translate pph journal

24
Kemajuan Terapi pada Perdarahan Postpartum  Alison M El A yadi; Nuriya Robinson; Stacie Geller; Suellen Mil ler Expert Rev of Obstet Gynecol. 20!;"#$%&'2''!( Abstrak  Postpartum hemorrhage  (PPH) atau perdarahan post partum merupaka n kontr ibutor terbesar kematian maternal, terjadi pada 1 – 5% persalinan. Profilaksis dengan uterotonika telah direkomendasikan secara luas untuk mencegah perdarahan karena atonia. Pengenalan PPH ang cepat dan identifikasi penebab perdarahan sangat penting untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas. !atalaksana harus disesuaikan dengan etiologi, mencakup secara medis, mekanik,  prosedur emergensi dan prosedur bedah. Perkembangan penting dari pengobatan trauma dan emergensi berkaitan dengan protokol perdarahan masif ang baru telah diterapkan untuk PPH, dan evidenc e base  manajemen medis PPH berkembang, dimana uji klinis sedang berlangsung. Pada daer ah denga n sumber da a rendah, unt uk me nin gkat kan manajemen PPH aka n membut uhk an perhat ian khu sus unt uk mema st ikan ket ersedi aan akses pence gah an dan  pengobatan dengan biaa murah, selain fokus pada keterampilan penedia pelaanan. Epidemiologi  Postpartum hemorrhage  (PPH) atau perdarahan post partum merupaka n kontr ibutor utama kematian maternal secara global, terjadi sekitar "5% dari hampir #$$.$$$ kematian ibu ang diperk ira kan ter jadi setiap tahun. Hal ini merupakan kontributor uta ma mor bidi tas maternal, seperti anemia. ementara negara – negara dengan sumber daa rendah mengalami kejadian PPH ang relatif lebih tinggi, hal ini juga merupakan penebab signifikan kematian ibu di negara maju. &ematian karena PPH terjadi sekitar 1 per 1.$$$ persalinan di negara – negara  berkembang dibandingkan dengan 1 per 1$$.$$$ persalinan di negara negara maju. PPH secara umum telah didefinis ikan. sebagai kehilang an darah '5$$ ml dalam " jam setelah bai lahir , dimana PPH ber at didefi nis ika n sebaga i kehi langan dar ah '1$$$ ml. ef ini si lai n meneta pkan PPH sebaga i kehila ngan darah *15% dari total +olume darah, atau penurunan 1$% kadar hemoglobin saat peripartum. efinisi terbaru lebih memperhatikan gejala – gejalana

Upload: thomas-smith

Post on 09-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

obs

TRANSCRIPT

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 1/24

Kemajuan Terapi pada Perdarahan Postpartum

Alison M El Ayadi; Nuriya Robinson; Stacie Geller; Suellen Miller Expert Rev of Obstet Gynecol. 20!;"#$%&'2''!(

Abstrak

Postpartum hemorrhage (PPH) atau perdarahan post partum merupakan kontributor

terbesar kematian maternal, terjadi pada 1 – 5% persalinan. Profilaksis dengan uterotonika telah

direkomendasikan secara luas untuk mencegah perdarahan karena atonia. Pengenalan PPH ang

cepat dan identifikasi penebab perdarahan sangat penting untuk menurunkan mortalitas dan

morbiditas. !atalaksana harus disesuaikan dengan etiologi, mencakup secara medis, mekanik,

prosedur emergensi dan prosedur bedah. Perkembangan penting dari pengobatan trauma dan

emergensi berkaitan dengan protokol perdarahan masif ang baru telah diterapkan untuk PPH,

dan evidence base manajemen medis PPH berkembang, dimana uji klinis sedang berlangsung.

Pada daerah dengan sumber daa rendah, untuk meningkatkan manajemen PPH akan

membutuhkan perhatian khusus untuk memastikan ketersediaan akses pencegahan dan

pengobatan dengan biaa murah, selain fokus pada keterampilan penedia pelaanan.

Epidemiologi

Postpartum hemorrhage (PPH) atau perdarahan post partum merupakan kontributor

utama kematian maternal secara global, terjadi sekitar "5% dari hampir #$$.$$$ kematian ibu

ang diperkirakan terjadi setiap tahun. Hal ini merupakan kontributor utama morbiditas

maternal, seperti anemia. ementara negara – negara dengan sumber daa rendah mengalami

kejadian PPH ang relatif lebih tinggi, hal ini juga merupakan penebab signifikan kematian ibu

di negara maju. &ematian karena PPH terjadi sekitar 1 per 1.$$$ persalinan di negara – negara

berkembang dibandingkan dengan 1 per 1$$.$$$ persalinan di negara – negara maju. PPH

secara umum telah didefinisikan. sebagai kehilangan darah '5$$ ml dalam " jam setelah bai

lahir, dimana PPH berat didefinisikan sebagai kehilangan darah '1$$$ ml. efinisi lain

menetapkan PPH sebagai kehilangan darah *15% dari total +olume darah, atau penurunan 1$%

kadar hemoglobin saat peripartum. efinisi terbaru lebih memperhatikan gejala – gejalana

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 2/24

(misalna, pusing, lemah, jantung berdebar atau palpitasi, diaforesis, gelisah, bingung, sesak

dan atau sinkop) dan tanda – tanda hipo+olemia (misalna, hipotensi, takikardia, oliguria,

saturasi oksigen rendah). &ebanakan -anita sehat tidak menunjukkan tanda – tanda atau gejala

– gejala ketidakstabilan hemodinamik sampai kehilangan darah 1"$$ ml. amun, beberapa PPH

mungkin tidak dikenali sebelum terjadina hipo+olemia karena perdarahan seringkali diabaikan,

perdarahan dapat terjadi intra/abdomen dan perdarahan ang sedikit dapat menebabkan PPH

pada -anita hamil dengan anemia, pre/eklampsia atau komorbiditas lain. &esadaran tenaga

kesehatan akan kehilangan darah dan pemantauan tanda – tanda +ital penting untuk memulai

tindakan resusitasi dan untuk menentukan respon terhadap resusitasi.

PPH diperkirakan terjadi antara 1/5% dari persalinan, tetapi perkiraan insidens

ber+ariasi sesuai definisi. ecara global, 0al+ert et al. melaporkan pre+alensi PPH 1$,% dalam

tinjauan sistematis terbaru dan meta/analisis, dengan +ariasi daerah ang luas mulai dari 2,"% di

3ceana menjadi "5,2% di 4frika. PPH ang berat lebih rendah, aitu sebesar ",%, dengan pola

daerah ang sama dari 1,% di 4sia menjadi 5,1% di 4frika. 6ariabilitas pre+alensi PPH telah

dilaporkan berdasarkan metode pengukuran perdarahan (objektif +s subjektif), manajemen

persalinan kala tiga (aktif +s pasif), dan berdasar daerah. Perkembangan data dekade terakhir

menunjukkan peningkatan pre+alensi PPH, dibuktikan oleh penelitian ang berbasis di 4ustralia,

&anada, 4merika erikat dan 7nggris. 8oseph et al. melaporkan peningkatan ang tampak di

&anada itu dimediasi oleh peningkatan atonia uteri. 9u et al. menjelaskan peningkatan

sementara pada kejadian plasenta akreta selama beberapa dekade terakhir, bersamaan dengan

peningkatan persalinan caesar.

:tiologi PPH biasana disebut sebagai ; !;< tonus, trauma , tissue dan trombin.

