translate comprehensive kaplan sinopsis psikiatri (halaman 861-870)
DESCRIPTION
Translate Halaman dalam Buku Kaplan Sinopsis Psikiatri KomprehensifTRANSCRIPT
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Pemeriksaan Pasien Psikiatri
7.5: Neuropsikologi Klinis Penilaian dan Intelektual pada Orang Dewasa
Rex M. Swanda Ph.D.
Kathleen Y. Haaland Ph.D.
Bagian dari "7 - Diagnosis dan Psikiatri: Pemeriksaan Pasien Psikiatri"
Peran Neuropsikologi Klinis
Neuropsikologi klinis adalah spesialisasi dalam psikologi yang meneliti dan
memeriksa hubungan antara perilaku dan fungsi otak di bidang kognitif, motorik,
sensorik, dan fungsi emosional. Secara umum, neuropsikolog klinis
mengintegrasikan riwayat medis dan psikososial dengan keluhan yang dilaporkan
dan pola kinerja pada prosedur neuropsikologi untuk menentukan apakah hasil-
hasil yang ada konsisten dengan daerah tertentu dari kerusakan otak atau
diagnosis tertentu. Meskipun sindrom neurologis merupakan fokus acuan dan
arahan yang sering, pemeriksaan neuropsikologi juga memiliki peranyang
berharga dalam mendiagnosis dan mengobati gejala perilaku yang berhubungan
dengan kondisi medis, psikologis, dan kejiwaan lainnya.
Hubungan dengan Disiplin Lain
Kontribusi yang unik dari neuropsikologi dapat diklarifikasi dengan
memeriksa hubungannya terhadap disiplin ilmu yang serumpun dengan psikologi
klinis, neurologi perilaku, dan neuropsikiatri.
Psikologi klinik
Neuropsikologi klinis diakui oleh American Psychological Association
sebagai daerah spesialisasi yang berbeda, dengan dewan sertifikasi melalui
American Board of Clinical Neuropsychology di bawah naungan American Board
of Professional Psychology. Neuropsikologi klinis terutama dibedakan dari
psikologi klinis umum oleh fokusnya pada evaluasi menyeluruh dan luas dari
berbagai faktor kognitif dan emosional dan potensi hubungan mereka untuk
kerusakan otak. Terdapat tumpang tindih antara dua daerah dalam pendekatan
terhadap penilaian, yang terutama ditandai dengan ketergantungan pada dasar-
1
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
dasar psikometri reliabilitas, validitas, dan standar normatif untuk menentukan
secara obyektif gejala dan keluhan perilaku. Faktor emosional adalah biadang
kedua. Keduanya mengevaluasi kognisi, meskipun psikolog klinis secara umum
berfokus pada isu-isu yang melibatkan intelektual umum, akademik, dan
keterampilan vokasional dan bukan faktor neurologis.
Psikolog dan neuropsikolog klinis terlibat dalam pengobatan, yang dapat
mencakup psikoterapi dan demikian juga pelatihan ulang kognitif untuk
memulihkan defisit-defisit. Fungsi psikoedukasional juga dilayani oleh kedua
bidang dalam membahas gejala, hasil penilaian, dan implikasinya dengan pasien,
perawat, dan profesional kesehatan lainnya.
Perilaku Neurologi dan Neuropskiatri
Spesialisasi medis neurologi perilaku dan neuropsikiatri saling tumpang
tindih dengan neuropsikologi klinis. Namun, kontribusi neuropsikolog yang unik
pada penilaian defisit kognitif terletak pada latar belakang teoritis dalam psikologi
kognitif, serta metode berbasis psikometrikal, yang menggunakan instrumen
standar dengan data normatif berbasis usia dan pendidikan bila memungkinkan.
Sebaliknya, ahli saraf atau neurologis perilaku dan neuropsikiatris didapatkan
lebih cenderung menggunakan pendekatan pemeriksaan status mental dalam
mengidentifikasi defisit kognitif, mengandalkan norma internal, yang didasarkan
pada pengalaman yang luas dari seorang dokter dengan prosedur pemeriksaan
atau tanda-tanda patognomonik (misalnya, bicara yang tidak fasih atau kelalaian
visual).
Neurolog perilaku dilatih untuk mendiagnosis spektrum yang luas dari
gangguan neurologis, fokus neuropsikiatris terletak pada mendiagnosis fitur
neurologis pasien kejiwaan, dan neuropsikolog berfokus pada manifestasi kognitif
dan perilaku dari berbagai gangguan yang dapat menghasilkan penurunan atau
gangguan kognitif. Idealnya, ketiganya bekerja sama untuk memberikan
perspektif yang saling melengkapi dalam pemeriksaan pasien.
2
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
PENGARUH SEJARAH
Neuropsikologi klinis berakar dalam psikologi, neurologi, dan psikiatri.
Karya terobosan dari Pierre Paul Broca dan Wernicke Karl pada abad ke-19
pertama menyarankan bahwa fungsi kompleks seperti pemahaman berbicara dan
pendengaran, bisa dilokalisasi ke daerah-daerah tertentu di otak kiri. Pada tahun
1909, Korbinian Brodmann menerbitkan peta sitoarkitektonik dari korteks
serebral (Gambar. 7.5-1), berdasarkan pola histologis yang berbeda dari sel-sel di
berbagai bagian korteks. Selama bertahun-tahun, peta representasional ini telah
terbukti memiliki berguna dan bernilai dalam mengidentifikasi perbedaan
fungsional di daerah kortikal yang khas dan telah menjadi standar acuan untuk
mengidentifikasi daerah kortikal.
Dilihat dari lokalisasi fungsional yang kembali popular pada tahun 1960
oleh Norman Geschwind, yang menekankan pentingnya hubungan antara berbagai
bagian dari otak dalam memproduksi perilaku yang kompleks. Arthur Benton
Iowa School mengembangkan serangkaian tes psikometri dengan hati-hati,
berdasarkan konsep yang semula diidentifikasi oleh neurologi perilaku untuk
menilai defisit tertentu relatif terhadap populasi normal. Pada sekitar waktu yang
sama, Hans-Lukas Teuber mendefinisikan konsep disosiasi ganda, yang dianggap
sebagai bukti terkuat untuk lokalisasi fungsi tertentu.
Gagasan ini didasarkan pada pengamatan hubungan otak-perilaku yang
eksklusif, sehingga kerusakan yang mempengaruhi wilayah 1 menghasilkan
defisit kinerja dalam tes A tapi tidak pada tes B, sedangkan kerusakan yang
mempengaruhi wilayah 2 menghasilkan defisit kinerja dalam tes B tapi tidak pada
A. Aleksandr Luria, seorang neuropsikolog Rusia, juga mengembangkan gagasan
lokalisasi fungsional tapi menggunakan kerangka teori yang terkait dengan proses
kognitif komponen dengan keterampilan yang kompleks dan korelasi
neuroanatomikal mereka. Di Amerika Serikat, Ralph Reitan menerapkan standar
psikometrik Amerika Utara untuk sejumlah instrumen dengan tujuan menilai
kerusakan otak, yang mengakibatkan luasnya penggunaan Halstead-Reitan
Neuropsychology Test Battery.
3
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Korelasi Neuroanatomikal
Riwayat awal neuropsikologi didorong sebagian besar oleh tujuan untuk
menghubungkan defisit perilaku ke daerah-daerah tertentu disfungsi atau
kerusakan neuroanatomikal. Meskipun penekanan ini membantu memvalidasi tes
neuropsikologi yang umum digunakan saat ini, fungsi lokalisasi penilaian
neuropsikologis sekarang menajdi kurang penting mengingat kemajuan terbaru
dalam teknik neuroimaging. Peningkatan pengetahuan dalam ilmu saraf juga
menyebabkan pandangan yang lebih canggih, di mana kognitif yang kompleks,
persepsi, dan kegiatan motorik dikendalikan oleh sistem saraf daripada struktur
tunggal dalam otak.
Pemahaman tentang hubungan otak-perilaku ini sangat membantu ketika
mengevaluasi pasien dengan kerusakan fokal, untuk memastikan bahwa evaluasi
neuropsikologis memadai dalam menilai perilaku yang relevan yang mungkin
terkait dengan daerah dan jalur interkoneksi. Bagian berikut secara singkat
mengulas beberapa konsep dasar hubungan otak-perilaku yang digunakan secara
rutin oleh neuropsikolog dalam menafsirkan hasil neuropsikologi.
Dominasi Hemisferik dan Lokalisasi Intrahemisferik
Banyak fungsi yang dimediasi oleh hemisfer otak kanan dan kiri. Namun,
perbedaan kualitatif yang penting antara dua belahan tersebut dapat ditunjukkan
dengan adanya cedera otak lateralisasi. Berbagai keterampilan kognitif yang telah
dikaitkan dengan otak kiri atau kanan pada orang kidal tercantum dalam Tabel
7.5-1. Meskipun bahasa adalah daerah yang paling jelas yang sebagian besarnya
dikendalikan oleh otak kiri, otak kiri juga umumnya dianggap dominan untuk
praksis ekstremitas (yaitu, melakukan gerakan yang kompleks, seperti menyikat
gigi, memerintahkan atau imitasi) dan telah dikaitkan dengan sekelompok defisit
yang diidentifikasi sebagai sindrom Gerstmann (yaitu, agnosia jari, discalculia,
disgrafia, dan disorientasi kanan-kiri). Sebaliknya, belahan otak kanan dipikirkan
untuk memainkan peran yang lebih penting dalam mengontrol kemampuan
visuospatial dan perhatian hemispatial, yang berhubungan dengan presentasi
klinis apraxia konstruksi dan mengabaikan.
4
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Tabel 7,5-1 Defisit Neuropsikologis Terpilih Terkait dengan Kerusakan
Belahan Otak Kanan atau Kiri
Belahan Otak Kiri Belahan Otak Kanan
Afasia
Disorientasi
Agnosia Jari
Disgrafia (afasik)
Diskalkulia (aleksia angka)
Apraksia Konstruksional (detail)
Apraksia ekstremitas
Defisit visiospasial
Mengganggu persespi visual
Pengabaian
Disgrafia (spasial, pengabaian)
Diskalkulia (spasial)
Apraksia Konstruksional (gestalt)
Apraksia berpakaian
Anosognosia
Meskipun defisit lateralisasi seperti ini biasanya ditandai dalam keadaaan
terjadinya kerusakan pada otak kanan atau kiri, sangat penting untuk diingat
bahwa kinerja pasien juga dapat dicirikan dalam hal fungsi otak yang masih
dipertahankan. Dengan kata lain, itu adalah jaringan otak yang masih utuh -tidak
hanya sekadar tidak adanya jaringan otak yang penting- yang mendorong banyak
respon perilaku setelah cedera otak.
Gangguan Bahasa
Apresiasi untuk peran khusus dari otak kiri dalam pengendalian fungsi
bahasa di sebagian besar individu kidal telah divalidasi dalam banyak studi. Ini
termasuk hasil pengujian amobarbital (Amytal) pada pasien bedah epilepsi, serta
kejadian afasia setelah stroke unilateral pada belahan otak kiri dibandingkan
dengan belahan otak kanan.
