trend issue water birth fix

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Waterbirth adalah metode alternatif persalinan dengan menggunakan air yang prinsispnya tidak jauh beda dengan prinsip persalinan di tempat tidur. Air yang digunakan adalah air hangat dengan suhu sesuai dengan air ketuban, sehingga akan memberikan kenyamanan, dan menenangkan sehingga sangat bermanfaat selama proses persalinan yang biasanya dirasa menakutkan. Pada dasarnya penggunaan air hangat bertujuan untuk membuat nyaman dan rileks, hal ini dikarenakan air hangat dapat memicu tubuh anda untuk melepas endorphin dalam mengatur anda mengelola rasa sakit. Media air sebagai proses persalinan ini memungkinkan calon ibu bergerak bebas, tubuh berfungsi baik untuk mengeluarkan hormon yang membantu kontraksi lebih efektif dan juga hormon lain yang membantu ibu mempercepat proses persalinan dan mengurangi rasa nyeri (Daniels, 2011). Beberapa keuntungan Waterbirth adalah nyeri kontraksi berkurang, berkurangnya suntikan epidural, proses persalinan lebih pendek dan berkurangnya penggunaan obat-obatan oksitosik untuk meningkatkan kontraksi. Namun, penggunaan metode water birth juga memiliki resiko terhadap bayi jika penanganan saat melahirkan tidak baik, yaitu resiko bayi mengalami aspirasi karena menghirup air dan resiko infeksi karena lingkungan yang tidak baik untuk proses persalinan. Sebagai suatu metode dalam praktik kesehatan, metode water birth harus mempunyai aspek

Upload: ida-bagus-mustika

Post on 24-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

nkj

TRANSCRIPT

Page 1: Trend Issue Water Birth Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Waterbirth adalah metode alternatif persalinan dengan menggunakan air yang

prinsispnya tidak jauh beda dengan prinsip persalinan di tempat tidur. Air yang digunakan

adalah air hangat dengan suhu sesuai dengan air ketuban, sehingga akan memberikan

kenyamanan, dan menenangkan sehingga sangat bermanfaat selama proses persalinan yang

biasanya dirasa menakutkan. Pada dasarnya penggunaan air hangat bertujuan untuk membuat

nyaman dan rileks, hal ini dikarenakan air hangat dapat memicu tubuh anda untuk melepas

endorphin dalam mengatur anda mengelola rasa sakit. Media air sebagai proses persalinan ini

memungkinkan calon ibu bergerak bebas, tubuh berfungsi baik untuk mengeluarkan hormon

yang membantu kontraksi lebih efektif dan juga hormon lain yang membantu ibu

mempercepat proses persalinan dan mengurangi rasa nyeri (Daniels, 2011).

Beberapa keuntungan Waterbirth adalah nyeri kontraksi berkurang, berkurangnya

suntikan epidural, proses persalinan lebih pendek dan berkurangnya penggunaan obat-obatan

oksitosik untuk meningkatkan kontraksi. Namun, penggunaan metode water birth juga

memiliki resiko terhadap bayi jika penanganan saat melahirkan tidak baik, yaitu resiko bayi

mengalami aspirasi karena menghirup air dan resiko infeksi karena lingkungan yang tidak

baik untuk proses persalinan. Sebagai suatu metode dalam praktik kesehatan, metode water

birth harus mempunyai aspek legal dan aspek etik dalam penerapannya dan harus dipatuhi

oleh seluruh tenaga kesehatan (Thoni, 2001).

1.2 Tujuan penulisan

1. Mengidentifikasi penerapan water birth sebagai suatu pilihan metode melahirkan.

2. Mengidentifikasi keuntungan dan kerugian metode water birth.

3. Mengidentifikasi aspek legal dan aspek etik penerapan metode water birth.

1.3 Manfaat penulisan

Manfaat praktis penulisan:

1. Memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang water birth sebagai salah satu

metode alternatif dalam proses persalinan yang nyaman dan menenangkan.

Manfaat akademis penulisan:

2. Memperkenalkan metode water birth sebagai salah satu alternatif metode persalinan

yang nyaman, dan menyenangkan.