;!onus; menggambarkan atonia uteri, kegagalan uterus untuk berkontraksi secara adekuat. 7ni

adalah penebab utama dari PPH, terjadi sekitar 2$% kasus. =!rauma> saluran genital atau uterus

terjadi sekitar "$% PPH, dan mencakup laserasi perineum, ser+iks dan +agina serta ruptur uterus

spontan atau iatrogenik karena persalinan secara bedah atau dengan instrumental. :tiologi ;tissue;

atau jaringan termasuk plasenta ang tertinggal dan plasentasi abnormal terjadi sekitar 1$%

kasus. :tiologi tersebut melalui tiga mekanisme utama< atonia uteri karena adana jaringan ang

tertinggal menghambat efekti+itas kontraksi uterus, penempatan plasenta ang salah pada

jaringan segmen ba-ah uterus ang kurang kontraktil, atau implantasi plasenta in+asif dengan

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 3/24

berbagai tingkat keterikatan miometrium dan potensi ekstensi ke organ lain (misalna, rektum

atau kandung kemih). ;!rombin; mengacu pada gangguan koagulasi ang diturunkan atau didapat

termasuk disfungsi dari kaskade pembekuan darah atau trombosit, dan disseminated

intravascular coagulopathy (70), ang menebabkan sekitar 1% dari PPH.

Diagnosis PPH

ebagian besar PPH terjadi tanpa peringatan? dengan demikian, implementasi ang

konsisten dari tindakan pencegahan, pengenalan dan identifikasi PPH ang cepat dan terapi

penebab perdarahan sangat penting untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka

morbiditas. Penga-asan ang sering terhadap tanda – tanda +ital dan palpasi fundus uteri setelah

persalinan dianjurkan untuk mengidentifikasi adana PPH, dan tenaga kesehatan harus tetap

sadar akan perdarahan dan tanda – tanda +ital.

@engetahui ri-aat pasien dan hal – hal ang mempengaruhi instabilitas

hemodinamik dapat digunakan untuk meramalkan kejadian PPH. California Maternity Quality

Care Collaborative (0@A00) telah mengajukan nilai ang ditunjuk untuk -aspada dan

bertindak (misalna, detak jantung '11$ denut per menit, tekanan darah (!) B5 5 mmHg

dan saturasi oksigen C5%), dan UK Confidential Enquiry into Maternal and Child Health(0:@40H) mengembangkan sebuah !bstetric Early "arning Chart untuk mengingatkan

tenaga kesehatan isarat numerik dan +isual untuk bertindak, ang digunakan dalam istem

&esehatan asional. Drafik 0:@40H memicu tenaga kesehatan untuk melakukan penilaian

medis segera ketika pasien menunjukkan salah satu pengamatan nata ang abnormal atau

kombinasi dari dua pengamatan ang sedikit tidak normal untuk tanda – tanda +ital ang

dipantau (misalna, laju pernapasan, saturasi 3", temperatur, denut jantung, !). 6alidasi grafik

ini dilaporkan mempunai sensiti+itas ang tinggi dan spesifisitas ang masuk akal, tetapi

membutuhkan perbaikan lebih lanjut untuk nilai ambang batas tekanan darah rendah. #oyal

College of !bstetricians and $ynecologists (E03D) merekomendasikan penggunaan sebuah

sistem skoring peringatan dini obstetri seperti ini untuk identifikasi a-al perdarahan ang terus

menerus. 7ndeks sok, suatu kombinasi pengukuran nadi dan tekanan darah sistolik (nadi !

sistolik), ditemukan memiliki manfaat klinis untuk diagnosis dini perdarahan di tinjauan

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 4/24

sistematis terbaru oleh Pacagnella et al .? namun, penelitian lebih lanjut pada populasi obstetri

masih diperlukan. Felum ada tatalaksana ang efektif untuk mengurangi pera-atan intensif atau

keadaan pasien ang buruk.

Pengenalan PPH ang tepat -aktu melalui penga-asan akurat perdarahan saat

persalinan dan post partum sangat penting di negara sumber daa terbatas, khususna, tetapi juga

berguna di negara maju. tandar emas untuk estimasi perdarahan, fotospektrometri atau

pengukuran kolorimetri dari hematin alkali, tidak praktis di klinis. Perkiraan secara +isual adalah

metode ang paling umum dalam mengukur perdarahan di seluruh dunia.? namun, metode ini

kurang memperhitungkan perdarahan antara #$ dan 5$%, dengan ketidaktepatan ang lebih besar

sebagaimana perdarahan meningkat. Pelatihan klinis berdedikasi meningkatkan akurasi perkiraan

perdarahan secara +isual, dan penggunaan pedoman tertulis dan bergambar dapat membantu staf

bangsal bersalin. Perangkat untuk membantu pengukuran seperti underpad , plastik, kantong

penampung darah (Dambar 1) juga meningkatkan ketepatan perkiraan. okter akan segera dapat

memanfaatkan ponsel untuk memperkirakan perdarahan menggunakan kamera dari ponsel dan

disusun dalam algoritma.? seperti aplikasi murah ang memberikan penga-asan nata

perdarahan melalui pemindaian sedang dalam pengembangan.

Gambar 1. Kantong penampung darah

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 5/24

Pencegahan PPH et causa Atonia Uteri

Pada PPH ang disebabkan oleh atonia uteri, agen – agen ang memperbaiki tonus

uterus dan meningkatkan kontraktilitas otot polos uterus sangan berguna dalam pencegahan dan

pengobatan PPH. 9H3 merekomendasikan pemberian uterotonika profilaksis pada persalinan

kala 777, dengan oksitosin (7@76 1$ 7G) sebagai obat ang dianjurkan. 8ika oksitosin tidak

tersedia, 9H3 merekomendasikan penggunaan injeksi uterotonika ang lainna (seperti,

ergometrinmetil/ergometrin atau oksitosinergometrin) atau misoprostol oral ($$Ig). Fukti

terbaru mengenai komponen lainna dari manajemen aktif kala 777 mendorong 9H3 untuk

mengubah rekomendasi mengenai peregangan tali pusat terkendali (P!!). Hal ini dianggap

opsional jika ada tenaga persalinan terlatih, tapi tidak dianjurkan jika tidak ada tenaga terampil.

70: dan %nternational &ederation of $ynecology and !bstetrics (J7D3) juga mendukungmanajemen aktif kala 777. &lem dan pemotongan tali pusat dini digemari oleh 70: sementara

masase fundus uteri setelah lahirna plasenta direkomendasikan oleh J7D3. Eekomendasi 9H3

terbaru menebutkan untuk penundaan klem tali pusat (1 – # menit setelah bai lahir) dan

penilaian tonus uterus secara intermiten. @anajemen aktif kala 777 membutuhkan penedia

pelaanan kesehatan ang terlatih untuk implementasina? manajemen aktif kala 777 akan

berisiko jika dikerjakan oleh tenaga persalinan ang tidak terlatih, terutama peregangan tali pusat

terkendali (P!!), tidak dipelajari dengan baik.

ejumlah agen farmakologis lainna telah die+aluasi untuk profilaksis PPH. Kiteratur

terbaru menatakan carbetocin akan segera memainkan peran ang lebih besar dalam

pencegahan PPH, pada pemberianna mempunai keberhasilan ang sama dengan oksitosin dan

mengurangi kebutuhan untuk pemberian uterotonika selanjutna pada operasi caesar, perdarahan

ang lebih sedikit, dan efek samping ang lebih sedikit dibandingkan sntometrine pada

persalinan per+aginam, dan biaa ang lebih efektif dibandingkan oksitosin pada persalinan

caesar.