Meskipun sangat jarang untuk orang-orang tangan kanan untuk menjadi
dominan belahan kanan dalam bahasa, hal itu dapat terjadi pada sekitar 1 persen
dari kasus yang ada. Dominasi belahan otak untuk bahasa pada orang kidal kurang
dapat diprediksi. Sekitar dua-pertiga dari orang yang kidal sebenarnya dominan
5
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
pada belahan otak kiri untuk bahasa, sedangkan sekitar 20 persennya dominan
pada belahan otak kanan atau dominan pada kedua belahan otak (bilateral).
Sejumlah sistem klasifikasi telah dikembangkan selama bertahun-tahun
untuk menggambarkan berbagai pola perincian bahasa. Sebuah metode umum
memperhitungkan ada atau tidaknya tiga fitur kunci: (1) kelancaran, (2)
pemahaman, dan (3) pengulangan (yaitu, kemampuan utuh mengulang secara
lisan kata-kata atau frase yang disampaikan).
Afasia Broca
Aphasia Broca (juga disebut afasia nonfluent atau ekspresif) yang secara
tradisional ditandai dengan adanya gangguan kefasihan lisan, pemahaman
pendengaran utuh, dan entah bagaimana terganggunya pengulangan. Afasia Broca
telah lama dianggap terkait dengan kerusakan daerah Broca (yaitu, konvulusi
frontal inferior) atau daerah Brodmann 44 (Gambar. 7.5-1). Namun, data
neuroimaging yang lebih terbaru pada pasien stroke menunjukkan bahwa sindrom
penuh afasia Broca, termasuk agrammatisme (speech telegraphic), hanya
ditemukan pada kerusakan yang lebih luas yaitu meliputi area suprasilvian dari
daerah Broca sampai ke daerah posterior fisura Sylvian.
Afasia Wernicke
Afasia Wernicke (juga disebut afasia fasih atau reseptif) ditandai dengan
kefasihan lisan yang utuh, pemahaman gangguan, dan pengulangan yang agak
terganggu. Ini telah dikaitkan dengan kerusakan pada daerah Wernicke di wilayah
girus temporal superior. Kemampuan gangguan untuk memahami bahasa secara
langsung berdampak pada kemampuan individu untuk monitor output bahasa
sendiri dan mungkin terkait dengan gangguan struktur sintaksis bahasa. Akan
menjadi tidak biasa bagi pasien yang terkena afasia wenicke untuk menghasilkan
serentetan ucapan-ucapan lancar yang dapat dipahami dan yang mungkin
berpotensi dibingungkan dengan apa yang disebut afasia bahasa tertentu (afasia
jargon), yang berhubungan dengan skizofrenia.
6
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Afasia Konduksi
Pasien dengan afasia konduksi menunjukkan pemahaman pendengaran
yang relatif utuh dan bicara spontan, karena perservarasi area Wernicke dan
Broca. Namun, kemampuan untuk mengulang kata-kata dan frase secara khusus
mengalami gangguan dan secara tradisional telah dikaitkan dengan kerusakan
pada fasciculus arkuata, yang menginterkoneksikan atau menghubungkan daerah
Wernicke dan Broca.
Afasia Global
Klasifikasi lain yang umum, afasia global, ditandai dengan adanya
gangguan atau penurunan dalam tiga dimensi dari kefasihan, pemahaman, dan
pengulangan. Pada kenyataannya, banyak pasien afasik tidak dapat dengan rapi
diklasifikasikan dalam sistem tertentu, karena pola defisitnya tidak tepat sesuai
dengan kategori deskriptif yang jelas. Bahkan pada faktanya, penilaian bahasa
yang rinci pada kebanyakan pasien afasik biasanya menunjukkan defisit dalam
tiga wilayah tersebut, meskipun tingkat defisit antara tiga daerah bervariasi.
Apraksia Ekstremitas
Apraksia ekstremitas dan defisit keterampilan kognitif-motor lainnya, lebih
sering terlihat pada kerusakan otak kiri dibandingkan dengan kerusakan pada
belahan otak kanan. Namun, Kathleen Haaland dan Deborah Harrington mengulas
data yang menunjukkan bahwa perbedaan dalam kejadian apraksia ekstremitas
setelah kerusakan otak kiri atau kanan tidak sama besar seperti yang terjadi pada
bahasa, menunjukkan bahwa dominasi otak kiri untuk gangguan gerakan
kompleks tidak sekuat bahasa.
Meskipun apraksia ekstremitas belum dianggap secara tradisional memiliki
kepentingan fungsional substansial, data terakhir yang ditinjau oleh Leslie Rothi
dan Kenneth Heilman juga menunjukkan bahwa apraksia ekstremitas secara
signifikan mempengaruhi hasil rehabilitasi. Misalnya, apraksia ekstremitas
ideomotor dapat dikaitkan dengan gangguan eksekusi spasiotemporal dari gerakan
kompleks, yang menghasilkan kesalahan orientasi, seperti mengukir kalkun
dengan menggerakkan pisau ke atas dan ke bawah daripada bolak-balik.
7
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Apraksia konseptual mungkin mengakibatkan penggunaan objek yang salah
untuk melakukan sebuah gerakan, seperti mencoba menggunakan sikat gigi untuk
makan. Akhirnya, kesalahan pengurutan dan kesalahan ideasional dapat
menyebabkan gangguan aktivitas, seperti mencoba untuk menyalakan lilin
sebelum menyalakan korek api.
Aritmatika
Keterampilan aritmatika dapat terganggu setelah kerusakan otak kiri atau
kanan. Kerusakan otak kiri, terutama dari lobus parietal, menghasilkan kesulitan
dalam membaca dan menghargai makna simbolik dari angka (disleksia angka).
Kerusakan otak kiri juga dapat dikaitkan dengan gangguan pemahaman
konseptual dari masalah (anarithmia). Sebaliknya, defisit dalam perhitungan
aritmatika yang dapat menyertai kerusakan belahan otak kanan dapat lebih
mungkin untuk diamati pada masalah tulisan. Hal ini muncul sebagai masalah
pada aspek spasial aritmatika, seperti kesalahan yang terjadi akibat kelalaian
hemispasial, keselarasan kolom yang jelek, atau kesalahan persepsi visual dan
rotasi yang dapat mengakibatkan kebingungan pada tanda-tanda untuk
penjumlahan dan perkalian.
Gangguan Spasial
Kerusakan belahan otak kanan pada orang yang dominan pada tangan
kanan sering dikaitkan dengan defisit dalam keterampilan visuospasial. Teknik
penilaian umum meliputi tugas menggambar dan perakitan konstruksi atau
spasial.
Visuospasial
Kesalahan kualitatif khas dalam membangun desain blok dan dalam
menggambar konfigurasi geometris yang kompleks (misalnya, Rey-Osterreith
Complex Gambar) dapat dilihat pada atau kerusakan otak kanan dan kiri. Dengan
adanya kerusakan lateralisasi pada belahan otak kanan, gangguan kinerja sering
mencerminkan ketidakmampuan pasien untuk menghargai gestalt atau fitur global
dari suatu desain. Dalam contoh yang ditunjukkan pada Gambar 7.5-2, hal ini
8
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
terlihat dalam kegagalan pasien untuk mempertahankan matriks 2 × 2 blok, yang
bukan diubah menjadi kolom empat blok. Sebaliknya, kerusakan pada otak kiri
biasanya menghasilkan produksi ulang yang akurat dari rincian internal dari suatu
desain, termasuk orientasi yang tidak tepat dari blok individu, tapi matriks 2 × 2
(yaitu, gestalt) adalah lebih mungkin untuk dipertahankan. Perbedaan yang sama
dapat dilihat pada gambar, seperti dalam contohGambar Kompleks Rey-Osterreith
yang ditunjukkan pada Gambar 7.5-3.
Pasien dengan kerusakan parietal kanan menggambar rincian terisolasi dari
desain, dan bersamaan dengan itu gagal untuk menyampaikan keterkaitan rincian
dalam konfigurasi desain secara keseluruhan. Sebaliknya, pasien dengan
kerusakan otak kiri cenderung mempertahankan kerangka global, atau gestalt,
desain tapi kehilangan dalam detail. Oleh karena itu, banyak neuropsikolog
menekankan bahwa pemahaman neuropsikologi dari penurunan nilai tersebut
tergantung tidak hanya pada satu set nilai tes, tetapi juga pada deskripsi kualitatif
dari jenis kesalahan. Hal ini sering memungkinkan gangguan atau penurunan
fungsi yang akan dikaitkan dengan wilayah neuroanatomikal tertentu, serta
memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme defisit untuk
tujuan rehabilitasi.
Dalam contoh lain, kerusakan pada belahan otak kanan cenderung dikaitkan
dengan penurunan apresiasi fitur global dari rangsangan visual, sedangkan
kerusakan otak kiri cenderung dikaitkan dengan penurunan analisis fitur lokal dan
detail. Gagasan ini diilustrasikan dalam Gambar 7.5-4, dimana belahan otak kiri
pasien yang rusak menghasilkan kembali gambar ambigu sebagai segitiga
sederhana atau huruf M tanpa memperhatikan karakter internal yang membuat
desain sebenarnya. Sebaliknya, pendekatan lokal pasien dengan kerusakan
belahan otak kanan menekankan rincian internal (persegi panjang kecil atau huruf
Z) tanpa penghargaan untuk gestalt yang dibentuk oleh rincian internal. Contoh
ini juga menggambarkan penting dimana respon perilaku (termasuk kesalahan)
didorong sebanyak mungkin oleh daerah yang masih dipertahankan dari fungsi
otak utuh serta oleh hilangnya daerah lain dari fungsi otak.
9
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Pengabaian
Kegagalan untuk mendeteksi rangsangan visual atau taktil atau untuk
memindahkan ekstremitas pada ruang hemisfer kontralateral paling sering
dikaitkan dengan kerusakan pada belahan otak kanan. Pengabaian visual dapat
dinilai di samping tempat tidur dengan tugas pembatalan garis dan garis
pembelahan, dimana kertas ditempatkan di garis tengah pasien, dan ia diminta
untuk mencoret semua baris pada halaman atau membagi dua garis tunggal yang
disajikan.
Metode stimulasi simultan ganda adalah prosedur standar lain untuk
menunjukkan defisit. Pengabaian (neglect) memiliki efek fungsional myang
merusak dan harus diperhitungkan sebagai pertimbangan standar dalam proses
evaluasi. Hal ini paling sering dikaitkan dengan kerusakan parietal kanan, tapi
kerusakan pada daerah lain dalam korteks serebral dan daerah subkortikal juga
dapat menghasilkan masalah ini.
