trend dan issue tentang keperawatan jiwa

16
Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa My comment with at the problem is : Kedepan pemerintah harus menyediakan dana lebih besar untuk program kesehatan jiwa dan penambahan tempat tidur serta adanya pelayanan kesehatan jiwa pada puskesmas yang ditangani oleh perawat jiwa yang profesional dan sesuai dengan askep jiwa yang diberikan dan dilakukan penyuluhan kesehatan jiwa bagi masyarakat agar masyarakat dapat mengenal dan medektesi dini tanda tanda gangguan jiwa sehingga masyarakat dapat terhindar selanjutnya kesehatan jiwa sudah seharus dimasukan kedalam pola hidup sehat. Selain itu sebenarnya pemerintah harus ada perhatikan terhadap keadaan rumah sakit untuk orang gangguan jiwa ini.Karena bagaimanapun mereka rakyat indonesia. jangan hanya koruptor saja yg dipelihara dan dijadikan anak emas dan juga bagi para pejabat pemerintah juga harus mementingkan kepentingan rakyat dan jangan hanya bisa untuk korupsi aja di karenakan kebanyakan orang yang mengalami gangguan jiwa ini kebanyakan karena masalah ekonomi.Di sinilah juga di butuhkan peran pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dan jangan menyalah gunakan jabatannya agar rakyat sejahtera dan penyakit jiwapun hilang. Trend / Isu Dimensi Spritual Dalam Asuhan Keperawatan Jiwa Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu tinggi sehingga terjadi hubungan

Upload: alexxx

Post on 10-Feb-2016

60 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

tugas kep. jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

My comment with at the problem is :

     Kedepan pemerintah harus menyediakan dana lebih besar untuk program kesehatan jiwa

dan penambahan tempat tidur serta adanya pelayanan kesehatan jiwa pada puskesmas yang

ditangani oleh perawat jiwa yang profesional dan sesuai dengan askep jiwa yang diberikan

dan dilakukan penyuluhan kesehatan jiwa bagi masyarakat agar masyarakat dapat mengenal

dan medektesi dini tanda tanda gangguan jiwa sehingga masyarakat dapat terhindar

selanjutnya kesehatan jiwa sudah seharus dimasukan kedalam pola hidup sehat.

Selain itu sebenarnya pemerintah harus ada perhatikan terhadap keadaan rumah sakit untuk

orang gangguan jiwa ini.Karena bagaimanapun mereka rakyat indonesia. jangan hanya

koruptor saja yg dipelihara dan dijadikan anak emas dan juga bagi para pejabat pemerintah

juga harus mementingkan kepentingan rakyat dan jangan hanya bisa untuk korupsi aja di

karenakan kebanyakan orang yang mengalami gangguan jiwa ini kebanyakan karena masalah

ekonomi.Di sinilah juga di butuhkan peran pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya dan

jangan menyalah gunakan jabatannya agar rakyat sejahtera dan penyakit jiwapun hilang.

Trend / Isu Dimensi Spritual Dalam Asuhan Keperawatan Jiwa

Kecepatan informasi dan mobilitas manusia di era modernisasi saat ini begitu tinggi

sehingga terjadi hubungan social dan budaya. Hubungan social antar manusia dirasakan

menurun akhir – akhir ini, bahkan kadang- kadang hanya sebatas imitasi saja. Padahal bangsa

Indonesia yang mempunyai / menjunjung tinggi  adat ketimuran sangat memperhatikan

hubungan social ini. Dengan demikian kita patut waspada dari kehilangan identitas diri

tersebut. Perubahan yang terjadi tadi dapat membuat rasa bingung karena muncul rasa tidak

pasti antara moral, norma,nilai – nilai dan etika bahkan juga hokum. Menurut Dadang Hawari

( 1996 ) hal – hal tersebut dapat menyebabkan perubahan psikososial, antara lain : pola hidup

social religious menjadi materialistis dan sekuler. Nilai agama dan tradisional diera modern

menjadi serba boleh dan seterusnya.