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 6/24

anajemen edis pada PPH et causa Atonia Uteri

@anajemen farmakologis PPH karena atonia uteri mencakup penggunaan oksitosin,

ergometrin dan prostaglandin. 3ksitosin intra+ena merupakan obat a-al ang lebih disukai

dalam pengobatan PPH, terlepas dari apakah dosis profilaksis sudah diberikan atau belum. 8ika

perdarahan tetap berlanjut setelah pemberian oksitosin atau jika oksitosin tidak tersedia,

ergometrin 76, dosis tetap ergometrin/oksitosin (ntometrine) atau prostaglandin seperti

misoprostol $$Ig sublingual dapat diberikan. Pemberian misoprostol secara simultan dengan

dosis pengobatan oksitosin tidak dianjurkan. 0arboprost mungkin berguna jika perdarahan tidak

berhenti dengan pemberian obat lainna.

8ika perdarahan terbukti tidak respons terhadap uterotonika, pertimbangkan

pemberian asam traneksamat, sebuah deri+ate sintesis dari lisin dengan sifat antifibrinolitik,

rekombinan faktor 677 terakti+asi. ebuah tinjauan mengenai asam traneksamat ('()(

Conchrane #evie* of +-.+rane/amic acid ) melaporkan adana penurunan perdarahan setelah

persalinan per+aginam dan caesar tetapi membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai efikasi

dan keamanan. ua randomi0ed controlled trials . #C+ terbaru menetujui untuk lebih

memperhatikan ri-aat trombolisis. !rial 93@4 saat ini sedang menge+aluasi asam

traneksamat (!L4) untuk pengobatan PPH. 9H3 memberikan rekomendasi ang lemah untuk

asam traneksamat dimana oksitosin dan prostaglandin gagal untuk mengontrol atonia uteri?namun demikian, E03D melaporkan bah-a inhibitor fibrinolitik jarang digunakan dalam

manajemen PPH.

Diagnosis Etiologi Perdarahan dan anajemen PPH selain atonia uteri

Pengobatan PPH disesuaikan dengan penebab perdarahan, dan manajemen sesuai

etiologi harus dilaksanakan. 7dentifikasi sumber perdarahan dan kemudian dikoreksi dapat

memperbaiki perdarahan ang timbul karena laserasi saluran genital. 8ika perdarahan sangat

hebat, pembentukan hematom sangat cepat, atau jaringan +agina sangat rapuh sehingga

penjahitan tidak memungkinkan, inter+ensi secara mekanik dan bedah konser+atif mungkin

diperlukan.

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 7/24

Pelepasan sisa plasenta secara manual merupakan pengobatan definite, dan harus

setelah mencoba peregangan tali pusat terkendali dengan tekanan ke arah atas pada uterus (hana

tenaga terampil), dan pemberian oksitosin 7@ atau 76 tetapi hindari ergometrin dan alfa

prostaglandin :" (dinoprostone atau sulprostone). !injauan 0ochrane mengenai sembilan trial

menunjukkan bah-a injeksi +ena intra/umbilikalis prostaglandin atau plasma ekspander

mungkin dapat mengurangi perluna pelepasan plasenta secara manual? namun demikian,

penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efek kebutuhan transfusi darah atau terapi

dengan uterotonika.

Plasentasi abnormal (aitu, plasenta akreta, inkreta, dan perkreta) harus dicurigai jika

ekstraksi manual plasenta tidak berhasil. iagnosis antenatal melalui ultrasonografi, dilengkapi

dengan magnetic resonance imagery (@E7), akan meminimalkan angka kematian dan kesakitan

ibu dan neonatus dan terutama penting bagi perempuan dengan ri-aat operasi caesar.

Perdarahan dan komplikasi dapat menentukan tindakan selanjutna apakah dilakukan

histerektomi terencana atau cito? demikian, hasil persalinan caesar ang direncanakan lebih baik.

0aesar ang dijad-alkan pada usia kehamilan # – #5 minggu mempunai risiko ang sama

dibandingkan dengan operasi caesar cito pada usia gestasional dengan memaksimalkan

kematangan janin. @anajemen persalinan ang optimal meliputi optimalisasi kadar hemoglobin

ibu saat antenatal, penilaian a-al oleh ahli anestesi, pneumatic pneumatic compression stoc1ings,

pemberian antibiotik profilaksis, melakukan cystoscopy pra/operasi, mengingatkan bank darah

akan potensial perdarahan masif dan memastikan ketersediaan produk darah di kamar operasi.

Pada -anita ang masih sangat menginginkan kesuburan masa depan, pendekatan konser+atif

untuk pengelolaan plasenta akreta telah dicoba seperti ligasi, penjahitan, embolisasi arteri uterina

(uterine artery emboli0ation G4:) dan metotreksat untuk mempercepat regresi plasenta? namun

demikian, evidence base untuk metode ini rendah.

Euptur uteri dan in+ersi uterus jarang terjadi namun merupakan komplikasi obstetri

serius, ang dapat mengakibatkan PPH. :tiologi ang paling umum dari ruptur uteri adalah

bekas luka uterus sebelumna dari operasi caesar atau operasi uterus lainna? namun demikian,

seringkali karena persalinan lama atau penggunaan obat herbal untuk menginduksi atau

menambah tenaga di negara – negara dengan sumber daa terbatas. Euptur dapat meluas ke

superior menuju fundus uteri, inferior menuju kandung kemih dan +agina atau lateral ke arah

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 8/24

ligamentum latum dengan demikian meningkatkan risiko perdarahan ang cukup besar dan

terkait morbiditas dan mortalitas ibu. 7nduksi persalinan dapat menebabkan ruptur uteri, dengan

kejadian ang lebih sering pada penggunaan prostaglandin daripada oksitosin. -merican College

of !bstetricians and $ynecologists (403D) dan 2ociety of !bstetricians and $ynaecologists of

Canada (3D0) mengakui adana potensi peningkatan risiko ruptur uteri dengan induksi, tetapi

mendukung penggunaan secara rasional dalam hubunganna dengan konseling pasien ang

tepat. 403D dan E03D merekomendasikan kelahiran +agina setelah bedah caesar (vaginal

birth after cesarean 6F40) harus dilakukan oleh staf dan di fasilitas persalinan ang sesuai

dan mampu memberikan pera-atan darurat. 3D0 mengindikasikan bah-a laparotomi

disiapkan dalam -aktu #$ menit. !anda dan gejala ruptur meliputi neri abdomen dan neri

tekan, perdarahan +agina atau intra/abdomen, neri dada, deoksigenasi janin, tidak adana

kontraksi uterus dan palpasi janin di luar uterus. engan mengenal dan mencurigai ruptur secara

dini memungkinkan e+aluasi bedah tepat -aktu, persalinan janin dan perbaikan uterus secara

bedah. &eterlambatan diagnosis atau manajemen dapat mengakibatkan kematian janin dan atau

ibu. 7n+ersi uterus dapat diakibatkan oleh traksi tali pusat plasenta ang terlalu kuat saat

melahirkan plasenta, khususna ketika uterus tidak berkontraksi dengan baik, atau secara

spontan dengan maneu+er 6alsa+a. @engembalikan uterus secara manual ke posisi anatomis

ang tepat akan memperbaiki in+ersi dan PPH ang dihasilkan. !okolitik, anestesi halogenasi

atau nitrogliserin dapat diberikan untuk merelaksasikan uterus dan membantu saat pembalikan.

8ika in+ersi tidak dapat dikembalikan dengan upaa manual, inter+ensi bedah mungkin

diperlukan.