Apraksia Berpakaian (Dressing Apraxia)
Sindrom ini cenderung timbul dalam hubungan dengan defisit spasial
setelah kerusakan belahan otak kanan. Kesulitan yang dihasilkan dalam
mengkoordinasikan tuntutan spasial dan proprioseptif berpakaian dapat dilihat
pada kesulitan pasien dalam mengidentifikasi bagian atas atau bawah dari
pakaian, serta kebingungan mengenai kanan-kiri dalam memasukkan kaki mereka
ke garmen. Akibatnya, waktu memakai pakaian dapat sangat berlarut-larut, dan
pasien dapat benar-benar hadir dengan tingkat ketergantungan fungsional yang
lebih besar dari daripada yang mungkin diharapkan dari penilaian motor
sederhana atau keterampilan spasial saja.
Gangguan Memori
Keluhan memori merupakan rujukan paling umum bagi neuropsikologi.
Pemeriksaan neuropsikologi menyeluruh dari memori menganggap modalitas
(misalnya, lisan dibandingkan spasial) dimana materi disajikan dan menggunakan
format presentasi yang secara sistematis menilai berbagai aspek pengolahan
informasi dan sistem penyimpanan yang membentuk dasar untuk memori.
10
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Akumulasi penelitian menunjukkan bahwa pengolahan khusus dari bahan memori
verbal dan spasial cenderung berbeda-beda dan dimediasi oleh belahan otak kiri
dan kanan secara masing-masing. Selain perbedaan interhemisferik di lokalisasi
fungsional, masalah memori tertentu dapat dikaitkan dengan kerusakan pada
setiap tahap dalam model pengolahan informasi dari memori (Gambar. 7.5-5).
Tahap ini meliputi (1) pendaftaran bahan (materi) melalui perhatian, (2)
pengolahan awal bahan (materi) dalam memori jangka pendek, (3) pengkodean
dan penyimpanan bahan (materi) dalam memori jangka panjang, dan (4) proses
pengambilan, di mana bahan bergerak dari penyimpanan memori jangka panjang
kembali ke dalam alam kesadaran. Sebuah keuntungan besar dari penilaian
neuropsikologis adalah bahwa berbagai jenis masalah memori dapat dengan
mudah diisolasi dan dijelaskan dalam perjalanan dari prosedur pemeriksaan.
Setelah diidentifikasi, sifat khusus dari defisit kemudian dapat memiliki implikasi
penting untuk diagnosis, pengobatan, dan prognosis.
Pengkodean
Pengkodean awal material dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk
defisit dalam perhatian, bahasa, dan kemampuan pengolahan spasial. Hal ini
biasanya diukur dengan recall informasi segera (misalnya, cerita narasi dan
desain) atau dengan menunjukkan pembelajaran materi baru di beberapa
percobaan (misalnya, daftar kata). Karena perhatian itu sendiri dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor, termasuk gangguan neurologis (misalnya, cedera kepala dan
negara bingung akut) dan gangguan kejiwaan (misalnya, depresi dan kecemasan),
hal ini adalah aspek penting dari penilaian yang tepat dari memori.
RETRIVAL DAN PENYIMPANAN
Defisit dalam recall dapat dikaitkan dengan gangguan pengambilan, dalam
kasus materi masih ada tetapi tidak mudah untuk diakses, atau bisa karena
gangguan penyimpanan informasi. Cara terbaik untuk membedakan masalah ini
yaitu untuk menilai pengakuan, biasanya dengan menggunakan kondisi uji yang
menawarkan beberapa versi format pilihan ganda. Jika pasien mampu
menunjukkan pengakuan atau rekognisi yang utuh, masalahnya terletak pada
11
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
pengambilan yang jelek, tetapi, jika pengakuan terganggu, masalah ini lebih baik
dikaitkan dengan gangguan penyimpanan informasi baru.
Perbedaan ini penting, karena fungsi pengambilan dan penyimpanan
ditundukkan oleh struktur neuroanatomikal yang berbeda. Penyimpanan yang
mengalami gangguan dikaitkan dengan disfungsi sistem lobus-diensefalik medial
temporal, sedangkan gangguan pengambilan dapat dikaitkan dengan berbagai
struktur, termasuk lobus frontal. Karena selalu lebih mudah untuk mengenali
daripada mengingat bahan memori, teknik ini juga memberikan dasar memadai
untuk menilai kemungkinan berpura-pura sakit (malingering).
Fungsi Eksekutif
Lobus prefrontal dan interkoneksi mereka dipikirkan untuk memainkan
peran penting dalam mengendalikan fungsi eksekutif. Seperti yang dikonsepkan
oleh Muriel Lezak, fungsi-fungsi eksekutif termasuk kemauan (yaitu, perumusan
tujuan, motivasi untuk mencapai tujuan, dan kesadaran kemampuan sendiri untuk
mencapai tujuan), perencanaan, tindakan bertujuan (inisiasi respon, pemeliharaan,
pergantian dan berhenti ), dan pelaksanaan, yang membutuhkan pemantauan diri,
dan koreksi diri, serta kontrol dari aspek respon spatiotemporal.
Kerusakan pada lobus frontal juga telah dikaitkan dengan perubahan
kepribadian, seperti yang historis dicontohkan oleh kasus yang terkenal abad ke-
19 dari Phineas Gage, yang menjadi seseorang yang tidak bertanggung jawab,
tidak sopan secara sosial, dan tidak dapat melaksanakan rencana setelah besi
ditembakkan menembus lobus frontalnya . Meskipun perbedaan hemisfer dalam
pengendalian fungsi eksekutif dengan lobus frontal belum juga didokumentasikan
seperti pada parietal dan lobus temporal, Montreal Neuropsychology Grup yang
dipimpin oleh Brenda Milner telah mengidentifikasi adanay asimetri dalam
kendali verbal dan desain kelancaran.
Lobus prefrontal dan interkoneksi mereka telah dipisahkan ke dalam
dorsolateral, orbitofrontal, dan divisi singulate anterior. Jeffrey Cummings telah
mengidentifikasi peran neurobehavioral untuk masing-masing divisi tersebut dan
telah menghubungkan mereka ke diferensial hubungan neuroanatomical antara
daerah kortikal dan subkortikal. Meskipun organisasi konseptual ini belum
12
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
diperiksa secara detail, namun telah menyediakan model kerja yang berguna.
Semua sindrom ini terkait dengan sirkuit kortikostriate tertentu dan diidentifikasi
di sini oleh situs kortikal mereka.
Sirkuit lobus prefrontal dorsolateral berhubungan dengan fungsi kognitif
yang lebih tinggi, seperti memori kerja, generasi hipotesis, pengambilan dan
inisiasi kata-kata dan desain unik, organisasi informasi (misalnya, daftar
pengelompokan kata atas dasar kategori semantik), dan pengembangan alternasi
dan program motor berurutan. Sindrom orbitofrontal ditandai dengan perubahan
kepribadian yang ditandai, seperti ketidakstabilan, labil, dan impulsif. Rangkaian
singulate anterior berhubungan dengan gangguan inisiasi respon (yaitu, sifat bisu
akinetik dalam kasus yang paling ekstrim) dan penghambatan respon. Pasien-
pasien ini mengalami kesulitan menghambat respon yg melebihi pada tes "pergi-
tidak pergi" (misalnya, "ketika saya mengatakan merah, remaslah tangan saya,
dan ketika saya mengatakan hijau, jangan lakukan apapun").
Isu-Isu Psikometri
Salah satu kekuatan dari penilaian neuropsikologis terletak pada catatan
kuantitatif rinci yang menyediakan berbagai bidang kinerja kognitif, serta dasar
standar normatif pada mana interpretasi itu didasarkan. Database normatif untuk
setiap tes yang diberikan sangat penting untuk mempertimbangkan dan
memastikan bahwa defisit terlihat pada kinerja tes individu ,tidak dapat dijelaskan
oleh karakteristik demografi pasien, seperti usia, pendidikan, atau pertimbangan
budaya. Tentu saja, pendekatan ini juga tergantung pada perawatan yang telah
dikeluarkan dalam pengembangan dan validasi teknik pengujian tertentu.
Pedoman etika untuk penilaian psikologis yang ditetapkan oleh American
Psychological Association mengharuskan tes untuk menunjukkan validitas dan
reliabilitas untuk aplikasi klinis tertentu dimana mereka digunakan. Pedoman ini
berfungsi sebagai dasar untuk penilaian yang valid dalam membuat perubahan
dari waktu ke waktu, berdasarkan kinerja individu tertentu atas pemeriksaan
berturut-turut. Yayasan ini juga memastikan bahwa nilai ujian dapat dianggap
sebagai sebanding bahkan ketika dikelola oleh penguji yang berbeda dan dalam
pengaturan yang berbeda.
13
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Keabsahan atau Validitas
Validitas mengacu pada kemampuan tes untuk mengukur apa yang
dimaksudkan untuk diukur. Validitas dapat dipastikan oleh (1) skor korelasi dari
tes tertentu dengan, pengukuran yang baik lainnya dari keterampilan yang sama,
(2) mengaitkan skor tes pada klasifikasi diagnostik atau tindakan struktur dan
fungsi otak, atau (3) merelasikan atau menghubungkan hasil-hasil atau keluaran
tes untuk aspek fungsi sehari-hari yang dianggap tergantung pada keterampilan
(misalnya, membandingkan keterampilan visuospatial tes pensil dan kertas dengan
kemampuan untuk menemukan jalan seseorang di sekitar pusat perbelanjaan).
Secara historis, tes neuropsikologi telah divalidasi dengan memeriksa
kemampuan mereka untuk membedakan pasien dengan kerusakan otak dari pasien
yang tidak mengalami kerusakan otak. Baru-baru ini, mereka telah divalidasi
terhadap neuroradiologis atau data bedah saraf dan kategori diagnostik (misalnya,
pasien dengan multiple sclerosis [MS] dibandingkan dengan kontrol medis).
Kurangnya perhatian telah diberikan pada hubungan antara hasil tes
neuropsikologis dan fungsi sehari-hari, meskipun korelasi sederhana telah
didokumentasikan antara hasil tes, aktivitas perawatan diri, dan keterampilan yang
kompleks yang dipilih.
Keandalan atau Reliabilitas
Keandalan mengacu pada konsistensi skor tes. Tes dinilai oleh (1)
konsistensi internal mereka (yaitu, sejauh mana semua item tampaknya mengukur
hal yang sama), (2) kemampuan mereka untuk menghasilkan skor yang sama di
beberapa kesempatan tes pada individu normal, dan (3) konsistensi dalam skor
yang diperoleh ketika orang yang berbeda mengelola dan menilai suatu tes.
Pengukuran kognitif individu sering memiliki reliabilitas yang lebih rendah
daripada skor komposit yang berasal dari beberapa pengukuran. Dalam domain
kemampuan khusus, beberapa pengukuran menunjukkan reliabilitas tinggi
daripada yang lain. Misalnya, dalam Wechsler Memory Scale-Revised, beberapa
tes perhatian atau konsentrasi dan mengingat yang tertunda memiliki reliabilitas
test-retest yang cukup rendah (misalnya, r = 0,68 dan 0,45 untuk angka recall
mundur dan menunda pasangan kata secara masing-masing), tetapi skor indeks
14
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
komposit untuk perhatian atau konsentrasi dan mengingat yang tertunda memiliki
stabilitas test-retest tinggi yang dapat diterima (r = 0,93 dan 0,84, masing-
masing). Hal ini menggarisbawahi pentingnya penggunaan lebih dari satu tes
untuk mengukur setiap jenis kemampuan dalam evaluasi neuropsikologis yang
menyeluruh.