Perubahan – perubahan yang dirasakan dapat mempengaruhi tidak hanya fisik tapi juga

mental, seperti yang menjadi standar WHO ( 1984 ) yang dikatakan sehat tidak hanya fisik

tetapi juga mental,social dan spiritual. Standar sehat yang disampaikan oleh WHO tersebut

dapat menjadi peluang besar bagi perawat untuk berbuat banyak, karena perawat mempunyai

Page 2: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

kesempatan kontak dengan klien selama 24 jam sehari. Olehnya itu dalam tulisan ini kami

bermaksud mebahas tentang dimensi spiritual, dimensi spiritual dalam kesehatan, konsep

dalam memberikan asuhan keperawatan spiritual dan proses keperawatan dalam dimensi

spiritual.

Pengertian Dimensi Spritual

Spritual menurut New Webster’s Dictionary ( 1981, hal. 1467 ) : spirit berasal dari

bahasa latin yaitu spirare. Spirare berarti hembus atau nafas. Spirit ini merupakan bagian

yang sangat prinsip dalam hidup manusia. Ia berada dalam jasmani manusia, sebagai jiwa,

dan terpisah dari tubuh saat manusia meniggal. Hal tersebut sesuai dengan pengertian spirit

dalam kamus bahasa Indonesia ( Dep Dik Bud 1990 ) yang berarti jiwa, sukma atau roh

sedangkan spiritual berarti kejiwaan, rohani, mental atau moral.

Spritual oleh Taylor, 1997 adalah segala sesuatu yang digunakan manusia untuk

berhubungan dengan sesuatu yang bukan bersifat materi yang memberi kekuatan kehidupan

dan kekuatan yang lebih besar. Spiritual digambarkan sebagai bagian dari sesuatu yang

datang untuk diketahui, dicintai, dan pelayanan kepada Tuhan, dengan kata lain hubungan

tanpa batas, dan pengalaman yang mempunyai kekuatan yang menyeluruh.

Menurut Fish dan Shelly, 1978 ( dari Taylor, dkk,1997 ) kebutuhan spiritual

membawahi semua tradisi agama dan bersifat biasa pada semua orang, meliputi kebutuhan

akan arti dan tujuan, cinta dan saling berhubungan, saling memaafkan.

Dari semua pengertian diatas spiritual merupakan kebutuhan dari setiap individu,

sehingga individu akan puas jika kebutuhan spritualnya terpenuhi. Sebaliknya jika tidak

terpenuhi, individu tersebut tidak terpenuhi kebutuhannya secara menyeluruh.

Dimensi spritual dalam kesehatan

Pada prakteknya ilmu pengetahuan dan agama tidak lagi bersifat dikotomis melainkan

antara keduanya sudah terintegrasi ( saling menunjang ). Seperti yang dikatakan oleh Albert

Einstein, ilmuwan penemu atom, ilmu pengetahuan tanpa agama bagaikan orang buta, tetapi

agama tanpa ilmu pengetahuan bagaikan orang lumpuh.

Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa yang sehat

banyak penelitian dilakukan di antaranya sebuah penelitian yang mengatakan kelompok yang

tidak terganggu jiwanya adalah yang mempunyai agama yang bagus dan sebaliknya. Karl

Jung telah menyimpulkan dari analisanya bahwa mereka yang menderita penyakit mental

mengalami suatu kekosongan rohani. Terapinya terletak pada siraman keimanan yang kuat.