Perdarahan akibat koagulopati ang diturunkan atau didapat merupakan penebab

PPH ang jarang? namun, hal tersebut harus dipertimbangkan dengan ri-aat penakit keluarga

terkait kelainan perdarahan atau ri-aat personal tentang menorrhagia. Mang lebih sering adalah

berkembangna 70 (disseminated intravascular coagulation), sebuah koagulopati konsumtif

ang disebabkan oleh PPH. Pada 70, kaskade pembekuan darah terakti+asi dan thrombus angkaa fibrin disimpan di intra+askuler. Proses ini menebabkan deplesi trombosit dan faktor

pembekuan dengan cepat, dan timbullah perdarahan hebat akibat ketidakmampuan tubuh untuk

terus membentuk bekuan darah karena faktor 6 dan 677, trombosit, protrombin, dan fibrinogen

habis dengan cepat. Perdarahan ang terjadi akibat habisna faktor pembekuan dapat dikelola

oleh penggantian faktor pembekuan dan transfusi produk darah. Pengobatan dengan konsentrat

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 9/24

fibrinogen dalam populasi obstetrik menunjukkan pengobatan ang cepat dan efisien dari

hipofibrinogenemia dengan tidak adana efek samping. Gji klinis dari konsentrat fibrinogen

dilakukan pada pasien – pasien bedah elektif dan bedah jantung, ditemukan peningkatan

hemostasis dan berkurangna kebutuhan produk darah lainna? namun, randomi0ing clinical

trial pertama ang fokus PPH masih berlangsung.

Prosedur ekanik untuk anajemen PPH

Prosedur mekanik ang digunakan untuk mengobati PPH et causa atonik dan non/

atonik termasuk masase uterus, kompresi uterus dan tamponade. 9H3 dan J7D3 sangat

merekomendasikan masase uterus sebagai pengobatan PPH segera setalah didiagnosis. &ompresi

uterus sudah tidak direkomendasikan oleh 9H3 karena kha-atir akan bahaana. 9H3

merekomendasikan tampon balon intrauterus (intrauterine balloon tamponade . %U3) (Dambar

") untuk PPH atonik ang tidak berespons dengan uterotonika atau jika uterotonika tidak

tersedia.

Penempatan 7GF dapat mengurangi kebutuhan akan prosedur in+asi+e? namun,

evidence base semata – mata terdiri dari laporan kasus. Falon uterus seperti tabung engstaken,

balon Fakri dan ENsch tersedia di negara – negara dengan sumber daa ang lebih tinggi tetapisangat mahal untuk digunakan di daerah dengan sumber daa ang rendah. &ekha-atiran

mengenai peningkatan angka infeksi terkait penggunaan 7GF tidak didukung oleh literatur.

!ampon intra+agina telah disarankan dalam manajemen laserasi +agina, tetapi ini belum

dieksplorasi secara memadai. 7GF juga berfungsi sebagai alat diagnostik untuk menunjukkan

apakah laparotomi diperlukan. 4khirna, penggunaan 7GF bersama 34lynch atau jahitan

kompresi lainna merupakan teknik ang disebut sebagai =uterine sand*ich5 ? metode bersama

ini telah berhasil menghindari histerektomi pada semua kasus ang dilaporkan tanpa morbiditas

post partum dan memerlukan eksplorasi lebih lanjut. 4gen – agen kimia untuk tampon juga

sedang dieksplorasi untuk PPH.

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 10/24

Gambar !. Intrauterine balloon tamponade (IUB)

Prosedur Tindakan "ementara dan Prosedur #ain untuk PPH

!indakan sementara dianjurkan pada atonia uteri ang tidak teratasi dan PPH non/

atonia uteri termasuk kompresi aorta eksternal, kompresi uterus bimanual dan non4pneumatic

anti4shoc1 garment (4D). &ompresi aorta eksterna secara signifikan mengurangi aliran darah

ke organ – organ pel+is sambil menjaga suplai darah ke organ sekitarna. Hal ini dilakukan

secara manual, dimana pro+ider memberikan tekanan dengan kepalan tangan pada aorta

abdominalis sedikit ke arah kiri pasien dan tepat di atas umbilikus. Faru / baru ini, perangkat

kompresi aorta eksterna (e/ternal aortic compression device . E-C6), sebuah perangkat ang

digunakan sebagai inter+ensi bantuan sementara pertama. Penggunaan :40 dikaitkan dengan

pengurangan -aktu untuk menghentikan perdarahan dalam suatu studi? namun, penelitian

tambahan diperlukan untuk menentukan efekti+itas alat ini.

4D (Dambar #) merupakan perangkat pertolongan pertama ang berteknologi

rendah untuk menstabilkan -anita ang menderita sok hipo+olemik akibat perdarahan

obstetrik. Perangkat ini terbuat dari bahan ang ringan, dapat digunakan kembali untuk kompresi

bagian ba-ah tubuh ang terbuat dari neoprene dan 6elcro!@. 4D memainkan peran ang

unik dalam manajemen perdarahan dan sok dengan memperbaiki sok dan mengurangi

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 11/24

perdarahan? sehingga menstabilkan -anita tersebut sampai pera-atan definitif dapat diakses.

4D meningkatkan tekanan darah dengan mengurangi +olume darah dan meningkatkan

resistensi pembuluh darah di daerah tubuh ang terkompresi, tetapi tidak memberikan tekanan

ang cukup untuk iskemia jaringan seperti pendahuluna. 7ni dapat digunakan pada perdarahan

obstetrik dengan etiologi apapun, diterapkan oleh indi+idu dengan pelatihan ang minimal, dan

tidak menggantikan penggunaan inter+ensi lainna pada manajemen PPH. tudi Ouasi/

eksperimental pada fasilitas pera-atan tingkat tersier telah menunjukkan berkurangna

perdarahan secara signifikan, perbaikan sok ang lebih cepat dan menurunkan angka kematian.

4D direkomendasikan sebagai tindakan sementara pada PPH oleh 9H3 dan J7D3, dan

E03D mengindikasikan bah-a 4D mungkin berguna di G& saat memindahkan pasien dari

bidan ke konsultan. 7ni juga mempunai peran selama transportasi -anita dengan perdarahan

dari daerah pedesaan ke pusat pengobatan di kota, atau saat menunggu suatu tindakan atau

operasi.

Gambar $. Non-pneumatic anti shock garment

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 12/24

3klusi balon arteri dan G4: merupakan prosedur ang dapat mencegah perdarahan

utama, menghindari kebutuhan transfusi darah dan histerektomi, dan direkomendasikan sebagai

percobaan a-al sebelum inter+ensi bedah. Prosedur – prosedur ini dilakukan oleh tim radiologi

inter+ensi berpengalaman. 3klusi sering digunakan sebagai profilaksis pada plasenta akreta ang

diketahui dengan menempatkan balon oklusif di arteri iliaka interna atau arteri uterina, dimana

dikembangkan saat terjadi PPH. 8ika perdarahan terus berlanjut -alaupun sudah dikembangkan,

embolisasi dapat dilakukan melalui balon kateter, atau melalui kateter khusus dengan

penempatan mikropartikel, poli+inil alkohol, per, ang menutup aliran darah ke arteri uterina.

G4: direkomendasikan sebagai alternatif manajemen konser+atif untuk perdarahan dengan

etiologi multipel dimana bahan tersebut tersedia. 7ni tidak digunakan secara luas meskipun studi

kasus telah menunjukkan tinggina angka keberhasilan klinis (5%), angka komplikasi ang

rendah (,5%) dan terbukti menjaga kesuburan. Penelitian lain melaporkan keunggulan

komparatif -aktu operasi G4: lebih singkat, perdarahan saat operasi lebih sedikit,, dan tingkat

kesuksesan ang tinggi pada plasenta akreta dibandingkan tindakan bedah hemostatis lainna.