Kegunaan prediktif
Dalam memilih tes untuk aplikasi diagnostik, penting untuk memperkirakan
terlebih dahulu kegunaan prediktif tes tertentu untuk diskriminasi diagnostik
tertentu. Estimasi kegunaan prediktif mempertimbangkan sensitivitas, spesifisitas,
dan nilai-nilai prediksi positif dan negatif dari tes. Sebuah tes yang menghasilkan
temuan positif bagi kebanyakan orang dengan hasil penyakit dan negatif untuk
sebagian besar orang tanpa penyakit memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi.
Seringkali, nilai-nilai yang diterbitkan untuk sensitivitas dan spesifisitas
didasarkan pada perbandingan ideal (misalnya, kasus yang jelas dari penyakit
Alzheimer dibandingkan secara hati-hati dan disaring dalam kontrol normal) dan
tidak memampukan seorang dokter untuk memperkirakan seberapa bergunanya
sebuah tes dalam populasi klinis umum.
Tingkat Dasar
Perhitungan nilai prediksi positif dan negatif membahas pertanyaan yang
berbeda dan berpotensi secara lebih praktis: Mengingat hasil tes positif, apa
kemungkinan memiliki penyakit? Mengingat hasil tes negatif, apa kemungkinan
tidak memiliki penyakit? Nilai prediksi positif dan negatif dihitung sebagai rasio
temuan positif akurat untuk hasil yang positif dan rasio total dari temuan negatif
akurat terhadap total hasil negatif secara masing-masing.
Nilai prediktif yang dinilai relatif terhadap perkiraan tingkat dasar penyakit
dalam pengaturan rujukan. Sebagai contoh, jika tingkat dasar demensia pada
orang dewasa yang lebih tua dirujuk untuk penilaian kejiwaan yaitu 50 persen,
maka setiap tes yang dimaksudkan untuk memastikan demensia harus memiliki
nilai prediktif yang lebih besar dari 50 persen untuk menjamin penerapannya.
15
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Aspek lain dari tingkat dasar terkait dengan frekuensi dimana temuan
neuropsikologis yang abnormal diperoleh pada individu normal. Gambar 7.5-6
menggambarkan pentingnya apresiasi fakta bahwa individu yang tidak mengalami
kerusakan otak dan tanpa masalah kejiwaan dapat tampil pada kisaran terganggu.
Pada faktanya, standar normatif penting yang dikembangkan oleh Robert Heaton,
Igor Grant, dan Charles Matthews menunjukkan bahwa beberapa individu yang
sehat menyelesaikan protokol neuropsikologi tanpa skor gangguan, sedangkan
sebanyak 38 persen dari orang normal tampil di berbagai gangguan pada enam
atau lebih skor diskrit dalam deretan skor 40.
Mengingat data ini, pendekatan naif untuk neuropsikologi yang
menganggap seorang individu mengalami suatu gangguan hanya dengan
menghitung jumlah nilai tes di kisaran terganggu akan menyesatkan. Informasi ini
sangat penting ketika mempertimbangkan apakah defisit halus muncul atau hadir
dalam evaluasi cedera kepala ringan. Data ini juga menggarisbawahi pentingnya
mendasarkan kesimpulan pada pola defisit. Dengan kata lain, bukti terkuat dari
cedera otak akan didasarkan pada pola penurunan atau gangguan yang konsisten
pada beberapa pengukuran dalam domain kognitif yang sama, sebagai lawan
gangguan pada tugas-tugas yang terisolasi dan yang mewakili beberapa domain
kognitif yang berbeda.
Nilai prediktif tes neuropsikologi bervariasi untuk pertanyaan diagnostik
yang berbeda. Sebagaimana dibahas dalam bagian neuroanatomikal Korelasi,
gangguan kinerja tertentu sangat spesifik untuk defisit di daerah otak tertentu.
Namun, dalam banyak diagnosis neurologis, beberapa sistem otak dapat
dipengaruhi, dan terdapat tumpang tindih dalam sistem yang terkena dampak di
seluruh entitas penyakit. Dalam pengujian untuk demensia, misalnya, hasil
neuropsikologi lebih sensitif daripada mereka yang spesifik dan harus digunakan
dalam kombinasi dengan data medis dan riwayat lainnya untuk sampai pada
diagnosis yang lebih spesifik. Hal ini menggarisbawahi pentingnya menafsirkan
data neuropsikologi dalam konteks riwayat pasien.
16
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Data Normatif
Penelitian yang cukup dalam beberapa tahun terakhir ini telah diarahkan
dalam memperluas database normatif untuk tes neuropsikologi klinis terhadap
faktor demografis yang penting. Data normatif sekarang tersedia untuk banyak
pengukuran kognitif di berbagai usia yang luas. Pada rata-rata, orang di usia 70-an
mencetak sekitar satu standar deviasi yang lebih rendah daripada orang yang
berusia 20-an pada tugas-tugas yang menggabungkan tuntutan pengolahan
kognitif dengan persyaratan untuk kecepatan kinerja, sehingga sangat penting
untuk membandingkan kinerja individu tertentu tugas ini dengan yang rekan-
rekan usia.
Pendidikan dapat memiliki efek yang lebih kuat pada banyaknya aspek
kinerja kognitif. Untuk subyek dari Wechsler Adult Intelligence Scale-Revised,
misalnya, laporan pendidikan selama rata-rata 26 persen dari varians dalam
kinerja, dibandingkan dengan yang kurang dari 9 persen dari varians yang
disebabkan usia. Faktor budaya dan latar belakang linguistik dapat mempengaruhi
keakraban dengan rangsangan tertentu, seperti penggunaan jam untuk
memberitahu waktu, atau dapat mempengaruhi cara dimana tugas-tugas umum
secara rutin dilakukan, seperti mengingat nomor telepon.
Perbedaan gender atau jenis kelamin yang relatif kecil pada kebanyakan tes
neuropsikologi klinis, tetapi tedapat beberapa jenis tugas, seperti mengukur
kecepatan dan kekuatan motor, yang penting untuk mempertimbangkan gender.
Di antara orang yang sehat, efek gabungan dari lapran usia, pendidikan, dan jenis
kelamin untuk sekitar 45 persen dari variabilitas dalam kinerja tes kecerdasan dan
sekitar 64 persen dari varians dalam peringkat penurunan rata-rata dari Halstead-
Reitan Neuropsychology Battery (HRNB).
Perkiraan Fungsi premorbid
Bagi neuropsikolog untuk dapat menyimpulkan bahwa adanya suatu defisit,
tingkat premorbid fungsi harus diestimasi, biasanya didasarkan pada riwayat
pendidikan dan pekerjaan, serta kinerja pada tes yang biasanya secara minimal
dipengaruhi oleh kerusakan otak (misalnya, kosa kata dan informasi umum).
Penurunan fungsi atau gangguan biasanya didefinisikan atas dasar penyimpangan
17
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
yang signifikan secara statistik dari tingkat estimasi kemampuan premorbid.
Seperti digambarkan dalam kurva lonceng normal yang ditunjukkan pada Gambar
7.5-7, temuan yang signifikan secara statistik pada setiap himpunan tes akan
setidaknya memiliki satu standar deviasi di atas atau di bawah rata-rata (atau rata-
rata) kinerja yang ditetapkan untuk individu dibandingkan dengan standar
normatif yang ditetapkan atau dalam kaitannya dengan kinerjanya di tes lainnya.
Sebagai contoh, jika seorang pasien kulit putih usia 32 tahun dari Midwest
hanya memiliki 4 tahun pendidikan dan telah bekerja sebagai buruh, atau fungsi
tingkat premorbid dengan baik mungkin diperkirakan terletak pada batas ke
kisaran rendah rata-ratanya, yang mewakili populasi yang melakukan setidaknya
satu standar deviasi di bawah rata-rata. Oleh karena itu, sebagian besar nilai tes
akan diharapkan berkisar di sekitar tingkat itu.
Untuk mengidentifikasi adanya kemungkinan cedera otak pada pasien
seperti itu, mereka harus menunjukkan nilai tes yang setidaknya berada pada dua
standar deviasi di bawah rata-rata, atau tanda-tanda patognomik gangguan pasti
yang akan konsisten dengan riwayat medis, seperti tanda-tanda kelalaian atau
afasia lateralisasi. Contoh ini memberikan contoh lain tentang pentingnya
mempertimbangkan konteks faktor demografi dan budaya lainnya dalam
interpretasi evaluasi neuropsikologis.
Faktor-Faktor Moderat
Kinerja pada tes neuropsikologi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
sementara atau situasional. Alkohol dan penggunaan narkoba dapat mengganggu
perhatian, memori, dan kecepatan pengolahan kognitif, seperti mendapat banyak
resep obat, terutama pada orang tua dan pada cedera otak. Gangguan kejiwaan
seperti mania, depresi berat, atau psikosis dapat merusak kinerja kognitif,
memberikan pengujian formal yang tidak valid dalam kondisi parah atau
mengurangi nilai di bawah tingkat yang diharapkan dalam kasus-kasus ringan.
Bagi banyak tes neuropsikologi klinis, dampak penggunaan narkoba dan keadaan
kejiwaan pada kinerja neuropsikologi telah didokumentasikan melalui penelitian.
Namun, profil kinerja keseluruhan, dikombinasikan dengan pengamatan klinis dan
masukan dari pasien dan jaminan, harus dipertimbangkan dalam menafsirkan
18
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
dampak dari variabel moderasi. Seorang neuropsikolog yang berpengalaman
harus diharapkan secara eksplisit mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan
yang dapat diharapkan untuk melemahkan atau untuk berkontribusi lebih rendah
pada kinerja yang diharapkan, seperti gangguan penglihatan atau pendengaran,
penyakit akut, atau stres yang signifikan baru-baru ini.
ISU RUJUKAN UMUM
Kebanyakan arahan neuropsikologi yang dibuat untuk tujuan diagnostik
memastikan apakah kerusakan otak hadir atau untuk membedakan antara
gangguan neurologis atau kejiwaan yang berbeda. Kegunaan penting lainnya dari
pengujian mencakup pembentukan dasar kinerja untuk menilai perubahan masa
depan dan berencana untuk rehabilitasi atau manajemen perilaku yang
dipengaruhi oleh kerusakan otak. Metode spesifik penilaian neuropsikologis
mencerminkan presentasi yang unik dari gejala dan keluhan individu, riwayat dan
perkembangan, perspektif neuropsikolog, dan pertanyaan rujukan.