Isu Keperawatan Jiwa Terbaru

Page 3: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

Menjadikan kesehatan jiwa sebagai prioritas global dengan cara meningkatkan

pelayanan kesehatan jiwa melalui advokasi dan aksi masyarakat Perkembangan teknologi

digital membuat dunia terasa semakin sempit, informasi dari berbagai belahan dunia mampu

di akses dalam waktu yang sangat cepat, perkembangan pengetahuan, perkembangan terapi

menjadi sebuah media perubahan dalam proses penatalaksanaan gangguan jiwa, berdasarkan

isu diatas maka advokasi dan aksi masyarakat menjadi salah satu langkah awal untuk

menekan penderita gangguan jiwa di indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Dua tindakan nyata diatas menjadi tanggung jawab kita semua, tuntutan material,

tuntutan hedonisme dan kesenangan duniawi mampu membuat beberapa orang mengalami

goncangan dalam kehidupannya, ketika agama tidak lagi menjadi pegangan, ketika nafsu

duniawi menjadi tuhan maka akan banyak perilaku tidak wajar yang muncul, tekanan

ekonomi, tekanan sosial, tekanan psikologis dan tekanan - tekanan yang lain mampu

membuat ego defence mechanisme seseorang menjadi terganggu. Seseorang pada intinya

ingin dianggap penting, perilaku agar dianggap atau terlihat penting ini yang terkadang

merusak integritas pribadinya sendiri, contoh : "agar kelihatan kaya melakukan hutang

dengan beban angsuran diluar kemampuan, akhirnya harus gerilya dengan debt collector,

setiap debt collector datang harus bersembunyi atau bahkan melarikan diri agar hutangnya

tidak ditagih, jika perlu pindah rumah kontrakan". Kejaran dari debt collector bisa membuat

seseorang menjadi tertekan secara psikologis.

Kehidupan sebenarnya bermuara pada dua hal keinginan dan kebutuhan, jika orang

berorientasi pada pemenuhan keinginan maka dia tidak akan mampu melawan keserakahan

yang sudah menguasai hati dan kehidupannya, nafsu menjadi yang terbaik membuat orang

menghalalkan segala cara untuk menang, sebuah kemenangan seorang pecundang sama

buruknya dengan kekalahan pecundang yang sebenarnya, cara menang sebagai pecundang ini

adalah dengan cara sikat kanan, sikat kiri, injak bawah dan menjilat atasan menjadi sebuah

pilihan pahit yang diambil oleh para hedonis ini. Jika saja mutiara kebajikan "siapa menanam

benih maka dia akan menuai, atau setiap perbuatan baik sekecil apapun ada balasannya dan

setiap perbuatan buruk sekecil apapun akan ada balasannya". Manusia harus mampu

menekan keinginan dan memprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan, jika kita memiliki

keinginan maka mempertahankan melakukan segala sesuatu dengan cara baik adalah sebuah

keharusan, alam, manusia dan semua ciptaan tuhan sudah diatur oleh sang pencipta dan

manusia tidak perlu ikut membuat aturan yang sudah digariskan oleh tuhan, ketika manusia

melalaikan janji maka sifat manusia sebagai tempat salah dan lupa bisa menjadi faktor

pemakluman terhadap situasi tersebut, tetapi janji tuhan bukanlah faktor yang dapat ditawar,

Page 4: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

jika kita berbuat baik maka pasti akan menuai kebaikan jika kita berbuat buruk akan menuai

hal buruk pula.

Manusia bisa membuat sebuah hukum, sebuah aturan dalam bentuk undang - undang

dan berbentuk peraturan, isi aturan dan undang - undang bisa memiliki dua sisi, mengikuti

kepentingan penguasa atau memang undang - undang tersebut memang untuk membuat

sebuah keteraturan, ketika raja firaun berkuasa maka dia membuat sebuah undang - undang

bahwa setiap warga yang memiliki anak laki - laki maka anak laki - lakinya tersebut harus

dibunuh. Undang - undang ini tentu untuk kepentingan penguasa karena berdasarkan ramalan

salah satu bayi laki - laki tersebut yang akan mengakhiri kisah kediktaktoran sang raja.