Page 2: Trend Issue Water Birth Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gentle birth

Kenyamanan calon ibu dan bayi selama melakukan persalinan  dipercaya dapat

menambah ketenangan, mengurangi trauma, dan memperlancar proses persalinan. Para calon

ibu mulai mempelajari dan mencari tahu kembali konsep persalinan yang disebut-sebut lebih

tenang dan nyaman, yaitu gentle birth. Dalam pelaksanaan gentle birth dilakukan penanganan

secara lembut agar proses melahirkan berjalan lancar dan nyaman, sehingga ibu merasa

tenang dan bayi tidak dipaksa untuk keluar. Hal ini tentunya sangat diinginkan oleh setiap

calon ibu, karena selama persalinan salah satu indikator kelancaran dapat dilihat dari

ketenangan dan kenyamanan calon ibu selama proses persalinan. Ada beberapa macam teknik

untuk member kenyamanan dan mengurangi nyeri ketika persalinan selain menggunakan

anestesia antara lain stimulasi kulit, pemberian panas dan dingin application, teknik

pernafasan, hypnotis, trancutaneus electrical nerve stimulation (TENS), acupressure, teknik

stimulasi kulit yaitu massage rubbing punggung aromatheraphy, yoga, water birth dan

acupuncture (Firdayanti, 2009; Hung, 2009).

2.2 Water birth

Water Birth merupakan salah satu metode alternatif persalinan pervaginam, di mana ibu

hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan jalan berendam dalam air hangat (yang

dilakukan pada bathtub atau kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi dan

memberi kenyamanan kepada ibu. Metode ini dipercaya mampu memberi banyak keuntungan

bagi ibu dan bayi yang merupakan salah satu metode per-salinan alternatif yang aman.

Melahirkan dalam air akan mempermudah adaptasi bayi dari rahim ibu (yang berisi air

ketuban) ke dunia luar. Diharapkan, transisi dari rahim ibu ke dunia luar tidak terlalu drastis,

sehingga dapat mengurangi kemungkinan perlukaan pada janin (Firdayanti, 2009).

Selain itu, metode ini diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu, nyeri persalinan,

kontraksi rahim akan menjadi lebih efektif, elastisitas perineum bertambah, sehingga robekan

atau laserasi jalan lahir menjadi minimal. Posisi ibu saat melahirkan akan lebih mudah dan

dapat diubah sesuai dengan kenyamanan ibu (Firdayanti, 2009).

Ada 2 metode water birth yaitu Water birth murni dimana ibu masuk ke kolam

persalinan setelah mengalami pembukaan 6 sampai proses melahirkan terjadi dan Water birth

emulsion, ibu hanya berada di dalam kolam hingga masa kontraksi akhir. Proses melahirkan

tetap dilakukan di tempat tidur (Harper, 2006).

Page 3: Trend Issue Water Birth Fix

Syarat-syarat untuk seorang ibu melakukan water birth di antaranya : ibu hamil risiko

rendah, ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina saluran kencing dan kulit, tanda vital ibu

dalam batas normal dan ctg bayi normal (baseline, variabilitas dan ada akselerasi), idealnya

air hangat digunakan untuk relaksasi dan penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai

4-5 cm, pasien setuju mengikuti instruksi penolong, termasuk keluar dari kolam tempat

berendam jika diperlukan (Harper, 2006).

Kriteria atau indikasi dilakukannya water birth yaitu merupakan pilihan ibu, kehamilan

normal ≥ 37 minggu, fetus tunggal presentasi kepala, tidak menggunakan obat-obat

penenang, ketuban pecah spontan < 24 jam, tidak ada komplikasi kehamilan (preeklampsia,

gula darah tak terkontrol,dll), denyut jantung normal, cairan amnion jernih. Kontra indikasi

melakukan water birth adalah preterm, infeksi yang dapat ditularkan melalui kulit dan darah,

infeksi dan demam pada ibu, herpes genitalis, hiv, hepatitis, denyut jantung abnormal,

perdarahan pervaginam berlebihan (Harper, 2006).