Tingkat Berfungsi
Masalah rujukan umum melibatkan dokumentasi tingkat berfungsi untuk
berbagai keperluan, termasuk penilaian perubahan atau kompetensi, terutama
dengan adanya diagnosa seperti demensia, stroke, dan cedera kepala.
Diagnosis
Seperti prosedur diagnostik lainnya, hasil pemeriksaan neuropsikologi
harus ditafsirkan dalam terang semua informasi yang tersedia, termasuk sejarah
dan faktor-faktor medis terkait yang didokumentasikan atau dilaporkan untuk
individu. Banyak gangguan neurologis dan psikiatris memiliki kelompok gejala
yang sama, dengan keluhan masalah konsentrasi atau memori menjadi salah satu
masalah yang paling sering dilaporkan. Misalnya, perhatian dan konsentrasi yang
terganggu biasanya ditemukan di antara pasien yang hadir dengan riwayat cedera
kepala tertutup ringan, masalah kejiwaan (misalnya, depresi, gangguan stres pasca
trauma [PTSD], dan kecemasan), atau salah satu dari beberapa jenis gangguan
neurologis yang terkait dengan keterlibatan subkortikal (misalnya, penyakit
19
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Parkinson, MS, human immunodeficiency virus [HIV] , yang terkait dengan
penurunan kognitif). Oleh karena itu, pola gangguan kognitif di beberapa daerah
kritis fungsi tidak selalu memberikan dasar yang cukup untuk kesimpulan
diagnostik tertentu tetapi harus terintegrasi dengan faktor psikososial medis dan
relevan untuk sampai pada diagnosis tertentu. Pembahasan berikut mencerminkan
beberapa sindrom klinis yang umum dimana psikiater dan neuropsikolog berbagi
minat dan dapat bekerja sama dalam penilaian dan pengobatan pasien.
Perubahan Kognitif Terkait Usia atau Stres
Banyak orang dewasa usia setengah baya dan lebih tua memiliki
kekhawatiran tentang konsentrasi sehari-hari dan kegagalan memori, dan, dengan
kesadaran masyarakat yang tinggi tentang kondisi seperti penyakit Alzheimer,
terdapat peningkatan jumlah orang-orang yang mencari evaluasi untuk masalah
ini. Pengujian neuropsikologi menyediakan gambar tujuan rinci dari aspek yang
berbeda dari memori dan perhatian, yang dapat membantu meyakinkan orang
sehat tentang kemampuan mereka. Hal ini juga memberikan kesempatan untuk
menilai gangguan suasana hati atau kecemasan yang tidak terdeteksi yang
mungkin tercermin dalam keprihatinan kognitif dan dalam menawarkan saran
tentang strategi mnemonik yang dapat mempertajam fungsi sehari-hari.
Seorang pria kidal 77 tahun dengan pendidikan sekolah tinggi dirujuk untuk
penilaian neuropsikologis oleh dokter utama setelah pasien menyebutkan episode
terbaru bahwa ia terbalik dengan mobil dalam sebuah kecelakaan. Dia melaporkan
riwayat kerja 25 tahun pada layanan pos dan saat ini bekerja paruh waktu sebagai
kasir di sebuah fasilitas rekreasi masyarakat. Dia juga melaporkan kehidupan
sosial yang aktif. Riwayat medis stabil meskipun riwayat pengobatan masa lalu
untuk katarak dan kanker prostat, dan magnetic resonance imaging (MRI)
memeriksa kepala berada dalam normal.
Dalam wawancara, pasien dan istrinya mengeluh bahwa dokter yang
merujuk telah "membuat gunung dari sarang tikus mondok." Mereka sepakat
bahwa ia selalu memiliki rasa arah yang jelek dan memberi beberapa contoh lucu
dari "terbalik" ketika mengemudi selama beberapa tahun.
20
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Hasil penilaian neuropsikologis menunjukkan kinerja variabel pada tes
perhatian dan konsentrasi. Penampilannya sangat baik pada tes memori, bahasa,
dan dalam kemampuan eksekutif pemecahan masalah, tapi kemampuan
visuospatial dan konstruksi yang cukup terganggu. Tingkat depresi ringan terkait
ditunjukkan pada laporan diri. Tindak lanjut pembahasan hasil memberikan
kesempatan untuk membahas masalah visuospatial signifikan yang diidentifikasi.
Baik pasien maupun istrinya terkejut mendengar ini, dan mereka bergurau
mengatakan bahwa mereka telah mencoba untuk memberitahu dokter yang
merujuk bahwa ia selalu mempunyai masalah seperti itu. Evaluasi menyimpulkan
bahwa temuan itu paling konsisten dengan riwayat perkembangan untuk
kemungkinan ketidakmampuan belajar visuospasial. Namun, pasangan itu
disarankan untuk mencari tindak lanjut jika terdapat perubahan signifikan yang
menjadi jelas di masa depan, untuk dibandingkan dengan dasar tujuan yang
ditetapkan oleh pemeriksaan ini.
Cedera Otak Traumatik Ringan
Sebuah proporsi yang signifikan dari orang-orang yang memiliki cedera
otak traumatis ringan mengeluhkan masalah dengan perhatian, memori, dan
suasana hati, selain sakit kepala atau bentuk lain dari rasa sakit, selama berbulan-
bulan setelah cedera. Dalam banyak kasus, tidak ada bukti yang jelas dari cedera
otak pada MRI atau tes neuroradiologis lainnya.
Pengujian neuropsikologi dapat menjadi metode penting untuk menentukan
sejauh mana defisit kognitif objektif, memeriksa peran faktor psikologis dalam
mengabadikan masalah kognitif, dan menilai kemungkinan kerusakan otak yang
tersisa. Banyak pasien tersebut menerima obat untuk masalah suasana hati atau
kecemasan, mungkin dalam kombinasi dengan obat nyeri, dan banyak yang
memperoleh manfaat dari bantuan psikologis dalam mengelola rasa sakit kronis
dan tekanan psikologis. Selain itu, banyak pasien ini dalam litigasi, yang dapat
mempersulit kemampuan neuropsikolog untuk mengidentifikasi penyebab
gangguan. Meskipun berpura-pura sakit (malingering) secara langsung merupakan
komplikasi yang relatif jarang terjadi, presentasi lebih halus dari perilaku penyakit
kronis harus menjadi pertimbangan penting ketika penyelesaian hukum potensial
21
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
atau tunjangan cacat dipertanyakan. Ini merupakan faktor yang sangat penting
dalam kasus cedera kepala ringan, ketika keluhan subjektif mungkin tidak
proporsional dengan keadaan obyektif cedera yang dilaporkan, terutama karena
sebagian besar tindak lanjut penelitian cedera kepala ringan menunjukkan kembali
kepada dasar neuropsikologi dengan tidak adanya bukti obyektif gejala sisa
kognitif yang signifikan selama 3 hingga 12 bulan setelah cedera.
Sindrom Pasca Stroke
Setelah fase akut pemulihan dari stroke, pasien masih dapat memiliki
defisit residual, yang dapat mempengaruhi memori, bahasa, keterampilan spasial,
penalaran, atau suasana hati. Pengujian neuropsikologi dapat membantu
mengidentifikasi area kekuatan, yang dapat digunakan dalam perencanaan
rehabilitasi tambahan dan dapat memberikan umpan balik pada implikasi
fungsional (misalnya, untuk bekerja atau kegiatan yang kompleks dari kehidupan
sehari-hari) dari defisit residual. Penilaian seperti keterampilan fungsional juga
dapat membantu untuk seorang psikiater yang mengelola gejala suasana hati dan
perilaku atau yang berurusan dengan pengasuh keluarga.
Deteksi Dini Demensia
Kondisi itu terutama menjamin penilaian neuropsikologis untuk deteksi dini
dan pengobatan yang potensial termasuk defisit kognitif terkait HIV dan
hidrosefalus tekanan normal. Ketika kekhawatiran tentang fungsi memori
seseorang yang diungkapkan oleh kerabat bukan pasien, terdapat kemungkinan
lebih tinggi dari dasar neurologis untuk masalah fungsional. Pengujian
neuropsikologi, dikombinasikan dengan riwayat klinis yang baik dan tes skrining
medis lainnya dan sangat efektif dalam membedakan demensia awal dari
perubahan ringan pada memori dan fungsi eksekutif yang dapat dilihat dengan
penuaan normal.
Evaluasi neuropsikologi sangat membantu dalam mendokumentasikan
kerusakan kognitif dan membedakan antara berbagai bentuk demensia. Insentif
tambahan untuk diagnosis awal demensia sekarang terletak pada kenyataan bahwa
sebagian pasien dengan demensia dini dapat menjadi kandidat untuk terapi
22
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
peningkatan memori (misalnya, inhibitor acetylcholinesterase), dan pengujian
dapat menyediakan sarana objektif untuk pemantauan kemanjuran pengobatan.
Profil neuropsikologi telah digunakan dalam studi terbaru untuk
mengidentifikasi pasien yang tidak memenuhi kriteria penuh untuk penyakit
Alzheimer, tetapi yang menunjukkan defisit memori dengan kinerja yang normal
dalam domain kognitif lainnya. Pola gangguan kognitif ringan ini,disebut (MCI),
mungkin merupakan penyakit prodromal Alzheimer, pada pasien yang
menunjukkan insiden yang lebih tinggi dari konversi ke penyakit Alzheimer
dibandingkan dengan orang tanpa gangguan kognitif sepert itu.
Tingkat tahunan konversi ke penyakit Alzheimer di antara pasien MCI
telah ditemukan berkisar 6 persen untuk orang yang berusia 65 sampai 69 tahun
sampai 25 persen untuk orang-orang yang berusia 85-89 tahun, dibandingkan
dengan orang tanpa gangguan kognitif ( hanya 0,2 dan 3,9 persen, masing-
masing). Diagnosis ini harus dilakukan dengan hati-hati karena dampak emosional
negatif yang mungkin dari informasi tersebut, fakta bahwa tidak semua pasien
MCI berkonversi ke penyakit Alzheimer, dan fakta bahwa pengobatan saat ini
berdasarkan pada inhibitor acetylcholinesterase hanya menghasilkan perbaikan
yang kecil atau ringan bahkan pada pasien dengan penyakit Alzheimer. Namun,
karena data penelitian menunjukkan bahwa manfaat terbesar dari obat-obat ini
(dalam hal perlambatan perkembangan) ditemukan di antara pasien dengan
penyakit Alzheimer ringan, ada harapan bahwa obat yang sama dapat memberikan
efek yang optimal pada pasien MCI.
Pada kenyataannya, banyak dokter saat ini secara rutin meresepkan
inhibitor cholinesterase untuk pasien yang didiagnosis dengan MCI. Di masa
depan, kombinasi informasi genetik, neuroimaging, dan hasil neuropsikologi
kemungkinan akan meningkatkan kemampuan untuk mendiagnosa demensia pada
tahap awal, yang akan menjadi penting sejalan dengan pengobatan baru yang
sedang dikembangkan.