&omplikasi seperti nekrosis uterus, tromboemboli atau fistula telah dilaporkan? dengan

demikian, teknik ini membutuhkan tenaga ahli ang memadai.

anajemen %edah pada PPH

&egagalan pendekatan medis dan mekanik dalam manajemen PPH mengharuskan

eksplorasi bedah. Pendekatan bedah dibedakan melalui metode persalinan, etiologi dugaan, dan

status klinis. 4hli bedah harus memutuskan apakah dilatasi dan kuretase, laparotomi (atau

laparotomi ulang setelah operasi caesar), dengan eksplorasi danatau histerektomi diindikasikan.

Penempatan jahitan kompresi uterus secara suspender untuk mendorong kontraktilitas

uterus mungkin berguna sebagai upaa a-al dalam memberhentikan perdarahan dengan tetap

menjaga kesuburan. @irip dengan kompresi manual dan tampon balon, jahitan kompresi harus

digunakan sebagai langkah pertama dalam manajemen bedah jika perdarahan disebabkan oleh

atonia. !eknik ini, disebut sebagai prosedur 347ynch atau jahitan Cho jika histerektomi telah

dilakukan (persalinan melalui ioperasi 0aesar) dan jahitan Hayman jika tidak dilakukan

histerektomi (persalinan per+aginam), secara teknis kurang bersaing dibandingkan ligasi

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 13/24

pembuluh darah dan mempunai angka morbiditas ang lebih sedikit dari histerektomi.

4lternatif lain, arteri uterina atau arteri iliaka interna dapat diligasi secara bilateral untuk

mengurangi perfusi darah ke uterus sementara. ementara ligasi arteri iliaka interna ang

duluna lebih umum, sekarang ligasi arteri uterina lebih disukai dalam kemudahan identifikasi

dan tingkat keberhasilan ang lebih tinggi ($%).

ementara prosedur bedah ang disebutkan di atas sering dicoba berturut – turut,

kombinasi teknik bedah dapat memaksimalkan hemostasis dan tetap menjaga kesuburan. hahin

et al . mengkombinasikan jahitan kompresi dan ligasi arteri uterina pada pasien dengan PPH

atonik sekunder terhadap plasenta akreta ang melekat. @eskipun sampel studi ini kecil (nQ"),

pendekatan ini mungkin pilihan ang aman dan efektif untuk manajemen bedah pada PPH atonik

di masa depan. alam hal jahitan kompresi, ligasi pembuluh darah dan de+askularisasi bertahap

gagal, manajemen definiti+e PPH adalah histerektomi.

Protokol Trans&usi pada PPH

9H3 merekomendasikan fasilitas – fasilitas kesehatan harus memiliki protokol resmi

di tempatna untuk manajemen PPH. 4lgoritma resusitasi PPH terbaru sesuai dengan algoritma

resusitasi untuk trauma, dan protokol transfusi masif menunjukkan keadaan umum pasien anglebih baik. Feberapa protokol fokus pada pembentukan tim multidisiplin dalam pera-atan

pasien, inisiasi studi laboratorium ang tepat, pemulihan +olum cairan, koreksi koagulopati

dengan komponen darah dan faktor – faktor, tanggapan ang tepat terhadap penilaian

laboratorium dan hemodinamik dan koreksi penebab utama perdarahan. Eesusitasi

kon+ensional mengikuti pendekatan tersebut secara bertahap dimulai dari cairan intra+ena,

diikuti dengan sel darah merah, dan faktor – faktor pembekuan atau trombosit. @eskipun

pendekatan ini mengoreksi hipo+olemia, ini dapat memperburuk koagulopati dilusi ang ada,

meningkatkan fibrinolisis dan berkontribusi terhadap acidemia dan hipotermi. &emajuan terbaru

dari pengobatan trauma menunjukkan bah-a peningkatan rasio plasma beku segar ( fresh fro0en

plasma . &&P ) terhadap sel darah merah (red blood cells . #3Cs) dari 1<# dan 1< menjadi 1<1

atau 1<" dapat meningkatkan kelangsungan hidup.

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 14/24

Penurunan fibrinogen ang terlihat pada PPH ang parah menjadi perhatian besar dan

dianggap sebagai prediktor a-al keparahan perdarahan. Pengobatan hipofibrinogenemia

melibatkan transfuse kriopresipitat untuk mempertahankan kadar fibrinogen (1$$ – "$$ mgdl).

@eskipun tidak disetujui untuk pengobatan PPH, konsentrat fibrinogen tersedia di 4merika

erikat, &anada dan :ropa untuk indikasi lainna dan mungkin menjadi alternatif

menguntungkan. &onsentrat fibrinogen stabil pada suhu ruang dan dapat diberikan dengan cepat,

tidak seperti kriopresipitat, dimana harus disimpan beku dan kemudian dicairkan dulu sebelum

pemberian. &onsentrat fibrinogen juga mengandung konsentrasi fibrinogen ang lebih besar dan

lebih nata dalam meningkatkan kadar fibrinogen. &eakinan ang luas akan keuntungan

substitusi a-al fibrinogen untuk PPH mendorong penggunaan off4label ? E0! pertama (J7F/

PPH) saat ini sedang dalam proses.

Pemilihan produk darah dengan cepat dapat menguntungkan penggunaan

tromboelastograf, perangkat ang menilai pembentukan bekuan darah dan pelarutan seluruh

darah, dan memberikan hasil ang lebih cepat daripada pemeriksaan laboratorium. ebuah studi

obser+asi dari pengukuran tromboelastograf menemukan bah-a amplitudo bekuan darah dan

kerapatan maksimum bekuan darah sangat berkorelasi dengan kadar fibrinogen. &etersediaan

tromboelastograf di klinik bersalin bisa menjadi alat penting untuk mengelola PPH.

alam praktik obstetrik, seperti dalam spesialisasi bedah lainna, pasien dapat

menolak transfusi produk darah. i seluruh dunia, anggota iman aksi Mehu-a ang paling

sering menolak transfusi darah, bahkan untuk tujuan menelamatkan ji-a, memberi tantangan

tersendiri. Perencanaan lebih lanjut mengenai pilihan manajemen alternatif sangat prnting bagi

aksi Mehu-a dan bagi pasien dengan antibodi langka. Hal ini terutama berlaku dimana operasi

caesar diperkirakan. onasi darah autolog bisa menjadi alternatif untuk mendonasikan produk

darah, dan memberikan alternatif praktis untuk pasien ang menghindari transfusi darah

alogenik. onasi sebelum operasi telah berhasil untuk mengelola pasien dengan plasenta akreta

atau pre+ia dan tampakna ditoleransi dengan baik oleh -anita hamil trimester ketiga? namun,

hal itu membutuhkan bank darah ang beroperasi untuk penimpanan, dan tergantung pada

prediksi ang akurat dari risiko perdarahan tiap pasien. Pengumpulan darah saat operasi

dilakukan melalui sistem sal+asi sel? namun, ada risiko secara teoritis aitu kontaminasi dengan

cairan ketuban atau sel janin ang dapat mengakibatkan emboli cairan ketuban atau isoimunisasi

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 15/24

(pada pasien Ehesus negatif). ementara data untuk mendukung masalah ini jarang, pencegahan

seperti mencuci danatau filtrasi darah sebelum pemberian ulang dapat dilaksanakan dan pasien

dengan Eh negatif harus menerima Ehogram (immunoglobulin Eho ()) setelah transfusi.