Ketika akhirnya tuhan memberikan sebuah pembalasan dengan sangat kejam dengan cara

menghanyutkan firaun dan semua pengikutnya ditengah lautan maka musnahlah

kesombongan penguasa diktator tersebut.

Kisah - kisah teladan telah banyak yang diceritakan dalam kitab suci, jika manusia

meresapi cerita - cerita tersebut kemudian memperkuat fondasi spiritualitasnya, melakukan

komunikasi dengan pencipta lewat ibadah maka kehidupan akan menuju sebuah keteraturan,

dunia diciptakan dalam bentuk aneka warna dan hitam putih sehingga muncul siang dan

malam, gelap dan terang, mengembalikan manusia ke hakikat diri mereka yang sebenarnya

akan membuat seseorang menemukan dirinya, mereka menerima semua kelebihan dan

kekurangan dan secara sehat menerima setiap perbedaan sebagai sebuah paket utuh dari

adanya persamaan, jika dunia berwarna putih semua maka akan monoton, bahkan asal mula

kejahatan bermula dari rasa iri iblis terhadap adam sehingga adam terbuang dari surga,

manusia pilihan yang diciptakan pertama kali sudah mampu disesatkan oleh iblis maka akan

berapa banyak keturunan adam yang juga mampu disesatkan oleh iblis dengan iming - iming

kenikmatan dunia.

Marilah kita beraksi, membersihkan hati, membersihkan pikiran dari berbagai racun

yang mampu menggelapkan hati, dari berbagai racun yang merusak pikiran, kelak jika

memang kita mampu bertahan dengan pikiran baik dan hati yang baik maka kedepannya

bukan tidak mungkin kita mampu menularkan virus sehat hati dan sehat pikiran ini ke banyak

orang ketika banyak orang yang sehat hati dan sehat pikiran maka kita telah ikut melakukan

aksi untuk membantu mencegah orang lain terkena penyakit pikiran atau gangguan jiwa,

semakin banyak orang yang menyebarkan virus kebaikan ini maka bukan tidak mungkin

generasi emas, generasi berlian, generasi mutiara akan terlahir yang cahayanya mampu

menyilaukan mata dunia karena amal dan perbuatan mereka yang memang baik, orang baik

tidak melihat usia, jenis kelamin maupun suku, orang baik hanya mengenal satu kata "semua

Page 5: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

manusia pasti mati", dan salah satu bekal untuk menghadapi kematian adalah "menjadi orang

yang bermanfaat bagi lingkungannya". Semoga renungan ini menjadi sebuah pelajaran

berharga.

Trend Current Issue Dan Kecenderungan Dalam Keperawatan Jiwa

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang sedang

hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut dapat dianggap ancaman

atau tantangan yang akan berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan

regional maupun global. Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam

keperawatan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut:

1)      Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

2)      Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa

3)      Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa

4)      Kecenderungan situasi di era global

5)      Globalisasi dan perubahan orientasi sehat

6)      Kecenderungan penyakit jiwa

7)      Meningkatnya post traumatik sindrom

8)      Meningkatnya masalah psikososial

9)      Trend bunuh diri pada anak

10)  Masalah AIDS dan NAPZA

11)  Pattern of parenting

12)  Perspektif life span history

13)  Kekerasan

14)  Masalah ekonomi dan kemiskinan

Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi

Dahulu bila berbicara masalah kesehatan jiwa biasanya dimulai pada saat onset

terjadinya sampai klien mengalami gejala-gejala. Di Indonesia banyak gangguan jiwa terjadi

mulai pada usia 19 tahun dan kita jarang sekali melihat fenomena masalah sebelum anak

lahir. Perkembangan terkini menyimpulkan bahwa berbicara masalah kesehatan jiwa harus

dimulai dari masa konsepsi malahan harus dimulai dari masa pranikah.banyak penelitian

yang menunjukkan adanya keterkaitan masa dalam kandungan dengan kesehatan fisik dan

mental seseorang di masa yang akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan

bahwa kesehatan mental seseorang dimulai pada masa konsepsi.