Membedakan Demensia dan Depresi
Sebuah minoritas yang cukup besar dari pasien dengan depresi berat
menunjukkan penurunan atau gangguan umum serius dari fungsi kognitif. Selain
23
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
masalah dengan perhatian dan memperlambat pikiran dan tindakan, mungkin ada
kelupaan dan masalah dengan penalaran yang signifikan. Dengan memeriksa pola
gangguan kognitif, tes neuropsikologis dapat membantu mengidentifikasi sindrom
demensia depresi atau pseudodementia. Mungkin lebih umum adalah presentasi
campuran, dimana depresi berdampingan dengan berbagai bentuk penurunan
kognitif, meningkatkan keparahan disfungsi kognitif melampaui apa yang akan
diharapkan dari gangguan neurologis saja. Pengujian neuropsikologi dapat
memberikan dasar untuk mengukur efektivitas terapi antidepresan dalam
mengurangi gejala kognitif dan suasana hati.
Seorang pria 75 tahun dengan gelar Ph.D. dalam ilmu sosial mencari
pemeriksaan ulang neuropsikologis untuk keluhan memori yang sedang
berlangsung, yang menyatakan bahwa "beberapa teman saya memiliki
Alzheimer." Dalam pemeriksaan awal 1 tahun sebelumnya, ia tampil dalam
kisaran yang diharapkan (di atas rata-rata) untuk sebagian besar prosedur,
meskipun kinerja variabel pada pengukuran perhatian dan konsentrasi.
Riwayat medisnya biasa-biasa saja, dengan tidak memiliki riwayat keluarga
yang yang diketahui mengalami demensia, tetapi ia terus dirawat karena depresi
kronis. Hasil dari pemeriksaan tindak lanjut dikelokmpokkan pada perkiraan
kisaran atas rata-rata, dengan kinerja variabel pada pengukuran perhatian. Pada tes
daftar belajar dari memori, pembelajaran awal dari daftar kata didaptkan lebih
rendah dari yang diharapkan, tapi retensi bahan tertunda berada di atas rata-rata,
dengan diskriminasi yang sangat baik dari item sasaran pada subtes pengakuan.
Dia juga mendukung sejumlah besar gejala depresi pada persediaan laporan diri.
Dalam diskusi tindak lanjut dari hasil ini, ketika diminta untuk
mengevaluasi kinerja sendiri, pria yakin bahwa hasilnya akan memverifikasi bukti
demensia. Daripada langsung menyangkal keyakinan pria, pemeriksa mengadopsi
pendekatan terapi psikoedukasional, menggunakan model pemrosesan informasi
dari memori untuk menjelaskan bagaimana keluhan memori dapat dihasilkan dari
beberapa penyebab umum (Gbr. 7.5-5).
Dia menunjukkan bagaimana pola penampilannya paling mirip dengan
masalah memori berbasis perhatian yang mengganggu pengkodean awal informasi
baru. Dia juga menunjukkan bagaimana retensi utuh tentang materi dari waktu ke
24
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
waktu dibandingkan dengan pola yang diharapkan untuk penyakit Alzheimer.
Hasil pemeriksaan digunakan untuk memvalidasi pengalaman pria ini yang
disebut sebagai masalah memori dan untuk memperkuat pengobatan yang tepat
untuk depresi, sambil menjauhkan pasien dari dari interpretasi yang tidak tepat
dari masalah dan harapan yang tidak realistis untuk kinerjanya sendiri.
Perubahan Fungsi Dari Waktu ke Waktu
Dalam banyak kasus, mungkin paling produktif dan penting secara klinis
untuk menguji kembali pasien yang diberikan dengan tindak lanjut penilaian
neuropsikologis setelah 6 bulan sampai 1 tahun, karena banyak diagnosis
neurologis membawa harapan yang jelas mengenai tingkat normal pemulihan dan
penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini digambarkan dengan populasi pasien
yang mengeluhkan gejala sisa kognitif setelah trauma kepala ringan, untuk siapa
literatur saat ini menunjukkan bahwa proporsi terbesar dari pemulihan fungsi
mungkin terjadi selama awal 6 bulan sampai 1 tahun sesudah cedera. Meskipun
tanda-tanda halus pemulihan terus dapat berlanjut setelah masa itu, kegagalan
untuk sembuh setelah cedera atau memburuknya keluhan-akan jelas menunjukkan
probabilitas kontribusi faktor psikologis; adanya kondisi yang sudah ada
sebelumnya, seperti demensia; atau berpura-pura sakit (malingering).
Penilaian Kapasitas Pengambilan Keputusan
Neuropsikolog sering diminta untuk berkonsultasi dalam menentukan
kapasitas individu untuk membuat keputusan atau untuk mengelola urusan
pribadi. Pengujian neuropsikologi dapat berguna dalam kasus ini dengan
mendokumentasikan bidang penurunan yang jelas dan signifikan dan dengan
mengidentifikasi area kekuatan dan keterampilan yang masih terawat baik.
Pendapat tentang kapasitas pengambilan keputusan jarang didasarkan pada hasil
tes saja dan biasanya mencakup pengamatan lain yang lebih langsung (misalnya,
penilaian rumah dan wawancara kolateral) dari fungsi sehari-hari.
Perlu diingat bahwa standar untuk kapasitas pengambilan keputusan
umumnya ditentukan oleh undang-undang negara dan bahwa pendapat akhir
tentang aspek kompetensi terletak pada hakim ketua. Namun, neuropsikolog atau
25
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
profesional kesehatan lainnya dapat memiliki dampak yang kuat pada pendapat
hakim pada perluasan bahwa pendapat profesional didukung oleh data perilaku
menarik.
Sebagai aturan umum, pertimbangan kapasitas pengambilan keputusan
biasanya secara terbaik didekati dalam arti sempit kemungkinan yang ada,
sehingga melanggar sesedikit mungkin dengan kebebasan individu untuk
mewakili kepentingan sendiri. Oleh karena itu, permintaan untuk penilaian
neuropsikologis untuk tujuan mengevaluasi kapasitas pengambilan keputusan
harus mengidentifikasi secara spesifik mungkin, aspek-aspek pengambilan
keputusan dan perilaku yang menjadi perhatian. Kekhawatiran yang sering
tentang kapasitas yang timbul berkaitan dengan kemampuan individu untuk
membuat keputusan dalam bidang (1) keputusan keuangan dan hukum, (2)
keputusan pengobatan perawatan kesehatan, dan (3) keputusan mengenai situasi
hidup atau penempatan, yang sering membutuhkan pengaturan perawatan
institusional.
Isu-isu lain yang melibatkan standar yang lebih tinggi dari kompetensi
mencakup kemampuan untuk mendorong atau kemampuan untuk bekerja atau
praktek dalam profesi tertentu (misalnya, pengendali lalu lintas udara, ahli bedah,
atau penasihat keuangan). Meskipun keputusan mengenai kompetensi dalam salah
satu bidang yang disebutkan sebelumnya akhirnya harus dilakukan oleh
pengadilan atau badan pemberdayaan legislatif (misalnya, badan lisensi negara),
rekomendasi berdasarkan perilaku dari pemeriksaan neuropsikologi dapat
memberikan data penting pada keputusan kompetensi yang cenderung didasarkan.
Evaluasi forensik
Evaluasi neuropsikologi individu dalam hal yang berkaitan dengan hukum
pidana atau perdata memerlukan pengetahuan khusus di luar keahlian dalam
neuropsikologi. Meskipun bukti neuropsikologi mungkin relevan dalam kasus
pidana, keterlibatan neuropsikolog sering disebut dalam hal-hal yang melibatkan
cedera kepala, terutama dalam kasus cedera kepala ringan berhubungan dengan
kecelakaan kendaraan bermotor. Sebagai subspesialisasi yang berbeda, daerah
praktek ini memerlukan integrasi pengetahuan dari undang-undang, hukum,
26
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
preseden, dan prosedur hukum, serta keahlian dalam mengidentifikasi dan
menggambarkan dampak dari cedera atau kejadian pada fungsi kognitif,
emosional, dan perilaku.
PENYARINGAN (SKRINING) KOGNITIF OLEH PROFESI
KESEHATAN LAINNYA
Suatu rentang yang luas dari profesional perawatan kesehatan, terlibat
dalam penilaian status kognitif dan emosional. Meskipun banyak yang
memperkirakan keadaan kognitif pasien secara informal, penelitian telah
menunjukkan bahwa penggunaan sistematis dari pemeriksaan status mental
terstruktur secara besar meningkatkan akurasi dalam mendeteksi gangguan
kognitif, sebanyak skala penilaian depresi meningkatkan identifikasi akurat dari
gangguan mood atau suasana hati.
Salah satu instrumen penyaringan (skrining) yang paling banyak digunakan
untuk mendokumentasikan perubahan kasar dari status mental adalah Mini-Mental
State Examination (MMSE). Tes ini banyak digunakan dalam berbagai latar
medis dan geriatrik umum sebagai penilaian awal status mental dan dapat
berperan , bersama dengan pengambilan riwayat medis yang cermat, sebagai
indikator untuk evaluasi neuropsikologis yang lebih tepat. Hal ini terutama
berlaku jika kinerja pada MMSE memburuk dari waktu ke waktu.
Meskipun MMSE cenderung meremehkan prevalensi defisit kognitif pada
orang usia tua yang berpendidikan tinggi dengan penyakit Alzheimer pada masa
awal atau pada orang dewasa muda dengan cedera otak fokal, MMSE mungkin
memperkirakan secara berlebihan adanya defisit kognitif pada orang dengan
pendidikan yang rendah. Oleh karena itu, nilai potong untuk menyimpulkan
bahwa gangguan tersebut memang ada, harus disesuaikan dengan usia dan
pendidikan.
Meskipun pemeriksaan status mental kognitif dapat berguna dalam skrining
untuk tanda-tanda kasar gangguan kognitif, pemeriksaan tersebut tidak
memberikan dasar yang cukup untuk mendiagnosis etiologi-etiologi spesifik dari
gangguan kognitif dan tidak boleh dipertukarkan antarsesama tes neuropsikologis.
Analisis yang mendalam dan pendekatan pengujian terstandarisasi yang diberikan
27
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
oleh penilaian neuropsikologis didapatkan paling berguna dalam kasus-kasus yang
menimbulkan keraguan atau gangguan ringan, dan ketika terdapat bukti atau
keluhan dari gangguan fokal yang persisten atau menetap, atau bilamana gejala
psikiatri dan neurologi muncul secara bersamaan (coexist).
Bidang Penilaian Neuropsikologis Formal
Pemeriksaan neuropsikologi secara sistematis menilai fungsi di bidang
perhatian dan konsentrasi, memori, bahasa, keterampilan spasial, kemampuan
sensorik dan motorik, fungsi eksekutif, dan status emosional. Kemampuan
intelektual secara keseluruhan dijelaskan tidak hanya sebagai refleksi dari
kemampuan saat ini, tetapi juga karena variabilitas subtesnya dapat digunakan
sebagai indikator yang menunjukkan adanya perbedaan dari tingkat fungsi
intelektual yang didokumentasikan atau diperkirakan pada beberapa titik waktu
sebelumnya. Kontribusi psikologis untuk kinerja juga dianggap berkaitan dengan
kepribadian dan gaya mengatasi atau menanggulangi (coping style), labilitas
emosi, adanya gangguan pikiran, riwayat perkembangan, dan stres yang signifikan
pada masa lalu dan saat ini.