403D dan 70: mendukung teknologi penimapanan sel saat operasi sebagai pilihan ang

aman dan mungkin selama operasi caesar.

rJ677a merupakan agen sintetis, efektif, namun mahal, ang a-alna disetujui J4

untuk mengontrol perdarahan pada pasien dengan hemophilia dan defisiensi faktor 677 dan

sekarang digunakan untuk pasien – pasien trauma, bedah, dan PPH berat. :fektifitas rJ677a

tergantung pada fibrinogen dan trombosit ang adekuat. engan demikian, jika respons klinis

terhadap rJ677a suboptimal, e+aluasi dan pengobatan dengan kriopresipitat, konsentrat

fibrinogen atau transfusi trombosit harus dimulai. rJ677a membantu hemostasis pada pasien PPH

dengan perdarahan ang refrakter terhadap manajemen farmakologis dan teknik pembedahan

uterus (seperti ligasi arteri uterina dan arteri hipogastrik). Penggunaan rJ677a di bidang obstetrik

masih kontro+ersi karena kha-atir peningkatan kejadian tromboemboli. Feberapa laporan kasus

oleh Jranchini et al. mendukung penggunaan rJ677a pada perdarahan hebat jika pengobatan

kon+ensional gagal. Pada kasus ini, rJ677a sering diberikan untuk menghindari histerektomi

emergensi atau mencegah inter+ensi tambahan jika telah dilakukan histerektomi. !idak ada

kejadian tromboemboli ang dilaporkan. Pemberian rJ677a ang direkomendasikan adalah

$Igkg rJ677a dalam bolus 76 selama # – 5 menit, menurut E03D dan Jranchini et al. &etika

E0!s tidak cukup menjelaskan, pengurangan perdarahan ang signifikan telah dicatat di

literature, menunjukkan bah-a rJ677a dapat berguna dalam manajemen PPH ang berat.

Tindakan Antisipasi

@emastikan bah-a penedia laanan kebidanan cukup siap untuk menangani

keadaan perdarahan emergensi harus dilakukan melalui kualitas medis ang tinggi, pendidikan

kepera-atan dan kebidanan, dengan banak kesempatan untuk berlatih mengelola kejadian

langka dan dengan mem+erifikasi bah-a semua alat dan bahan ang dibutuhkan untuk inter+ensi

PPH sudah tersedia. Penting bah-a setiap tindakan medis ang dilakukan sesuai dengan protokol

ang terstandarisasi.

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 16/24

California Maternal Quality Care Collaborative 8CMQCC9 menetapkan pedoman

berbasis bukti pada tahun "$1$ untuk meningkatkan pengobatan perdarahan obstetrik dengan

-anita ang teridentifikasi ang mungkin memiliki risiko ang lebih tinggi terjadina

perdarahan obstetrik dan menghasilkan serangkaian langkah – langkah praktik terbaik untuk

memandu klinisi dalam manajemen perdarahan obstetrik, dimulai dengan penilaian prenatal dan

perencanaan presentasi perdarahan obstetrik ang parah. @odel ini memasok bahan untuk

perbaikan tim ang berkualitas untuk melakukan penilaian kebutuhan dan mengembangkan

panduan pera-atan perdarahan obstetrik ang spesifik fasilitas. tandar – standar ini berada di

semua fasilitas di 0alifornia, telah diadopsi oleh beberapa negara lain, dan tersedia secara bebas.

tratifikasi risiko peripartum, ditentukan oleh karakteristik dan kondisi klinis ibu terkait

perdarahan obstetrik, merupakan komponen penting dari panduan ini dan digunakan saat

sebelum transfusi dan sebelum persalinan. ebuah +alidasi terbaru dari stratifikasi risiko

mendukung penilaian risiko peripartum pada saat masuk rumah sakit bersalin. Hasilna

merekomendasikan pencatatan dan skrining -anita dengan risiko tinggi saat masuk untuk

meningkatkan kesiapsiagaan. egara – negara lain telah menerapkan pedoman ang sama.

Pelatihan tim berbasis simulasi untuk memastikan kesiapan dalam emergensi obsterik

dapat digunakan untuk melatih penedia laanan harus siap dalam situasi – situasi klinis, dimana

jarang terjadi tetapi memiliki potensi tinggi untuk morbiditas dan mortalitas, seperti PPH.

:mergensi obstetrik ditandai dengan tantangan -aktu dan kebutuhan untuk mengelola baik ibu

dan anak secara bersamaan. Katihan memungkinkan identifikasi kelemahan dan kekuatan sistem,

memberikan kesempatan untuk menguji kebijakan dan prosedur manajemen perdarahan dan

membantu meningkatkan kerja sama tim di antara staf. Gji klinis acak (E0!s) mengenai

pelatihan kerjasama tim melalui simulasi situasi obstetrik akut melaporkan peningkatan

pengetahuan, keterampilan praktik, komunikasi dan kinerja tim? tetapi belum dinilai secara

adekuat mengenai efektifitas pada outcome ibu dan neonatus. Perkembangan terbaru termasuk

simulator kelahiran seperti PartoPants!@

dan @ama atalie!@

untuk meningkatkan ketepatandengan situasi kehidupan nata.

Pembentukan dan pemeliharaan =keranjang> atau =kotak> perdarahan obstetrik dapat

meningkatkan kesiapsiagaan melalui akses ang cepat ke persediaan, obat – obat, dan instrumen

bedah ang dirancang untuk mengobati PPH. &eranjangkotak persediaan berisi semua peralatan

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 17/24

dan instrumen ang digunakan untuk mengobati PPH sebelum pertimbangan histerektomi,

termasuk peralatan pemberian 76, perbaikan laserasi dan tampon. &eranjangkotak harus

mencakup bantuan pekerjaan seperti diagram alur atau algoritme manajemen. Pemeliharaan

kotak obat – obat perdarahan obstetrik di lokasi penimpanan berpendingin ang mudah diakses

dan nampan bedah PPH di ruang operasi juga dianjurkan. tudi kasus menunjukkan akses mudah

ke peralatan pengobatan dapat mengurangi keterlambatan dalam manajemen bedah PPH, dan

kebutuhan transfusi darah dan histerektomi. UK Haemostasis and +hrombosis +as1 &orce

menganjurkan pemeliharaan tabung sampel untuk cross4matching , hitung darah lengkap dan

studi pembekuan darah dalam lemari es lingkungan kerja sehingga mereka tersedia dengan cepat.

ejumlah organisasi internasional dan nasional seperti 9H3, J7D3, 0@A00,

E03D dan 403D telah mengembangkan dan membagikan panduan ang diperbarui untuk

manajemen PPH dalam beberapa tahun terakhir. Panduan – panduan tersebut mencerminkan

keadaan pengetahuan saat ini sekitar praktik terbaik untuk mencegah dan mengobati PPH dan

harus diintegrasikan ke dalam praktik di fasilitas – fasilitas kesehatan dan masarakat dengan

modifikasi lokal seperluna. 9H3 merekomendasikan adopsi protokol standar, karena mereka

dianggap berguna dan tidak membahaakan.