Van de carr (1979) menemukan bahwa seorang pemusik yang hebat terlahir dari

seorang ayah yang menggeluti musik, pola-polanya sudah dipelajari sejak dalam kandungan

Page 6: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

pada saat bayi belum lahir yang sudah terbiasa terpapar oleh suara-suara komposisi lagu yang

teratur.Marc Lehrer, seorang ahli dari university of California menemukan bahwa dari 3000

bayi yang diteliti serta diberikan stimulasi dini berupa suara, musik, cahaya, getaran dan

sentuhan, ternyata setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental dan emosi yang lebih

baik. Kemudian Craig Ramey, meneliti bahwa stimulasi dini, bonding and attachment pada

bayi baru lahir dapat meningkatkan inteligensi bayi antara 15-30%.

Marion cleves meneliti tentang tikus-tikus yang hamil. Beberapa tikus hamil yang

diberikan stimulasi aliran listrik rendah, cahaya, suara dan jebakan-jebakan menunjukkan

banyaknya percabangan dendrite sebagai prasyarat kecerdasan. Setelah dibandingkan dengan

kelompok control ternyata menunjukkan perbedaan yang signifikan. Demikian juga

penelitian-penelitian yang dilakukan di hospital Bangkok Thailand, pada bayi-bayi yang

mendapat prenatal care yang baik dan stimulasi sejak dalam kandungan. Ternyata bayi

tersebut mampu berbicara, berkomunikasi, menirukan suara, menyebut kata pertama dan

senyum. Hal ini didukung oleh penemuan beatriz manrique (presiden the Venezuela ministry

for the development of intelligence) dalam penelitian pada 600 bayi, ternyata stimulasi sejak

dalam kandungan dapat menigkatkan kemampuan adaptasi, attachment, dan bahasa.

Demikian juga dengan kaitan antara masa kehamilan dengan skizofrenia. Skizofrenia

sering dianggap sebagai penyakit kronis dan tidak dapat disembuhkan. Anggapan tersebut

keliru, karena dengan pengobatan yang baik banyak penderita yang dapat kembali ke

masyarakat dan berfungsi optimal. Salah satu kendala dalam mengobati skizofrenia optimal

adalah keterlambatan penderita datang ke klinik pengobatan. Timbul pertanyaan,

mungkinkah penyakit ini dideteksi sedini mungkin dan dicegah perkembangannya? Tahun

1988, Mednick dkk dalam penelitian epidemiologi melaporkan penemuan yang menarik,

yaitu hubungan antara skizofrenia dengan infeksi virus dalam kandungan. Laporannya

didasarkan atasepidemi virus influenza pada tahun 1957 di kota Helsinki.epidemi ini sangat

spesial mengingat pertama, terjadinya dalam kurun waktu yang pendek, dimulai pada tanggal

8 oktober dan berakhir 5 minggu kemudian 14 November. Kedua, epidemi ini sangat

menyebar. Hampir dua pertiga penduduk kota ini terkena infeksi dalam berbagai tingkatan.

Kondisi ini memungkinkan dilakukannya evaluasi efek jangka panjang.

Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi sedang berada pada

trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang leih tinggi untuk menderita

skizofrenia di kemudian hari. Penemuan penting ini menunjukkan bahwa lingkungan luar

yang terjadi pada waktu yang tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita

skizofrenia.Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif, yang

Page 7: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan perkembangan neurokognitif

sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan neurokognitif seperti berkurnagnya kemampuan

dalam mempertahankan perhatian, membedakan suara rangsang yang berurutan, working

memory, dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai pada penderita skizofrenia.

Dipercaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan dan dalam

kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya, tekanan berat dalam kehidupan,

infeksi otak, trauma otak, atau terpengaruh zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti

narkoba. Kelainan neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-gejala

skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir, waham/delusi, perilaku yang aneh dan

gangguan emosi.

Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa

Masalah jiwa akan meningkat di era globalisasi. Sebagai contoh jumlah penderita sakit

jiwa di propinsi lain dan daerah istimewa Yogyakarta terus meningkat. Penderita tidak lagi

didominasi masyarakat kelas bawah. Kalangan pejabat dan masyarakat lapisan menengah ke

atas, juga tersentuh gangguan psikotik dan depresif.

Kecenderungan itu tampak dari banyaknya pasien yang menjalani rawat inap maupun

rawat jalan di RS Grhasia Yogyakarta dan RS Sardjito Yogyakarta. Pada dua rumah sait

tersebut klien gangguan jiwa terus bertambah sejak tahun 2002 lalu. Pada tahun 2003 saja

jumlahnya mencapai 7.000 orang, sedang pada 2004 naik menjadi 10.610 orang. Sebagian

dari klien menjalani rawat jalan, dank lien yang menjalani rawat inap mencapai 678 orang

pada 2003 dan meningkat menjadi 1.314 orang pada tahun 2004. yang menarik, klien

gangguan jiwa sekarang tidak lagi didominasi kalangan bawah, tetapi kalangan mahasiswa,

pegawai negeri sipil, pegawai swasta, dan kalangan professional juga ada diantaranya. Klien

gangguan jiwa dari kalangan menengah ke atas, sebagian besar disebabkan tidak mampu

mengelola stress dan ada juga kasus mereka yang mengalami post power syndrome akibat

dipecat atau mutasi jabatan.

Kepala staf medik fungsional jiwa RS Sardjito Yogyakarta, Prof.Dr. Suwadi

mengatakan, pada tahun 2003 jumlah klien gangguan jiwa yang dirawat inap sebanyak 371

pasien. Tahun 2004 jumlahnya meningkat menjadi 433 pasien. Jumlah itu, belum termasuk

klien rawat jalan di poliklinik yang sehari-hari rata-rata 25 pasien. Demikian juga di propinsi

Sumatera Selatan, gangguan kejiwaan dua tahun terakhir ini menunjukkan kecenderungan

peningkatan. Beban hidup yang semakin berat, diperkirakan menjadi salah satu penyebab

bertambahnya klien gangguan jiwa. Kepala Rumah Sakit Jiwa (RSJ) daerah Propinsi

Sumatera Selatan mengungkapkan: setahun ini jumlah klien gangguan jiwa yang ditangani di

Page 8: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

RSJ mengalami peningkatan 10-15% dibandingan dengan tahun sebelumnya.

Kecenderungannya, kasus-kasus psikotik tetap tinggi, disusul kasus neurosis yang cenderung

meningkat, rekam medis di RSJ Sumsel mencatat, jumlah klien yang dirawat meningkat dari

jumlah 4.101 orang (2003) menjadi 4.384 orang (2004). Dari keseluruhan jumlah klien yang

dirawat selama 2004, sebanyak 1.872 pasien diantaranya dirawat inap di RSJ itu. Sebanyak

1.220 orang adalah sebagai pasien lama ang sebelumnya pernah dirawat. Kondisi lingkungan

yang semakin keras, dapat menjadi penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang

mengalami gangguan kejiwaan. Apalagi untuk individu yang rentan terhadap kondisi

lingkungan dengan timgkat kemiskinan terlalu menekan.Kasus-kasus gangguan kejiwaan

yang ditangani oleh para psikiater dan dokter di RSJ menunjukkan bahwa penyakit jiwa tidak

mengenal baik strata sosial maupun usia. Ada orang kaya yang mengalami tekanan hebat,

setelah kehilangan semua harta bendanya akibat kebakaran. Selain itu kasus neurosis pada

anak dan remaja, juga menunjukkan kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk

gangguan kejiwaan yang mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang

berlebihan, gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya.