Menurut Mulyana, 2010 pada persalinan dengan metode water birth, calon ibu akan

dimasukan ke dalam kolam berisi air hangat pada saat memasuki bukaan ke-enam. Tujuannya

agar kulit vagina menjadi tipis dan lebih elastis sehingga akan lebih mudah untuk meregang

saat kepala bayi keluar melewati vagina, bahkan dikatakan jika persalinan berjalan lancar

maka tidak perlu sampai harus merobek perineum. Selain itu, air hangat pada kolam juga

akan memberikan rasa nyaman, tenang dan rileks, pada keadaan rileks ini tubuh akan

melepaskan endorphin (semacam morfin yang di bentuk oleh tubuh sendiri) untuk

mengurangi rasa sakit. Air hangat juga mampu untuk menghambat impuls-impuls saraf yang

menghantarkan rasa sakit, sehingga membuat persalinan tidak begitu terasa berat. Pada

persalinan dalam air ini, suami juga memiliki peran yang sangat penting di dalam ke lancaran

persalinan, yaitu dengan melakukan pemijatan pada punggung ibu yang bertujuan untuk

memberikan rasa rileks dan nyaman kepada ibu saat persalinan dilakukan di dalam kolam.

Persalinan dengan metode water birth ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam setelah

bukaan keenam dimana pada persalinan biasa membutuhkan waktu hingga 8 jam. (Mulyana,

2010). Kemudian setelah bayi lahir maka dokter akan mengangkat bayi ke permukaan air

untuk diberikan ASI pertama kali. Kebanyakan ibu kadang merasa khawatir bayi mereka

akan terdesak, tetapi sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi karena pada saat bayi sudah

berada di luar, bayi tersebut masih bernafas melalui ari-ari dan tali pusat yang masih

tersambung ke perut ibu, sehingga tidak akan menjadi masalah bagi bayi yang di lahirkan di

dalam air (Mulyana, 2010)

Page 4: Trend Issue Water Birth Fix

BAB III

RESUME JURNAL

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu melalui jalan

lahir atau dengan jalan lain, yang kemudian janin dapat hidup di dunia luar. Saat ibu hamil

memasuki masa persalinan timbul rasa tidak nyaman dan nyeri. Rasa tidak nyaman selama

persalinan disebabkan oleh dua hal yaitu pada tahap pertama persalinan, kontraksi rahim

menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri

miomentrium. Nyeri persalinan sebagai kontraksi miomentrium, merupakan proses fisiologis

dengan intensitas yang berbeda pada masing - masing individu. Ada bebera metode untuk

mengurangi rasa nyeri pada persalinan salah satunya adalah dengan metode persalinan Water

birth.

Water birth adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam air hangat. Pada saat di

kandungan, bayi berada dalam air ketuban, dengan melahirkan di dalam lingkungan yang

sama, akan lebih nyaman bagi bayi, sekaligus menurunkan tingkat stress pada ibu bersalin.

Kunci water birth sebagai coping stress terletak pada air sebagai komponen untuk melawan

stressor, sehingga menciptakan perasaan rileks dan tenang yang berefek positif secara fisik

maupun psikologis. Kemampuan ibu untuk mengapung akan menolong untuk relaksasi,

selain itu pergerakan selama persalinan water birth yang lebih leluasa menyebabkan ibu

merasa lebih nyaman dan rileks. Dengan berendam di air hangat akan membantu ibu untuk

mengurangi nyeri, meminimalkan kecemasan dan menurunkan tekanan darah.

Metode penelitian ini merupakan penelitian pre-ek sperimental designs. Dengan

rancangan intact-group comparison dimana pada rancangan ini terdapat dua kelompok yang

digunakan untuk penelitian, satu kelompok untuk eksperimen (yang diberikan perlakuan) dan

satu kelompok untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Penelitian ini

dilakukan di Klinik Bumi Sehat yang beralamat di banjar Nyuh Kuning, Ubud, Gianyar.

Penelitian ini dimulai pada tanggal 1 Maret sampai tanggal 30 April 2013. Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu hamil yang bersalin di Klinik Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud

Gianyar dari tanggal 1 Maret sampai tanggal 30 April 2013 sebanyak 20 responden. Analisa

data yang digunakan untuk membandingkan Ibu yang bersalin dengan metode water birth dan

ibu bersalin normal yang tidak menggunakan metode water birth diukur menggunakan uji U

Mann-Whitney U-Test.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 1 Maret sampai dengan 30 April

2013 mengenai pengaruh dari metode persalinan water birth terhadap tingkat nyeri pada ibu

