transforming growth factor beta

4
Transforming Growth Factor beta (TGF-) Transforming Growth Factor beta (TGF-) adalah protein yang mengendalikan proliferasi, diferensiasi selular, dan fungsi lain di sebagian besar sel. TGF- memainkan peran dalam sistem kekebalan, kanker, penyakit jantung, diabetes, dan sindrom Marfan.TGF- bertindak sebagai antiproliferative normal faktor dalam sel-sel epitel dan pada tahapawal onkogenesis.Dalam kaitannya dengan kesehatan gigi, Transforming Growth Factor beta (TGF-)merupakan salah satu faktor pertumbuhan yang secara ketat mengatur rangkaian peristiwamolekuler maupun seluler pada pembentukan dentin tersier. Dentin tersier adalah dentin yangterbentuk pada proses patologis yang diklasifikasikan menjadi dentin reaksioner dan dentinreparatif. Peranan TGF- dalam pembentukan dentin reaksioner adalah mempengaruhiterbentuknya komponen matriks ekstraseluler termasuk kolagen pada dentin. Disolusi jaringan gigi seperti pada lesi karies menyebabkan sekresi TGF-s oleh sel-sel odontoblasyang mengawali aktivitasnya dalam mensintesis matriks dentin. TGF-1 berdifusi ke dalamtubuli dentalis menuju daerah tanduk pulpa serta berfungsi untuk menginduksi matriksdentin. TGF-1 juga menstimuli pembentukan komponen matriks dentin yang lain yaitudentin sialoprotein (DSP), proteoglycan dectorin dan byglican. TGF-2 diduga menstimulidiferensiasi odontoblas pada proses pematangan dentin untuk meningkatkan laju aposisimineral. TGF-3 menstimulasi odontoblas secara in vitro untuk deposisi predentin danmenstimulasi diferensiasi sel-sel pulpa. Pembentukan dentin reparatif jauh lebih kompleksdibandingkan dengan pembentukan dentin reaksioner karena adanya keterlibatan progenitor sel yang bermigrasi dan mengalami diferensiasi untuk membentuk odontoblast-like cell yangmensintesis dentin reparatif.TGF- bersama-sama dengan Bone Morphogenetic Protein (BMPs), FibroblastGrowth Factor (FGFs), dan Insulin Growth Factor (IGF) membentuk TGF- Superfamily, yang dengan reseptor permukaan selnya berperan dalam pengaturan perkembangan gigi dan perbaikan kerusakan yang terjadi pada gigi. TGF- Superfamily merupakan kelompok faktor pertumbuhan yang mempunyai aktivitas dalam meregulasi pertumbuhan sel, diferensiasi,induksi embrional, dan morfogenesis pada sel-sel dan jaringan-jaringan. TGF- Superfamilydibagi menjadi beberapa subdivisi yaitu TGF- subfamily: 1, 2, 3, dan s; activinsubfamily, BMP family, dan divergent genes. TGF-1, 2, 3 merupakan faktor pertumbuhanyang berperan penting pada rangkaian proses pembentukan dentin tersier dengan caramenstimuli diferensiasi sel-sel odontoblas dan odontoblast-like cell dan pembentukankomponen matriks dentin organik maupun anorganik setelah terjadinya jejas.Kelompok TGF- berperan penting dalam perkembangan dan perbaikan gigi. Padaawal perkemnbangan gigi, TGF- kemungkinan disekresikan oleh sel-sel epitel untuk menginduksi

Upload: rina-kartika

Post on 25-Jul-2015

95 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transforming Growth Factor Beta