Eekomendasi berbasis bukti baru – baru ini dikumpulkan oleh multi/center 2afe

Childbirth Chec1list Collaboration, ang sedang menge+aluasi efekti+itas chec1list pada

penediaan standar pera-atan minimal saat melahirkan. Penelitian sebelumna telah

menunjukkan kesulitan dalam inter+ensi perubahan perilaku ang berkelanjutan? namun, akses

informasi, penggunaan model peran, pengembangan keterampilan dan peningkatan sumber daa

mungkin cara ang efektif untuk mengatasi hambatan dalam mengubah pera-atan obstetrik.

asalah Khusus di 'egara %erkembang

!antangan utama untuk mengurangi permasalahan global mengenai PPH adalah

kegagalan mencegah PPH atau terlambatna pengobatan di daerah dengan sumber daa rendah.

erangkaian keterlambatan dalam menerima pengobatan definitif PPH terkait dengan tingkat

kematian ang jauh lebih tinggi dalam situasi tersebut. 9aktu transportasi ang panjang dari

masarakat atau fasilitas kesehatan primer, kurangna transportasi atau bahan bakar, kekurangan

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 18/24

tenaga kesehatan terampil dan kurangna persediaan medis dasar (misalna, obat/obatan, cairan

intra+enainfus, darah ang aman) berkontribusi pada keterlambatan ini. trategi – strategi untuk

mengurangi PPH di daerah sumber daa rendah harus menekankan pencegahan di tingkat

masarakat dan pertolongan pertama saat meningkatkan kapasitas dan akses laanan kesehatan

secara luas, dan akan mendapatkan keuntungan dari metode baru ang dirancang untuk

mengatasi tantangan – tantangan khusus dari konteks klinis ini.

:+aluasi anemia pada prenatal penting secara global? akan tetapi, diagnosis dan

pengobatan faktor nutrisi, hemoglobinopati, malaria dan infeksi cacing bahkan lebih penting di

negara – negara berkembang karena kejadian akibat anemia lebih tinggi pada populasi ini.

9alaupun oksitosin disarankan sebagai uterotonik untuk pencegahan dan terapi untuk PPH,

ketersediaanna di negara berkembang sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena

dibutuhkanna penimpanan dengan pengatur suhu serta cara penggunaanna ang

membutuhkan tenaga ahli kesehatan. 9H3 menediakan misoprostol ($$ mikrogram) untuk

mencegah PPH bagi komunitas dan tenaga kesehatan ang memiliki keterbatasan

akan penediaan oksitosin. J7D3 juga menarankan penaluran misoprostol ke tingkat

komunitas tenaga kesehatan. Perlu dipertimbangkan strategi ang optimal untuk mendistribusi

misoprostol, guna meningkatkan ketersediaan misoprostol serta mengatasi efek samping dari

misoprostol. Glasan terbaru mengenai distribusi misoprostol ke tingkat komunitas ini

menunjukkan bah-a tinggina keberhasilan profilaksis primer dapat diraih dengan cara

berkunjung ke tiap rumah atau distribusi perorangan. :+aluasi dari strategi pencegahan sekunder,

aitu dengan secara selektif memberikan misoprostol kepada -anita ang mengalami

pendarahan lebih banak dibanding biasana, sedang berlangsung dan akan dilihat bagaimana

rencana pelaanan persalinan termasuk keberhasilanna, keterlaksanaan program, biaa dan

penerimaan dari dua jenis komunitas pelaanan PPH.

Pengembangan program oksitosin untuk mengatasi masalah persalinan dengan

minimna ketersediaan oksitosin sedang berjalan. 3ksitosin dengan sistem uniject, aitu injeksi

dengan dosis sekali pakai dan mudah digunakan, dianggap aman dan dapat digunakan untuk

manajemen aktif persalinan kala tiga di Duatemala dan @ali. Penelitian baru mengenai

penggunaan oksitosin uniject oleh tenaga kesehatan tanpa pengalaman kebidanan di Dhana

didapatkan ada penurunan kasus pendarahan post partum CQ 5$$ ml sebesar 51%, membuktikan

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 19/24

bah-a tenaga kesehatan komunitas dapat secara aman memberikan injeksi oksitosin saat

persalinan di rumah di perdesaan. Pengembangan obat oksitosin bubuk, ang stabil terhadap

suhu tinggi dan dapat diinhalasi juga sedang dibuat menjadi sistem aerosol untuk mengurangi

kebutuhan terhadap penimpanan dingin, kondisi steril dan tenaga kesehatan terlatih.

@obilisasi dan keterlibatan masarakat memiliki peran penting dalam memperbaiki

keberhasilan program pencegahan PPH. J7D3 menarankan supaa anggota komunitas diajari

untuk Home4based life4saving s1ill (HKF), penanganan pertama obstetri termasuk masase

uterus dan kesiapsiagaan emergensi. Gji lapangan menatakan bah-a HKF bisa menjadi

tambahan berguna untuk pencegahan komprehensif PPH dan sebagai rencana terapi, selain itu

manfaatna dalam meningkatkan kesiapsiagaan emergensi merupakan hal penting untuk

memastikan adana akses ke pelaanan kesehatan.

Feberapa strategi rendah biaa telah dibuat untuk dapat memperkirakan secara tepat

banakna pendarahan. Prata et al. menemukan manfaat lain benda ang sering dipakai sehari/

hari, seperti pakaian ;&anga;, ang merupakan kain bahan g diproduksi secara lokal disana,

untuk menilai seberapa banak pendarahan post partum di !anRania (" kain Q PPH). Penggunaan

kanga untuk mengetahui banakna darah ang hilang ini, telah meningkatkan pengenalan a-al

terhadap PPH di !anRania. @etode ini dapat diadaptasikan dengan menggunakan barang serupa

di seluruh negara berkembang. 4las untuk persalinan dapat menerap darah maksimal 5$$ ml,

dan di Fangladesh telah digunakan kain tradisional untuk persalinan ang dapat menilai secara

kuantitas pendarahan untuk mengenali PPH (Dambar ). Pada tahun "$$, Patel, et al.

melakukan pengukuran darah dengan menggunakan plastik ang ditempatkan di ba-ah bokong,

tertutup dan terkalibrasi untuk menampung darah. 4lat ini telah digunakan dalam penelitian di

sub/aharan 4frica, 4sia dan 4merika Katin.

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 20/24

Gambar (. Alas untuk menampung darah

&esulitan transportasi menebabkan keterlambatan -anita di pedesaan untuk

mendapatkan pengobatan, selama menunggu transportasi dan pengobatan definitif, 4D ang

telah dijelaskan sebelumna sangat cocok untuk kondisi ini (Dambar #). ekelompok E0!s dari

4D diterapkan di tingkat pera-atan kesehatan primer sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan baru – baru ini selesai dan menjanjikan pengurangan angka kematian. 4D telah

direkomendasikan sebagai tindakan sementara untuk PPH oleh 9H3 dan J7D3, dan biaa ang

efektif.

ementara perangkat 7GF saat ini tersedia tetapi mahal untuk digunakan di daerah

bersumber daa rendah, P4!H bekerja untuk mengembangkan balon tamponade ang

terjangkau. ementara itu, pemasangan perangkat kateter kondom mampu mencapai tujuan ang

sama dengan biaa rendah menggunakan bahan ang umumna tersedia. !eknologi rendah biaalain dalam pengembangan ang dapat mempengaruhi pencegahan dan pengobatan PPH termasuk

perangkat tekanan darah ang baru dilengkapi dengan sistem peringatan dini untuk menunjukkan

bah-a seorang -anita harus dira-at dengan hiper atau hipotensi.