Page 5: Trend Issue Water Birth Fix

bersalin di Klinik Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud Gianyar dengan responden sebanyak 20

yaitu 10 orang responden menggunakan metode water birth dan 10 orang responden yang

tidak menggunakan metode water birth. Pada ibu bersalin dengan metode water birth

responden paling banyak berada pada kategori nyeri sedang yaitu sebanyak 6 orang (60%) ,

sedangkan paling sedikit berada pada kategori nyeri ringan sebanyak 4 orang (40%) tingkat

nyeri pada ibu bersalin normal yang tidak menggunakan metode water birth paling banyak

berada pada kategori tingkat nyeri berat terkontrol yaitu sebanyak 6 orang (60%), sedangkan

paling sedikit berada pada kategori tingkat nyeri berat tidak terkontrol sebanyak 4 orang

(40%), maka dapat ditarik kesimpulan : Ada pengaruh yang signifikan P sebesar 0,000 lebih

kecil dari α = 0,05 (p<0,05) antara metode persalinan water birth terhadap penurunan tingkat

nyeri pada ibu bersalin di Klinik Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud Gianyar. Saran untuk ibu

hamil hendaknya lebih mengerti tentang metode persalinan water birth yang dapat

menurunkan nyeri saat bersalin, sehingga dapat memilih dan menerapkan metode tersebut

untuk memfasilitasi diri dari ketidaknyamanan saat bersalin.

Page 6: Trend Issue Water Birth Fix

BAB IV

ASPEK LEGAL, ASPEK ETIK, KERUGIAN DAN KEUNTUNGAN

4.1 Aspek legal

Water birth/dapat disebut juga dengan hydrotherapy pertama kali diperkenalkan oleh

seorang peneliti Rusia yang bernama Igor Tjarkovsky di Uni Sovyet tahun 1960-an.

Kemudian metode ini dikembangkan di Prancis oleh Frederick Leboyer, seorang dokter

kandungan, pada tahun 1960 kemudian diteruskan oleh Michel Odent, seorang dokter

di Prancis. Pada akhir tahun 1990 tercatat ribuan ibu melahirkan dengan metode ini di

klinik dokter Odent. Sejak saat itu water birth kemudian menyebar ke beberapa negara

di Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan New Zealand. Sejak tahun 1995

tercatat sekitar 39 negara yang sudah menerapkan metode water birth. Di Indonesia

water mulai dikenal pada tahun 2006 dan hingga saat ini metode water birth

dipraktekkan di beberapa rumah sakit di Jakarta dan Bali diantaranya : Sam Marie

Hospital terletak di Jakarta Selatan, Rumah Sakit Ibu dan Anak Budhi Jaya di Jakarta

Selatan, Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Jakarta di Jakarta Pusat, Harapan Bunda

Maternity Hospital (RCOG, 2012; RANZCOG, 2014; Arianto, 2011).

Dilihat dari sisi yang lain, sampai saat ini himpunan profesi POGI belum

memasukkannya water birth sebagai cara standar pertolongan persalinan resmi dan

menyerahkannya sebagai cara persalinan alternative (complementary) yang

pelaksanannya diserahkan sepenuhnya pada kesepakatan antara pasien dan tenaga

medis yang akan membantu persalinan. Sama halnya juga di Bali dukungan dari

pemerintah daerah Kabupaten secara kelembagaan masih minim tampak dari belum

tersedianya instrumen formal untuk peningkatan pelaksanaan metode persalinan gentle

birth. Pemerintah daerah juga belum mengeluarkan rencana atau kerangka kebijakan

umum baik dalam bentuk peraturan daerah (perda) atau bentuk kebijakan lainnya

seperti pelembagaan pelayanan persalinan dengan metode gentle birth di fasilitas

pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah seperti di puskesmas dan rumah sakit

(Arianto, 2011).

4.2 Aspek Etik

Patient safety adalah suatu upaya untuk menghindari atau mencegah terjadinya hal

yang tidak diharapkan yang disebabkan oleh suatu proses layanan keperawatan dan

meningkatkan keberhasilan pelayanan (Busser, 2005).

Page 7: Trend Issue Water Birth Fix

Setiap maternity unit memiliki, mengembangkan policy penggunaan water birth,

termasuk diantaranya :

Profesionalisme

Menolong ibu dalam bersalin dengan metode water birth seharusnya

mempertimbangkan kompetensi penolong. Tenaga kesehatan yang kurang

berpengalaman, harus diberi kesempatan mendapatkan pendidikan, pelatihan dan

bimbingan kembali. Pengembangan profesionalisme dilakukan terus menerus agar

memenuhi persyaratan layanan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan water

birth (Busser, 2005; Johnson ,2007; RCOG, 2012).

