,987 4,519 11,806 31,694 9,907 709,370 36,081 745,451 Pertumbuhan (%) -4.93 -2.81 -10.17 -14.53 -4.48 -12.33 11.67 -14.19 10.01 -15.97 -44.13 13.37 -21.65 10.35 -19.90 0.02 -1.39 -9.47 -19.31 -6.21 -0.58 -5.94 JAN - JUL 2012 1,184,218 1,637,482 116,397 686,960 111,364 11,087 13,963 18,596 15,258 7,734 8,476 10,102 11,526 37,546 62,121 29,889 85,663 194,212 64,144 4,306,738 270,772 4,577,510 2011 1,111,201 1,570,055 107,313 660,282 104,059 10,816 13,697 18,261 13,816 7,730 10,516 9,328 12,906 37,858 60,833 29,497 69,201 192,607 63,225 4,103,201 239,882 4,343,083 Pertumbuhan (%) 9.10 5.83 12.13 7.69 9.23 5.89 0.69 4.66 10.51 3.22 -12.92 7.59 -8.59 -2.63 5.93 1.57 28.97 2.86 5.31 7.29 15.26 5.40

PINTU MASUK UTAMASepinggan,Kaltim (U)

Sultan SyarifK-II, Riau (U)

Tj.Priok, DKIJakarta (L)

Tj.Pinang,Kep.Riau (L)

Adi Sucipto,DIY (U)

Husein SastranegaraJabar (U)

Tj.Uban,Kep.Riau (L)

Tj.Balai Karimun,Kep.Riau (L)

19 PINTUMASUKUTAMA

PINTU MASUK

LAINNYA

TOTALKUNJUNGAN

SELURUH PINTU MASUK

Sumber : Ditjen Imigrasi dan BPS (diolah kembali oleh Pusdatin Kemenparekraf)

Pergerakan wisatawan di eropa

2011

64 M64.0 M

61.4 M

60.3 M

58.7 M

2007 2008 2009 2010

Outbound Travel dari Amerika Serikat2002–2011

Page 36: TTInewsEdisi33

36 Vol. 3 l No. 33 l September 2012

ahun 2012, kegiatan menyelenggarakan even akan ber-langsung di seluruh Indonesia, mencapai jumlah sekitar 100 even, di antaranya disponsori oleh Kemenparekraf. Obyek daya tarik wisata yang paling banyak diminati

masyarakat, berlokasi di pulau Jawa. Uniknya, pulau ini merupakan pasar sekaligus juga destinasi wisata nusantara. Maka, jika penduduk dari Jawa berwisata ke pulau-pulau lain, dan sebaliknya, terjadilah pergerakan wisata yang dinamis.

www.indonesia.travel

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi KreatifDirektorat Jenderal Pemasaran Pariwisata

www.parekraf.go.id

29 Juni-1 Juli 2012

22–23 Juni 2012

Nopember 2012

19–21 Oktober 2012

18–21 Oktober 2012

4–10 Juni 20127–12 November 2012

Kemenparekraf menciptakan dan mendukung Tourism Event untuk pemasaran pariwisata di dalam negeri dan di luar negeri.

TKetangkasan dalammenggunakan sumpit, merupakan tradisi dari Kalimantan.

9–12 Oktober 2012BANDAR LAMPUNG

Festival BudayaLembah Baliem