Transforming Growth Factor beta (TGF- )Transforming Growth Factor beta (TGF- ) adalah protein yang mengendalikan  proliferasi, diferensiasi selular, dan fungsi lain di sebagian besar sel. TGF- memainkan  peran dalam sistem kekebalan, kanker, penyakit jantung, diabetes, dan sindrom Marfan.TGF- bertindak sebagai antiproliferative normal faktor dalam sel-sel epitel dan pada tahapawal onkogenesis.Dalam kaitannya dengan kesehatan gigi, Transforming Growth Factor beta (TGF- )merupakan salah satu faktor pertumbuhan yang secara ketat mengatur rangkaian peristiwamolekuler maupun seluler pada pembentukan dentin tersier. Dentin tersier adalah dentin yangterbentuk pada proses patologis yang diklasifikasikan menjadi dentin reaksioner dan dentinreparatif. Peranan TGF- dalam pembentukan dentin reaksioner adalah mempengaruhiterbentuknya komponen matriks ekstraseluler termasuk kolagen pada dentin. Disolusi jaringan gigi seperti pada lesi karies menyebabkan sekresi TGF- s oleh sel-sel odontoblasyang mengawali aktivitasnya dalam mensintesis matriks dentin. TGF- 1 berdifusi ke dalamtubuli dentalis menuju daerah tanduk pulpa serta berfungsi untuk menginduksi matriksdentin. TGF- 1 juga menstimuli pembentukan komponen matriks dentin yang lain yaitudentin sialoprotein (DSP), proteoglycan dectorin dan byglican. TGF- 2 diduga menstimulidiferensiasi odontoblas pada proses pematangan dentin untuk meningkatkan laju aposisimineral. TGF- 3 menstimulasi odontoblas secara in vitro untuk deposisi predentin danmenstimulasi diferensiasi sel-sel pulpa. Pembentukan dentin reparatif jauh lebih kompleksdibandingkan dengan pembentukan dentin reaksioner karena adanya keterlibatan progenitor sel yang bermigrasi dan mengalami diferensiasi untuk membentuk odontoblast-like cell yangmensintesis dentin reparatif.TGF- bersama-sama dengan Bone Morphogenetic Protein (BMPs), FibroblastGrowth Factor (FGFs), dan Insulin Growth Factor (IGF) membentuk TGF- Superfamily,yang dengan reseptor permukaan selnya berperan dalam pengaturan perkembangan gigi dan perbaikan kerusakan yang terjadi pada gigi. TGF- Superfamily merupakan kelompok faktor   pertumbuhan yang mempunyai aktivitas dalam meregulasi pertumbuhan sel, diferensiasi,induksi embrional, dan morfogenesis pada sel-sel dan jaringan-jaringan. TGF- Superfamilydibagi menjadi beberapa subdivisi yaitu TGF- subfamily:  1,   2,   3,  dan  s;  activinsubfamily, BMP family, dan divergent genes. TGF- 1,   2, 3 merupakan faktor  pertumbuhanyang berperan penting pada rangkaian proses pembentukan dentin tersier dengan caramenstimuli diferensiasi sel-sel odontoblas dan odontoblast-like cell dan pembentukankomponen matriks dentin organik maupun anorganik setelah terjadinya jejas.Kelompok TGF- berperan penting dalam perkembangan dan perbaikan gigi. Padaawal perkemnbangan gigi, TGF- kemungkinan disekresikan oleh sel-sel epitel untuk menginduksi diferensiasi sel mesenkim. Pada gigi yang sudah dewasa TGF- diekspresikanoleh odontoblas yang akan mengawali terbentuknya matriks dentin. TGF- dapat dilepaskanselama proses demineralisasi jaringan dan berperan sebagai faktor stimuli pada regenerasi jaringan gigi.Pulpa dan dentin dapat mengalami jejas akibat adanya karies gigi, prosedur restoratif maupun trauma. Selama terjadinya jejas ini, odontoblas akan terlokalisir pada daerah yangmengalami kerusakan dan menaikkan regulasi aktivitas sekresi dentin. Jejas yang lebih parahdapat mengakibatkan kematian sel odontoblas. Sel-sel ini akan digantikan oleh odontoblast-like cells, yang berdiferensiasi dari sel progenitor pulpa dan mensekresi matriks dentin. TGF- yang terdapat dalam matriks dentin menyediakan sumber endogen dari cell signallingmolecules untuk menstimuli dentinogenesis reaksioner maupun reparatif setelah terjadi jejas pada gigi.

Dentin BridgeDentin bridge adalah deposit dentin reparatif atau zat kalsifikasi lain yang terberntuk melewati jaringan pulpa gigi yang terbuka. Secara histologis area dentin bridge dinyatakansebagai area dentin tersier yang dibentuk oleh odontoblast-like cell pada daerah-daerahdengan jaringan pulpa terbuka. Dentin bridge terbentuk secara langsung sebagai perlawananterhadap daerah nekrotik. Ketika sel bermigrasi ke daerah nekrotik, diferensiasi odontoblast-like cell dimulai dan terjadi pembentukan dentin bridge reparatif yang termineralisasi.Pembentukan dentin bridge timbul setelah kematian odontoblast dimana pada area tersebutterjadi diferensiasi odontoblast-like cell dari sel-sel pregenitor. Kepadatan sel odontoblastmenjadi faktor yang paling mempengaruhi pembentukan dentin bridge, dimana faktor ini juga bergantung pada beberapa faktor sebelum dan sesudah tindakan terapi, antara lain kondisi pulpa, pencegahan infeksi bakteri, dan luas area pulpa yang terbuka. Pulpa gigi terlibat dalam pembentukan dentin reparatif dan dentin bridge dalam kaitannya terhadap berbagai