Informasi

Semua ibu hamil wajib diberikan informasi tentang water birth. Penyedia layanan

wajib memberikan pengarahan tentang indikasi, kontraindikasi, persyaratan, proses

persalinan dan kemungkinan komplikasi yang akan terjadi sampai ibu mengerti dan

memahaminya (Johnson, 2007)

Instrumentasi

Instrumentasi yang dimaksudkan adalah adanya kebijakan lokal tentang

penanggungjawab peralatan, unit peralatan seluruhnya sesuai standar keamanan,

dan di bawah pengawasan oleh Departemen Kesehatan, semua peralatan harus

dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan sesuai dengan kebijakan

penanggulangan infeksi, penyaring disposible harus menjamin kolam bebas dari

feses dan kotoran lainnya., penolong harus menggunakan universal precaution dan

mengikuti petunjuk penanggulangan infeksi, monitoring fetal heart menggunakan

doppler bawah air sebagai standar praktis yang ditetapkan oleh The Current

National Institute for Health dan Clinical Excellence Guidelines (Harper, 2006;

RCOG, 2012).

Sikap seorang profesionalisme perawat dalam melakukan pertolongan

persalinan semestinya dipandu oleh etika profesi yang menekankan pada

beneficence, non-maleficence, autonomy dan justice. Semua itu bisa diatasi lewat

informed consent yang memenuhi unsur : complete, correct and clear. Berdasarkan

prinsip otonomi maka pasien berhak memilih apa yang terbaik bagi dirinya.

4.3 Kerugian

Risiko-risiko yang dapat timbul antara lain:

Infeksi

Page 8: Trend Issue Water Birth Fix

Kontaminasi air dengan bakteri enterik tidak bisa dihindari dan kasus-kasus

infeksi neonatal dan maternal merupakan risko terbesar yang dapat terjadi. Ada

beberapa pendapat yang menyatakan water birth dapat menyebabkan risiko infeksi

oleh karena berendam dalam air yang tidak steril. Namun penelitian menunjukkan

bahwa traktus intestinal bayi ketika ibu dalam persalinan kala aktif, air tidak akan

masuk ke jalan lahir sewaktu ibu ada dalam kolam. Air dapat masuk ke vagina,

namun tidak masuk ke dalam baik serviks maupun uterus. Penyakit infeksi tertentu

akan segera mati ketika kontak dengan air. Selain itu kolam yang digunakan selama

proses water birth menggunakan pompa pengatur agar air tetap bersikulasi dengan

filter/penyaring air sehingga mengurangi risiko infeksi (RANZCOG, 2014; Harper,

2006; Zanetti-Daellenbach et. al, 2007).

Perdarahan Postpartum

Risiko perdarahan pada ibu dan bayi harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan

water birth. Penelitian di inggris tidak menemukan adanya perbedaan yang

bermakna antara metode water birth dengan metode persalinan lainnya. Namun, ada

beberapa faktor seperti penyedia layanan water birth yang tidak berpengalaman akan

kesulitan menilai jumlah perdarahan postpartum sehingga dapat menyebabkan

perdarahan postpartum yang banyak. Hal ini menyebabkan sejumlah penyedia

layanan water birth menyediakan 2 jenis water birth yaitu melahirkan di dalam

kolam dan melahirkan di luar kolam (RANZCOG, 2014; Harper, 2006).

Hipoksia

Hipoksia bayi akan mengganggu baby’s dive reflex, yang mengakibatkan

penekanan respon menelan sehingga akan menimbulkan bayi menghirup air selama

proses water birth. Penundaan pengkleman dan pemotongan tali pusat sangat

bermanfaat dalam proses transisi bayi untuk hidup di luar uterus sehingga akan

memaksimalkan fungsi perfusi jaringan paru. Terdapat beberapa penelitian tidak

merekomendasikan pemotongan dan pengkleman tali pusat sampai bayi segera

karena akan meningkatkan risiko hipoksia, sehingga direkomendasikan 4-5 menit

setelah persalinan. Namun berdasarkan hipotesa bahwa air hangat dapat mencegah

vasokonstriksi tali pusat sehingga akan banyak darah ibu yang tertransfer ke bayi

sehingga penundaan pengkleman tali pusat dapat mengakibatkan polistemia (Harper,

2006).