Keahlian neuropsikolog terletak pada kemampuan mengintegrasikan
temuan yang diperoleh dari berbagai sumber yang beragam, termasuk riwayat,
presentasi klinis, dan beberapa skor kinerja diskrit yang membentuk data
neuropsikologis. Ringkasan keseluruhan dari pemeriksaan dapat diharapkan untuk
menggambarkan pola khas dalam kemampuan individu untuk memproses secara
efisien dan untuk mengintegrasikan materi yang berbeda dalam tingkat struktur
dan kompleksitas serta modalitas presentasi dan respon.
Praktek dan prosedur aktual atau yang sebenarnya dari neuropsikologi
klinis telah dikembangkan dalam dua arah umum, yang secara efektif dijelaskan
dengan lebih rinci dalam teks oleh Lezak atau oleh Igor Grant dan Kenneth
Adams.
Pendekatan Deretan
Pendekatan deretan yang dicontohkan oleh HRNB bertumbuh secara
langsung dari tradisi psikometri dalam psikologi. Deretan ini mencakup berbagai
28
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
macam tes yang mengukur domain atau bidang yang paling kognitif, serta
keterampilan sensorik dan motorik. Biasanya, semua bagian dari tes deretan
diberikan tanpa menghiraukan masalah yang diajukan pasien. Pendekatan ini
memiliki keuntungan dalam pengidentifikasian masalah yang belum disebutkan
oleh pasien dan yang riwayat medisnya mungkin tidak perlu diprediksi.
Pendekatan ini memiliki kelemahan yaitu memakan waktu (yaitu, 6-8 jam
pemeriksaan) dan pada awalnya tidak termasuk evaluasi yang menyeluruh
terhadap memori atau perhatian.
Pendekatan Pengujian Hipotesis
Pendekatan pengujian hipotesis kualitatif yang terbaik dicontohkan secara
historis oleh karya Luria dan dikembangkan baru-baru ini sebagai Boston Process
Approach oleh Edith Kaplan dan rekan-rekannya. Pendekatan ini ditandai dengan
adanya evaluasi rinci dari bidang fungsi yang terkait dengan keluhan pasien dan
daerah kerusakan yang diperkirakan, dengan penekanan yang relatif kurang pada
aspek fungsi yang cenderung terganggu.
Pendekatan pengujian hipotesis telah sangat membantu dalam menerangi
peran diferensial dari dua belahan otak, seperti yang dibahas sebelumnya.
Pendekatan ini memiliki keuntungan yaitu secara efisien mengasah dalam bidang
gangguan dan menghasilkan sebuah dekripsi atau penjelasan rinci tentang defisit
dari pengolahan sudut pandang kognitif, tetapi juga memiliki kelemahan yang
berpotensi melewati daerah yang tak terduga dari defisit.
Pendekatan Skrining atau Penyaringan
Pendekatan deretan dan pengujian hipotesis semakin berkumpul dan
bertemu sejak tahun 1990-an dalam bentuk pendekatan penyaringan (skrining).
Perubahan-perubahan dalam praktek klinis didorong oleh faktor-faktor ekonomi
yang membuat kurang praktis untuk mengevaluasi pasien untuk jangka waktu
yang lama, demikian juga dengan standar praktek klinis yang lebih efisien yang
menarik aturan mengenai peluasan instrumen klinis yang baik.
Para neuropsikologis semakin menggunakan evaluasi skrining sebagai
langkah pertama dalam menentukan apakah diagnosis dapat dibuat dengan
29
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
informasi yang kurang atau apakah pengujian tambahan diperlukan untuk
mengidentifikasi masalah yang lebih halus. Oleh karena itu, bahkan para
neuropsikologis yang menekankan pendekatan pengujian hipotesis cenderung
untuk memulai dengan protokol skrining yang secara efisien menilai bidang
utama dari fungsi neuropsikologi. Hal ini dapat diikuti oleh pengujian tambahan
di area tertentu yang mungkin dapat membantu neuropsikolog untuk memahami
secara lebih baik alasan untuk defisit ditunjukkan pada evaluasi skrining.
Teknik Pemeriksaan neuropsikologi
Dekade terakhir ini telah melihat ledakan virtual dalam pertumbuhan tes
dan prosedur untuk evaluasi neuropsikologis yang yang lebih canggih dan
terstandar lebih baik. Sebuah daftar tes dan teknik yang komprehensif berada di
luar lingkup bagian ini, tetapi standar kerja yang memberikan ulasan yang sangat
baik dari teknik saat ini, ditemukan dalam teks-teks oleh Lezak serta Otfried
Spreen dan Esther Strauss. Asnat LaRue juga telah menerbitkan pengamatan rinci
tentang isu-isu terkait penilaian penuaan dan neuropsikologi. Daftar contoh tes
dan teknik neuropsikologi umum disediakan dalam Tabel 7,5-2.
Tabel 7.5-2. Tes Fungsi Neuropsikologis Terpilih
Area Fungsi Komentar
Fungsi intelektual
Skala Inteligens Wechsler
Skala Shipley
Perhatian dan konsentrasi
Rentang Digit
Referensi normative Usia bertingkat;
sesuai untuk orang dewasa umur 89
tahun, usia remaja dan anak-anak.
Pengukuran singkat (20-min)
menggunakan kertas dan pensil dari
pilihan ganda kosakata dan abstraksi
verbal yang terbuka.
Pengukuran auditorik-verbal dari
30
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Rentang Memori visual
Paced auditory Serial Addition Test
Ingatan atau Memori
Skala Memori Wechsler III
California Verbal Learning Test II
Fuld’s Object Memory Test
rentang sederhana perhatian (digit ke
depan) dan manipulasi kognitif
rangkaian digit semakin lama semakin
panjang (digit belakang).
Pengukuran kemampuan visual-spasial
untuk menghasilkan kembali urutan
spasial di depan dan urutan terbalik.
Membutuhkan pelacakan ganda untuk
menambah pasangan digit pada tingkat
yang meningkat; sangat sensitif
terhadap defisit pengolahan simultan
halus, terutama cedera kepala.
Set komprehensif subyek yang
mengukur perhatian dan pengkodean,
pengambilan, dan pengakuan dari
berbagai jenis bahan verbal dan visual
dengan recall segera dan retensi
tertunda; perbandingan usia
dikelompokkan baik normatif untuk
orang dewasa usia 89 tahun dengan
data intelektual untuk perbandingan
langsung.
Pengkodean dokumen, pengakuan, dan
ingatan langsung dan 30 menit; upaya
pemeriksaan strategi pembelajaran yang
mungkin, serta kerentanan terhadap
gangguan semantik dengan bentuk-
bentuk alternatif dan pendek tersedia.
Format pengingat selektif
membutuhkan pasien untuk
31
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Benton Visual Retention Test
Brief visuospatial Memory Test
Bahasa
Pemeriksaan Diagnostik Afasia Boston
Boston Naming Test-Revise
Kefasihan Verbal
Tes Token
mengidentifikasi objek secara taktil,
kemudian menilai konsistensi
pengambilan dan penyimpanan, serta
kemampuan untuk mendapatkan
keuntungan dari isyarat; kelompok
acuan normatif dirancang untuk
digunakan pada orang yang lebih tua.
Menilai memori selama sepuluh desain
geometris setelah eksposur 10-detik;
membutuhkan respon graphomotor.
pendekatan pembelajaran serial
digunakan untuk menilai recall dan
memori pengakuan untuk susunan
enam angka geometris; enam bentuk
alternatif.
penilaian komprehensif dari fungsi
bahasa ekspresif dan reseptif.
Dokumen kata menemukan kesulitan
dalam format konfrontasi visual.
Mengukur kemampuan untuk secara
lancar menghasilkan kata-kata dalam
kategori semantik (misalnya, hewan)
atau kategori fonetik (misalnya, kata-
kata yang dimulai dengan S).
Secara sistematis menilai pemahaman
perintah kompleks menggunakan
standar tanda rangsangan yang
bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan
32
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Visuospasial-konstruksional
Penilaian Orientasi Garis
Pengenalan Wajah
Menggambar Jam
Tes Gambar Kompleks Rey-Osterreith
Motor
Finger menekan
Pegboard Beralur
Kekuatan Pegangan atau Grip
Wisconsin Card Sorting Test
warna.
Kemampuan untuk menilai sudut garis
pada halaman disajikan dalam format
yang cocok dengan sampel.
Menilai pencocokan dan diskriminasi
wajah asing.
Teknik skrining yang berguna secara
sensitif terhadap organisasi dan
perencanaan, serta kemampuan
konstruksi.
Kemampuan untuk menarik dan untuk
mengingat kemudian konfigurasi
geometris yang kompleks; sensitif
terhadap memori visual, serta defisit
eksekutif dalam pengembangan strategi
dan perencanaan.
Mengukur standar kecepatan motor
sederhana; sangat berguna untuk
mendokumentasikan penurunan
bermotor lateralized.
Kemampuan untuk menempatkan pasak
berlekuk cepat di lubang yang
ditempatkan; mengukur ketangkasan
jariserta koordinasi mata-tangan.
Pengukuran standar dari perbedaan
lateralisasi dalam kekuatan.
Mengukur efisiensi pemecahan masalah
33
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Tes Kategori
Tes Membuat Trail (Jalan Kecil)
Deli-Kaplan
Sistem Fungsi Eksekutif
Faktor psikologis
Beck Depression Index
Geriatric Depression Scale
yang sangat sensitif terhadap defisit
eksekutif perseverasi dan gangguan
kemampuan untuk secara fleksibel
menghasilkan strategi alternatif dalam
menanggapi umpan balik.
mengukur kemampuan pemecahan
masalah juga meneliti kemampuan
untuk mendapatkan keuntungan dari
umpan balik sementara fleksibel
menghasilkan strategi respon alternatif;
dianggap sebagai salah satu langkah
yang paling sensitif dari disfungsi otak
umum di Halstead-Reitan Battery.
Membutuhkan integrasi cepat dan
efisien perhatian, pemindaian visual,
dan pengurutan kognitif.
Deretan tindakan yang sensitif terhadap
fungsi eksekutif.
Secara ringkas (5-10 menit) mengukur
laporan diri yang sensitif terhadap
gejala depresi. Terbaik untuk skrining
depresi pada orang dewasa setua akhir
usia menengah, yang dapat diharapkan
untuk terus terang melaporkan gejala.
Tersedia dalam standar (21 item empat
pilihan) atau pendek (13-item) bentuk.
30-item skrining laporan diri untuk
gejala depresi. Format ya-tidak kurang
menuntut kognitif daripada skala
34
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
Minnesota Multiphasic Personality
Inventory-2
Uji Memori berpura-pura sakit
lainnya.