Page 2: Transforming Growth Factor Beta

macamrangsangan dari luar. Beberapa studi morfologi telah menyatakan bahwa pulpa gigi mampumembentuk jaringan keras.Kerusakan yang besar atau kerusakan dengan intensitas yang berkelanjutan pada gigi,dapat menyebabkan kematian odontoblast. Namun jika kondisi menguntungkan, dapat terjadidiferensiasi odontoblast-like cell dari sel-sel progenitor didalam pulpa dan menghasilkanmatrik dentin reparatif. Pada kasus cedera dengan pulpa terbuka, pembentukan dentinreparatif dapat berkembang menjadi pembentukan dentin bridge. Kerusakan ini dapatditangani melalui teknik pulp capping dengan bahan calcium hydroxide atau menggunakanMTA (mineral trioxide aggregate). Keberhasilan terapi pulp capping memiliki peranan penting dalam mempertahankan fungsi gigi. Penggunaan bahan pengganti yang efektif memungkinkan terbentuknya kembali dentin bridge dan mencegah masuknya bakteri. Molekul-molekul matrik ekstraseluler (ECM) menginduksi pembentukan dentin bridge dan juga menginduksi area mineralisasi yang luas pada atap pulpa. Molekul-molekulECM juga merangsang penutupan total pulpa pada saluran akar. Pada intinya, beberapamolekul ECM yang ditemukan pada dentin memiliki potensi dalam terapi gigi sebagai agen bioaktif perbaikan pulpa. Kegagalan pembentukan dentin bridge dapat mempengaruhi penyembuhan pulpa. Selain itu proses penyembuhan pulpa juga dapat terganggu karenaketidaksempurnaan pembentukan dentin bridge yang berdampak masuknya bakteri ke dalam jaringan pulpa yang kemudian mempengaruhi proses penyembuhan dan pengobatan pulpa.Pembentukan dentin bridge yang sempurna merupakan prasyarat bagi keberhasilan jangka panjang terapi pulp capping untuk mempertahankan jaringan pulpa gigi. Transplantasiturunan sel pulpa gigi dapat bertahan hidup dan meregenerasi struktur dentin bridge pada pulpa gigi yang terbuka. Proses ini menjadi penting dalam pengembangan terapi pulp cappingdi masa depan. Percobaan induksi pembentukan dentin reaksioner dan reparatif serta pembentukan dentin bridge dengan faktor pertumbuhan menjadi pendekatan teraupetik barudalam perbaikan kerusakan jaringan gigi.

PULPA POLIP Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas pada pulpa muda. Gangguan ini ditandai oleh perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epitelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama.

Secara histopatalogis, permukaan polip pulpa ditutup epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi decidui lebih mungkin tertutup oleh epitelium skuamus yang bertingkat-tingkat atau berstrata daripada polip pulpa pada gigi permanen. Epitelium semacam  itu dapat berasal dari gingiva atau sel epitel mukosa atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan di dalam kamar pulpa sering berubah menjadi jaringan granulasi, yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskular, muda dan berisi neutrofil polimorfonuklear, limfosit dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epitel.

Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan penyebabnya. Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang terbuka, pulpa muda yang resisten dan stimulus tingkat rendah yang kronis. Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bakterial sering mengadakan stimulus.

Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala kecuali selama mastikasi apabila tekanan bolus makanan menyebabkan rasa yang tidak menyenangkan.

Usaha perawatan harus ditujukan pembuangan jaringan polipoid diikuti oleh ekstirpasi pulpa, asalkan gigi dapat direstorasi. Jika massa pulpa hiperplastik telah diambil dengan kuret periodontal atau ekskavator sendok, perdarahan dapat dikendalikan dengan tekanan kemudian jaringan yang terdapat pada kamar pulpa diambil seluruhnya dan suatu dresing formokresol ditumpatkan berkontak dengan jaringan pulpa radikular.