Neurosis menyebabkan merosotnya kinerja individu. Mereka yang sebelumnya rajin bekerja,

rajin belajar menjadi lesu, dan sifatnya menjadi emosional. Melihat kecenderungan penyakit

jiwa pada anak dan remaja kebanyakan adalah kasus trauma fisik dan nonfisik. Trauma

nonfisik bisa berbentuk musibah, kehilangan orang tua, atau masalah keluarga.Tipe gangguan

jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang menunjukkan gejala perilaku

yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang yang kerap mengoceh tidak karuan, dan

melakukan hal-hal yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.

Kecenderungan faktor penyebab gangguan jiwa

Terjadinya perang, konflik, lilitan krisis ekonomi berkepanjangan merupakan salah satu

pemicu yang memunculkan stress, depresi, dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada

manusia. Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan

jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO (2001)

menyataan, paling tidak, ada satu dari empat orang di dunia mengalami masalah mental.

WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan

kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO wilayah Asia

Tenggara, hamper satu per tiga dari penduduk di wilayah ini pernah mengalami gangguan

neuropsikiatri. Buktinya, bisa kita cocokkan dan lihat sendiri dari data Survei Kesehatan

Rumah Tangga ( SKRT); tahun 1995 saja, di Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000

anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa.

Page 9: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

Dalam hal ini, Azrul Azwar (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat DepKes) mengatakan,

angka itu menunjukkan jumlah penderita gangguan kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat

tinggi, yakni satu dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa dari rasa cemas,

depresi, stress, penyalahgunaan obat, kenakalan remaja samapai skizofrenia.Bukti lainnya,

berdasarkan data statistik, angka penderita gangguan kesehatan jiwa memang

mengkhawatirkan. Secara global, dari sekitar 450 juta orang yang mengalami gangguan

mental, sekitar satu juta orang diantaranya meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya.

Angka ini lumayan kecil jika dibandingkan dengan upaya bunuh diri dari para penderita

kejiwaan yang mencapai 20 juta jiwa setiap tahunnya.

Adanya gangguan kesehatan jiwa ini sebenarnya disebabkan banyak hal. Namun, menurut

Aris Sudiyanto, (Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa (psikiatri) Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, ada tiga golongan penyebab gangguan jiwa ini.

Pertama, gangguan fisik, biologis atau organic. Penyebabnya antara lain berasal dari faktor

keturunan, kelainan pada otak, penyakit infeksi (tifus, hepatitis, malaria dan lain-lain),

kecanduan obat dan alkohol dan lain-lain. Kedua, gangguan mental, emosional atau kejiwaan.

Penyebabnya, karena salah dalam pola pengasuhan (pattern of parenting) hubungan yang

patologis di antara anggota keluarga disebabkan frustasi, konflik, dan tekanan krisis. Ketiga,

gangguan sosial aau lingkungan. Penyebabnya dapat berupa stressor psikososial (perkawinan,

problem orangtua, hubungan antarpersonal dalam pekerjaan atau sekolah, di lingkungan

hidup, dalam masalah keuangan, hukum, perkembangan diri, faktor keluarga, penyakit fisik,

dan lain-lain).

Kecenderungan situasi di era globalisasi

Era globalisasi adalah suatu era dimana tidak ada lagi pembatas antara negara-negara

khususnya di bidang informasi, ekonomi, dan politik. Perkembangan IPTEK yang begitu

cepat dan perdagangan bebas yang merupakan ciri era ini, berdampak pada semua sector

termasuk sektor kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.

Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott-

Raven Publisher: philadelphia..

Page 10: Trend Dan Issue Tentang Keperawatan Jiwa

Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta Diposkan oleh rio pranata di 1/17/2013 07:13:00 AM

http://pendidikans1-keperawatan.blogspot.com/2013/01/trend-dan-issue-tentang-keperawatan-jiwa.html