Secara psikoometrik mengembangkan
instrumen laporan diri yang tetap sangat
berguna untuk mendokumentasikan
tingkat kuantitatif dan kualitatif fitur
dari gejala psikologis. Kerugian
meliputi waktu pemberian (567
pertanyaan benar-salah, membutuhkan
sekitar 1-1,5 jam) untuk individu
lemah, dan penekanan pada fitur
patologis untuk orang-orang yang
umumnya sehat secara psikologis.
Keuntungan termasuk skala validitas
yang berkembang dengan baik dan
ketersediaan dari banyak sub-skala-
gejala tertentu yang telah diidentifikasi
selama bertahun-tahun.
Efektif mengidentifikasi orang-orang
yang cenderung membesar-besarkan
gangguan dengan menggunakan
prosedur pengakuan pilihan-paksa
berdasarkan 50 gambar garis dari
benda-benda umum.
Wawancara
Wawancara klinis memberikan kesempatan tunggal terbaik untuk
mengidentifikasi masalah dan pertanyaan pasien. Selain itu wawancara klinis
memunculkan gambaran langsung dari keluhan pasien saat ini dan memberikan
pemahaman tentang konteks riwayat pasien dan keadaan saat ini. Meskipun pasien
biasanya berfungsi sebagai sumber wawancara utama, cukup penting untuk
mencari informasi yang menguatkan untuk laporan pasien dari wawancara dengan
pengasuh atau anggota keluarga dan demikian juga dengan ulasan teliti dan
35
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
menyeluruh dari catatan yang relevan, seperti perawatan medis dan kesehatan
mental, pendidikan, dan pengalaman kerja.
Fungsi intelektual
Penilaian fungsi intelektual berfungsi sebagai landasan pemeriksaan
neuropsikologis. Skala Intelligens Wechsler telah mewakili standar emas
tradisional dalam penilaian intelektual selama bertahun-tahun, berdasarkan
standar normatif yang dikembangkan dengan hati-hati. Ruang lingkup dan
berbagai subyek dimana ringkasan nilai-nilai kecerdasan (IQ) didasarkan juga
menyediakan tolok ukur yang berguna untuk membandingkan kinerja pada tes
lain dari kemampuan khusus.
Revisi terbaru dari alat ini yaitu Wechsler Adult Intelligence Scale-Edisi
Ketiga (WAIS-III), menawarkan keuntungan tambahan dari norma usia yang
sangat diperpanjang (16-89 tahun) dan perbandingan normatif langsung terhadap
kinerja Wechsler Memory Scale III (WMS-III). Secara umum, Wechsler
Intelligence Scale menggunakan satu set luas dari tugas verbal dan visuospatial
kompleks yang secara normatif diringkas sebagai IQ verbal (VIQ), IQ kinerja
(PIQ), dan IQ skala penuh.
Dalam konteks pemeriksaan neuropsikologi, kinerja pasien di seluruh
prosedur memberikan informasi yang berguna mengenai kemampuan lama, serta
fungsinya saat ini. Kebanyakan neuropsikologists mengakui bahwa ringkasan
nilai-nilai IQ hanya menyediakan variasi kasar untuk karakteristik tingkat umum
fungsi individu. Oleh karena itu, biasanya lebih tepat dan bermakna untuk
mengkarakterisasi fungsi intelektual individu dalam hal kisaran fungsi (yaitu,
batas, rata-rata rendah, rata-rata, rata-rata tinggi, dan superior) yang diwakili oleh
nilai IQ daripada nilai spesifik itu sendiri.
Pemeriksaan yang cermat dari kinerja individu di berbagai subyek verbal
dan kinerja sangat penting untuk mengamati pola kekuatan dan kelemahan pasien,
serta derajat dimana karakteristik kinerja ini konsisten dengan sejarah dan kinerja
pada aspek lain dari pemeriksaan neuropsikologis. Estimasi (premorbid)
kemampuan intelektual lama sama pentingnya dengan pengukuran fungsi saat ini
untuk mengukur sejauh mana seorang individu mungkin telah memburuk. Namun,
36
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
mungkin sulit untuk menunjukkan penurunan kognitif halus antara individu-
individu yang masuk dalam ekstrim lain dari spektrum intelektual, dengan
kemampuan premorbid dalam rentang superior atau batas fungsi.
Berkenaan dengan pertanyaan mengenai representasi hemisferik diferensial,
VIQ dan PIQ telah secara historis dilaporkan memiliki hubungan dengan fungsi
otak kiri dan kanan, masing-masing, selama beberapa dekade terakhir. Namun,
pandangan yang lebih baru menunjukkan bahwa, di samping bahasa dan
keterampilan spasial, subyek dari Scales Wechsler Intelligence juga
mencerminkan kontribusi lain, seperti kecepatan dan konsentrasi yang
berkelanjutan.
Oleh karena itu, neuropsikolog yang berpengalaman tidak hanya
mengasumsikan bahwa perbedaan antara VIQ dan PIQ merupakan akibat
kerusakan hemisfer unilateral. Petunjuk penting untuk sifat dari masalah yang
berkontribusi sering dapat diperoleh dengan mempertimbangkan pola kinerja
seluruh aspek lain dari pemeriksaan dan dengan hati-hati menganalisis jenis
kesalahan yang diamati akan terjadi. Sebagai contohnya, mempertimbangkan
fakta bahwa selain tuntutan visuospasial, subyek PIQ (misalnya, blok desain dan
pengaturan gambar) cenderung mengatur waktunya dan secara relatif lebih
tergantung pada kemampuan dalam memecahkan masalah baru dari yang
dibutuhkan dalam subyek verbal.
Jelas kemudian, PIQ lebih rendah dibandingkan dengan VIQ yang relatif
lebih tinggi, dapat mencerminkan defisit pemecahan masalah eksekutif yang lebih
umum atau perlambatan umum, mungkin kaitannya dengan depresi atau salah satu
dari sejumlah sindrom neurologis dengan gejala motorik (misalnya, penyakit
Parkinson dan MS). Akhirnya, analisis kualitatif dari pola kinerja pada WAIS-III
selanjutnya difasilitasi oleh pengenalan empat skor ringkasan tambahan, label
indeks pemahaman verbal (VCI), indeks organisasi persepsi (POI), indeks memori
kerja (WMI), dan indeks kecepatan pemrosesan (PSI).
Perhatian
Perhatian mendasari kinerja di hampir semua daerah lain yang berfungsi
dan harus selalu dianggap sebagai kontributor berpotensi untuk gangguan kinerja
37
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
pada setiap tes yang membutuhkan kewaspadaan atau integrasi informasi yang
cepat. Tindakan perhatian dan konsentrasi secara tradisional telah dimasukkan
dalam Wechsler Intelligence dan Wechsler Memory Scale untuk menilai orientasi
dan kebebasan dari distraktibilitas. Prosedur ini juga memberikan dasar yang
berguna untuk melihat kemampuan awal individu untuk memahami, untuk
memproses informasi, dan sebaliknya untuk terlibat dalam proses penilaian.
Rentang digit membutuhkan pasien untuk mengulang string digit yang
semakin lebih panjang sebagai cara kemampuan untuk memproses dan menilai
informasi relatif sederhana, sedangkan rentang digit belakang mencerminkan
pengolahan simultan yang lebih kompleks dan tuntutan manipulasi kognitif.
Kontrol subtest jiwa termasuk langkah-langkah yang membutuhkan penambahan
serial dan pembacaan urutan otomatis atau belajar berlebihan dari angka atau
huruf. Teknik khusus yang lebih menuntut juga telah dikembangkan dan yang
sangat sensitif terhadap defisit halus dalam pengolahan simultan yang cepat.
Misalnya, Dorothy Gronwall’s Paced Auditory Serial Addtion Test (PASAT)
memerlukan pasien untuk secara berturut-turut berhasil menjumlah pasangan
nomor pada tingkat yang semakin cepat dari presentasi, menambahkan setiap digit
baru ke digit sebelumnya dengan segera. Prosedur lain untuk menilai perhatian
dan konsentrasi berkelanjutan dapat ditemukan dalam bentuk pengukuran pensil-
dan-kertas digit, surat, atau simbol pembatalan dan berbagai versi tindakan
pengukuran yang dibantu komputer mengenai perhatian dan kewaspadaan.
Ingatan
Keluhan masalah memori merupakan salah satu alasan yang paling umum
untuk rujukan ke neuropsikologi. Seperti dijelaskan sebelumnya, neuropsikolog
menggunakan pendekatan pengolahan informasi untuk menilai masalah memori
yang mungkin melibatkan kesulitan dengan pengkodean (encoding), pengambilan,
atau penyimpanan informasi baru. WMS-III adalah revisi terbaru dari deretan
subyek yang banyak digunakan yang menggunakan beberapa langkah dari
perhatian, memori, dan kemampuan belajar yang baru. Versi asli, yang
dikembangkan oleh David Wechsler pada 1945, diadaptasi pada 1970-an oleh
Elbert Russell untuk menyertakan perbandingan ingatan segera dan tertunda dan
38
Fitrianti Tapparan 13014101062
25 Mei 2015- 21 Juni 2015
dilengkapi dengan pengembangan norma usia yang lebih tua dari beberapa
laboratorium.
Sebuah versi revisi dari baterai diterbitkan pada tahun 1987, yang
mengformalisasikan modifikasi ini dan menambahkan lima indeks ringkasan,
terdiri dari memori verbal dan visual, memori umum, perhatian dan konsentrasi,
dan memori tertunda. Versi saat ini, yang diterbitkan pada tahun 1997,
menawarkan keuntungan tambahan dengan memperluas perbandingan normatif
untuk 89 tahun, menambahkan prosedur untuk penilaian standar pengakuan atau
pengenalan (untuk menentukan apakah gangguan kinerja ingantan (recall ) adalah
karena gangguan pengambilan atau penyimpanan) dan menghubungkan
perbandingan normatif untuk pertunjukan pada WAIS-III.
Banyak dokter memilih untuk tidak mengelola seluruh Skala Memori
Wechsler dan sebagai gantinya menggunakan prosedur tertentu data normative
yang terstandarisasi telah tersedia. Untuk penilaian dasar dari pengkodean
(encoding) memori dan daya ingat, memori logis menilai kemampuan individu
untuk mengingat dua cerita narasi yang berbeda segera setelah presentasi dan
kemudian lagi setelah 30 menit interval penundaan. Perbedaan antara jumlah
materi yang diingat kembali (recall) dengan segera dan setelah penundaan
merupakan pengukuran yang sensitif dari retensi memori. Reproduksi visual
membutuhkan ingatan (recall) segera dan tertunda mendesain geometris yang
semakin kompleks, yang masing-masing disajikan selama 10 detik sebelum
digambarkan oleh pasien. Retensi materi setelah 30 menit interval penundaan
yang sama dapat diukur terhadap data normatif standar. WMS-III juga termasuk
WMI, yang mungkin berguna untuk lebih lanjut membedakan gangguan memori
akibat adanya masalah pada pengkodean terhadap retensi.
39