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 21/24

Pada akhirna, salah satu kontributor terbesar untuk PPH dan penebab lain

mortalitas dan morbiditas ibu di daerah bersumber daa rendah adalah kurangna penedia

laanan kesehatan ang terampil. Peningkatan produksi dan kemampuan untuk mempertahankan

tenaga kerja kesehatan terdidik sangat penting, tetapi merupakan tantangan bagi banak negara.

iskusi global baru – baru ini difokuskan pada pengalihan tugas untuk menediakan lebih

banak tenaga kesehatan terampil untuk memberikan pera-atan dan penelamatan ji-a. 9H3

telah membuat rekomendasi tentang kapasitas kunci kesehatan ibu berkaitan dengan setiap kader

pelaanan kesehatan tertentu dan konteks termasuk pekerja kesehatan a-am, pera-at pembantu,

bidan pera-at tambahan, pera-at, klinisi terkait, klinisi tingkat lanjut terkait dan dokter non/

spesialis. egara – negara harus bekerja untuk mengimplementasikan rekomendasi ini ke dalam

program pelatihan petugas kesehatan dan staf.

Kesimpulan

Gmumna, penggunaan oksitosin, uterotonik lain dan misoprostol oral adalah suatu

strategi penting untuk mengurangi risiko kematian ibu akibat PPH. Panduan terapi PPH terus

dikembangkan untuk mengatasi kega-atdaruratan tersebut. Easio JJP terhadap EF0

disarankan dalam panduan klinis untuk meningkatkan keselamatan pasien. Penelitian ang

sedang dijalankan menarankan transfusi secara optimal dan penggunaan !L4 dan konsentrat

fibrinogen untuk pasien PPH. aerah dengan sumber daa rendah harus meningkatkan tenaga

kesehatan.

Pendapat Ahli

Evidence base mengenai pencegahan dan terapi PPH berkembang dengan cepat

dalam dekade terakir. Penelitian mengenai manfaat !L4 dan konsentrat sedang berlangsung dan

sebaikna memperkuat panduan terapi untuk beberapa rahun kedepan. edang diupaakan cara

dengan biaa ang lebih rendah untuk mengurangi kehilangan darah untuk digunakan di daerah

dengan sumber daa rendah, misalna dengan menggunakan anti4shoc1 .

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 22/24

&esiapan terjadina perdarahan melalui latihan dan tatalaksana ang sesuai standar

panduan adalah suatu tindakan ang menjanjikan untuk PPH. 4lgoritma mengenai resusitasi

sok hipo+olemik dari penelitian mengenai trauma sangat bermanfaat, dan transfusi masif kini

diimplementasikan di bangsal kebidanan. Kangkah ini memperbaiki keadaan pasien dan

mencegah anemia berat dan koagulopati. !ransfusi dengan rasio JJP dan EF0 ang lebih tinggi

(1<1 atau 1<") dapat memperbaiki keselamatan pasien, dalam literature mengenai trauma

sebaikna transfusi dilakukan secara optimal PPH untuk kedepanna.

&etika pilihan terapi PPH secara adekuat tersedia pada egara berkembang,

mengurangi PPH memerlukan perhatian khusus dalam hal pencegahan, identifikasi a-al dan

akses terapi. amun, penundaan melakukan keputusan klinis, mencapai fasilitas kesehatan

dimana pera-atan tersedia, dan mendapatkan pengobatan ang berkualitas merupakan hal ang

signifikan untuk mencegah kematian ibu pada saat terbatasna sumber daa.

Five – year Vie

Felum ada resusitasi sebagai pendekatan PPH, dan penelitian terbaru menarankan

resusitasi dengan menggunakan EF0 untuk mengoreksi hipo+olemi, pendekatan ini dapat

memperburuk dilutional coagulopathy dan memperberat fibrinolisis, hal ini berpengaruhterhadap keselamatan pasien. Kiterarur mengenai trauma melaporkan perbaikan hasil dengan

meningkatkan rasio JJP dan EF0 dan penelitian mengenai hal ini sedang berlangsung, untuk

mendapatkan tatalaksana maksimal mengenai transfusi, khususna untuk kasus obstetrik.

Panduan mengenai transfusi adalah a-al untuk mengembangkan keselamatan pasien. emikian

pula dengan pemilihan produk darah secara cepat, biasana memerlukan -aktu beberapa jam,

jika memungkinkan dengan alat tromboelastometri di bangsal persalinan.

Penelitian mengenai -aktu diberikanna konsentrat fibrinogen dan !L4 sedang

berlangsung. Feberapa tahun lagi diharapkan memberi hasil ang bermanfaat mengenai panduan

terapi PPH.

Perhatian besar untuk tatalaksana dengan biaa ang rendah untuk memperbaiki

akses terhadap akses medis dan pertolongan pertama pada daerah dengan sumber daa rendah

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 23/24

seperti 7GF dan 4D, dan alat pengukuran tekanan darah dengan teknologi sederhana didesain

untuk penedia kesehatan.

Pendidikan medis di bidang obstetric dan ginekologi untuk melatih pengetahuan

mengenai PPH pada penduduk, pera-at, dan bidan dapat memperbaiki kerjasama tim dalam

menangani PPH. Perhatian ang besar untuk -aspada terhadap mengidentifikasi sok juga

merupakan hal penting. emikian pula dengan algoritma ang telah dikembangkan untuk

memprediksi PPH? untuk kedepanna akan banak panduan termasuk penilaian dan tatalaksana

mengantisipasi PPH.

ecara global, pengalihan tugas dalam fungsi kesehatan maternal sangat dibutuhkan

untuk mempermudah tindakan penelamatan ji-a. Penekanan untuk meningkatkan kapasitas dan

efekti+itas melalui pelatihan pada orang a-am dan pada klinisi medis sangat penting.

!ata kunci

• Perdaharan Post Partum PPH adalah kontributor untuk kematian ibu, terjadi pada 1/5%

persalinan

• Profilaksis dengan uterotonik pada kala 777 merupakan hal penting untuk mengurangi

insiden PPH

• 3ksitosin adalah uterotonik ang sering digunakan untuk mencegah PPH. 8ika oksitosin

tidak tersedia, injeksi uterotonik atau misoprostol oral direkomendasikan untuk mencegah

PPH? dan ergometrin, oksitosin/ergometrin atau prostaglandin (termasuk misoprostol)

direkomendasikan untuk terapi.

• !erapi PPH dilakukan berdasarkan etiologi? identifikasi secara cepat penebab

perdarahan sangat penting dan terapi harus dilakukan secepatna. !erapi konser+atif

harus dilakukan sebelum mempertimbangkan tindakan bedah untuk menngurangi

kebutuhan histerektomi.

7/17/2019 Translate PPH Journal

http://slidepdf.com/reader/full/translate-pph-journal 24/24

• Panduan mengenai resusitasi terus berkembang sesuai dengan penelitian mengenai

trauma dan critical care untuk meningkatkan keselamatan pasien dengan rasio JJP dan

EF0 ang lebih tinggi.

• Penelitian mengenai efekti+itas asam traneksamat dan konsentrat fibrinogen sebagai

terapi PPH sedang dijalankan. iharapkan dalam beberapa tahun kedepan dapat memberi

hasil ang baik.

• Panduan standar PPH dikombinasikan dengan pendekatan dan fasilitas untuk kasus

kega-atdaruratan kebidanan dapat memperbaiki implementasi tatalaksana PPH

• Katihan mengenai perdarahan berat dan akut dapat memperbaiki kerjasama tim untuk

mengatasi PPH

• ibutuhkan penelitian mengenai pemberian uterotonik khususna misoprostol dan

tatalaksana lain di mana petugas ang terampil tidak tersedia.

• ibutuhkan perhatian ang lebih besar untuk penedia kesehatan di daerah dengan

sumber daa rendah untuk mendapat fasilitas kesehatan ang adekuat.