Aspirasi Air

Page 9: Trend Issue Water Birth Fix

Secara teoritis risiko terjadinya aspirasi air pada water birth sekitar 95%. Risiko

masuknya air ke dalam paru-paru bayi dapat dihindari dengan mengangkat bayi

yang lahir sesegera mungkin ke permukaan air. Pemanjangan fase berendam

mengakibatkan kekurangan oksigen, emboli dan perdarahan (RANZCOG, 2014).

4.4 Keuntungan

Metode Water Birth memiliki banyak keuntungan bagi ibu dan bayi diantaranya :

Mengurangi Nyeri Persalinan dan Memberi Rasa Nyaman

Nyeri persalinan berkurang disebabkan ibu berendam dalam air hangat yang

membuat rileks dan nyaman sehingga rasa sakit yang diraskan saat persalinan akan

berkurang. Berendam dalam air hangat akan dapat membantu mengurangi nyeri

persalinan, kemampuan ibu mengapung dalam air akan membantu untuk relaksasi,

pergerakan dan posisi selama persalinan water birth yang lebih bebas menyebabkan

ibu nyaman dan rileks (RCOG, 2012; Harper 2006).

Pemendekan Persalinan Kala I

Penelitian juga menunjukkan selain mengurangi nyeri persalinan dan memberi rasa

nyaman, persalinan dalam air terbukti dapat memperpendek persalinan kala I dan

tekanan darah menjadi lebih rendah di banding persalinan konvensional.

Pemendekan persalinan kala I selain memudahkan persalinan bagi ibu juga memberi

keuntungan untuk bayi karena dapat mencegah trauma atau resiko cedera kepala

bayi dan menurunkan risiko bayi mengalami keracunan air ketuban (RCOG, 2012).

Mengurangi risiko terjadinya trauma pada bayi

Persalinan dapat mejadi masalah dan trauma yang dapat mengganggu dan

pengalaman bagi bayi. Water birth memberikan keuntungan terutama ketika kepala

bayi masuk ke jalan lahir, sehingga persalinan akan menjadi lebih mudah. Air hangat

dengan suhu yang tepat sehingga menyerupai lingkungan intrauterine akan

memudahkan proses persalinan. Air hangat juga dapat mengurangi ketegangan

perineum dan memberi rasa nyaman bagi ibu dan bayi, sehingga bayi lahir tidak

mengalami trauma. Bayi yang lahir melalui water birth bayi tampak menajdi tenang

dan tidak akan segera menangis (RCOG, 2012).

Page 10: Trend Issue Water Birth Fix

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Water birth merupakan salah satu bagian dari metode gentle birth. Water birth adalah

suatu metode alternative persalinan pervaginam dengan cara berendam dalam air hangat

yang dipercaya dapat menambah ketenangan, mengurangi trauma, dan memperlancar

proses persalinan. Ada 2 metode water birth yaitu water birth murni dan water birth

emulsion. Persalinan dengan metode water birth berlangsung kurang lebih 1-2 jam, lebih

cepat dari persalinan normal yang membutuhkan waktu kurang lebih 8 jam. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan pada tanggal 1 Maret sampai 30 April 2013 mengenai

pengaruh dari metode persalinan water birth terhadap tingkat nyeri pada ibu bersalin di

Klinik Bumi Sehat Nyuh Kuning Ubud Gianyar mendapat hasil bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara metode persalinan water birth terhadap penurunan tingkat nyeri

pada ibu bersalin. Meski water birth di Indonesia sudah bukan hal yang asing lagi tetapi

di Indonesia praktik melahirkan dengan metode water birth belum terstandarisasi atau

belum mendapat izin resmi dari pemerintah sehingga belum ditetapkan sebagai standar

pertolongan persalinan yang diakui. Persalinan dengan water birth memiliki banyak

keuntungan diantaranya mengurangi nyeri persalinan dan memberi rasa nyaman,

pemendekan persalinan kala I, mengurangi risiko terjadinya trauma pada bayi. Selain

memiliki banyak keuntungan water birth juga memiliki beberapa kerugian antara lain

terjadinya infeksi, perdarahan postpartum, hipoksia, dan aspirasi air.

5.2 Saran

Melalukan persalinan dengan metode water birth sebaiknya mulai dipikirkan pada

saat umur kehamilan yang masih muda, karena sebelum melakukan water birth

diperlukan beberapa latihan yang matang sebelum akhirnya dapat dilakukan. Apabila para

calon Ibu merasa takut untuk melakukan persalinan secara normal, para calon Ibu dapat

memilih alternative ini untuk membantu mengurangi rasa nyeri saat melahirkan. Tetapi

sebelum memutuskan untuk melakukan persalinan dengan water birth alangkah baiknya

untuk para calon Ibu mengkonsultasikan kepada dokter yang menangani kandungannya

untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya. Memilih cara persalinan

hendaknya memperhatikan kondisi dari janin, karena water birth memiliki indikasi untuk

bisa dilakukan agar nantinya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Page 11: Trend Issue Water Birth Fix

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, H. Kurniawan. (2011). Adopsi "Gentle Birth" Yayasan Bumi Sehat Ubud. Initiatives

for Governance Innovation Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada

Busser, M. (2005). Exploring Waterbirth. Cleveland : Ohio.

Daniels, Karil. (2011). Water birth: the newest from of safe, gentle, joyous birth. Journal of

nurse-midwifery.

Firdayanti. (2009). Terapi nyeri persalinan non farmakologis. Jurnal Kesehatan Volume II

No. 4 : Staf pengajar program studi kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin

Makassar

Gynaecologists. (2014). Warm water immersion during labour and birth. The Royal

Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists. Australia :

RANZCOG

Harper, Barbara. (2006). Guideline for a Safe Water Birth. Waterbirth International.

Hung, Yu-Fang. (2009). Gentle Birth Inspiration -- Follow the Global Footsteps. Tzu Chi

Nursing Journal Vol. 3 : Obstetrics and Gynecology Ward, Buddhist Tzu Chi General

Hospital, Taichung Branch

Johnson A, Stromberg. (2007). In water births: serenity versus Safety

RANZCOG/The Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and

Mollamahmutoğlu, Leyla; Moraloğlu, Özlem; Özyer, Şebnem; Su, Filiz Akın; Karayalçın,

Rana; Hançerlioğlu,Necati; Uzunlar, Özlem; Dilmen, Uğur. (2011). The effects of immersion

in water on labor, birth and newborn and comparison with epidural analgesia and

conventional vaginal delivery. Water Birth Unit and Neonatology Unit Zekai Tahir Burak

Women’s Health Education and Research Hospital Ankara Turkey

Page 12: Trend Issue Water Birth Fix

RANZCOG/The Royal Australian and New Zealand College of Obstetricians and

Gynaecologists. (2014). Warm water immersion during labour and birth. The Royal

Australian and New Zealand College of Obstetricians and Gynaecologists. Australia :

RANZCOG

RCOG/The Royal College of Midwives. (2012). Immersion in Water for Labour and Birth.

The Royal College of Midwives : Evidence Based Guidelines for Midwifery-Led Care in

Labour. London : RCOG

Thoni A, Murari S. (2001). In Birth In Water, a Comparative Study after 555 Births In Water.

Minerva Ginecol.

Veradiani Anny. 2008. Water Birth. Available at: http://www.lontar.ui.ac.id/file?

file=digital/123030-Sk-Ant+007+08+Ver+W-Water+Birth-HA.pdf. Accessed at: February,

27 2015.

WHO/ World Health Organization. (2005). Birth Recommendations from the World Health

Organisation diakses melalui http://www.bellybelly.com.au/birth/recommendations-for-birth-

from-the-world-health-organisation#.VPBTpEmOnql pada tanggal 27 Februari 2015

Zanetti-Daellenbach, Rosanna A.; Tschudin, Sibil; Zhong, Xiao Yan; Holzgreve, Wolfgang;

Lapaire, Olav; Ho¨sli, Irene. (2007). Maternal and neonatal infections and obstetricaloutcome

in water birth. European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology.

Switzerland : Women’s University Hospital Basel.

http://health.detik.com/read/2013/10/04/173900/2378333/763/mkdki-ri-belum-ada-standar-

waterbirth-kalau-mau-lakukan-di-as-saja. Diakses pada tanggal 27 Februari 2015

http://pogi.or.id/pogi/news/detail/40. Diakses pada tanggal 27 Februari 2015